Jurnal ELTEK, Vol 11 No 01, April 2013 ISSN 1693-4024

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menggunakan jenis laporan eksperimen dan langkah-langkah sesuai standar. Mitshubisi Electrik Room Air Conditioner

HUBUNGAN TEGANGAN INPUT KOMPRESOR DAN TEKANAN REFRIGERAN TERHADAP COP MESIN PENDINGIN RUANGAN

Cara Kerja AC dan Bagian-Bagiannya

PENENTUAN EFISIENSI DAN KOEFISIEN PRESTASI MESIN PENDINGIN MERK PANASONIC CU-PC05NKJ ½ PK

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :

Analisa Performansi Sistem Pendingin Ruangan dan Efisiensi Energi Listrik padasistem Water Chiller dengan Penerapan Metode Cooled Energy Storage

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Rangkaian Alat Uji Dan Cara Kerja Sistem Refrigerasi Tanpa CES (Full Sistem) Heri Kiswanto / Page 39

BAB II LANDASAN TEORI

OPTIMASI PENGGUNAAN AC SEBAGAI ALAT PENDINGIN RUANGAN

KAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK TERMODINAMIKA DARI PEMANASAN REFRIGERANT 12 TERHADAP PENGARUH PENDINGINAN

Ada beberapa rumus cara menentukan PK AC yang sesuai untuk ruangan, saya akan me nuliskan 2 diantaranya.

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

ANALISA KEBUTUHAN BEBAN PENDINGIN DAN DAYA ALAT PENDINGIN AC UNTUK AULA KAMPUS 2 UM METRO. Abstrak

Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 05, No. 3, Oktober

PENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN

BAB II LANDASAN TEORI

Gambar 5. Skematik Resindential Air Conditioning Hibrida dengan Thermal Energy Storage

Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak. daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), 4) dan penguapan (4 ke 1), seperti pada

Ahmad Farid* dan Moh. Edi.S. Iman Program Studi Teknik Mesin, Universitas Pancasakti Tegal Jl. Halmahera km 1, Tegal *

STUDI KINERJA MESIN PENGKONDISI UDARA TIPE TERPISAH (AC SPLIT) PADA GERBONG PENUMPANG KERETA API EKONOMI

LAPORAN AKHIR PERAWATAN & PERBAIKAN CHILLER WATER COOLER DI MANADO QUALITY HOTEL. Oleh : RIVALDI KEINTJEM

Penerapan Hukum Termodinamika II dalam Bidang Farmasi 1. Penggunaan Energi Panas dalam Pengobatan, misalnya diagnostik termografi (mendeteksi

LAMPIRAN A TAMPILAN PERANGKAT LUNAK

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008 ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

ANALISA WAKTU SIMPAN AIR PADA TABUNG WATER HEATER TERHADAP KINERJA AC SPLIT 1 PK

Jurnal Pembuatan Dan Pengujian Alat Uji Prestasi Sistem Pengkondisian Udara (Air Conditioning)Jenis Split

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT

Pengaruh Variasi Putaran Poros Kompresor Terhadap Performansi Sistem Refrigrasi

Perancangan Modifikasi Air Conditioner dan Penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai Sumber Catu Daya

BAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA

Analisis Konsumsi Energi Listrik Pada Sistem Pengkondisian Udara Berdasarkan Variasi Kondisi Ruangan (Studi Kasus Di Politeknik Terpikat Sambas)

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

PENGARUH KECEPATAN PUTAR POROS KOMPRESOR TERHADAP PRESTASI KERJA MESIN PENDINGIN AC

BAB II DASAR TEORI. pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk

Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293, Indonesia 2 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu,

PENGARUH JENIS REFRIGERANT DAN BEBAN PENDINGINAN TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN

STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN LPG SEBAGAI FLUIDA PENDINGIN PENGGANTI REFRIGERANT R22 PADA MESIN PENGKONDISIAN UDARA

