E-ISSN : IMPLEMENTATION FOOD CONSUMPTION...Marthen R Pellokila dan Intje Picauly DOI: /jpkmkelaker

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN HASIL PENELITIAN. SMA Raksana Medan Tahun Oleh : RISHITHARAN DORAISAMY

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi yang berkualitas dapat diwujudkan apabila makanan yang. kesadaran terhadap pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Anak prasekolah adalah anak berusia dua sampai lima tahun. Rentang usia

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu (Baliwati, dkk,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

TANTANGAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL

UJI DAYA TERIMA DAN KANDUNGAN GIZI NASI DENGAN PENAMBAHAN LABU KUNING DAN JAGUNG MANIS

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA BAGIAN KOMPUTER BORDIR DI KELURAHAN CILAMAJANG KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. yakni gizi lebih dan gizi kurang. Masalah gizi lebih merupakan akibat dari

FAKTOR RISIKO GIZI LEBIH PADA ANAK UMUR 9-11 TAHUN DI SEKOLAH DASAR MARSUDIRINI SEMARANG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. yang berusia antara satu sampai lima tahun. Masa periode di usia ini, balita

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya dan pembangunan masyarakat seluruhnya. Untuk menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya

PENGANEKARAGAMAN dan KEDAULATAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. berakhir pada usia 19 tahun (Proverawati, 2010) Remaja adalah kelompok yang

SOSIALISASI SARAPAN SEHAT PADA MASYARAKAT SEKOLAH DI SDN ANGKE 03 JAKARTA BARAT TAHUN 2016

Melewatkan sarapan dapat menyebabkan defisit zat gizi dan tidak dapat mengganti asupan zat gizi melalui waktu makan yang lain (Ruxton & Kirk, 1997;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGEMBANGAN MEDIA DVD INTERAKTIF DAN VIDEO TENTANG MENU SEHAT SEIMBANG BALITA UNTUK KADER POSYANDU

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

GAMBARAN KONSUMSI BUAH, SAYUR DAN KECUKUPAN SERAT PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI MEDAN SKRIPSI. Oleh ANGGI RARA NIM.

HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK KELAS V SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL AZHAR KEDIRI

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

UNIVERSITAS UDAYANA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SKOR POLA PANGAN HARAPAN (PPH) PADA RUMAH TANGGA SASARAN (RTS) DI DESA BATUKANDIK PULAU NUSA PENIDA

PROFIL STATUS GIZI ANAK BATITA (DI BAWAH 3 TAHUN) DITINJAU DARI BERAT BADAN/TINGGI BADAN DI KELURAHAN PADANG BESI KOTA PADANG

II. TINAJUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap makhluk hidup

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN SISWA SLTP NEGERI (PENELITIAN) ( Chudus Mariawati, Pembimbing: Surja Tanurahardja, dr, MPH, DTM&H)

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-20, mulai bermunculan restoran-restoran fast food.

BUPATI MALUKU TENGGARA

PENATALAKSANAAN DIET JANTUNG DAN STATUS GIZI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANDUNG MEDAN

Hanna Mutiara, Susi Susanti, Anggraeni Janar Wulan, Tri Umiana Sholeha. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG

Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan 2013

BAB I PENDAHULUAN. Titik berat tujuan pembangunan Bangsa Indonesia dalam pembangunan jangka

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 16 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia bagi keberhasilan pembangunan bangsa. Anak sekolah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) ke arah peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja.

Pola Konsumsi Pangan Penyandang Disabilitas di Kota Malang

BAB I PENDAHULUAN. ketahanan pangan pada tingkat nasional, regional, maupun rumah tangga. Menurut

GAMBARAN POLA KONSUMSI PANGAN KELUARGA PESERTA PROGRAM PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN DI KELURAHAN MABAR HILIR KECAMATAN MEDAN DELI TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

WALIKOTA PROBOLINGGO

ABSTRAK. Annisa Denada Rochman, Pembimbing I : Dani dr., M.Kes. Pembimbing II : Budi Widyarto Lana dr., MH.

