Prototipe Pengendalian Kualitas Udara Indoor Menggunakan Mikrokontroler dengan Sensor MQ135, DHT-22 dan Filter HEPA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Ellyas, 2010).

BAB III PERANCANGAN SISTEM

APLIKASI BLUETOOTH SEBAGAI INTERFACING KENDALI MULTI- OUTPUT PADA SMART HOME

RANCANG BANGUN ALAT UKUR POLLUTANT STANDARD INDEX YANG TERINTEGRASI DENGAN PENGUKURAN FAKTOR-FAKTOR CUACA SECARA REAL TIME

RANCANGAN MONITORING SIRKULASI DAN STABILITAS SUHU RUANGAN MENGGUNAKAN SENSOR GAS DAN SENSOR SUHU DENGAN TAMPILAN PC BERBASIS ATMEGA 8535 SKRIPSI

Prototipe Pengendali Kualitas (Raden Apriliansyah) 1 PROTOTIPE PENGENDALI KUALITAS UDARA INDOOR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 328P

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di kota-kota besar dan juga daerah padat industri yang menghasilkan

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Oleh: Dosen Pembimbingh: Gaguk Resbiantoro. Dr. Melania Suweni muntini

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI TEMPERATUR DAN KELEMBABAN RELATIF PADA RUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MOTOR DC BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535

MONITORING KADAR KARBONDIOKSIDA DIDALAM SUATU MODEL RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATEMGA8535

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM. kadar karbon monoksida yang di deteksi oleh sensor MQ-7 kemudian arduino

RANCANG BANGUN SISTEM PENYIRAMAN TANAMAN ANGGREK DENDROBIUM BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 328PU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

BAB III RANCANG BANGUN

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

ROBOT PENGURAI ASAP DALAM RUANGAN MENGGUNAKAN T-BOX DENGAN METODE BEHAVIOUR BASED CONTROL

Pemasangan CO 2 dan Suhu dalam Live Cell Chamber

BAB I PENDAHULUAN. sirkulasi udara oleh exhaust dan blower serta sistem pengadukan yang benar

REALISASI SISTEM PENGATURAN KECEPATAN KIPAS PENGHISAP UDARA OTOMATIS PADA RUANGAN DENGAN DETEKSI ASAP ROKOK BERBASIS MIKROKONTROLER

SISTEM MONITORING DAN KONTROL OTOMATIS INKUBATOR BAYI DENGAN VISUAL BASIC 6.0 BERBASIS ARDUINO

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING PORTABEL POLUSI UDARA BERBASIS KOORDINAT GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM)

BAB I PENDAHULUAN. Udara mempunyai arti yang sangat penting di dalam kehidupan manusia dan

RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALI KADAR ASAP PADA SMOKING AREA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 SKRIPSI

DETEKTOR LPG MENGGUNAKAN SENSOR MQ-2 BERBASIS MIKROKONTROLER ATMega 328

SISTEM KONTROL CATU DAYA, SUHU DAN KELEMBABAN UDARA BERBASIS ATMEGA 2560 PADA RUANG BUNKER SEISMOMETER

AKHIR TUGAS OLEH: JURUSAN. Untuk

SISTEM MONITORING KONDISI AIR CONDITIONING BERDASARKAN PENGGUNAAN ENERGI DAN SUHU RUANG

PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM PEMANTAUAN LAHAN HUTAN MENGGUNAKAN MODUL RF 433MHZ DAN ESP8266

RANCANG BANGUN PENGATUR KECEPATAN KIPAS PEMBUANGAN MENGGUNAKAN SENSOR ASAP AF30 BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535. Laporan Tugas Akhir

SISTEM PENGURAI ASAP ROKOK OTOMATIS PADA SMOKING ROOM MENGGUNAKAN PENDATAAN ONLINE BERBASIS ARDUINO UNO

I. PENDAHULUAN. dilepaskan bebas ke atmosfir akan bercampur dengan udara segar. Dalam gas

Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.5, No. 2, September 2017

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi patokan adalah berat bayi saat lahir yang hanya berkisar gram (

BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM

REALISASI SISTEM AKUISISI DATA MENGGUNAKAN ARDUINO ETHERNET SHIELD DAN SOCKET PROGRAMMING BERBASIS IP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III. Perencanaan Alat

IMPLEMENTASI ALGORITMA FUZZY UNTUK PEMBUATAN KIPAS ANGIN HEMAT ENERGI BERDASARKAN SUHU, KELEMBABAN DAN GERAK

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

RANCANG BANGUN ALAT PEMANTAU SUHU DAN KELEMBABAN UDARA YANG BERBASISKAN WIRELESS

BAB I PENDAHULUAN. vegetasi dan material karena ulah manusia (man made). Sedangkan menurut

Optimasi Suhu Dalam Prototipe Kotak Inkubasi

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk dapat menyelesaikan permasalahan pencemaran udara yang terjadi.

Performa (2013) Vol. 12, No. 1: 33-38

Rancang Bangun Sistem Aeroponik Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PEMANTAU SUHU SERTA PENANGANAN DINI KANDANG AYAM BOILER BERBASIS MIKROKONTROLER

PERANCANGAN ALAT PENGUKUR DAN PENDETEKSI DEBU BERBASIS ARDUINO UNO ILHAM SETIARDI

COOLING PAD OTOMATIS BERBASIS ATMEGA328

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN

PROTOTYPE SISTEM KONTROL PINTU GARASI MENGGUNAKAN SMS

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN. yaitu suhu di dalam ruangan menjadi semakin panas dan tidak nyaman.

Xively : Service Oriented Based and System Monitoring for Internet of Things

SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA TUNGKU BAKAR MENGGUNAKAN KONTROLER PID

ABSTRAK. Kata kunci : pendeteksi, alkohol, al. Universitas Kristen Maranatha

ALAT UKUR KUALITAS UDARA DI YOGYAKARTA

PERANGKAT PENGONTROL RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLER. Wisnu Panjipratama / Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Teknik,

Implementasi dan Analisa Jaringan Wireless Sensor Untuk Monitoring Suhu, Kelembaban dan Kadar CO2 Pada Ruangan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diulang-ulang dengan delay 100 ms. kemudian keluaran tegangan dari Pin.4 akan

RANCANG BANGUN MODUL ALAT UKUR KELEMBABAN DAN TEMPERATUR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 DENGAN SENSOR HSM-20G

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PEMBUATAN GAS ANALYZER DAN ANALISIS AKURASI SENSOR OKSIGEN DENGAN VARIASI PERUBAHAN PANJANG SELANG

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengukuran sensor yang sudah diolah oleh arduino dan dibandingkan dengan

MEMONITOR KELEMBAPAN TANAH DAN SUHU PADA BUDIDAYA CACING TANAH MENGGUNAKAN ARDUINO UNO TUGAS AKHIR

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

RANCANG BANGUN THERMOHYGROMETER DIGITAL MENGGUNAKAN SISTEM MIKROPENGENDALI ARDUINO DAN SENSOR DHT22

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV DATA DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

UJI KARAKTERISASI SENSOR SUHU DS18B20 WATERPROOF BERBASIS ARDUINO UNO SEBAGAI SALAH SATU PARAMETER KUALITAS AIR. Imam Abdul Rozaq *1, Noor Yulita DS 1

PERANCANGAN PROTOTIPE MONITORING PARAMETER PARAMETER TRANSFORMATOR DAYA SECARA ONLINE BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB IV ANALISA KERJA DARI SISTEM WIRELESS SENSOR NETWORK BERBASIS INTERNET PROTOCOL (IP) UNTUK PEMBACAAN TINGKAT POLUSI UDARA

ALAT PENDETEKSI OTOMATIS KEBOCORAN GAS LPG BERBASISKAN ATMEGA 8535

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. Polusi udara adalah salah satu masalah yang sangat meresahkan

Transkripsi:

Prototipe Pengendalian Kualitas Udara Indoor Menggunakan Mikrokontroler dengan Sensor MQ135, DHT-22 dan Filter HEPA Gita Pati Humairoh 1*, Rama Dani Eka Putra 2 1) Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Universal 2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Universal Komplek Maha Vihara Duta Maitreya, Bukit Beruntung, Sungai Panas, Batam, 29433 *Koresponden email: gita.pati.humairoh@gmail.com Diterima: 8 November 2021 Disetujui: 14 Desember 2021 Abstract Indoor air pollution is a very serious health issue in comparison with outdoor air conditions. The current pandemic of COVID-19 causes people to remain indoors at all times. It is unimaginable that during this pandemic a smog-related disaster could occurs that could aggravate human respiratory diseases, thus requires additional air quality monitoring which can filter clean air into the room. The purpose of this study is to produce a prototype of air quality control that can provide a good air circulation system and hold the temperature and humidity in the room. This research was conducted with an Arduino Uno microcontroller and an MQ-135 gas sensor to detect CO 2 gas and a DHT-22 sensor for measuring room temperature and humidity by comparing the results of using a HEPA filter. The research results of the prototype make it possible to generate the room temperature using a HEPA filter and air humidifier whose average is 27.7 C. Another parameter that is performed is the CO 2 measurement, it is found that the average CO 2 in the test using a HEPA filter and an air humidifier is 496 PPM. Keywords: CO 2, indoor air, microcontroller, temperature, HEPA Abstrak Pencemaran udara dalam ruangan menjadi masalah kesehatan yang sangat serius dibandingkan dengan kondisi udara di luar ruangan. Terjadinya pandemi Covid-19 saat ini membuat masyarakat selalu berada di dalam ruangan, tidak bisa dibayangkan jika saat pandemi ini terjadi bencana kabut asap yang dapat memperburuk kondisi pernafasan manusia, sehingga butuh sebuah alternatif pengendalian kualitas udara yang dapat menyaring udara bersih masuk ruangan. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan prototipe pengendalian kualitas udara yang mampu memberikan sistem sirkulasi udara yang baik dan menjaga suhu serta kelembaban ruangan. Penelitian menggunakan mikrokontroler Arduino Uno dan sensor gas MQ-135 untuk mendeteksi gas CO 2 dan sensor DHT-22 untuk mendeteksi suhu dan kelembaban ruangan dengan membandingkan hasil penggunaan filter HEPA. Hasil penelitian dari prototipe mendapatkan suhu ruangan yang dihasilkan menggunakan filter HEPA dan Air Humadifier memiliki rata-rata sebesar 27,7 derajat Celsius. Parameter lain yang dilakukan adalah pengukuran CO2 didapatkan bahwa rata-rata CO2 dalam pengujian menggunakan filter HEPA dan Air Humadifier sebesar 496 PPM. Kata Kunci: CO2, Mikrokontroler, Udara Indoor, Suhu, HEPA 1. Pendahuluan Kualitas udara di dalam ruangan sangat berkaitan dengan efisiensi kerja dan kesehatan manusia [1]. Dalam penelitian [2] bahwa orang menghabiskan 90% waktunya di dalam ruangan baik itu ruangan pribadi maupun di publik seperti ruang kelas. Terjadinya pandemi dengan skala besar di seluruh dunia tahun ini, menyebabkan banyak penduduk diisolasi dalam ruangan dengan kurun waktu yang lama, sehingga sangat penting untuk meningkatkan kualitas udara dalam ruangan [2][3]. Polusi udara dalam ruangan mengacu pada akumulasi dan difusi berbagai polutan fisik, bahan kimia, dan biologi yang dapat mengakibatkan penurunan kualitas udara dalam ruangan serta dapat mengganggu kesehatan manusia yang bisa memberikan risiko terhadap aktivitas kehidupan sehari-hari [2]. Suhu dan kelembaban ruangan sangat mempengaruhi efektivitas kegiatan dalam melakukan pekerjaan. Bekerja pada lingkungan yang terlalu lembab atau terlalu panas, dapat menurunkan kemampuan fisik tubuh dan menyebabkan kelelahan sedangkan pada lingkungan yang terlalu dingin, dapat menyebabkan hilangnya fleksibilitas motorik tubuh [4]. Kesegaran udara yang dihirup dapat berdampak negatif pada manusia jika udara tersebut mengandung karbondioksida (CO2) yang berlebihan. CO2 menjadi polusi udara jika kadar CO2 berlebihan dalam udara, yaitu lebih dari 5000 ppm, sehingga dapat mengakibatkan 2529

