BAB III SKETSA WILAYAH PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
Sekapur Sirih. Ir. R. Basworo Wahyu Utomo NIP

BAB I PENDAHULUAN. berkurang. Hal tersbut sesuai dengan pendapat Sitorus (1995, hlm. 1) :

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN CIREBON REKAP PESERTA UJIAN NASIONAL SMP TAHUN AJARAN 2012/2013 ** DAFTAR KELAS DAN SAMPUL UJIAN NASIONAL **

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN

Ir. H. Yayan Eka Tavipian, MT MT

BAB I PENDAHULUAN. Itik merupakan salah satu jenis unggas yang dianggap sebagai hewan asli

BAB II PROFIL DESA GUMINGSIR. Tulis yang sekarang menjadi Desa Surayudan Kabupaten Wonosobo.

BAB III PRAKTEK PENGUPAHAN SISTEM ROYONGAN DI DESA KLIRIS KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL. A. Demografi Desa Kliris Kecamatan Boja Kabupaten Kendal

BAB IV MENELUSURI DESA DI TENGAH PERSAWAHAN

GAMBARAN UMUM LOKASI

% B. Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851);

PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2014

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat dan letak geografis Desa Sikijang

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

BAB III PELAKSANAAN JAM KERJA KARYAWAN DI TB. SEDERHANA DI DESA GUNTUR KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

4 KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan Geografi

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III MENELUSURI WILAYAH DAN MASYARAKAT DESA RENDENG. berbatasan dengan Desa Tileng, Sebelah Timur Desa Malo dan sebelah barat

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB III PELAKSANAAN PEMBAYARAN HUTANG DENGAN MEMPEKERJAKAN DEBITUR STUDI KASUS DI DUSUN JERUK KIDUL DESA MABUNG KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Wilayah Pelaksanaan Zakat Tambak Udang di Desa. Sedayulawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Demografis Desa Sungai Keranji

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

Format Musrenbang tahun Bappeda Kabupaten Cirebon Tahun 2015

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

P R O F I L DESA DANUREJO

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara administratif, Desa Tangkil Kulon merupakan salah satu desa di

BAB III PRAKTEK PENGADAAN AIR SALURAN IRIGASI PERTANIAN DI DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN PLAOSAN KABUPATEN MAGETAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

BAB IV GAMBARAN UMUM KONDISI MASYARAKAT DESA GEDANGAN. Arteri Sekunder (jalan provinsi) yang cukup startegis membujur arah Utara-

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI UMUM PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km²

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

BAB IV PROFIL KOMUNITAS DESA BABAKAN PARI

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV DISKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA PENANGGUNGAN KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN BANJARNEGARA. daerahnya sejuk dan sangat berpotensial.

BAB III PRAKTEK JUAL BELI ANYAMAN KEPANG DI DESA RINGINHARJO KEC. GUBUG KAB. GROBOGAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang

BAB II DESA BERINGIN JAYA. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Suka Damai. d. Sebelah timur berbatasan dengan /Kecamatan Sentajo Raya 1

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang

BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK

Baru dapat 1,5 kilogram kotor, kata Tarsin dalam bahasa Jawa, akhir Maret lalu.

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sisobambowo merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan. - sebelah Utara : Desa Iraono Geba

BAB III JUAL BELI AIR SUMUR DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN. A. Gambaran Umum Desa Sebayi Kecamatan Gemarang Kabupaten Madiun

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

BAB II KEADAAN DESA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN NUURUL QURAN

BAB III MAJALENGKA. terdapat beberapa bukit, parit dan sungai. Desa Cieurih ini. berbatasan dengan desa-desa sebagai berikut:

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MERAK KECAMATAN SUKAMULYA KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN

BAB. I PENDAHULUAN Latar Belakang

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI DESA MASARAN KECAMATAN MUNJUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK

PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK. sebagaimana tertera dalam Tabel Desa Bolo.

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN. dengan Dusun 1 Pauh jadi kebanyakan orang orang menyebut desa ini dengan

BAB III PEMBAGIAN WARIS BERDASARKAN KONDISI EKONOMI AHLI WARIS DI DESA KRAMAT JEGU KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB VI RESPON MASYARAKAT LOKAL ATAS DAMPAK SOSIO-EKOLOGI HADIRNYA INDUSTRI PENGOLAHAN TAHU

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

Transkripsi:

BAB III SKETSA WILAYAH PENELITIAN Cisaat Sore itu Hujan mengguyur tanah, sehingga jalan yang saya lalui begitu licin, gang kecil menanjak dan berbelok saya lalui, hingga sampai disuatu rumah yang terletak diujung gang tersebut, tepatnya disamping sungai. Sampai dirumah yang saya tuju, seorang bapak paru baya membuka pintu, rambut yang masih hitam menggambarkan beliau masih belum terlalu berumur, namun kulit dan matanya mencerminkan kepayahannya, dengan memakai kaos putih oblong dan celana ¾ berwarna crem yang lusuh mempersilahkan kami masuk, yaitu Bapak Ratum, salah satu masyarakat Cisaat yang berprofesi sebagai penggali sumur. Bapak Ratum adalah orang yang pertama kali menemukan sumber air dengan cara menggali sumur, bapak Ratum bercerita awal mula ditemukannya sumber air sumur. Di Cisaat ini pertama kali ditemukan sumur dan keluar air pertama kali pada tahun 2000. Sebelum tahun 2000 masyarakat bisa dibilang kesulitan untuk memenuhi air bersih, karena dari sumber air yang ada, hanya bisa digunakan untuk mandi dan mencuci. Hingga pada akhirnya ditahun 2000 ditemukan sumur gali. Pada kedalaman 18 meter sumber air ini keluar. Awal disaat Bapak Ratum ingin menggali sumur, banyak masyarakat yang tidak percaya bahwa di Cisaat ada sumber air, sehingga masyarakat tidak ada yang menggali sumur. Sebenarnya dulu sudah pernah ada penggalian sumur, akan tetapi sedalam 20 meter sumber air tidak kungjung ditemukan. Sehingga masyarakat mempercayai bahwa di Cisaat tidak ada sumber air, hingga ditemukan sumur paada tahun 2000, mulailah masyarakat berbondong bondong menggunakan sumur. Diperkuat lagi, setelah ditemukan sumur ada kunjungan dari Gubernur jawa Barat, untuk mengecek kualitas sumber air yang ada di Cisaat. Dengan hasil air sumur lah yang layak dikonsumsi untuk kebutuhan sehari hari. Namun, sebelum ditemukan sumur gali dengan kualitas yang layak dikonsumsi masyarakat, masyarakat telah melalui proses yang sangat panjang untuk mencari sumber air dan mengelolanya.

