ELECTRICAL TEST PADA TRANSFORMATOR TIGA FASA PT. BUKIT ASAM 630 KVA



dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENENTUAN VECTOR GROUP

PROSEDUR PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI TRAFO

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

Pengujian Transformator

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.

BAB II TRANSFORMATOR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Transformator merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III. Transformator

BAB II TRANSFORMATOR. maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih

STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH

BAB II TRANSFORMATOR. dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke

Kerja Praktek PT.Petrokimia Gresik 1

APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR 2012 APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. 4.1 Analisa Pengujian Rasio Kumparan / Belitan Trafo Dengan TTR

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1].

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TRANSFORMATOR. Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah

TRANSFORMATOR. Bagian-bagian Tranformator adalah : 1. Lilitan Primer 2. Inti besi berlaminasi 3. Lilitan Sekunder

BAB II TRANSFORMATOR

TRANSFORMATOR DAYA & PENGUJIANNYA

Jurnal Neutrino Vol. 2, No. 1 Oktober

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK IDENTIFIKASI BEBAN LEBIH DAN ESTIMASI RUGI-RUGI PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH

ENERGY IS OUR BUSINESS. Transformer Test. Himawan Samodra Pauwels Trafo Asia Temperature Rise TRANSFORMING YOUR NEEDS INTO SOLUTIONS

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi

AKIBAT KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TERHADAP ARUS NETRAL DAN LOSSES PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA PEMILIHAN TRAFO DISTRIBUSI BERDASARKAN BIAYA RUGI-RUGI DAYA DENGAN METODE NILAI TAHUNAN

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI. Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

BAB I DASAR TEORI I. TRANSFORMATOR

PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

OPTIMALISASI KUALITAS TEGANGAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK PELANGGAN PLN BERDASAR PADA WINDING RATIO

PENGUJIAN TAPPING TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20

BAB II TRANSFORMATOR. II.1 UMUM Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan

BAB II GENERATOR SINKRON

ANALISA BERBAGAI HUBUNGAN BELITAN TRANSFORMATOR 3 PHASA DALAM KEADAAN BEBAN LEBIH (APLIKASI PADA LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK FT.

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

ANALISIS KINERJA TRANSFORMATOR BANK PADA JARINGAN DISTRIBUSI GUNA MENGURANGI SUSUT TEKNIS ENERGI LISTRIK

PEMELIHARAAN GENERATOR PADA PLTA JELOK UBP MRICA

Transformator (trafo)

JOB SHEET MESIN LISTRIK 2. Percobaan Paralel Trafo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTU TAMBAK LOROK UNIT III

LAPORAN PRAKTIKUM TRANSFORMATOR TRANSFORMATOR PENURUN TEGANGAN CUT CORE, TOROIDAL, SHELL DAN AUTO TRANSFORMATOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONDISI TRANSIENT 61

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni 2014

BAB III DEFINISI DAN PRINSIP KERJA TRAFO ARUS (CT)

Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu

I. Tujuan. 1. Agar mahasiswa mengetahui karakteristik transformator 2. Agar mahasiswa dapat membandingkan rangkaian transformator berbeban R, L, dan C

TRANSFORMATOR. 1. Pengertian Transformator

PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR KERING BHT02 RSG GA SIWABESSY TERHADAP ARUS NETRAL DAN RUGI-RUGI

Teknik Tenaga Listrik (FTG2J2)

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa

REKONDISI TRANSFORMATOR UNTUK MENGATASI MENURUNNYA KEMAMPUAN ISOLASI PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 kv

PEMELIHARAAN RELE PENGAMAN PADA TRANSFORMATOR. Yudi Yantoro, Sabari

SYNCHRONOUS GENERATOR. Teknik Elektro Universitas Indonesia Depok 2010

PEMELIHARAAN TRAFO ARUS (CT) PADA PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UNIT PELAYANAN TRANSMISI SEMARANG

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa

PENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA

Makalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS UTAMA PADA GAS TURBIN GENERATOR PLTGU

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT)

BAB II LANDASAN TEORI

Makalah Seminar Kerja Praktek OFFLINE PREVENTIVE MAINTENANCE TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK 1

