Kemurnian Meningkat pada Tiga Varietas Kacang Panjang (Vigna sesquipedalis (L.) Fruwirth) pada Rejuvinasi Pertama

dokumen-dokumen yang mirip
Nanik Supriatun *), Kuswanto dan Darmawan Saptadi

Hajroon Jameela *), Arifin Noor Sugiharto dan Andy Soegianto

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Selain sebagai bahan pangan, akhir-akhir ini jagung juga digunakan

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu dari enam komoditas

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kedelai Varietas Argomulyo VARIETAS ARGOMULYO

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai

Agrivet (2015) 19: 30-35

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA Pemuliaan Tanaman Padi

Lampiran 1 : Deskripsi Varietas Kedelai

KERAGAMAN KARAKTER TANAMAN

MANFAAT MATA KULIAH. 2.Merancang program perbaikan sifat tanaman. 1.Menilai sifat dan kemampuan tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan

I. PENDAHULUAN. Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman semusim yang menjalar

HASIL DAN PEMBAHASAN

HAKIM: HERIBILITAS DAN HARAPAN KEMAJUAN GENETIK KACANG HIJAU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu tanaman penghasil

KAJIAN KETERKAITAN ANTAR SIFAT KUANTITATIF KETURUNAN HASIL PERSILANGAN ANTARA SPESIES KACANG TUNGGAK DENGAN KACANG PANJANG

PEMULIAAN TANAMAN. Kuswanto, 2012

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1

II. TINJAUAN PUSTAKA. spesies. Klasifikasi tanaman ubikayu adalah sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga. tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 376/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kedelai Varietas Argomulyo VARIETAS ARGOMULYO

KERAGAMAN GENETIK POPULASI BULK F2, F3 DAN F4 KACANG PANJANG (Vigna sesquipedalis (L) Fruwirth) HASIL PERSILANGAN PS x MLG 15151

PROSEDUR PEMULIAAN KACANG PANJANG

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009

LAMPIRAN. Penanaman Benih F 3 Hasil Hibridisasi Varietas Anjasmoro x Genotipa Tahan Salinitas. Pengamatan Berdasarkan Karakter Fisiologi daun

Kebutuhan pupuk kandang perpolibag = Kebutuhan Pupuk Kandang/polibag = 2000 kg /ha. 10 kg kg /ha. 2 kg =

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Lampiran 1. Lay Out Penelitian Rancangan Acak Lengkap

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman

BAB VII PEMBAHASAN UMUM

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

Blok I Blok II Blok III. c 3 P 0 V 1 P 1 V 5 P 0 V 1 P 1

IV. PLASMA NUTFAH KEDELAI

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan salah satu tanaman

BAB I PENDAHULUAN. pangan yang berasal dari biji, contohnya yaitu padi. Dalam Al-Qur'an telah

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis

THE PERFORMANCES FROM FIRST GENERATION LINES OF SELECTED CHILI PEPPER (Capsicum frutescens L.) LOCAL VARIETY

BAB. I PENDAHULUAN. Latar Belakang

VII. LAMPIRAN-LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian di Laboratorium M1Z1 (1) M1Z1 (2) M1Z1 (3) M1Z3 (2) M0Z0 (1) M1Z2 (2) M0Z0 (3) M1Z3 (1) M1Z3 (3)

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi

Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1995 Tentang : Pembenihan Tanaman

HASIL DAN PEMBAHASAN

KERAGAAN GALUR KEDELAI HASIL PERSILANGAN VARIETAS TANGGAMUS x ANJASMORO DAN TANGGAMUS x BURANGRANG DI TANAH ENTISOL DAN INCEPTISOL TESIS

PENAMPILAN DELAPAN GALUR KACANG PANJANG (Vigna sesquipedalis L. Fruwirth) PADA DUA MUSIM TANAM

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Lingkungan Tumbuh

FORMULIR DESKRIPSI VARIETAS BARU

PERTUMBUHAN DAN HASIL BERBAGAI VARIETAS KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) Wilczek) PADA KADAR AIR YANG BERBEDA

KERAGAAN FENOTIPE BERDASARKAN KARAKTER AGRONOMI PADA GENERASI F 2 BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L. Merril.) S K R I P S I OLEH :

