JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DI DAERAH (JFP2UPD) DAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR (JFA)



dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 121 TAHUN 2012

2016, No atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/220/M.PAN/7/2008 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/220/M.PAN/7/2008 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DAN ANGKA KREDITNYA

2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege

SATUAN PEMERIKSAAN INTERN PADA BADAN LAYANAN UMUM. Muhadi Prabowo Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN :

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN GUBERNUR JAWA TIMUR,

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN BATAS USIA PENSIUN BAGI PEJABAT FUNGSIONAL SANDIMAN

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing,

PENDAHULUAN. Tujuan dan Keuntungan. Dasar Hukum Jabatan Fungsional Pranata Komputer

TENTANG WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 118 TAHUN 2016

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 025 TAHUN 2014 TENTANG FORMASI JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PADA INSPEKTORAT DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA

KEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASI JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBIJAKAN

2016, No Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 5

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 0100 TAHUN 2017

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

MEMBEDAH STANDAR AUDIT INTERN PEMERINTAH INDONESIA. Muhadi Prabowo Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 86 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR AUDIT APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (APIP) KABUPATEN BADUNG

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

2 Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

- 2 - Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republ

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG PENYESUAIAN JABATAN FUNGSIONAL GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR KEPEGAWAIAN DAN ANGKA KREDITNYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Internalisasi Rancangan Peraturan Menteri PAN dan RB

PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

2015, No Fungsional Pengantar Kerja didasarkan pada analisis beban kerja; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 17 TAHUN 2010

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

BAB I PENDAHULUAN. membawa kepada suatu perubahan adalah reformasi akan perwujudan dan

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 9 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 31 TAHUN 2008

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN NOMOR 4 TAHUN 2010

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik; MEMUTUSKAN:

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/ JASA

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER-709/K/JF/2009

IMPLEMENTASI PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN

PEMBINAAN TEKNIS TIM PENILAI PRANATA KOMPUTER - ADMINISTRASI

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

16. Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun 2011;

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER 1274/K/JF/2010 TENTANG

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

2016, No Nomor 157 tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa P

2 Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelengga

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

BUPATI PADANG LAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PADANG LAWAS UTARA NOMOR 41 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

Transkripsi:

JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DI DAERAH (JFP2UPD) DAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR (JFA) Muhadi Prabowo (muhadi.prabowo@gmail.com) Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Abstrak Dengan diresmikannya Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah (JFP2UPD) melalui Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 15 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Pengawasan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah dan Angka Kreditnya, maka kini terdapat dua jabatan fungsional yang ada pada Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP). Selama ini pelaksana pengawasan intern di daerah dilakukan oleh auditor yang menyandang Jabatan Fungsional Auditor.Tulisan ini membahas tentang kedua jabatan fungsional tersebut: pengertian dan kedudukannya; tugas pokok; rumpun jabatan; jenjang jabatan dan pangkat; serta perangkat profesinya. Kata Kunci: Pengawas Pemerintahan, Auditor, audit intern, APIP Pendahuluan Pasal 218 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan oleh Pemerintah yang meliputi: (a) pengawasan atas pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah; dan (b) pengawasan terhadap peraturan daerah dan peraturan kepala daerah.selanjutnya, UU tersebut juga mengatur bahwa pengawasan atas pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah dilaksanakan oleh Aparat Pengawas Intern Pemerintah sesuai peraturan perundangundangan. Sebagai pelaksanaan UU 32/2004 tersebut, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Pasal 24 PP 79/2005 menyebutkan bahwa APIP adalah Inspektorat Jenderal Departemen, Unit Pengawasan Lembaga Pemerintah Non Departemen, Inspektorat Provinsi, dan Inspektorat Kabupaten/Kota. 1

