PERANCANGAN ULANG GEOMETRI KONSTRUKSI RUANG BAKAR PADA MOTOR BAKAR DPE SACI 2 LANGKAH UNTUK PENINGKATAN RASIO KOMPRESI DARI 6:1 MENJADI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN LITERATUR

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

BAB I MOTOR PEMBAKARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Abstrak. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh keausan ring piston terhadap kinerja mesin diesel

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan alat transportasi seperti kendaraan bermotor kian hari kian

BAB II LANDASAN TEORI. mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi

PERENCANAAN BATANG TORAK MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 100 CC

BAB 1 DASAR MOTOR BAKAR

EFISIENSI GAS ENGINE PADA BERBAGAI PUTARAN: STUDI EKSPERIMEN PADA JES GAS ENGINE J208GS

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pendahuluan Motor Diesel Tujuan Rudolf Diesel Kesulitan Rudolf Diesel

Makalah PENGGERAK MULA Oleh :Derry Esaputra Junaedi FAKULTAS TEKNIK UNNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

BAB II LANDASAN TEORI

Optimasi Daya dan Torsi pada Motor 4 Tak dengan Modifikasi Crankshaft dan Porting pada Cylinder Head

ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR SOLAR DAN BIODIESEL B20 TERHADAP PERFORMANSI ENGINE VOLVO D9B 380

PENGARUH PEMASANGAN SUPERCHARGER TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR BENSIN SATU SILINDER

APLIKASI SCALING METHOD PADA PERANCANGAN MESIN BOR KHUSUS PRODUK END PLATE

!"#$%&$'()*& LAMPIRAN

MESIN DIESEL 2 TAK OLEH: DEKANITA ESTRIE PAKSI MUHAMMAD SAYID D T REIGINA ZHAZHA A

ANALISA PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR DIESEL SATU SILINDER

Prediksi Performa Linear Engine Bersilinder Tunggal Sistem Pegas Hasil Modifikasi dari Mesin Konvensional Yamaha RS 100CC

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Oleh sebab itu pembuatan silinder diperlukan ketelitian yang tinggi.

BAB II TEORI DASAR. Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid

ARTIKEL ANALISA VARIASI KERENGGANGAN CELAH ELEKTRODA BUSI TERHADAP TORSI DAN DAYA MOTOR SUPRA X 125


Ahmad Nur Rokman 1, Romy 2 Laboratorium Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Riau 1

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR INJEKSI ABSTRAK

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGGUNAAN PORT FUEL INJECTION (PFI) SEBAGAI SISTEM SUPLAI BAHAN BAKAR MOTOR BENSIN DUA-LANGKAH SILINDER TUNGGAL

PEMBAHASAN. 1. Mean Effective Pressure. 2. Torque And Power. 3. Dynamometers. 5. Specific Fuel Consumption. 6. Engine Effeciencies

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE)

PERBANDINGAN PENGARUH TEMPERATUR SOLAR DAN BIODIESEL TERHADAP PERFORMA MESIN DIESEL DIRECT INJECTION PUTARAN KONSTAN

Performansi Sepeda Motor Empat Langkah Menggunakan Bahan Bakar dengan Angka Oktan Lebih Rendah dari Yang Direkomendasikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

SEJARAH MOTOR BAKAR : Alphones Beau De Rochas (Perancis) menemukan ide motor 4 tak

BAB III LANDASAN TEORI

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAB I KOMPONEN UTAMA SEPEDA MOTOR

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan mesin stirling. Mesin stirling yang digunakan merupakan

BAB II LANDASAN TEORI

Pengaruh Parameter Tekanan Bahan Bakar terhadap Kinerja Mesin Diesel Type 6 D M 51 SS

II. TEORI DASAR. kelompokaan menjadi dua jenis pembakaran yaitu pembakaran dalam (Internal

Andik Irawan, Karakteristik Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Dengan Variasi Volume Silinder Dan Perbandingan Kompresi

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam merubah energi kimia menjadi energi mekanis.