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004

METODE PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SENDIRI

EVALUASI KARAKTER TANAMAN KEDELAI HASIL RADIASI SINAR GAMMA PADA GENERASI M 2

karakter yang akan diperbaiki. Efektivitas suatu karakter untuk dijadikan karakter seleksi tidak langsung ditunjukkan oleh nilai respon terkorelasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Botani Tanaman Kacang Panjang. Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2011), susunan klasifikasi kacang panjang

I. PENDAHULUAN. secara signifikan. Melalui proses seleksi tanaman yang diikuti dengan penyilangan

METODA BAKU UJI ADAPTASI DAN UJI OBSERVASI

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung

IV. PLASMA NUTFAH KEDELAI Rejuvenasi SDG Kedelai Evaluasi Ketahanan SDG Kedelai terhadap Cekaman Salinitas

WARNA POLONG DAN KILAP BIJI PADA SEMBILAN GALUR KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) KAMPAR GENERASI KETIGA

KERAGAMAN MORFOLOGI DAN GENOTIPE TANAMANROSELLA(Hibiscus SabdariffaL.). GENERASI M2 HASIL IRIDIASI SINAR GAMMA SKRIPSI OLEH:

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1995 TENTANG PEMBENIHAN TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROSEDUR PEMULIAAN KACANG PANJANG

PERAKITAN KULTIVAR KACANG TANAH TAHAN PENYAKIT KAPASITAS SOURCE-SINK SEIMBANG UNTUK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. PLASMA NUTFAH. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 3

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. fenotipe yang diamati menunjukkan kriteria keragaman yang luas hampir pada

PENDUGAAN PARAMETER GENETIK VIGOR BENIH CABAI (Capsicum annuum L.) MENGGUNAKAN ANALISIS SILANG HALF DIALEL

UJI DAYA HASIL GALUR MUTAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) TERHADAP KETAHANAN TANAH. Zainol Arifin ABSTRAK

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor

Keragaman Karakter Morfologi, Komponen Hasil, dan Hasil Plasma Nutfah Kedelai (Glycine max L.)

KARAKTERISASI BEBERAPA GALUR INBRIDA JAGUNG MANIS (Zea mays L. Saccharata) CHARACTERIZATION OF SOME SWEET CORN (Zea mays L. Saccharata) INBRED LINES

Lampiran 1. Deskripsi Kedelai Varietas Grobogan

PERSILANGAN BUATAN PADA TANAMAN KACANG HIJAU (VIGNA RADIATA (L.) WILCZEK)

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman sumber protein

PELAKSANAAN PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan sumber protein penting di Indonesia. Kesadaran masyarakat

sehingga diharapkan dapat menghasilkan keturunan yang memiliki toleransi yang lebih baik dibandingkan tetua toleran (segregan transgresif).

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

STUDI DAYA HASIL GALUR F4 KEDELAI (Glycine max L.) HASIL PERSILANGAN VARIETAS GROBOGAN DENGAN ANJAMORO, UB, AP DAN ARGOPURO

Sumber : Lampiran SK Menteri Pertanian No.76/Kpts/SR.120/2/2007, tanggal 7 Pebruari 2007.

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering Masam

Pokok Bahasan: Pemuliaan untuk Tanaman Menyerbuk Sendiri. Arya Widura R., SP., MSI PS. Agroekoteknologi Universitas Trilogi

Varietas DB (%) KA (%) Walet Sriti Murai Kutilang Vima

Karakterisasi dan Deskripsi Plasma Nutfah Kacang Panjang

Lampiran 1. Gambar Bagan Lahan Penelitian

Lampiran 1. Hasil Analisis Tanah di Kebun Percobaan Leuwikopo IPB

FK = σ 2 g= KK =6.25 σ 2 P= 0.16 KVG= 5.79 Keterangan: * : nyata KVP= 8.53 tn : tidak nyata h= Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. padi karena banyak dibutuhkan untuk bahan pangan, pakan ternak, dan industri.

