BAB I PENDAHULUAN. green. Green Consumerism, sebagai kelanjutan dari gerakan konsumerisme global

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruh terjadinya Global warming yang terjadi pada saat ini. Hal ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. kosmetik dan merupakan salah satu dari pelopor dari green marketing. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan merupakan sesuatu yang berada disekitar manusia secara

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, hal ini dapat terlihat dari adanya kekhawatiran kemungkinan

2 Dalam dunia bisnis saat ini, aspek lingkungan sudah mulai dijadikan faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam melakukan aktivitas pemasaran. M

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari kehidaupan sehari-harinya demi mempertahankan dan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terhadap suatu barang, salah satunya adalah kosmetik. Kosmetika

BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Isu pemanasan global (global warming) mulai dikenal oleh masyarakat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belakangan ini hampir seluruh aktivis mengkampanyekan slogan Stop global

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang tidak mengenal batas membuat dunia bisnis harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. beragam dimulai dari isu-isu lingkungan di bumi yang semakin merebak,

BAB I PENDAHULUAN. juga berkembang dengan pesat. Perdagangan bebas ASEAN Free Tread Area

BAB I PENDAHULUAN. pada pertengahan abad ke-20 yang lalu. Hal ini ditandai antara lain dengan

GAMBAR 1.1 PRODUK PT. COCA COLA Sumber :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sejak beberapa dekade terakhir kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya

Implementasi Green Marketing Melalui Demografi Terhadap Pilihan Konsumen The Body Shop

BAB I PENDAHULUAN. ramah lingkungan. Bahkan sebagian besar limbah produk tersebut yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan ide-ide baru baik dari bidang makanan, pakaian, kosmetik, dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat. Kesadaran akan lingkungan telah meningkat dalam dua dasawarsa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan yang terjadi di berbagai bidang baik di bidang industri, jasa

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Orang-orang mulai khawatir akan dampak global warming pada

BAB I PENDAHULUAN. Isu kerusakan lingkungan yang mencuat akhir-akhir ini menimbulkan kesadaran dan

BAB I PENDAHULUAN. bumi yang diakibatkan oleh proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang tersebar di semua wilayah Kota Bandung. Sejak dahulu Kota

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini bumi kita sedang mengalami berbagai permasalahan yang timbul

BAB I PENDAHULUAN. dicetuskan oleh adanya kekhawatiran terjadinya bencana yang mengancam

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1: Populasi wanita Indonesia tahun Sumber: Pefindo Equity dan Index Valuation Division, 2012

PENGARUH PEMASARAN HIJAU TERHADAP CITRA MEREK DAN KEPUTUSAN MEMBELI AIR MINERAL ADES PADA MAHASISWA DI JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. relevan dalam konteks ekonomi saat ini (Garzella & Fiorentino, 2014). Mardikanto (2014:83)

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya lingkungan semakin

BAB I PENDAHULUAN. dapat membantu tercapainya kesejahteraan stakeholders, serta dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. adanya kekhawatiran akan terjadinya bencana yang dapat mengancam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya bencana lingkungan hidup yang mengancam, bukan hanya kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. transaksi dalam menggunakan teknologi tersebut. memenuhi sesuatu yang diinginkan oleh konsumen.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk di dapatkan terutama di kota - kota besar di Indonesia. Oleh sebab itu gaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada zaman sekarang ini perkembangan dunia bisnis di Indonesia sudah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini, proses globalisasi terjadi sangat pesat di seluruh dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak beberapa dekade terakhir kesadaran masyarakat dunia akan

BAB I PENDAHULUAN. M-DAG / PER / 3 /2016 tentang ketentuan Umum Pasal 1, perdagangan adalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik secara langsung maupun tidak langsung, aktivitas tersebut mencakup

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas-aktivitas yang dapat memperparah kerusakan pada lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. kanker kulit dan berpotensi mengacaukan iklim dunia serta pemanasan global,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dan masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan perekonomian dan pembangunan adalah masalah pemanfaatan