PENGARUH PENGGUNAAN KATUP EKSPANSI JENIS KAPILER DAN TERMOSTATIK TERHADAP TEKANAN DAN TEMPERATUR PADA MESIN PENDINGIN SIKLUS KOMPRESI UAP HIBRIDA

II. TINJAUAN PUSTAKA. apartemen, dan pusat belanja memerlukan listrik misalnya untuk keperluan lampu

SISTEM PENGKONDISIAN UDARA (AC)

Bab IV Analisa dan Pembahasan

BAB II DASAR TEORI 2012

BAB II LANDASAN TEORI

Analisa Performansi Sistem Pendingin Ruangan dan Efisiensi Energi Listrik padasistem Water Chiller dengan Penerapan Metode Cooled Energy Storage

AC (AIR CONDITIONER)

PENGARUH BEBAN PENDINGIN TERHADAP TEMPERATUR SISTEM PENDINGIN SIKLUS KOMPRESI UAP DENGAN PENAMBAHAN KONDENSOR DUMMY

PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING

BAB III DATA ANALISA DAN PERHITUNGAN PENGKONDISIAN UDARA

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

Optimasi dan Manajemen Energi Kelistrikan Di Gedung City of Tomorrow

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2013 ISSN X

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PEMBUATAN ALAT PENGERING SERBUK TEMBAGA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM REFRIGERASI KOMPRESI UAP

BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC)

BAB IV HASIL DAN ANALISA

Jurnal Perencanaan Alat Uji Prestasi Sistem Pengkondisian Udara (Air Conditioning) Jenis Split

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH VARIASI BEBAN, WAKTU PENDINGINAN DAN TEMPERATUR RUANG TERHADAP PERFORMASI MESIN PENDINGIN

Conditioner Dengan Fuzzy Logic

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

Pengaruh Debit Udara Kondenser terhadap Kinerja Mesin Tata Udara dengan Refrigeran R410a

Bab IV Analisa dan Pembahasan

PENGARUH TEKANAN TERHADAP PENGKONDISIAN UDARA SISTEM EKSPANSI UDARA

Heroe Poernomo 1) Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Indonesia

Optimasi dan Manajemen Energi Kelistrikan Di Gedung City of Tomorrow

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Air Conditioning (AC) adalah suatu mesin pendingin sebagai sistem pengkondisi

STUDI ANALISA OPTIMASI PENGHEMATAN ENERGI PADA SISTEM TATA UDARA DI TERMINAL KARGO BANDARA SOEKARNO HATTA. Budi Yanto Husodo 1,Novitri Br Sianturi 2

BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

BAB 3 METODE PENGUJIAN DAN PENGAMBILAN DATA

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

REKAYASA RANCANG BANGUN TRAINER SISTEM KELISTRIKAN AC MOBIL DAIHATSU ZEBRA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

EFEK RASIO TEKANAN KOMPRESOR TERHADAP UNJUK KERJA SISTEM REFRIGERASI R 141B

Komparasi Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Temperatur dan Tekanan Mesin Pendingin

BAB IV METODE PENELITIAN

ANALISIS KINERJA AIR CONDITIONING SEKALIGUS SEBAGAI WATER HEATER (ACWH)

STUDI ANALISA OPTIMASI PENGHEMATAN ENERGI PADA SISTEM TATA UDARA DI TERMINAL KARGO BANDARA SOEKARNO HATTA. Budi Yanto Husodo 1,Novitri Br Sianturi 2

Pemanfaatan Energi Panas pada Mesin Pengkondisian Udara 2 PK Sebagai Media Pemanas Air Mandi

ANALISIS AUDIT ENERGI DI BENGKEL LAS POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

PENGARUH PENAMBAHAN KONDENSOR DUMMY (TIPE HELICAL COIL, TROMBONE COIL DAN MULTI HELICAL COIL) TERHADAP TEMPERATUR RUANGAN DAN TEMPERATUR AIR PANAS

ANALISA AUDIT KONSUMSI ENERGI SISTEM HVAC (HEATING, VENTILASI, AIR CONDITIONING) DI TERMINAL 1A, 1B, DAN 1C BANDARA SOEKARNO-HATTA

