Program Kampus Mengajar: Upaya Pemerataan Pendidikan di Wilayah 3T pada Masa Pandemi Covid-19

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Urip Nurdiana, 2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pacitan. Pemilihan lokasi penelitian ini karena SMAN 1 Ngadirojo. berbagai prestasi yang diraih oleh siswa dan guru.

BAB III METODE PENELITIAN

PANDUAN. Hibah Pertukaran Mahasiswa PGSD melalui SPADA Indonesia. Direktorat Pembelajaran Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan

BAB III METODE PENELITIAN. Bandarlampung sebagai tempat penelitian ini karena sekolah ini merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan kebutuhan seseorang, yaitu untuk mengekspresikan diri, untuk

BAB III METODE PENELITIAN

Hibah Pengembangan e-learning Universitas Gadjah Mada Pusat Inovasi dan Kajian Akademik (PIKA) Universitas Gadjah Mada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode studi kasus dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Pada penelitian ini,

SMP NEGERI 2 PARANGGUPITO

Naskah Publikasi Ilmiah. Oleh : KHOIROTUN NISA A

Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin, Ed. IV, 2002, hlm. 13

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati

BAB III METODE PENELITIAN. diungkap untuk dapat bermanfaat bagi manusia (Aan Komariah, 2011:22).

BAB III METODE PENELITIAN

Kebijakan Nasional Pendidikan Tinggi Indonesia Menghadapi Revolusi Industri 4.0 Prof. Mohamad Nasir

BAB III METODE PENELITIAN

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL PERGURUAN TINGGI NEGERI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data dan menganalisis data yang diperlukan dalam penelitian.

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X DI SMAN 2 BUNGO. Irma Suryani, Aripudin dan Zulena Fertika

Rizmada Azzahra 1) 1) Universitas Khairun, Ternate, Maluku Utara, Indonesia. 1) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Peran dari pendidikan tersebut adalah sebagai sarana dalam. meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

Instrumen Penilaian Usulan Pembukaan Program Studi Pendidikan Jarak Jauh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

KILAS BALIK DUNIA PENDIDIKAN DI INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi

BAB III METODE PENELITIAN. No 95 Pesawahan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau l isan dari orang-orang dan perilaku yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. menggunakan metode atau cara yang benar dalam penelitian tersebut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. prosedur analisis data dan metode verifikasi data.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah praktik Murabahah yang ditujukan untuk

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III METODE PENELITIAN. dari sudut atau perspektif partisipasipan. Partisipasipan adalah orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu motto pondok pesantren Al-Basyariyah adalah Mau memimpin

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengenai pelaksanaan pemberian kredit kendaraan bermotor roda empat serta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (sumber: bps.go.id)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bermaksud memperoleh gambaran tentang Implementasi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Mulyana, 2002: 145) merupakan proses, prinsip, dan prosedur yang kita

BAB III METODE PENELITIAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 119 TAHUN 2014 TENTANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

BIPA Pendukung Internasionalisasi Bahasa Indonesia

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Syariah. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Moleong (2001 ; 112 ) mengatakan bahwa sumber data utama dalam penelitian

1. Melakukan pendekatan terhadap peluang pendanaan dari donatur potensial. 2. Menyerahkan proposal pendanaan. 3. Memenuhi persyaratan kontrak

48 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm. 61.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena, gejala, fakta, atau informasi sosial. Menurut Bogdan dan Taylor yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif karena dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang mendeskripsikan tentang

BAB III METODE PENELITIAN

Transformasi Pendidikan Menghadapi Abad 21 Melalui Penguatan Peran Budaya Sekolah Paparan Staf Ahli Mendikbud Bidang Inovasi dan Daya Saing

BAB I PENDAHULUAN. berbudi pekerti luhur yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pada bab ini dijelaskan mengenai metode yang digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

sekolah secara keseluruhan selama satu tahun.

