PENGELOLAAN SEKOLAH DASAR BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PERAN SERTA MASYARAKAT DI DKI JAKARTA.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Oleh. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumbar 2,3

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

Perbedaan Persepsi Antara Siswa Sekolah Negeri Dan Swasta Terhadap Pembelajaran Guru Pendidikan Jasmani

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

Oleh : Reny Antasi A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Rakhman Firdaus, 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik

E-JURNAL. Oleh : AFIFATUL MUSRIFA

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM KEGIATAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN PADA SEKOLAH DASAR DI DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

2015 IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PPKN UNTUK PEMBINAAN KARAKTER SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

PENGARUH IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP ASPEK AFEKTIF SISWA. Pipin Erlina, Umi Chotimah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing,

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

ANALISIS KARAKTER PESERTA DIDIK KELAS V PADA PEMBELAJARAN PENJASKES DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SEKARBELA.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia diatur dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, baik ekonomi, Iptek, sosial, maupun budaya.

MENDIDIK UNTUK MEMBENTUK KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR: Studi Analisis Tugas Guru Dalam Mendidik Siswa Berkarakter Pribadi yang Baik

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER SECARA HOLISTIK

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI: KAJIAN TEORITIS PRAKTIS

BAHAN AJAR CHARACTER BUILDING BERBASIS NILAI-NILAI PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

I. PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan mendasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Menurut UU

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KARAKTER SISWA SMP UNTUK MATA PELAJARAN IPA FISIKA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA. Oleh : Resti Kurnia Yulianti

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN ILMU ALAMIAH DASAR. Anggit Grahito Wicaksono

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

Oleh: Erlanda Bayu Pratama, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta

Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), hlm Jamal Ma ruf Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan

LEARNING OUTCOME S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

THE INTEGRATION OF CHARACTER EDUCATION VALUES INTO THE SERVING TECHNIQUE SUBJECT AMONG STUDENTS OF SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses

STUDI EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI CIPP PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI WILAYAH PERKOTAAN KABUPATEN BADUNG

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan tuntutan baru dalam masyarakat. Perubahan tersebut. terlebih jika dunia kerja tersebut bersifat global.

ARTIKEL. Oleh : SULASTRIANI NPM :

EKSPLORASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI INKUIRI TERBIMBING (GUDED INQUIRY) DI SMA ISLAM KEPANJEN

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS II SD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

KOMPETENSI KONSELOR. Kompetensi Konselor Sub Kompetensi Konselor A. Memahami secara mendalam konseli yang hendak dilayani

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya masing-masing. Pendidikan di Indonesia di mulai dari pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini proses pembelajaran hendaknya menerapkan nilai-nilai karakter.

Transkripsi:

Perspektif Ilmu Pendidikan http://doi.org/pip.331 DOI: doi.org/pip.331.7 Volume 33 Issue 1 April 2019 p-issn: 1411-5255 e-issn: 2581-2297 Diterima : 22 Februari 2018 Direvisi : 24 April 2019 Disetujui : 24 April 2019 Diterbitkan : 29 April 2019 PENGELOLAAN SEKOLAH DASAR BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PERAN SERTA MASYARAKAT DI DKI JAKARTA Arita Marini 1, Olga D. Pandeirot 2, Arifin Maksum 3, Edwita 4, Sehati Kaban 5 1 e-mail: aritamarini@unj.ac.id 2 e-mail: pandeirotolgad@gmail.com 3 e-mail: amaksum@unj.ac.id 4 e-mail: edwitaunj@yahoo.com 5 e-mail: sehatikaban@unj.ac.id Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas manajemen berdasarkan pendidikan karakter melalui peran serta masyarakat pada dasar di provinsi DKI Jakarta. Metode penelitian adalah survei menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner dan observasi, dengan 19 item pertanyaan berdasarkan indikator pengelolaan dasar berbasis pendidikan karakter melalui peran serta masyarakat. Partisipan penelitian adalah 145 kepala dasar di DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas manajemen berdasarkan pendidikan karakter melalui peran serta masyarakat lebih tinggi dari skor rata-rata sebesar 24,80% dan skor kurang dari rata-rata sebesar 64,90%. Efektivitas pengelolaan berdasarkan pendidikan karakter melalui keterlibatan masyarakat di 145 dasar di DKI Jakarta mencapai 75,53%. Dapat disimpulkan bahwa efektivitas manajemen berdasarkan pendidikan karakter melalui keterlibatan masyarakat belum optimal sehingga beberapa perbaikan dan penyesuaian harus dilakukan. Kata-kata kunci: pendidikan karakter, pengelolaan, pengetahuan spiritual, peran serta masyarakat, nilai karakter. CHARACTER EDUCATION BASED ELEMENTARY SCHOOL MANAGEMENT THROUGH INVOLVEMENT OF DKI JAKARTA CITIZENS Abstract: The aim of this study is to know the effectiveness of school management based on character education through community involvement at elementary schools in the DKI Jakarta Province. This research used survey method, using questionnaires and observation instruments for collecting data with 19 items based on character education through community involvement at elementary schools. Participants are 145 principlas of 145 elementary schools in DKI Jakarta. The result of study showed that the effectiveness of school management based on character education through community involvement higher than average scores reached 24.80 % and less than average scores reached 64.90 %. Effectiveness of school management based on character education through community involvement at 145 elementary schools in the Province of DKI Jakarta reached 75.53 %. It can be concluded that the effectiveness of school management based on character education through community involvement hasn t been optimal so that some improvement and adjustment have to be done. Keywords: character education, character values, community involvement, school management, and spiritual knowledge. PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 33 No. 1 April 2019 61

PENDAHULUAN UU Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Permendiknas Nomor 22/2006 tentang Standar Isi, Permendiknas Nomor 23/2006 tentang SKL, Inpres Nomor 1/2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010 menyatakan/ menghendaki/ memerintahkan pengembangan karakter peserta didik melalui pendidikan di termasuk di Sekolah Dasar. UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Penyelenggaraan Pendidikan pada Pasal 17 Ayat (3), pendidikan dasar, termasuk Sekolah Dasar bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang (a) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; (b) berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; (c) sehat, mandiri, dan percaya diri; (d) toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggungjawab. Berdasarkan hal tersebut, jelas bahwa tujuan pendidikan di setiap jenjang, termasuk Sekolah Dasar sangat berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik. Fokus pendidikan di Indonesia pada umumnya dan di Sekolah Dasar di DKI Jakarta pada khususnya belum memprioritaskan pada pembentukan karakter siswa. Ukuran keberhasilan Sekolah Dasar masih memprioritaskan pada segi kognitif, akibatnya banyak Sekolah Dasar yang memiliki akreditasi A tetapi karakter siswa di Sekolah Dasar tersebut belum dapat dijadikan contoh bagi Sekolah Dasar lainya. Dalam menghadapi era globalisasi dimana banyak faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan karakter siswa Sekolah Dasar, sangat diperlukan pendidikan karakter. Peran serta masyarakat di Sekolah Dasar sangat penting untuk memajukan Sekolah Dasar terutama di dalam pendidikan karakter. Pada beberapa Sekolah Dasar belum sepenuhnya peran serta masyarakat untuk ikut serta di dalam pengembangan pendidikan karakter. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang efektivitas di Sekolah Dasar di DKI Jakarta. TINJAUAN PUSTAKA Studi tentang pendidikan karakter yang dilakukan oleh Sarros & Cooper (2006) menunjukkan bahwa pendidikan karakter perlu dilaksanakan melalui tiga fase. Fase pertama adalah mengetahui secara moral yang meliputi kesadaran moral dan alasan moral, serta menentukan serangkaian tindakan yang tepat. Fase kedua adalah perasaan moral yang berkenaan dengan melakukan sesuatu yang benar. Perasaan moral terdiri dari perasaan moral tentang benar dan salah, harga diri, empati, dan rendah hati. Fase ketiga adalah tindakan moral yang berkaitan dengan tindakan disertai dengan kompetensi dan kemauan. Pendidikan karakter merupakan pembangunan integritas pribadi yang terdiri dari keyakinan dan sikap fundamental seseorang. Tetapi studi ini belum memfokuskan pada pendidikan karakter yang dilakukan oleh masyarakat di Sekolah Dasar. Melalui studi yang dilakukan oleh Marini, Safitri, & Muda (2018), Sekolah Dasar perlu menyediakan sarana dan prasarana, mengundang tokoh agama dari masyarakat, memperingati perayaan keagamaan sehingga dapat meningkatkan karakter siswa yang berakhlak mulia. Marini (2016) menyatakan bahwa pembentukan karakter siswa tidak hanya dari aspek kegiatan belajar mengajar, budaya, dan kegiatan ekstrakurikuler, tetapi juga melalui peran serta masyarakat. Di dalam studinya yang lain, Marini (2017) menemukan bahwa adanya persaingan yang sehat, pelatihan kemandirian, pembentukan kerja tim, pelatihan kedisiplinan, peningkatan keaktifan siswa, adanya situasi di Sekolah Dasar yang menyenangkan, pemberian penghargaan kepada siswa, dan penanaman nilai-nilai keagamaan dapat membentuk karakter yang baik pada siswa Sekolah Dasar. Tetapi Studi yang sudah dilakukan belum cara-cara yang detail mengenai program pendidikan karakter yang dilakukan oleh masyarakat di Sekolah Dasar. Studi lain menemukan bahwa pendidikan karakter dapat merubah perilaku siswa melalui kegiatan belajar mengajar (Branson, 2004; Berkowitz & Bier, 2004; Milson & Mehlig, 2002). Studi ini menunjukkan bahwa efektivitas pendidikan karakter sangat tergantung pada kompetensi guru di dalam mengimplementasikannya. Tetapi, studi ini belum menyinggung tentang peran serta masyarakat di 62 PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 33 No.1 April 2019