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENANGGULANGAN GANGGUAN DAN MASALAH YANG TERJADI PADA AC TIPE CENTRAL

Gambar 2.21 Ducting AC Sumber : Anonymous 2 : 2013

BAB III METODE PENELITIAN

UNJUK KERJA MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP PADA BEBERAPA VARIASI SUPERHEATING DAN SUBCOOLING

UNJUK KERJA PENGKONDISIAN UDARA MENGGUNAKAN HEAT PIPE PADA DUCTING DENGAN VARIASI LAJU ALIRAN MASSA UDARA

PENGARUH PERUBAHAN PUTARAN KOMPRESOR SERTA MASSA REFRIGRANT TERHADAP COP MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP

Transkripsi:

Jurnal ELTEK, Vol 11 No 01, April 2013 ISSN 1693-4024 5. PENUTUP Dari hasil desain pintu bendungan otomatis dapat disimpulkan bahwa PLD dengan program VHDL dapat mengendalikan kerja motor dc sehingga pintu bendungan dapat bergerak naik dan turun berdasarkan kerja sensor. Sebagai pengendali digunakan IC GAL22V10D, dimana di dalamnya berisi program VHDL hasil desain. Dari hasil simulasi pada Active-HDL SIM motor dapat bekerja sesuai dengan hasil perancangan. 6. DAFTAR PUSTAKA Adhisuwignjo, Supriatna, 2012. Otomasi Mesin Pemotong Kayu Berbasis PLD Menggunakan VHDL, Prosidding Seminar Nasional Embedded System,LIPI. Pedroni, Volnei, 2004. A Circuit Design With VHDL, MIT Press, England. Syahputra, 2009. Pintu Kanal Banjir Otomatis Pada Bendungan Menggunakan Mikrokontroller Sebagai Pusat Kendali, Tugas Akhir, Universitas Sumatera Utara. 110

Ruwah Joto, Studi Perbandingan Pemakaian Energi, Hal 111-121 STUDI PERBANDINGAN PEMAKAIAN ENERGI AIR CONDITIONER INVERTER DENGAN AIR CONDITIONER KONVENSIONAL Ruwah Joto 10 Abstrak Dalam kehidupan ini semua pasti tidak lepas dari teknologi antara lain adalah Air Conditioner. Pada aula, kantor maupun sekolah pasti sudah memakai Air Conditioner. Untuk pemakaian Air Conditioner ini pasti tidak lepas dari biaya pemakaian energinya oleh karena itu sekarang sudah ada Air Conditioner Inverter yang dapat menghemat pemakaian energi daripada Air Conditioner Konvensional. Untuk itu, diperlukan studi perbandingan antara kedua Air Conditioner. Dari hasil pemeriksaan dan analisa dapat disimpulkan sebagai berikut : bahwa besarnya arus dan daya yang dihasilkan lebih besar Air Conditioner Konvensional daripada yang dihasilkan oleh Air Conditioner Inverter dengan pemakaian suhu ruangan yang ditentukan itu sama. Dengan demikian untuk pemakaian energi pasti lebih hemat Air Conditioner Inverter daripada Air Conditioner Konvensional. Kata-kata kunci: air conditioner, inverter Abstract Our life cannot be separated from technology. One of examples is the use of air conditioner. Air conditioner are usually used hall, offices or schools. Using air conditioner needs some cost for the energy it consumes.therefore, inverter air conditioner is produced today to save more energy compared to conventional air conditioner. Due to this reason, a study to compare both air conditioner is needed. From the test and analisis resulted that conventional air conditioner consumes more current and power in similar room temperature. Consequently, inverter air conditioner saves more energy compared to conventional air conditioner. Keywords: air conditioner, inverter 10 Ruwah Joto. Dosen Program Studi Teknik Listrik, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Kota Malang. 111