ANALISA PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI TRAFO DAYA 10MVA 70/20KV PADA GARDU INDUK TALANG RATU PT.PLN (PERSERO) PALEMBANG

BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG)

Mesin Arus Bolak Balik

ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA

BAB III LANDASAN TEORI

TRAFO. Induksi Timbal Balik

BAB III METODE EVALUASI PENGUJIAN BELITAN TRAFO DISTRIBUSI

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA

Pengenalan Sistem Catu Daya (Teknik Tenaga Listrik)

Makalah Mata Kuliah Penggunaan Mesin Listrik

PEMELIHARAAN PENTANAHAN PADA PENTANAHAN ABSTRAK

Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar

Standar Pengujian Peralatan Transformator

BAB IV OPTIMALISASI BEBAN PADA GARDU TRAFO DISTRIBUSI

STUDI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SHUNT DENGAN METODE WARD LEONARD (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)


STUDI PENGUJIAN VEKTOR GROUP TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA PHASA

ABSTRAK. Kata Kunci: generator dc, arus medan dan tegangan terminal. 1. Pendahuluan

BAB IV PEMBAHASAN KONSTRUKSI CORE PADA TRANSFORMATOR. DISTRIBUSI 20/0,4 kv, 315 kva. (Aplikasi Di PT Trafoindo Prima Perkasa)

BAB III PENGAMBILAN DATA

ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA


MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

Transkripsi:

ELECTRICAL TEST PADA TRANSFORMATOR TIGA FASA PT. BUKIT ASAM 630 KVA Arif Muslih Jainudin. 1 Dr. Ir. Hermawan DEA. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto Tembalang Semarang Indonesia Email : arifmuslihj@gmail.com Abstrak Dalam sistem tenaga listrik dibutuhkan beberapa komponen penting. Salah satu komponen penting tersebut adalah transformator. Transformator dapat mengalami gangguan seperti halnya komponen sistem tenaga listrik lainnya. Gangguan tersebut bisa mengganggu kinerja dari transformator tersebut. Harga dari transformator sendiri sangat mahal sehingga penggantian unit yang baru dirasa kurang ekonomis bagi suatu perusahaan. Oleh karena itu diperlukan perawatan dan perbaikan yang mengacu pada kondisi transformator itu sendiri. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai Electrical Test pada proses perbaikan transformator tiga fasa V/6000 V 630 kva milik PT. Bukit Asam khususnya dalam hal Electrical Test After Repairing. Kata kunci: Transformator Transformer Repair Electrical Test I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan energi yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Kebutuhan energi listrik terus meningkat dari waktu ke waktu. Terdapat beberapa komponen yang dibutuhkan dalam sistem ketenagalistrikan. Salah satu dari komponen penting dalam sistem tersebut adalah transformator. Dalam penggunaannya transformator dapat mengalami suatu gangguan. Gangguan tersebut bisa mengganggu kinerja dari transformator tersebut. Harga dari transformator sendiri sangat mahal sehingga apabila terjadi suatu gangguan penggantian dengan transformator baru adalah hal yang dinilai kurang efektif dalam suatu instansi/perusahaan. Oleh karena itu diperlukan suatu perawatan dan pengecekan agar transformator selalu bekerja sesuai dengan standar pemakaian dari transformator itu sendiri. Untuk mengatasi gangguan-gangguan masalah mesin listrik ini banyak perusahaan yang bekerja di bidang jasa dalam bidang perawatan dan perbaikan mesin listrik. Salah satu dari perusahaan tersebut adalah PT. MESINDO TEKNINESIA di Cilincing- Jakarta Utara. Perusahaan ini bergerak dalam bidang repairing / rewinding electric motor AC-DC transformator serta generator. Maka sehubungan dengan hal tersebut penulis mengambil studi kasus untuk kerja praktek ini mengenai pengujian elektris transformator tiga fasa milik PT. Bukit Asam. transformator tiga fasa. 2. Mengetahui standar pengujian yang digunakan dalam pengujian transformator tiga fasa. 3. Dapat menentukan uji kelayakan transformator tiga fasa dari electrical test after repair. 1.3 Pembatasan Masalah Dalam Laporan Kerja Praktek ini di PT. MESINDO TEKNINESIA penulis membatasi masalah pada hal-hal berikut: 1. Uji kelayakan (Quality Assurance) pada transformator tiga fasa PT. Bukit Asam 630 kva. 2. Pengujian elektris meliputi: Insulation Resistance Test DC Resistance Test Ratio Test Vector Group Test Short Circuit Test dan Energize. 3. Proses perbaikan transformator tiga fasa PT. Bukit Asam secara umum. II. DASAR TEORI 2.1 Transformator 1.2 Tujuan Adapun tujuan Kerja Praktek yang dilaksanakan di PT. MESINDO TEKNINESIA adalah: 1. Mengetahui jenis electrical test pada 1 Gambar 2.1 Prinsip kerja transformator Transformator terdiri atas dua buah kumparan (primer dan sekunder) yang bersifat induktif. Kedua