Bab ini akan menjelaskan bagaimana masyarakat Cisaat mengelola air dari masa kemasa. Pemaparan bagaimana masyarakat mengelola air hingga memberikan akses kepada masyarakat, terutama untuk kepentingan bersama, dan bagaimana tahap masyarakat dalam mengelola dari Assesment, pelaksanaan, sampai dengan evaluasi. Disini juga akan menekankan bagaimana partisipasi masyarakat dalam mengelola sumber daya air dengan Kearifan lokal yang dimiliki. Bab ini akan diawali dengan Sejarah Desa Cisaat, penggambaran Desa, hingga bagaimana masyarakat mengelola Sumber daya Air yang ada dengan kearifan lokalnya. III.1. Sepenggal Sejarah Desa Cisaat Sebuah Keris yang Jatuh Desa Cisaat merupakan suatu desa yang langsung berdiri sendiri bukan pemekaran dari desa manapun. Sejarah desa Cisaat yaitu pada mulanya sejaman dengan Wali Songo dahulu daerah ini bernama desa Tersana. Ada kisahkeris Mbah Kuwu yang terjatuh ke sungai ketika perjalanan menuju Cirebon yang sekarang sungai tersebut menjadi perbatasan dusun 2 dan dusun 3. Setelah tahu keris itu terjatuh maka para pengikut Mbah Kuwu segera menambak sungai dengan pasir atau keusik. Setelah itu airnya ditimba atau di parak beramai-ramai hingga kering atau airnyasaat 1, akan tetapi yang ditemukan hanya kerangkanya saja. Sejak saat itu daerah tersebut dinamakan desacisaat hingga sekarang 2. Sejarah desa dalam versi lain adalah awal mula nama desa Cisaat ialah Tresna, kemudian dirubah menjadi cisaat karena dulu pada masa kuwu sangkan pusaka beliau jatuh di kawasan daerah ini, tepatnya di sunyai parakan pasir, pusaka itu disebut dengan nama cis. Ketika pusaka itu jatuh di desa ini maka desa ini pun dirubah namanya jadi Cisaat. Desa ini telah dipimpin oleh 30 orang pemimpin. Sejak 600 tahun lalu desa ini sudah ada yang menyinggahi. Namun istilah dahulu bukan kuwu, melainkan kerajaan. Siapa saja yang kuat maka ia berhak menduduki keperintahan. Adapun kepemimpinan mulai dari kemerdekaan RI sekitar ada 7 pemempin. 3 1 Saat adalah Bahasa sunda yang artinya air surut 2 Wawancara pak Sukarna 3 Wawancara pak Majari

Secara umum data yang temukan terkait sejarah desa CisaatadalahPada abad XIV daerah ini bernama Tresna yang merupakan pintu keluar masuknya para ki gedeng, seperti Ki Gedeng Palimanan dan Ki Gedeng Pasawahan yang hendak berburu rusa dan menikmati pemandangan pegunungan. Disamping itu daerahnya sering dilewati pemburu sehingga Ki Buyut Tresna dikenal dengan nama Ki Paderesan. Ki Gedeng Pasawahan atau Ki Makeru selain senang berburu, ia kerap kali memusuhi Mbah Kuwu Sangkan di mana keduanya adalah orang-orang yang sama kuat, baik ketika bertempur di atas gunung maupun bertarung di atas air. Ki Makeru tidak segan-segan melakukan tipu daya dengan cara yang licik. Secara tiba-tiba Ki Makeru memukul Mbah Kuwu dari belakang, sehingga Mbah Kuwu dengan ketinggian ilmunya semula terkesan tidak sungguh-sungguh melayani setiap pertarungan. Ki Makeru terkenal sakti mandraguna.ia memiliki berbagai ilmu hitam seperti ilmu meringankan tubuh, masuk lubang kecil, ilmu mencala putra mencala putri untuk menipu jalasutra, sehingga ia selalu menginginkan pertarungan dilakukan di atas gunung atau di atas air. Mbah Kuwu akhirnya meladeni setiap keinginan Kimakeru, dimana dengan kepandaian ilmunya beliau mengetahui kelemahan musuhnya, apalagi pengikut Kimakeru sebagian besar telah ditundukannya. Segala cara yang di tempuk Ki Makeru dengan mudah dipatahkan beliau. Meskipun bukan tandingan Mbah Kuwu, Ki Makeru tetap tidak mau tunduk bahkan oleh kerena merasa dipermalukan ia menghilang, tidak mau masuk agama islam. Setelah melakukan pertempuran, Mbah kuwu bermaksud meninggalkan Pasawahan untuk beristirahat sambil menikmati air pohon enau (lahang) kesukaannya di Panderesan. Sangat disayangkan air lahang kesayangannya tidak tersedia sehingga Mbah Kuwu kecewa dan berkata kepada Ki Panderesan, apabila hendak menyadap aren bacakan syahadat tiga kali. Sekembalinya Mbah Kuwu ke Cirebon, Ki Panderesan segera membuat lodong dari bambu untuk menyadap aren. Sebagaimana dipesankan Mbah Kuwu, Ketika akan memasang lodong Ki Panderean tidak lupa membaca

