PEMANFAATAN LIMBAH PLASTIK SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN PELAPIS (UPHOLSTERY) PADA PRODUK INTERIOR



dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN LIMBAH PLASTIK SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN PELAPIS (UPHOLSTERY) PADA PRODUK INTERIOR

BOTOL PLASTIK. Gisca Agustia Citara Gusti Riri Arnold Constantine

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah

BAB I PENDAHULUAN. industri, konsumsi akan barang-barang berbahan plastik semakin meningkat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemui diantaranya adalah sampah plastik, baik itu jenis

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar

BANTAL UNIK DARI SAMPAH PLASTIK

Botol Plastik. Sustainable Design Monica Tjenardi Putri Anastasia Sonia Olivia Sylvia Bellani

PENCEMARAN TANAH LELY RIAWATI, ST., MT.

PENGELOLAAN SAMPAH PLASTIK DI LINGKUNGAN SEKOLAH ADIWIYATA. E mail :

I. PENDAHULUAN. 2. Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. poly chloro dibenzzodioxins dan lain lainnya (Ermawati, 2011).

DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak pengertian sampah yang beredar di masyarakat. Menurut Kamus Istilah

I. PENDAHULUAN. Saat ini, plastik banyak digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman.

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

Ilmu Bahan. Bahan Polimer

Pertanyaan yang sering ditanyakan. Bagaimana cara menyusui yang yang baik dan benar agar produksi ASI bisa lancar dan banyak?

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau

PEMILIHAN KEMASAN DAN PERALATAN MAKAN BERBAHAN PLASTIK YANG AMAN BAGI KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Di negeri kita yang tercinta ini, sampah menjadi masalah yang serius.

BAB I PENDAHULUAN. Populasi dunia meningkat dan dengan perkiraan terbaru akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. daya alam, dan sebagainya sedang merebak di seluruh dunia. Menurut Green

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. plastik, maka akan berkurang pula volume sampah yang ada di Tempat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA)

KuliaH KiNGKuNGN bisnis Kerajinan barang bekas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

bahkan lebih bagus lagi jika kita dapat mendaur ulang plastik menjadi sesuatu yang lebih berguna (recycle). Bayangkan saja jika kita berbelanja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI

Segitiga pada Plastik. 5 April 2013 Linda Windia Sundarti

BAB I PENDAHULUAN. I-l. Bab I. Pendahuluan. I.1. Latar Belakang. Nama plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis, rrrekanis dan

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini sampah merupakan masalah serius di negeri ini. Terutama

BAB II LANDASAN TEORI. oleh aktivitas organisme pembusuk. Organisme pembusuk itu salah satunya

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. berubah; dan harganya yang sangat murah (InSWA). Keunggulan yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013


TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. plastik relatif murah, praktis dan fleksibel. Plastik memiliki daya kelebihan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Jenis-jenis polimer. Berdasarkan jenis monomernya Polimer yang tersusun dari satu jenis monomer.

BAB II. DAUR ULANG SAMPAH BOTOL PLASTIK

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH

Pengemasa Makanan. Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc

STUDI MORPHOLOGY CAMPURAN PLASTIK PET DENGAN BAN BEKAS (RR), PLASTIK PET DENGAN KOMPON (NR) DAN BAN BEKAS (RR) DENGAN KOMPON (NR) DENGAN METODE HPHTS

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Ketersediaan Minyak Bumi Di Indonesia. Cadangan (proven+posibble) Produksi per tahun Ketersediaan (tanpa eksplorasi)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PET Polyethylene Terephthalate

massa mirip batuan. Terkadang, satu atau lebih bahan tambah ditambahkan untuk

PENELITIAN AWAL PENGGUNAAN POLYETHYLENE STRAP SEBAGAI BAHAN PEMBUAT GABION

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengolahan Sampah. Tim Abdimas Sehati Universitas Gunadarma, Bekasi, 7 Desember Disampaikan oleh: Dr. Ridwan, MT- UG

INTRODUCTION TO POLYMER. Oleh : LILIK MIFTAHUL KHOIROH, M.Si

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

SABUT KELAPA SEBAGAI ALTERNATIF MATERIAL BANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perancangan

INTO HANDYCRAFTS. Chairani, 2Sulyono

Pengelolaan Limbah Plastik Sebagai Upaya Pengurangan Pencemaran Lingkungan Melalui Transformasi Yang Memiliki Nilai Tambah Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. makanan dari kerusakan. Kemasan makanan di masa modern sudah

Sampah manusia: hasil-hasil dari pencernaan manusia, seperti feses dan urin.

