Rauf Harmiady. Poltekkes Kemenkes Makassar ABSTRAK



dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN LAMA KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN PRINSIP ENAM TEPAT DALAM PEMBERIAN OBAT DI RUANG RAWAT INAP RS Dr.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TENTANG PEMBERIAN OBAT TERHADAP TINDAKAN PENDOKUMENTASIAN KEPERAWATAN

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR INTERNAL PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PRINSIP 12 BENAR DALAM PEMBERIAN OBAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. perawat berada pada posisi yang ideal untuk memantau respon obat pada pasien,

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. B yang berkedudukan di jalan Prof. Dr. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA TAHUN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI

Keywords: nurse s motivation, 12 principles of right in giving medicines, inpatient wards

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN JUMLAH PERAWAT DI PUSKESMAS WAEPANA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT TAHUN 2013

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDAPATAN DENGAN KEPATUHAN DALAM PERAWATAN PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD dr. R. SOEDJATI PURWODADI

A Study of the Completeness of Nursing Care Documentation in Inpatient Room Class I Utama and Class III at RSUD Bendan Kota Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian yang

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN di RS PKU Muhammadiyah Gamping yang merupakan salah satu. Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Gamping

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. atau manajemen untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Manajemen

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KESEMBUHAN PADA PENDERITA TB PARU DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU UNIT MINGGIRAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PERAN PERAWAT SEBAGAI EDUKATOR DI RUANG RAWAT INAP RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

TINJAUAN PENGGUNAAN SISTEM PENJAJARAN DRM DENGAN METODE SNF (STRAIGHT NUMERICAL FILLING) DI FILLING RUMAH SAKIT ISLAM MUHAMMADIYAH KENDAL

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA RUANGAN DENGAN KINERJA PEMBIMBING KLINIK DALAM PENERAPAN NILAI-NILAI PROFESIONALISME MAHASISWA TAHUN 2013

TINGKAT PENERAPAN PRINSIP ENAM TEPAT DALAM PEMBERIAN OBAT OLEH PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

PENGARUH KINERJA PERAWAT DAN PENGORGANISASIAN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP MENGGUNAKAN METODE TIM DI RSI FAISAL MAKASSAR

KINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan kuantitatif dengan pendekatan deskriptif observasi pada

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG MODEL ASUHAN KEPERAWATAN METODE TIM DENGAN IMPLEMENTASINYA DI RUANG BEDAH FLAMBOYAN RSUD DR SOETOMO SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban tenaga keperawatan profesional (Depkes RI, 2005).

ARTIKEL PENELITIAN. Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah Kholik³ ABSTRAK

Nopia, Mahyudin, Yasir Haskas Mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin Makassar

PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN KEAMANAN PEMBERIAN TERAPI OBAT

TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG

HUBUNGAN KOMPETENSI BIDANG KOMUNIKASI DENGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG PERAWATAN BEDAH DAN INTERNA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SALEWANGANG MAROS

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO.

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT CUT MUTIA KABUPATEN ACEH UTARA

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2,Mei 2015

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PERAN EDUCATOR PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING PADA PASIEN DI RUANG TULIP 1C RSUD ULIN BANJARMASIN

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN IDENTIFIKASI PASIEN SEBELUM PEMBERIAN OBAT INJEKSI IV PERSET

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN JENIS KELAMIN DAN PEMINATAN DENGAN KELULUSAN UJI KOMPETENSI MAHASISWA NERS STIKES JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

: Komunikasi Terapeutik, Perawat

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA USIA 0-2 TAHUN DI RUANG PERAWATAN BAJI MINASA RSUD. LABUANG BAJI MAKASSAR VIDIANTI RUKMANA

BAB III METODE PENELITIAN

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan lebih terkait pada dimensi ketanggapan petugas memenuhi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN ANTENATAL CARE TERINTEGRASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KRUENG BARONA JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

Seprianus Lahal 1, Suhartatik 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

HUBUNGAN PENGEMBANGAN KARIER PERAWAT DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD WONOSARI GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI

PROFIL TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA KUSTA TENTANG PENYAKIT KUSTA DI PUSKESMAS KEMUNINGSARI KIDUL KABUPATEN JEMBER

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

HUBUNGAN PERILAKU DENGAN RESIKO KECELAKAAN KERJA PADA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN. Yulianto

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN PENGGUNA YANKESTIS DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD SYECH YUSUF KAB.

