ABSTRACT PENDAWULUAN. Keeerdasall sehagai salall satu faktor yang menenttlkan kualitas sumberdaya rnanusia

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUEl SUMBER PROTEIN TERaADAP KOMPOSISI ASAM LEMAK DAN ASAM AMJNO OTAK SERTA KEMAMBUAN BELAJAR TIKUS BERCOBAAN YANG DIBERI MIBWAK KEIPELAI.

tercermin oleh besarnya potensi lestari sumberdaya perikanan Indonesia Dari tingkat produksi perikanan yang telah dicapai atau telah

INSTITC[T PERTANIAN BOGOR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pakan ternak. Dibutuhkan oleh ternak untuk : 1. Hidup pokok 2. Pertumbuhan 3. Produksi 4. Mengganti sel yang rusak pada jaringan

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2)

Asam amino merupakan komponen utama penyusun

DAYA TERIMA DAN KUALITAS PROTEIN IN VITRO TEMPE KEDELAI HITAM (Glycine soja) YANG DIOLAH PADA SUHU TINGGI. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Suplemen berfungsi sebagai pelengkap bila kebutuhan gizi yang

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

Asal kata: Yunani: Proteos, yg utama / yg didahulukan 1/5 bag tubuh ½ dlm otot, 1/5 dlm tulang, 1/10 dlm kulit, selebihnya dlm jar lain & cairan

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.

PROFIL PT CARMELITHA LESTARI

PENGARUH SUMBER ASAM LEMAK PAKAN BERBEDA TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN IKAN BOTIA Botia macracanthus Bleeker

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian,

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

SUBSTITUSI TEPUNG BUNGKIL KEDELAI DENGAN TEPUNG BUNGKIL KOPRA DALAM PAKAN IKAN BERONANG, Siganus guttatus

protein PROTEIN BERASAL DARI BAHASA YUNANI PROTOS THAT MEAN THE PRIME IMPORTANCE

ABSTRAK PERANAN PENAMBABAN DBA (DOCOSAHEXANOIC ACID) PADA FORMULA SUSU BAYI ( STUDI PUSTAKA )

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Grafik pertumbuhan benih C. macropomum yang dihasilkan selama 40 hari

Metabolisme Protein. Tenaga. Wiryatun Lestariana Departemen Biokimia Fakultas Kedokteran UII YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia adalah faktor suhu lingkungan yang cukup tinggi. Kondisi ini

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN FORMULA PERTUMBUHAN

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Preparasi Sampel. Gaplek Terfortifikasi. Identifikasi Asam Amino Tepung Gaplek Terfortifikasi dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Tahap Pertama

PENGARUH TINGKAT SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG MAGGOT TERHADAP KOMPOSISI KIMIA PAKAN DAN TUBUH IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsskal)

Lampiran 1 Lembar penilaian uji skoring bau KPI lele dumbo afkir. Nama : Tanggal : Sampel : Konsentrat protein ikan lele dumbo afkir

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan

PERSYARATAN KEAMANAN, MUTU DAN GIZI FORMULA LANJUTAN. 1.1 Ketentuan ini berlaku untuk Formula Lanjutan dalam bentuk cair atau bubuk.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari

KOMPOSISI DAN NUTRISI PADA SUSU KEDELAI

Bahan BAHAN DAN CARA KERJA Larutan HCI 6N, HCl 0,11N, Larutan penyangga tri-sodium sitrat 2H 2 0 dengan 3 variasi ph yang tertentu yaitu ph 3,25 (0,2

Tingkat Kelangsungan Hidup

DAFTAR ISI. Halaman. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR LAMPIRAN... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii PENDAHULUAN...

PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

KARAKTERISTIK ASAM AMINO DAN KOMPONEN BIOAKTIF SOTONG (Sepia recurvirostra) SUHANA SULASTRI

PROFIL LEMAK DARAH DAN RESPON FISIOLOGIS TIKUS PUTIH YANG DIBERI PAKAN GULAI DAGING DOMBA DENGAN PENAMBAHAN JEROAN SKRIPSI AZIZ BAHAUDIN

BAB I PENDAHULUAN. oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan mulai

NUTRIENT, GIZI DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RUSAKNYA NILAI GIZI BAHAN PANGAN

I. TOPIK PERCOBAAN Topik Percobaan : Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung

Molekul, Vol. 2. No. 1. Mei, 2007 : REAKSI TRANSESTERIFIKASI MINYAK KACANG TANAH (Arahis hypogea. L) DAN METANOL DENGAN KATALIS KOH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH FERMENTASI TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAN ASAM AMINO PADA TEPUNG GAPLEK YANG DIFORTIFIKASI TEPUNG KEDELAI (Glycine max (L))

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BABI PENDAHULUAN. Perkembangan bioteknologi dewasa ini telah membuka peluang untuk

Brain Booster (Nutrisi Pengungkit Otak)

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

PERUBAHAN KOMPOSISI TUBUH PADA LANJUT USIA Dr. Nur Asiah, MS dan Dr. Francisca A. Tjakradidjaja, MS

Asam Amino dan Protein

Teknologi Produksi Bahan Baku Pakan. Program Alih Jenjang D4 Bidang Akuakultur SITH, ITB VEDCA - SEAMOLEC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dicampurkan dengan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan bumbu,

BAB I PENDAHULUAN. secara eksklusif selama 6 bulan kehidupan pertama bayi. Hal ini dikarenakan ASI

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tempe Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa, dll merupakan bahan

TINJAUAN PUSTAKA. Kacang merah atau kacang jogo tergolong pangan nabati. Kacang merah