PEMBUATAN BATU BATA DENGAN MENGGUNAKAN BERBAGAI MACAM SAMPAH. Oleh: Taufik Dwi Laksono

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. lama. Dengan banyaknya gedung gedung yang dibangun maka sangat

TEKNIK PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN KEMASAN KERTAS DAN PLASTIK

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PROSES PEMBUATAN CAPS SUNSILK 60 ml MENGGUNAKAN INJECTION MOLDING PADA PT. DYNAPLAST.TBK : DWI CAHYO PRABOWO NPM :

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

GREEN INCINERATOR Pemusnah Sampah Kota, Industri, Medikal dsbnya Cepat, Murah, Mudah, Bersahabat, Bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. terbuat dari logam, proses pembentukannya yang relatif lebih sulit, dapat

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.1

Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular

Studi Pemanfaatan Sampah Plastik Menjadi Produk dan Jasa Kreatif

Sebuah tempat yang fleksibel, seperti kertas, plastik, atau kulit, yang digunakan untuk membawa atau menyimpan barang-barang.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan responden pemukiman elite

USAHA PEMANFAATAN BARANG BEKAS PLASTIK

I. PENDAHULUAN. air, gas, aroma, dan zat-zat lain dari bahan ke lingkungan atau sebaliknya

PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN PRODUK INDUSTRI RUMAH TANGGA PANGAN (IRTP)

BAB I PENDAHULUAN. ini masih tetap menjadi PR besar bagi bangsa Indonesia adalah faktor

Transkripsi:

PEMANFAATAN LIMBAH PLASTIK SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN PELAPIS (UPHOLSTERY) PADA PRODUK INTERIOR Yunida Sofiana Jurusan Desain Interior, Fakultas Komunikasi dan Multimedia, Universitas Bina Nusantara Jln. K.H. Syahdan No.9 Palmerah, Jakarta Barat 11480 ysofiana@binus.edu ABSTRACT Environmental pollution caused by waste, especially plastics is unavoidable nowadays. Recycling is one of the creative methods that can be done to reduce the amount of plastic waste on the rise. Waste plastics can be recycled into a substitute raw material for woven natural materials (pandanus), which is already decreasing and hard to find and can also be used as an alternative coating material or upholstery on interior products. Processing of plastic waste until it is in the ready-to-use stage is easier to do than natural materials since it does not have to go through many stages such as drying and coloring. In addition, plastic waste has a modern color and texture, therefore creativity and foresight in making use of its advantages is needed by designing products that fits. Benefits of using plastic material compared to natural materials are strength, smoother texture, glossy and more resistant to water. Keywords: plastic waste, recycling, design strategies, raw materials ABSTRAK Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh sampah terutama plastik adalah hal yang tidak bisa dihindari lagi saat ini. Metode daur ulang adalah salah satu metode kreatif yang bisa dilakukan untuk mengurangi limbah plastik yang terus bertambah. Limbah plastik tersebut dapat didaur ulang menjadi menjadi bahan baku anyaman pengganti material alam (pandan) yang sudah mulai berkurang dan susah dicari saat ini dan juga dapat dijadikan alternatif bahan pelapis atau upholstery pada produk interior. Proses pengolahan limbah plastik hingga siap pakai juga lebih mudah dilakukan dibandingkan bahan baku alam karena tidak melalui banyak tahapan seperti proses pengeringan dan pewarnaan, selain itu limbah plastik memiliki warna dan tekstur yang berkesan modern sehingga dibutuhkan kreatifitas dan kejelian dalam memanfaatkan kelebihannya dengan mendesain produk yang sesuai. Kelebihan material plastik dibandingkan material alam antara lain kuat, tekstur licin, mengkilat dan lebih tahan air Kata kunci: limbah plastik, daur ulang, strategi desain, bahan baku 96 INASEA, Vol. 11 No.2, Oktober 2010: 96-102

