BACK OFFICE DAN LAYANAN PADA ARSIP DAERAH PROVINSI DIY



dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ARSIP FOTO

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 46 Tahun : 2015

BAB I PENDAHULUAN. Arsip dinamis ialah arsip yang digunakan secara langsung dalam penyelenggaraan

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dinamis (fungsi administrasi) arsip juga sebagai memori kolektif (fungsi statis),

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 146 TAHUN 2003

BAB I PENDAHULUAN. bagan yang memuat keterangan-keterangan mengenai sesuatu subyek ( pokok

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PROSEDUR DAN TEKNIK PENYUSUTAN ARSIP

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan fungsi organisasi. Dalam setiap organisasi sangat memerlukan data dan

Diklat Penyusutan Arsip

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BOGOR dan BUPATI BOGOR

PENANGANAN ARSIP INAKTIF TIDAK TERATUR

BAB I PENDAHULUAN. Arsip yang dihasilkan adalah informasi penting yang dapat menunjang proses

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

ANALISIS PELAKSANAAN AKUISISI ARSIP KANTOR WILAYAH DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH PADA MASA ORDE BARU SEBAGAI UPAYA

BAB I PENDAHULUAN. Arsip merupakan elemen penting dalam kehidupan manusia, tanpa disadari

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 54 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, Pasal 1.

Oleh : Dra. Anna Nunuk Nuryani

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Ta

INSTITUT PERTANIAN BOGOR UNIT ARSIP PENGOLAHAN ARSIP STATIS

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS KOMISI PEMILIHAN UMUM. BAB I KETENTUAN UMUM

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 58 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN. kearsipan adalah pekerjaan yang meliputi, pencatatan, pengendalian,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan suatu organisasi tidak dapat dipisahkan dari arsip. Arsip

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

TEKNOLOGI DIGITAL : SEBUAH PILIHAN DALAM PENYEBARAN DAN PERLINDUNGAN ARSIP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP URUSAN KEARSIPAN

BAB IV PENUTUP. guna dapat ditemukan kembali dengan mudah saat diperlukan. Dari hasil praktik kerja lapangan yang mengambil judul Pengolahan Arsip

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI

Arsip Nasional Republik Indonesia

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

INSTITUT PERTANIAN BOGOR UNIT ARSIP PENGOLAHAN ARSIP INAKTIF

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. sebagai pendukung dalam melaksanakan kegiatannya. Informasi merupakan

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 26.TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI SUMATERA BARAT

Arsip Nasional Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masih dipandang sebelah mata dan arsip masih disebut dengan tumpukan kertas.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 124 TAHUN 2016 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. bantu untuk mengingat, baik untuk keperluan administrasi, hukum, dan keperluankeperluan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Sumber informasi yang dihasilkan suatu instansi salah satunya adalah

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara R

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 31 B 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 31 B TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVINSI BALI

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang beraneka ragam guna menunjang pelaksanaan kegiatan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG

- 1 - PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

TEKNIS PENYUSUTAN ARSIP

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUTAN ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVINSI BALI

PENELUSURAN, PENILAIAN, DAN VERIFIKASI ARSIP STATIS. Oleh : Anna Nunuk Nuryani, Dra

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, KEPUTUSAN GIBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 146 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 51/Menhut-II/2011 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN KEMENTERIAN KEHUTANAN

2 Tahun 1999 Nomor 167; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tent

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 66 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, maka semakin banyak pula arsip yang akan diciptakan oleh organisasi

KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Nomor : 57/KPTS/1995. Tentang JADUAL RETENSI ARSIP PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

pemerintah maupun hak-hak keperdataan masyarakat maka penyelenggaraan kearsipan di lingkungan Kota Pangkalpinang harus dikelola secara komprehensif, d

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi dan tanggung jawabnya. Organisasi dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. Dewasa ini, manajemen kearsipan yang baik menjadi sangat penting

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR KESEJAHTERAAN RAKYAT URUSAN PERPUSTAKAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2006 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ' KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

PENGANTAR KEARSIPAN. 1. Pendahuluan

INSTITUT PERTANIAN BOGOR UNIT ARSIP ALIH MEDIA ARSIP

BAB I PENDAHULUAN. lebih cepat, tepat, akurat, dan lengkap. Informasi sendiri ialah suatu sumber

Transkripsi:

BACK OFFICE DAN LAYANAN PADA ARSIP DAERAH PROVINSI DIY Budi Santoso Pengantar Lembaga kearsipan daerah mempunyai dua peran utama yang bersifat internal dan eksternal. Secara internal, kedudukan lembaga arsip daerah dikaitkan dengan instansi pemerintah yang lain. Dalam hal ini ia sebagai record center, yakni tempat penyimpanan arsip-arsip inaktif instansi pemerintah provinsi yang kemudian masuk ke bidang arsip dinamis. Disamping itu, juga sebagai tempat dokumentasi arsip-arsip bernilai guna sekunder yang kemudian masuk ke bidang arsip statis, serta mengadakan pembinaan terhadap instansi-instansi pemerintah terkait dengan pengelolaan kearsipan. Secara eksternal, lembaga kearsipan daerah terkait langsung dengan kepentingan masyarakat. Dalam kaitan ini lembaga kearsipan daerah berkewajiban untuk menerima dan atau mengakuisisi arsip-arsip bernilai guna tinggi dari masyarakat, baik itu milik lembaga maupun individu. Disamping peran collecting juga mempunyai tugas untuk dissemination, yakni menyebarkan informasi kearsipan yang bersifat terbuka kepada masyarakat. Salah satu bentuk diseminasi yang dimaksud adalah pemberian layanan kearsipan. Di Arsip Daerah Provinsi DIY, yang kini di bawah Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) layanan arsip menjadi wewenang dan tugas Bidang Arsip Statis. Bidang Arsip Statis disamping berperan untuk memberikan pelayanan arsip kepada masyarakat, juga bertugas untuk mengolah dan mengelola arsip-arsip permanen. Tugas yang disebut kedua inilah yang disebut juga kedudukannya sebagai back office. Arsip-arsip permanen inilah yang kemudian dapat dilayankan kepada masyarakat. Tulisan ini hendak mengkaji back office dan layanan arsip pada Arsip Daerah Provinsi DIY yang dimainkan oleh Bidang Arsip Statis serta berbagai permasalahan yang dihadapinya. Bidang Arsip Statis sebagai Back Office dan Front Office Tugas Pokok dan Fungsi bidang Arsip Statis pada intinya adalah mengelola, merawat, melestarikan serta melayankan arsip statis yang diperoleh dari berbagai sumber. Arsip statis diperoleh melalui kegiatan penyerahan arsip simpan permanent dari Arsip Dinamis maupun akuisisi langsung dari pemilik arsip. Pemilik arsip dapat berasal dari individu maupun lembaga baik pemerintah maupun swasta. Disamping itu, arsip juga dapat tercipta melalui pencarian narasumber peristiwa, misalnya melalui wawancara dalam kegiatan sejarah lesan. Dalam hal ini maka arsip yang tercipta berujud rekaman baik dalam bentuk media kaset maupun alat perekam yang lain. 1

Arsip yang telah didapatkan tersebut belum dapat dilayankan. Untuk itu diperlukan pengolahan arsip terlebih dahulu sehingga arsip dapat diakses oleh public. Kegiatan untuk mendapatkan dan menerima arsip dan kemudian mengolahnya masuk dalam ranah back office. Kegiatan pengolahan arsip dimulai dengan pendiskripsian arsip, yakni upaya untuk mengambil caption dari isi substansi arsip. Caption dimaksudkan dapat mewakili isi arsip. Pedoman pendiskripsian arsip didasarkan pada International Standard Archive Discription (ISAD).Pendiskripsian arsip dilakukan di kartu ukuran ¼ kertas HVS. Dari kartu diskripsi ini kemudian diklasifikasikan berdasarkan skema penataan arsip. Skema penataan arsip didasarkan pada dua prinsip utama yakni original order dan provenance. Dalam principle of original order, arsip harus diatur sesuai dengan aturan asli yang dipergunakan semasa masih menjadi arsip dinamis. Sedangkan principle of provenance atau prinsip asal usul yakni mengkaitkan arsip pada sumber asalnya, dalam arti bahwa arsip diatur tanpa melepaskan arsip dari instansi yang menciptakannya. Pengaturannya dihubungkan dengan pengelompokan fisik yang ada, yaitu archival groups dan series. Setelah itu, deskripsi arsip dikelompokkan berdasarkan klasifikasi informasi arsip yang telah dibuat dan kemudian dilakukan penomeran. Penomeran ini ada kaitannya dengan upaya mempermudah penemuan kembali arsip. Kegiatan selanjutnya adalah manuver berkas, yakni mencocokkan kembali antara deskripsi dengan arsipnya. Apabila manuver berkas telah selesai maka dilanjutkan dengan pemberian sampul pada masing-masing berkas arsip dan pemberian nomor pada sampul arsip. Nomor pada sampul arsip ini harus sesuai dengan nomor pada kartu deskripsi. Ketidaksesuaian antara keduanya akan berakibat pada tidak dapat ditemukannya arsip atau menyulitkan dalam penemuan kembali arsip. Arsip yang telah diberi sampul dan nomor ini kemudian dimasukkan dalam boks arsip. Untuk mempermudah penataan dan penemuan, boks arsip ini juga diberi nomor sesuai isinya dan asal arsip. Sebagai contoh: boks arsip nomor 1-50 (JPU) mengandung maksud bahwa didalam boks tersebut terdapat arsip nomor 1 sampai 50 dari arsip Jawatan Pemerintahan Umum. Sementara itu, kartu deskripsi arsip kemudian diketik untuk dibuat daftar arsip (senarai). Daftar arsip ini digunakan dalam layanan sebagai jalan masuk penemuan kembali arsip. Dalam istilah perpustakaan, daftar arsip atau senarai ini mempunyai kesamaan fungsi dengan catalog. Alur kerja arsip statis tersebut apabila digambarkan maka seperti tampak pada figure dibawah ini: 2