PREDIKSI PERFORMA LINEAR ENGINE BERSILINDER TUNGGAL SISTEM PEGAS HASIL MODIFIKASI DARI MESIN KONVENSIONAL YAMAHA RS 100CC

LAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : Nama : HAEKAL ARDY PRAINSAN WAHIDA NIM :


BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum

STUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK KINERJA SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI JENIS BAHAN BAKAR BENSIN

Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi

MOTOR BAKAR TORAK. 3. Langkah Usaha/kerja (power stroke)

Seminar Nasional (PNES II), Semarang, 12 Nopember 2014

Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta Telp. : ; Fax. :

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR SOLAR, BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX TERHADAP PRESTASI MOTOR DIESEL SILINDER TUNGGAL

Optimasi Pembuatan Produk Support Melalui Analisis Proses Single Tool Menjadi Progressive Hybrid Tool

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC

ANALISIS PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL SWD 8FG PLTD AYANGAN TAKENGON ACEH TENGAH

Sumber: Susanto, Lampiran 1 General arrangement Kapal PSP Tangki bahan bakar 10. Rumah ABK dan ruang kemudi

BAB II LANDASAN TEORI

Perancangan Extruder Mesin Rapid Prototyping Berbasis Fused Deposition Modeling (FDM) Untuk Material Filament Polylactic Acid (PLA) Diameter 1,75 mm

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

UNJUK KERJA MESIN BENSIN 4 SILINDER TYPE 4G63 SOHC 2000 CC MPI

PENGUJIAN PENGGUNAAN KATALISATOR BROQUET TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH

PENGARUH VARIASI PENYETELAN CELAH KATUP MASUK TERHADAP EFISIENSI VOLUMETRIK RATA - RATA PADA MOTOR DIESEL ISUZU PANTHER C 223 T

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC

PENGARUH PENGGUNAAN RESIRKULATOR GAS BUANG PADA KNALPOT STANDAR, TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO J

PENINGKATAN UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR DENGAN CARA PENGUBAHAN VOLUME SILINDER

RE-ENGINE MOTOR OTTO SILINDER TUNGGAL DENGAN BAHAN BAKAR ETHANOL (E-100) TUGAS AKHIR

Session 4. Diesel Power Plant. 1. Siklus Otto dan Diesel 2. Prinsip PLTD 3. Proses PLTD 4. Komponen PLTD 5. Kelebihan dan Kekurangan PLTD

OLEH: Nama : DAYANG NRP :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Premium, Pertamax, Pertamax Plus Dan Spiritus Terhadap Unjuk Kerja Engine Genset 4 Langkah

Teknik Lingkungan S1 TERMODINAMIKA LINGKUNGAN

ANALISIS KEGAGALAN DAN OPTIMASI RANCANGAN PRODUK ROLLER BLIND UNTUK CV. SAMA JAYA

ANALISIS PENGARUH BENTUK PERMUKAAN PISTON TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR

Peningkatan Performance dengan Pendingin Udara Masuk pada Motor Diesel 4JA1

TUGAS. MAKALAH TENTANG Gasoline Direct Injection (GDI) Penyusun : 1. A an fanna fairuz (01) 2. Aji prasetyo utomo (03) 3. Alfian alfansuri (04)

STRESS ANALYSIS PISTON SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTODESK INVENTOR 2015

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA CORONA 2000 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang

PENGARUH INJEKSI AIR UNTUK MENGURANGI GEJALA KNOCKING PADA MESIN TOYOTA 4K BERKOMPRESI TINGGI

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN CONNECTING ROD DAN CRANKSHAFT MESIN OTTO SATU SILINDER EMPAT LANGKAH BERKAPASITAS 65 CC. Widiajaya

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

KINERJA MESIN DIESEL AKIBAT PEMASANGAN THERMOSTAT PADA NANCHANG TYPE 2105A 3

Transkripsi:

PERANCANGAN ULANG GEOMETRI KONSTRUKSI RUANG BAKAR PADA MOTOR BAKAR DPE SACI 2 LANGKAH UNTUK PENINGKATAN RASIO KOMPRESI DARI 6:1 MENJADI 12:1 Ayi Ruswandi, Dipl. Ing. HTL, MT 1, Intan Putri Nasrani 2 (1) Dosen Jur. Teknik Perancangan Manufaktur, Politeknik Manufaktur Negeri Bandung, Jl. Kanayakan21 Bandung 40135 (2) Mahasiswi D4 Polman Bandung Jurusan Teknik Mesin dan Manufaktur Konsentrasi Teknik Rekayasa dan Pengembangan Produk, Email: intannasrani@yahoo.com Abstrak Emisi gas buang motor bakar 4 langkah lebih bersih dari pada motor bakar 2 langkah. Alasan ini yang kerap membuat industri meninggalkan motor bakar 2 langkah. Akan tetapi, daya yang dihasilkan motor bakar 2 langkah umumnya lebih besar dari pada motor bakar 4 langkah. Oleh karena itu, Polman Bandung dan PT. Copal Utama Indomelt memiliki keinginan untuk mengembangkan motor bakar 2 langkah sehingga dilakukan proyek penelitian Pengembangan Mesin Pembakaran Dalam Berbahan Bakar Gas dengan Konfigurasi Pembakaran Berdaya Ganda Melalui Sistem Injeksi Pintar. Proyek ini merupakan proyek penelitian multi year yang berlangsung selama tiga tahun dan sudah dimulai sejak tahun 2014 yang lalu. Produk proyek penelitian tersebut adalah Motor Bakar DPE SACI (Double Power Ecological Spark Assisted Compression Ignition) 2 Langkah. Pada tahun kedua ini ada tuntutan baru yang harus dipenuhi yaitu rasio kompresi menjadi 12:1 yang mana semula adalah 6:1. Selain itu, udara yang masuk ke dalam silinder harus beraliran turbulen. \ Oleh karena itu untuk memenuhi tuntutan di atas maka dilakukan analisa dan optimasi untuk kontruksi ruang bakar dari hasil desain tahun pertama. Analisa dan optimasi yang dilakukan yaitu menentukan komponen komponen yang perlu untuk direkontruksi untuk memenuhi tuntutan, seperti cylinder, piston, cylinder head, dan lain lain. Selain itu melakukan analisa terhadap aliran udara yang berasal dari supercharge atau turbocharge. Dari hasil analisa dan optimasi tersebut didapati parameter baru untuk Motor Bakar DPE SACI 2 Langkah ini. Dari parameter baru tersebut didapati bahwa dengan tuntutan di atas thermal efficiency dan daya meningkat kurang lebih 2 kali lipat. Kata kunci: Motor Bakar DPE SACI 2 Langkah, Rasio Kompresi, Turbulen I. Pendahuluan I.1. Latar Belakang Proyek penelitian Pengembangan Mesin Pembakaran Dalam Berbahan Bakar Gas dengan Konfigurasi Pembakaran Berdaya Ganda melalui Sistem Injeksi Pintar merupakan multi year project yang berlangsung selama 3 tahun dan dimulai sejak tahun 2014 kemarin. Disetiap tahunnya tentu terdapat target target yang ingin dicapai sebagai berikut [berdasarkan Progress Report Riset Andalan Perguruan Tinggi dan Industri (RAPID)]. Tahun pertama (2014): desain dan prototipe dengan model bench scale untuk memastikan bahwa konstruksi produk memenuhi konsep desain dengan wujud luarannya berupa prototipe mesin dengan bahan polimer. Tahun kedua (2015): realisasi bench scale model menjadi real prototype (berbahan metal) berupa produk seri nol untuk dilakukan uji performa dengan publikasi ilmiah nasional atau internasional serta pendaftaran drafting paten pada empat klaim kebaharuan yang ditargetkan sebagai performa mesin berdaya ganda dengan branding DPE Engine. Tahun ketiga (2016): persiapan komersial dimulai dari pengintegrasian realisasi hasil penelitian dalam program pendidikan diploma III, diploma IV, Magister Terapan dan Doktor Teknik serta penyusunan rencana usaha (business plan) untuk dijalankan bersama mitra industri. Pada Tugas Akhir (TA) ini, penulis mengangkat tema dari sisi desain sehingga terlaksana TA yang berjudul Perancangan Ulang Geometri Konstruksi Ruang Bakar Pada Motor Bakar DPE-SACI 2 Langkah Untuk Peningkatan 1