Pasal yang sama mengatur bahwa pelaksanaan pengawasan tersebut dilakukan oleh Pejabat Pengawas Pemerintah yang ditetapkan oleh Menteri/Menteri Negara/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen di tingkat pusat, oleh Gubernur di tingkat provinsi, dan oleh Bupati/Walikota ditingkat kabupaten/kota. Atas dasar PP 79/2005, Menteri Dalam Negeri menerbitkan berbagai peraturan berkaitan dengan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah, yaitu: 1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang telah diubah melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2007 tentang Pedoman Pemeriksaan Dalam Rangka Berakhirnya Masa Jabatan Kepala Daerah; 3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2007 tentang Pedoman Penanganan Pengaduan Masysrakat di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah; 4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah. Berkaitan dengan jabatan fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah (JFP2UPD) diterbitkan peraturan-peraturan berikut ini: 1. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 15 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Pengawasan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah dan Angka Kreditnya. 2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah dan Angka Kreditnya. 3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah. Berikut ini bahasan tentang Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah dikaitkan dengan Jabatan Fungsional Auditor. 2

Pengertian dankedudukan Berdasarkan pasal 1 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 15 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah dan Angka Kreditnya, Jabatan Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah (P2UPD) didefinisikan sebagai jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggungjawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan pengawasan atas penyelenggaraan teknis urusan pemerintahan di daerah, di luar pengawasan keuangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil. Sedangkan Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah, disebut sebagai Pengawas Pemerintahan, didefinisikan sebagai Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggungjawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pengawasan atas penyelenggaraan teknis urusan pemerintahan di daerah sesuai dengan peraturan perundangan. Kedudukan Pengawas Pemerintahan dinyatakan dalam pasal 3 Permen PAN 15/2009yang menyatakan bahwa Pengawas Pemerintahan berkedudukan sebagai pejabat fungsional di bidang pengawasan penyelenggaraan teknis urusan pemerintahan di daerah pada instansi pemerintah pusat dan daerah dan merupakan jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil. Pasal 24 PP 79/2005 mengatur bahwa pengawasan terhadap urusan pemerintahan di daerah dilaksanakan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dan pelaksanaan pengawasan tersebut dilakukan oleh Pejabat Pengawas Pemerintah. Jadi dapat juga disimpulkan bahwa Pengawas Pemerintahan berada pada APIP, yang kalau di daerah adalah Inspektorat Provinsi untuk Pemerintah Provinsi dan Inspektorat Kabupaten/Kota untuk Pemerintah Kabupaten/Kota. Jauh sebelum peraturan perundang-undangan tersebut diterbitkan, pelaksana pengawasan atas instansi pemerintah telah dilakukan oleh auditor. Ketentuan mengenai jabatan fungsional auditor ditetapkan melalui Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 19/1996 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya yang telah beberapa kali diubah, terakhir melalui Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 3

51 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/220/M.PAN/7/2008Tentang Jabatan Fungsional Auditor Dan Angka Kreditnya. Pasal 1 Kepmen PAN 19/1996 menyatakan bahwa auditor adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggungjawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pengawasan pada instansi pemerintah. Pengertian ini diperbaharui melalui Permen PAN 220/2008 yang menyatakan bahwa Auditor adalah Jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggungjawab, dan wewenang untuk melakukan pengawasan intern pada instansi pemerintah, lembaga dan/atau pihak lain yang di dalamnya terdapat kepentingan negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang.permen PAN 220/2008 juga menyatakan bahwa Jabatan Fungsional Auditor berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional bidang pengawasan di lingkungan Aparat Intern Pemerintah. Dengan demikian, sejak disahkannya jabatan Pengawas Pemerintahan tersebut, terdapat dua jabatan fungsional yang melakukan pengawasan intern pada instansi pemerintah di daerah, baik pada pemerintah provinsi maupun maupun pemerintah kabupaten/kota.kedudukan kedua jabatan tersebut sama-sama sebagai pelaksana teknis fungsional pengawasan intern di bawah Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), dalam hal ini Inspektorat. Tugas Pokok Tugas pokok Pengawas Pemerintahan diatur pada pasal 4 Permen PAN 15/2009yang menyatakan bahwa tugas pokok Pengawas Pemerintahanadalah: 1. melaksanakan pengawasan atas penyelenggaraan teknis urusan pemerintahan di daerah di luar pengawasan keuangan, yang meliputi: a. pengawasan atas pembinaan pelaksanaan urusan pemerintahan, b. pengawasan atas pelaksanaan urusan pemerintahan, c. pengawasan atas peraturan daerah dan peraturan kepala daerah, d. pengawasan atas dekonsentrasi dan tugas pembantuan, e. pengawasan untuk tujuan tertentu 2. melaksanakan evaluasi penyelenggaraan teknis pemerintahan di daerah. 4