syahadat tiga kali. Sungguh ajaib ketika lodong diturunkan esok harinya, ternyata lodong itu tidak berisi air lahang melainkan mas dan intan. Ki Panderesan sangat gembira dan berbahagia. Ia bernadar ingin makan bersama Mbah Kuwu serta pengikutnya yang akan singgah kembali di Panderesan. Untuk menghormati tamunya itu, Ki Panderesan menyediakan berbagai hidangan, hingga tanpa disadari ayam yang sedang mengerampun ia potong. Ketika Mbah Kuwu menikmati hidangan itu, beliau tersenyum dengan hati yang tak tega oleh karena panggang ayam yang dihidangkan itu berasal dari induk ayam yang sedang mengeram. Tak lama kemudian panggang ayam itu berubah, hidup kembali seperti semula. Ketika akan kembali ke Cirebon, Mbah Kuwu mengajak Ki Panderesan pergi ke Cirebon. Ketika ditanyakan kepada Mbah Kuwu apakah hewan-hewan peliharaan seperti ayam, bebek, kambing dan lainnya perlu dibawa ke Cierbon? Mbah Kuwu Sangkan Mengatakan tidak perlu. Lihat saja nanti apa yang akan terjadi, pintanya. Dan tak lama kemudian semua hewan berubah menjadi ular. Oleh karena itu, daerah ini terkenal dengan ular-ularnya yang besar. Dalam perjalanan ke Cirebon, Pusaka cis milik Mbah Kuwu terjatuh ke sungai. Para pengikut Mbah Kuwu segera menambak sungai dengan pasir atau keusik. Setelah itu airnya ditimba atau di parak beramai-ramai hingga kering atau saat, akan tetapi yang ditemukan hanya kerangkanya saja. Sungai tempat terjatuhnya cis Mbah Kuwu itu dikenal dengan nama Parakan Keusik, dan daerah sekitarnya di sebut Cisaat hingga sekarang. 4 III.2. Cisaat adalah salah satu Desa Zamrud dikabupaten Cirebon Cisaat adalah sebuah desa yang termasuk dalam wilayah administratif Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Propinsi Jawa Barat. Jarak tempuh dari pusat desa ke pusat Provinsi Jawa Barat ± 126 Km. Jarak dari Desa dengan pusat pemerintahan Kecamatan ± 6 Km. Jarak dari desa menuju pusat Kabupatenpun 6 Km. Desa Cisaat dapat dicapai dengan menyusuri jalan pusat pemerintahan kabupaten yang terletak didaerah Sumber (Pusat kantor 4 https://desacisaat.wordpress.com/profil-desa/sejarah-desa-cisaat/

Pemerintahan Kabupaten). Dari perempatan taman kabupaten sumber Ambil Arah selatan lurus mengikuti jalan raya sampai melewati Desa Sindang Jawa. jalan didaerah ini cukup menantang karena diwarnai dengan sedikit belokan dan tanjakan, sampai menuju mini market yang telah menjamur diseluruh daerah dengan warna khasnya merah kuning dengan lambang bertuliskan Alfamart Sindang jawa. tepat disamping minimarket tersebut ada jalan yang tidak terlalu lebar. tapi masih bisa dilalui 2 mobil roda empat secara bersamaan dari arah yang berlawanan. Tidak hanaya mobil mobil, truk, kolbak dan motor saja yang berlalulalang, tetapi mobil bus juga melintas jalur tersebut yang arahnya kekuningan. Dengan kondisi jalan yang sedikit berbelok belok, naik dan turun, menjadikan jalur tersebut rawan kecelakaan. Lebih menghawatirkan lagi apabila kondisi jalan ketika diguyur hujan menjadikan jalanan sangat licin dan harus ekstra hati hati mengemudinya. Namun mendingnya kondisi aspal baik dan tidak berlubang lubang, tetapi tidak ada petunjuk disamping samping jalan tidak ada rambu rambu bahwa jalan naik dan berliku liku atau sekedar plang peringatan kurangi kecepatan atau hati hati rawan kecelakaan, untuk mengingatkan para pengemudi entah motor ataupun mobil. Bahkan penerangan jalanpun masih sangat minim walaupun jalan ini adalah jalan utama untuk akses masyarakat dan jalan pintas juga menuju jalan kearah kuningan. Setelah melewati Desa Sindang Jawa Disitulah terdapat desa bernama Cisaat. Dengan disambut gapura berwarna hijau yang melambangkan kesuburan Desa ini. Selain berbatasan antara Kabupaten kuningan dan Cirebon, Cisaat juga berbatasan dengan Desa lain yang mengelilingi, Sebelah utara berbatasan dengan Desa Sindang Jawa yaitu Kecamatan Dukupuntang, Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Cimara kecamatan pesawahan yang sudah memasuki kabupaten kuningan, Sebelah barat berbatasan dengan Desa Sidawangi Kecamatan Sumber, dan Sebelah timur berbatasan dengan Desa Mandala Kecamatan Dukupuntang. Kecamatan Dukupuntang sendiri merupakan salah satu dari 40 Kecamatan yang berada di Kabupaten Cirebon yang meliputi kecamatan Arjawinangun, kecamatan Astanajapura, Kecamatan Babakan, Kecamatan Beber, Kecamatan