ABSTRAK. Kata kunci : pemasaran hijau, sikap, niat beli

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

2015 PENGARUH GREEN AWARENESS TERHADAP GREEN CONSUMER BEHAVIOR

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan

BAB I PENDAHULUAN. banyak dan secara terus menerus berkembang untuk selalu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. GAMBARAN UMUM OBJEK OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini bisnis ritel di Indonesia khususnya Kota Bandung semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran merupakan strategi yang bersifat fundamental bagi setiap Online shop

sebelumnya. Hal tersebut membuat manusia mampu menemukan hal-hal baru

BAB I PENDAHULUAN. permintaan orang-orang akan hiburan semakin tinggi. Orang-orang

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan beasiswa bagi pelajar atau pekerja yang berprestasi, disebabkan oleh aktifitas dari kegiatan produksi perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia. Namun seiring

BAB I PENDAHULUAN. kelemahan para pesaingnya dalam pasar bisnis. Di dalam keadaan ini para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Data Iklim Nasional NOAA (National Oceanic and Atmospheric. orang yang tinggal di Bumi akan menyumbang peran besar dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat karena adanya isu-isu negatif tentang lingkungan yang marak dibicarakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak membuang-buang waktu yang ada. Kemudahan yang diinginkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari-hari untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat

Lampiran I Metode Penyusunan Kuesioner 30 Responden Variabel Landasan Teori Indikator Pernyataan

PENERAPAN GREEN MARKETING MELALUI DESAIN PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP BRAND IMAGE DAN KEPUTUSAN PEMBELIAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang seksama dan dicermati semua pihak tak terkecuali oleh perusahaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. dibidang perdagangan eceran yang berbentuk toko, minimarket, departement

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat dan berbentuk sangat kompleks. Menghadapi persaingan

BAB I PENDAHUUAN. produk yang ramah lingkungan (environment friendly). Sejak beberapa dekade

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kerusakan lingkungan merupakan suatu kegiatan yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia dan keturunannya. Bukti-bukti yang ditunjukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Canggihnya teknologi saat ini banyak menyuguhkan beberapa saranasarana

BAB I PENDAHULUAN. negara. Khususnya bagi industri-industri, perusahaan dan pelaku ekonomi lainnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Keberadaan perusahaan ritel yang bermunculan di dalam negeri

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian di Indonesia saat ini mengalami kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang cukup positif. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di kalangan industri atau dunia bisnis. Setiap perusahaan dituntut

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini tingkat persaingan antar perusahaan sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. ketat. Untuk memasuki lingkungan usaha yang kompetitif, sebuah usaha

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, banyak sekali perbincangan mengenai masalah

BAB I PENDAHULUAN. dampak pada permasalahan sosial dan lingkungan hidup. Dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Menurut survey Bank Indonesia, kondisi makro ekonomi tahun 2012 akan lebih

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi mendorong perusahaan untuk menampilkan iklan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa yang disertai dengan inovasi-inovasi baru yang dilakukan. Banyak tantangan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Era globalisasi telah berubah gaya hidup tradisional ke arah modernisasi dan kecanggihan teknologi. Berbagai cara praktis dan instan lebih menjadi pilihan masyarakat dalam segala aspek (Riska, 2010) dalam (Ahmad dkk, 2016). Salah satu isu yang ramai dibicarakan adalah pemanasaran global. Diperlukan suatu identifikasi lingkungan untuk mengetahui kontributor terbesar terhadap lingkungan serta berbagai upaya untuk perlindungan lingkungan dengan penerapan konsep green. Green Consumerism, sebagai kelanjutan dari gerakan konsumerisme global yang dimulai dari adanya kesadaran konsumen akan hak-haknya untuk mendapatkan produk yang layak dan aman. Kesadaran konsumen ini terbentuk karena pola perilaku yang bertanggung jawab pada lingkungan dan menghormati eksistensi makahluk lain di bumi ini. Kesadaran konsumen berkaitan dengan kualitas lingkungan dan terpeliharanya sumber daya alam pada kondisi kehidupan akan menjamin keseimbangan dan keberlanjutan alam dan lingkungannya. (Ahmad dkk 2016). Gambar 1.1 Survey Bizteka CCI (2015) 1