dalam pendidikan karakter di Sekolah Dasar. Marini (2018) dalam studinya menunjukkan bahwa pembentukan karakter siswa melalui keterlibatan masyarakat yang sudah dilaksanakan pada 5 Sekolah Dasar di DKI Jakarta dengan menggunakan instrumen ESCOI (Elementary School Character Observation Instrument) adalah masyarakat turut serta melakukan pengawasan pendidikan karakter di Sekolah Dasar, kerjasama antara masyarakat dan Sekolah Dasar di dalam menentukan program pendidikan karakter yang akan dilaksanakan, serta masyarakat turut serta untuk membantu menjaga kebersihan Sekolah Dasar. Studi lain yang dilakukan Marini (2017) menunjukkan bahwa pendidikan karakter dapat dilakukan di dalam kelas melalui kegiatan awal, inti, dan penutup dengan menanamkan nilai-nilai karakter di dalamnya dan menggunakan metode pembelajaran yang dapat membentuk karakter siswa Sekolah Dasar yang positif. Studi lain menunjukkan bahwa perilaku sosial dan emosi siswa di Sekolah Dasar dapat dipengaruhi oleh pendidikan karakter yang diberikan (Dodds, 2016; Tannir & Hroub, 2013; Montonye, Butenhoff, & Krinke, 2013). Melalui studi ini ditemukan bahwa pendidikan karakter yang diberikan dapat meningkatkan keterampilan sosial dan mengurangi perilaku negative. Tetapi studi ini belum memfokuskan pada keterlibatan peran serta masyarakat di dalam pembangunan karakter siswa. Marini (2017) juga dalam studinya menunjukkan bahwa pendidikan karakter dapat dilakukan melalui penciptaan budaya yang dapat menanamkan nilai-nilai karakter yang positif seperti budaya religius, kejujuran, disiplin, bersih dan sehat, toleransi, etos kerja, dan nasionalisme untuk meningkatkan kecintaan terhadap tanah air. Marini (2016) menemukan bahwa kompetensi guru pada 10 Sekolah Dasar di DKI Jakarta untuk mengimplementasikan pendidikan karakter di dalam kegiatan belajar mengajar berdasarkan kurikulum 2013 sudah mencapai 95.67 %. Berbagai usaha sudah dilakukan diantaranya yang berkaitan dengan pendidikan karakter berdasarkan pada pengetahuan ilmiah dan menilai pengaruh dari pendidikan karakter pada peserta didik (Berkowitz & Bier, 2004). Dari penelitian ini, prinsipprinsip umum dari praktik yang efektif ditawarkan untuk praktisi dan pembuat kebijakan di yang berbasis pendidikan karakter. Dari studi ini sangat jelas bahwa salah satu faktor yang paling kritikal di dalam efektivitas pendidikan karakter adalah kesetiaan di dalam mengimplementasikannya. Pendidikan karakter yang efektif membutuhkan kepercayaan di dalam mengimplementasikannya sehingga pendidik perlu untuk menjamin kepercayaan tersebut. Tetapi efektivitas pendidikan karakter benar-benar tergantung pada guru di dalam mengimplementasikan pendidikan karakter sehingga agar pendidikan karakter efektif harus diberikan secara akurat oleh guru-guru di Sekolah Dasar. Adanya hasil studi yang menunjukkan bahwa Guru Sekolah Dasar merasa yakin tentang sebagian besar aspek pendidikan dasar dan memiliki rasa efikasi yang lebih besar terhadap pendidikan karakter (Milson & Mehlig, 2002). Penelitian ini lebih lanjut metode untuk mengembangkan kemampuan guruguru Sekolah Dasar untuk pendidikan karakter di. Studi ini menunjukkan bahwa sebagian besar guru Sekolah Dasar menunjukkan level efikasi yang tinggi untuk pendidikan karakter. Walaupun demikian, guru-guru Sekolah Dasar menerima pelatihan yang sangat sedikit untuk pendidikan karakter yang berarti mereka kurang terlatih, kurang dipersiapkan, tidak nyaman, atau tidak kompeten di dalam pendidikan karakter sehingga mereka tidak yakin tentang apa yang dapat dan sebaiknya dilakukan sebagai pendidik karakter. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode survei pada 145 kepala di 145 Sekolah Dasar di DKI Jakarta. Pemilihan metode survei dilakukan untuk menjangkau sampel yang besar dengan banyaknya pertanyaan yang diterapkan berkaitan dengan peran serta masyarakat sehingga dapat mengeliminasi subjektivitas peneliti, memiliki fleksibilitas tinggi, dan pengukuran yang lebih tepat. Sekolah dasar yang diobservasi terdiri dari Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang tersebar di 5 wilayah DKI Jakarta yaitu Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Barat, dan Jakarta Pusat. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner yang terdiri dari 19 item pertanyaan berdasarkan indikator tentang pengelolaan Sekolah Dasar berbasis. Analisis data menggunakan statistik deskriptif dengan distribusi dan histogram frekuensi. Frekuensi relatif yang dinyatakan dalam persentase adalah persentase pencapaian dari skor maksimum teoretik yang menunjukkan kompetensi kepala dalam melaksanakan pengelolaan Sekolah Dasar berbasis sebagai indikator pengelolaan Sekolah Dasar berbasis PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 33 No. 1 April 2019 63