Jurnal ELTEK, Vol 11 Nomor 01, April 2013 ISSN 1693-4024.1. PENDAHULUAN Secara umum AC (Air Conditionier) sendiri adalah suatu alat yang digunakan untuk proses pendinginan ruangan, udara dingin yang dikeluarkan oleh AC tersebut merupakan output dari sistem yang terdiri dari berbagai komponen yaitu: kompresor, kondensor, orifice tube, evaporator, katup expansi, thermostat. Pemakaian energi listrik, seperti yang terjadi di Politeknik Negeri Malang memiliki daya besar pada pemakaian AC yang belum menggunakan teknologi inverter yang dapat menghemat energi pemakaian listrik dengan kerja pendinginan yang maksimal. Jika di siang hari yang panas dipilih suhu 25 C pada AC tanpa inverter, air conditioner otomatis akan mati sendiri ketika suhu ruangan sudah dibawah 25 C, dan akan hidup lagi pada saat suhu naik diatas 25 C. Hal ini akan terus berulang dan akan menyebabkan banyak energi listrik menjadi boros. Selain itu gangguan oleh adanya suara air conditioner yang hidup dan mati berulang-ulang dapat dihindari. Pada AC inverter, dimungkinkan untuk menjaga ruangan pada suhu tertentu tanpa air conditioner harus hidup dan mati berulang-ulang. Penelitian efisiensi kebutuhan energi teknologi inverter tentang perbandingan pemakaian energi AC inverter dengan AC konvensional. Nantinya dapat bermanfaat untuk proses penghematan energi akan mengemat biaya operasional pemakaian listrik. 2. KAJIAN PUSTAKA 2.1 AC (Air Conditioner) Komponen, yaitu; kompresor AC, kondensor, orifice tube, evaporator, dan katup ekspansi. AC dirancang mempergunakan bagian unsur pendingin yang mempunyai sifat mekanis dimana kedalam suatu sistem peredaran udara kembali, yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menghisap suhu panas udara didalam suatu ruangan dan memindahkan suhu panas keluar ruangan. 112

Ruwah Joto, Studi Perbandingan Pemakaian Energi, Hal 111-121 Gambar 1. Sirkulasi Pendingin Kompressor AC yang ada pada sistem pendingin dipergunakan sebagai alat untuk memampatkan fluida kerja (refrigent), jadi refrigent yang masuk ke dalam kompressor AC dialirkan dan dimampatkan ke kondenser. Di bagian kondenser ini refrigent yang dimampatkan akan berubah fase dari refrigent fase uap menjadi refrigent fase cair, maka refrigent mengeluarkan kalor yaitu kalor penguapan yang terkandung di dalam refrigent. Adapun besarnya kalor yang dilepaskan oleh kondenser adalah jumlahan dari energi kompressor yang diperlukan dan energi kalor yang diambil evaparator dari substansi yang akan didinginkan. 2.2 Cara Mengetahui PK dan BTU AC Tiga faktor menentukan kebutuhan PK (Paard Kracht/Daya Kuda/Horse Power (HP) AC, yakni daya pendinginan AC (BTU/hr British Thermal Unit per hour), daya listrik (watt), dan PK kompressor AC.. PK adalah satuan daya pada kompressor AC bukan daya pendingin AC. PK lebih dikenal daripada BTU/h. Cara menghitung dan menyesuaikan daya pendingin air 113