kumparan ini terpisah secara elektrik namun berhubungan secara magnetis melalui jalur yang memiliki reluktansi (reluctance) rendah. Apabila kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak- balik maka fluks bolak-balik akan muncul di dalam inti yang dilaminasi karena kumparan tersebut membentuk jaringan tertutup maka mengalirlah arus primer. Akibat adanya fluks di kumparan primer maka di kumparan primer terjadi induksi sendiri ( self induction ) dan terjadi pula induksi di kumparan sekunder karena pengaruh induksi dari kumparan primer atau disebut sebagai induksi bersama (mutual induction) yang menyebabkan timbulnya fluks magnet di kumparan sekunder maka mengalirlah arus sekunder jika pada rangkaian sekunder diberikan beban sehingga energi listrik dapat ditransfer keseluruhan (secara magnetisasi). ( ) Dimana : e gaya gerak listrik ( ggl ) [ volt ] N jumlah lilitan perubahan fluks magnet Lilitan Primer (N1) dan Lilitan Sekunder (N2) maka berdasarkan hukum Faraday pada masingmasing lilitan tersebut akan membangkitkan ggl induksi E1 dan E2. Besarnya ggl induksi E1 dan E2 adalah : E1 4.44 f N1 φm E2 4.44 f N2 φm Perbandingan antara E1 dan E2 disebut perbandingan transformator yang besarnya adalah sebagai berikut : a E1/E2 N1/N2 Hanya tegangan listrik arus bolak-balik yang dapat ditransformasikan oleh transformator sedangkan dalam bidang elektronika transformator digunakan sebagai gandengan impedansi antara sumber dan beban untuk menghambat arus searah sambil tetap mengalirkan arus bolak-balik antara rangkaian. Tujuan utama menggunakan inti pada transformator adalah untuk mengurangi reluktansi (tahanan magnetis) dari rangkaian magnetis ( common magnetic circuit ). 2.2 Standar Pengukuran Pada Transformator Sebelum trafo dikeluarkan dari pabriknya atau digunakan sesuai fungsinya maka perlu dilakukan uji kelayakan (Quality Assurance : QA) dari trafo tersebut. Berikut ini merupakan klasifikasi standar pengujian yang diperlukan sebagai dasar acuan yang meliputi : 1. Insulation Resistance / Meg-Ohm Test Pengukuran tahanan isolasi belitan trafo ialah 2 proses pengukuran dengan suatu alat ukur Insulation Tester (Mega Ohm Meter) untuk memperoleh hasil (nilai/besaran) tahanan isolasi belitan / kumparan trafo tenaga antara bagian yang diberi tegangan (fasa) terhadap badan (case) maupun antar belitan primer sekunder dan tertier (bila ada). Pada dasarnya pengukuran tahanan isolasi belitan trafo adalah untuk mengetahui besar (nilai) kebocoran arus (leakage current) yang terjadi pada isolasi belitan atau kumparan primer sekunder atau tertier. Kebocoran arus yang menembus isolasi peralatan listrik memang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu salah satu cara meyakinkan bahwa trafo cukup aman untuk diberi tegangan adalah dengan mengukur tahanan isolasinya. Kebocoran arus yang memenuhi ketentuan yang ditetapkan akan memberikan jaminan bagi trafo itu sendiri sehingga terhindar dari kegagalan isolasi. Pengukuran Insulation Resistance berdasarkan standar EASA AR200 mengenai tegangan test berdasarkan tabel berikut ini : Tabel 2.1 Tegangan Test Untuk Tiap Tiap Tegangan Kerja Winding Voltage Class Insulation Test Voltage(V) (kv) 12 1000 25-50 2500 87-150 5000 Ref: EASA AR2000 Nilai minimum Insulation Resistance (IR) dalam satu menit untuk transformator didapatkan dari hubungan berikut: Rmin C x E/(kVA) 1/2 Dimana : R nilai minimum Insulation Resistance (dalam MegaOhm) C 1.5 untuk trafo saat 20 o C E rating tegangan dalam volt (phase to phase untuk trafo yang terhubung delta dan phase to neutral untuk trafo yang terhubung bintang) kva rated capacity (Ref: IEEE C57.125) 2. Winding Resistance Test Belitan pada trafo merupakan konduktor yang dibentuk mengeliling/melingkari inti besi sehingga pada saat diberikan tegangan AC maka belitan tersebut akan memiliki nilai induktansi (X L) dan nilai resistif (R) dari belitan dan pengukuran ini hanya bisa dilakukan dengan memberikan arus DC pada belitan. Oleh karena itu pengujian ini sering disebut pengujian hambatan DC / DC Resistance Test. Pengujian hambatan DC dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari koneksi-koneksi yang ada di belitan dan memperkirakan apa bila ada kemungkinan hubung singkat atau resistansi yang tinggi pada koneksi belitan. Pada trafo 3 fasa proses pengukuran dilakukan pada masing-masing belitan pada titik fasa ke netral dan pada hubungan antar fasa.