Rasio Kompresi Dari 6:1 Menjadi 12:1. Pada TA ini akan dilakukan proses analisa dan optimasi untuk menyempurnakan hasil desain tahun pertama dan memenuhi beberapa tuntutan baru. Pada dasarnya hasil akhir proyek penelitian tersebut berupa motor bakar dua langkah dengan kapasitas 1400 CC yang terdiri dari 4 silinder. Namun, untuk keperluan TA maka hanya dilakukan penelitian yang berfokus pada satu silinder saja sehingga dalam proses perhitungan ke depan ditentukan motor bakar dua langkah yang memiliki kapasitas 350 CC. Pada tahun kedua ini (2015), penelitian tersebut mengalami beberapa perubahan akan tetapi target penelitian tetap sama. Perubahan yang terjadi pada penelitian ini yaitu perubahan bahan bakar dan rasio kompresinya. Semula dari bahan bakar LNG/CNG diubah menjadi campuran bensin dan etanol 20% (E20) dan rasio kompresi yang semula 6:1 menjadi 12:1. I.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dirumuskan permasalah sebagai berikut. Apa saja dampak dari perubahan rasio kompresi dan bahan bakar terhadap konstruksi Motor Bakar DPE- SACI 2 Langkah hasil desain tahun pertama? Bagaimana menghasilkan turbulensi pada ruang pembakaran setelah dilakukan perubahan rasio kompresi? Berapa daya starter yang dibutuhkan untuk menggerakan Motor Bakar DPE- SACI 2 Langkah? I.3. Manfaat dan Tujuan Penelitian I.3.1. Manfaat Penelitian Menghasilkan desain untuk pembuatan purwarupa dengan material berbahan metal untuk dilakukan uji performa. I.3.2. Tujuan Penelitian ruang pembakaran agar terjadi pencampuran bahan bakar dan udara yang sempurna (homogen). Menentukan daya starter yang dibutuhkan untuk menggerakan Motor Bakar DPE-SACI 2 Langkah. I.4. Pembatasan Masalah Adapun selama TA berlangsung, permasalahan dibatasi oleh: data awal analisa dan desain ulang hasil penelitian RAPID tahun pertama. 1. Proyek Akhir Sdr. Mohaad Aldi Pratama Penggambaran Rancangan Motor Bakar LNG Bagian Atas dengan Metoda Reverse Engineering 2. Proyek Akhir Sdr. Fachrizal Muhaad Anhar Penggambaran Rancangan Motor Bakar LNG Bagian Bawah dengan Metoda Reverse Engineering ; fokus penelitian pada bagian ruang pembakaran dari Motor Bakar DPE-SACI 2 Langkah; tidak membahas penentuan material dan sensor yang digunakan; tidak membahas sistem pelumasan dan pendinginan dari Motor Bakar DPE-SACI 2 Langkah; tidak melakukan kontrol kekuatan bahan untuk part part yang kritis (seperti crankshaft atau connecting rod); tidak membahas perhitungan stoikiometri dari bahan bakar dan udara. I.5. Metodologi Penelitian Dalam menyelesaikan TA ini, dipilih metode penelitian Reverse Engineering (berdasarkan Product Design- Technics in Reverse Engineering and New Product Development) karena metoda ini dinilai lebih sesuai dan mudah diaplikasikan untuk proses perancangan ulang. Merancang ulang geometri konstruksi ruang bakar hasil desain tahun pertama dengan spesifikasi baru. Memastikan terbentuk aliran udara yang turbulen pada 2