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi oleh suatu kelompok sosial

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG KETAHANAN PANGAN

Hubungan Daya Terima Makanan dengan Tingkat Kecukupan Energi dan Protein Taruna di Asrama Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang

5 / 7

BAB 1 : PENDAHULUAN. saja. Penyebab timbulnya masalah gizi disebabkan oleh beberapa faktor sehingga

TINJAUAN YURIDIS PENERAPAN PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN DIHUBUNGKAN DENGAN MALPRAKTIK DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMIGALUH I

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan fisik erat hubungannya dengan status

KEBIASAAN MAKAN YANG MENYEBABKAN TERJADINYA KEGEMUKAN PADA REMAJA (Studi di SMP Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya)

HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI SISWA SMA SANTO THOMAS 1 MEDAN. Oleh : SERGIO PRATAMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KADARZI DENGAN ASUPAN ENERGI DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA JAGAN KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO

(Submited : 16 April 2017, Accepted : 28 April 2017) Dewi Nurhanifah

BAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam, sehingga kebutuhan zat gizinya dapat terpenuhi.

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2009 TENTANG

GAMBARAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI KABUPATEN BULUKUMBA; STUDI ANALISIS DATA SURVEI KADARZI DAN PSG SULSEL 2009

PENGUKURAN STATUS GIZI DAN SOSIALISASI GIZI SEIMBANG PADA ANAK PANTI ASUHAN TEBET YAYASAN REMAJA MASA DEPAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Di zaman seperti sekarang ini masih banyak dijumpai orang-orang yang mengalami

HUBUNGAN KERAGAMAN KONSUMSI PANGAN DAN STATUS GIZI WANITA USIA TAHUN DI PROVINSI DKI JAKARTA (ANALISIS DATA RISKESDAS 2010)

Henrika Hetti Gulo 1, Evawany 2, Jumirah 3. Jl. Universitas No.21 Kampus USU Medan, ABSTRACT

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 60 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL GUBERNUR JAWA BARAT,

TINJAUAN PUSTAKA. Sosial Ekonomi Keluarga

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 51 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sebelum berangkat melakukan aktivitas sehari-hari (Utter dkk, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pada usia remaja (adolescence) yaitu usia tahun (Almatsier,

KARYA TULIS ILMIAH POLA ASUPAN KALSIUM PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Oleh: GAHYAATRI DEVWI A/P SABAPATHY

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Makanan adalah segala yang kita makan atau masukkan kedalam tubuh yang

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU DI BIDANG PENANAMAN MODAL DALAM RANGKA MENINGKATKAN IKLIM INVESTASI DI KOTA SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

BUPATI KUDUS. PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN METODE VISUAL AIDS TERHADAP SIKAP TENTANG JAJANAN SEHAT PADA SISWA KELAS V DI SDN NOGOTIRTO SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

Sikap ibu rumah tangga terhadap penyuluhan gizi dalam pemenuhan gizi balita di wilayah binaan puskesmas I Gatak kecamatan Gatak kabupaten Sukoharjo

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

PENYULUHAN DENGAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG SARAPAN PAGI PADA SISWA KELAS IV SDN 01 MANGUHARJO KOTA MADIUN

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar

PENINGKATAN PENGETAHUAN CARA MENYUSUN MENU SEIMBANG PADA ANAK USIA SEKOLAH DENGAN METODE DEMONSTRASI

POLA KONSUMSI SARAPAN PAGI MURID SEKOLAH DASAR DI SDN KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2015 ABSTRACT

ABSTRAK GAMBARAN PENCAPAIAN PROGRAM KEGIATAN PEMBINAAN GIZI PADA BALITA DI KOTA KUPANG PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. kembangnya dapat berlangsung secara optimal. Generasi penerus yang sehat

SATUAN ACARA PENYULUHAN. : Gizi Seimbang Pada Lansia. : Wisma Dahlia di UPT PSLU Blitar di Tulungagung

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KONSUMSI ZAT GIZI DENGAN STATUS GIZI DAN STATUS GIZI DENGAN AKTIVITAS FISIK POLISI DALMAS DI POLRES WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan dan pedesaan berdasarkan kriteria klasifikasi wilayah. desa/kelurahan (Badan Pusat Statistik {BPS}, 2010).