ABSTRAK. PENGARUH MINYAK IKAN (Oleum Iecoris Aselli) TERHADAP PROSES BELAJAR DAN MEMORI MENCIT BETINA GALUR Swiss Webster DENGAN MAZE LEARNING TEST

4. PEMBAHASAN 4.1. Isolasi Protein

BABI PENDAHULUAN. Dewasa ini, ada kecenderungan penambahan asam lemak essensial

I. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

PERANAN ZAT GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK Glutamat Sebagai Neurotransmitter

BAB 1 PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi diikuti dengan keseimbangan antara jumlah

PEMANFAATAN KACANG HIJAU (PHASEOLUS RADIATUS L ) MENJADI SUSU KENTAL MANIS KACANG HIJAU

PENGARUH CAMPURAN KONSENTRAT PROTEIN JAGUNG DAN TEPUNG TEMPE TERHADAP ANGKA LEMPENG TOTAL MI TAPIOKA

Asam Amino, Peptida dan Protein. Oleh Zaenal Arifin S.Kep.Ns.M.Kes

EFEK ASAM TERHADAP SIFAT TERMAL EKSTRAK GELATIN DARI TULANG IKAN TUNA (Euthynnus affinis)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Peluang Aplikasi Mikroenkapsulat Vitamin A dan Zat Besi sebagai. Chance of Microencapsulat Application of Vitamin A and Iron as

Peranan asam lemak omega-3 (n-3), yakni EPA (Eicosapentaenoic acid) Banyak hasil penelitian telah membuktikan adanya pengaruh EPA dan DHA

PENDAHULUAN. menyusutnya luas lahan pertanian karena sudah beralih hngsi menjadi kawasan

2ooG KUALITAS FISIK DAN ORGANOLEPTIK DAGING AYAM BROILER YANG RANSUMNYA DIBERI PENAMBAHAN MINYAK IKAN YANG MENGANDUNG OMEGA3 SKRIPSI MAD TOBRI

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

ANALISA NILAI GIZI SERTA KOMPONEN ASAM AMINO DAN ASAM LEMAK DARI NUGGET IKAN NIKE (Awaous melanocephalus) DENGAN PENAMBAHAN TEMPE

KARAKTERISTIK FISIK, KOMPOSlSl KlMlA DAN UJI ORGANOLEPTIK TELUR AYAM MERAWANG DENGAN PEMBERIAN PAKAN BERSUPLEMEN OMEGAS

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Global status report on alcohol and health 2014 (WHO, 2014),

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

BAB I PENDAHULUAN. terjangkau oleh berbagai kalangan. Menurut (Rusdi dkk, 2011) tahu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KUALITAS MIE BASAH DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG BIJI KLUWIH (Artocarpus communis G.Forst)

WYLIS: PENENTUAN KUALITAS PROTEIN JAGUNG. Penentuan Kualitas Protein Jagung dengan Metode Protein Efficiency Ratio.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

Karakteristik Endapan Cairan Rumen Sapi asal Rumah Potong Hewan sebagai Feed Supplement

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

STUDI TENTANG ASAM LEMAK OMEGA-3 DARI BAGIAN-BAGIAN TUBUH IKAN KEMBUNG LAKI-LAKI ( Rastrelliger kanagurta )

KEGUNAAN. Merupakan polimer dari sekitar 21 jenis asam amino melalui ikatan peptida Asam amino : esensial dan non esensial

TASAR. Mempelajari Mutu Protein Beras Semi Instan yang Diperkaya Isolat Protein Kedelai. Di bawah bimbingan Hadi Riyadi dan Rizal Damanik.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Gaya hidup modern turut mengubah pola makan masyarakat yang

BAB III METODE PENELITIAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III KOMPOSISI KIMIA DALAM SEL. A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa diharapkan Mampu Memahami Komposisi Kimia Sel.

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terjadi pada 2-3% anak di seluruh dunia. 4 Angka kejadian ASS di. mengenai topik ini belum begitu banyak dilakukan.

PENDAHULUAN Latar Belakang

KIMIA. Sesi. Review IV A. KARBOHIDRAT

Bab III Metode Penelitian

PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun tahun 1997

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOKIMIA I

Transkripsi:

Prosiding Sc~~rinnr Tekir. Partgat7 I997 PENGARUM KONSUMSI SUMBER PROTEIN (KASEIIN, TEPUNG TERlGU BERPROTEIN TINGGI DAN ISOLAT PROTEIN KEDELAI) TERW ADAP KOMPBSISI ASAM LEMAK DAN ASAM AMINO OTAK SEKTA KEMAMBUAN BELAJAR TIKUS PEWCOBAAN. lbcddy ~uchtadi"), Made ~stawan"', dam Retncl ~alu~i'' ABSTRACT &@ct? ($!he coi~szo~lption rfproteiil sottrces of7 the hruiti.filtt~~ trc.itls crrld trttrirto LIC~C~S an(/ 017 /he learning nhili~. of' rcrrs ware evultrnted by zrsing caseiti. high prorcit7 rc*llec?crl,flozrr. (NP CVK) trrfcl sc!\.heun p-oleiii isokalc. (SPI) ns proteiiz sorirces. Each diet cor7ttritl.sc!i.heczrl oil (30%) c!f./otal cncru, it7 the di~>i) asfd SOII~~C. DCJNIS )4J~>rr divided irlto 3 grotips ciud.fid ctd lihilzml hy 1l7e crppr.y7ridc c/i<~t zrt~til inctaiiort period Tltc.rr1ecining rats were fed with the sun?< cliei h?. ~wirzg prrirrfeedit<q control,y~zvlenr. The kcur/ling ~~hililj, of ~('c'~litii?g rcll.~ I~~LIS el'cf/tr~led bv.food relriet~~/ lest me~hod ul 3 d#ier.etzr linlcv (23 lli!r:v. 46 tk!iy.v cmtl6y tity>.v r!j'ug~). The lcnrnirzg ~lhiliti. ~f c~isein grc~zip t11~1.s ~i,~~~tfi('(rnt/v hi,ghrr. 1kur7 til'll'f irrlil SPI ~roq>s. Tlzis t.~~.vrrl/ ~.n.r szipportcd b?. hri?ii7ju/g. ucitls clnd trt~ritio licitlv of'/17e CCI.SC~II gt.otrp. ~c.hich contuitt hicqhcr DN,.l.!I*I.OSIIIC and g!vcine tj7c~n I!IC' ofher ~I.OII/?.Y. Lecw)ti~g uhili(~' o/~spi grotip W'C"S rt'lalil.e!l. higho. lhtrr7 NI'N'F grortp. hrri there 1%-cis rio sigt7~fis<r1?1lr. drffircr7c.e hcrnlccn fhcnm. This rcvidl w8.v.stti~[?or./c~d hj. hrcri~i,firftl? ucids and un7ino r~citfs (!fspi groztj?. whic.11 contuin tiiot.c 1)JfA irrd.d A ~htm NP WF ~t.o1rp, nnii cdso conlain higher 1r.gtrr.tic ac.i~l trncl gfzi~rrrrzic trc.i~/ than cc~.rc~in ~tnd N P WF groarp. PENDAWULUAN Keeerdasall sehagai salall satu faktor yang menenttlkan kualitas sumberdaya rnanusia sangat dipngan~hi oleh status gizi i~ldividu itt~ sendiri pada periode kehamilan hil~gga usia 3 tahun. Selan~a proses tulllbuh kc~nbang otak, kebutuhan zat-zat gizi esensial hngi iuhuh ihu harnil dan rneny~asui serta bayi harus terpenuhi, agar otak berkelnbang seeara sempurna baik dalarn jumfah maupun kelelagkapan sel-sel otaknya. Zat gizi makromolekul yang sangat berperan dalam proses tumbuh kernbang otak adalah lemak dan protein. ifiasil penelitian terdahulu telah menunjukkan bahwa asarn le~~iak dokosaheksaenoat (Dl IA) dan asam arakidonar (AA) adaiah asam lemak yang berperan penting dala~n perkembangan otak (Simopuulos, 1989). Kedua asan1 lemak tersebut terlibat dalam sistern kerja saraf pusat. Konsumsi asani linolenat (n-3) dalam mahanan, oleh tubuh dapat di~netabolislne tnegjadi EI'A dan DIiA melalui proses elongasi (perpa~~jangan rantai) dan desaturasi (pembentukan ikatan rangkap). Sedangkan konsumsi asaln linoleat (0-6) dimetaboiisme meqjadi AA meialui proses yang satna (Sinclair, 1903). Peranan protein " Staf Pengajar dan Peneliti di Jurusari Teknologi Pangan dan Gizi, FATETA-IPB, Bogor

antara laill terlibat dalani pembentukan neurotransmitter (terutama terhe~rttlk dari asarli amino triptofan dan tirosin) serta sintesa mielin. Beberapa asarn a~lii~ro berti~r~gsi larigsung srhagai neurotraua~~itter seperti asam aspartat, asain glutamat dan glisin. BAWAN DAN METODE Baban dan AIat Tikus yang digunakan adalah jenis Wistar Rultcs norvegiczr,~ usia 2 huh. Ransum yaog diberikan sesilai yang direkotnendasikan oleh AOAC (1984) rneliputi sr~itiher protein. skrlnber minyak. pati. seltdosa. multivitamin, nlulti 111 ineral da~r air. M irvak kedelni dengall ~nerk Happy Salad Oil digunakan sebagai somber minyak. Untkrk sunther protein digunakan isolat protein kedelai (IPM) dari Linited Ckeniical. Jakarta, tepung terigu hcr-proteirt ~i~iggi (TTBT) da~i kasein sehagai kontrol dari PT Nestle Indonesia. Alat-alat yang digunakan adalah ph-meter, sentrifuse, oven. Inilur. mibrok~jeldnh1. soshlet. rotary evaporator. mikroskop, WPLC, gas kromatogral?, buret, petlpcrir~g cirrlrn. peralarar~ hedah. dan nlat ar~alisis lainnya. Metode Pada penelitia~~ pendahuluau dilakukara pembuatan TTBI', analisis proksimat terlradap s~liliber protein, petllbuatan ransttm tikus dengan inemodifikasi kacfar lemak dari 8%) ~nctljadi 14.1 % dari rota! berat rarrsurn, penentiban jenis protein railskin\ yang palitlg tidal\ disr~hai ulell tlkus percobaan, pemberian makanan pada induk tiktts se-jak masa kor~sepsi Ringga masa t~~enyusui secara crcl" lihillii~?. Itlduk tikus dikelompokkan nrel?jadi 3 kelornpok (kaseirl.?'i 131' dan IPK). Skema pembuatan TTBT dilakukan dengan memodifikasi ~netode tlanren et aj ( 198 l ) d jjelaskan dalarn Garilbar l. Pada penelitian utanta dilakukan pemberian ransum terhadap anak tikus yang telah disapili (usia 2 1-23 hari) dengarl jenis ransum yang ses~lai derlgan kelompok perlakuar~ induknya secara pcrir.fcd coirfroi (Astawan et al., 19961, penguknran kemampuatl belajar amk tikus pada usia 23, 46 da1-r 69 hari, penimbangan berat badail setiap 7 hari sekali. analisis asam amino dan asam lernak otak serta l~istologi jaringan otak. Ekstraksi le~~iak dari jaringan otak diiakukan herdasarkan wetode Folsch et al. (1957), analisis asam lemak otak dilakukan dengan tiletode kro~natografi gas (GG), sedangkan analisis asam amino otnh menggurtakan inetode kromatografi cair kilietja tinggi (HPLG).