2 Berdasarkan gambar I.1 memperlihatkan bahwa sejak tahun 2010 sampai 2015 perkembangan Industri kosmetik di Indonesia mengalami kenaikan. Hal ini merupakan angin segar kepada perusahan dengan peluang untuk terus berinovasi dalam membuat produk produk yang memiliki kelas tersendiri contohnya produk yang berkonsep hijau. Kosmetik menjadi jembatan untuk jenis produk seperti skin care dan juga body care sejalan dengan isu lingkungan yang tidak pernah surut. Kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya pelestarian lingkungan semakin meningkat, peningkatan ini dicetuskan oleh adanya kekhawatiran besar kemungkinan terjadinya bencana lingkungan hidup yang mengancam. Keadaan alam yang semakin tidak menentu belakangan ini merupakan suatu pertanda darifenomena terjadinya pemanasan global. Pemanasan global itu sendiri merupakan suatu fenomena meningkatnya suhu global yang disebabkan oleh peningkatan jumlah karbon dioksida dan gas-gas Methane pada atmosfer bumi, (Kotler, 2012) dalam (Santoso & Ardani 2017). American Marketing Association dalam (FuiYeng & yazdanifard, 2015) mendefinisikan Green Marketing sebagai pemasaran produk yang ramah lingkungan, menggabungkan beberapa aktivitas seperti modifikasi produk, perubahan proses produksi, kemasan, strategi iklan dan juga meningkatkan kesadaran pada pemasaran kepatuhan antara industri. Dari adanya isu lingkungan dan permintaan pasar membuat para perusahaan harus menciptkana nilai baru yaitu nilai hijau dalam sertiap produknya. Penciptaan nilai dapat dilihat sebagai perantara antara kemampuan inovasi dan kinerja

3 pemasaran, di mana fungsi penciptaan nilai yang superior sebagai hasil dari yang tinggi kemampuan inovasi untuk meningkatkan kinerja pemasaran. Herkovits et al., (2013) dalam Rizki Zulfikar (2018) menemukan bahwa penciptaan nilai didasarkan pada keterbukaan inovasi. Subraman & amp; Mosleshi (2013) dalam Rizki Zulfikar dkk (2018) dalam menyatakan bahwa inovasi sebagai implementasi dari ide-ide kreatif dan berguna menjadi kenyataan. Dalam tiga tahun terakhir, pasar produk hijau (green product) di Indonesia tumbuh hingga lebih dari dua kali lipat. Menurut Wakil Ketua Kadin Jabar Bidang Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM), Aman Suparman, pada periode tersebut sejumlah pelaku usaha produk hijau mencatat peningkatan omzet dari Rp 800 juta menjadi Rp 2 miliar. (Republika.co.id, 2019) Hal ini sejalan dengan hasil penelitian oleh (Balawera, 2013) yang menyatakan bahwa Green Marketing berpengaruh langsung terhadap keputusan membeli konsumen terhadap produk organik. Namun dalam hasil penelitian (Ahmad dkk 2016) menemukan bahwa Green Marketing berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Green Marketing Strategy tidak berpengaruh langsung terhadap peningkatan keputusan pembelian pada produk The Body Shop. Dalam menjaga etika berbisnis diperlukan konsep berwawasan sosial yang menyatakan bahwa organisasi harus menentukan, keinginan dan minat pasar sasaran memberikan kepuasan yang di inginkan secara lebih efektif dan efisien 3