Transkripsi:

PENERAPAN POLA KONSUMSI PANGAN BERAGAM, BERGIZI, SEIMBANG DAN AMAN (B2SA) DALAM RANGKA MENGANTISIPASI DAMPAK COVID- 19 LINGKUP ANAK-ANAK SEKOLAH MINGGU JEMAAT MARTURIA OESAPA SELATAN, KOTA KUPANG 1 Marthen R. Pellokila dan 2 Intje Picauly 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian 2 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa Cendana Email Penulis : intjepicauly@staf.undana.ac.id ABSTRAK Pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal. Perpres ini mengamanatkan bahwa untuk mewujudkan penganekaragaman pangan diperlukan berbagai upaya secara sistematis dan terintegrasi. Perpres ini sudah ditindaklanjuti, dengan Peraturan Menteri Pertanian No.43 Tahun 2009 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) Berbasis Sumberdaya Lokal sebagai acuan yang lebih operasional dalam implementasinya. Pola makan B2SA merupakan pola makan yang menggunakan susunan makanan untuk sekali makan atau untuk sehari menurut waktu makan (pagi, siang dan sore/malam), yang mengandung zat gizi untuk memenuhi kebutuhan tubuh dengan jumlah yang memenuhi kaidah gizi seimbang yang sesuai dengan daya terima (selera, budaya) dan kemampuan daya beli masyarakat serta aman untuk di konsumsi. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini berthemakan : penerapan pola konsumsi beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA) dalam rangka mengantisipasi dampak covid-19. Adapun tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman sedini mungkin kepada anak-anak sekolah minggu Jemaat Marturia Oesapa Selatan, Kota Kupang dalam pencegahan dampak covid-19 melalui langkah meningkatkan imun tubuh dengan penerapan pola konsumsi beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA). Adapun jumlah anak-anak dalam kegiatan dimaksud adalah sebanyak 87 orang anak mulai dari jenjang indria sampai remaja. Adapun informasi yang diberikan adalah informasi tentang pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang, dan aman; dampak kekurangan gizi; dan pengaruh pola konsumsi pangan yang beragam dan bergizi dalam memperkuat imunitas tubuh. Metode pelaksanaan kagiatan ini adalah Penyuluhan Masyarakat berbentuk penyuluhan yang bertujuan meningkatkan pemahaman dalam bidang kesehatan dan lingkup terkait didalamnya sehingga menyadarkan anak-anak sekolah minggu akan pentingnya mengkonsumsi pangan yang bergama dan bergizi demi memelihara kesehatan dan hidup sehat. Menurut Wahjuti (2014) bahwa metode penyuluhan yang dilakukan dengan pendekatan kelompok seperti : Ceramah dan Demonstrasi Cara/Hasil. Tempat pelaksanaannya adalah Jemaat Marturia Oesapa Selatan, Kota Kupang. Hasil yang diperoleh adalah perubahan pengetahuan, preferensi dan tindakan dari anak-anak sekolah minggu tentang pentingnya mengkonsumsi makanan beragam, bergizi, sehat, dan aman. Kata Kunci : konsumsi pangan, beragam, bergizi, seimbang, aman, pangan lokal Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Kepulauan Lahan Kering Page 80