PEMBENTUKAN VARIETAS UNGGUL BARU SEREALIA

UJI KESERAGAMAN DAN ANALISIS SIDIK LINTAS ANTARA KARAKTER AGRONOMIS DENGAN HASIL PADA TUJUH GENOTIP PADI HIBRIDA JAPONICA

LAMPIRAN. : seleksi persilangan galur introduksi 9837 dengan wilis

Transkripsi:

View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE provided by Jurnal Produksi Tanaman 3072 Jurnal Produksi Tanaman Vol. 6 No. 12, Desember 2018: 3072 3078 ISSN: 2527-8452 Kemurnian Meningkat pada Tiga Kacang Panjang (Vigna sesquipedalis (L.) Fruwirth) pada Rejuvinasi Pertama Purity Improving On Three Varieties Of Yardlong Bean (Vigna sesquipedalis (L.) Fruwirth) on First Rejuvination Putri Puji Astuti *) dan Kuswanto Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Brawijaya University Jl. Veteran, Malang 65145 Jawa Timur, Indonesia E-mail: putripuji40@gmail.com ABSTRAK Produktivitas polong segar kacang panjang (Vigna sesquipedalis (L.) Fruwirth) di tingkat petani Indonesia masih tergolong rendah. unggul baru yang mempunyai produktivitas dan stabilitas yang tinggi membutuhkan sumber-sumber gen unggul. yang sudah ada perlu dilakukan rejuvinasi agar benih mengalami peremajaan kembali, sehingga viabilitas benih saat disimpan tetap terjaga. Penelitian ini bertujuan untuk merejuvinasi dan mengevaluasi kemurnian varietas kacang panjang. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Dadaprejo Kecamatan Junrejo, Kota Batu pada bulan Juni sampai dengan bulan September 2017. Bahan yang digunakan adalah varietas Brawijaya 1, Brawijaya 3, Brawijaya 4, Bagong 3, dan pupuk kandang. Metode penelitian dengan penanaman langsung semua varietas dan pengamatan secara single plant. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas Brawijaya 1, Brawijaya 4 dan Bagong 3 berhasil direjuvinasi dengan menghasilkan benih baru yang memiliki viabilitas diatas 85%, serta memiliki keragaman yang rendah pada parameter umur berbunga, jumlah bunga, umur segar, jumlah polong, ukuran biji, jumlah biji per polong dan bobot 100 butir. Kata kunci: Kacang panjang, pemurnian varietas, rejuvinasi, viabilitas ABSTRACT The productivity of fresh yardlong bean (Vigna sesquipedalis (L.) Fruwirth) at the Indonesian farmers level is still relatively low. New high yielding varieties with high productivity and stability requires superior genetic resources. Existing varieties need to be rejuvenated for the seeds to rejuvenate, so the viability of seeds when stored is maintained. This study aims to rejuvinate and evaluate the purity of long bean varieties. This research was conducted in Dadaprejo Village, Junrejo District, Batu City from June until September 2017. The research used material there are varieties Brawijaya 1, Brawijaya 3, Brawijaya 4, Bagong 3, and manure. This research uses single plant observation method. The results of rejuvinated that the varieties of Brawijaya 1, Brawijaya 4 and Bagong 3 were successfully rejuvenated by producing new seeds that have viability above 85%, and have a low diversity in flower age parameters, number of flowers, fresh age, number of pods, seed size, per pod and 100 grain weight. Keywords: Purity varieties, rejuvenation, viability, yardlong bean PENDAHULUAN Produktivitas polong segar kacang panjang (Vigna sesquipedalis (L.) Fruwirth) di tingkat petani Indonesia masih tergolong