BAB III METODE PENELITIAN

Pembelajaran Daring Indonesia Terbuka dan Terpadu (PDITT)

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong,

ANALISIS PELAKSANAAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR MENGACU STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DI WILAYAH PESISIR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS IV SDN 1 BALE DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB

BAB III METODE PENELITIAN

Saifuddin, Op. Cit., hlm. 5.

Transkripsi:

Program Kampus Mengajar: Upaya Pemerataan Pendidikan di Wilayah 3T pada Masa Pandemi Covid-19 Imroatus Sholehah 1*, Asisda Wahyu Asri Putradi, M.Hum. 1 1 Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia *Penulis Korespondensi: email : imroats8@gmail.com Abstrak Penelitian ini membahas tentang program Kampus Mengajar sebagai upaya pemerataan pendidikan di wilayah 3T pada masa pandemi Covid-19, sebuah kebijakan yang dikeluarkan oleh Kemdikbud. Pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan adalah hak warga negara yang harus dipenuhi oleh pemerintah yang termasuk dalam TPB/SDGs. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan penulis sebagai instrumen utama. Penelitian dilakukan untuk merincikan bagaimana program Kampus Merdeka Kemdikbud yakni Kampus Mengajar berperan dalam TPB/SDGs pada masa pandemi Covid-19. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi berupa tulisan yang diperoleh dari media digital, situs web resmi pemerintah, dan laporan peserta program Kampus Mengajar. Analisis data dilakukan dengan tiga prosedur yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Permasalahan pendidikan 3T adalah akses internet dan kepemilikan gawai, sehingga keterlibatan mahasiswa tidak membawa pengaruh besar terhadap pendidikan selama masa pandemi Covid-19. Mahasiswa mampu membawa perubahan dari segi sosial, tetapi dari segi pendidikan perlu dipertanyakan lebih lanjut. Berdasarkan pengamatan, disimpulkan bahwa Kampus Mengajar belum berjalan efektif sebagai sebuah upaya pemerataan pendidikan di wilayah 3T, sehingga perlu diadakan evaluasi dan peninjauan kembali efektivitas program ini sebab belum adanya data yang menunjukkan peningkatan kualitas pendidikan di wilayah 3T setelah terlaksananya program Kampus Mengajar. Kata kunci: Program Kampus Mengajar; Pemerataan Pendidikan; Pandemi Covid-19. PENDAHULUAN Setelah Presiden Indonesia Ir. H. Joko Widodo mengonfirmasi kasus positif Covid-19 pertama di Indonesia, masyarakat hidup berdampingan dengan virus dan regulasi. Kini, aktivitas harian beralih dan berpusat pada digitalisasi yang menuntut kecakapan dalam bidang teknologi. Salah satu contohnya yakni pemberlakuan sistem Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) di seluruh sekolah dan universitas. Pemberlakuan sistem ini bertujuan untuk mengurangi kontak langsung demi meminimalisasi penyebaran Covid- 19. Di balik urgensi dari pemberlakuan PJJ, menariknya sejumlah media Indonesia menyorot sisi lain yang menyadarkan bahwasanya tidak semua siswa mampu dan mudah dalam mengikuti KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Oleh karena itu, Kemdikbud sebagai pemegang kebijakan yang mengatur jalannya sistem pendidikan di Indonesia perlu melakukan evaluasi dan upaya mengatasi permasalahan siswa dan guru saat melaksanakan PJJ. Permasalahan pendidikan telah ada sejak lama, salah satunya yakni kesenjangan. Kesenjangan pendidikan terlihat pada sarana prasarana dan sumber daya tenaga 37