pada 145 di DKI Jakarta. HASIL DAN PEMBAHASAN Indikator-indikator pengelolaan dasar berbasis pendidikan karakter melalui peran serta masyarakat pada 145 dasar adalah: 1. Mengundang tokoh masyarakat untuk siraman rohani di. 2. Mengikutsertakan masyarakat di dalam menjaga keamanan di. 3. Mengikutsertakan masyarakat dalam menentukan program yang bermuatan nilai karakter. 4. Mengikutsertakan masyarakat untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan pendidikan karakter di. 5. Mengikutsertakan masyarakat masuk dalam keanggotaan komite. 6. Mengikutsertakan masyarakat untuk dukungan fasilitas untuk pendidikan karakter kepada. 7. Mengikutsertakan masyarakat untuk membantu mengawasi pelaksanaan pendidikan karakter di. 8. Sekolah mengadakan kerjasama dengan petugas kesehatan untuk pelayanan kesehatan siswa. 9. Sekolah mengadakan pertemuan rutin dengan masyarakat untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan pendidikan karakter. 10. Sekolah mengadakan kerjasama antara dan masyarakat untuk memelihara kebersihan lingkungan sekitar. 11. Mengikutsertakan masyarakat untuk membantu keamanan dan ketertiban lalu lintas sekitar lingkungan. 12. Mengikutsertakan masyarakat untuk turut membantu menyalurkan hewan kurban dari. 13. Mengikutsertakan masyarakat untuk turut membantu kegiatan ekstra kurikuler dengan mendatangkan pelatih. 14. Mengikutsertakan masyarakat untuk membantu bantuan tenaga kebersihan. 15. Mengikutsertakan masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam pembentukan kantin sehat di. 16. Mengikutsertakan masyarakat untuk turut dalam pengawasan kegiatan di. 17. Mengikutsertakan masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam mencegah wabah DBD (Demam Berdarah) dengan memeriksa jentik nyamuk di tempat air tergenang atau melakukan fogging. 18. Sekolah mengadakan kerjasama dengan instansi swasta dalam pelayanan kebersihan. 19. Sekolah mengadakan kerjasama dengan masyarakat untuk melaksanakan pentas seni di. Pengamatan terhadap pengelolaan dasar berbasis pendidikan karakter melalui peran serta masyarakat pada 145 Sekolah Dasar (SD) yang ada di DKI Jakarta menggunakan instrumen observasi yang terdiri dari 19 butir, dengan skala dikotomi, yaitu 0 dan 1. Pemberian skor 0 artinya tidak sesuai, salah, tidak sempurna, tidak memenuhi syarat, tidak ada, buruk, tidak setuju, dll. Pemberian skor 1 artinya sesuai, benar, sempurna, memenuhi syarat, ada, baik, setuju yang menunjukkan penerapan pengelolaan dasar berbasis pendidikan karakter melalui peran serta masyarakat pada 145 Sekolah Dasar (SD) yang ada di DKI Jakarta sudah baik. Skor teoretik minimum adalah 4 dan maksimum adalah 19. Berdasarkan hasil pengolahan data empirik, hasil pengamatan tentang pengelolaan dasar berbasis pendidikan karakter melalui peran serta masyarakat pada 145 Sekolah Dasar (SD) yang ada di DKI Jakarta disajikan pada tabel 1. Tabel 1 Statistik Deskriptif Skor Pengelolaan Sekolah Dasar Berbasis Pendidikan Karakter melaui Peran Serta Masyarakat Jenis Statistik Deskriptif Nilai Mean 14.35 Standard Error 0.327 Median 15 Mode 19 Standard Deviation 3.934 Sample Variance 15.48 Kurtosis -0.246 Skewness -0.744 Range 15 Minimum 4 Maximum 19 Sum 2081 Count 145 Distribusi frekuensi skor pengelolaan dasar berbasis pendidikan karakter melalui peran serta masyarakat di DKI Jakarta ditunjukkan pada Tabel 2. 64 PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 33 No.1 April 2019