PENERIMAAN ARSIP/ AKUISISI PENGOLAHAN LAYANAN PENDATAAN DESKRIPSI MANUVER KARTU & PENOMORAN MANUVER BERKAS SENARAI KETIK BOX PENYAMPULAN Dari penjelasan diatas tampak bahwa pekerjaan back office sangat banyak, akan kontras apabila dibandingkan dengan layanan. Hal ini mungkin yang menjadi salah satu sebab mengapa bagian pelayanan arsip tidak dipisahkan. Ditambah lagi bahwa pengguna arsip adalah kalangan yang sangat terbatas. Dukungan Layanan Dengan selesainya pekerjaan pengolahan dalam ujud output arsip yang terboks dan senarai atau daftar arsip, maka arsip tersebut telah siap untuk dilayankan. Dalam rangka menunjang pelayanan, arsip yang telah tertata tersebut kemudian dijaga kelestariannya dari berbagai macam ancaman kerusakan secara fisik dan informasinya. Pelestarian arsip atau preservasi dilakukan melalui laminasi terhadap fisik arsip yang rusak, perawatan dengan cara pembersihan, kamperisasi, penggantian sampul maupun boks yang rusak secara berkala serta penyelamatan informasi arsip melalui digitalisasi (penscanan dan foto). Disamping upaya pelestarian, juga dilakukan optimalisasi arsip yang telah tertata supaya dapat lebih dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Optimalisasi dilakukan melalui alih tulisan dari arsip-arsip yang berhuruf jawa kedalam tulisan latin. Kemudian, dari tulisan latin yang masih berbahasa jawa ini lalu dialihbahasakan kedalam bahasa Indonesia. Arsip-arsip yang berhuruf jawa kebanyakan merupakan arsip kraton Yogyakarta dan Puro Pakualaman. Diseminasi informasi arsip statis dilakukan antara lain melalui publikasi naskah sumber arsip. Publikasi ini berupa penyusunan buku terbitan berdasarkan tema-tema tertentu dari sebagian arsip yang ada. Dengan demikian apabila dipilah maka ada dua bagian arsip statis, yakni arsip statis yang belum terolah dan yang sudah diolah (tertata) atau yang sudah siap 3

dilayankan. Dukungan layanan tersebut apabila digambarkan tampak seperti dibawah ini: ARSIP TERTATA PRESERVASI LAYANAN OPTIMALISASI & PUBLIKASI LAMINASI PERAWATAN BACK UP/ DIGITALISASI PENERBITAN ALIH TULISAN ALIH BAHASA Bidang Lain sebagai Pendukung Back Office Seperti telah diketahui, bahwa bidang-bidang atau bahkan sub-bidang merupakan bagian dari sebuah sistem demikian pula kegiatan-kegiatan antar sub-bidang atau bidang sesungguhnya satu sama lain terkait (connected). Back office pada Arsip Statis sebenarnya juga didukung oleh bidang lain, dalam arti dapat menunjang optimalisasi back office tersebut. Keterkaitan tersebut seperti tampak pada gambar dibawah ini: BIDANG ARSIP DINAMIS BIDANG ARSIP STATIS pemilahan pengolahan jadwal retensi arsip penilaian arsip permanen arsip musnah Dari gambar itu terlihat bahwa Bidang Arsip Dinamis sangat terkait dengan Statis. Hal ini dikarenakan salah satu sumber utama arsip statis adalah dari Bidang Arsip Dinamis. Arsip-arsip yang ditangani oleh Bidang Arsip Dinamis adalah arsip dinamis inaktif dari instansi-instansi pemerintah provinsi DIY. Setelah diolah dan dibuat jadual retensi arsip, maka akan diketahui umur arsip. Arsip yang telah habis jadual retensinya, kemudian akan dinilai. Apabila arsip 4