dengan rasio kompresi 6:1. II.1.2. Concrete Experience: Function & Form Gambar 1. Metoda Reverse Engineering II. Perancangan II.1.1. Investigation, Prediction, and Hypothesis Pada tahap ini dikumpulkan data data yang berhubungan dengan Motor Bakar DPE- SACI 2 Langkah. Salah satunya yaitu spesifikasi produk berdasarkan hasil desain tahun pertama. Dalam memenuhi fungsi untuk mencapai rasio kompresi menjadi 12:1 tentu terdapat perubahan dari sisi konstruksi. Perubahan berkaitan dengan tinggi dari silinder karena berhubungan dengan panjang langkah piston. Selain itu posisi outlet harus dipastikan berada di atas inlet dengan harapan agar gas hasil pembakaran keluar terlebih dahulu. Melihat hasil desain tahun pertama didapati bahwa aliran udara berkemungkinan laminar. Dengan kondisi posisi inlet yang berada di atas outlet, ada kemungkinan udara yang masuk silinder terbawa oleh gerakan piston yang masih bergerak ke bawah sampai lubang outlet terbuka. Selain itu desain dari mahkota piston tidak dapat memastikan bahwa udara yang masuk berputar terlebih dahulu di dalam silinder sehingga perlu dilakukan perubahan terhadap konstruksi untuk memastikan aliran dari udara yang masuk menjadi turbulen. Perubahan konstruksi yang dimaksud dapat berupa perubahan pada bagian inlet outlet dan pada bentukan kepala piston dan kepala silinder. Investigasi : Dengan dilakukannya perubahan rasio kompresi dari 6:1 menjadi 12:1 dan tuntutan menciptakan aliran udara yang turbulen di dalam silinder maka akan berdampak pada perubahan geometri silinder. Prediksi : Jika dilakukan perubahan geometri dari silinder maka akan berakibat pada perubahan komponen komponen lain yang berkaitan dengan silinder. Hipotesis: Rasio kompresi sangat erat hubungannya dengan panas atau thermal. Rasio kompresi yang tinggi akan memudahkan tercapainya temperatur pembakaran yang diperlukan mesin, walau dengan bahan bakar yang lebih sedikit. Kompresi tinggi lebih efisien dalam mencapai energi kalor, atau istilah teknisnya thermal efficiency. Jika thermal efficiency dapat terpenuhi maka hal tersebut akan berdampak pada daya yang dihasilkan. Menurut hasil perhitungan engineer, dengan rasio kompresi menjadi 12:1 daya yang dihasilkan akan menjadi 2 kali dari daya Gambar 2. Hasil desain tahun kedua II.2. Design Model Pada tahap ini, hal hal yang sudah ditetapkan sebelumnya pada tahap reverse engineering direalisasikan dalam bentuk 3D modeling dengan menggunakan software Solidworks 2015. Selama proses desain berlangsung, konstruksi silinder mengalami beberapa kali perubahan. 3

connecting rod 150. silinder 86 Rasio kompresi 6:1 Perlu dilakukan perubahan posisi inlet dan outlet Rasio kompresi 6:1 connecting rod 122,25 silinder 124 Diameter piston 75 langkah 79 Jarak crankshaft dan crankpin 43 Rasio kompresi 12:1 Diameter piston 72. langkah 86 Jarak crankshaft dan crankpin menjadi 50. Perlu komponen penghalang ada III. Perhitungan dan Analisa III.1. Perhitungan Diameter piston 80. langkah 70. Jarak crankshaft dan crankpin menjadi 41. langkah 70. Sudah diberi komponen penghalang. Pada tahap ini dilakukan sejumlah perhitungan dimulai dari perhitungan termodinamika untuk Siklus Otto. Perhitungan ini untuk menemuka besar tekanan akibat pembakaran. Setelah ditemukan besar tekanan yang terjadi lalu diuraikan menjadi gaya gaya yang bekerja pada piston, connecting rod, dinding silinder, dan crankshaft. 4