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO

Gambaran Pengetahuan Klien tentang Swamedikasi di Apotek- Apotek Pekanbaru

BAB III METODE PENELITIAN. yang sedang dilakukan secara obyektif dengan desain penelitian cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGANPENERAPAN PRINSIP ENAM BENAR DALAMPEMBERIAN OBAT DIRUANG RAWAT INAP RSUD Dr. H.

Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

Mahasiswa S-1 Prodi Keperawatan, STIKes CHMK, Kupang Jurusan DIII Keperawatan, Poltekes Kemenkes Kupang, Kupang c

Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III

Pengetahuan dan Kepatuhan Kontrol Gula Darah Sebagai Pencegahan Ulkus Diabetikum

UPAYA PENINGKATAN CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RS PERMATA MEDIKA SEMARANG

E-Jurnal Sariputra, Oktober 2016 Vol. 3(3)

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

HUBUNGAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR, KOMUNIKASI DAN TINDAKAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

PERBEDAAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DENGAN PERAWAT KONTRAK BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) DI RSUD KRATON PEKALONGAN

SAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pelayanan perawatan pasien yaitu penanganan emergency, tidak. Penanganan pada pelayanan tersebut dilaksanakan oleh petugas

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan merupakan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak

dalam bekerja, hal ini juga akan PENDAHULUAN Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. menyebabkan ketidakpuasan pasien dan Djamil Padang adalah rumah sakit Kelas

ERY SANDI NIM I

Purwandita Anggarini, Lutfi Nurdian Asnindari STIKES Aisyiyah Yogyakarta

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kolaborasi dengan berbagai pihak. Hal ini membuat perawat berada pada

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA JEPANG PAKIS

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN KLIEN DIABETES MELITUS DALAM MENGONTROL GULA DARAH DI POLIKLINIK INTERNA RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN PRINSIP 6 BENAR DALAM PEMBERIAN OBAT OLEH PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INTERNA DAN BEDAH RUMAH SAKIT HAJI MAKASSAR Rauf Harmiady Poltekkes Kemenkes Makassar ABSTRAK Faktor yang bisa mengakibatkan terlaksananya prinsip 6 dalam pada pasien, diantaranya adalah pengetahuan perawat, tingkat pendidikan yang dimiliki dan motivasi kerja dari perawat itu sendiri. Hal tersebut sangat penting untuk diterapkan karena merupakan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat terhadap tindakan yang diberikan pada pasien. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan prinsip enam benar Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional study. Sampel diambil dengan cara total sampling dengan jumlah sampel sebesar 46 orang perawat. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan pengetahuan perawat dengan dengan nilai ρ = 0,001, tidak ada hubungan pendidikan perawat dengan dengan nilai ρ = 0,571 dan ada hubungan motivasi kerja perawat dengan pelaksanaan prinsip enam benar dalam dengan nilai ρ = 0,000. Kata Kunci: Obat, Prinsip 6, Pengetahuan, Pendidikan, Motivasi PENDAHULUAN Dewasa ini prinsip 6 benar dalam dianggap lebih tepat untuk perawat. Joyce 1996 menyebutkan prinsip enam benar yaitu: 1) klien yang benar, 2) obat yang benar, 3) dosis yang benar, 4) waktu yang benar, 5) rute yang benar dan ditambah dengan 6) dokumentasi yang benar. (Six Rights Of medication are : Right medication, Right dose, Right time, Right role, Right client and Right documentation) (Abram AC, 2005). Hal ini diperlukan oleh perawat sebagai pertanggung gugatan secara legal tindakan yang dilakukannya. Mengingat di ruang rawat inap seorang perawat harus memberikan berbagai macam obat kepada beberapa pasien yang berbeda. Terdapat beberapa faktor yang bisa mengakibatkan terlaksananya prinsip enam benar dalam pada pasien, diantaranya adalah pengetahuan perawat, tingkat pendidikan yang dimiliki dan motivasi kerja dari perawat itu sendiri. Hal tersebut sangat penting untuk diterapkan karena merupakan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat terhadap tindakan yang diberikan pada pasien. Rumah Sakit Haji merupakan Rumah Sakit dengan tipe B dengan jumlah tenaga perawat di ruang bedah sebanyak 15 orang dimana yang berpendidikan Ners sebanyak 2 orang, S1 sebesar 1 orang, DIII sebanyak 10 orang dan SPK sebanyak 2 orang. Sedangkan jumlah tenaga perawat di ruang interna sebanyak 39 orang dimana yang berpendidikan Ners sebanyak 5 orang, S1 sebanyak 1 orang, DIII sebanyak 27 orang dan SPK sebanyak 6 orang. Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan prinsip enam benar dalam oleh perawat pelaksana di ruang interna dan bedah BAHAN DAN METODE Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain non eksprimen dengan pendekatan cross sectional study, dengan menggunakan kuesioner sebagai pengumpul data yang pokok untuk menggambarkan keadaan saat penelitian, yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan prinsip 6 benar dalam oleh perawat Sampel dalam penelitian ini adalah diambil dengan cara total sampling dengan memilih seluruh responden yang memenuhi kriteria inklusi selama jangka waktu pengambilan data yang ditentukan. Jumlah 659