Dedujv Mtrchludi, el al. Susper~si tepung terigu 10% ( lo0 g dilarutka~~ dafaln 1000 ml air) 4 Gelatlg~isasi pada suhu 95 C seiarna 4 mea~ir & Suspensi didinginkan llirlgga siihu 37 C 1 Penamballan lart~tan huff'er asetat ph 5.5 sebesar 4 ml dao petlambahan enzim a-lnilase sehesar 0.25 mi (untuk setiap 1000 mi suspensi) 1 Hidrolisa oleh er~zim a-milase (suhrs dipertal~ar~kan 50 C i 2 C (setama 80 menit).1 Sentrifi~gasi pada kecepatar~ 3000 rprn selaarla 15 sttenit.1 Superlaatan dipisallkari dan endapar~ dikeringkan dengati pcngering drum 4, Hasil pengeringan dihaltrskan dengar1 blender Gamhar 1. Skelllia pe~~~betatall tepung terigu berprotein tinpgi (Mctt>de li4anst.n ct a!.. IC)R I yaq dil~~odifikasi dari tepung beras herprotein tiilgpi) Analisis Praksiinrat Sampel Protein NASlL DAN PEMBAHASAN Analisis proksilnai yat~g dilakukala hert~cuan tintuk pcnentrrit~t konlposisi ransitm yang akan dibrikan kepada tikus percobaan. Hasil arlalisis tersehut disatikan pada I'abel 1, sedangkan komposisi rallsulaa rrntuk tiap kelompok rikus disajikan pada 'l'ahel 2. 'I'abel 1. Masir a~~alisis proksimat terhadap san~pel pmtein dalavn peneiitiaij IPK : lsolat Protein Kcdclai

Tabel 2. Komposisi ransum untuk tiap kelompok tikus Analisis Kom~osisi Asarn Lemak Ssam~el Wasil arlalisis terhadap sampel minyak kedelai yaog digtioakall dalam penelitian ditu~!jukkan daiam Tabel 3. Hasil tersebut menu~~jukkan bahwa 13% dari iota1 asam lenlak dalam minqah hedelai tersebut adaiah asarn lemak jenttlt (AI,.I) datl 87% merupaka~t asaw lemak tak jenuh (ALI'J). Dari keseluruliari ALTJ tersebut yang rnerrlpakan Al 1.1 janiak mcncapai 65.6'6 darl sisanqa adalah ALTJ titaggal. Kandungan asam tinoleat dttla~n 111inqak kedelai ini n~encapai 55% dari total asam lemak. sedangkan kandungon axam cx-lirioleilnt sehesar 10.5% dari total asam lemak. Tabel 3. ttasil analisis kor~iposisi asam lemak minyak kedelai yang digunakatl dalaln penelitian Analisis Kam~osisi Asam Amino Ssmpel Protein Hasii analisis komposisi asam amino terhadap tiga jenis protein (kasein, 'l'l'rt dan IPK) yang digunakan ditul!iukkan dalarn Tabel 4. Hasil tersebut menut~ukkan bahwa unruk 100 gram protein ( 16 g N) jumlah tertinggi ilrituk sebagian besar asaln amino yarlg teranalisa ditur~jukkan ole11 tepung Lasein. Asam-asam atnino tersebt~t adalall treonin, gliqin, valin, metionin, tirosin, lisin dan arginin. Hal ini sesuai dengan literatur yang menii~?jukka~i bahwa untuk senlua jenis asam amino tersebut lebih tinggi jumlahnya dalam kasein dibanclingkan dalari~ jenis protein lainnya (Craig et al., 1978).

Hasil perhitutlgan skor killlia untrtk ketiga jenis protein sanipel disajikall pada Tabel 5. Tabel tersebut menunjukkan bahwa jenis protein yang met~ut~jukkan kk~alitas terbaik adalah tepung kasein dengan skor kimia sebesar 93 dan leusin sebagai asam alnino pembatas. TfBT Tabel 4. Komposisi asam alnino dari ketiga jenis protein sampel dan IPK memifiki kt~alitas protein yang rendah, karena kedtla jenis protein tersebut banyak met~gandt~r~g asam amirlo non esensiai. Skor kimia untuk 'TTBT dan 1PK nlasing-masing sebesar 41 darl20 dengar1 asam amitlo pembatas masing-masing adalah lisin dan valin. Tabel 5. Skor asanl amino satnpel protein dengan referensi FA0 (1973) Penentuan Jenis Protein vane Tidak Disukai Percobaari dilakukan selama 15 hari dengall menggunakal-i induk tikus. Kelonipok dengan jenis protein yaug paling tidak disukai digunakan sebagai dasar perhitungan jumlah 149 Surnber t'rotein dun Kemmilpuun Bclqjc~r

