BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Memiliki karir yang baik merupakan hal yang diharapkan oleh setiap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi dalam pelaksanaan pembelajaran 1. belajar mengajar, agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana yang sangat penting dalam mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap orang pada umumnya memerlukan lapangan kerja untuk bertahan

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang definisi pendidikan banyak dikemukakan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. terwujud jika pendidikan mampu melahirkan peserta didik yang cakap dan

wujud nyata penyelanggaraan layanan bimbingan dan konseling. Kegiatan bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar,

BAB I PENDAHULUAN. kepada bagaimana peroses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. 1

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan. yang terus berkembang sesuai tuntutan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. menemukan pribadinya di dalam kedewasaan masing-masing individu secara maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. individu pada akhirnya akan mampu berfikir dan bertindak sendiri. 1

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. tujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan lembaga utama yang memainkan peranan

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan nilai-nilai masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan sudah ada. mengantarkan manusia menuju kesempurnaan dan kebaikan.

BAB I PENDAHULUAN. didik), dan mengembangkan kemampuan yang meliputi masalah akademik

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang berkembang pesat sekarang ini. Sejalan dengan kemajuan tersebut,

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUAN. baik jasmani maupun rohani sehingga anak memiliki kesiapan untuk memasuki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dana pembangunan sektor ekonomi, yang satu dan

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran di sekolah, agar memperoleh prestasi harus dilakukan

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

BAB I PENDAHULUAN. mencapainya, ada beberapa cara yang perlu diperhatikan. Salah satunya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri,

BAB I PENDAHULUAN. persiapan untuk kehidupan yang baik dikemudian hari, oleh karena itu banyak orang tua

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional tujuan pendidikan adalah agar siswa secara aktif. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutia Faulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. ini sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan yang tertuang dalam Undangundang. Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 3:

BAB I PENDAHULUAN. bawaan dari lahir tetapi berkembang dari beribu-ribu pengalaman secara

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal sekarang sudah merupakan bagian yang integral dan tidak

BAB I PENDUHULUAN. masa depan bangsa, seperti tercantum dalam Undang-Undang RI. No 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap negara di dunia telah memasuki awal era globalisasi, dimana

BAB I PENDAHULUAN. dalam pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar. dalam bentuk layanan bimbingan dan konseling.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang membatasi antar negara terasa hilang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat menentukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dian Amirulloh

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Artinya

BAB I PENDAHULUAN. akan cepat dicapai bila mana didukung oleh sumber daya alam yang memadai dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sri Murni, 2014 Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

BAB II KAJIAN TEORI. A. Strategi Pembelajaran Increasing the Capacity to Think (ICT)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap peserta didik yang menempuh pendidikan di jenjang SMA sudah

PELAKSANAAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 12 PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. keserasian, keselarasan, dan keseimbangan dalam aspek-aspeknya yaitu spiritual, moral, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan ilmu pengetahuan dalam usaha pembangunan diberbagai. bidang jelas diperlukan stimulasi dan pernyataan

PENDAHULUAN Latar Belakang

Oleh DWI YUSNANTO. Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN. Pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut Kunandar (2009) merupakan investasi Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. remaja. Pertanyaan Apa yang akan kulakukan? dan Aku akan jadi apa? sering

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Kemudian dalam

PEDOMAN WAWANCARA PERENCANAAN KARIR. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilannya (underemployed) dan tidak menggunakan keterampilannya

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana yang dijalankan secara

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu lembaga pendidikan formal sebagai tempat

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. itu berlangsung seumur hidup dimulai dari keluarga kemudian di teruskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan

PENGARUH PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DAN TANGGUNG JAWAB SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI I BATANG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, diantaranya dalam bidang pendidikan seperti tuntutan nilai pelajaran

PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Lutiyem SMP Negeri 5 Adiwerna, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan dapat diketahui dari hasil belajar yang diperoleh dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. seyogyanya dilakukan oleh setiap tenaga pendidikan yang bertugas di

PENELUSURAN MINAT-BAKAT UNTUK SISWA SMA DI YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Portofolio berasal dari bahasa Inggris Portfolio yang artinya dokumen atau suratsurat

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi-potensinya agar menjadi pribadi yang bermutu. Sekolah. keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik.