sampel yang akan digunakan sebesar 46 orang perawat. Penelitian ini dilakukan di ruang interna dan bedah Rumah pada bulan April 2014. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuisioner dengan skala Guttman. HASIL PENELITIAN Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan umur, jenis kelamin, pengetahuan, pendidikan, motivasi kerja dan pelaksanaan prinsip 6 benar di ruang Interna dan Bedah RSU Haji Makassar (n=46) Variabel n % Umur < 25 tahun 4 8,7 25 29 tahun 18 39,1 30 34 tahun 13 28,3 35 39 tahun 7 15,2 39 tahun 4 8,7 Jenis Kelamin Laki-laki 12 26,1 Perempuan 34 73,9 Pengetahuan Perawat Baik 42 91,3 Kurang 4 8,7 Pendidikan Perawat S1/Ners 9 19,6 D III 37 80,4 Motivasi Kerja Perawat Baik 41 89,1 Kurang 5 10,9 Pelaksaan Prinsip Enam 42 91,3 Tidak 4 8,7 Untuk melihat hubungan antar variabel maka dilakukan uji statistic Chi-Square dengan metode fisher s exact test dan menggunakan tingkat kemaknaan α = 0,05 atau interval kepercayaan ρ < 0,05. Tabel 2. Hubungan pengetahuan perawat Rumah Tidak Jumlah Baik 41 89,1 1 2,2 42 91,3 Kurang 1 2,2 3 6,5 4 8,7 ρ = 0,001 Hasil penelitian menunjukkan menunjukkan dari 46 perawat, yang berpengetahuan baik sebesar 42 orang (91,3%) dimana yang mampu prinsip enam benar dalam sebesar 41 orang (89,1%) dan yang tidak sebesar 1 orang (2,2%). Sedangkan perawat dengan pengetahuan yang kurang baik sebesar 4 orang (8,7%) dimana yang mampu sebesar 1 orang (2,2%) dan yang tidak dengan tepat sebesar 3 orang (6,5%). disebabkan karena terdapat 3 sel (75,0%) ρ = 0,001. Dengan demikian nilai ρ < α (0,05), hubungan pengetahuan perawat dengan Pengetahuan Tabel 3. Hubungan pendidikan perawat Rumah Pendidikan Jumlah Tidak S1/Ners 9 19,6 0 0,0 9 19,6 D III 33 71,7 4 8,7 37 80,4 ρ = 0,571 perawat, yang memiliki pendidikan S1 Keperawatan/Ners sebesar 9 orang (19,6%) dimana semua mampu prinsip enam benar dalam dengan tepat. Sedangkan yang memiliki pendidikan D III Keperawatan sebesar 37 orang (80,4%) 660 Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor 5 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