4 dibandingkan dengan pesaing melalui cara cara yang bersifat memelihara atau memperbaiki kesejahteraan konsumen masyarakat (Kottler & Keller, 2009:66) Berdasarkan laporan tahunan yang dibuat oleh Komite Nasional Hak Asasi Manusia, perusahaan menjadi pelaku kedua pelanggar HAM setiap tahunnya. Masalah dari kerusakan lingkungan penyebabnya adalah perilaku perusahaan yang kurang peduli terhadap dampak yang diakibatkan oleh aktivitas perusahaan yang mengakibatkan terjadinya kerusakan pada lingkungan. Banyak perusahaan yang terlibat dalam kasus kerusakan lingkungan seperti kasus lumpur lapindo dari PT Lapindo yang telah menenggelamkan lebih dari 10 desa di daerah Porong Sidoarjo, PT Inti Indorayon Utama yang merusak air sungai di daerah Sumatera Utara serta PT Sibalec di Yogyakarta yang mengotori sumur masyarakat di Yogyakarta (Nofrianti et al., 2012) dalam (Wati 2018). Perhatian terhadap isu isu lingkungan ini juga ditandai dengan maraknya para pelaku bisnis dalam menerapkan CSR (Corporate Social Responsibility) atau tanggung jawab sosial perusahaan (Balawera, 2013). Sejalan dengan dunia usaha yang berfokus pada pencapaian keuntungan, keberlanjutan atau sustainability baru menjadi perhatian yang populer akhir-akhir ini. Kini, dalam era globalisasi, korporasi multinasional dan perusahaan lokal juga tidak bisa lagi melakukan praktik-praktik yang merusak dan tidak etis seperti mencemari lingkungan, tanpa menarik tanggapan negatif dari publik. Dengan meningkatnya perhatian media, tekanan lembaga swadaya masyarakat, dan pertukaran informasi secara global, muncul tuntutan yang meningkat dari 4

5 masyarakat sipil, konsumen, pemerintah dan perusahaan lain untuk melaksanakan praktik-praktik usaha yang berkelanjutan. Selain itu, untuk menarik dan mempertahankan karyawan dan Konsumen, perusahaan mulai memahami pentingnya untuk bertindak etis dalam segala aspek operasi sehari-hari. Tanggapan perusahaan merupakan adopsi dari kesadaran baru dan inilah yang dikenal sebagai CSR (Corporate Social Responsibility) atau tanggung jawab sosial perusahaan sejak 1970an (Idowu dan Louche, 2011). Penelitian yang telah dilakukan peneliti sama halnya pada penelitian yang dilakukan oleh Gigauri (2012:135) bahwa mengembangkan, menerapkan dan mengkomunikasikan Corporate Social Responsibility dapat mempengaruhi keputusan membeli konsumen dengan positif dan konsumen siap membayar lebih pada produk dari perusahaan yang terlibat dalam kegiatan Corporate Social Responsibility. Menurut Veersalu (2011:49) dalam (dewi, 2014) konsumen lebih suka membayar lebih untuk produk atau jasa oleh perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial dari pada perusahaan yang tidak bertanggung jawab. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan dari penelitian terdahulu dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa program Corporate Social Responsibility yang ada pada perusahaan berpengaruh dalam keputusan membeli konsumen, sehingga penelitian yang dilakukan peneliti benar adanya. Love Beauty and Planet merupakan salah satu produk yang mengusung konsep hijau. Produk ini menyuarakan gerakan #smallactsoflove yang mengajak para beauty enthusiasts untuk mulai lebih peduli terhadap kelestarian planet bumi melalui hal-hal kecil yang bisa dilakukan sehari-hari. Gerakan ini di turut dilakukan 5

6 guna menjadi sarana pengenalan produk Love Beauty and Planet ini sendiri dan media sosial merupakan sarana utama untung menjalankan gerakan ini. Social media adalah salah satu bentuk pemasaran menggunakan media sosial untuk memasarkan suatu produk, jasa, brand atau isu dengan memanfaatkan khalayak yang berpartisipasi di media sosial tersebut. Menurut Fikri, (2016) dalam Zulfikar, R., & Novianti, L. (2018). Beberapa langkah #smallactsoflove yang dimiliki Love Beauty and Planet tercermin dalam prinsip Five Labours of Love, antara lain Powerful & Passionate, penggunaan botol yang dibuat dari 100 persen plastik hasil daur ulang yang dapat didaur ulang kembali; Fast & Fabulous, kondisioner berkualitas tinggi yang dilengkapi fast rinse technology untuk membantu konsumen mendapatkan rambut lembut ternutrisi sekaligus menghemat waktu dan air setiap keramas. Kemudian, Goodies & Goodness, diformulasikan tanpa paraben maupun pewarna buatan, dengan sertifikasi vegan dari vegan.org dan cruelty-free dari PETA; Scents & Sensibility, keharuman essential oils yang didapatkan melalui program kemitraan responsible sourcing bersama Givaudan; dan Carbon Concious & Caring, komitmen untuk meninggalkan jejak karbon seminim mungkin, bahkan nantinya sampai hampir tidak ada. "Keharuman produk-produk Love Beauty and Planet berasal dari essential oil berkualitas terbaik di dunia, seperti rose petals dari Bulgaria, lavender dari Prancis, mimosa flower dari Maroko, ylang ylang dari Komoro, dan vetiver dari Haiti. 6