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Skor Pengelolaan Sekolah Dasar berbasis Pendidikan Karakter melalui Peran Serta Masyarakat di DKI Jakarta No Skor Pengamatan Frekuensi (fi) Frekuensi Relatif Frekuensi Kumulatif 1 4 1 0.7 0.7 2 5 4 2.8 3.4 3 6 2 1.4 4.8 4 7 5 3.4 8.3 5 8 3 2.1 10.3 6 9 6 4.1 14.5 7 10 3 2.1 16.6 8 11 6 4.1 20.7 9 12 13 9.0 29.7 10 13 11 7.6 37.2 11 14 9 6.2 43.4 12 15 14 9.7 53.1 13 16 17 11.7 64.8 14 17 15 10.3 75.2 15 18 10 6.9 82.1 16 19 26 17.9 100.0 Jumlah 145 100 Distribusi skor pengamatan pengelolaan dasar berbasis pendidikan karakter melalui peran serta masyarakat di DKI Jakarta ditunjukkan pada histogram pada gambar 1. Gambar 1. Frekuensi Skor Pengelolaan Sekolah Dasar berbasis Pendidikan Karakter melalui Peran Serta Masyarakat di DKI Jakarta Rangkuman hasil pengamatan pengelolaan dasar berbasis pendidikan karakter melalui peran serta masyarakat ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3. Rangkuman hasil pengamatan pengelolaan dasar berbasis pendidikan karakter melalui peran serta masyarakat pada 145 dasar di DKI Jakarta Aspek Pengamatan Pengelolaan dasar berbasis pendidikan karakter melalui peran serta masyarakat Skor Teoretik Skor rata-rata (Pengamatan) Pencapaian 19 14.35 75.53 Pada Tabel 4 ditunjukkan efektivitas dari pengelolaan dasar berbasis pendidikan karakter melalui peran serta masyarakat pada 145 dasar di DKI Jakarta untuk masing-masing sub aspek yang diamati. Tabel 4 Efektivitas peran serta masyarakat berdasarkan sub aspek pengamatan pada 145 dasar di DKI Jakarta No Sub Aspek Pengamatan 1 Mengundang tokoh masyarakat untuk siraman rohani di 2 Mengikutsertakan masyarakat di dalam menjaga keamanan di 3 Masyarakat turut serta dalam menentukan program yang bermuatan nilai karakter 4 Masyarakat turut serta memecahkan masalah yang berkaitan dengan pendidikan karakter di 5 Masyarakat ikut masuk dalam keanggotaan komite 6 Masyarakat dukungan fasilitas untuk pendidikan karakter kepada 7 Masyarakat membantu mengawasi pelaksanaan pendidikan karakter di 8 Adanya kerjasama dengan petugas kesehatan untuk pelayanan kesehatan siswa 9 Adanya pertemuan rutin antara dengan masyarakat untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan pendidikan karakter 10 Adanya kerjasama antara dan masyarakat untuk memelihara kebersihan lingkungan sekitar Skor Teoretik Skor rata-rata (Pengamatan) Pencapaian 145 129 89.0 145 134 92.4 145 101 69.7 145 106 73.1 145 132 91.0 145 100 69.0 145 111 76.6 145 136 93.8 145 104 71.7 145 138 95.2 PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 33 No. 1 April 2019 65