dimana yang mampu prinsip enam benar dalam dengan tepat sebesar 33 orang (71,7%) dan yang tidak sebesar 4 orang (8,7%). disebabkan karena terdapat 2 sel (50,0%) ρ = 0,571. Dengan demikian nilai ρ > α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa Tidak ada hubungan pendidikan perawat dengan Tabel 4. Hubungan motivasi kerja perawat Rumah Motivasi Tidak Jumlah Kerja Baik 41 89,1 0 0,0 41 89,1 Kurang 1 2,2 4 8,7 5 10,9 ρ = 0,000 perawat, yang memiliki motivasi kerja baik sebesar 41 orang (89,1%) dimana semua dalam. Sedangkan perawat dengan motivasi kerja kurang sebesar 5 orang (10,9%) dimana yang dalam sebesar 1 orang (2,2%) dan yang tidak sebesar 4 orang (8,7%). disebabkan karena terdapat 3 sel (75,0%) ρ = 0,000. Dengan demikian nilai ρ < α (0,05), hubungan motivasi kerja perawat dengan PEMBAHASAN 1. Hubungan pengetahuan perawat dengan Pengetahuan dalam penelitian ini adalah adalah hal-hal yang diketahui oleh perawat tentang obat dan prinsip kepada pasien diantaranya adalah benar obat, benar dosis, benar waktu pemberian, benar pasien, benar cara pemberian dan benar dokumentasi. perawat, yang berpengetahuan baik sebesar 42 orang (91,3%) dimana yang dalam sebesar 41 orang (89,1%) dan yang tidak sebesar 1 orang (2,2%). Sedangkan perawat dengan pengetahuan yang kurang baik sebesar 4 orang (8,7%) dimana yang mampu sebesar 1 orang (2,2%) dan yang tidak sebesar 3 orang (6,5%). 0,001. Dengan demikian nilai ρ < α (0,05), hubungan pengetahuan perawat dengan Dari hasil tersebut maka dapat diasumsikan bahwa perawat dengan pengetahuan yang baik cenderung untuk dalam dibandingkan yang memiliki pengetahuan yang kurang baik. Orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang baik akan memiliki adab yang baik dan mengamalkan ilmu tersebut. Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi oleh pasien. Pengetahuan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang pengambilan tindakan yang tepat sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Pengetahuan dapat mempengaruhi seseorang dalam pengambilan keputusan dan sehingga nantinya akan memotivasi perawat untuk bersikap dan berperan serta dalam peningkatan kesehatan pasien dalam hal ini pemberian tindakan pengobatan dengan tepat. 661

2. Hubungan pendidikan perawat dengan Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan pengetahuan perawat tentang pentingnya kesehatan. Yang dimaksud pendidikan pada penelitian ini adalah jenjang atau tahap pendidikan yang telah dilalui oleh seorang perawat yaitu D III keperawatan dan S1 Keperawatan atau Ners. perawat, yang memiliki pendidikan S1 Keperawatan/Ners sebesar 9 orang (19,6%) dimana semua mampu. Sedangkan yang memiliki pendidikan D III Keperawatan sebesar 37 orang (80,4%) dimana yang mampu prinsip enam benar dalam dengan tepat sebesar 33 orang (71,7%) dan yang tidak sebesar 4 orang (8,7%). 0,571. Dengan demikian nilai ρ > α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa Tidak ada hubungan pendidikan perawat dengan Pendidikan yang telah dicapai oleh perawat dapat digunakan sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat dan juga berperan dalam menurunkan angka kesakitan. Dengan semakin tingginya tingkat pendidikan dapat membantu menekan tingginya angka kesakitan suatu penyakit (Nursalam, 2003). Pada penelitian tidak ditemukan adanya perbedaan pelaksanaan prinsip enam benar dalam antara pendidikan D III dengan S1/Ners. Hal ini desebabkan karena kedua jenis pendidikan tersebut masuk dalam ketagori pendidikan tinggi sehingga memungkinkan seorang perawat telah mengetahui dan memahami prinsip sebagai suatu tanggung jawab. Perawat dengan tingkat pendidikan yang cukup mempunyai wawasan untuk mendapatkan dan menerima pengetahuan akan nilai yang bermanfaat dalam melindungi atau mencegah pasien dari penyakit serta tindakan yang berbahaya. 3. Hubungan motivasi kerja perawat dengan Yang dimaksud motivasi kerja perawat dalam penelitian ini adalah tingkah laku seseorang didorong kearah suatu tujuan tertentu karena adanya suatu kebutuhan. Motivasi dalam penelitian ini adalah sesuatu yang mampu mendorong seorang perawat untuk tugasnya baik dari internal maupun dari eksternal. perawat, yang memiliki motivasi kerja baik sebesar 41 orang (89,1%) dimana semua dalam. Sedangkan perawat dengan motivasi kerja kurang sebesar 5 orang (10,9%) dimana yang mampu prinsip enam benar dalam sebesar 1 orang (2,2%) dan yang tidak sebesar 4 orang (8,7%). 0,000. Dengan demikian nilai ρ < α (0,05), hubungan motivasi kerja perawat dengan Dari hasil tersebut maka dapat diasumsikan bahwa perawat dengan motivasi kerja yang baik cenderung untuk dalam dibandingkan yang memiliki motovasi yang kurang baik. Dalam hal ini diperoleh hasil motivasi kerja di ruang rawat interna dan bedah Rumah tergolong baik. Timbulnya motivasi dalam diri seorang perawat bisa disebabkan oleh adanya rasa tanggung jawab yang timbul dari diri seorang perawat. Jika seseorang memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap pasien maka tentunya perawat akan berusaha semaksimal mungkin untuk melakkan tindakan yang cepat, tepat dan terarah untuk mengatasi masalah pasien termasuk ketapatan dalam. Aspek lain yang bisa menimbulkan motivasi pada seorang perawat adalah adanya rangsangan yang diterima dari Rumah Sakit. Rangsangan tersebut bisa dalam bentuk penghargaan yang diterima, insentif kerja serta pujian. Hal inilah yang 662 Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor 5 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