PENDAHULUAN Plastik secara bertahap sudah mulai menggantikan bahan material lain seperti kayu, besi, kertas, kain, kulit dll. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jenis barang yang diproduksi menggunakan plastik sebagai bahan dasarnya, dari mainan anak-anak, perabotan rumah tangga, elektronik, kemasan produk dan masih banyak lagi. Tidak ada jenis barang yang luput dari pemakaiannya, termasuk produk interior seperti kursi,meja dan assesories rumah. Salah satu penyebabnya karena plastik memiliki banyak kelebihan dibandingkan material lain yaitu kuat, tekstur mengkilat, licin, anti air,anti karat, tahan terhadap bahan kimia, lentur dan fleksible, dan juga biaya produksi yang relatif murah. Sayangnya, plastik bukanlah material yang sempurna, plastik juga memiliki kelemahan yang cukup fatal dilihat dari sisi lingkungan yaitu hampir separuh jenis plastik yang dihasilkan oleh industri tidak dapat terurai dengan mudahnya di alam. Dan ada beberapa jenis plastik yang tidak bisa di lebur atau dihancurkan. Sehingga plastik yang tidak dapat dilebur tersebut akan dibuang dan menumpuk menjadi gunungan sampah yang akan terus bertambah seiring bertambahnya pemakaian. Lambat laun sampah plastik yang tidak dapat di lebur atau dihancurkan tersebut akan menjadi limbah yang apabila dibiarkan akan menjadi polusi bagi lingkungan. Dari data KLH 2007 (Green Press Network, 2007) menunjukkan, volume timbunan sampah di 194 kabupaten dan kota di Indonesia mencapai 666 juta liter atau setara 42 juta kilogram, dimana komposisi sampah plastik mencapai 14 persen atau enam juta ton. Dari data ini bisa dilihat bahwa, apabila limbah sampah ini tidak dapat dikurangi maka akan berdampak negatif bagi lingkungan dan juga alam. Dengan kesadaran tersebut, dilakukan beberapa cara untuk mengurangi limbah plastik yang makin banyak jumlahnya, diantaranya dengan melakukan metode 3R yaitu Reuse, Reduce dan Recycle. Metode ini sudah banyak dilakukan oleh beberapa industri, lembaga swadaya dan individu yang peduli lingkungan untuk membantu mengurangi dampak limbah plastik bagi lingkungan. Dari ketiga metode tersebut, metode yang dinilai cukup efektif dalam mengurangi dampak limbah plastik adalah metode recycle (daur ulang). Metode Daur ulang merupakan proses menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah. Dengan melakukan proses daur ulang ini, diharapkan limbah plastik dapat dimanfaatkan menjadi bahan yang dapat digunakan kembali dan dapat membantu mengurangi limbah yang ada. Dan dalam batas tertentu, dengan melakukan metode daur ulang dapat menghemat sumber daya alam dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku tertentu. METODE Metode penelitian yang digunakan adalah melakukan pengamatan ( observation research) dan studi pustaka. Pengamatan yang dilakukan terkait dengan potensi limbah plastik dan karakteristik dari jenis plastik yang ada. Dilanjutkan dengan pengamatan bagaimana limbah plastik di proses dan produk apa saja yang dapat dihasilkan dari limbah tersebut. Metode penelitian dilanjutkan dengan studi pustaka yang berkaitan dengan plastik dan permasalahannya dari buku, artikel koran dan internet. Sumber informasi diseleksi dan di analisa untuk mendapatkan simpulan. Data dari hasil pengamatan dan studi pustaka diolah secara kualitatif. Pemanfaatan Limbah Plastik (Yunida Sofiana) 97

HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Plastik Menurut Halliwell dan Lambert (2004) plastik digolongkan menjadi 2 jenis yaitu: thermoplastic dan thermosetting. Ketiga jenis ini memiliki struktur dan karakteristik yang berbeda - beda. Thermoplastic merupakan jenis plastik yang umumnya digunakan untuk material packaging dengan type LDPE, PP dan ACETATE. Karakteristik dari thermoplastic dapat dibentuk kembali dengan mudah dan diproses menjadi bentuk lain, ringan, hemat energi serta murah. Sedangkan jenis thermoset bila telah mengeras tidak dapat dilunakkan kembali. Plastik yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bentuk thermoplastic. Plastik merupakan bahan elastomer yang secara komersial digunakan oleh masyarakat dan industri untuk membuat barang-barang, bungkus atau packing dari suatu komoditas, dan lain-lain. Berbagai industri plastik berlomba-lomba memciptakan jenis plastik baru yang disesuaikan dengan kegunaannya. Seperti industri makanan dan minuman instan yang memproduksi dan menggunakan plastik berlapis alumunium foil atau plastik multilayer sebagai kemasan karena dianggap aman dan dapat menjaga produk tetap higienis. Plastik kemasan berlapis alumunium foil menggantikan penggunaan kaca, kaleng dan kertas sebagai material pengemas. Namun demikian plastik tetaplah bahan baku utama yang digunakan. Demikian luasnya penggunaan plastik membuatnya sangat sulit dibedakan antara jenis yang satu dengan yang lain. Masing-masing plastik memiliki karakter dan penggunaan yang berbeda-beda. Setiap plastik memiliki kode-kode yang akan membedakan kegunaannya. Kode kode tersebut memudahkan pengguna untuk melihat karekter plastik yang digunakan, sehingga untuk mendaur ulang nya pun dapat di lihat dari kode yang ada di setiap plastik. Untuk mengetahui jenis plastik yang digunakan sebagai material dasar sebuah produk, dapat dilihat dari kode yang tercetak pada plastik. Kode tersebut berupa angka dari 1-7. Penjelasannya adalah sebagai berikut : Plastik dengan kode 1 yaitu PET/PETE dikenal dengan nama Polyethylene telephtalate. Jenis plastik ini banyak digunakan untuk botol minuman seperti botol air mineral, botol jus. Botol dari jenis ini hanya direkomendasikan untuk satu kali pemakaian. Penggunaannya sebagai bahan dasar botol kemasan mencapai 30% pemakaian dunia. Selain itu juga digunakan sebagai serat sintetis atau polyester yang mencapai 60% pemakaian dunia. Karekteristik dari jenis plastik ini adalah berwarna jernih, transparan atau tembus pandang, liat, kuat dan tahan panas. Dimensinya stabil, tidak beracun dan dapat didaur ulang kembali menjadi pakaian, tas, furniture, karpet. Plastik dengan kode 2 HDPE atau Polyethylene densitas tinggi. Merupakan plastik serba guna yang dapat di daur ulang. Dapat di daur ulang menjadi botol, keramik, pipa dan outdoor furniture. Biasanya digunakan untuk botol susu warna putih, Tupperware, gallon air minum dan kursi lipat. Sifat bahannya lebih kuat, buram, tahan terhadap suhu tinggi dan mudah diproses dan dibentuk. Karena kekuatannya, plastik jenis ini aman digunakan. Plastik dengan kode 3 yaitu PVC atau Polyvinyl chloride. Merupakan jenis plastik yang paling sulit di daur ulang. Ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), botol detergen, dan bahan spanduk dari vinyl. Sifat dari plastik ini Serba guna, mudah di campur, kuat, tahan minyak, tahan kimia dan jernih. Plastik dengan kode 4 adalah LDPE atau Low density Polyethylene. Merupakan plastik yang terbuat dari minyak bumi, dengan type plastik coklat ( thermoplastic). Biasa digunakan utuk tempat makanan, plastik kemasan dan botol yang lembek. Sifat mekanis dari plastik ini adalah kuat, agak tembus pandang, fleksible, tahan panas, kimia dan permukaan agak berlemak. Jenis 98 INASEA, Vol. 11 No.2, Oktober 2010: 96-102