Jurnal ELTEK, Vol 11 Nomor 01, April 2013 ISSN 1693-4024 conditioner, dengan me-konversi PK BTU/h luas ruangan (m2). 1 PK = 9.000-10.000 BTU/h 1 m2 = 600 BTU/h 3 mx = 10 kaki > 1 m = 3.33 kaki Daya Pendingin AC berdasarkan PK AC Tabel 1. Perhitungan BTU/h BTU/h ±5.000 ± 7.000 ± 9.000 ±12.000 ±18.000 ½ ¾ 1 1½ 2 PK Untuk menghitung kebutuhan BTU digunakan rumus: (W x H x I x L x E) / 60 = kebutuhan BTU (1) Keterangan : W = panjang ruang (dalam feet) H = tinggi ruang (dalam feet) I = nilai 10 jika ruang berinsulasi (berada di lantai bawah, atau berhimpit dengan ruang lain). Nilai 18 jika ruang tidak berinsulasi (di lantai atas). L = lebar ruang (dalam feet) E = nilai 16 jika dinding terpanjang menghadap utara; nilai 17 jika menghadap timur; nilai 18 jika menghadap selatan; dan nilai 20 jika menghadap barat. 2.3 Air Conditioner Teknologi Inverter AC yang menggunakan teknologi inverter bisa menghemat hingga 50% penggunaan energi listrik. Setelah mengetahui hal ini, mungkin banyak dari Anda yang mulai tertarik dan ingin tahu apa penyebabnya. Yang membedakan AC berteknologi inverter dengan AC konvensional biasa, bedanya terletak pada kerja kompresornya. 114

Ruwah Joto, Studi Perbandingan Pemakaian Energi, Hal 111-121 Pada AC biasa kompresor bekerja berdasarkan siklus ON- OFF. Jadi, ketika AC sudah mencapai suhu yang diinginkan, kompresor akan mati. Ketika suhu ruangan mulai meningkat kompresor akan hidup kembali, untuk mendinginkan ruangan, dan seterusnya. Proses mati-hidup seperti ini jelas mengonsumsi energi listrik. Saat menghidupkan AC terjadi lonjakan konsumsi listrik, maka diatur dengan elektronika daya pada AC. Pada gambar 2. di bawah ini dapat lihat bahwa pada penyejuk udara atau Air Conditioning (AC) terdapat unit bernama motor drive atau kompresor yang diputar menggunakan motor listrik. Gambar 2. Siklus Dingin Air Conditioning (AC) 3. METODE 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian experimental yang bertujuan menyelidiki kemungkinan saling berhubungan sebab akibat dengan cara mengenakan satu atau lebih kondisi perlakuan kepada satu atau lebih kondisi perlakuan kepada salah satu atau lebih eksperimental dan membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan tersebut (Sumadi, 1983:38) Setelah data diperoleh kemudian hasilnya akan dipaparkan secara deskriptif dan pada akhir penelitian dianalisis untuk menguji. 115

Jurnal ELTEK, Vol 11 Nomor 01, April 2013 ISSN 1693-4024 3.2 Identifikasi Variabel Variabel yang akan diteliti dari jenis AC jenis konvensional serta inverter pada AC tipe window ( terpisah antara evaporator dan kondensor ) 3.3 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang tediri dari objek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik simpulan (Sugiyono 2002:57). Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah AC jenis konvensional serta inverter pada AC tipe window (terpisah antara evaporator dan kondensor) Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan memakai teknik random sampling (Arikunto 1996:107) mengemukakan apabila subyek kurang dari 100, maka diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subyeknya besar, dapat diambil antara 10% dan 15% atau 20% dan 25% atau lebih. Dalam penelitian ini jumlah anggota populasi 2 yaitu AC jenis konvensional serta inverter pada AC tipe window ( terpisah antara evaporator dan kondensor. 3.4 Instrumen Penelitian dan Bahan Yang dimaksud dengan instrumen peneltian adalah alat-alat yang digunakan oleh peneliti yaitu : 1) Flux Analyzer 2) Thermometer Bahan yang dipakai untuk melakukan penelitian: 1). Air Conditioner Konvensional merek PANASONIC Unit dalam-luar : CS-C18GKH - CU-C18GKH Kapasitas pendinginan : 1800 BTU/h, 2 PK Sumber Tegangan : 220 240 V, 50 HZ, 1 fasa Arus Kerja : 8,4 8,7 A 2).Air Conditioner Inverter merk : PANASONIC ENVIO INVERTER Unit dalam-luar :CS-C18MKP-: CU- C18MKPKapasitas Pendinginan 1800 BTU/h, 2 Pk Sumber Tegangan : 220 240 V, 50 HZ, 1 fasa Arus Kerja : 6,8 6,3 A. 116