makanar~ yang harus diberika?~ pada kefotnpok lain selama pcrcohaan. Penelitian Pel~tfahuluan menursjukkan bahwa TTBT adatah jenis protein yang paling tidak disukai. Penparub Konsumsi Ransum terhadar, Perkembanpan Rerat Badan Penelitian utama dilaktikan terhadap anak tikus hingga usia 69 llari..lnmlal~ lliakalla~t yang diberikarn pada tiga kelompok anak tikus dihitung dengan metode pctw fid c.onrvol herdasar pada kelornpok TTBT. Sehingga jumlah ransum jang dikonsumsi oleh ketiga kelonnpok akanl sama. Ilasil penimhangan berat badan disajikan pada grafik pet-kernhangall berat badan seperti tertera dalain Ganlbar 2. Dari Gambar 2 dapat dilihat bahwa bila dibandingkan dengan kontrol, kelo~npok TTBT rnenur~-iiihhan perkembag~gan herat hadan yang paling rendah, ~neskipt~n jutn2lah konsurnsi ri~akanan salna antar helo~npt~h. Pada petlin~~bai~gall berat badan anak tikus di usia 21 hari. kelorllpok T1'B'I' juga menul~iukkan berat badan yarig paling rendah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa selama masa kehamilan dan menyusui kelompok TTB7' tidak r~lemperoleh st~plai asan) aminlo yaug c~kup dibandingkan dengan kontrol dan kelompoh IPK. sehingga herat hadan yang dieapai oleh anak tikus setelah disapih lebih rendah dibandingkan dengan knntrol dan kelolnpok IPK. Lalnptey dan Walker (1 976) serta Suprijana ( 1992) dalanl penelitiannya melaporkan1 hallwa tidak ada pengaruh yang konsisten dari jenis minyak dalam ranstlm lerhadap berat badan tikus. Dengan demikian hasil perkembangan berat badari yang berbeda pada tiga keloilipok anak tikirs tersebut dapat dihubungkan dengan kiralitas dari jenis protein ylmg dikonsumsi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yarlg dilaporkan oleh Yokogoshi et a!. (1992) yang menul~jukkan bahwa berat badan lang dicapai oleh tikus dengarr konst~tnsi kaseirl lebih tin~ggi dari tikr~s dengan kon~sumsi terigu. Penparub Konsumsi Protein dalm Minvak Kedelai terhadar, Komnosisi Asam Eernak Otak Hasil analisa komposisi asam lei-nak otak dari tiga kelompok anak tikits tlisajikan pada Tabel 6. Kelompok TTBT men~ui~jukkan jurnlah Slang terendah dari sebagiali besar asam lemak, kecuali asam ie~nak 18:2n-6. Pada kelompok TTBT, jumlali A1,T.l jamak lehih banyak didotnit~asi oleh asam temak ni-6. Hal ini dapat dilihat dari rasio 11-6111-3 yang dihasilkani dan presentasi asam lemak linoleat dari keloinpok TTBT yang palilig tinggi diantara kelompok

Dcddy Muchtudi, c/ ul. -.------. - TTBT * IP -. Gambar 2. Grafrk gerkmbmsan berat badao dari tiga kelompk tikus %lama I'abel 6. Komposisi asam lemah otak dari tiga kelompok tikus Jenis Assrn L,emak 16:O 18:O 18:l 18:211-6 20:4n-6 22:6n-3,Jurnlah asarn lernak otak kelampok tikaas (mg asarn lernamioo g otak) Kasein TTRT IPK 3 14.8 264.5-3 86.1 283.8 270.5 328.8 242.8 209,2 288,3 24.4 52.4 47.4 158.6 122,8 183.; 2 16,8 184,7 256.6 'fabel 7. I'ersentasi asanl lirloleat, DHA dan AA terhactap total asanl lemak otak tikus, percoba;tn,leeis Asaln Lernak Perselmtasi asann len~ak dari kelanlpok tikirs Kasein TTRT IPK 18:2n-6 2.0 4,7 3,2 AA 13,O 12,O 14,O IIEIA 17,5 16,7 17.2 Kasio 11-6 / 0-3 0.8 I.O 0,9

Si~n~opoulos (1989) menyatakan bahwa asarn lemak yarlp herperail pe~ttitlp dalaitl perkernbangan otak adalah asam arakidonat (20:4n-6) dar? DilA (22:bn-3). llasil analisa penelitian irli menuri+iukkan bahiva konsentrasi ALTJ ja~nak dalanl ntak terhesar hcdua sctclah DHA adalall AA. Konsentrasi DMA dan AA dalaln otak ariak tik~is palir~g rendah ditirnjiikkan oleh kelon;pok TTBT. sedallgkan konsentrasi paling tinggi dito~\iukh;ln oleh kelolnpok k;iseia. Hasil ir~i sarigat berhubungan deugan kemampuan belajar dari tiga keloinpok tikus fer\ehut (seperli yang dijelaskatl pada sub bab Hasil Pengukuran Kemainpuan 13elajar). Anderson dan Connor ( 1988) menyatakan bahwa tinpkar her?lampiian helaiar liewan percohaan herhubungan dengan rasio 11-610-3 dalam otah. Senlakin tiliggi kaildtrngari asam 1emak n-3 dalarn otak, niaka akan semakitl nleningkatkan kentn~npuan hela-jar ilewarn percohaan. Pada pcnelitian ini rasio n-6111-3 paling baik ditii~!jukl\a~n ole11 kelonlpok k;)sein, diikr~ti oleh kelompok IPK darl TTBT. Hasil tersebut berhaitan dengan kemampua~~ belajar dari hetiga heltlmpok tikus. Pen~srruh Monsumsi Protein terhadap Konmeosisi Asam Amino Otak Hasil aoalisa koin~posisi asam arnino otak dari tiga kelompok tikus percohaan disqjikan pada Tabel 8. Tahcl tersebut menui?jukkan bahwa liampir 90% dari asam amino yatlg terkaindung dalanl otak, jtrnllah terendah ditiiinjukkan oleh kelon~pok 'I"I'B'1'. Spence datl Mas011 ( 1985) menyatakan bahwa asam amino yailg berfungsi sehagai ~ieurotransmitter otak adalah tirosin, glisin. asarll aspal-tat dan asam glutamat. Tirosin dan glisirl otak paling tinggi ditu~!jukkan oleh kelompok tikus kasein. sedangkan aspartat dan glutamat otak tertiilggi ditul?iukkan oleh kelompok tikus IPK. Hal ini sangat berhubungan dengan kemampuan helajar dari tiga kelot~~pok tik~ls tcrseb~rt (seperti yailg dijelaskall pada srib hab ttasil Ikegukuran Kemampuan Refajar). Nasil Pengukuran Berat dan Volume Otak Hasil pengukuran berat dan volume otak dari ketiga kelo~npok tikus percobaan disa-iikan pada dalain Tabel 9. Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa kelompok TTBT menun-jukkan berat dan voliune otak terkecil diantara dim kelompok lainnya, sedangkan herat dan volume terbesar dittrl?i ttkkan oleh kelom pok kasein.