bisa menimbulkan suatu dorongan untuk selalu berbuat yang lebih baik. KESIMPULAN 1. Ada hubungan pengetahuan perawat 2. Tidak ada hubungan pendidikan perawat 3. Ada hubungan motivasi kerja perawat DAFTAR PUSTAKA SARAN 1. Perlunya penekanan dan peningkatan pemahaman kepada perawat tentang pentingnya pelaksanaan prinsip enam benar dalam sebagai bentuk tanggung jawab dan tanggung gugat seorang perawat. 2. Perawat hendaknya lebih mengembangkan diri dengan meningkatkan wawasan keilmuan melalui jalur pendidikan akademik agar terjadi transfer ilmu yang lebih baik khususnya yang menyangkut tindakan kepada pasien. 3. Hendaknya perawat selalu menjaga motivasi dan etos kerja yang tinggi demi peningkatan kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien. Abram AC. 2005. Clinical Drug Therapy. Ationales for nursing practise. 4 Editions. Philadelfia : JB Lapinscott. Ahada, dkk. 2012. Hubungan Antara Faktor Internal Perawat Dengan Pelaksanaan Prinsip Pemberian Obat Di Ruang Rawat Inap RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan. Pekalongan : Prodi S1 Keperawatan STIKES Pekajangan Pekalongan. Ahmadi. 2009. Sikap dan Perilaku Manusia. Jakarta : EGC. Armiyati, dkk. 2007. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dan Lama Kerja Perawat Dengan Penerapan Prinsip Enam Tepat Dalam Pemberian Obat Di Ruang Rawat Inap RS Kariyadi Semarang. Semarang : Jurnal Keperawatan FIKKES. Ary Sutedjo. 2008. Mengenal Obat obatan Secara Mudah Dan Aplikasinya dalam Perawatan. Jakarta : EGC. Kinnenger T & Reeder L.E. 2013. Stabilishing for tehnology to reduce medication error is both a science and an art. (http : // www. Brigmedical.com/media 2013). (Online). Diakses tanggal 10 Maret 2014. Lestari Yustina. 2012. Pengalaman Perawat dalam Menerapkan Prinsip Enam Dalam Memberikan Obat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus Tahun 2012. Skripsi (Online). Diakses tanggal 10 Maret 2014. Mubarak, I. Wahit, dkk. 2012. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Komunitas 2, Teori dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika. Ngatimin, R. 2001. Ilmu Perilaku Kesehatan. Makassar. Makassar : Yayasan PK3. Notoadmodjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT Rineka Cipta. Nursalam. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC. Permendikbud No.3 Tahun 2013. Jenjang Pendidikan. Jakarta : Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan RI. Potter-Perry. 2005. Fundamental of Nursing. 6 Th edition. USA : Elsever Mosby California. Program Studi Ilmu Keperawatan. 2013. Panduan Penulisan Proposal Penelitian Dan Skripsi. Makassar : PSIK FKM UMI. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas : Jenjang pendidikan formal di Indonesia. Jakarta : Kemendiknas RI. Wawan, A dan Dewi M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Medikal Book. Yurisa Wella. 2008. Etika Penelitian Ilmiah. Pekanbaru : Fakultas Kesehatan UNRI. 663