gangguan kesehatan [5]. Oleh karena itu diperlukan alat pendeteksi kualitas udara di dalam ruangan agar kita dapat mengetahui kadar karbondioksida (CO2), suhu dan kelembaban. Saat ini terdapat berbagai instrumen pengukuran kualitas udara salah satunya dengan menggunakan mikrokontroler dan penggunaan sensor. Mikrokontroler yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis Arduino UNO. Arduino merupakan papan mikrokontroler yang menggunakan prosesor Atmel AVR memiliki sifat open source dan dirancang untuk memudahkan pengguna dalam mengembangkan berbagai proyek [6]. Sedangkan untuk sensor gas CO2 dan sensor suhu kelembaban adalah sensor MQ-135 dan sensor DHT-22. Sensor gas MQ- 135 adalah sensor gas yang bisa mendeteksi gas seperti amonia NH3, NOx, alkohol, CO2 dan sebagainya. Sensor ini memiliki tingkat sensitivitasnya tinggi dan respon yang cepat, dengan hasil pengukurannya sensor ini memiliki satuan ppm. Sensor gas MQ-135 bekerja dengan cara gas yang diterima dan mengubah nilai resistansi bila terkena gas. Sensor ini juga memiliki daya tahan yang baik untuk penggunaan penanda bahaya polusi karena praktis dan memiliki tegangan 5V [7]. Sensor DHT- 22 ini merupakan sensor yang digunakan untuk mendeteksi suhu dan kelembaban udara. Pada sensor ini daya yang digunakan sebesar 3.3V-6V. Sensor ini dapat mengukur suhu dengan rentang nilai - 40oC sampai 80oC, dan bisa mengukur kelembaban dengan rentang nilai 0% sampai 100% [8]. Filter HEPA dapat mengurai partikel udara yang masuk pada seratnya sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan hasil pengukuran kualitas udara menggunakan prototipe pengendali kualitas udara menggunakan sensor MQ135 dan DHT22. 2. Metode Penelitian Pembuatan Sistem Perancangan komponen berdasarkan perlengkapan yang dibutuhkan dalam sebuah sistem agar perangkat dapat digunakan sesuai dengan fungsi yang telah diperuntukkan [10]. Tahapan pertama yaitu merancang blok diagram rangkaian sistem yang dapat dilihat pada Gambar 1. Blok diagram merupakan gambaran dasar sebelum melakukan perancangan perangkat, sedangkan perancangan sistem terdiri dari perancangan hardware dan software. Perancangan Hardware diperuntukkan untuk membuat konfigurasi pin input output komponen hardware terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan membuat model perangkat stasiun pengukuran dan pemantauan tingkat pencemaran udara. Sedangkan perancangan software diperuntukkan mikrokontroler dan database dari penelitian. Gambar 1. Blok diagram rangkaian sistem keseluruhan Sumber: Data penelitian (2021) Pembuatan Prototipe Miniatur ruangan ini dibuat dengan menggunakan bahan akrilik dengan ukuran panjang 80 cm, lebar 60 cm dan tinggi 30 cm yang akan direkatkan dengan lem. Ukuran ini dibuat berdasarkan ruangan kelas dalam pembelajaran sekolah. Kendali yang berukuran panjang 8 m, lebar 6 m, dan tinggi 3 m sehingga mendapatkan rasio pembandingan sebesar 1:10. Pada miniatur ruangan ini juga terdapat sebuah pintu dan dua buah jendela, bagian atas dari miniatur ini dirancang agar bisa buka tutup yang bertujuan untuk memudahkan dalam memasukkan sistem perangkat keras ke dalamnya. Kemudian, dirangkai kipas 12 volt pada 4 sudut ruangan dengan 2 kipas dipasang Filter HEPA untuk menyaring udara terbaik dari luar. Mikrokontroler yang digunakan adalah Arduino Uno. Penelitian menggunakan 2 buah sensor sebagai input 2530