Jenis Asarn Amino Asarll Aspartat Tseonin Serin Asam Glutamat Glisin Alanin Valiii Metionin Isoletrsing Leusin Tirosin i.'cnilalanin \.isin [listidin Tabel 8. Komposisi asarn amino otak dari tipa kelonapok tikw Sumlab ssarn amino otak kelornpok aikus (g asarn amino1100 g otak) Kasein I TTBT 1 IPK Pengukraran Il'nhel9. Rata-rata berat dan volume otak dari tiga kelolnpok tiktls I I Kasef n Berat Otak (g) Vol. Otak (mm') Kelon~pok tikus I I I 1.19" 1220" TTRT 0.98' 980" IPK 1. I 0" 1050" a dali h : hunrf yang sama menandakan hasil u.ji statistik yarig tidak berbeda nyata pada taraf 0,05 Berat dan volume otah yang scmakin besar n~enuti.jukkan jumlah sel-sel dalarn otak senlakin banyak pula. Jumlalt sel otak tersebut termasuk di dalarnrlya adalah sel neuron dan scl-sel glia (sel pentu~jang). Maricb (1988) menyatakan bahwa sel-sel glia tidak bertanggung.jawah langsung telhadap fi~ngsi kecerdasan. Sehitlgga dalam lial ini, se~nakin besar berat dan volunle otak tidah dapat dihubungkan langsung dengan semakin ~neningkatnya kema~npitan belni;ir tikus pcrcoboaii, sehah mungkin saja hesarnya volume dan berat otak tersebut disebabkan olch bnr~ynk~lya junllah sel-sel glia dibandingkan sel neuron.

Wasil Penplrkuran Kemampuan Belaiar Masil rata-rata i?ji kemampuan belajar dari tiga hclo~npoh anah tihus p;ttl:l i~sirt 23. 46 dal~ 6Whari disa-jikan pnda 'Tabel 10. Pada metode ini. scmahin ccpat \snhfu Jang ditcn.tptlh oleh tikus dari posisi awal hingga posisi akhir. mcnur?julhau kcnnnnlpuan hela.inr yang semakin haik. IJ-ji statistik pada pengukuran hari ke-23, met?ui~jukka~~ hahna kelolnpok IPK memiliki wakttl iemptlh yang paling cepat. Namun pada pengukuran hnri he-46. kelomlx)k kasein ~nenui~jukkan perkembangan pesat dengan wakttl tempiih paling ccpat diantara ketiga kelolnpok anak tikus. I>emikian pula halnya pada penguhuran liari Le-69. Perkembangan kemnmpuan belajar \-ang cepnt pada helnn~poh kazew dapat dihuhut~gkan detlgan hasil analisa Aolnposisi asam amino otah (I'abel 8) I iasrl arnalisa tersebtrt menuti-iukkan hahwa dalam otak kelompok kasein men_gandung tirosin deltgan -jurn.tlah!;trig jauh lehih tinggi chi dua kelompok tikus lainnla. certa glisin clcirgnn j~rn1lal.t!any ctrhup tinggi. Kedtra asam anlillo tersebut berperarl periting dalam pernbc~ltuhit~l i~curotrnnsmittcr otak..l';iht.l 10. I-litsil rata-rata uii kemampuan belajar dari tiga kelompok tihus I Waktu (detik dari keliomnok tikus) 1 kemampuan belajar pada liari tersebut tidak berbeda nyata (taraf'0.05) p dan q : huruf yang sarna pada koloun yang sama menandakan hasil uji stat~stik terhadap pengukuran kel~lampuan belajar dalarn satu kelompok perlakuan tidak berbeda nqata (taraf 0.05) Spaglee dan Mason (1985) i~~el~jelaskan bahwa asam amino tirosin lnerupakan prekttsor petnhentukan DOPA, Dopamin, epinefrin da norepinefrin yang semuanya berfittlgsi sebagai neurotransm itler. Reeds dan Mutcl~ens ( 1994) nlengatakan baliwa beherapa asarm allii8oo berperarl penting dalaln ~i~etabolis~ne fisiologis, yait~i sebagai prekursor yang tnenghasilkarl produk akhir yang berhubungan dengan fi~ngsi otak. Diantaranya adalah asam glutalnat dan glisin yang tl~ertipakali prekusor glutamat otak dan glisi~i otak yallig berfilngsi sebagai neurotransmitter otak. Kelompok IPK memiliki kentan~puan belajar yang relatif lebih baik dari kelompok TTBT serta sedikit di bawall kelompok kasein. Hal ini dapat dihubungka~i dengal? jumlah ass111 glutamat dan asall) aspalfat dalam otak yang tinggi. Spe~lce dan Mason (1985)