Ciledug, Kecamatan Ciwaringin, Kecamatan Depok, Kecamatan Gebang, Kecamatan Gegesik, Kecamatan Gempol, Kecamatan Greged, Kecamatan Gunung jati, Kecamatan Jamblang, Kecamatan Kali Wedi, Kecamatan Kapetakan, Kecamatan Karang sembung, Kecamatan Karangwareng, Kecamatan Kedawung, Kecamatan Klangenan, Kecamatan Lemahabang, Kecamatan Losari, Kecamatan Mundu, Kecamatan Pabedilan, Kecamatan Pabuaran, Kecamatan Palimanan, Kecamatan Pangenan, Kecamatan Panguragan, Kecamatan Pasaleman, Kecamatan Plered, Kecamatan Plumbon, Kecamatan Sedong, Kecamatan Sumber, Kecamatan Suranenggala, Kecamatan Susukan, Kecamatan Susukan Lebak, Kecamatan Talun, Kecamatan Tengah tani, Kecamatan Waled, Kecamatan Weru. Desa Cisaat merupakan salah satu dari 13 Desa yang berada dikecamatan Dukupuntang, yaitu Desa Balad, Bobos, Cangkoak, Cikalahang, Cipanas, Dukupuntang, Girinata, Kedongdong kidul, Kepunduan, Mandala, Sindang jawa, Sindang mekar. III.3. Cisaat sebagai Ruang Sosial Desa ini memiliki wilayah dengan Luas tanah 395,48 Ha, yang terhampar meliputi 5 dusun, yang terdiri dari 10 RW dan 29 RT. Setiap dusun terdiri dari 2 RW dan 6 RT. Dusun dusun tersebut tidak mempunyai nama hanya diberi nomer saja yakni Dusun 1, Dusun 2, Dusun 3, Dusun 4, dan Dusun 5. Tanah seluas itu terdiri dari 38,84 Ha pemukiman, 221,00 Ha pesawahan, 46,16 Ha perkebunan, 17,33 Ha titi sara, 31,22 Ha tanah bengkok. Berdasarkan Profil Desa, data kependudukan terkait dengan sensus terakhir tahun 2009, dihuni oleh 4795 jiwa, dengan rincian 2378 laki laki, dan 2417 perempuan.sedangkan jumlah Kepala Keluarga 1609 KK. jika dibagi dalam tingkat kesejahteraan Keluarga ada 4 tingkatan. Keluarga sejahtera 1 berjumlah 522 keluarga, keluarga sejahtera 2 505 keluarga, keluarga sejahtera 3 308 keluarga, dan keluarga sejahtera plus 215 keluarga. Penduduk angkatan kerja jika dirinci berdasarkan tingkat pendidikan, maka sebanyak 47 orang berasal dari lulusan perguruan tinggi, 63 orang lulusan akademi, 1241 lulusan SLTA, 226 lulusan SLTP, 264 lulusan SD, 117 lulusan TK, dan 23 orang buta

aksara. Sedangkan jika dirinci berdasarkan umur ditingkat pendidikan wajib belajar 9 tahun umur 7 15 tahun 669 orang, dengan total 652 orang masih sekolah dan 7 orang tidak sekolah. Sepuluh tahun terakhir ini tingkat pendidikan di Desa Cisaat sangat berkembang pesat, karena banyak sekali lembaga pendidikan yang kian muncul, baik itu yang mendirikan masyarakat pribumi maupun luar Desa, baik itu formal ataupun non formal. Adapun lembaga pendidikan yang berada didesa Cisaat yang formal yaitu, Paud Al-Maghfiroh, Paud Al-Aminah, Tk Al-Ikhlas, Tk Al- Maghfiroh, Sdn 1 Cisaat, Sdn 2 Cisaat, Sdn 3 Cisaat, Mts N 1 Cisaat, Smp Boarding School Cakrabuana, Smp Bina Insani, Smk Caruban Nagari, Smk Broadcasting. Adapun pendidikan non formalnya Yayasan Pondok Pesantren Cakrabuana, Yayasan Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Pondok Pesantren Roudlatul Hikmah, Pondok Pesantren Alhikam Ponpestek. Agribisnis Terpadu Amparan Jati. Banyaknya lembaga pendidikan yang ada, dapat meningkatkan pendidikan masyarakata sekitar, karena memang lembaga pendidikan wajib 9 tahun telah digratiskan, dan ada yayasan dan lembaga pendidikan formal yang menggratiskan dan diperuntukan untuk masyarakat sekitar, terutama untuk masyarakat yang kurang mampu. Masyarakat Cisaat masih mempercayai cerita zaman dulu secara turun temurun, diantanya Cisaat mempunyai banyak sejarah yang meliputi bangunan, kuburan, khususnya di blok satu atau kuburan yang bertempat dilahan pertanian masyarakat yang bernama telar cabe konon zaman dulu pada saat penjajahan Belanda kolonial yang menjajah keperkebunan masyarakat ini ada seorang pemuda yang membawa Al- Qur an, beliau sepulang dari kegiatan pengajian lalu ada serombongan kolonel Belanda yang menembak orang itu, kemudian dikubur hidup hidup dalam membawa Al- Qur an. Setelah para kolonel pergi meninggalkan tempat kejadian, pemuda tersebut dikuburkan kembali oleh masyarakat setempat, karena memang pemuda tersebut orang yang disegani dilingkungannya, tempat kuburannya itu yang berada ditempat sawah telar cabe. Ada satu bangunan yang berada disebelah utara balaidesa masih termasuk blok satu disana ada satu bangunan besar berbentuk rumah yang sekarang