Besar nilai resistansi masing-masing fasa pada transformator harus seimbang (balance) satu sama lain dengan toleransi ±5%. 3. Vector Group Pemeriksaan vector group bertujuan untuk mengetahui apakah polaritas terminal-terminal trafo positif atau negatif. Standar dari notasi yang dipakai adalah Additive dan Subractive. Gulungan dapat dihubungkan sebagai delta bintang atau saling berhubungan- Bintang (zigzag). Winding polaritas juga penting karena membalikkan koneksi di satu set gulungan mempengaruhi fase-pergeseran antara primer dan sekunder. Untuk menentukan polaritas transformator dapat dilihat dari hasil pengujian dimana hasil yang diperoleh hanya ada kemungkinan sesuai dengan jenis polaritas transformator. Vektor tegangan primer dan sekunder suatu transformator dapat dibuat searah atau berlawanan dengan mengubah cara melilit kumparan. Untuk transformator tiga phasa arah tegangan akan menimbulkan perbedaan phasa arah dan besar perbedaan phasa tersebut akan mengakibatkan adanya berbagai macam kelompok hubungan pada transformator itu. 4. Transformator Turn Ratio Test (TTR) Transformer Turn Ratio (TTR) Test atau pengukuran perbandingan belitan transformator adalah pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui perbandingan jumlah kumparan sisi tegangan tinggi dan sisi tegangan rendah pada setiap tapping sehingga tegangan output yang dihasilkan oleh transformator sesuai dengan yang dikehendaki. Tujuan dari pengujian ratio belitan pada dasarnya untuk mendiagnosa adanya masalah dalam antar belitan dan seksi sistem isolasi pada trafo. Pengujian ini akan mendeteksi adanya hubung singkat atau ketidaknormalan pada tap changer. Tingginya nilai resistansi akibat lepasnya koneksi atau konduktor yang terhubung ground dapat dideteksi. Pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan Transformer Turn Ratio Test (TTR). 5. Short Circuit dan Impedance Test Pengujian hubung singkat (short circuit) dilakukan pada trafo untuk dapat mengetahui kemampuan trafo terhadap tekanan elektrik dan mekanik yang disebabkan oleh hubung singkat pada bagian beban. Hubung singkat yang dimaksud dapat meliputi hubung singkat fasa-fasa tiga fasa dan double fasa ke tanah. Kejadian hubung singkat dapat membentuk arus simetri dan arus asimetri pada trafo. Prosentase impedansi dari sebuah trafo ialah voltage drop pada keadaan full load yang disebabkan resistansi kumparan dan reaktansi bocor yang digambarkan sebagai presentase dari tegangan rating selain itu juga menggambarkan presentase tegangan nomial terminal untu melayani arus full load selama kondisi short circuit. Impedansi diukur dengan uji short circuit. Ketika salah satu kumparan dihubungfungsikan tegangan pada kumparan yang satunya cukup untuk mensirkulasi arus full load. Deviasi antar impedansi pengukuran impedansi yang tertera pada nameplate tidak boleh lebih dai 10%. 6. Energize Test Energize Test dilakukan pada trafo untuk mengetahui kemampuan trafo ketika disupply tegangan. Tegangan yang digunakan sesuai dengan nilai tegangan yang tertera pada nameplate. Dengan menggunakan peralatan tambahan seperti potential transformer tegangan yang ditransformasikan oleh transformator yang diuji dapat diukur. Deviasi nilai tegangan yang terukur tidak lebih dari 10% dari nilai tegangan yang tertera pada nameplate. III. ELECTRICAL TEST AFTER REPAIR PADA TRANSFORMATOR TIGA FASA 630 KVA 3.1 Proses Perbaikan Transformator Kerusakan yang terjadi pada transformator biasanya disebabkan oleh adanya belitan yang putus akibat tekanan mekanis atau terbakarnya transformator karena adanya hubung singkat yang terjadi pada belitan transformator akibat panas yang berlebih. Tetapi ada juga kerusakan pada transformator disebabkan transformator tidak digunakan dalam waktu yang cukup lama. Transformator dapat diperbaiki dengan cara menggulung kembali belitannya. Electrical test adalah tahap terakhir dalam proses perbaikan transformator. Secara umum proses perbaikan transformator 3 fasa secara umum adalah: 1. Incoming Inspection (Pengecekan Awal) 2. Pembongkaran(Dismantling) 3. Electrical test before repair 4. Pendataan bagian transformator yang akan diperbaiki 5. Install new winding process 6. Electrical test after repair 7. Finishing(cleaning painting and packaging) 3.1.1 Pengecekan Awal Pada tahap ini transformator akan didata sesuai nameplate yang tertera pada body transformator lalu dicatat kelengkapan dan keadaan transformator. Berikut adalah nameplate dari transformator milik PT. Bukit Asam. Tabel 3.1 Data transformator milik PT. Bukit Asam Merk Transformer Data Trafo-Union TUNORMA Rat Current Primary 606 A 3