yaitu MQ-135 dan DHT-22. Sensor MQ-135 digunakan untuk mendeteksi gas dan sensor DHT-22 digunakan untuk mendeteksi suhu dan kelembaban udara. Output dari sistem ini berupa actuator yaitu 4 buah kipas dan sebuah air humidifier. Dua buah kipas digunakan untuk memasukkan udara ke dalam ruangan serta mendinginkan ruangan jika udara didalam ruangan panas, sedangkan 2 buah kipas lainnya digunakan untuk membuang gas berbahaya jika terdeteksi oleh sensor MQ-135. Air humidifier berfungsi untuk melembabkan udara yang kering. Kipas dan air humidifier ini bekerja sesuai dengan parameter yang dibaca oleh kedua sensor. Sistem komunikasi yang digunakan pada sistem pembersih udara ini adalah modul Wi-Fi ESP 8266. Sumber tegangan yang digunakan untuk ESP 8266 adalah 3.3V yang langsung diambil dari Arduino. RX ESP 8266 dihubungkan dengan TX Arduino, dan TX ESP 8266 dihubungkan dengan RX Arduino. Running Penelitian Running bertujuan untuk membuktikan bahwa sub sistem dapat teruji sebelum dirangkai menjadi suatu sistem utuh dan dapat beroperasi sesuai dengan fungsi yang telah ditetapkan. Pengujian sistem secara keseluruhan dilakukan untuk mengetahui apakah sistem dapat mengukur dan memantau tingkat pencemaran udara dan dapat ditelusuri untuk melihat hasil pengukuran dan pemantauan tingkat pencemaran udara [13]. Analisa Data Analis data dilakukan setelah mendapatkan hasil pengujian. Analisis data dilakukan dengan membandingkan hasil tiap parameter pengujian untuk semua variabel yang diteliti seperti sensor gas MQ- 135 untuk mendeteksi gas CO2, sensor DHT-22 untuk mendeteksi suhu dan kelembaban ruangan. 3. Hasil dan Pembahasan Prototipe Pengendali Udara Indoor Prototipe pengendali udara indoor pada penelitian ini dibuat menjadi dua tipe, yaitu menggunakan penyaring udara HEPA dan tanpa HEPA yang dipasangkan pada kipas udara pada tiap sisi prototipe. Kipas pada prototipe ini terdapat 1 pasang untuk udara masuk dan 1 pasang udara keluar untuk mengoptimalkan sirkulasi udara pada sisi depan dan belakang. HEPA dipasang pada tiap sisi kipas setelah dilakukan running pada prototipe tanpa HEPA. Adapun prototipe pengendali udara indoor dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Prototipe pengendali udara indoor Sumber: Data penelitian (2021) Rekapitulasi Running Prototipe Running Prototipe pada penelitian ini dibagi atas 2 tahapan. Tahapan pertama dilakukan pengujian pengendalian kualitas udara dengan dan tanpa filter HEPA dengan tidak adanya dukungan Air Humidifier sebagai pelembab ruangan. Tahapan selanjutnya adalah pengujian pengendalian kualitas udara dengan dan tanpa filter HEPA dengan adanya penambahan Air Humidifier. Adapun hasil rekapitulasi pada masingmasing tahapan dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. 2531