Ruwah Joto, Studi Perbandingan Pemakaian Energi, Hal 111-121 3.5 Data yang Diambil 1) Arus (Ampere) 2) Temperatur ( C) 3) Tegangan (V) 4) Daya (kw) 5) Energi (kwh) 6) Cos phi 7) KVAR 8) KVA 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pemakaian Energi Listrik Dalam studi analisa perbandingan Air Conditioner yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui Air Conditioner mana yang pemakaian energinya yang paling rendah. Pengambilan data yang dilakukan dengan cara menyamakan ruangan yang akan digunakan, selain itu yang dilihat juga kapasitas BTU pada A.C yang digunakan dan berdasarkan energi yang terpakai dengan suhu ruangan yang ditentukan pada Air Conditioner Konvensional ataupun Air Conditioner Inverter. Pengambilan data dilakukan 5 hari dengan suhu berubah-ubah. 4.2. Perhitungan Beban Pendingin Dalam memilih Air Conditioner yang akan diberikan pengaturan hawa sesuai dengan penggunaannya. 1) Pada ruang lantai ini hawa panas yang diperoleh = luas ruangan lantai X faktor = 8 x 6 x 32 = 1536 BTU/h 2) Kapasitas volume ruangan untuk menghitung hasil pertukaran udara biasa didalam ruangan.jadi hawa panas yang diperoleh = kapasitas volume ruang X faktor = 8 x 6 x 4 x 20 = 3840 BTU/h 3) Jendela yang langsung terkena pancaran sinar matahari, Jadi hawa panas yang diperoleh = (1 x 2 x 4) x 1200 = 9600 BTU/h 4) Jumlah orang adalah 5 orang dan dianggap sama dengan pekerjaan listrik yaitu hawa panas pada faktor ini = 600 BTU/h 5) Hawa panas berjumlah = 5 x 600 = 3000 BTU/h 117

Jurnal ELTEK, Vol 11 Nomor 01, April 2013 ISSN 1693-4024 6) Jumlah seluruhnya dari beban pendinginnya dengan luas ruangan 8 x 6 x 4 meter. Total perubahan panas = 17976 BTU/h. (perhitungan) 4.3. Perbandingan Data dan Grafik Data data yang diproleh dari penelitian selama 5 hari dapat di rata rata. konven sional Gambar 3. Grafik Parameter Daya inverte r ( C) Suhu Suhu konve nsional inverte r ( C) Suhu Gambar 4. Grafik Parameter Energi Suhu konve nsiona l ( C) Suhu Gambar 5. Grafik Parameter Arus Suhu 118

Ruwah Joto, Studi Perbandingan Pemakaian Energi, Hal 111-121 konve nsiona l (menit) Waktu Gambar 6. Grafik Parameter Energi Waktu 4.4. Analisa Perbandingan Dari data dan grafik diatas dapat dilihat bahwa Air Conditioner inverter lebih baik dari Air Conditioner konvensional dapat dilihat dari beberapa aspek antara lain : 1) Daya, bahwa pada saat starting daya yang dihasilkan A.C inverter tinggi tetapi saat starting saja karena pada kondisi normal atau suhu ruangan sudah memenuhi sehingga daya yang dihasilkan akan menurun sedangkan pada AC konvensional daya startingnya lebih tinggi dari A.C inverter dan pada saat kondisi normalpun daya yang dihasilkan A.C konvensional masih cukup tinggi atau konstan. 2) Arus, pada AC inverter arus yang timbul saat starting cukup tinggi akan tetapi pada saat suhu didalam ruangan sudah hampir memenuhi yang ditentukan maka arus perlahan lahan menurun, itu disebabkan karena adanya pengontrolan pada fan motor. Pada A.C inverter fan motor yang didalam dapat diatur dengan sensor sensor yang terdapat pada Unit Dalam AC yaitu Econavi yang kemudian akan memerintahkan thermostat bahwa suhu dalam ruangan sudah memenuhi suhu yang ditentukan. 3) Energi, begitu pula dengan energi yang dihasilkan oleh AC inverter lebih bagus dari pemakaian A.C konvensional itu disebabkan karena daya dan arus yang dihasilkan oleh A.C inverter lebih baik daripada AC konvensional. Pada AC inverter waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu yang ditentukan oleh remote tidak terlalu lama maka dari itu energi yang dipakai oleh AC inverter tidak terlalu besar itu disebabkan arusnya turun. 119