7 Untuk mengajak lebih banyak orang melakukan #smallactsoflove, Love Beauty and Planet bermitra dengan berbagai organisasi yang memiliki tujuan serupa. Salah satunya adalah bekerjasama dengan organisasi non-profit XSProject, setiap kemasan bekas yang terkumpul akan dikonversi sebagai bentuk donasi untuk membantu biaya pendidikan bagi anak-anak pemulung di wilayah Cirendeu, Tangerang Selatan. Sumber : https://stylo.grid.id/ 2019 Persentase Jenis Upaya yang Dilakukan untuk Menanggulangi Pencemaran Lingkungan di Daerah Tepat Tinggal Tahun 2014 Gambar 1 2 Sumber : Badan Pusat Statistik, (2014) Berdasarkan gambar 1.2 menunjukan bahwa masyarakat yang berada di perkotaan memiliki presentase tinggi dalam menangani gangguan lingkungan yang ada. Kota Bandung merupakan salah satu kota dengan penduduk terpadat. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Jumlah penduduk Kota Bandung mencapai 2,5 juta jiwa pada 2018. Jumlah tersebut terdiri atas 1,26 juta jiwa laki-laki dan 1,24 juta perempuan Jumlah penduduk yang meningkat membuat peningkatan pengunjung mall di setiap tahunya juga turut meningkat. Hal ini yang membuat penulis tertarik untuk mengambil tempat penelitian di Mall yang berada di Bandung khususnya mall PVJ 7

8 atau yang lebih kita kenal Paris Van Java, yang dimana terdapat data pengunjung mall terbanyak saat ini di bandung, PVJ merupakan pemegang atau mall yang berada di urutan pertama untuk penunjung mall terbanyak yaitu bisa mencapai 80.000 orang per akhir pekan, berikut adalah daftar mall terbaik di Bandung tahun 2018-2019 meurut (tripcetera2019.) Tabel 1.1 Pengunjung Mall Terbanyak dan Terfavorit 2018-2019 No Daftar Mall Jumlah Pengunjung Mall Saat Akhir Pekan 1. Paris Van Java 80.000 2. Trans Studio Mall (TSM) 73.000 3. Bandung Indah Plaza (BIP) 70.000 4. Braga Citywalk 54.000 5. Cihampelas Walk (Ciwalk) 47.000 6. Festival Citylink 45.000 7. 23 Paskal Mall 12.000 8. Bandung Trade Center 9.000 Sumber: tripcetera2019. Di PVJ sendiri terdapat banyak drugstore atau toko yang menawarkan produk konsmetik dan personal care. Watsons merupakan salah satu store yang ada di mall PVJ kota bandung. Saat ini, Watsons Indonesia memiliki lebih dari 142 toko (per juli 2020) yang tersebar di Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera. Watsons Indonesia selalu berupaya untuk memberikan yang terbaik di segala hal yang kami lakukan. Watsons sendiri berhasil mendapatkan beberapa penghargaan. 8