Untuk menentukan daya starter maka perlu dilakukan perhitungan untuk momen inersia massa dan percepatan sudut. Udara dari turbocharge Gambar 3. Momen inersia massa komponen komponen penggerak Dengan menggunakan rumus M = J red α Keterangan: M = momen puntir (kg.m 2 /s 2 ) J red = momen inersia massa (gm. 2 ) α= percepatan sudut (rad/s 2 ) diperoleh bahwa daya starter yang dibutuhkan yaitu 4,153 kw. Gambar 5. Aliran udara turbocharge Tidak hanya penampakan secara fisik yang membuktikan udara dari supercharge maupun turbocharge itu turbulen. Melalui analisa yang dilakukan didapati kecepatan udara yang dapat digunakan untuk menghitung Bilangan Reynold. Dari hasil perhitungan didapati Bilangan Reynold untuk udara supercharge sebesar 37239.733 dan udara untuk turbocharge sebesar 1500.65. Oleh karena Bilangan Reynold udara supercharge di atas > 4000 berarti aliran udaranya betul betul turbulen. Sedangkan untuk udara dari turbocharge berada 1000 < x < 4000 maka dapat dikatakan aliran udaranya semi turbulen. III.2. Analisa Dalam menganalisa aliran udara yang masuk ke dalam silinder dari supercharge dan turbocharge, dilakukan analisa menggunakan tools Flow Simulation pada software Solidworks 2015. Analisa di atas menampilkan aliran udara secara fisik seperti di bawah ini. IV. Penutup IV.1. Kesimpulan Dari hasil perancangan ulang konstruksi ruang pembakaran maka dihasilkan parameter baru hasil perancangan ulang dari Motor Bakar DPE- SACI 2 Langkah ini. Gambar 4. Aliran udara supercharge Pada motor bakar bensin dan diesel, bahan bakar dan udara harus dicampur dengan benar untuk mendapatkan pembakaran yang efisien. Bahan bakar berupa partikel partikel kecil yang disemprotkan ke dalam silinder setelah udara dikompresi, sehingga pencampuran terjadi di dalam silinder. Setiap partikel bahan bakar dikelilingi oleh udara yang cukup untuk 5

membakar. Udara dalam ruang pembakaran harus bergerak. Pergerakan udara tersebut disebut turbulen. Motor bakar ini mampu menciptakan turbulensi yang terbukti dari hasil analisis menggunakan Flow Simulation Solidworks. Pembuktian tidak hanya berupa tampilan secara fisik tapi diperkuat dengan Bilangan Reynoldnya. Menurut aturan Bilangan Reynold untuk udara turbocharge tergolong semi turbulen dan udara dari supercharge tergolong turbulen. Motor Bakar DPE-SACI 2 Langkah ini dapat berfungsi dengan menggunakan penggerak starter berdaya 4,153 kw. Salah satu starter yang dapat diusulkan yaitu starter Bosch CM368027 dengan daya 4 kw; 10 V; dengan jumlah gigi pinion 10. Daftar Pustaka [1] Arismunandar, Wiranto. 2005. Penggerak Mula Motor Bakar Torak Edisi Kelima. Bandung: Penerbit ITB. [2] Böge, Alfred dan Wolfgang Böge. 2015. Handbuch Maschinenbau, Grundlagen und Andwendungen der Maschinenbau Technik. Jerman: Springer [5] Jennings, Gordon. 2007.Two-Stroke TUNER S HANDBOOK. - : H.P. Books [6] Miller, John M. 2010. Propulsion Systems for Hybrid Vehicles 2nd Edition. London: The Institution of Engineering and Technology [7] Moran, Michael J., dkk. 2011. Fundamentals of Engineering Thermodynamics Seventh Edition. US: John Wiley & Sons, Inc. [8] Muhs, Dieter. dan Herbert Wittel, dkk. 2007. Rollof/Matek Maschinenelemente. Wiesbaden: Vieweg [9] Otto, Kevin N. 2001. Product Design Techniques in Reverse Engineering and New Product Development. New Jersey: Prentice Hall [10] Sigh, Onkar. 2009. Applied Thermodynamics Third Edition. New Delhi: New age International 6