PERMASALAHAN YANG DIALAMI PESERTA DIDIK UNDERACHIEVER DAN IMPLIKASINYA DALAM PELAYANAN BK (Studi Deskriptif Pada Kelas X di SMA Adabiah 2 Padang)

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2005, pasal 1 tentang Standar Nasional Pendidikan ditegaskan:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya istilah pendidikan atau paedagogie berarti

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan kondusif. Namun, tidak dapat dipungkiri sering terdapat. siswa tidak tuntas dalam mencapai tujuan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi siswa di mana pertumbuhan

SELVA PRISTIAN NOVENSIA A

BAB I PENDAHULUAN. dari hidup manusia dalam menghadapi berbagai masalah untuk pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. ilmunya dalam dunia pendidikan hingga tingkat Perguruan Tinggi. Dalam jenjang

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang lebih tinggi dari pada yang tidak berpendidikan. mengembangkan, dan atau menciptakan ilmu pengetahuan teknologi dan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan setiap individu dapat meningkatkan potensi yang ada

BAB I PENDAHULUAN. 1 Alvie Syarifah, Hubungan antara Dukungan Sosial Orang Tua dengan Komitmen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknik yang dilakukan dan ditempuh oleh seorang guru atau siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Pendidikan akan

BAB I PENDAHULUAN. langsung terhadap perkembangan manusia, terutama perkembangan seluruh aspek

PEDOMAN ANGKET TERBUKA PERENCANAAN KARIR. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki sikap, kebiasaan atau tingkah laku yang belum mencerminkan

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha berkesinambungan yang dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di

Transkripsi:

View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE provided by Analisis Harga Pokok Produksi Rumah Pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memiliki karir yang baik merupakan hal yang diharapkan oleh setiap individu. Untuk menggapai karir yang gemilang tidak didapatkan hanya dengan melewati proses semalam. Karir yang baik tidak terlepas dari sebuah perencanaan, untuk itulah setiap individu harus mempunyai perencanaan karir. Menurut Rivai dan Sagala (dalam Lijan Poltak Sinambela), perencanaan karir merupakan proses di mana individu menyeleksi tujuan karir dan jenjang karir menuju tujuan-tujuan karir tersebut. 1 Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat diketahui bahwa perencanaan karir merupakan suatu rangkaian proses kegiatan yang terarah dan sistematis dalam mempersiapkan perjalanan hidup siswa agar tercapai suatu perwujudan diri yang bermakna. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi karir siswa. Menurut Winkel (dalam Ulifa Rahma): Perencanaan karir dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dibagi menjadi beberapa hal yaitu taraf intelegensi, bakat khusus, minat, sifat-sifat kepribadian, nilai-nilai kehidupan (values), pengetahuan, keadaan jasmani. Selanjutnya faktor eksternal juga dibagi menjadi beberapa hal yaitu status sosial ekonomi keluarga, prestasi akademik siswa, pendidikan sekolah, tuntutan yang melekat pada masingmasing jabatan dan pada setiap program studi atau latihan, yang mempersiapkan seseorang untuk diterima pada jabatan tertentu dan berhasil di dalamnya, dan lingkungan. 2 1 Lijan Poltak Sinambela. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. 2017. h. 253 2 Ulifa Rahma. Bimbingan Karir Siswa. Malang: UIN Maliki Press. 2010. h. 44-47 1

2 Berdasarkan pendapat di atas, salah satu faktor yang berpengaruh terhadap perencanaan karir siswa adalah prestasi belajar. Hal ini didukung oleh penelitian Sidik Apriansyah yang mana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa prestasi belajar berpengaruh terhadap perencanaan karir. 3 Tu u Tulus menyatakan bahwa prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Selanjutnya beliau mengemukakan bahwa prestasi belajar dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka dari hasil evaluasi yang dikemukakan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan atau ujian yang ditempuhnya. 4 Prestasi belajar yang tinggi tentunya menjadi harapan setiap siswa serta orangtua siswa, dan guru. Maka dari itu untuk mencapai prestasi belajar yang optimal tidak lepas dari kondisi dimana siswa dapat belajar dengan efektif dan dapat mengembangkan daya eksplorasinya baik fisik maupun psikis. Prestasi belajar merupakan gambaran keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar. Ada siswa yang memperoleh prestasi tinggi, ada pula siswa yang memperoleh prestasi rendah. Apabila perencanaan karir tidak dipersiapkan dengan baik maka ketika seseorang ingin memasuki dunia kerja ia akan merasa kebingungan. Apalagi jika keadaan dirinya tidak sesuai dengan karir yang akan dipilihnya kelak. Hal tersebut dapat diperoleh melalui pendidikan dan latihan dan diiringi dengan kesabaran, keuletan, dan ketekunan karena setiap siswa memiliki potensi dan nasib seseorang tidak 3 Sidik Apriansyah. Hubungan antara Prestasi Belajar dengan Perencanaan Karir. Diakses pada tanggal 28 April 2014. Diunduh di situs http://journal. uad.ac.id/index.php/psikopedagogia/ article/download/4468/2804 pada tanggal 03 Oktober 2017 pukul 00.40 wib 2010. h. 75 4 Tulus Tu u. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: PT. Grasindo.