9 Sebelumnya peneliti sudah melakukan survey awal dengan membagikan kuesioner secara online tepatnya terhadap konsumen yang pernah dan masih menjadi konsumen dari produk Love Beauty and Planet yang berdomisili di kota Bandung. Berikut hasil dari survey awal yang dilakukan peneliti dengan menggunakan pertanyaan yang berasal dari indikator- indikator variabel yang akan di uji. Tabel 1.2 Hasil Kuesioner Awal Variabel Green Marketing No Pernyataan 1. Saya menyukai produk "Love Beauty and Planet " dengan bahan kemasan yang dapat dapat didaur ulang. 2. Saya bersedia membayar lebih mahal untuk produk ramah lingkungan. 3. Tempat untuk membeli produk "Love Beauty and Planet " di kota Bandung cukup beragam 4. Saya mengetahui pesan-pesan lingkungan yang disampaikan pada produk Love Beauty and Planet Jawaban Ya Tidak Persentase % Persentase % 23 3 88% 12% 12 14 47% 53% 19 7 73% 27% 11 15 42% 58% Sumber : Responden yang memakai produk Love Beauty and Planet Berdasarkan kuesioner awal terhadap 26 responden yang mengunakan produk Love Beauty and Planet hal ini untuk mengetahui tentang fenomena Faktor Green Marketing terhadap produk Love Beauty and Planet yaitu sebanyak 23 responden yang menyatakan ya menyukai produk Love Beauty and Planet 9

10 dengan bahan kemasan yang dapat dapat didaur ulang dan kualitas dan 3 responden menyatakan Tidak. Pada pernyanyaan yang kedua mengenai Saya bersedia membayar lebih mahal untuk produk ramah lingkungan sebanyak 14 responden menjawab tidak dan 12 responden menjawab ya. Selanjutnya pernyataan Tempat untuk membeli produk "Love Beauty and Planet " di kota Bandung cukup beragam mendapatkan jawaban 19 ya dari responden dan 7 yang menjawab tidak. Pernyataan terkahir ialah Saya mengetahui pesan-pesan lingkungan yang disampaikan pada produk Love Beauty and Planet 11 responden menjawab ya dan 15 responden menjawab tidak. Hasil diatas menunjukan pada pernyataan unit 2 bahwa konsumen dominan merasa tidak bersedia untuk membayar mahal untuk produk ramah lingkungan. Melihat fenomena tersebut timbul permasalahan dimana banyak konsumen belum mengetahui perbedaan harga yang di tetapkan untuk produk ramah lingkukan dan bukan ramah lingkungan. Hal ini di karenakan pihak Love Beauty And Planet yang kurang memberi informasi akan ini membuat konsumen belum paham terlebih untuk membandingan dengan produk lain yang berbeda konsep. Hal ini menjadi hambatan dalam penerapan Green Marketing sehingga menghambat proses konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Tabel 1.3 Hasil Kuesioner Awal Variabel Corporate Sosial Responsibility No Jawaban Peryataan Ya Tidak Persentase Persentase % % 1. 11 15 10

11 "Love Beauty and Planet" telah 43% 57% menyampaikan dengan baik informasi yang sesuai dengan konsep yang di jalankan. 2. Love Beauty and Planet memastikan bahwa 25 1 produknya sudah melalui Badan 96% 4% Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) sehingga aman di gunakan 3. Saya mengetahui program kerjasama Love 2 24 Beauty And Planet dengan organisasi nonprofit XSProject yaitu setiap kemasan bekas yang terkumpul akan dikonversi sebagai bentuk donasi untuk membantu biaya pendidikan. 7% 93% Sumber : Responden yang memakai produk Love Beauty and Planet Berdasarkan kuesioner awal terhadap 26 responden yang mengunakan produk Love Beauty and Planet hal ini untuk mengetahui tentang fenomena Faktor Corporate Social Responsibility terhadap produk Love Beauty and Planet yaitu sebanyak 11 responden yang menyatakan ya Pihak "Love Beauty and Planet " telah menyampaikan dengan baik informasi yang sesuai dengan konsep yang di jalankan.dan 15 responden menyatakan Tidak. Pada pernyanyaan yang kedua Love Beauty and Planet memastikan bahwa produknya sudah melalui Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) sehingga aman di gunakan yaitu sebanyak 25 yang menyatakan ya dan 1 yang menyatakan tidak. Kemudian pernyantaan ketiga mengenai saya mengetahui program kerjasama Love Beauty And Planet dengan organisasi non-profit XSProject, yaitu setiap kemasan bekas yang terkumpul akan dikonversi sebagai bentuk donasi untuk membantu biaya pendidikan baik. sebanyak 24 responden menjawab tidak dan 2 responden menjawab ya. 11

