GLBERMLR MUSA TEMGGARA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS UNTUK EKOSISTEM TERPADU RIMBA ASISTEN DEPUTI KAJIAN KEBIJAKAN WILAYAH DAN SEKTOR KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

MODUL 6 : PENILAIAN KELENGKAPAN SUBSTANSI MATERI TEKNIS, RAPERDA, DAN PETA UNTUK STANDAR REKOMENDASI GUBERNUR

Kata Pengantar. Yogyakarta, Desember Tim Penyusun. Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayui

Ketentuan Umum Istilah dan Definisi

-2- saling melengkapi dan saling mendukung, sedangkan peran KLHS pada perencanaan perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup bersifat menguatkan. K

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR. TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG

PENDEKATAN ASPEK LINGKUNGAN DALAM KEBIJAKAN PENATAAN RUANG NASIONAL

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERAN PEMERINTAH KOTA DALAM ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

BAB I PENDAHULUAN. KLHS Raperda RTR Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

BAB 1 PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR 1-1

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamba

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Tujuan Penataan Bagian Wilayah Perencanaan (BWP)

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERENCANAAN PERLINDUNGAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.18/MEN/2008 TENTANG AKREDITASI TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP

BAB 2 URAIAN PENDEKATAN, METODE STUDI DAN PROGRAM KERJA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 18/MEN/2008 TENTANG AKREDITASI TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

Peraturan Perundangan. Pasal 33 ayat 3 UUD Pasal 4 UU 41/1999 Tentang Kehutanan. Pasal 8 Keppres 32/1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nom

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT.

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG

Gambar 1. Kedudukan RD Pembangunan DPP, KSPP, KPPP dalam Sistem Perencanaan Tata Ruang dan Sistem Perencanaan Pembangunan RIPPARNAS RIPPARPROV

RANCANGAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH (DLHK) PROVINSI BANTEN TAHUN 2017

KEBIJAKAN PENATAAN RUANG DI PERAIRAN LAUT

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN

BUPATI PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PONOROGO NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota seringkali menyebabkan terjadinya perubahan kondisi ekologis lingkungan perkotaan yang

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. pesat pada dua dekade belakangan ini. Pesatnya pembangunan di Indonesia berkaitan

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016

TATA CARA PENYUSUNAN POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BUPATI SUMBAWA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2012 T E N T A N G RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT TAHUN

Rencana Tata Ruang Wilayah kota yang mengatur Rencana Struktur dan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REKLAMASI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH -Tantangan dan Isu-

PROFIL BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (BPLH)

BUPATI BANGKA TENGAH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENYEMPURNAAN RANCANGAN RTR KAWASAN STRATEGIS PANTURA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PERATURAN BUPATI MAMUJU NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SINGKAWANG TAHUN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG

BAB 5 RTRW KABUPATEN

BAB I KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD KABUPATEN BANYUASIN

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH (BKPRD) KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PRT/M/2015 TENTANG RENCANA DAN RENCANA TEKNIS TATA PENGATURAN AIR

KATA PENGANTAR. Jakarta, Sekretaris Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Saefullah NIP

GUBERNUR SUMATERA BARAT

Transkripsi:

l GLBERMLR MUSA TEMGGARA BARAT Nomor Sifat Lampiran Hal : 660/028 /DLHK/2022 : Penting : 1 (satu) gabung : Rekomendasi Hasil Validasi (KLHS) Rencana Detail Tata Ruang Sekitar Kawasan Industri Maluk Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2021-2041 Mataram,2 8 Januari 2022 Kepada Yth. Bupati Sumbawa Barat di- Taliwang Bismillaahirrahntaanirrahim Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Menindaklanjuti Surat Bupati Kabupaten Sumbawa Barat Nomor: 660/009/DLH/XII/2021 pada 21 Desember 2021 perihal Permohonan Validasi KLHS RDTR di Sekitar Kawasan Industri Maluk Kabupaten Sumbawa Barat, dengan ini disampaikan bahwa: A. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis, 1. Pasal 19 ayat (1) yang menyatakan bahwa: Penjaminan kualitas KLHS dilaksanakan melalui penilaian mandiri oleh Penyusun Kebijakan, Rencana dan/atau Program untuk memastikan bahwa kualitas dan proses pembuatan dan pelaksanaan KLHS dilaksanakan sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 sampai dengan pasal 16 2. Pasal 25 ayat (1) yang menyatakan bahwa: Terhadap KLHS yang telah dilakukan penjaminan kualitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 dan Pasal 20 poin b, dilakukan validasi oleh: Gubemur, untuk Kebijakan, Rencana dan/atau Program tingkat Kabupaten/Kota. 3. Pasal 25 ayat (2) yang menyatakan bahwa: Validasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk memastikan penjaminan kualitas telah dilaksanakan secara akuntabel dan dapat dipertanggung jawabkan kepada publik. B. Memperhatikan: 1. Berita Acara Validasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Sekitar Kawasan Industri Maluk Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2021-2041 Nomor: 660/6471/PPLH- DLHK/2021 tanggal 29 Desember 2021; 2. Laporan perbaikan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Sekitar Kawasan Industri Maluk Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2021-2041 diterima tanggal 17 Januari 2022;