3073 Puji dkk, Kemurnian Meningkat Pada Tiga rendah. Peningkatan produktivitas bebih kacang panjang dapat dilakukan dengan penentuan dan pembentukan suatu varietas yang memiliki potensi hasil yang tinggi, namun suatu varietas harapan tidak hanya cukup dengan melihat dari satu faktor genetik saja, melainkan terdapat faktor lingkungan yang juga berpengaruh terhadap penampilan suatu tanaman hingga produktivitas tanaman. Hal ini disebabkan karena faktor lingkungan merupakan faktor luar yang merupakan manifestasi dari interaksi komponen struktur dan fungsi tanaman terhadap lingkungannya. Keberhasilan merakit varietas unggul sangat ditentukan oleh tersedianya keragaman genetik hayati (plasma nutfah), sebagai bahan dasar pemuliaan tanaman (Leon, et al.,). Kacang panjang tergolong spesies tanaman yang berkembang biak dengan biji dan mempunyai keragaman genetik yang sangat besar dan mampu menghasilkan genotipe baru yang dapat beradaptasi terhadap lingkungan yang bervariasi. Genotipe-genotipe tersebut merupakan plasma nutfah yang harus dijaga kelestariannya, untuk dapat dimanfaatkan sifat tertentu yang dimilikinya (Russel dan Sandall, 2006). Upaya untuk melestarikan plasma nutfah kacang panjang, maka sebagai langkah awal perlu dilakukan rejuvinasi (peremajaan benih) di lapang, sebagai salah satu cara untuk menyelamatkan koleksi benih plasma nutfah kacang panjang, sekaligus menjaga kemurnian benih koleksi plasma nutfah tersebut. Rejuvinasi ialah salah satu kegiatan untuk memperbaharui viabilitas benih agar benih yang telah lama disimpan tetap terjaga tingkat viabilitasnya. Populasi yang direjuvinasi perlu dilakukan uji pemurnian genetik untuk memastikan bahwa benih yang direjuvinasi adalah benih yang sudah murni. Harapan dari hasil rejuvinasi ialah banyaknya jumlah benih yang terbentuk memiliki tingkat kemurnian genetik yang tinggi, sehingga dalam kegiatan rejuvinasi perlu dilakukan kegiatan pemurnian genetik terlebih dahulu agar hasil rejuvinasi memiliki kemurnian genetik yang pasti. Benih yang murni akan menghasilkan tanaman yang memiliki keseragaman yang tinggi serta meminimalkan jumlah tanaman yang menyimpang. Kegiatan pemurnian varietas harus selalu dilakukan untuk menguji apakah dalam suatu populasi masih terdapat keragaman ataukah dalam suatu populasi tersebut sudah seragam penampilannya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Rachmawati, Kuswanto dan Purnamaningsih (2014), berpendapat bahwa diperlukan adanya kemurnian perhitungan tentang keragaman antar galur untuk mengetahui kemurnian genetiknya. Upaya peningkatan kemurnian genetik pada varietas-varietas kacang panjang perlu dilakukan kembali, selain itu juga harus dilakukan seleksi polong kacang panjang untuk menghasilkan kacang panjang yang seragam. Perbedaan penampilan dapat disebabkan karena kondisi suhu, cahaya, musim, substrat dan nutrisi. Oleh karena itu, penelitian terhadap pemurnian varietas kacang panjang perlu dilakukan untuk dikembangkan dan dirakit supaya menghasilkan varietas-varietas unggul yang pertumbuhannya seragam. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Desa Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu pada bulan Juni sampai dengan bulan September 2017. Terletak pada ketinggian 700 mdpl dengan curah hujan rata-rata pertahun mencapai 1.669 mm dan suhu rata-rata 18-28 O C. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kacang panjang varietas Brawijaya 1, Brawijaya 3, Brawijaya 4, Bagong 3, dan Pupuk Kandang. Metode penelitian dengan penanaman langsung semua varietas dan pengamatan secara single plant. Satu varietas terdiri dari 30 tanaman. Analisis data menggunakan pengamatan karakter kualitatif dan karakter kuantitatif. Karakter kuantitatif diuji menggunakan rata-rata, varian, simpangan baku, dan KK (koefisien keragaman).