plastik ini dapat di daur ulang, baik untuk barang-barang yang memerlukan flexibelitas tetapi kuat dan memiliki resistensi yang baik terhadap reaksi kimia. Plastik jenis ini sulit di hancurkan, tetapi baik digunakan sebagai tempat makanan. Plastik dengan kode 5 adalah PP atau Polypropylene. Memiliki ciri-ciri transparan yang tidak jernih atau berawan, lebih kuat, ringan dengan daya tahan tembus uap yang rendah. Memiliki ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilat. Ditemukan dalam tutup botol, botol makanan, sedotan. Memiliki titik lebur yang tinggi dan dapat digunakan untuk tempat cairan panas. Polypropylene merupakan bahan plastik terbaik untuk tempat makanan, minuman dan sebagai tempat menyimpan makanan, botol minum dan botol bayi. Plastik dengan kode 6 adalah PS atau Polystyrene. Dikenal dengan nama komersil Styrofoam. Jenis Plastik ini di khawatirkan dapat melepaskan toksin ke dalam makanan. Memiliki sifat serba guna, jernih, mudah dibentuk menjadi foam (Styrofoam). Dapat di daur ulang dan digunakan untuk membuat insulasi. Plastik dengan kode 7 adalah Policarbonate. Merupakan jenis plastik selain plastik bersimbol 1-6. Jenis plastik ini banyak digunakan untuk DVD, kacamata hitam, anti peluru, gallon air 5 liter. Memiliki sifat beragam, tergantung kombinasi material penyusun. jenis plastik ini tidak mudah untuk di daur ulang, namun bisa dilakukan. Potensi Limbah plastik Melimpahnya limbah plastik merupakan potensi yang sangat besar apabila bisa dapat di daur ulang menjadi alternatif bahan baku pengganti bahan baku alam. Limbah plastik tersebut dapat dikreasikan menjadi bahan baku material atau pelapis (upholstery) tanpa harus melalui peleburan terlebih dahulu. Proses ini lebih mudah dan murah dibandingkan melebur plastik dengan tambahan additif. Proses daur ulang limbah plastik menjadi bahan baku pelapis (upholstery) dilakukan dengan mengolah limbah plastik dengan beberapa cara, yaitu dengan menggabungkan lembaranlembaran plastik menjadi bahan dasar, baik dengan menjahitnya atau menempelkannya pada material lain. Hasilnya akan berupa lembaran-lembaran atau panel, dan siap diaplikasikan ke produk yang telah didesain. Cara lain yang dapat dilakukan untuk proses daur ulang limbah plastik menjadi alternatif bahan baku anyaman adalah dengan memotong-motong lembaran plastik menjadi lembaran kecil panjang, dan menganyamnya, lalu mengaplikasikannya kepada produk yang telah didesain. Lembaran dan anyaman plastik dapat juga digunakan sebagai bahan baku pelapis atau upholstery untuk kursi, bantal kursi, kursi puff, tempat sampah, box, dll. Plastik hasil daur ulang memiliki beberapa kelebihan, antara lain : Pertama memiliki kekuatan, karena plastik ini baru dapat terurai sempurna dalam waktu 80 sampai 300 tahun sehingga kekuatan tidak diragukan lagi. kedua, plastik juga anti air, karena dirancang untuk melindungi produk yang ada di dalamnya dari udara dan air. Ketiga, Memiliki desain dan warna yang menarik. Kemasan plastik di desain untuk menarik perhatian konsumen dengan warna warna yang menarik. Keempat, Murah, kebanyakan plastik kemasan digunakan sebagai pembungkus atau kemasan sekali pakai, sehingga akan dibuang apabila tidak di gunakan lagi. Limbah plastik kemasan ini dapat diperoleh secara gratis apabila memiliki strategi dalam pengumpulannya. Yang terakhir adalah Lentur dan flexible. Plastik adalah material yang mudah dibentuk dan dilipat. Dengan sifatnya ini dapat dimanfaatkan karena memiliki sifat yang sama dengan kain dan kertas. Pemanfaatan Limbah Plastik (Yunida Sofiana) 99