Pengawasan atas penyelenggaraan urusan pemerintahan didefinisikan sebagai proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar pelaksanaan teknis pemerintahan berjalan secara efisien dan efektif sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintahan disebutkan bahwa ruang lingkup pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah terdiri atas pemeriksaan, evaluasi, dan monitoring atas suatu rancangan kebijakan daerah, kebijakan daerah, kebijakan lainnya, tugas dan fungsi SKPD, DPRD, program, pelaksanaan kegiatan, organisasi dan sumber daya pendukungnya. Pasal 2 Permendagri 23/2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah menyatakan ruang lingkup pengawasan yang dilakukan oleh Pengawas Pemerintahan meliputi: 1. Administrasi umum pemerintahan, yang dilakukan terhadap: a. Kebijakan daerah; b. Kelembagaan; c. Pegawai daerah; d. Keuangan daerah; dan e. Barang daerah 2. Urusan pemerintahan, yang dilakukan terhadap: a. Urusan wajib; b. Urusan pilihan; c. Dana dekonsentrasi; d. Tugas pembantuan; dan e. Kebijakan Pinjaman Hibah Luar Negeri Sedangkan tugas pokok Auditor sesuai dengan Permen PAN 220/2008 adalah melaksanakan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan teknis, pengendalian, dan evaluasi pengawasan. Permen PAN tersebut mendefinisikan pengawasan, dalam konteks pengawasan intern, adalah seluruh proses kegiatan audit, evaluasi, reviu, pemantauan dan kegiatan pengawasan lain, seperti konsultansi (consultancy), sosialisasi, asistensi, terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai (assurance) bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah 5

ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kelola/kepemerintahan yang baik (good governance). Meskipun dalam Peraturan Menteri PAN tidak secara spesifik disebutkan, tetapi dari definisi pengawasan tersebut dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup pengawasan yang bisa dilakukan oleh seorang auditor tidak terbatas hanya pada masalah akuntansi dan keuangan, tetapi seluruh penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi. Dapat disimpulkan, bahwa baik Pengawas Pemerintahan maupun Auditor samasama mempunyai tugas pokok melakukan pengawasan intern atas instansi pemerintah.permendagri 23/2007 dan 28/2007 tidak membatasi ruang lingkup pengawasan intern yang bisa dilakukan oleh Pengawas Intern hanya pada teknis pemerintahan saja, tetapi Permen PAN15/2009 secara tegas membatasi ruang lingkupnya pada teknis urusan pemerintahan di daerah di luar pengawasan keuangan. Sayangnya, baik Mendagri maupun Menteri PAN tidak membuat definisi tentang teknis urusan pemerintahan di daerah tersebut. Di sisi yang lain, Permen PAN 220/2008 tidak membatasi ruang lingkup pengawasan oleh auditor hanya pada masalah akuntansi dan keuangan saja, tetapi juga mencakup teknis pemerintahan. Salah satu tugas pokok auditor adalah melakukan audit kinerja, yang menurut pasal 50 PP 60/2008 didefinisikan sebagai audit atas pengelolaankeuangan negara dan pelaksanaan tugas dan fungsiinstansi Pemerintah yang terdiri atas aspekkehematan, efisiensi, dan efektivitas. Dengan demikian timbul pertanyaan, bagaimanakah membedakan ruang lingkup pengawasan yang dilakukan oleh Pengawas Pemerintahan dan Auditor?Apakah Pengawas Pemerintahan hanya melakukan pengawasan intern hanya pada teknis pemerintahan saja sedangkan Auditor hanya pada akuntansi dan keuangan saja? Rumpun Jabatan Pasal 2 Permen PAN 15/2009 menyatakan bahwa Jabatan Fungsional Pengawas Pemerintahan termasuk dalam rumpun politik dan hubungan luar negeri. Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 1999 Tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil, Rumpun Politik dan Hubungan Luar Negeri adalah rumpun jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil yang 6