3074 Jurnal Produksi Tanaman, Volume 6, Nomor 12, Desember 2018, hlm. 3072 3078 HASIL DAN PEMBAHASAN Rejuvinasi Kacang Panjang Pengamatan yang dilakukan pada saat fase perkecambahan diawal pertanaman, dengan menanam 30 benih pada masing-masing varietas dan media tanam. Daya tumbuh setiap varietas disajikan pada tabel 1. Berdasarkan Tabel.1 dapat diketahui bahwa persentase perkecambahan kacang panjang pada varietas Brawijaya 1 dan Brawijaya 3 memiliki nilai daya tumbuh <50%. Sedangkan persentase perkecambahan pada varietas brawijaya 4 memiliki daya berkecambah >50%, dan varietas Bagong 3 persentase perkecambahan memiliki nilai 85%. Perbedaan persentase ini disebabkan karena benih yang tidak tumbuh mengalami busuk. Benih yang busuk diduga karena saat panen benih masih basah dan belum masak fisiologis, serta benih kacang panjang yang disimpan pada jangka waktu lama mengalami penurunan viabilitas. Ada dua faktor yang mempengaruhi perkecambahan benih yaitu dari dalam (tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dormansi) dan faktor luar (air, temperatur, oksigen, dan cahaya). Didukung dengan pendapat Bermawie, Nur dan Susi (2010), bahwa benih yang telah disimpan lama akan mengalami penurunan viabilitas, sehingga perlu dilakukan kegiatan rejuvinasi untuk mengetahui kemampuan daya tumbuh pada masing-masing tanaman dan menghasilkan benih baru dengan viabilitas tinggi. Tabel 1. Daya Tumbuh Kacang Panjang Kertas Merang Media Tanam Sekam Padi + Tanah Tanah + Pupuk Kandang Sapi Brawijaya 1 30 10 10 Brawijaya 3 Tidak 10 Tumbuh Brawijaya 4 30 60 50 Bagong 3 70 85 85 Tidak Tumbuh Kegiatan rejuvinasi dilanjutkan pada varietas Brawijaya 4 dan Bagong 3 yang memiliki nilai daya berkecambah >50%. Data rejuvinasi disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan hasil pengamatan daya tumbuh tanaman kacang panjang varietas Brawijaya 1 benih yang tumbuh 2 dan 28 benih tidak tumbuh, varietas Brawijaya 4 benih yang tumbuh 29 dan 1 benih tidak tumbuh, serta pada varietas Bagong 3 benih tumbuh 30. Benih yang tumbuh diharapkan dapat menghasilkan produksi dengan viabilitas >85%. Tabel 2. Benih yang tumbuh Benih ditanam Benih tumbuh Benih mati Brawijaya 1 30 2 28 Brawijaya 4 30 29 1 Bagong 3 30 30 0 Pemurnian Hasil pengamatan karakter kualitatif kacang panjang varietas Brawijaya 1, Brawijaya 4, dan Bagong 3 sudah menunjukkan keseragaman secara fenotip. Pengamatan karakter kualitatif pada varietas Brawijaya 1 memiliki karakter bentuk ujung daun meruncing, bentuk daun lanceolat, warna daun hijau hijau, warna batang hijau kemerahan, warna kelopak bunga ungu muda, warna sayap bunga ungu gelap, warna polong hijau, tekstur permukaan polong halus, warna utama biji coklat (brown patina), dan tekstur permukaan biji licin. Brawijaya 4 memiliki karakter bentuk ujung daun meruncing, bentuk daun ovate-lanceolate, warna daun hijau, warna daun hijau kemerahan, warna kelopak bunga hijau, warna sayap bunga ungu muda, warna polong hijau muda, tekstur permukaan polong halus, warna utama biji coklat (copper brown), dan tekstur permukaan biji licin. Pada varietas Bagong 3 memiliki karakter bentuk ujung daun meruncing, bentuk daun ovate-lanceolate, warna daun hijau, warna batang hijau kemerahan, warna kelopak bunga hijau, warna sayap bunga ungu muda, warna polong hijau, tekstur permukaan polong kasar, warna utama biji coklat (copper brown), dan tekstur permukaan biji licin.