IMPLEMENTATION FOOD CONSUMPTION PATTERNS DIFFERENT, NUTRITIONAL, BALANCED AND SAFE (B2SA) IN ANTICIPATING THE IMPACT OF COVID-19 SCOPE OF SUNDAY SCHOOL CHILDREN SOUTH OESAPA MARTURIA CONGRESS, KUPANG CITY 1 Marthen R. Pellokila dan 2 Intje Picauly 1 Agribusiness Study Program, Faculty of Agriculture 2 Public Health Science Study Program, Faculty of Public Health Nusa Cendana University Author Email : intjepicauly@staf.undana.ac.id ABSTRACT The government issued Presidential Regulation (Perpres) No. 22 of 2009 concerning the Policy for the Acceleration of Diversification of Food Consumption Based on Local Resources. This Presidential Regulation mandates that to achieve food diversification, various efforts are needed in a systematic and integrated manner. This Presidential Regulation has been followed up with Minister of Agriculture Regulation No. 43 of 2009 concerning the Movement for the Acceleration of Food Consumption Diversification (P2KP) Based on Local Resources as a more operational reference in its implementation. The B2SA diet is an eating pattern that uses the composition of food for one meal or for a day according to meal times (morning, afternoon and evening/evening), which contains nutrients to meet the body's needs in an amount that meets the rules of balanced nutrition in accordance with acceptance ( tastes, culture) and people's purchasing power and are safe for consumption. This community service activity has the theme: the application of diverse, nutritious, balanced and safe (B2SA) consumption patterns in order to anticipate the impact of COVID-19. The aim is to provide early understanding to Sunday school children of the Marturia Oesapa Selatan Congregation, Kupang City in preventing the impact of COVID-19 through steps to increase body immunity by implementing diverse, nutritious, balanced and safe consumption patterns (B2SA). The number of children in the activity was 87 children from the sensory level to adolescence. The information provided is information about food consumption patterns that are diverse, nutritious, balanced, and safe; the impact of malnutrition; and the influence of varied and nutritious food consumption patterns in strengthening the body's immunity. The method of implementing this activity is "Community Counseling" in the form of counseling which aims to increase understanding in the health sector and related areas in it so as to make Sunday school children aware of the importance of consuming religious and nutritious food in order to maintain health and live a healthy life. According to Wahjuti (2014) that the extension method is carried out with a group approach such as: Lectures and Demonstration Methods/Outcomes. The place of implementation is the South Marturia Oesapa Congregation, Kupang City. The results obtained are changes in knowledge, preferences and actions of Sunday school children about the importance of consuming diverse, nutritious, healthy, and safe foods. Keywords: ood consumption, diverse, nutritious, balanced, safe, local food Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Kepulauan Lahan Kering Page 81

PENDAHULUAN Setiap individu pasti membutuhkan pangan yang berkualitas untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif. Konsumsi pangan yang berkualitas dapat diwujudkan apabila makanan yang dikonsumsi sehari-hari mengandung zat gizi lengkap dengan jumlah yang berimbang antar kelompok pangan, serta memperhatikan cita rasa, daya cerna, daya terima dan daya beli masyarakat. Pola konsumsi pangan sehat tersebut dikenal dengan istilah Pangan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA). Berkaitan dengan hal tersebut, penganekaragaman pangan menjadi salah satu pilar utama dalam mewujudkan ketahanan pangan menuju kemandirian dan kedaulatan pangan. Salah satu strategi dasar untuk mewujudkan perbaikan konsumsi pangan masyarakat agar beragam, bergizi seimbang dan aman adalah melalui upaya peningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengankaragaman konsumsi pangan B2SA. Implementasi konsumsi pangan yang memenuhi prinsip B2SA dalam keluarga dilakukan melalui pemilihan bahan pangan dan penyusunan menu. Kualitas konsumsi dipengaruhi oleh keragaman jenis pangan yang dikonsumsi. Pengetahuan akan pentingnya konsumsi pangan B2SA tersebut perlu disosialisasikan sampai pada tingkat terkecil dalam kelompok masyarakat, yaitu keluarga. Didalam suatu keluarga, ibu yang berperan sebagai penentu dan penyedia menu keluarga dan memegang peranan penting terhadap kualitas konsumsi pangan setiap individu dalam keluarganya. Kenyataan sampai saat ini, pola konsumsi pangan masyarakat masih menunjukan kecenderungan kurang beragam dari jenis pangan dan keseimbangan gizinya. Pola konsumsi pangan B2SA ini berfungsi untuk mengarahkan agar pola pemanfaatan pangan memenuhi kaidah mutu, keanekaragaman, kandungan gizi, keamanan dan kehalalan, disamping juga untuk efisiensi untuk mencegah pemborosan dalam pengeluaran biaya rumah tangga sehari-hari. Pola konsumsi pangan B2SA ini juga mengarahkan agar pemanfaatan pangan dalam tubuh (food utility) dapat optimal, dengan peningkatan kesadaran atas pentingnya pola konsumsi beragam dengan gizi seimbang mencakup energi, protein, vitamin dan mineral serta aman. Pola konsumsi pangan dalam rumah tangga dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain kondisi ekonomi, sosial dan budaya setempat. Untuk itu penanaman kesadaran pola konsumsi yang sehat perlu dilakukan sejak dini melalui pendidikan formal dan nonformal. Kesadaran yang baik akan lebih menjamin terpenuhinya kebutuhan gizi masingmasing anggota keluarga sesuai dengan tingkat usia dan kebutuhannya. Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Kepulauan Lahan Kering Page 82