No Sub Aspek Pengamatan 11 Masyarakat turut membantu keamanan dan ketertiban lalu lintas sekitar lingkungan 12 Masyarakat turut membantu menyalurkan hewan kurban dari. 13 Masyarakat turut membantu kegiatan ekstra kurikuler dengan mendatangkan pelatih. 14 Masyarakat turut membantu bantuan tenaga kebersihan 15 Masyarakat turut berpartisipasi dalam pembentukan kantin sehat di 16 Masyarakat turut serta dalam pengawasan kegiatan di. 17 Masyarakat turut berpartisipasi dalam mencegah wabah DBD (Demam Berdarah) dengan memeriksa jentik nyamuk di tempat air tergenang atau melakukan fogging 18 Sekolah bekerjasama dengan instansi swasta dalam pelayanan kebersihan 19 Sekolah bekerjasama dengan masyarakat untuk melaksanakan pentas seni di Skor Teoretik Skor rata-rata (Pengamatan) Pencapaian 145 119 82.1 145 77 53.1 145 66 45.5 145 77 53.1 145 96 66.2 145 107 73.8 145 134 92.4 145 102 70.3 145 112 77.2 PEMBAHASAN Pada tabel 1 ditunjukkan bahwa rerata skor pengelolaan dasar berbasis pendidikan karakter melalui peran serta masyarakat adalah 14.35, atau sekitar 75.53 % pencapaian dari skor maksimum teoritik yang berarti kompetensi kepala dalam melaksanakan pengelolaan dasar berbasis sebesar 75.53 %. Berdasarkan sebaran data yang ditunjukkan pada tabel 2, pengelolaan dasar berbasis yang memiliki skor di atas rata-rata sebanyak 24.80 % dan sekitar 64.90 % dengan skor pengamatan di bawah rata-rata. Dengan demikian, pengelolaan peran serta masyarakat berbasis pendidikan karakter pada 24.80 % di 145 Sekolah Dasar (SD) di DKI Jakarta yang disurvei dapat dikatakan sudah sangat baik. Hal ini diperkuat dari distribusi skor pengamatan pengelolaan dasar berbasis pendidikan karakter melalui peran serta masyarakat pada histogram yang ditunjukkan pada gambar 1. Pada tabel 3 ditunjukkan bahwa efektivititas pengelolaan dasar berbasis pendidikan karakter melalui peran serta masyarakat pada 145 di DKI Jakarta baru mencapai 75.53 % sehingga perlu dilakukan perbaikan, penyempurnaan, atau penyesuaian. Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan dasar berbasis pendidikan karakter melalui peran serta masyarakat masih belum maksimal. Hal ini disebabkan banyak kemungkinan diantaranya belum terciptanya suasana yang harmonis dan saling percaya diantara dasar dan orang tua, belum disusunnya program kemitraan yang terencana yang deskripsi pekerjaan yang jelas antara dasar dan orang tua, belum ada rasa kesadaran dari masyarakat untuk turut bertanggung jawab terhadap keberhasilan yang dicapai dasar di dalam mengembangkan karakter siswa, serta belum terpadunya dan berkesinambungan dari program yang menanamkan nilai-nilai karakter secara terus-menerus. Pada tabel 4 ditunjukkan dari 145 dasar terdapat 89.0 % dasar yang mengundang tokoh masyarakat untuk siraman rohani di, 92.4 % dasar yang mengikutsertakan masyarakat di dalam menjaga keamanan di, 69.7 % dasar yang melibatkan masyarakat turut serta dalam menentukan program yang bermuatan nilai karakter, 73.1 % dasar yang melibatkan masyarakat turut serta memecahkan masalah yang berkaitan dengan pendidikan karakter di, 91.0 % dasar yang melibatkan masyarakat ikut aktif dalam keanggotaan komite, 69.0 % dasar yang melibatkan masyarakat untuk dukungan fasilitas untuk pendidikan karakter kepada, 76.6 % dasar yang melibatkan masyarakat untuk membantu mengawasi pelaksanaan pendidikan karakter di, 93.8 % dasar yang mengadakan kerjasama dengan petugas kesehatan untuk pelayanan kesehatan siswa, 71.7 % yang mengadakan pertemuan rutin antara 66 PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 33 No.1 April 2019