Tabel 3. Karakter kualitatif varietas Brawijaya 1 Brawijaya 4 Bagong 3 Tabel 4. Karakter kuantitatif varietas Karakter 3075 Puji dkk,kemurnian Meningkat Pada Tiga... Deskripsi Berdasarkan PVTPP Deskripsi Hasil Pengamatan Bentuk Ujung Daun Meruncing Meruncing Bentuk Daun Long-lanceolate Long-lanceolate Warna Kelopak Bunga Hijau Hijau Warna Sayap Bunga Ungu Muda Ungu Muda Warna Polong Hijau Hijau Tekstur Permukaan Polong Kasar Kasar Warna Utama Biji Coklat Coklat Tekstur Permukaan Biji Licin Licin Bentuk Ujung Daun Meruncing Meruncing Bentuk Daun Ovate-lanceolate Ovate-lanceolate Warna Kelopak Bunga Hijau Hijau Warna Sayap Bunga Ungu Muda Ungu Muda Warna Polong Hijau Muda Hijau Muda Tekstur Permukaan Polong Kasar Kasar Warna Utama Biji Coklat Coklat Tekstur Permukaan Biji Licin Licin Bentuk Ujung Daun Meruncing Meruncing Bentuk Daun Ovate-lanceolate Ovate-lanceolate Warna Kelopak Bunga Hijau Hijau Warna Sayap Bunga Ungu Muda Ungu Muda Warna Polong Hijau Hijau Tekstur Permukaan Polong Kasar Kasar Warna Utama Biji Coklat Coklat Tekstur Permukaan Biji Licin Licin Barawijaya 4 Bagong 3 Parameter ( ) (S) (S 2 KK ) ( ) (S) (S KK ) Umur Berbunga 40,88 1,47 2,17 3,61 39,66 0,52 0,28 1,33 Jumlah Bunga 20,93 1,67 2,81 8,01 25,80 1,81 3,28 7,02 Umur Panen Segar 69,73 2,37 5,63 3,40 72,1 0,29 0,08 0,41 Jumlah Polong 13,3 1,67 2,81 11,82 21.03 1,81 3,28 9,10 Panjang Polong 50,91 2,06 4,25 4,05 55,47 2,02 4,09 3,64 Diameter Polong 0,41 0,017 0,0002 4,12 0,70 0,0006 0,00004 0,89 Jumlah Biji Per 15,36 0,56 0,31 3,67 15,06 0,32 0,10 2,16 Polong Bobot 100 Biji 12,60 0,49 0,24 3,89 17,09 0,16 0,02 0,94 Tabel 5. Uji benih hasil rejuvinasi Benih ditanam Benih Benih Daya Tumbuh tumbuh mati Brawijaya 1 100 92 8 92 Brawijaya 4 300 282 18 94 Bagong 3 300 289 11 96 Ketiga varietas dapat dikatakan telah murni berdasarkan karakter kualitatif, di mana masing-masing varietas telah memiliki karakter kualitatif yang sama

3076 Jurnal Produksi Tanaman, Volume 6, Nomor 12, Desember 2018, hlm. 3072 3078 dengan deskripsi varietas berdasarkan PPVTPP. Hasil perbandingan deskripsi karakter kualitatif dapat dilihat pada Tabel 3 Hasil rejuvinasi varietas Brawijaya 1 tidak dianalisa data kuantitatif karena hasil daya tumbuhnya sedikit. Berdasarkan nilai koefisien keragaman varietas Brawijaya 4 dan Bagong 3 pada parameter umur berbunga, jumlah bunga, umur panen segar, jumlah polong, jumlah biji perpolong, dan bobot 100 biji yang diamati menunjukkan nilai yang rendah karena nilai KK <25%. Hasil karakter kuantitatif dapat dilihat pada tabel 4. Benih yang telah dipanen diuji daya tumbuhnya dengan kertas merang untuk mengetahui nilai persentase dari masingmasing varietas. Data daya tumbuh setelah panen disajikan pada Tabel 5. Berdasarkan daya tumbuh benih yang diuji pada masing-masing varietas. Brawijaya 1 menghasilkan benih tumbuh 92 dan benih mati 8, sehingga memiliki nilai persentase 92%, varietas Brawijaya 4 menghasilkan benih tumbuh 282 dan benih mati 18, sehingga memiliki nilai persentase 94%, sedangkan varietas Bagong 3 menghasilkan benih tumbuh 289 dan benih mati 11, sehingga memiliki nilai persentase 96%. Hasil menunjukkan persentase diatas 85%, hal ini dapat dikatakan bahwa kegiatan rejuvinasi berhasil. Kegiatan rejuvinasi benih dilakukan pada masing-masing varietas kacang panjang berpolong hijau yang sesuai dengan karakter pada PPVTPP. Menurut Rais et al. (2004) menjelaskan bahwa dalam rangka pelestarian, pengelolaan, dan pemanfaatan plasma nutfah diantaranya adalah kegiatan rejuvinasi dan karakterisasi sifat. Rejuvinasi atau peremajaan benih dilakukan secara berkala 2-3 tahun sekali, terutama pada biji-biji yang telah menurun daya kecambahnya hingga di bawah 80%, hal ini bertujuan untuk memperoleh biji baru dengan viabilitas tinggi. Beberapa sifat penting pada kacang-kacangan untuk potensi hasil tinggi ialah pada berat dan jumlah polong per tanaman, berat 100 biji, dan berat biji. Kegiatan rejuvinasi menghasilkan benih kacang panjang yang memiliki viabilitas yang tinggi dengan sifat-sifat morfologis plasma nutfah kacang panjang yang rendah. Sebanyak 30 populasi dari masing-masing varietas yang terdiri dari 60 tanaman telah direjuvinasi. Dari setiap populasi varietas diperoleh bobot 100 biji antara 12,60-17,09 gram. Tanaman yang mati tersebut dikarenkan viabilitas benih yang menurun. Somantri, Maharani, dan Hakim (2008), menjelaskan bahwa untuk menghasilkan varietas unggul baru mempunyai produktivitas dan stabilitas tinggi membutuhkan sumber-sumber gen dari sifat-sifat tanaman yang mendukung tujuan tersebut. Sifat-sifat yang diinginkan tersebut antara lain adalah hasil tinggi, berdaya adaptasi luas terhadap lingkungan, tahan atau toleran terhadap hama dan penyakit, berumur genjah, kandungan dan kualitas gizi tinggi, dan sifat-sifat lainnya. Sumbersumber gen dari sifat-sifat tersebut perlu diindentifikasi dan ditemukan pada plasma nutfah melalui kegiatan karakterisasi melalui program pemuliaan. Kuswanto et al., (2012), juga menjelaskan bahwa sebelum digunakan dalam perakitan varietas unggul baru, sifat-sifat gen dari koleksi plasma nutfah perlu diketahui melalui kegiatan evaluasi dan karakterisasi morfologi, fisiologi, dan toleransi terhadap cekaman biotik maupun abiotik. Dari empat varietas kacang panjang yang ditanam, hanya dua varietas yang masih tumbuh dengan cukup baik yaitu varietas Brawijaya 4 dan Bagong 3, sedangkan dua varietas lainnya (Brawijaya 1 dan Brawijaya 3) mempunyai daya tumbuh yang rendah, bahkan pada varietas Brawijaya 3 viabilitasnya sudah menurun sehingga benih tidak tumbuh sama sekali. Hanya sedikit benih yang dapat diselamatkan dari tiga varietas yang tumbuh untuk direcanakan ditanam kembali agar terhindar dari kepunahan. Hal ini diduga lamanya benih disimpan, kondisi panen masih basah dan kondisi penyimpanan benih kurang memadai, sehingga kadar air yang masih tinggi >15% yang menyebabkan hilangnya daya tumbuh varietas tersebut. Didukung dengan pernyataan Kuswanto et al. (2012), menyatakan bahwa kadar air benih juga sangat mempengaruhi lama