Type TS 5841 B Rat Current 693 A Secondary No. K19766 Model PT Year 1983 Impedance 43% Rat.capacity 630 kva Frequency 50 Hz [1] 6.300 V Vector Group Dyn 5 [2] 6.150 V kv class 10 S/0.6 Rat Volt [3] 6.000 V Type of cool ONAN Primary [4] 5.850 V Total wt 2.04 T [5] 5.700 V Wt of liquid 0.39 T Rat Volt V Ambient 45ᵒ C Secondary temperature Model PT 3.2 Electrical Test After Repair Setelah transformator selesai diperbaiki dan disususn kembali maka diperlukan uji kelayakan. Berikut adalah electrical test yang dilakukan setelah transformer selesai diperbaiki: 3.2.1 Insulation Resistance (IR) Test Pengukuran tahanan isolasi pada transformator dilakukan untuk mengetahui kualitas isolasi pada transformator tersebut. Pengukuran dilakukan dengan cara mengukur nilai tahanan isolasi pada sisi HV- Ground LV-Ground dan sisi HV-LV. Dari data diatas dapat diketahui bahwa transformator tersebut memiliki daya 630 kva. Trafo tersebut memiliki tegangan 6 kv pada sisi primer dan V pada sisi sekunder. Transformator tersebut mengalirkan arus pada sisi primer sebesar 606 A dan 693 A pada sisi sekunder. 3.1.2 Pembongkaran( Dismantling) Setelah dilakukan pendataan transformator tersebut dibongkar untuk mengetahui kondisi visual. Langkah pertama adalah mengeluarkan belitan transformator dari body-nya kemudian lembaran kern(inti besi) dibuka satu persatu. Pada tahap pembongkaran ini diketahui bahwa kondisi belitan sudah lepas dari bagian inti besi. Gambar 3.3 Diagram pengujian Insulation Resistance(IR) Hasil pengukuran Insulation Resistance (IR) ditunjukkan pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Hasil pengukuran insulation resistance Insulation Resistance(IR) Test Test Voltage (V) Test Point Result Standard IR Remark 5000 HV- Ground 690 RCE/(kVA) Good Gambar 3.1 Pembongkaran transformator 3.1.3 Install New Winding Pada tahap ini dilakukan pemasangan kembali belitan transformator yang sudah di rewinding ke dalam inti besi. Selanjutnya dilakukan pemasangan kembali bagian-bagian transformator seperti tap changer bushing dan pengisian minyak trafo. Gambar 3.2 Pemasangan belitan transformator 4 1000 LV- Ground Pengambilan data : 11 Februari 2016 pukul 09.00 WIB Measuring instrument : KYORITSU Insulation Tester 3166 dan KYORITSU HV Insulation Tester 3122A Ambient Temperature : 32 ᵒC Standard nilai minimum untuk pengukuran insulation resistance adalah: a. Insulation Resistance test HV to Ground ( ) 5737 IR pengukuran 690 400 RCE/(kVA) Good 5000 HV-LV 1900 RCE/(kVA) Good