dengan masyarakat untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan pendidikan karakter, 95.2 % yang mengadakan kerjasama antara dan masyarakat untuk memelihara kebersihan lingkungan sekitar, 82.1 % dasar yang melibatkan masyarakat untuk turut membantu keamanan dan ketertiban lalu lintas sekitar lingkungan, 53.1 % dasar yang melibatkan masyarakat turut membantu menyalurkan hewan kurban dari, 45.5 % dasar yang melibatkan masyarakat untuk turut membantu kegiatan ekstra kurikuler dengan mendatangkan pelatih, 53.1 % dasar yang melibatkan masyarakat untuk membantu bantuan tenaga kebersihan, 66.2 % dasar yang melibatkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembentukan kantin sehat di, 73.8 % dasar yang melibatkan masyarakat turut serta dalam pengawasan kegiatan di, 92.4 % dasar yang melibatkan masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam mencegah wabah DBD (Demam Berdarah) dengan memeriksa jentik nyamuk di tempat air tergenang atau melakukan fogging, 70.3 % mengadakan kerjasama dengan instansi swasta dalam pelayanan kebersihan, dan 77.2 % dasar mengadakan kerjasama dengan masyarakat untuk melaksanakan pentas seni di. Pada tabel 4 ditunjukkan bahwa pengelolaan dasar berdasarkan pendidikan karakter melalui peran serta masyarakat pada sub aspek pengamatan dasar mengadakan kerjasama dengan masyarakat untuk memelihara kebersihan lingkungan sekitar memiliki efektivitas yang paling tinggi yaitu mencapai 95.2 %, sedangkan pada sub aspek pengamatan dasar melibatkan masyarakat untuk turut serta membantu kegiatan ekstra kurikuler dengan mendatangkan pelatih memiliki efektivitas yang paling rendah yaitu mencapai 45.5 %. PENUTUP KESIMPULAN Rerata skor pengamatan pengelolaan dasar berbasis pendidikan karakter melalui peran serta masyarakat adalah 14.35, atau sekitar 75.53 % yaitu masih dibawah 80 % pencapaian dari skor maksimum teoritik, sehingga perlu dilakukan perbaikan, penyempurnaan, atau penyesuaian. Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan dasar berbasis pendidikan karakter melalui peran serta masyarakat masih belum maksimal dan perlu ditingkatkan lagi untuk meningkatkan efektivitas keterlibatan masyarakat sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 30 tahun 2017. SARAN Sekolah dasar di DKI Jakarta perlu meningkatkan keterlibatan peran serta masyarakat di dalam melakukan pengelolaan dasar berbasis pendidikan karakter dalam rangka membentuk lulusan dasar yang berakhlak mulia dan berbudi pekerti. ACKNOWLEDGEMENT Penelitian ini didanai oleh DRPM DIKTI skim Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi. DAFTAR PUSTAKA Berkowitz, M. W & Bier, M. C. (2004), Research-Based Character Education, The Annals of the American Academy of Political and Social Science, Vol. 591 No. 1, pp. 72-85, available at: http:// fresnostate.edu/kremen/about/centers- projects/bonnercenter/documents/research.pdf Branson, C. (2004). Effects of Character Education on Student Behavior. Masters Theses. Paper 1252. http://thekeep.eiu.edu/theses/1252. Dodds, Diane M. (2016). The Effects of Character Education on Social-Emotional Behavior. Retrieved from Sophia, the St. Catherine University repository website: https://sophia.stkate.edu/ maed/137 Marini, A. (2016). Elementary school teachers competences of character education. Ponte Journal, 72(12), 190-197, available at: http://dx.doi. org/10.21506/j.ponte.2016.12.15 Marini, A. (2017). Building students characters through extracurricular activities. Advances in Social Science, Education and Humanities Research (ASSEHR), 66, 266-268, available at: https:// www.atlantis-press.com/search?q=arita+marini Marini, A. (2017). Character building through teaching learning process: Lesson in Indonesia, Ponte Journal, 73(5), 177-182, available at: http:// dx.doi.org/10.21506/j.ponte.2017.5.43 Marini, A. (2017). Integration of character values in school culture at elementary schools in Jakarta, Indonesia, Journal of Arts & Humanities, Vol. 06 No. 05, pp.21-32, available at: https://www. theartsjournal.org/index.php/site/article/ PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 33 No. 1 April 2019 67