3077 Puji dkk, Kemurnian Meningkat Pada Tiga... simpan benih. Semakin tinggi kadar air benih dan semakin tinggi suhu ruang simpan, maka semakin singkat waktu penyimpanan yang dapat ditoleransi. Hasil pengamatan karakter kualitatif pada varietas Brawijaya 1, Brawijaya 4, dan Bagong 3 dibandingkan dengan deskripsi varietas dari Pusat Perlindungan Tanaman dan Perizinan Pertanian (PPVTPP), hal ini sesuai yang dijelaskan oleh Mulsanti et al. (2013) bahwa penilaian kemurnian genetik dilakukan dengan cara membandingkan morfologi tanaman yang diuji dengan pertanaman dari benih otentiknya. Hasil pengamatan menunjukkan karakter yang sama dengan deskripsi varietasnya. Dari hasil pemurnian genetik ketiga varietas kacang panjang berpolong hijau menghasilkan varietas yang sudah seragam secara kualitatif. Menurut Sutjahjo, Hardiatmi dan Meynilivia (2005) menjelaskan bahwa perbedaan diantara bahanbahan pemulia disebabkan oleh perbedaan genetic yang telah ada dan seleksi yang telah dilakukan sebelumnya. Seperti yang dijelskan oleh Yugi dan Darjanto (2010) bahwa penyimpangan tanaman dapat menurunkan kemurnian benih, kehadiran tipe simpang merupakan sumber penting dari kontaminasi genetik. Pemurnian genetik yang telah dilakukan menghasilkan varietas yang seragam. Ilbi (2002) mengemukakan pendapat bahwa kemurnian genetic sangat penting untuk mendefinisikan identitas, kemurniannya, dan stabilitas varietas dari pemulia, lembaga pelindungan, serta untuk program pengendalian mutu benih secara efektif. Rachmawati et al., (2014) berpendapat bahwa di dalam pemuliaan tanaman diperlukan adanya kemurnian genetic untuk dapat dijadikan tetua dalam persilangan dan pembuatan varietas baru, oleh karena itu diperlukan adanya perhitungan tentang keragaman antar galur untuk mengetahui kemurnian genetiknya. Nilai viabilitas yang rendah menunjukkan setiap individu dalam populasi hampir seragam. Pengamatan karakter kuantitatif dilakukan pada tanaman polong hijau pada masing-masing varietas, dari hasil pengamatan karakter kuantitatif yaitu pengamatan nilai KK pada parameter umur berbunga, memiliki nilai <25 % pada varietas Brawijaya 4 dan Bagong 3, di mana menurut Suratman et al. (2000) nilai tersebut masuk kriteria rendah. KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat varietas kacang panjang yang telah diuji, varietas Brawijaya 1, Brawijaya 4 dan Bagong 3 yang berhasil direjuvinasi menghasilkan benih baru dengan viabilitas benih diatas 85%. Namun, karena hasil tumbuh sedikit untuk data kuantitatif pada varietas Brawijaya 1 tidak diikutkan. Serta, kegiatan pemurnian varietas kacang panjang yang berhasil direjuvinasi menghasilkan keragaman yang rendah pada parameter umur berbunga, jumlah bunga, umur panen yang segar, jumlah polong, ukuran polong, jumlah biji per polong, dan bobot 100 biji. DAFTAR PUSTAKA Bermawie, N., Nur L. W. M dan Susi P. 2010. Rejuvinasi karakterisasi Dua Jenis Tanaman Obat dan Aromatik. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. Laporan Teknis Penelitian. 2 (22) : 73-78. Ilbi, H. 2002. RAPD Markers Ssisted Varietal Identification and Genetic Purity Test in Papper, Capsicum annum. Scientia Horticultura. 97 (2) : 211-218. Kuswanto, B. Waluyo, Pramatasari, R. A dan Canda, S. 2012. Koleksi dan Evaluasi Galur-Galur Lokal Kacang Bogor (Vigna subterranea). Journal Agronomy 3 (2):1-12. Leon, L., L. Rallo, C. DelRio, and L.M. Martin. 2004. Variability and Early Selection on the Seedling Stage for Agronomic Traits in Progenies from Olive Crosses. Plant Breeding 1 (23): 73-78. Mulsanti I. W., M. Surahman, S. Wahyuni dan D. W. Utami. 2013. Identifikasi Tetua Padi Hibrida dengan