pendidik (Nasution, 2016). Permasalahan tidak meratanya pendidikan di Indonesia ini dikonfirmasi langsung oleh Mendikbud RI Muhadjir Effendey yang kala itu membuat program percepatan pemerataan pendidikan dan peningkatan akses pendidikan (Pengelola Web Kemdikbud, 2017). Pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan menjadi perhatian pemerintah karena termasuk hak asasi yang perlu dipenuhi sebagaimana bunyi Pasal 31 ayat (1) UUD 1945, bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan (Nasution, 2016). Hal ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs), sebuah gerakan skala internasional yang berisikan 17 tujuan dan 169 target. TPB/SDGs dirancang dalam rangka usaha pemerataan dan peningkatan pembangunan di sektor sosial, ekonomi, lingkungan, serta hukum dan tata kelola (Bappenas, 2021). Penelitian ini dilakukan untuk merincikan bagaimana program Kampus Merdeka Kemdikbud yakni Kampus Mengajar berperan dalam TPB/SDGs pada masa pandemi Covid-19. Penulis akan melihat bagaimana Kampus Mengajar mampu mengatasi permasalahan pendidikan di wilayah 3T. Permasalahan yang ada diambil dari artikel berita yang dirilis oleh media digital sebagai salah satu pendukung dalam pelaksanaan pencapaian TPB/SDGs. Adapun media yang menjadi sumber data yaitu Kompas dan Tribunnews, media digital nomor satu dan dua pada kategori News and Media Indonesia berdasarkan data dari Similarweb. Data akan diinterpretasikan menggunakan metode deskriptif kualitatif dari hasil pengumpulan berita yang relevan dan ditautkan dengan tujuan penyelenggaraan serta laporan kegiatan. Penelitian mengenai permasalahan pendidikan telah ditulis oleh Efrizal Nasution dengan judul Problematika Pendidikan di Indonesia pada tahun 2016 dalam Jurnal Mediasi. Penelitian tersebut merincikan masalah yang terjadi disebabkan oleh dimensi kepemimpinan dan kesenjangan pendidikan. Selain itu, terdapat juga penelitian berjudul Perluasan dan Pemerataan Akses Kependidikan Daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) yang ditulis oleh Ahmad Syafii dalam Dirasat: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Islam. Meskipun penelitian mengenai pendidikan di daerah 3T sudah pernah dilakukan, pada penelitian kali ini, penulis melakukannya pada kurun waktu berbeda yaitu masa pandemi Covid-19. A. Material dan Instrumen METODE Metode yang digunakan ialah deskriptif kualitatif atau yang dikenal dengan metode human instrument, di mana data yang terkumpul bersifat subjektif dan instrumen utama sebagai alat pengumpul data adalah penulis sendiri (Sugiyono, 2018). Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi, yakni catatan peristiwa berupa tulisan, gambar, dan karya dengan nilai historis. Pada penelitian ini, data berupa tulisan yang diperoleh dari media digital Kompas dan Tribunnews, situs web resmi Kemdikbud, dan laporan peserta program Kampus Mengajar. B. Prosedur 38