3. Penjaminan Kualitas Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Sekitar Kawasan Industrik Maluk Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2021-2041 tanggal 16 Desember 2021; C. Dengan ini disampaikan basil validasi sebagai berikut: 1. Permohonan validasi telah dilengkapi dengan syarat-syarat sebagaimana Pasal 26 Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan KLHS, yaitu: a. Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Sekitar Kawasan Industri Maluk Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2021-2041; b. Laporan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Sekitar Kawasan Industri Maluk Kabupaten Sumbawa Tahun 2021-2041 (termasuk hasil penjaminan kualitas); c. Bukti pemenuhan standar kompetensi Tenaga Ahli. 2. Hasil telaahan terhadap proses penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Sekitar Kawasan Industrik Maluk Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2021-2041 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 sampai dengan pasal 16 antara lain sebagai berikut: a. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Sekitar Kawasan Industri Maluk Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2021-2041 melingkupi 12 (dua belas) desa dengan rincian: Desa Belo di Kecamatan Jereweh, Desa Pasir Putih, Desa Maluk, Desa Bukit Damai, Desa Mantun, Desa Benete di Kecamatan Maluk, Desa Ai Kangkung, Desa Sekongkang Bawah, Desa Tatar, Desa Tongo, Desa Sekongkang Atas dan Desa Kemuning di Kecamatan Sekongkang dengan cakupan deliniasi seluas 7.417,69 Ha; b. Isu Pembangunan Berkelanjutan Prioritas di wilayah perencanaan adalah: 1) Pencemaran Limbah Tambang; 2) Penurunan Kualitas dan Kuantitas Air Baku; 3) Penurunan Kualitas Hutan 4) Degradasi Ekosistem Hutan; 5) Alih Fungsi Lahan Pertanian; 6) Kurang Optimalnya Pengelolaan Sampah; 7) Kesenjangan Pendapatan; 8) Masih Rendahnya Sumber Daya Manusia. c. Kebijakan, Rencana dan/atau Program dari Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Sekitar Kawasan Industri Maluk Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2021-2041 yang berpotensi berdampak terhadap lingkungan dan berpengaruh terhadap isu pembangunan berkelanjutan adalah: 1) Perwujudan Pusat-Pusat Pelayanan; a. Sub Pusat Pelayanan Kawasan Perkotaan b. Pusat Lingkungan 2) Perwujudan Sistem Pergerakan; a. Pangkalan Pendaratan Ikan b. Jalan Lokal Primer c. Jalan Lingkungan Primer 3) Perwujudan Sistem Jaringan Energi Kelistrikan; a. Pengembangan Gardu Induk b. Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dan TPS 3 R 4) Perwujudan Zona Perikanan;