b. Insulation Resistance test LV to Ground ( ) 2898 IR pengukuran 400 c. Insulation Resistance test HV to LV ( ) [ ] 5737 IR pengukuran 1900 Dari hasil perhitungan nilai minimum Insulation Resistance ( IR ) masing-masing phase dapat diketahui bahwa hasil pengukuran nilai tahanan isolasi transformator setelah dilakukan perbaikan sudah berada di atas nilai Insulation Resistance ( IR ) minimum yang distandarkan oleh IEEE yaitu MΩ. Hal ini berarti kondisi isolasi lilitan transformator dapat dikatakan baik ( good). Jika nilai tahanan isolasi transformator masih dibawah nilai IR minimum dapat menyebabkan timbulnya arus bocor dari transformator terhadap ground sehingga dapat membahayakan keselamatan mahkluk hidup yang ada disekitarnya dan dapat menyebabkan timbulnya arus hubung singkat pada belitan transformator. 3.2.2 Transformer Turn Ratio Test Pengukuran ratio belitan dilakukan untuk memastikan agar nilai tegangan output yang dihasilkan oleh transformator sudah sesuai dengan nameplate. W 20809 011% U 20309 009% 2 V 10309 20289 008% W 10289 009% U 19808 007% 3 V 19808 19794 007% W 19810 008% U 19308 005% 4 V 19309 19299 005% W 19299 005% U 18808 002% 5 V 18809 18804 002% W 18804 002% Pengambilan data : 2 Januari 2016 Measuring Instrument Model 8500 Ambient Temperature : Digital Transformer Ratiometer : 31 o C Parameter pengukuran toleransi ratio test transformator secara matematis dituliskan sebagai berikut: ( ) ( ) ( ) Dengan perhitungan nilai ratio nameplate (expected turn ratio) seperti dirumuskan sebagai berikut: Ratio: -Tap 1 Voltage HV tap 1 6300 V Ratio nameplate 6300 3 20784 Phase U deviation 011% Phase V deviation 011% Phase W deviation 011% Gambar 3.4 Diagram Pengukuran Transformer Ratio Hasil pengukuran ratio ditunjukkan pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Hasil pengujian ratio tegangan -Tap 2 Voltage HV tap 2 6150 V Ratio nameplate Tap 1 Test Ratio Hasil Deviation Point Nameplate U 20808 011% 20784 V 20808 011% Standard IEEE ±05% 5 6150 3