ditempati oleh bapak H.Suradi dan keluarganya. Bapak H.Suradi adalah mantan kuwu desa Cisaat, dulunya rumah itu milik seorang veteran, orang tersebut bekerja sebagai mandor desa. Konon rumah tersebut pada zaman pemerintahan presiden Soeharto ada sekelompok gerombolan orang orang gunung begitu masyarakat menyebutnya sebagai gerombolan DI, gerombolan tersebut sering menjajah masyarakat untuk merampas bahan bahan pokok seperti padi, beras, dan hasil kebun masyarakat. Rumah tersebut digunakan masyarakat desa Cisaat sebagai tempat persembunyian atau tempat perkumpulan para masyarakat yang siap maju untuk melawan gerombolan tersebut, konon pada suatu hari ketika sedang berkumpul dirumah tersebut ada gerombolan masuk menyerang dan orang orang yang ada dirumah itu ditembak oleh gerombolan. Pada suatu hari gerombolan itu datang kepada masyarakat lalu dengan tiba tiba sekelompok pemuda masyarakat Desa Cisaat menyerang gerombolan sampai akhirnya gerombolan tersebut mati ditempat dan dikuburkan pula dikebun itu yang dinamakan kebun lambo. Disanan ada lima kuburan gerombolan dan sampai sekarang kuburan itu diyakini angker karena jarang orang yang datang kekebun itu. Lalu setelah itu tidak ada lagi pemerasan, paksaan dan kekerasan karena mungkin gerombolan itu sudah menyerah dan takut oleh pemuda Desa Cisaat. Ada juga kepercayaan yang dikhususkan untuk gadis ataupun perempuan yang sedang hamil. Masyarakat meyakini bahwa ketika magrib anak anak dilarang keluar rumah, takut ada sandekala. Gadis dilarang berdiri atau duduk ditengah pintu, katanya nanti gagal menikah, atau kalau ada orang yang mau melamar nanti balik lagi. Ketika hamil dan mau keluar rumah harus membawa pisau atau peniti, agar bayi dan ibu terlindungi dari gangguan makhluk halus atau jin. Ketika hamil 4 bulan harus muput. Ketika hamil 7 bulan harus ada acara 7 bulanan. Ketika bayi baru lahir wajib memberikan nasi rok- rokan kepada tetangga. Ketika bayi baru lahir berumur 41 hari maka harus diadakan pengajian atau marhabanan. Sedangkan kepercayaan yang berhubungan dengan keguyuban yang masih dilajani masyarakat hingga saat ini yaitu membantu tetangga ketika membuat rumah dan melakukan tahlil ketika akan menggali sumur. Ketika ada salah satu

warga yang ingin membangun rumah masyarakat berbondong bondong mendatangi dan membantunya. Mereka menganggap bahwa mereka semua bersaudara, jadi mereka harus saling membantu ketika mempunyai hajat. Malam sebelum paginya membuat sumur masyarakat melakukan tahlil bersama dengan mengundang para tetangga, dengan adanya tahlil bersama diharapkan dalam proses menggali sumur lancar tanpa ada halangan dan keluar air dengan baik. III.4. Pertanian Menjadi Tulang Punggung Masyarakat Jumlah penduduk angkatan kerja yang cukup besar Jika dilihat dari angkatan kerja, mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai petani, dari data profil desa mata pencaharian masyarakat desa Cisaat berdasarkan sektor, sektor pertanian, petani 850 orang, buruh tani 1510 orang, pemilik usaha tani 435 orang. Sedangkan yang bekerja diluar sektor pertanian yaitu, sektor industri kecil dan kerajinan rumah tangga 3, montir 4, tukang batu 6, tukang sumur 6, pemulung 2, polri 43, dokter swasta 2, guru swasta 14, pensiun polri 1, pensiun PNS 29, sopir 8, penyewa pesta 2 dan pengangguran 1510 orang. Masyarakat yang pengangguran kini lebih memilih merantau keluar kota dengan menjadi tukang kebun. Walupun ada Investor yang masuk di Desa Cisaat namun hanya menyerap beberapa tenaga kerja masyarakat, terutama masyarakat sekitar. Selain provesi diatas, ada beberapa warga yang menjadi aparatur Desa, yaitu : struktur organisasi pemerintahan Desa Cisaat periode 2012 2018 : Kuwu H. Meskinah Sekretaris Nono Kaur Pemerintah Kurnadi Kaur Ekbang Ali Aria Sentiana Kaur Kesra Tohari Urusan Umum Bayu D Gumelar Keuangan Adi Suhardi Kadus I Saki Gunawan Kadus II Sunarya Kadus III Sukarna Kadus IV Masna Kadus V Kosim

Jika dilihat dari letak geografis Desa Cisaat merupakan salah satu Desa yang berada di Jawa Barat tepatnya dicirebon yang terdapat diperbatasan antara kota Cirebon dan Kuningan. Cisaat merupakan desa yang berada didaerah perbukitan atau berdekatan dengan daerah pegunungan. Mengacu pada buku profil desa letak geografis desa Cisaat yakni berada pada ketinggian tanah 1,500.00 mdpl, tingkat kemiringan tanah 15,00. dan banyaknya curah hujan 5,000 mm/tahun. Area pesawahan mendominasi tata desa Cisaat, terbentang luas Area pesawahan yang mengelilingi pemukiman. Mayoritas masyarakat Cisaat bermata pencaharian sebagai petani atau buruh tani. Lahan pesawahan yang terletak didesa Cisaat bisa dikatakan tanah yang subur dengan ketinggian tanah 1.500.000 mdl, tingkat kemiringan tanah 15,00 mm/tahun dan banyaknya curah hujan 5,000 mm / tahun. Komoditas pertanian pesawahan yang ada didesa Cisaat terbagi kedalam 6 hamparan yaitu pasigaran, Depok 1, Depok 2, jatilawang, batu belah dan pasir banteng. dengan luas 221 Ha dapat menghasilkan 6,4 Ton / Ha serta nilai produksi yang didapat yakni Rp.14.851.200.000. Hasil tersebut belum bersih, karena masih akan terpotong oleh biaya-biaya produksi seperti biaya pemupukan sebesar Rp. 257.465.000, biaya bibit Rp. 331.500.000, biaya obat Rp. 79.560.000, biaya lainnya yakni Rp. 22.100.000. dalam setahun para petani menanam dan memanen 3 kali, dilahan yang sedang ditanami padi, petani juga menanam sayur cipir dengan media tumpang sari. Selain padi Mangga dan rambutan menjadi Salah satu komoditas buah-buahan yang menjadi unggulan desa Cisaat. Dapat ditemui dijalan utama dan didepan rumah dan gang gang jalan, mayoritas dipenuhi dengan pohon mangga dan rambutan. Dalam setahun buah mangga dipanen sebanyak 4 kali yakni pada bulan Maret, Mei, Juli dan September. Ada salah satu adat yang sekarang sudah tidak dijalankan oleh para petani desa Cisaat, Dulu ada yang namanya sedekah bumi yang artinya sebagai tanda bersyukur kepada Allah atas hasil panen supaya lebih bertambah baik dan banyak lagi. Masyarakat yang mempunyai hasil pertanian mereka membuat