12 Hasil pada pernyataan unit 3 menjelaskan bahwa konsumen dominan tidak mengetahui program CSR yang di jalankan oleh pihak Love Beauty and Planet. Melihat fenomena tersebut menunjukan terdapat permasalahan dimana CSR yang di lakukan oleh pihak Love Beauty and Planet belum sampai kepada konsumen atau belum genjcar dalam publikasi dan tingkat pelaksaan kegiatan sehingga konsumen bisa saja beranggapan bahwa LBP tidak menjalankan atau memiliki CSR. Hal ini menjadi hambatan konsumen dalam mempertimbangkan dan meninjau program CSR Love Beauty and Planet saat melakukan pembelian. Tabel 1.4 Hasil Kuesioner Awal Variabel Keputusan Pembelian No Peryataan 1. Saya membutuhkan produk body care yang berkualitas dan ramah lingkungan 2. Menurut saya iklan dan media cetak sangat gencar memberikan informasi tentang merek Love Beauty and Planet 3. Menurut saya kualitas Love Beauty and Planet diatas merek-merek produk sejenis lainnya. 4. Saya merasa keputusan membeli produk "Love Beauty and Planet" adalah keputusan yang tepat. 5. Menurut saya setelah menggunakan Love Beauty and Planet, saya tidak akan beralih ke produk sejenis yang lainnya. Jawaban Ya Tidak Persentase % Persentase % 22 4 85% 15% 5 21 19% 81% 12 14 47% 53% 24 2 93% 7% 16 10 61% 39% 12

13 Sumber: Responden yang memakai Love Beauty and Planet Berdasarkan kuesioner awal terhadap 26 responden yang mengunakan produk Love Beauty and Planet hal ini untuk mengetahui tentang fenomena Keputusan Pembelian terhadap produk Love Beauty and Planet yaitu sebanyak 22 responden yang menyatakan ya Saya membutuhkan produk body care yang berkualitas dan ramah lingkungan dan 4 responden menyatakan Tidak. Pada pernyanyaan yang kedua Menurut saya iklan dan media cetak sangat gencar memberikan informasi tentang merek Love Beauty and Planet yaitu sebanyak 5 yang menyatakan ya dan 21 yang menyatakan tidak. Kemudian pernyantaan ketiga mengenai Menurut saya kualitas Love Beauty and Planet diatas merekmerek produk sejenis lainnya.sebanyak 14 responden menjawab tidak dan 12 responden menjawab ya. Selanjutnya pernyataan Saya merasa keputusan membeli produk "Love Beauty and Planet " adalah keputusan yang tepat. mendapatkan jawaban 24 ya dari responden dan 2 yang menjawab tidak. Pernyataan terakhir ialah Menurut saya setelah menggunakan Love Beauty and Planet, saya tidak akan beralih ke produk sejenis yang lainnya.sebanyak 16 responden menjawab ya dan sebanyak 1 responden menjawab tidak. Dalam unit pernyataan ke 2 konsumen mayoritas merasa bahwa dalam proses pencarian iklan dan mencari informasi akan merek Love Beauty and Planet belum mudah untuk di temui. Dengan ini timbul permasalahan dalam segi promosi yang di lakukan oleh pihak LBP yang belum maksimal. Melihat fenomena tersebut konsumen baru mau pun lama akan kurang memiliki infromasi akan merek Love Beauty and Planet yang di perlukan dalam proses keputusan membeli. 13