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Taylor dan Bogdan (1984) mendeskripsikan data kualitatif sebagai data berbentuk deskriptif berupa katakata lisan atau tulisan tentang tingkah laku manusia yang dapat diamati. Menurut Miles dan Huberman (1992), dalam menganalisis data kualitatif terdapat tiga prosedur yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Reduksi data meliputi (1) meringkas data, (2) mengkode, (3) menelusur tema, dan (4) membuat gugus-gugus. Selanjutnya penyajian data dilakukan dengan teks naratif (Agusta, 2014). Adapun data yang akan dianalisis diperoleh dari pencarian di situs web Kompas dan Tribunnews yang membahas sulitnya siswa di wilayah 3T mengikuti PJJ, kemudian artikel dari situs web resmi Kemdikbud, dan laporan peserta program Kampus Mengajar yang ada di Google Scholar. HASIL DAN PEMBAHASAN Kampus Merdeka adalah program yang disusun oleh Mendikbud RI, Nadiem Makarim dalam kebijakan Merdeka Belajar. Program ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan lulusan pendidikan tinggi. Pelaksanaan program Kampus Merdeka berlandaskan pada sembilan dasar hukum antara lain UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, dan UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa (Kemdikbud, 2021). Kampus Merdeka dirancang agar mahasiswa berpengalaman, mampu berinovasi, serta mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu program Kampus Merdeka adalah Kampus Mengajar yang akan dibahas pada penelitian ini sebagai upaya pemerataan pendidikan di wilayah 3T pada masa pandemi Covid-19. Berdasarkan hasil temuan pada artikel berita di media Kompas dan Tribunnews, penulis telah merangkum empat permasalahan yang banyak dilaporkan yaitu: (1) kendala jaringan internet di wilayah 3T, (2) guru masih ada yang belum mampu mengoperasikan perangkat teknologi, (3) kualitas pendidikan yang menurun, dan (4) metode KBM masa PJJ yang belum sesuai dan memberatkan siswa. Dari keempat permasalah tersebut, kendala jaringan internet menjadi topik yang paling banyak ditemukan. Adapun kendala jaringan ini terjadi di wilayah 3T. Permasalahan ini digambarkan dalam artikel dari Kompas yang berjudul Sulit Sinyal, Siswa di Gunungkidul Rela Naik Turun Gunung untuk Kerjakan Tugas, Begini Kondisinya dan artikel dari Tribunnews Siswa di Sumut Panjat Pohon Agar Dapat Sinyal HP untuk Belajar Online, Jalan Kaki 2 Km dari Rumah. Permasalahan kedua yaitu masih adanya guru yang belum mampu mengoperasikan perangkat teknologi. Berlakunya sistem PJJ menuntut guru untuk dapat mengajar dengan perangkat teknologi sebab KBM dilakukan melalui media daring. Jika guru belum mampu mengoperasikan perangkat teknologi, bagaimana KBM dapat berjalan sesuai dengan rancangan pembelajaran? Mengingat, sistem PJJ ini memanfaatkan fitur pertemuan daring seperti Google Meet, Zoom Meeting, dan Cisco Webex Meetings. Oleh karena jaringan internet yang sulit dan guru yang belum mumpuni dalam menggunakan perangkat teknologi, hal ini menimbulkan permasalahan lainnya yaitu menurunnya kualitas pendidikan. Proses KBM tidak lagi dapat berjalan dengan normal, sehingga transfer ilmu tidak lagi maksimal. Penurunan yang terjadi juga 39