3 akan berubah jika ia tidak berusaha mengubahnya sendiri. Siswa yang berprestasi tinggi maupun siswa yang berprestasi rendah sama-sama berhak merencanakan karirnya. Tinggal seberapa besar usaha mereka untuk mencapai karir yang telah direncanakan. Untuk itulah kepribadian juga menentukan karir seseorang. Hal ini sesuai dengan pendapat Donal Super (dalam Winkel) bahwasanya pilihan jabatan merupakan perpaduan dari aneka faktor pada individu seperti kebutuhan sifat-sifat kepribadian, keadaan jasmani, serta kemampuan intelektual. 5 Jika seseorang paham terhadap dirinya sendiri maka ia akan dapat dengan mudah untuk menentukan karirnya. Sebagaimana di dalam Al-Quran dijelaskan: 1. Q.S Al-Lail ayat 4 Artinya: Sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda.(q.s. Al-Lail: 4) 2. Q.S Al-Isra ayat 36 Artinya: dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.(q.s. Al-Israa : 36) 5 W. S. Winkel dan MM. Sri Hastuti. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi. 2007. h. 517

4 Kedua ayat di atas menjelaskan bahwa dalam menentukan karir yang kita pilih hendaklah memahami terlebih dahulu seberapa besar potensi yang kita miliki dan peluang yang dapat kita ambil sebelum menentukan atau memilih karir. Masa depan merupakan kelanjutan hidup dari hari ini. Perencanaan masa depan pada awalnya tidak dimulai pada hari esok melainkan sudah harus ditentukan hari ini. Untuk menjadi apa di masa depan harus ada keselarasan antara keinginan dengan kemampuan. Jika keinginan dan kemampuan sejalan atau sudah sesuai maka hal itu dapat membawa seseorang ke puncak kesuksesan dan menuju ke tingkat keberhasilan yang luar biasa (one hundred percent correct you will be succes in your dream). 6 Terkait dengan perencanaan karir siswa, salah satu personil yang bertanggung jawab adalah guru bimbingan konseling yakni dengan memberikan layanan bimbingan konseling berdasarkan BK Pola 17 + yang terdiri dari 6 bidang bimbingan, 10 jenis layanan, dan 6 kegiatan pendukung. Guru bimbingan konseling berpartisipasi aktif dalam mengarahkan dan mengembangkan potensi peserta didik dengan memberikan layanan bimbingan konseling bagi setiap siswa, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Ketentuan Pelaksanaan Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya: Bimbingan dan Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik secara perseorangan maupun kelompok agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan belajar, bimbingan sosial, bimbingan karir melalui berbagai 6 Muhammad Sandi Ferdian dan Muhammad Sujarwo. Kumpulan Materi Bimbingan Konseling. Pekanbaru: Pioneer MPI. 2015. h. 214

5 jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma yang berlaku. 7 Berdasarkan hal di atas dapat dipahami bahwa tugas seorang guru bimbingan konseling ialah memberikan bantuan pelayanan melalui bimbingan untuk memandirikan peserta didik, baik bimbingan yang menyangkut dengan keadaan pribadi sampai kepada bimbingan yang menyangkut lingkungan sosial dan karir yang berada di sekitar peserta didik. Dengan adanya pelayanan bimbingan dan konseling berarti guru bimbingan dan konseling telah membantu peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya secara optimal. Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir. SMA Negeri 4 Pekanbaru adalah sebuah lembaga pendidikan yang telah melaksanakan program bimbingan dan konseling khususnya dalam bidang bimbingan karir tentang perencanaan karir. Bimbingan karir merupakan kegiatan dan layanan bantuan kepada para siswa dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman tentang dunia kerja, dan pada akhirnya mampu menentukan pilihan kerja dan dapat menyusun perencanaan karir. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal 12 Oktober 2017, diperoleh informasi bahwa SMA Negeri 4 Pekanbaru memiliki 4 orang guru bimbingan konseling yang memiliki latar belakang pendidikan Strata Satu Bimbingan Konseling dan masing-masing guru bimbingan konseling memiliki siswa asuh rata-rata lebih dari 150 siswa. Pelaksanaan bimbingan 7 Kemenag. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Nomor 35 Tahun 2010. Diakses pada tanggal 1 Desember 2010. Diunduh di situs http://jatim.kemenag.go.id/file/file/peraturantentangpns/vsef1413864091. pdf pada tanggal 03 Oktober 2010 pukul 00.44 wib