makanan dan padi diikat lalu diserahkan ke makam buyut depok, tepatnya berada diblok satu ditengah sawah, makam buyut depok sekarangn masih terkenal kramat dan masyarakat merasa takut ketika lewat kemakam tersebut. Pada tahun 1970 sedekah bumu masih kental dengan tradisi tahlilan. Pada tahun 1980 sedekah bumi bukan lagi acara tahlilan, tetapi nonton wayang kulit bersama di Desa. Semenjak tahun 1990 dan sampai bapak H.Sudana menjabat sebagai kuwu Cisaat tidak ada lagi sedekah bumi, kini yang ada hanya nonton wayang bersama di balai Desa sehingga tradisi itu sampai sekarang H.Meskinah menjadi Kuwu.(wa min). Pemukiman yang bergerombol membuat kebersamaa masyarakat Cisaat masih guyub, masih saling perduli antara satu dengan yang lain, rasa kekeluargaan masih melekat dintara mereka. Banyaknya komunitas memberikan kesan tersendiri, komunitas yang ada didominasi oleh komunitas keagamaan, seperti jam iyahan, jam iyahan yang ada disini dari jam iyahan anak Kecil, bapak bapak dan ibu ibu semuanya ada, sehingga menambah keeratan antara satu anggota dengan anggota yang lain. Ketika bulan maulid datang masyarakat melakukan rutinan dari satu rumah ke rumah yang lain dengan membacakan barzanji full dalam satu bulan penuh. Ada juga kebiasaan masyarakat Cisaat yang guyub hingga sekarang, ketika ada salah satu anggota keluarga yang ingin membangun rumah, masyarakat sekitar berbondong bondong untuk membantu, tanpa di undangan. Bahkan masyarakat beranggapan bahwa kita ini saudara semua. Selain itu ketika mau membikin sumur masyarakat akan melakukan tahlil terlebih dahulu, dengan dalih agar selamat ketika membuatnya. Eloknya pemandangan dan strategisnya desa Cisaat, menjadi pilihan bagi investor untuk mendirikan usahanya disini, namun dengan datangnya investor, itu tidak menyerap tenaga kerja dari masyarakat pribumi. Investor yang berada di Desa Cisaat yaitu Pesona Sela Ageng Carawentang dan Pt Karya Agung Pilar Kencana. Topografi dan sumber daya alam yang bagus, menjai factor penarik bagi investor untuk mengembangkan usaha dalam bentuk wisata alam. Tempat wisata yang terdapat di desa Cisaat yakni Sela Ageng Carawentang atau Bumi

Pancasila. Wisata Bumi Pancasila atau dikenal dengan wisata Carawentang merupakan tempat wisata yang menyajikan panorama alam. Pemilik wisata ini bernama pak Jaso Saputra asal Plered Cirebon, dan dikelola oleh pak Suripto yang masih keluarganya. Tempat ini baru dibuka untuk umum sekitar 4 tahun yang lalu dan waktu itu diresmikan oleh ibu Megawati Soekarno Putri dengan nama wisata Bumi Pancasila namun, lebih dikenala dengan wisata Carawentang. Hal ini terlihat pada Prasasti peresmian wisata Bumi Pancasila ini yang lengkap terdapat tanda tangan ibu Megawati Soekarno Putri di depan bangunan balai pertemuan. Pembanguanan wisata Carawentanga ini ternyata kuli banguannya adalah orang Cisaat, berinovasi dan berkreasi menata bebatuan alami setempat, sehingga menjadi tempat yang tetata rapih, alami, dan sejuk. Fasilitas yang tersedia diantaranya camping ground, gedung terbuka untuk pertemuan, saung-saung untuk santai, pemandangan alam yang asri dan ada sungai juga. Selain itu menerima boking tempat juga untuk kegiatan Rp. 5.000.000. Pengunjung pada hari-hari biasa tidak terlalu banyak hanya sekitar 50 orang, ramainya ketika hari libur, weekend, dan hari besar. Pada waktu ramai bias sampai membludak bahkan tamu-tamu kadang menunggu pengunjung yang lebih awal untuk pulang dahulu. Karena ketika selesai acara kebanyakan masih santai dan ngobrol-ngobrol. Harga tiket masuknya Rp 5.000 per orang baik anak-anak dan dewasa. 5 Namun, masyarakat sekitar hanya berkonstribusi ketika pembangunan terjadi, setelah selesai, mereka tidak lagi bekerja. PT Karya Agung Pilar Kencana merupakan PT. Air, PT Air ini milik pak H Fahmi asal Bandung mulai produksi sejak April 2010 diatas tanah seluas 580 m yang dahulunya adalah pesawahan. Tanah ini merupakan tanah milik desa Cisaat yang disewa dengan kontrak 5 tahun yang dibayar pertahun. Pembanguan PT Air secara bertahap kurang lebih 3 bulan dengan mengundang dari kontraktor Cirebon dan sebagian orang Cisaat dengan waktu. Adapun Sumber air yang digunakan adalah air telaga nilem yang merupakan air Kuningan gunung Ciremai dengan jarak antara telaga dan tabung penampung sekitar 5 km. Modal yang dikeluarakan untuk pembangunan PT Air ini mencapai angka 3 milyar, 5 Wawancara dengan popi