METODE KEGIATAN PENGABDIAN Kegiatan pengabdian ini secara umum bertujuan untuk mengarahkan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman serta tindakan preventif terhadap pentingnya menerapkan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman untuk pertumbuhan dan kecerdasan otak anak dan kesehatan orang dewasa. Adapun pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan metode Pendidikan kepada anak-anak berupa penyuluhan yang disertai dengan bentuk evaluasi pre dan post test untuk mengukur perubahan pengetahuan dan sikap masyarakat tentang materi penyuluhan. Kegiatan Pengabdian ini akan dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2021 dengan lokasi kegiatan Jemaat Marturia Oesapa Selatan, Kota Kupang. Adapun target pelaksanaan kegiatan adalah kelompok Anak-anak sekolah minggu dan Pemuda di Jemaat Marturia Oesapa Selatan, Kota Kupang yang berdasarkan data survei sebanyak 87 orang. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengetahuan masyarakat dalam memilih jenis pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA) sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, sosial ekonomi dan budaya (Pola Asuh Makan). Secara umum, pola konsumsi pangan ditentukan oleh indikator : 1). Jenis Pangan; 2). Frekuensi Makan dan 3). Jumlah yang dimakan. Ke-3 indikator ini secara langsung berkontribusi dalam menentukan kualitas asupan gizi mereka. Baik atau buruknya pola konsumsi pangan anak sangat dipengaruhi oleh peran ibu keluarga. Hal ini disebabkan karena ibu keluarga merupakan orang yang sangat berperan penting dalam mengatur pola konsumsi pangan keluarga. Persiapan penyusunan materi pengabdian ini diawali dengan menganalisis dan mengidentifikasi masalah kesehatan lingkungan wilayah kegiatan, dan menentukan langkah kuratif dalam menangani masalah yang ditimbulkan serta upaya preventif yang dapat diusulkan untuk dipertimbangkan oleh pihak Gereja dan Jemaat sekitar wilayah pelayanan. 1. Penilaian Status Gizi Anak-anak Sekolah Minggu Status Gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi dalam tubuh (Almatsier, 2005). Sedangkan, Supariasa (2012) menjelaskan bahwa status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variable tertentu, atau perwujudan dari nutrisi dalam bentuk variabel tertentu. Secara umum penilaian status gizi merupakan upaya interpretasi atas hasil pengukuran antropometri. Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Kepulauan Lahan Kering Page 83