No. Tabel 1. Rekapitulasi pengukuran kualitas udara tidak menggunakan air humidifier Pengukuran Tidak Menggunakan Air Humidifier Detik (Second) DHT22 tidak menggunakan HEPA (Celcius) DHT22 dengan HEPA (Celcius) Selisih Nilai MQ135 Tidak menggunakan HEPA (PPM) MQ135 dengan HEPA (PPM) Selisih Nilai 1. 0 26,2 31,1 4,9 700 520-180 2. 20 27,1 31,1-4,3 701 521-182 3. 40 29,9 34,4-4,8 702 522-182 4. 60 35,4 34,4-5,2 703 523-182 5. 80 39,2 37,2-2,4 704 524-182 6. 100 39,6 37,2-3,6 705 525-182 7. 120 39,6 39,2-1,7 706 526-182 8. 140 40,8 39,2-1,6 707 527-180 9. 160 40,9 41,1 0,2 708 528-180 10. 180 41,7 45,2 3,5 709 529-180 11. 200 43,1 45,2 2,1 710 530-180 12. 220 43,1 45,2 2,1 711 531-180 13. 240 43,1 45,2 2,1 712 532-180 Sumber: Data penelitian (2021) Berdasarkan hasil pengukuran pada Tabel 1 didapatkan rata-rata suhu tidak menggunakan HEPA sebesar 37 0 Celsius dan stabil pada waktu pengujian 3 menit pertama, sedangkan rata-rata suhu menggunakan HEPA 38,9 0 C. Hal ini dikarenakan udara yang masuk lebih sedikit dikarenakan adanya filter yang menyaring udara terlebih dahulu. CO2 didapatkan rata-rata tidak menggunakan HEPA sebesar 706 PPM dan stabil pada waktu pengujian 3 menit pertama, sedangkan rata-rata CO2 menggunakan HEPA 526 PPM. Berdasarkan hasil pengukuran antara menggunakan filter HEPA dan tidak pada parameter CO2 terdapat menurunkan kadar CO 2 hal ini dikarenakan filter HEPA dapat menyaring CO 2 dengan baik. No. Tabel 2. Rekapitulasi pengukuran kualitas udara tidak menggunakan air humidifier Pengukuran Menggunakan Air Humidifier DHT22 tidak MQ135 Tidak DHT22 dengan Selisih menggunakan menggunakan HEPA (Celcius) Nilai HEPA (Celcius) HEPA (PPM) Detik (Second) MQ135 dengan HEPA (PPM) Selisih Nilai 1. 0 25,2 26,5 1,3 600 490-110 2. 20 25,2 26,5-0,9 601 491-112 3. 40 25,2 26,5-0,6 602 492-112 4. 60 25,2 26,5 0,2 603 493-112 5. 80 27,1 27,5 1 604 494-112 6. 100 27,1 27,5 2 605 495-112 2532

7. 120 27,1 27,5 2,1 606 496-112 8. 140 27,1 27,5 3,6 607 497-110 9. 160 27,1 27,5 4,2 608 498-110 10. 180 27,7 28,5 4,2 609 499-110 11. 200 28,1 29,5 4,2 610 500-110 12. 220 28,4 29,5 4,1 611 501-110 13. 240 28,4 29,5 4,2 612 502-110 Sumber: Data penelitian (2021) Berdasarkan hasil pengukuran pada Tabel 2 didapatkan rata-rata suhu tidak menggunakan HEPA sebesar 26,8 0 Celsius dan stabil pada waktu pengujian 3 menit pertama, sedangkan rata-rata suhu menggunakan HEPA 27,7 0 Celcius. Pada Tabel 2 juga dapat dilihat terjadi penurunan suhu antara menggunakan dan tidak menggunakan filter HEPA dengan adanya penambahan Air Humidifier. CO2 tidak menggunakan HEPA rata-rata sebesar 606 PPM dan stabil pada waktu pengujian 3 menit pertama, sedangkan rata-rata CO2 menggunakan HEPA 496 PPM. Berdasarkan hasil pengukuran antara menggunakan dan tidak menggunakan filter HEPA pada parameter CO2 dapat menurunkan kadar CO2 hal ini dikarenakan filter HEPA dapat menyaring CO2 dengan baik dan hal ini menjadi lebih baik setelah ditambahkannya Air Humidifier. Analisa Hasil Running Berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2 terdapat perbedaan signifikan antara pengujian dengan adanya penambahan Air Humidifier dan tidak menggunakan Air Humidifier. Berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2 selisih nilai pada sensor DHT 22 dan MQ135 terdapat penurunan nilai PPM yang berada pada Nilai Ambang Batas yang telah di tentukan. 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 DHT22 tidak menggunakan HEPA (Celcius) DHT22 dengan HEPA (Celcius) MAKSIMUM MINIMUM Gambar 2. Grafik pengukuran suhu tidak menggunakan air humidifier Berdasarkan Gambar 2, diketahui bahwa grafik pengukuran suhu tidak menggunakan Air Humidifier melewati dari Nilai Ambang Batas suhu dalam ruangan. Kurangnya suhu pada ruangan dapat menurunkan konsentrasi pada individu yang berada pada ruangan tersebut, bahwa suhu yang terlalu panas akan menyebabkan manusia kekurangan konsentrasi [9]. 2533