6 karir di SMA Negeri 4 Pekanbaru dilakukan secara terprogram baik dengan menggunakan format klasikal, kelompok, maupun format individual. Jadwal khusus pelaksanaan bimbingan konseling dilakukan sekali dalam seminggu yakni setiap hari jum at. Materi bimbingan karir di SMA Negeri 4 Pekanbaru kelas XII memfokuskan pada studi lanjutan ke perguruan tinggi seperti jalur SNMPTN dan PBUD. Selain itu juga diperoleh informasi bahwa masih banyak siswa yang kurang mengetahui cara merencanakan karir yang baik. Salah satu karakteristik potensi siswa yang perlu diperhatikan guru yaitu adanya perbedaan perencanaan karir siswa yang kadangkala sulit untuk diamati, karena masalah itu tidak pernah menampakkan dirinya, seperti ada siswa yang diperhatikan dan diamati guru tidak punya masalah, tetapi siswa itu mengalami masalah yang cukup berat. Siswa yang berprestasi tinggi belum tentu memiliki perencanaan karir yang bagus demikian pula dengan siswa yang berprestasi rendah belum tentu memiliki perencanaan karir yang buruk. Dalam pelaksanaan bimbingan karir di SMA Negeri 4 Pekanbaru terdapat kesenjangan perencanaan karir siswa yang berprestasi tinggi dengan perencanaan karir siswa yang berprestasi rendah di mana siswa yang berprestasi rendah justru lebih bagus dalam perencanaan karir daripada siswa yang berprestasi tinggi. Hal ini didukung dengan adanya gejala-gejala dalam pelaksanaannya seperti terlihat sebagai berikut: 1. Masih ada siswa yang berprestasi tinggi belum memiliki perencanaan karir yang akan dijalani 2. Masih ada siswa yang berprestasi tinggi yang galau mengenai jurusan yang akan dipilih di perguruan tinggi

7 3. Ada siswa yang berprestasi rendah yang sudah memiliki perencanaan karir yang bagus 4. Masih ada siswa yang belum memiliki rencana pendidikan yang akan dijalani setelah lulus SMA 5. Saat pelaksanaan bimbingan karir, siswa yang berprestasi rendah lebih ambisius untuk bertanya sedangkan siswa yang berprestasi tinggi justru pasif Berdasarkan gejala-gejala dan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Perbedaan Perencanaan Karir Siswa Berprestasi Tinggi dan Siswa Berprestasi Rendah di Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Pekanbaru. B. Alasan Memilih Judul Adapun alasan peneliti memilih SMA Negeri 4 Pekanbaru sebagai lokasi penelitian adalah: 1. Persoalan yang dikaji sesuai dengan bidang ilmu yang peneliti pelajari yaitu Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Konsentrasi Bimbingan Konseling 2. Masalah-masalah yang diteliti sesuai dengan judul di atas sepengetahuan penulis belum pernah diteliti 3. Lokasi penelitian ini ditinjau dari segi waktu, kemampuan dan pembiayaan dapat dijangkau oleh peneliti