Interpretasi hasil pengukuran antropometri dapat digunakan untuk melakukan skrining kasus kurang gizi atau skrining terhadap risiko penyakit metabolik. Adapun hasil penilaian status gizi anak-anak sekolah minggu di Jemaat Marturia Oesapa Selatan sebagai berikut : 1. Gizi Normal/Sehat : 35% 2. Gizi buruk : 65%. Nilai persen ini lebih lanjut dikelompokan dalam kelompok Gizi Kurang dan Gizi Lebih maka : 1. Gizi Kurang : 70.45% 2. Gizi Lebih : 29.55% Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar anak-anak sekolah minggu di Jemaat Marturia Oesapa Selatan bermasalah dengan kecukupan asupan gizi. Berdasarkan indikator tingkat pendapatan keluarga diketahui bahwa lebih dari 60% keluarga mempunyai tingkat pendapatan yang tinggi. Ini berarti bahwa tingkat pendapatan tidak menjamin adanya pola konsumsi pangan yang baik. Pada kasus ini diduga diperburul dengan rendahnya tingkat pengetahuan tentang pola konsumsi pangan yang baik dan pengaruh faktor pola asuh makan dari ibu keluarga. Berdasarkan tahapan analisis situasi diketahui bahwa pentingnya dilakukan penguatan kepada anak-anak sebagai pembuat keputusan dalam menentukan menu makan setiap hari yaitu tentang Penerapan Pola Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2sa) dalam Rangka Mengantisipasi Dampak Covid-19 Lingkup Anak-Anak Sekolah Minggu Jemaat Marturia Oesapa Selatan, Kota Kupang. 2. Penyuluhan tentang Penerapan Pola Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2sa) dalam Rangka Mengantisipasi Dampak Covid-19 Lingkup Anak- Anak Sekolah Minggu Jemaat Marturia Oesapa Selatan, Kota Kupang Konsumsi makanan adalah jenis dan jumlah makanan yang di makan oleh seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi makanan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan individu secara biologik, psikologik maupun sosial (Baliwati, 2004). Kebutuhan gizi anak dan remaja relative besar, karena mereka masih mengalami masa pertumbuhan. Selain itu, anak dan remaja umumnya melakukan aktivitas fisik lebih tinggi dibandingkan dengan usia lainnya, sehingga diperlukan zat gizi yang lebih banyak. Kelompok Remaja khusus memiliki kebutuhan zat gizi yang unik apabila ditinjau dari Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Kepulauan Lahan Kering Page 84

sudut pandang biologi, psikologi, dan dari sudut pandang sosial. Secara biologis kebutuhan zat gizi mereka selaras dengan aktivitas mereka. Remaja membutuhkan lebih banyak protein, vitamin, dan mineral per unit dari setiap energi yang mereka konsumsi dibandingkan dengan anak yang belum mengalami pubertas. Pre and Post Test tentang Perilaku Pola Konsumsi Pangan Ikani. Konsumsi pangan rumah tangga maupun individu tergantung pada jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi secara perorangan serta frekuensi makannya. Tingkat keragaman pangan rumah tangga dapat memberikan gambaran dalam memperkirakan ketahanan pangan rumah tangga tersebut (Taruvinga et al. 2013). Peran ibu memiliki pengaruh besar dalam membentuk kebiasaan makan anak dan anggota keluarga. Torheim et al (2004) menyatakan bahwa konsumsi pangan yang beragam dan seimbang diperlukan untuk dapat menunjang status gizi yang lebih baik. 1) Evaluasi sebelum kegiatan penyuluhan (Pre Test) Tingkat pengetahuan anak-anak sekolah minggu tentang manfaat pemberian makanan yang beragam dan bergizi dalam kegiatan ini sebelumnya diukur dengan menggunakan pre test dengan menggunakan metode kuis berhadiah. Secara spontan orang diberikan materi evaluasi yang berisikan 10 pertanyaan dengan materi tentang menu makanan ikani model B2SA (yang beragam, bergizi, seimbang dan aman) sebelum acara penyuluhan dimulai. Pengetahuan anak-anak sebelum penyuluhan diberikan menunjukkan bahwa sebanyak 45% anak-anak sudah paham tentang pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA). Sedangkan sebagian besar (55%) anak-anak yang belum paham tentang B2SA. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa anak-anak ini berasal dari latarbelakang keluarga yang mempunyai pola konsumsi pangan yang tidak didukung dengan pemahaman baik tentang model B2SA. Nilai persentasi ini lebih menyemangati tim pelaksana untuk memberikan penyuluhan agar dapat merubah atau memperbaiki perilaku tersebut. Hal ini disebabkan karena selama ini ibu-ibu keluarga hanya memilih dan mengolah menu masih menggunakan kebiasaan orang tua terdahulu belum mempertimbangkan unsur B2SA. Menurut peserta, soal makan kami tahu, namun dalam soal memilih dan memasak kami sangat tergantung pada pilihan suami atau pilihan kami agar mempermudah dalam proses pengolahan. Hal ini disebabkan karena semua keputusan masih terkait dengan uang yang dimiliki. Masa Pandemi menyebabkan Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Kepulauan Lahan Kering Page 85