ditimbulkan oleh metode pembelajaran yang belum sesuai dan dirasa menyulitkan siswa. Permasalahan ini tidak dapat diremehkan, karena telah memakan korban jiwa yaitu seorang siswa di Manuju. Kasat Reskrim Polres Gowa, AKP Jufri Natsir mengatakan, "Penyebab korban bunuh diri akibat depresi dengan banyaknya tugas tugas daring dari sekolahnya dimana korban sering mengeluh kepada rekan rekan sekolahnya atas sulitnya akses internet di kediamannya yang menyebabkan tugas-tugas daringnya menumpuk" (Haq, 2020). Oleh karena banyaknya kasus siswa bunuh diri akibat stres PJJ, pemerintah memiliki kewenangan untuk mengatasi permasalahan pendidikan yang timbul akibat diberlakukannya KBM sistem daring. Salah satu program Kemdikbud yakni Kampus Mengajar, digadang-gadang menjadi upaya dalam pemerataan pendidikan di wilayah 3T. Dalam program Kampus Mengajar, mahasiswa bertugas di sekolah dasar yang dikategorikan ke dalam wilayah 3T di dekat tempat tinggalnya. Adapun sekolah tersebut berakreditasi C, sehingga memerlukan kontribusi mahasiswa dalam proses KBM, administrasi, dan adaptasi teknologi (Hamzah, 2021). Permasalahan pendidikan selama pandemi Covid-19 tidak hanya dialami oleh Indonesia, namun juga negara lainnya. Seperti di Malaysia, akses internet tiap wilayah berbeda. Daerah terpencil seperti Pahang, Kelantan, Sabah, dan Sarawak tidak memiliki akses internet yang baik karena rendahnya pemahaman teknologi, gaya hidup, dan lokasi yang sulit dilalui. Dengan hadirnya permasalahan ini, pemerintah Malaysia mengatasinya dengan menayangkan televisi harian yang dapat diakses secara gratis setiap harinya bernama Kelas@Rumah (Ating, 2020). Selain Malaysia, negara tetangga yang juga mengalami hal serupa adalah Australia. Untuk mengatasi permasalahan yang ada, Australian Institute for Teaching and School Leadership (AITSL) menyediakan berbagai sumber daya bagi pendidik untuk mendukung guru pindah ke platform digital, termasuk panduan bukti praktik terbaik untuk guru yang menggunakan pembelajaran daring, serta saran untuk orang tua dan pengasuh (Department of Education, Skills and Employment, 2020). Nadiem Makarim mengakui bahwasanya efektivitas PJJ di Indonesia secara umum telah menurun diakibatkan oleh buruknya koneksi internet, tidak meratanya alat pendukung, kejenuhan siswa, dan permasalahan psikologis akibat kekerasan (Aditya, 2021). Pada daerah 3T yang faktanya telah lama merasakan tidak meratanya akses pendidikan, selama pandemi ini merasakan dampak lebih buruk dibanding daerah urban seperti yang telah penulis rincikan. Pemerintah pusat sebagai penanggung jawab kualitas pendidikan wilayah 3T yang mana pada kasus ini adalah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, mencoba meminimalisasi permasalahan yang ada melalui program Kampus Mengajar. Pengamat Pendidikan, Indra Charismiadji menilai seharusnya pembelajaran daring memadukan metode asinkronus dan sinkronus (Fahlevi, 2021). PJJ yang masih berjalan hingga kini, didominasi oleh metode sinkronus menggunakan media pertemuan daring, sedangkan metode asinkronus yang dimaksud adalah sistem pembelajaran lebih fleksibel dengan media yang dapat diakses kapan pun. Pada awal PJJ diadakan, memang permasalahan utama pendidikan di wilayah 3T adalah terkait konektivitas internet. Kendala jaringan adalah hal kompleks sebab 40

membutuhkan teknologi canggih dan penyedia layanan yang turut membantu mengatasinya. Seperti yang diketahui pula, meskipun wilayah urban mendapat konektivitas internet yang terbilang baik, tetapi masih sering kali berkendala. Terkait pemerataan akses internet ini akan memakan waktu cukup lama untuk mengatasinya. Di wilayah 3T, hal ini disiasati dengan metode belajar campuran, door to door dan belajar di sekolah seperti biasa dengan memperhitungkan resiko yang ada. Dalam program Kampus Mengajar, peserta membantu guru dalam menjalankan sistem mengajar door to door. Sistem door to door dilakukan agar memaksimalkan target pembelajaran meskipun tiap anak akan mendapatkan waktu sebentar. Setelah Kampus Mengajar gelombang pertama selesai diadakan, permasalahan yang ada semakin rumit karena ditemukan rendahnya pemahaman siswa dan guru dalam menggunakan perangkat gawai. Hal ini diungkapkan Ristiana dalam berita media Kompas, sehingga mahasiswa peserta Kampus Mengajar berperan dalam membantu proses belajar mengajar yang lebih berpusat pada peningkatan numerasi dan literasi siswa serta adaptasi teknologi pembelajaran. Selain itu, ditemukan pula permasalahan yang dirasakan oleh peserta seperti yang diungkapkan Ristiana, adanya kendala komunikasi antara peserta dengan guru. Hal ini menyebabkan kegiatan yang diadakan berbenturan dengan jadwal KBM. Ristiana juga mengakui, sulitnya menertibkan siswa dan kurangnya sarana yang mendukung pembelajaran. Kemudian, server MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) sering kali eror, sehingga sulit untuk mengisi logbook (Kasih, 2021). Berdasarkan laporan Hamzah (2021), selain guru, siswa juga memiliki kesulitan dalam menggunakan fitur pertemuan daring. Untuk itu, peserta memiliki peran sebagai agen pembaruan yang mendorong kemampuan siswa dalam memaksimalkan teknologi di masa pandemi Covid-19. Bersama guru, peserta secara aktif bekerja sama dalam menciptakan suasana belajar daring yang terencana. Pembelajaran yang dipresentasikan telah disusun semudah mungkin agar KBM berjalan lancar dan mampu mencapai tujuan. Selain itu, peserta juga bekerja sama dalam melengkapi administrasi dan melakukan evaluasi pembelajaran (Hamzah, 2021). Peserta menjadi rekan yang membersamai guru dalam melakukan proses mengajar sekaligus menjadi agen pembaruan. Segera memasuki Kampus Mengajar gelombang kedua, efektivitas program ini sebagai upaya pemerataan pendidikan perlu dipertanyakan. Wakil Sekretaris Jenderal FSGI (Federasi Serikat Guru Indonesia), Fahrizal Martha Tanjung mengkritisi sasaran program Kampus Mengajar yang diungkapkan dalam wawancara dengan CNN Indonesia, Bantuan tenaga pendidik dari mahasiswa bukan solusi, melainkan akses internet (CNN Indonesia, 2021). Beliau menambahkan, permasalahan di 3T telah terpecahkan dengan kembalinya siswa ke sekolah luring dan KBM telah dilaksanakan bersama guru yang ada. Menurutnya, permasalahan utama 3T terletak pada akses internet dan kepemilikan perangkat gawai, sehingga keterlibatan mahasiswa hanya memberikan dampak sosial pada siswa di wilayah 3T. Tepatkah melibatkan mahasiswa program Kampus Mengajar dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) juga perlu dipertanyakan. Mengingat, 41