20289 Phase U deviation 009% Phase V deviation 008% Phase W deviation 009% -Tap 3 Voltage HV tap 3 6000 V Ratio nameplate 6000 3 19794 Phase U deviation 007% Phase V deviation 007% Phase W deviation 008% 005% -Tap 5 Voltage HV tap 5 5700 V Ratio nameplate 5700 3 18805 Phase U deviation 002% Phase V deviation 002% Phase W deviation 002% Dari hasil pengukuran ratio pada Tabel 3.3 dapat disimpulkan bahwa nilai ratio pada transformator tersebut dapat dikatakan baik karena tidak melebihi standard yang disebutkan pada IEEE bahwa deviasi maksimum dalam pengukuran ratio hanya sebesar ±05%. Pergeseran nilai ratio yang terukur dengan nilai ratio yang tertera pada nameplate dapat disebabkan oleh perbedaaan panjang kawat yang digunakan untuk winding trafo walaupun nilainya sangat kecil akan tetap terbaca oleh ratiometer karena alat tersebut memiliki ketelitian yang tinggi. -Tap 4 Voltage HV tap 4 5850 V Ratio nameplate 5850 3 19299 Phase U deviation 005% Phase V deviation 005% Phase W deviation 6 3.2.3 Resistance DC Test Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui kondisi isolasi atau nilai resistif (R) antara belitan dengan ground atau antar belitan. Sehingga dapat memperkirakan apabila ada kemungkinan hubung singkat atau resistansi yang tinggi pada koneksi belitan. Tahanan isolasi yang diukur sendiri adalah fungsi dari arus bocor yang menembus melewati isolasi atau melalui jalur bocor pada permukaan eksternal. Alat yang digunakan adalah transformer resistance meter. Gambar 3.5 Diagram Pengukuran Transformator Resistance

Hasil pengukuran transformer resistance ditunjukkan pada Tabel 3.4 dan Tabel 3.5 Tabel 3.4 Pengukuran resistance DC pada sisi primer Primary side Tap U1-V1 V1-W1 W1-U1 1 7431 mω 7367 mω 7459 mω Dari hasil pengukuran diatas dapat disimpulkan bahwa vector group hubungan transformator sesuai dengan yang tertera pada nameplate yaitu terhubung Dyn5 yang berarti sisi HV memiliki hubung delta dan sisi LV memiliki hubung bintang(wye). Vector group sangat berpengaruh saat trafo akan dipararelkan dengan trafo yang lain. 2 7045 mω 7047 mω 7043 mω 3 6873 mω 6872 mω 6872 mω 4 6731 mω 6724 mω 6724 mω 5 6847 mω 6750 mω 6750 mω Tabel 3.5 Pengukuran resistance DC pada sisi sekunder Secondary Side(mΩ) 3.2.5 Short Circuit Test (Impedance Test) Pengujian hubung singkat transformator dilakukan untuk mengukur besarnya impedance pada transformator yang kemudian dibandingkan dengan nilai yang tertera pada nameplate. U2-V2 V2-W2 W2-U2 N-U2 N-V2 N-W2 4712 4741 4712 2451 2451 2516 Pengambilan data : 12 Februari 2016 Pukul 09.30 Measuring Instrument : LTCA-10 Transformer Resistancemeter Ambient Temperature : 32ᵒC Current Injection : 5 Ampere 3.2.4 Vector Group Test Pengujian vector group dilakukan untuk mengetahui kebenaran vector group yang tercantum pada nameplate transformator dengan tujuan agar transformator tersebut dapat dipararel dengan transformator lain yang memiliki vector group yang sama. Gambar 3.7 Diagram Short Circuit Test Hasil pengujian short circuit ditunjukkan pada Tabel 3.7. Tabel 3.7 Hasil pengujian short circuit Test Point Input Current (A) Input Voltage (V) U1 457 200 V1 473 200 W1 463 200 Rata-rata 4643 200 Pengambilan data : 13 Februari 2016 Pukul 10.00 WIB Measuring instrument : Tang Ampere Multimeter Ambient temperature : 31ᵒC Gambar 3.6 Diagram pengujian vector group Hasil pengukuran tegangan dalam pengujian vector group ditunjukkan pada Tabel 3.6 Tabel 3.6 Hasil pengujian vector group Dari data hasil pengujian tersebut dapat dihitung besar impedansi transformator seperti dalam perhitungan berikut ini: Diagram Connection Test Point Voltage Measurement (V) U1-V1 409 V1-W1 412 V1-V2 441 V1-W2 440 W1-V2 414 W1-W2 445 U2-V2 2125 V2-W2 2138 W2-U2 2134. (6000) 2 /630.000 5714 Ω 3 7