karena untuk tabungnya saja mencapat Rp 2 milyar yang dibeli dari luar negeri tepatnaya dari Australia. Tabung ini disebut dengan adome tau aqua dome yang menampung air sebanyak 5.000 kubik. Sejarahnya dahulu PT Air ini berproduksi di Sumber namun ada hambatan sehingga pindah ke daerah sini. Karayawan yang bekerja di PT ini berjumlah 7 orang dengan tugas yang berbeda-beda diantaranya adalah 2 orang bagian teknisi uang bertugas untuk menjaga keamanan saluran pipa, bagian adaministrasi 1 orang yang bertugas mengatur keuangan, operator 2 orang tugasya mencari link atau jaringan konsumen ke luar kota, kasir 11 orang untuk pembayaran air, dan supir 2 orang yang mengantarkan pesanan air dari agen. Gaji yang diterima oleh para karyawan mengikuti UMR atau Upah Minimum Regional Cirebon. Pengawasan dari pemilik perusahaa air minum ke tempat produksi ini, tidak menentu kadang seminggu sapai 3 kali untuk melihat kinerja karyawannya. PT Air ini memproduksi air baku yang siap dikonsumsi baik untuk minum ataupun kebutuhan lainnya, karena sudah teruji secara klinis bahwa air ini higenis. Penyaringan air dilakukan secara otomatis di telaga nilemnya dan surat ijin usaha juga sudah lengkap. Depot isi ulang air minum banyak yang isi ulang dari PT Air ini seperti Tirta Barokah Sumber, Handri Water Palimanan, dan Pelabuhan Ciebon untuk alokasi MCK bahkan Indramayu. Secara umum sewilayah 3 banyak bahkan hingga raatusan yang isi ulang untuk depot air minum. PT Air ini hanya memproduksi uair untuk pasokan ke tangki mobil yang beli dan perumahan saja, tidak sampai mengemas dalam ukuran akua gallon, botol ataupun aqua gelas. PT Air hanya memiliki 2 unit mobil tangki untuk mengarkan pesanan saja, karena kebanyakan ketika ada konsumen yang butuh mereka datang sendiri ke PT Air. Ukuran mobil tangki kapasitas tampungan airnya bervariasi mulai dari 6000 liter, 7000 liter, 7500 liter dan 8500 liter. Dalam sehari biasanya jumlah konsumen yang beli ada 15 sampai 20 mobil tangki dengan harga Rp 25.000 per tangki disama ratakan. Jika satu hari 20 tangki dengan harga Rp 25.000 maka pemdapatan dalam hari itu adalah 500.000 dan sebulan atau 30 hari Rp 15.000.000. Produksi air tidak hanya untuk depot isi ulang air tetapi untuk PDAM Perumahan Taman Sumber dengan tagihan sesuai

pemakaian yang dihitung tiap akhir bulan. Penyaluran untuk PDAM Perumahan menggunakan pipa paralon tersendiri yang ditanam di bawah tanah. Tabung air biasanya mengalami depisit persediaan setiap sore hari, maka pengisianpun dihentikan. Pemenuhan kembali biasanya sampai pukul 03.00 ada hari esoknya dan dibuka pengisian lagi pada waktu subuh. Jadi pelayanan tidak bisa 24 jam. Sampai saat ini tidak ada keluhan dari konsumen. Tabung juga kadang menampung secara berlebih tetapi jarang hanya ketika penjualan kurang saja, dan air tidak tumpah basahi lingkungan karena sudah terpasang pipa operflow pembuangan yang dialirkan ke sungai di belakang kantor. Air dai telaga nilem terus mengalir tanpa henti, hanya saja sudah terpasang palp untuk mengatur tekanan air yang mengalir yang berfungsi menahan air juga ketika terjadi kebocoran atau masalah pipa. Pipa yang digunakan bervariasi sesuai kapasistas yang dibutuhkan, sepertialnya untuk penyalur air dari telaga nilemnya bernama pipa inlet, dan pipa palvy untuk saluran ke PDAM Perumahan Sumber. Sementara pipa yang digunakan untuk saluran sepanjang dari telaga nilem ke tabung berbeda-beda sesuai beban tanah, ada yang pipa besi diameter 6 inch ada pula pipa plastic. 6 Sejauh ini PT Air tidak menimbulkan kontra bagi masyarakat sekitar. Masyarakat Cisaat sendiri tidak ada yang menggunakan atau yang membeli air kesitu. Ada juga depot air minum tidak isi ulang dari sini tapi dari Perusahaan Ciremai Water. Perusahaan air minum ini tidak terlalu banyak menyerap tenaga kerja masyarakat desa Cisaat. Hal ini terlihat dari jumlah karyawan yang hanya 7 orang dan asli asal desa Cisaatnya hanya 2 orang karena rekrutmen pekerja yang ahli dibidang usaha perairan tersebut. III.5. Misteri Sumber Air Cisaat Awal masyarakat menggunakan air yaitu dengan menggunakan air sungai, namun seiring berjalannya waktu air sungai itu kian berkurang dan juga sudah tidak lagi jernih, karena ditetangga Desa air sungainya sudah digunakan oleh PDAM, sehingga air yang mengalir di Desa Cisaat keruh. Setelah itu masyarakat 6 Wawancara dengan pak Iwan