tugasnya berkaitan dengan penelitian, peningkatan atau pengembangan konsep, teori dan metode operasional, pelaksanaan kegiatan teknis yang berhubungan dengan perumusan,pengevaluasian, penganalisisan serta penerapan kebijaksanaan dibidang politik, pemerintahan danhubungan internasional. Sedangkan menurut pasal 2 Permen PAN 220/2008, Jabatan Fungsional Auditor pada APIP termasuk dalam rumpun jabatan akuntansi dan anggaran yang menurut Keppres 87/1999 adalah rumpun jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil yang kegiatannya berhubungan dengan penelitian, peningkatan atau pengembangan konsep, teori dan metode operasional serta penerapan ilmu pengetahuan di bidang pemberian saran, penyeliaan atau melaksanakan kegiatan teknis yang berhubungan dengan akuntansi anggaran dan manajemen keuangan. Apakah dengan pembedaan rumpun tersebut telah cukup untuk membedakan ruang lingkup pengawasan intern yang dilakukan oleh masing-masing jabatan?bagaimana dengan pengawasan intern di tingkat pemerintah pusat?sampai saat ini belum ada Jabatan Fungsional Pengawas Pemerintahan Urusan Pemerintah di Pusat. Jenjang Jabatan dan Pangkat Pasal 7 Permen PAN 15/2009 menyatakan bahwa jenjang Jabatan Pengawas Pemerintahan dan jenjang pangkat Pengawas Pemerintahan dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi dapat dilihat pada tabel berikut ini: Jenjang Jabatan Jenjang Pangkat Golongan Ruang Pengawas Pemerintahan Pertama Penata Muda III/a Penata Muda Tingkat I III/b Pengawas Pemerintahan Muda Penata III/c Penata Tingkat I III/d Pengawas Pemerintahan Madya Pembina IV/a Pembina Tingkat I IV/b Pembina Utama Muda IV/c Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa jabatan dan pangkat tertinggi yang dapat dicapai oleh Pengawas Pemerintahan adalah Pengawas Pemerintahan Madya, pangkat Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c, sehinggatidak 7

adapejabat Pengawasan yang bisa mencapai pangkat tertinggi dalam sistem kepangkatan Aparatur Sipil Negara, yaitu Pembina Utama golongan ruang IV/e. Adapun jenjang jabatan dan pangkat untuk Jabatan Fungsional Auditor berdasarkan Permen PAN 220/2008 adalah sebagai berikut: Jenjang Fungsional Jenjang Jabatan Jenjang Pangkat Golongan Ruang Auditor Terampil Auditor Pelaksana Pengatur II/c Pengatur Tingkat I II/d Auditor Pelaksana Lanjutan Penata Muda III/a Penata Muda Tingkat I III/b Auditor Penyelia Penata III/c Penata Tingkat I III/d Auditor Ahli Auditor Pertama Penata Muda III/a Penata Muda Tingkat I III/b Auditor Muda Penata III/c Penata Tingkat I III/d Auditor Madya Pembina IV/a Pembina Tingkat I IV/b Pembina Utama Muda IV/c Auditor Utama Pembina Utama Madya IV/d Pembina Utama IV/e Dengan demikian, seorang auditor bisa mencapai puncak karier dengan mendapatkan pangkat Pembina Utama dengan golongan ruang IV/e. Permen PAN 220/2008 juga mengatur bahwa dalam hal penugasan Auditor berbentuk tim mandiri, susunan tim adalah sebagai berikut: a. Pengendali Mutu; b. Pengendali Teknis; c. Ketua Tim; dan d. Anggota Tim. Berdasarkan jenjang jabatan dan pangkat tersebut, maka masalah yang timbul adalah apakah penugasan kedua jabatan fungsional tersebut dipisahkan? Jika dipisahkan, betapa repotnya pihak yang diawasi harus melayani dua tim yang berbeda. Namun jika disatukan, siapa yang akan menjadi ketua tim, pengendali teknis maupun pengendali mutu? Permen PAN 15/2009 tidak mengatur susunan tim untuk Pengawas Pemerintahan. 8