200 3 4643 249 Ω 249 5714 4352% Pengambilan Data : 17 Februari 2016 Pukul 09.40 Measuring Instrument : Multimeter Tang Ampere Tegangan output yang dihasilkan potensial transformer diukur dengan menggunakan multimeter. Potential Transformer memiliki ratio sebesar 71875. Berdasarkan nameplate tegangan pada sisi HV trafo adalah 6000. Maka dengan membagi tegangan HV dengan ratio potential transformer didapatkan tegangan output. Tegangan output hasil perhitungan Dari hasil perhitungan didapatkan nilai impedance trafo sebesar 4352% jika dibandingkan dengan nilai impedance trafo yang tertera pada nameplate terjadi deviasi sebesar: ( ) ( ) ( ) (4352) (43) (43) 1209% Dari hasil perhitungan diatas didapatkan deviasi nilai impedance sebesar 1209%. Maka dapat disimpulkan bahwa nilai impedance transformator dalam kondisi baik. Nilai deviasi standar yang digunakan yaitu sebesar ±10% mengacu pada EASA AR200. 3.2.6 Energize Test Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah tegangan output dari trafo sudah sesuai dengan niai tegangan yang tertera pada nameplate. Pengujian dilakukan dengan menghubungkan sisi LV trafo dengan tegangan sesuai nameplate sisi HV dihubungkan dengan potensial transformer untuk keperluan pengukuran. Gambar 3.8 Diagram Energize Test Pada energize test sisi LV disuplai dengan tegangan V sisi HV trafo yang diuji dihubungkan dengan potensial transformator untuk mengetahui tegangan pada sisi HV trafo. Hasil energize test ditunjukkan pada Tabel 4.8 Tabel 3.8 Hasil Energize Test Test Point Input Voltage (V) Input Current (A) Output Voltage (V) U 52 836 V 45 839 W 45 832 8 6000 71875 8348 V Berdasarkan hasil tegangan output hasil perhitungan dengan tegangan output hasil pengukuran dengan multimeter terdapat deviasi sebesar 01 %. Nilai deviasi yang diijinkan sesuai standar SR EN 60076-1 adalah sebesar 10%. IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan 1. Hasil energize test sudah sesuai dengan nilai tegangan yang tertera pada nameplate transformator PT. Bukit Asam 630 kva. 2. Pengujian insulation resistance ratio test dan resistance test pada transformator tiga fasa milik PT. Bukit Asam 630 kva sudah sesuai dengan nilai standar EASA AR 200. 3. Hasil pengujian vector group dan short circuit sudah sesuai dengan nameplate yang tertera pada transformator. 4. Transformator tiga fasa 630 kva milik PT. Bukit Asam sudah memenuhi standar pengujian berdasarkan EASA AR200 dan IEEE C57.12.90-2010. 4.2 Saran 1. Data pengujian after repair untuk trafo sebaiknya diarsipkan dengan baik sehingga mempermudah dalam penyusunan laporan. 2. Selama pengujian sebaiknya digunakan peralatan alat pelindung diri untuk keselamatan penguji. DAFTAR PUSTAKA [1] PT. MESINDO TEKNINESIA. Sejarah dan Profil Perusahan PT. MESINDO TEKNINESIA Cilincing-Jakarta 2016. [2] Zuhal 1988. Dasar Tenaga Listrik ITB Bandung. [3] NadeshdaA New Hope Transformator. Diperoleh 19 Maret 2016 dari http://nhunhea.blogspot.co.id/2013/05/transformatortrafo_3505.html [4] Sumanto 1991 Teori Transformator ANDI Offset Yogyakarta. [5] Wildi Theodore.2005.Electrical Machines Drives and Power Systems

[6] Kadir Abdul1981. Transformator PT. Pradnya Paramita Jakarta. [7] EASA STANDARD AR200-0602 [8] Standart IEEE C57.12.90-2010 [9] SR EN 60076-1 BIODATA PENULIS Arif Muslih Jainudin (21060113130165) Lahir pada tanggal 16 Januari 1995. Telah menempuh pendidikan di TK Al- Islam 14 Mipitan kemudian SD Negeri Ngemplak 1 Surakarta SMP Negeri 7 Surakarta SMA Negeri 1 Surakarta dan saat ini menjadi mahasiswa di Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro. Semarang Mei 2016 Mengetahui Dosen Pembimbing Dr. Ir. Hermawan DEA. NIP. 196002231986021001 9