Jurnal ELTEK, Vol 11 Nomor 01, April 2013 ISSN 1693-4024 4.5. Analisa Perhitungan Dari analisa perhitungan daya dibawah ini dapat dibandingkan dengan hasil pengukuran yang didapat dengan keadaan suhu didalam ruangan tetap yaitu 20 C. Perhitungan daya pada AC konvensional, jika arus dan tegangan diketahui. Misalkan pada suhu 20 C adalah: P = V x I x Cos Q (Watt) = 214,9 x 7,6 x 0,98 = 1600,57 W atau 1,60 kw Perhitungan Daya Pada AC inverter, jika Arus dan tegangan diketahui. Misalkan pada suhu 20 C adalah P = V x I x Cos phi ( W) = 221,9 x 4,7 x 0,97 = 1011,64 W atau 1,00 kw Dari perhitungan diatas dapat dihitung pemakaian energi untuk pemakaian AC konvensional dan AC inverter dalam waktu 1 bulan. 4.6. Perhitungan Biaya Perhitungan biaya pemakaian 1 bulan yaitu: Perhitungan biaya apabila memakai AC konvensioanl dengan terus-menerus pemakaian suhu 20 C.Biaya pemakaian 1 hari = (daya yang terukur x satu jam) x tdl x waktu pemakaian. = (1,60 x ½ jam) x Rp 900 x 8 jam = Rp 5.760,00 Biaya pemakaian 1 bulan = Rp. 5.760 x 22 hari = Rp. 126.720,00 ( suhu tetap 20 ) Perhitungan biaya apabila memakai A.C inverter pada suhu 20.Biaya pemakaian 1 hari = (daya yang terukur x satu jam) x TDL x waktu pemakaian = (1,33 x ½ jam) x Rp. 900 x 8 jam = Rp. 4.788,00 Biaya pemakaian 1 bulan = Rp. 4.788 x 22 hari = Rp. 105.336,00 120

Ruwah Joto, Studi Perbandingan Pemakaian Energi, Hal 111-121 5. PENUTUP Simpulan hasil atas pembahasan: Perbandingan daya, arus dan energi yang dihasilkan AC Inverter lebih baik daripada AC Konvensional. Daya AC saat pengukuran: Daya AC konvensional = 1,57 kw Daya AC inverter = 1,00 kw Selisih biaya pemakaian energi selama 1 bulan pada suhu ruangan 20 C = Rp. 47.520,00. 6. DAFTAR PUSTAKA Handoko K,1979. Teknik Room Air Conditioner, Jakarta, PT. ICHTIAR BARU. PT. Nasional Gobel,1998. Service Hand Book Air Conditioner, Jakarta, PT. Nasional Gobel. PT Gendis Mulia Lestari, 2008. Service AC, Surabaya, PT. Gendis Mulia Lestari. Shinco service manual inverter, 2002. Split Sistem Air Conditioner, Jakarta, Gramedia. Sapto Widodo, Syamsuri Hasan, 2008. Sistem Refrigerasi dan Tata Udara Jilid 2 untuk SMK, Jakarta,Departemen Pendidikan Nasional. Service Manual Air Conditioner Inverter Panasonic,2010, Specification CU/CS-C18GKP dan CU/CS-S18MKP, Jakarta, PT. Panasonic Gobel Indonesia. Wiranto Arismunandar, Heizo Sato, 1995. Penyegaran Udara, Jakarta, PT. Pradnya Paramita. Wilbert F.Stoecker, Jerold W.Jones, Supratman Hara, 1989. Refrigerasi dan Pengkondisian Udara edisi kedua, Jakarta, Penerbit Erlangga. 121