beragamnya latar belakang pendidikan mahasiswa yang ikut dalam program Kampus Mengajar, bukan hanya program studi pendidikan yang memang secara teknis diarahkan agar kelak menjadi guru. Hal ini membuat pihak Federasi Serikat Guru Indonesia skeptis sebab berdasarkan pengalaman, untuk menjadi guru membutuhkan persiapan dalam waktu yang cukup lama. Bahkan, peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG) saja masih dapat melakukan kesalahan saat praktik mengajar. Lalu, bagaimana dengan mahasiswa yang terjun langsung ke lapangan dan menjadi guru bagi para siswa di wilayah 3T, apakah mereka mampu membawa perubahan terhadap pendidikan di sana dengan waktu persiapan yang singkat. KESIMPULAN Pandemi Covid-19 memberikan dampak pada bidang kehidupan manusia. Diberlakukannya regulasi yang menuntut masyarakat untuk tidak berinteraksi langsung membuat terbentuknya pola kehidupan serba digital. Bidang pendidikan yang sejak lama memiliki kendala terkait pemerataan, pada masa pandemi ternyata tetap memiliki masalah yang sama. Pada awal pandemi, diungkapkan permasalahan PJJ adalah sulitnya akses internet di wilayah 3T dan tidak semua siswa memiliki gawai. Kemudian setelah berjalannya program Kampus Mengajar, ditemukan kendala yang semakin rumit yaitu siswa dan guru belum mahir menggunakan gawai dan fitur pertemuan daring. Program Kampus Mengajar Kemdikbud merupakan kebijakan yang dikeluarkan sebagai upaya pemerataan pendidikan di wilayah 3T pada masa pandemi Covid-19. Kemdikbud mengajak mahasiswa untuk terjun langsung ke lapangan, berpartisipasi aktif dalam membantu guru dan siswa menjalankan KBM di wilayah 3T. Melihat kondisi terkini, di mana siswa 3T telah kembali bersekolah luring, keefektifan program ini dikritisi oleh Federasi Serikat Guru Indonesia. Permasalahan pendidikan 3T adalah akses internet dan kepemilikan gawai, sehingga keterlibatan mahasiswa tidak membawa pengaruh besar terhadap pendidikan selama masa pandemi Covid-19. Mahasiswa mampu membawa perubahan dari segi sosial, tetapi dari segi pendidikan perlu dipertanyakan lebih lanjut. Berdasarkan pengamatan, disimpulkan bahwa Kampus Mengajar belum berjalan efektif sebagai sebuah upaya pemerataan pendidikan di wilayah 3T, sehingga perlu diadakan evaluasi dan peninjauan kembali efektivitas program ini sebab belum adanya data yang menunjukkan peningkatan kualitas pendidikan di wilayah 3T setelah terlaksananya program Kampus Mengajar. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada Bapak dan Ibu Dosen Prodi Sastra Indonesia FBS UNJ atas dukungan yang diberikan. Tak lupa pula, ucapan terima kasih untuk Universitas Gadjah Mada dan Forum Sains dan Teknologi UGM selaku penyelenggara Call For Paper. DAFTAR PUSTAKA Aditya, N. R. (2021). Nadiem Sebut Efektivitas Pembelajaran Jarak Jauh di Seluruh Dunia Menurun. In Kompas. https://nasional.kompas.com/read/2021/05/05/13484081/nadiem-sebut-efektivitaspembelajaran-jarak-jauh-di-seluruh-dunia-menurun?page=all 42