14 Berdasarkan latar belakang dan fenomena diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul pengaruh Green Marketing dan Corporate Social Responsibility terhadap keputusan pembelian (Survei pada Konsumen Love Beauty and Planet di store Watsons Mall PVJ kota Bandung) 1.2 INDENTIFIKASI DAN RUMUSAN MASALAH 1.2.1 INDENTIFIKASI MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas, penulis memberikan identifiksi masalah yang akan di jadikan penelitian sebagai berikut : 1. Dalam variabel Green Marketing, konsumen masih memerlukan informasi lebih akan pesan dan berbedaan harga hijau dengan produk biasa agar dapat di pahami dengan baik saat memutuskan pembelian. 2. Dalam variabel Corporate Social Responsibility, konsumen memerlukan pihak Love Beauty And Planet untuk lebih gencar lagi dalam melaksanakan program agar informasi dapat sampai kepada konsumen sejalan dengan temuan penetian sebelumnya bahwa konsumen hanya fokus terhadap produk tapi tidak dengan Corporate Social Responsibility padahal ini bisa menjadi pertimbangan dalam pembelian kedepan. 3. Dalam variabel Keputusan Pembelian, Konsumen masih memerlukan iklan atau promosi merek Love Beauty And Planet yang mudah di temukan agar dapat paham apa bila akan di bandingkan dengan produk lain. 14

15 1.2.2 RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana tanggapan responden mengenai pengaruh variabel Green Marketing terhadap keputusan pembelian produk Love Beauty and Planet 2. Bagaimana tanggapan responden mengenai pengaruh variabel Corporate Social Responsibility terhadap keputusan pembelian produk Love, Beauty and Planet 3. Bagaimana tanggapan responden mengenai pengaruh variabel Green Marketing dan variabel Corporate Social Responsibility terhadap keputusan pembelian produk Love Beauty and Planet 4. Bagaimana pengaruh Green Marketing dan Corporate Social Responsibility terhadap keputusan pembelian produk Love Beauty and Planet baik secara simultan dan parsial 1.3 MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN 1.3.1 MAKSUD PENELITIAN Ada pun maksud dari penelitian ini untuk memberi pandangan akan fenomena yang terjadi di masyarakat khususnya konsumen atau pun bakal konsumen produk Love, Beauty and Planet, mengenai sejauh mana implementasi Green Marketing dalam pemasaran produk Love Beauty and Planet dan apakah program Corporate Social Responsibility yang di kerjakan oleh pihak Love Beauty and Planet ada dan sampai kepada masyarakat atau tidak. 15

16 1.3.2 TUJUAN PENELITIAN Ada pun tujuan penelitian untuk menjawab rumusan masalah 1. Untuk mengetahui pengaruh Green Marketing terhadap keputusan pembelian produk Love, Beauty and Planet 2. Untuk mengetahui pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap keputusan pembelian produk Love, Beauty and Planet 3. Untuk mengetahui mengenai Keputusan Pembelian produk Love, Beauty and Planet 4. Untuk mengetahui pengaruh Green Marketing dan Corporate Social Responsibility terhadap Keputusan Pembelian Produk produk Love Beauty and Planet baik secara simultan dan parsial. 1.4 KEGUNAAN PENELITIAN 1.4.1 KEGUNAAN PRAKTIS Penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan teori dan memperkuat materi tentang strategi pemasaran yang ramah lingkungan, selain itu juga untuk menambah wawancara bagi ilmu pengetahuan. 1.4.2 KEGUNAAN AKADEMIS Penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan dan wawasan, sekaligus dapat menerapkan teori-teori dan konsep yang berkaitan dengan strategi pemasaran yang diperoleh dari perkuliahan, khususnya mengenai Green Marketing Corporate Social Responsibility, dan keputusan pembelian. 16

17 1.5 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN 1.5.1 LOKASI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan kepada konsumen Love Beauty and Planet yang terdapat di store Watsons Mall PVJ Bandung. 1.5.2 WAKTU PENELTIAN Penelitian dilaksanakan pada bulan april 2020 sampai selesai. Tabel 1.5 Waktu Pelaksanaan dan Penyusunanan Tugas Akhir No Keterangan Kegiatan Waktu Kegiatan Maret April Mei Juni Juli Agustus 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengumpulan Draf awal 2 Melakukan Penelitian 3 Mencari Data 4 Membuat Proposal 5 Seminar 6 Revisi 7 Penelitan Lapangan 8 Bimbingan 9 Sidang Sumber: Data Diolah 17