Perangkat Profesi Untuk dapat melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, Pengawas Pemerintahan telah dibekali dengan perangkat-perangkat yang diperlukan bagi sebuah profesi.perangkat-perangkat tersebut adalah Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah. Permendagri 28/2007 mendefinisikan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah sebagai seperangkat prinsip moral atau nilai yang dipergunakan oleh pejabat pengawas pemerintah sebagai pedoman tingkah laku dalam melaksanakan tugas pengawasan. Kode Etik tersebut dimaksudkan untuk memberikan pengertian dan penjabaran mengenai aturan perilaku sebagai pejabat pengawas pemerintah yang profesional dan sebagai pedoman bagi aparat pengawas dalam berhubungan dengan lembaga organisasinya, sesama pejabat pengawas pemerintah, pihak yang diawasi, pihak lain yang terkait dan masyarakat, agar terpenuhi prinsip-prinsip kerja yang sehat dan terlaksananya pengendalian pengawasan. Dengan demikian dapat terwujud kinerja yang tinggi dalam mempertahankan profesionalisme, integritas, obyektivitas dan independensi serta memelihara citra organisasi dan masyarakat. Ruang lingkup Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah ini meliputi: tata pikir, tata sikap, tata wicara dan tata laku pejabat pengawas dalam berinteraksi dengan lembaga pengawasan, sesama pejabat pengawas pemerintah, para pihak yang diawasi dan pihak lain yang terkait serta masyarakat.pelanggaran atas Kode Etik dapat dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan setelah mempertimbangkan rekomendasi dari Tim Kehormatan Kode Etik. Pasal 1 Permendagri 28/2007 tersebut mendefinisikan Norma Pengawasan sebagai patokan, kaidah atau ukuran yang harus diikuti oleh pejabat pengawas pemerintah dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan dan pihak/pejabat lain yang terkait dengan pengawasan.tujuan Norma Pengawasan adalah untuk menjamin mutu pengawasan, mutu laporan hasil pengawasan, persamaan pandangan dan pendapat berkaitan dengan manfaat pengawasan. Disamping itu norma pengawasan ini juga dimaksudkan sebagai dasar pertanggungjawaban pelaksanaan pengawasan bagi pejabat pengawas pemerintah.norma Pengawasan 9

digunakan sebagai pedoman oleh seluruh pejabat pengawas pemerintah pada semua strata pemerintahan.norma Pengawasan meliputi: (1) norma umum; (2) norma pelaksanaan; dan (3) norma pelaporan. Selain Norma Pengawasan, perangkat lainnya adalah pedoman tata cara pengawasan yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang telah diperbaharui melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.Permendagri 23/2007 jo Permendagri 8/2009 menyatakan bahwa pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah oleh Pejabat Pengawas Pemerintah dilakukan melalui kegiatan pemeriksaan, monitoring dan evaluasi. Untuk melaksanakan kegiatan pemeriksaan, Pengawas Pemerintah telah dibekali dengan Daftar Materi Pemeriksaan yang tercantum pada Lampiran I Permendagri 23/2007 yang telah diperbaharui melalui Permendagri 8/2009. Di sisi yang lain, PP 60/2008 mewajibkan auditor menaati Kode Etik yang disusun oleh organisasi profesi auditor dengan mengacu pada pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah. PP tersebut juga mewajibkan auditor untuk melaksanakan audit sesuai dengan standar audit yang disusun oleh organisasi profesi auditor dengan mengacu pada pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah. Menindaklanjuti PP 60/2008 ini, telah dibentuk Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI) yang juga telah menerbitkan Kode Etik Auditor Intern Pemerintah Indonesia (KE-AIPI) dan Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia (SAIPI). Pasal 1 ayat (3) Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga AAIPI menetapkan bahwa pengertian auditor mencakup Jabatan Fungsional Auditor dan Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah (P2UPD) yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional di bidang pengawasan di lingkungan APIP. Dengan demikian, baik KE-AIPI dan SAIPI berlaku juga bagi Pengawas Pemerintahan.Padahal Permendagri 28/2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah belum dicabut.jadi, Kode Etik dan Standar/Norma Pengawasan mana yang harus diikuti oleh Pengawas Pemerintahan? 10