Agusta, I. (2014). Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Kualitatif. Jurnal Studi Komunikasi Dan Media, 02(1998), 1 11. https://www.academia.edu/download/34265413/ivan-pengumpulan-analisis-datakualitatif.pdf Ating, R. (2020). Challenges to Learning and Teaching in Malaysia in the Time of Covid-19 Rashid. In Shape SEA. https://shapesea.com/op-ed/covid-19/challengesto-learning-and-teaching-in-malaysia-in-the-time-of-covid-19/ Bappenas. (2021). Sekilas SDGs. SDGs Bappnesas. http://sdgs.bappenas.go.id/sekilassdgs/ CNN Indonesia. (2021). FSGI Sebut Program Kampus Mengajar Nadiem Salah Sasaran. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210210125852-20- 604677/fsgi-sebut-program-kampus-mengajar-nadiem-salah-sasaran Department of Education Skills and Employment. (2020). Education in Remote and Complex Environments Impact of the COVID-19 Pandemic on Home Learning and Teaching. Fahlevi, F. (2021). Pengamat Pendidikan: Pembelajaran Online Harus Padukan Sinkronus dan Asinkronus. In Tribunnews. https://www.tribunnews.com/pendidikan/2021/04/25/pengamat-pendidikanpembelajaran-online-harus-padukan-sinkronus-dan-asinkronus Hamzah, R. A. (2021). Pelaksanaan Kampus Mengajar Angkatan 1 Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka di Sekolah Dasar. Jurnal Dedikasi, 1(2), 1 8. https://doi.org/https://doi.org/10.46368/dpkm.v1i2.339 Haq, A. (2020). Depresi karena Tugas Sekolah Menumpuk, Siswi SMA Nekat Bunuh Diri. In Kompas. https://regional.kompas.com/read/2020/10/18/16394941/depresikarena-tugas-sekolah-menumpuk-siswi-sma-nekat-bunuh-diri?page=all Kasih, A. P. (2021). Cerita Mahasiswa Ikut Program Kampus Mengajar Kemendikbud Ristek. In Kompas. https://edukasi.kompas.com/read/2021/07/27/121541871/cerita-mahasiswa-ikutprogram-kampus-mengajar-kemendikbud-ristek?page=all Kemdikbud. (2021). Tentang Kampus Merdeka. Kampus Merdeka. https://kampusmerdeka.kemdikbud.go.id/web/kampusmengajar2021 Nasution, E. (2016). Problematika pendidikan di Indonesia. Mediasi, 8, 1 10. https://doi.org/10.31227/osf.io/u9wg2 Pengelola Web Kemdikbud. (2017). Mendikbud: Target Kita Bukan Sekadar Pemerataan Akses, tetapi Akses yang Berkualitas. In Kemdikbud. https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2017/08/mendikbud-target-kita-bukansekadar-pemerataan-akses-tetapi-akses-yang-berkualitas Sugiyono, D. (2018). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. 43

44