1200 1000 800 600 400 200 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 MQ135 Tidak menggunakan HEPA (PPM) MQ135 dengan HEPA (PPM) PPM MAKSIMUM Gambar 3. Grafik pengukuran CO2 tidak menggunakan air humidifier Berdasarkan Gambar 3, diketahui bahwa grafik pengukuran CO2 tidak menggunakan Air Humidifier berada dalam Nilai Ambang Batas CO2 dalam ruangan yaitu antara 0 sampai dengan 1000 PPM. Hal ini tidak berdampak pada kenyamanan individu bila berada pada ruangan tertutup[11]. Sedangkan bila melebihi dari ambang batas yang diperbolehkan akan berdampak pada kesehatan manusia[15]. 35 30 25 20 15 10 5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 DHT22 tidak menggunakan HEPA (Celcius) DHT22 dengan HEPA (Celcius) MAKSIMUM MINIMUM Gambar 4. Grafik pengukuran suhu menggunakan air humidifier Berdasarkan Gambar 4, diketahui bahwa grafik pengukuran suhu menggunakan Air Humidifier berada dalam Nilai Ambang Batas suhu dalam ruangan yaitu antara 18 sampai dengan 30 derajat Celcius. Penambahan Air Humidifier lebih baik ketimbang dibandingkan dengan tidak menggunakan Air Humidifier untuk kelembaban ruangan dan menjaga suhu yang tersedia. 2534