8 C. Penegasan Istilah Agar penulisan ini dapat dipahami dengan jelas maka beberapa istilah yang diperlukan memerlukan penjelasan yang lebih jelas agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menafsirkan istilah-istilah dalam penelitian ini. Adapun istilah-istilah tersebut sebagai berikut: 1. Perencanaan Karir Perencanaan karir adalah proses di mana individu menyeleksi tujuan karir dan arus karir untuk mencapai tujuan karirnya. 8 2. Siswa Berprestasi Tinggi dan Siswa Berprestasi Rendah Siswa atau peserta didik adalah salah satu komponen dalam pengajaran, di samping faktor guru, tujuan, dan metode pengajaran. Sebagai salah satu komponen maka dapat dikatakan bahwa siswa atau peserta didik adalah komponen yang terpenting di antara komponen lainnya. Pada dasarnya ia adalah penentu dalam proses pembelajaran. 9 Prestasi adalah hasil yang dicapai seseorang ketika mengejakan tugas atau kegiatan tertentu. Dengan kata lain prestasi merupakan hasil dari sesuatu yang telah dilakukan atau dikerjakan. Prestasi belajar dapat dibuktikan melalui nilai atau angka dari hasil evaluasi yang dikemukakan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan atau ujian yang ditempuhnya. 10 Menurut Sumadi Suryabrata nilai merupakan perumusan terakhir yang dapat diberikan oleh guru mengenai kemajuan atau prestasi belajar siswa selama masa tertentu. Dengan nilai rapor dapat diketahui prestasi belajar 8 Tuti Andriani. Manajemen SDM dalam Pendidikan. Pekanbaru: Educationmattersmost Publishing. 2013. h. 127 9 Oemar Hamalik. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. 2010. h. 99 10 Tulus Tu u. Op.Cit. h. 75

9 siswa. siswa yang nilai rapornya baik dikatakan prestasinya tinggi, sedangkan yang nilainya jelek dikatakan prestasi belajarnya rendah. 11 3. Bimbingan Karir Bimbingan karir adalah kegiatan dan layanan bantuan kepada para siswa dengan tujuan untuk memperoleh penyesuaian diri, pemahaman tentang dunia kerja dan pada akhirnya mampu menentukan pilihan kerja dan menyusun perencanaan karir. 12 D. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah dan gejala-gejala yang telah penulis uraikan di atas, penulis mengidentifikasikan permasalahan sebagai berikut: a. Perbedaan perencanaan karir siswa berprestasi tinggi dan perencanaan karir siswa berprestasi rendah di SMA Negeri 4 Pekanbaru b. Perencanaan karir siswa berprestasi tinggi di SMA Negeri 4 Pekanbaru c. Perencanaan karir siswa berprestasi rendah di SMA Negeri 4 Pekanbaru d. Faktor yang mempengaruhi perencanaan karir siswa berprestasi tinggi di SMA Negeri 4 Pekanbaru 11 Muhammad Sandi Ferdian dan Muhammad Sujarwo. Op. Cit. h. 10-11 12 Ulifa Rahma. Op. Cit. h. 15

10 e. Faktor yang mempengaruhi perencanaan karir siswa berprestasi rendah di SMA Negeri 4 Pekanbaru 2. Pembatasan Masalah Mengingat banyaknya permasalahan yang terjadi, penulis memfokuskan pada Perbedaan Perencanaan Karir Siswa Berprestasi Tinggi dan Siswa Berprestasi Rendah di SMA Negeri 4 Pekanbaru. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan masalah di atas, dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana perencanaan karir siswa yang berprestasi tinggi di SMA Negeri 4 Pekanbaru? b. Bagaimana perencanaan karir siswa yang berprestasi rendah di SMA Negeri 4 Pekanbaru? c. Apakah ada perbedaan yang signifikan perencanaan karir siswa yang berprestasi tinggi dan siswa yang berprestasi rendah di SMA Negeri 4 Pekanbaru? E. Tujuan dan Manfaat penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap perencanaan karir siswa berprestasi tinggi dan siswa berprestasi rendah di SMA Negeri 4 Pekanbaru. Berdasarkan data mengenai perencanaan karir siswa berprestasi tinggi selanjutnya akan diuji perbedaannya dengan perencanaan karir siswa berprestasi rendah, apakah terdapat perbedaan

11 perencanaan karir siswa berprestasi tinggi dan siswa berprestasi rendah di SMA Negeri 4 Pekanbaru. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah: a. Bagi peneliti, sebagai salah satu persyaratan penyelesaian perkuliahan untuk memperoleh gelar Strata Satu (S1) Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Konsentrasi Bimbingan dan Konseling Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru b. Bagi fakultas, sebagai bahan informasi dan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya Program Studi Manajemen Pendidikan Islam c. Bagi pihak sekolah, sebagai informasi untuk memecahkan permasalahan sesuai dengan judul di atas, khususnya guru Bimbingan Konseling untuk meningkatkan perencanaan karir siswa melalui berbagai layanan bimbingan konseling berdasarkan BK Pola 17 + dengan menggunakan teknik dan metode yang lebih kreatif. d. Peneliti selanjutnya, dapat dijadikan sebagai dasar penelitian lanjutan dengan variabel dan subjek penelitian yang lebih luas serta penelitian pengembangan tentang model peningkatan perencanaan karir siswa.