mengatakan bahwa asaln amino lain yang telah diketahui berperan penting sebagai neurotransmitter otak adalah asam aspartat. La~~lptey dan Walker ( 1976) serta Bourre et a[. ( 1989) melaporkart hahwa deiisielisi asalrl lenlak 11-3 rnerlyebabka~~ menurunnya kemampuan belajar pada hewan percobaan. Selnin ittt dilaporkan jttga bahwa ke~nampuan belajar pada hewan percobaar~ tergantung pada rasio ALTJ jan~ak jellis n-6 terlladap 11-3 dalam otak (S~rprijana, 1992 dan Anderson et a!., 1988). Bila ltasil trji kernainprlarli belajar pada penelitian ini dihubungkan del~gan kofnposisi asam lernak otak (Tabel 9 dan 10). maka dapat dilihat bal~wa kemampuan bela-jar yang baik pada kelonipok kasein dapat dil~rthutlgka~l dcngan persentasi kandungan asam lemak Dl!A terhadap total asam lenxak otak yaug lebih tinggi dihandingkan kelomwk I[%'. ddan 1 fb'i. Bile hasil e!i keunampuan belajar iili dihubungkan deilgan besan~ja rasio Al,.1'.1 jamak ienis n-din-3. 131aka \Ir\ttan llnsil uji kernampuan bela-iar yang hail sectmi dengan i~rutaii hesarllya rasio a-6/n-3 yaitrl kelompok kasein. IPK dall -l'f'r7'. Sewskit) t.eiidali rasio n-6,'n-j dalaiil otak menurljukkan junllall asatn lernak jer~is 13-3 riak kin tinggi ciihandinghan dengat] jilmllah asam lernak jenis n-6. Wktologi Ja~neam Otak Tahap ini dilakukat~ hert~iuan untuk menghituiig jumlah sel lletlroii dalain otak besar da81 otak keeil dari masing-masing kelornpok pertakuan. Nasil perhitungail tersebut disajikan dalam Tabei I I. Msil perhilungan scl tersebur dinyatakan sebagai persen neuron per bidang pandang. sehab jumlah sel rleilron berhubungan erat dellgar1 kera~ampiiatl hefajar. Somakin banyak sel tleumn dala~n otak, rliaka aka0 semakin haik tiugkat kemampuan belqjarnya, sehab dengan deillikia~~ anakin bailyak memori yang tersirnpan, selair~ itu impuls-in~pttls saraf dapat disampaikarli dalat~~ waktu yang relatif lehil~ cepat. 'Tahel I I. Jumlah scl neuron dalarn otak besar dan otak kecil dari tiga kelompok tikus Marieh (1988) meny;ltahan ballwa jaringan saraf tersusuti dari drra tipe sel yaitil sel neuron datl neuroglia (se! penu~ljang). Secara timum, i~euroglia bcrtiir~gsi untuk menu~ijang darl melindungi sel neuron. Marieb (1988) me~ljelaskan lebih larljut bahwa sel glia terdiri dari 1 55 Sumher Protein da17 Kc~mutnpuut7 Belajar.

tiga lnacam sel yaitu oligodendrolia, ~nikroglia dan astrosit. Oligodenrlrolia ii~erupakan deposit le~r~ak yang berfiingsi menyeliputi serabut-serabut neuron. Mikroglia berperan scbagai fagosit yang memakan kembali sisa-sisa sel otak yang telah mati atau bakteri-baktel-i. Asfrosit berfungsi sebagai,ft.rrirr- cr1l.s yang rnerniliki kaki-kaki untuk niernbentuk barrier antara lperbroi? dasl kapiler darah. Barrier tersebut merupakari ternpat pertukaran darah yarlg akan inasilk ke neuron atau sebaliknya. Sisten~ tersebut men~ungkinkar~ untuk melindungi neuron dari sumber- sumber bahaya (misalnja penyakit) yang terkandung dala~n darah. Kesemua sel glia tersebut ridak dapat menyampaikan impuls-impuls saraf seperti yang dilakukan oleln neuron (Marieb. 1988). Bailey (1989) mengatakan bahwa otak besar bertanggui.lg jawah langsung terhadap kecerdasan. sedangkan otak kecil bertanggung jawab terhadap fiingsi keseimbangau tuhuh. Hal illi sesuai dengan hasif perhitungan jumlah neuron dalarn otak kecil dari tiga keloinpok perlalitrail yang tidak r?ienu~?juhkan adanya pengaruh yang berbeda nyata..lumiah sel-sel glia dalarli otak kecil ang jauh lebih besar dari jilmlah sel neuron, juga ~nembrtktika~t hallwa otak kecil tidak bertatlggung jawab langsung terl~adap fungsi kecerdasan. I-listologi dari tiga kelompok perlakuan tidak rnen~riljukkan adanya keanehan dalam struktur otak besar mailpun otak kecil. Hal ini berarti bahwa tiga perlakuan tersebut tidak mernberikal~ pengaruh yang berbeda terhadap struktur sel otak besar dali otak kecil, dan Iianya herpengenik pada jumlaln sel neuroii dala~n otak besar. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Konsumsi kasein se.jak janin tikus dala~n kandungan hingga ~~sia 70 hari melnberikau. ketnampiian bela.jar, ka~adtungan DWA, tirosin dan glisin otak yang lebih baik dibandingkan konsumsi isolat protein kedelai dan tepung terigi~ berproteirl tinggi. Wasil analisa komposisi asarn len~ak otak menuqiukkan kandungan DHA daii AA olak kelompok kasein sebesar 17.5% dan 13.00% dari total asam lemak otak, kelompok IPK sebesar 17,2% dan 14,0% serta kelompok TTBT sebesar 16.7% dan 12,0%. I-lasil analisa komposisi asam amino otak kelompok kasein menug~jukkan kandunga~~ tirosin dari glisin yang lebih tinggi dari dua kelv~npok lainnya yaitu sebesar 3,49 g1100 g otak dan 0,81 g/100 g otak, sedangkan komposisi asam amino otak kelompok ipk rneli~iii~jiikkan kandungan asam glutainat (2.1 5 g1100 g otak) dan asam aspartat (0,76 g/100 g otak) paling tinggi dibalidi~igkan