tingkat pendapatan rumah tangga berkurang atau bahkan tidak ada samasekali. Hal ini, sudah tentu berpangaruh terhadap asupan nutrisi dibutuhkan setiap manusia untuk memenuhi keberlangsungan hidupnya. Pada hal, dengan nutrisi yang tepat mengakibatkan terpenuhinya zat gizi sehingga dapat melawan virus COVID-19. Pencegahan terjangkitnya COVID-19 dengan membangun imunitas tubuh (Wulan & Agusni, 2015, Susilo, et al., 2020), dilakukan dengan asupan nutrisi yang tepat, berupa pada sayuran mengandung mineral, vitamin maupun senyawa bioaktif yang terdapat (Siswanto & Ernawati, 2013). 2). Evaluasi sesudah kegiatan penyuluhan (Post Test) Kegiatan penyuluhan bertujuan untuk membantu kelompok sasaran dalam melakukan perubahan perilaku kehidupan baik itu secara individu ataupun kelompok dengan cara menyampaian pesan dengan berbagai metode pendekatan. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Maulana (2007) bahwa kegiatan penyuluhan merupakan kegiatan penambahan pengetahuan yang diperuntukkan bagi masyarakat melalui penyebaran pesan melalui pesan lisan maupun tertulis. Kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan oleh tim dosen dengan mempertimbangkan hasil analisis situasi (Ansit). Adapun hasil Ansit menemukan bahwa sebahagian besar (65%) anak-anak sekolah minggu mempunyai status gizi buruk. Oleh karena itu, kegiatan penyuluhan yang diberikan berupa penjelasan tentang : 1). Pengertian Gizi ; 2). Mengapa bisa terjadi kekurangan dan kelebihan gizi; 3). Dampak terjadinya masalah kekurangan gizi; 4). Jenis-Jenis pangan/makanan dengan masing-masing kandungan gizi; 5). Cara mengolah makanan; 6). Serta Frekuensi atau jam makan yang tepat. Hasil penyuluhan dan simulasi serta praktek bersama peserta penyuluhan menunjukan bahwa anak-anak sudah paham tentang menerapkan metode B2SA dalam menentukan menu sarapan mereka. Dimana setelah mendapat materi penyuluhan dan simulasi/praktek Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Kepulauan Lahan Kering Page 86