5) Perwujudan Zoba Pembangkitan Tenaga Litrik; 6) Perwujudan Zona Pariwisata; 7) Perwujudan Zona Perumahan; 8) Perwujudan Zona Sarana Pelayanan Umum; 9) Perwujudan Zona Perdagangan dan Jasa; 10) Perwujudan Zona Pengelolaan Persampahan; 11) Zona Perkantoran. d. Analisis terhadap materi muatan KLHS pada Kebijakan, Rencana dan/atau Program berpotensi berdampak lingkungan: 1) Analisis Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup. a) Dominasi wilayah perencanaan berada pada morfologi rendah, dengan rincian kawasan permukiman kepadatan rendah dari total 5,99 Ha pemanfaatan lahan yang dibutuhkan, terdapat 33,04 Ha yang berada pada morfologi rendah, demikian pula untuk kepadatan sedang terdapat 108,16 Ha dan kepadatan tinggi seluas 87,09 Ha. b) Kebutuhan air di wilayah perencanaan adalah sebesar 33.855.553 m3/tahun di tahun 2020 dan sebesar 96.800.440 m3/tahun di tahun 2040 dengan potensi ketersediaan sumber daya air adalah 21.102.147 m3/tahun di Kabupaten Sumbawa Barat. Artinya, Kabupaten Sumbawa Barat mengalami defisit daya dukung air. Desa dengan kondisi daya dukung air masih dalam taraf aman, antara lain di Desa Ai Kangkung, Sekongkang Atas, Sekongkang Bawah, Tatar dan Tongo dan dalam kurun waktu 20 tahun kedepan akan terjadi penurunan Daya Dukung Air sekitar 0,2%. 2) Analisis perkiraan mengenai dampak dan resiko lingkungan hidup a) Tingkat resiko tinggi bencana tsunami sebagian besar berada pada KRP kawasan pariwisata, yakni seluas 152,78 Ha dan pada kawasan permukiman kepadatan rendah seluas 39,28 Ha, kepadatan sedang seluas 36,56 Ha dan kepadatan tinggi seluas 40,41 Ha. b) Tingkat resiko banjir kategori tinggi pada KRP perwujudan zona Pariwisata yaitu 25,64 Ha dan untuk KRP struktur ruang pada perwujudan SPPK BWP C dengan nilai 29,16 Ha. c) Tingkat kerentanan terhadap abrasi pada KRP masuk dalam kategori kerentanan sedang, sebagian besar KRP pariwisata yang memang merupakan pariwisata pantai dengan luas terdampak seluas 159,69 Ha. Selain itu, terdapat pula KRP permukiman yang memiliki resiko terhadap abrasi pantai seluas 19, 3 Ha, yang terluas berada pada kepadatan sedang seluas 9,45 Ha. Kerentanan terhadap resiko kekeringan seluruh KRP dominan berada pada resiko sedang. Dalam KRP struktur ruang diketahui seluas 1.017,82 Ha pada pengembangan SPPK Desa Sekongkang Bawah memiliki resiko kekeringan sedang, terluas diantara KRP lainnya. 3) Kinerja Layanan atau jasa ekosistem a) Jasa ekosistem penyediaan air sangat tinggi berada pada zona perumahan kepadatan sedang seluas 1,6 Ha, kepadatan tinggi seluas 0,82 Ha, perdagangan dan jasa skala WP seluas 0,4 Ha dan SPPK Sub BWP C Blok 1 seluas 3,89 Ha. Jasa penyediaan air sangat rendah berada pada SPPK Sub BWP B, Blok 1 seluas 622,72 Ha.