tersebut mempunyai nilai guna sekunder maka arsip akan disimpan permanenkan. Tahapan ini akan sangat berkaitan dengan Bidang Arsip Statis sebagai penerima arsip permanen nantinya. Apabila penilaian dapat dilakukan dengan baik, maka tidak banyak arsip yang dipermanenkan. Secara teoritis tidak lebih dari 10 % dari keseluruhan arsip yang disimpan menjadi arsip permanen. Akan tetapi apabila penilaian arsip tidak baik bisa berakibat seleksi arsip tidak baik pula. Akan banyak arsip yang sebenarnya tidak layak untuk menjadi statis akan tetapi dapat lolos penilaian. Akibatnya, arsip yang akan diserahkan ke Bidang Arsip Statis sangat banyak. Hal ini menjadikan timbulnya inefisiensi dan ketidakefektifan. Arsip yang menumpuk akan membutuhkan lebih banyak tempat (space), biaya perawatan, dan pengolahan ekstra. Pendukung Layanan Arsip Statis Layanan merupakan bagian dari tugas pokok dan fungsi Bidang Arsip Statis. Berbeda dengan layanan bahan pustaka di perpustakaan, layanan arsip lebih untuk dibaca ditempat. Jalan masuk untuk pencarian arsip dilakukan melalui daftar arsip yang dipilah-pilah atau diklasifikasikan berdasarkan tahun pengolahan dan asal arsip. Penggandaan atau copy arsip dan repro dilakukan dengan sangat terbatas mengingat belum adanya ketentuan perundangan yang mengaturnya. Pemanfaatan arsip statis oleh bidang lain dilakukan melalui beberapa kegiatan. Sebelum diadakannya penggabungan antara Kantor Arsip Daerah dan Badan Perpustakaan Daerah, pemanfaatan arsip statis tersebut dilakukan oleh Seksi Pemberdayaan dan Seksi Data & TI. Seksi Pemberdayaan menggunakannya untuk kegiatan pameran arsip. Melalui kegiatan ini diharapkan diseminasi informasi kearsipan dapat dilaksanakan. Diseminasi yang diharapkan berupa timbulnya kesadaran masyarakat akan arti pentingnya arsip serta memperkenalkan kasanah arsip yang tersimpan dan dikelola oleh Kantor Arsip. Seksi Data dan TI menggunakan arsip statis melalui kegiatan media akses. Dalam kegiatan ini, arsip-arsip yang telah terolah digitalkan melalui penscanan dengan resolusi yang disesuaikan untuk keperluan public acces. Daftar arsip dari yang bersifat manual di seksi statis, dibuat terotomasi sehingga akan memudahkan pencarian arsip. Akan tetapi, pemanfaatan sistem otomasi ini belum dapat dilakukan karena adanya beberapa kendala, seperti sarana prasarana dan lain-lain. Pasca dilakukannya penggabungan, kegiatan pameran arsip menjadi kewenangan Sub- Bidang Akuisisi dan Pelestarian yang merupakan bagian dari Bidang Arsip Statis. Sementara itu, kegiatan media akses sampai saat ini merupakan bagian dari kegiatan Sub Bagian Program dan Data TI. Dengan melihat berbagai permasalahan tersebut, media akses belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Demikian halnya pelayanan arsip masih menggunakan sistem manual. Skema dukungan terhadap layanan arsip sebagaimana dijelaskan diatas, terutama sebelum dilakukan penggabungan, dapat digambarkan seperti dibawah ini: 5