Deddy h#tcchtadi, et d kelolnpok lainnya. Jumlah sebagian besar asam lemak dan asair1 amino otak kelompok TTRT paling rendah dibandingkan kelognpok IPK dan kasein. Wasil tersebut menu~gang hasil pengukuraii kemampuan belajar kelompok kasein yang paling baik, diikllti ole11 kelompok IPK dan TTBT. Uji statistik ~nenur?jukkan kemainpuan belaiar kelompok IPK sama dengan ketornpok kasein. Secara statistik. kemampuan belajar keloinpok TBBT lebih rendah dari kelompok kasein namun sama dengan kelorllpok IPK. Hasil kemampuan bela-jar tersebt~t juga ditunjang ole11 jurnlah sel neuron dalam otak besar dari kelornpok kasein, IPK dan T'I'BT secara berturut-turut adalal~ 28.63%. 23.48% dan 18,15% per hidallg pandang. Saran Perkembangan otak yang baik ditur!jang oleh masukan niltrisi (Icmak daii proteit~) ymg baik pula selama mass keharnilan hingga anak berusia tiga tat~un. Oteh kar-ena it~i diai?jurkan agar ~~~engkonsumsi protein hewani. sepei-ti sirstt. dalam.iurnlall jang ctrkup selama Inasa ke11;lnlilan llii~gga bayi her~isia 2 tahun. dan dila~?jutl\an llir~gga anal\ hert~sia 5-7 tahun. DAFTAR BUSTAKA Anderson, 6. D.. Ahokas. R. A., Lipshitz. J. dan Dilts. R. V., Jr. 1080. Effect of rnateral dietary restrictioli during pregnancy on maternal weight gain and fetal birth weight in the rat. J. Nutr. 1 10:883-890. Anderson. 6. J. dan Connor, W.E. 1988. Uptake of fatty acids by developir~g rat brain. Lipids. 23:286-290. AOAC. 1984. Of't?cial Metliode of Analysis. Associatiori of Official Analytical Chemist. Ptibl., Washington, DC. Astawan, M., Mita W. A., darl Kawata, T. 1996. Pengaruh defisiensi vitamiit R12 terhadap peinallfaatarl proteill di dalam tubuh tikus percobaan. Bul TIP VI1 (1):21-27. Bailey, i-1.r. 1989. Pcrnnan Otak. Tira Pustaka, Jakarta. Bourre, J. M., Francois, M., Youyou. A,, Dumont. 0.. Piciotti, M., Pascal, G, dan Durand, G. 1989. The effects of dietary a-iiiiolenic acid on the composition of ilerve me~nbranes. Enzymatic activity, amplitude of electrophisiological parameters, resistance to poisons arid performance of learning task in rats..l. Nutr. 119: 1880-1 892. Craig. T.W., tluslonn. R. I,., Jonas, J. J., Marth, E.H., Speckmaon, E. W., Steiner, T. F., dan Wcisbel-g, S. M. 1978. Protein from dairy product. Didalarn M Miiner., N. S. Scriinshaw, dan

D.I.C. Wat~g (ed). Protein Resources alld Technoiogy: Stalkis aud Research Needs. AVl Pobl. Co. Inc., Wesport Cot~necticut. Crawford. M. A. 1993. Tile role of essential fatty acid in neural development:!t~~plicat ion Lb perinatal nutrition. Am. J. Clin. Nt~tr. 57(s): 703S-710s. Folsch. 5.. Lees. M.. Sloane-Stanley, G.M. 1957. A simple methodc for the isolation and purification or total lipid from animal tissues. J. Biol. Chem. 226:497-509. Hansen, I,.P.. r. Iiosek, M. Caltan dan E. T. Jones. 1981. The developlnent of high protein rice llotir for early childhood feeding. Food Tech. Lamptey. M. S. dan Walker. B. L. 1976. Possible essential role of dietary linolenic acid in the development of the young rat. J. Nutr. 106:86-93. Marieb. E. N. R. N. 1988. Essential of Human Anatomy and Phisiology. l'he Berljaniin/Cummiugs Pub!. Co. Inc. Menlo Park, Califonlia. Reeds. P.J. dan Hutchen. T.W. 1994. Proteiti requirements: From nitrogen halance to ft~nctionaimpact. J. Nrrtr. 121: 1754s-1764s. Si~nopoulos. A. P. 1989. Strnlinaq of the NATO advanced research worksl~op on diel:iq r1)-3 and (0-6 t'rltty acids: bioiogical effects and nutritional essentiality. J. Ntitr. 1 19521-528. Sinclair. A. J. 1993. The Nutritional significance of ornega-3 polyitnsaturated t'atty acids for humans. ASEAN Food.l. Vol. 8 No. 1. Spence. A. P. dan Mason, E.B. 1985. Human Anatomy atld Physiology. The Beqjal~~in/Cun~mings Puhl. Co. tnc., Menlo Park, California. Suprijana. 0. 0. 1993. Effects of the Type of Fat in the Diet on!,earning Ahiiity and Brain Fatty Acid Composition in Rat. Dissertation. Universitas Indolzesia, Jakarta. Yokogoshi, H., Hayase, K. dari Yoshida, A. 1992. The qi~ality and quantity of dietary proleit1 effect on brain protein synthesis in rats. J. Nutr. 122:22 10-22 17.