4) 5) 6) b) Jasa ekosistem penyedia pangan tinggi berada pada SPPK Sub BWP C, Blok 2 di Desa Benete seluas 196,52 Ha dan penyedia sangat rendah berada pada Zona Perkantoran seluas 15,73 Ha. Efisiensi Pemanfaatan Sumber Daya Alam Zona pengembangan perumahan berada pada kawasan indikasi lahan pertanian pangan berkelanjutan seluas 91,9 Ha. Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim Tingkat kerentana nterhadap perubahan iklim berada pada SPPK Sub BWP C Blok 1 di Desa Tongo seluas 784,82 Ha. Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragamn hayati yang berpotensi terganggu adalah pada rencana kawasan perumahan kepadatan sedang di lokasi hutan produksi tetap seluas 27,89 Ha. e. Tahapan perumusan altematif dan rekomendasi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Sekitar Kawasan Industri Maluk Kabupaten Sumbawa Barat 2021-2041 telah memuat informasi jenis usaha dan/atau kegiatan yang telah melampaui daya dukung daya tampung lingkungan hidup dan tidak diperbolehkan lagi. f. Hash Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Sekitar Kawasan Industri Maluk Kabupaten Sumbawa Barat 2021-2041 telah menyampaikan bentuk integrasi ke dalam materi teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Sekitar Kawasan Industri Maluk Kabupaten Sumbawa Barat 2021-2041. D. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, disampaikan sebagai berikut: Penjaminan kualitas KLHS Sekitar Kawasan Industri Maluk Kabupaten Sumbawa Barat 2021-2041 beserta proses penyelenggaraan KLHS telah dilaksanakan sesuai pasal 19 s/d 21 PP 46 Tahun 2016 sehingga dapat divalidasi dengan beberapa rekomendasi tindaklanjut. E. Rekomendasi tindak lanjut adalah sebagai berikut: 1. Kelompok Kerja Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Sekitar Kawasan Industri Maluk agar melakukan analisis muatan KLHS sebagaimana pasal 13 Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 secara komprehensif, diantaranya: a. Melakukan analisis daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup sebagaimana pasal 13 Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 secara komprehensif dengan memperhatikan keberlangsungan fungsi ekosistem untuk mendapatkan informasi jenis usaha dan/atau kegiatan yang telah melampaui daya dukung daya tampung lingkungan hidup dan tidak diperbolehkan lagi di Kawasan Industri Maluk Kabupaten Sumbawa Barat. b. Melakukan penyempurnaan alternatif dan rekomendasi KLHS berdasarkan hasil analisis muatan kajian sebagaimana butir a. 2. Kelompok Kerja Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Sekitar Kawasan Industri Maluk Kabupaten Sumbawa Barat agar menindaklanjuti proses integrasi rekomendasi KLHS dan memperhatikan hasil rekomendasi KLHS diantaranya: a. Penempatan lokasi KRP baik pola ruang dan struktur ruang agar tidak berada di lokasi dengan resiko bencana.

b. Mitigasi terhadap potensi bencana baik banjir, longsor maupun tsunami yang berpotensi terjadi di wilayah Kebijakan/Rencana dan/atau Program. c. Mitigasi untuk mencegah terjadinya degradasi DDDTLH seperti daya dukung air dan penurunan kualitas udara, 3. Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat agar: a. Memastikan Kebijakan, Rencana dan/atau Program pada Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Sekitar Kawasan Industri Maluk di Kabupaten Sumbawa Barat dapat mendukung upaya penerapan Program Zero Waste sebagai kawasan mandiri sampah dan NTB hijau dengan mengembangkan Ruang Terbuka Hijau baik publik maupun privat >30%; b. Memperhatikan peruntukan pemanfaatan ruang yang sesuai dengan perkembangan teknologi, pola dan cara pemanfaatan serta pengendal i anny a; c. Menghentikan penambahan jenis kegiatan yang secara signifikan dapat menyebabkan penurunan atau dilamapui daya dukung daya tampung lingkungan hidup pada lokus yang jelas. d. Menyampaikan kepada publik tentang rancangan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Sekitar Kawasan Industri Maluk di Kabupaten Sumbawa Barat yang telah mengintegrasikan hasil rekomendasi KLHS; 4. Surat validasi ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen rancangan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Sekitar Kawasan Industri Maluk di Kabupaten Sumbawa Barat dan dokumen KLHS; 5. Apabila terdapat perubahan Kebijakan, Rencana dan/atau Program pada Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Sekitar Kawasan Industri Maluk di Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2021-2041 maka wajib dilakukan analisis kembali pada KLHS Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Sekitar Kawasan Industri Maluk di Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2021-2041dan secara aktif melakukan konsultasi kepada Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB selaku Koordinator Validasi KLHS Kabupaten/Kota se Provinsi NTB. Demikian, atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan terima kasih. Wassalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh /m h ^ * & E,o ( TENGGARA BARAT Dr.H.Zl)L 5b-' AT JMAN M.Sc. Tembusan, Yth. : 1. Kepala Bappeda Provinsi NTB di Mataram; 2. Kepala DLHK Provinsi NTB di Mataram; 3. Kepala Dinas PU Provinsi NTB di Mataram; 4. Kepala Biro Hukum Provinsi NTB di Mataram; 5. Kepala Dinas PU Kabupaten Sumbawa Barat di Taliwang; 6. Kepala DLH Kabupaten Sumbawa Barat di Taliwang;