1200 1000 800 600 400 200 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 MQ135 Tidak menggunakan HEPA (PPM) MQ135 dengan HEPA (PPM) PPM MAKSIMUM Gambar 5. Grafik pengukuran CO2 menggunakan air humidifier Berdasarkan Gambar 5, diketahui bahwa grafik pengukuran suhu menggunakan Air Humidifier berada dalam Nilai Ambang Batas suhu dalam ruangan dan mendapatkan hasil yang lebih ketika menggunakan filter HEPA yang berada pada rentang 490 sampai dengan 500 PPM dan ini merupakan nilai ambang batas yang diizinkan ASHARE untuk kesehatan yang berada di bawah 1000 PPM[12]. hal ini dikarenakan adanya filter atau sirkulasi yang dapat mengeluarkan dan menyerap CO2 secara baik [14]. 4. Kesimpulan Setelah dilakukan perancangan dan pengujian terhadap komponen yang digunakan, dapat disimpulkan bahwa prototipe pengendalian udara menggunakan sensor DHT22 dan MQ135 dengan menambahkan filter HEPA dan Air Humidifier memiliki perbedaan signifikan pada hasil penelitian. Suhu ruangan yang dihasilkan menggunakan filter HEPA dan Air Humidifier memiliki rata-rata sebesar 27,7 derajat Celcius. Parameter lain yang dilakukan adalah pengukuran CO2 didapatkan bahwa rata-rata CO2 dalam pengujian menggunakan filter HEPA dan Air Humidifier didapatkan rata-rata sebesar 496 PPM. 5. Ucapan Terima Kasih Ucapan terimakasih ditujukan kepada Universitas Universal khususnya yang telah mendukung diberbagai aspek untuk melakukan penelitian ini dan terima kasih juga disampaikan kepada Deputi Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset dan Teknologi/ Badan Riset dan Inovasi Nasional untuk menyediakan dana penelitian. Naskah ini adalah bagian dari dana penelitian dosen pemula dibawah kontrak: 077/LL10/PG-PDTT/2021. 6. Referensi [1] Chen, H., Du, R., Ren, W., Zhang, S., Du, P. and Zhang, Y. (2020). The Microbial Activity in PM2.5 in Indoor Air: As an Index of Air Quality Level. Aerosol Air Qual. Res. https://doi.org/10.4209/aaqr. 2020.03.0101 [2] Cincinelli, A. and Martellini, T. (2017). Indoor Air Quality and Health. Int. J. Env. Res. Public Health.14 (11): 5 [3] Lakey, P.S.J., Wisthaler, A., Berkemeier, T., Mikoviny, T., Poeschl, U. and Shiraiwa, M. (2017). Chemical kinetics of multiphase reactions between ozone and human skin lipids:implications 480 for indoor air quality and health effects. Indoor Air. [4] H. Nainggolan, M. Yusfi. (2013). Rancang Bangun Sistem Kendali Temperatur dan Kelembaban Relatif pada Ruangan dengan Menggunakan Motor DC Berbasis Mikrokontroler ATmega8535, Jurnal Fisika Unand. [5] Rahmi, D, A. Sumardi. Setiawan I. (2019). Monitoring Kandungan Karbondiokasida (CO2) dalam sebuah model ruangan berbasis mikrokontroler ATMEGA8535. [6] K. Abdul, (2015). From Zero to A Pro Arduino. Yogyakarta: Andi OFFSET. [7] R. Tem, (2018). Datasheets MQ-135 Sensor. 2535

[8] A. H. Saptadi, (2016). Perbandingan Akurasi Pengukuran Suhu dan Kelembaban Antara Sensor DHT11 dan DHT22, J. INFOTEL - Inform. Telekomun. Elektron., vol. 6, no. 2. [9] A.Sarinda., Sudarti., Subiki. (2017). Analisa Perubahan Suhu Ruangan Terhadap Kenyamanan Termal di Gedung 3 FKIP Universitas Jember. Jurnal Pembelajaran Fisika. Vol.6, no.3. [10] Ramady, G, D., Mahardika, A, G., Lestari, N, S., Syafruddin, Abadi, S, C., Sukandi, G, K. (2020). Perancangan Model Simulasi Sistem Pengendalian Suhu Ruang Kelas Berbasis Internet of Things. Prosiding Seminar Nasional Riset Teknologi Terapan. [11] Widodo, S., Amin, M,M., Sutrisman, A, Putra, A,A. (2017). Rancang Bangun Alat Monitoring Kadar Udara Bersih dan Gas Berbahaya CO, CO2, dan CH4 di dalam Ruangan Berbasis Mikrokontroler. Jurnal Pseudocode, Vol IV, No.2. [12] Talarosha, B. (2017). Konsentrasi CO2 pada Ruang Kelas dengan Sistem Ventilasi Alami sebuah Penelitian Awal. Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia. [13] Kurniawan, A., Munadi, R., Mayasari, R. (2016). Implementasi dan Analisa Jaringan Wireless Sensor untuk Monitoring Suhu, Kelembaban, dan Kadar CO2 pada Ruangan. [14] Andrizal, Yani, P, I., Antonisfia, A. (2020). Monitoing dan Kontrol Kadar CO2 dalam Ruangan Berbasis Sistem Penciuman Elektronik. Seminar Nasional Terapan Riset Inovatif (Sentrinov). Vol.6, No.1 [15] Nebath, E., Pang, D., Wuwung, J, O. (2014). Rancang Bangun Alat Pengukur Gas Berbahaya CO dan CO2 di Lingkungan Industri. E-Journal Teknik Electro dan Komputer. 2536