ARSIP SIAP SAJI LAYANAN SEKSI ARSIP STATIS PAMERAN SEKSI PEMBERDAYAAN SEKSI DATA & MEDIA AKSES Rangkuman Permasalahan Berdasarkan uraian dimuka, baik tentang back office, front office maupun kaitan antar keduanya dan seksi lain, maka apabila disarikan akan terkumpul beberapa permasalahan sebagai berikut: a) Belum adanya bagian khusus yang menangani pelayanan (front affice) b) Back office masih sekaligus front office. Artinya bagian pengolahan arsip juga merangkap melayani peminjaman arsip. c) Pencarian arsip bagi pengguna melalui daftar arsip (konvensional) membutuhkan waktu lama, ketelitian, kesabaran dan kemauan keras. d) Belum dapat dimanfaatkannya sistem layanan terotomasi. Dalam struktur organisasi yang baru, yakni pasca penggabungan dengan Badan Perpustakaan Daerah, permasalahan diatas tampaknya belum teratasi. Seksi Statis, yang berubah menjadi Bidang Statis, dibagi dalam dua Sub Bidang yakni Sub Bidang Pengelolaan dan Sub Bidang Akuisisi dan Pelestarian, masih belum memberikan penekanan pada aspek layanan. Bahkan dalam penjabaran tugas dan fungsinya masih ada kerancuan antar dua sub bidang tersebut. Keduanya mempunyai tugas untuk memberikan layanan arsip yang mana hal ini secara manajemen dapat menimbulkan permasalahan. Permasalahan lain dari struktur yang baru masih bertolak dari tidak adanya pemilahan sub bidang dalam satu Bidang Statis. Salah satu contoh adalah bahwa akuisisi arsip merupakan kegiatan terhadap arsip-arsip yang belum siap layan, oleh karena itu arsip-arsip tersebut masih harus diolah terlebih dahulu. Sementara itu, Pelestarian (preservasi) dilakukan terhadap arsiparsip yang telah terolah (siap layan). Artinya, Sub Bidang Akuisisi dan Pelestarian akan 6

menangani bagian pangkal dan ujung dari siklus hidup arsip statis. Bagian antara pangkal dan ujung ditangani oleh Sub Bidang Pengelolaan. Apabila dilihat dari proses arsip statis dari penciptaan hingga akhir, sebenarnya dapat dipilah menjadi dua bagian, yakni arsip belum terolah (dari terciptanya arsip statis hingga selesai pengolahan) dan bagian arsip yang sudah terolah (sejak menerima arsip yang sudah terolah/ siap layan hingga merawat dan melestarikannya). Dikawatirkan pembagian bidang kedalam sub bidang semacam itu merupakan mismanajemen. Struktur yang baru tersebut, yang mulai berlaku Januari 2009 digambarkan sebagai berikut: Alternatif Kedepan Untuk meningkatkan dan mengoptimalkan fungsi layanan kearsipan perlu adanya pemisahan antara bagian back office dan bagian layanan. Secara struktural tetap mengharuskan ada satuan kerja terkecil yang bertanggung jawab terhadap layanan. Satuan kerja terkecil dalam sebuah badan adalah sub bidang. Untuk itu, diperlukan satu sub bidang yang bertanggung jawab terhadap layanan. Apabila tanggung jawab layanan ini dilakukan oleh lebih dari satu sub bidang, hal ini akan dapat menimbulkan friksi dikemudian hari. Disamping itu, perlu diadakan pemisahan dalam urusan dan tanggung jawab terhadap arsip permanen yang belum terolah dan yang sudah terolah. Arsip yang telah terolah kemudian diserahterimakan kepada bagian yang secara khusus menangani pemanfaatan arsip yakni layanan dan pelestarian. Untuk itu, pembagian urusan dan kewenangan dalam bidang arsip statis akan meliputi sub bidang akuisisi dan pengelolaan yakni yang mengurusi masalah pengadaan atau penciptaan arsip statis dan kemudian mengolahnya serta sub bidang pelayanan dan pelestarian. Apabila diskemakan akan tampak seperti dibawah ini: 7

bidang arsip statis sub-bid akuisisi & pengelolaan sub-bid layanan & pelestarian Pemisahan layanan dalam sub bidang tersendiri dapat berimplikasi pada dapat diperluasnya cakupan tugas dan fungsi sub bidang ini. Sebagai misal, kegiatan otomasi maupun media akses yang sebelumnya ditangani oleh Seksi Data dan TI ketika sebelum penggabungan, kemudian akan dapat diambil alih oleh Sub Bidang Layanan dan Pelestarian. Dengan demikian diharapkan berbagai masalah layanan dapat teratasi dan dapat lebih optimal. 8