Simpulan dan Saran Pemerintah, melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, telah menetapkan Jabatan Fungsional Pejabat Pengawas Urusan Pemerintahan di Daerah untuk melakukan pengawasan atas penyelenggaraan teknis urusan pemerintahan di daerah, di luar pengawasan keuangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sebelum ditetapkannya jabatan fungsional baru tersebut, Pemerintah, melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, juga telah menetapkan Jabatan Fungsional Auditor yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggungjawab, dan wewenang untuk melakukan pengawasan intern pada instansi pemerintah, lembaga dan/atau pihak lain yang di dalamnya terdapat kepentingan negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dengan demikian terdapat dua jabatan fungsional yang melakukan tugas dan mempunyai tanggungjawab yang sama untuk melakukan pengawasan intern pada pemerintah daerah. Ruang lingkup pengawasan yang dapat dilakukan oleh Auditor tidak dibatasi pada aspek akuntansi dan keuangan saja, sedangkan untuk Pengawas Pemerintahan dibatasi hanya pada penyelenggaraan teknis urusan pemerintahan di daerah di luar pengawasan keuangan.kalau mendasarkan pada Permendagri, maka tidak ada pembatasan atas ruang lingkup pengawasan yang dilakukan oleh Pengawas Pemerintahan. Masing-masing jabatan fungsional mempunyai jenjang jabatan dan jenjang pangkat yang berbeda. Bahkan jabatan fungsional Pengawas Pemerintahan tidak mempunyai jenjang kedudukan dalam suatu tim yang mandiri. Selain itu, masing-masing jabatan fungsional juga mempunyai Kode Etik dan Standar/Norma Profesi yang berbeda, meskipun dengan berdirinya Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia, perbedaan Kode Etik dan Standar/Norma tersebut telah disatukan. Sayangnya, peraturan tentang Kode Etik dan Norma Pengawasan serta Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas PenyelenggaraanPemerintahan Daerah belum dicabut. Atas permasalahan di atas, maka perlu dilakukan penelaahan kembali berbagai peraturan yang mengatur tentang pengawasan intern pada pemerintah daerah. Sinkronisasi berbagai peraturan diperlukan untuk menghindari kerancuan dan kebingungan pelaksanaan pengawasan intern di pemerintah daerah. 11

Daftar Pustaka: 1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. 4. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 19/1996 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya. 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang telah diubah melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2007 tentang Pedoman Pemeriksaan Dalam Rangka Berakhirnya Masa Jabatan Kepala Daerah. 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2007 tentang Pedoman Penanganan Pengaduan Masysrakat di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah. 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah. 9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/04/M.PAN/03/2008 tentang Kode Etik Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. 10. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. 11. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/220/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya yang telah diubah melalui Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 51 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/220/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya. 12

12. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 15 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah dan Angka Kreditnya. 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah dan Angka Kreditnya. 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah. 15. Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia, Kode Etik Auditor Intern Pemerintah Indonesia, 2013. 16. Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia, Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia, 2013. 13