tentang cara memilih jenis pangan dan cara pengolahan yang disukai, dan melatih anakanak untuk ikut dalam menyusun menu sarapan berbasis pangan lokal yang sehat dan bergizi. Hasil yang diperoleh adalah sebagian besar peserta sosialisasi telah memahami tentang pentingnya mengkonsumsi jenis pangan yang beragam, manfaatnya, serta mampu menerapkan pola konsumsi pangan B2SA. Adapun hasil evaluasi yang diperoleh adalah sebanyak 92% peserta mempunyai nilai post test yang baik. Hal ini berarti ada perubahan perilaku pola konsumsi pangan ke arah yang lebih baik. Perubahan kreativitas anak-anak dan guru sekolah minggu dalam memilih dan menyusun menu makanan berbasis B2SA dalam sehari. Saat penyuluhan, anak-anak dipersilakan memilih jenis pangan menurut preferensi masing-masing. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Depkes (2014) bahwa jenis makanan untuk sarapaan terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayursayuran, buah-buahan dan minuman dalam jumlah yang seimbang atau dapat disusun dan dipilih sesuai dengan keadaan. Jawaban dari anak-anak tentang alasan memilih menu adalah agar anak-anak mereka kuat, sehat dan cerdas dalam mengikuti proses belajar sampai tuntas. PENUTUP Pola makan B2SA merupakan pola makan yang menggunakan susunan makanan untuk sekali makan atau untuk sehari menurut waktu makan (pagi, siang dan sore/malam), yang mengandung zat gizi untuk memenuhi kebutuhan tubuh dengan jumlah yang memenuhi kaidah gizi seimbang yang sesuai dengan daya terima (selera, budaya) dan kemampuan daya beli masyarakat serta aman untuk di konsumsi. Oleh karena itu, disarankan kepada ibu-ibu keluarga sebagai tokoh utama dalam penentu status gizi anak dan semua anggota keluarga agar dapat merubah perilaku konsumsi pangan menjadi lebih baik. Sosialisasi Pola Makan B2SA dapat membantu memberikan perubahan perilaku pola konsumsi pangan kepada anak Sekolah Minggu Jemaat Marturia Oesapa Selatan. DAFTAR PUSTAKA Almatsier, 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Adityo Susilo, Cleopas Martin Rumende, Ceva Wicaksono Pitoyo, Widayat Djoko Santoso, Mira Yulianti, Herikurniawan Herikurniawan, Robert Sinto, Gurmeet Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Kepulauan Lahan Kering Page 87

Singh, Leonard Nainggolan, Erni Juwita Nelwan, Lie Khie Chen, Alvina Widhani, Edwin Wijaya, Bramantya Wicaksana, Maradewi Maksum, Firda Annisa, Cynthia Olivia Maurine Jasirwan, Evy Yunihastuti. 2020. Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini. Baliwati,Y. F, dkk. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya Depkes RI. 2014. Pedoman Perbaikan Gizi Anak Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Direktorat Jendral Bina Gizi Masyarakat. Maulana, H. 2007. Promosi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Peraturan Presiden (Perpres) No. 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal. https://peraturan.bpk.go.id/home/perpres-no-22-tahun-2009. Peraturan Menteri Pertanian No.43 Tahun 2009 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) Berbasis Sumberdaya Lokal sebagai acuan yang lebih operasional dalam implementasinya. https://peraturan.bpk.go.id/home/details/42303/perpres-no-22-tahun-2009 Supariasa. 2012. Pendidikan Dan Konsultasi Gizi. Jakarta : EGC Siswanto, Budisetyawati & Ernawati, F., 2013. Peran Beberapa Zat Gizi Mikro Dalam Sistem Imunitas. Gizi Indon, 36 (1), pp.57-64. Torheim LE, Ouattara F, Diarra MM, Thiam FD, Barikmo I, Hatloy A. 2004. Nutrient adequacy and dietary diversity in rural Mali. Eur J Clin Nutr 58(4): 594 604. Taruvinga A, Muchence V, Mushunje A. 2013. Determinants of rural household dietary diversity: The case of Amatole and Nyandeni districts, South Africa. Int J Development Sustainability 2(4): 2233-2247. Wahjuti Umi. 2014. Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian. In: Konsep Dasar serta Landasan Filosofis dan Psikologis Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian. Universitas Terbuka, Jakarta, pp. 1-31. ISBN 9796894017. Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Kepulauan Lahan Kering Page 88