mencari sumber air yang ada. Hasil perjuangan masyarakat mencari sumber air akhirnya terjawab, ditemukan sumber air yang letaknya berada didekat sungai dan didekat pepohonan. Ada yang mengatakan air itu berasal dari rembesan air sungai dan juga ada yang mengatakan air tersebut berasal dari tuak pohon (akar pepohonan). Mata air tersebut terletak di pinggiran sungai Soka Udik dan pinggiran aliran sungai yang menjadi pembatas antara dusun 2 dan dusun 3 berada di Dusun Pesantren. Keadaan mata air tersebut mempunyai debit air yang kecil sehingga di manfaatkan oleh beberapa keluarga saja. Setelah ditemukannya sumber air tersebut masyarakat mempunyai ide untuk membuat suatu tempat atau media agar air tertampung dan dapat diambil masyarakat dengan mudah. Masyarakatpun membuat tampungan air, dan ada juga yang hanya berupa pancuran. Masyarakat mengambil air dengan cara digendong dan dipikul. Kegiatan ini dilakukan oleh semua masyarakat Cisaat. karna Cisaat merupakan daerah perbukitan, masyarakat mulai mengeluh dengan jarak sumber air yang berada dibawah, itu dirasa jauh oleh masyarakat. Setelah itu masyarakat mempunyai ide bagaimana agar ada sumber air diatas, supaya akses untuk masyarakat lebih mudah. Dari obrolan satu orang dengan orang lain, akhirnya ada yang menunjukan bahwa didesa Ciwiru atau gunung biru dan juga Desa Cimara banyak terdapat sumberan air. Dengan berbekal keberanian, masyarakat mencari, sampai ketemu sumber air tersebut dan kemudian dialiri ke Desa Cisaat. Namun keberadaan air itu aneh karena air kadang ada, trus menghilang. Beberapa tahun kemudian tiba tiba datang lagi. Keberadaan air yang tidak stabil membuat salah satu dari masyarakat mempunyai ide untuk mencari sumber air dengan menggali sumur. Dalam eksperimen ini bapak Ratum yang berprofesi sebagai tukang gali menemukan sumber air pada kedalaman 18 meter, awal bapa ratum ingin menggali sumur, banyak masyarakat yang mengatakan di Desa ini tidak ada air, tetapi dengan rasa penasaran bapa ratum terus menggali, dengan keyakinan yang kuat pasti akan ditemukan air, bapak ratum bersama anaknya terus dengan gigih, hingga kedalaman sumur tersebut 18 meter muncullah sumber air, dengan debit air yang cukup banyak air tersebut dipakai oleh 6 keluarga hingga sekarang, peristiwa ini

terjadi pada tahun 2000, setelah ada kejadian tersebut, masyarakatpun berbondong bondong untuk membuat sumur. Dengan beragam air yang digunakan oleh masyarakat, pemerintah melakukan pengecekan kualitas air yang digunakan masyarakat, dengan hasil air yang berasal dari sumur gali baik dipakai, dan air dari Ciwiru kurang baik untuk digunakan. Sehingga masyarakat sekarang lebih memilih menggunakan air sumur gali. Ada kebiasaan masyarakat Cisaat ketika ingin membuat sumur, waktu malam sebelum keesokan harinya membuat sumur masyarakat harus melakukan pembacaan yasin dan tahlil dan mengundang para tetangga terdekat. Tidak sampai disini, pemerintahpun 7 ikut andil dalam pengelolaan air Desa Cisaat, menurut salah satu perangkat Desa, pemerintah menurunkan program WSLIC pada tahun 2002, berupa sumur gali yang dipakai secara umum oleh masyarakat. Akan tetapi, adanya sumur gali itu tidak berpengaruh apapun terhadap pengelolaan air dicisaat 8, karena memang pengelolaan air yang ada terlebih dahulu yang dilakukan secara swadaya oleh masyarakat masih dipakai hingga saat ini. Di Cisaat juga ada sumur yang terletak disamping desa Cisaat, konon sumur itu didalamnya terdapat gua yang sangat panjang dan belum ada yang bisa mengukur sejauh mana gua itu dan sedalam apa sumur itu, namun sebagian warga desa Cisaat mempercayai air yang ada disumur itu adalah air kramat. Bahkan pertama kali sumur itu ada, masyarakat berbondong bondong mendatangi sumur tersebut, dan ada juga masyarakat dari luar desa mendatangi sumur ini, hingga pernah ada wartawan yang meliput keberadaan sumur tersebut. Mereka beranggapan bahwa air dari sumur tersebut bisa mengobati penyakit. 9 Selain mata air, terdapat 2 (dua) sungai di desa Cisaat yakni sungai Soka Udik dan sungai Cigobang. Hulu sungai tersebut berada di daerah Kuningan tepatnya dari 7 Wawancara pa Ali tanggal 18 November 2016 EKBANG Desa Cisaat 8 Wawancara wa aong tanggal 28 November 2016 9 Informasi tersebut diatas berasal dari Ibu Sutiah asli orang Cisaat dan bapak Karsa (Alm) selaku mantan pamong Desa Cisaat yang waktu iti ikut serta dalam pergerakan PKI.

gunung Ciremai. Air sungai Soka Udik di manfaatkan oleh kelompok tani Depok 1, Depok 2, Pasigaran dan Jatilawang sedangkan air sungai Cigobang untuk kelompok tani Pasir Bentang dan Batu Belah. Aliran air irigasi sawah sering terjadi konflik perebutan air antara petani dan masyarakat yang menggunakan irigasi sawah. proses pengaliran air sungai kelahan pesawahan masih berebut antara satu dengan yang lain. Dulunya kedua air sungai tersebut mempunyai debit air yang banyak dan jernih. Akan tetapi, setelah sumber mata air yang ada di daerah Kuningan di ambil atau ekploitasi oleh PDAM berdampak buruk terhadap aliran sungai-sungai yang mengalir ke daerah Cirebon salah satu adalah sungai Soka Udik dan Sungai Cigobang yang ada di desa Cisaat.