view/1171 Marini, A. (2018). Implementation of character building at elementary schools: Cases of Indonesia. Proceeding International Conference on University and Intellectual Culture 2018, 1(1), 60-71, available at: http://seminars.unj.ac.id/ icuic/?page_id=1443 Marini, A., Safitri, D., & Muda, I. (2018). Managing school based on character building in the context of religious school culture: Case in Indonesia. Journal of Social Studies Education Research, 9(4), 274-294, available at: http://jsser.org/article/ view/5000215989/5000184350 Milson, A. J. & Mehlig, L. M. (2002), Elementary School Teachers Sense of Efficacy for Character Education, The Journal of Educational Research, Vol. 96 No. 1, pp. 47-53, available: https://doi.org/10.1080/00220670209598790 Sarros, J. C & Cooper, B. K. (2006), Building Character: A Leadership Essential, Journal of Business and Psychology, Vol. 21 No. 1, pp. 1-22, available at: https://www.researchgate.net/publication/228654903_building_a_climate_for_innovation_through_transformational_leadership_and_organizational_culture Tannir, A. & Hroub, A. A. (2013). Effect of character education on the self-esteem of intellectually able and less able elementary students in Kuwait. International Journal of Special Education, 28 (1), 47-59 Montonye, Matt; Butenhoff, Sonja; and Krinke, Shawn. (2013). The Influence of Character Education on Positive Behavior in the Classroom. Retrieved from Sophia, the St. Catherine University repository website: https://sophia.stkate.edu/ maed/6 68 PERSPEKTIF Ilmu Pendidikan - Vol. 33 No.1 April 2019