3078 Jurnal Produksi Tanaman, Volume 6, Nomor 12, Desember 2018, hlm. 3072 3078 Marka SSR Spesifik dan Pemanfaatannya dalam Uji Kemurnian Benih. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. 32 (1): 1-8. Rachmawati R. Y., Kuswanto dan S. L. Purmaningsih. 2014. Uji Keseragaman dan Analisis Sidik Lintas Antara Karakter Agronomis Dengan Hasil Pada Tujuh Genotip Padi Hibrida Japonica. Universitas Brawijaya. Jurnal Produksi Tanaman. 2 (4): 292-30. Rais, Sri A., Tiur S. Sudiaty, Sri G. BUdiarti, N. Zuraida, Ida H. Somantri, Hadiatmi, N. Dewi, T. Suhartini, dan M. Setyowati. 2004. Rejuvenasi dan Karakterisasi Morfologi Plasma Nutfah Tanaman Pangan. Kumpulan Makalah Seminar Hasil Penelitian BB-Biogen. 1 (2) : 72-79. Russell, W.K., and L. Sandall. 2006. Corn Breeding: Types of Cultivars. Journal of Natural Resources and Life Sciences Education (35): 242-243. Somantri I. H., H. Maharani, dan K. Hakim. 2008.Teknik Konservasi Exsitu, Rejuvinasi, Karakterisasi, Evaluasi, Dokumentasi, dan Pemanfaatan Plasma Nutfah. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. 8 (1) 3-10. Sutjahjo, S. H., Hadiatmi, dan Meynilivia. 2005. Evaluasi dan Seleksi 24 Genotip Jagung Lokal dan Introduksi yang Ditanam Sebagai Jagung Semi. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. 7 (1): 35-43. Yugi R. A. dan Darjanto. 2010. Upaya Pemurnian Kedelai Dengan Seleksi Massa Berdasarkan Karakter Morfologi dan Analisis Isoenzim. Journal of Agrosains. 12 (1): 14-18.