Proses Pengolahan Limbah plastik Menurut Syafitrie (2001), limbah plastik dapat di daur ulang kembali menjadi barang plastik, tetapi hanya 80% jenis plastik yang dapat diproses dengan melakukan teknik pencampuran dengan bahan baku baru dan additive untuk meningkatkan kualitasnya. Tetapi untuk sisanya tetap sulit untuk di daur ulang, walaupun memungkinkan, tetapi membutuhkan biaya yang besar serta proses yang lebih panjang. Untuk melakukan proses daur ulang plastik, ada tahapan-tahapan yang harus dilakukan. Tahap pertama adalah melakukan pemisahan limbah plastik dari kotoran, zat kimia maupun limbah lainnya seperti limbah organik, lalu dikelompokkan dengan plastik yang sejenis. Pemisahan ini dapat dilakukan secara manual. Metode pemisahan secara manual ini merupakan metode sederhana yang cukup mudah dilakukan, dan murah biayanya. Hal ini sangat dimungkinkan karena pemisahan secara manual dapat dilakukan di Indonesia yang mempunyai tenaga kerja melimpah sehingga pemisahan tidak perlu dilakukan dengan peralatan canggih seperti yang dilakukan oleh negara maju, karena memerlukan biaya tinggi. Kondisi ini memungkinkan berkembangnya industri daur ulang plastik di Indonesia. Gambar 1. Pemisahan limbah plastik Tahap kedua adalah melakukan pencucian. Ditahap ini, limbah yang telah dipisahkan, di bersihkan dan di cuci untuk dihilangkan zat zat kimia dan kotoran yang melekat. Kemudian dikeringkan dengan dilap Gambar 2. Tahap terakhir dari proses pengolahan limbah ini adalah pemotongan plastik yang telah dibersihkan. Pada tahap ini, plastik sudah siap diolah dan masuk pada proses produksi. Sebelum plastik di potong potong, desain dari produk yang akan dibuat sudah disiapkan. Artinya, potongan plastik tersebut nantinya disesuaikan dengan desain yang akan dibuat. Potongan plastik memiliki panjang dan ketebalan yang bervariasi sesuai kebutuhan desain dan produk yang akan dibuat Gambar 3. Strategi Desain Produk Menurut Oborne (1982) untuk menghasilkan produk yang baik dan berkualitas, segi pemenuhan fungsi dan bentuk selalu terkait erat dengan pemilihan bahan serta proses pembuatannya. Pengetahuan mengenai karakteristik bahan dan proses pembuatannya sangat menentukan keberhasilan suatu produk. Sebelum memulai proses desain terhadap suatu produk perlu dilakukan strategi desain terkait dengan produk yang akan dibuat. Strategi yang perlu diperhatikan berkaitan dengan bahan 100 INASEA, Vol. 11 No.2, Oktober 2010: 96-102

yang digunakan, konstruksi dari produknya, proses pembuatannya, biaya produksi yang dikeluarkan dan kualitas produk yang akan dihasilkan. Gambar 2. Pembersihan limbah plastik Gambar 3. Pengolahan Limbah plastik Strategi desain yang dapat dilakukan designer dalam hal ini adalah dengan melakukan pola penelusuran mencari metode baru yang bisa mendapatkan solusi yang terbaik dari produk yang ada karena produk yang lama sudah tidak memadai lagi atau tidak sesuai dengan situasi masa kini. Cara yang dilakukan dengan mendesain produk baru yang lebih baik dari segi kegunaan, desain dan harga. Strategi desain lain yang dapat dilakukan adalah dengan mengaplikasikan material limbah plastik sebagai material upholstery atau pelapis untuk produk desain yang telah ada. Pengaplikasian ini akan membedakan 2 produk yang sama dengan menggunakan material yang berbeda. Sebagai contoh, kursi puff, ottoman dan bantal kursi yang biasanya dilapis dengan material kain (fabric) dan kulit (leather) dapat diganti dengan material limbah plastik (seperti contoh) Produk hasil Limbah Contoh-contoh produk hasil limbah yang dipasarkan oleh PT Dyrt Indonesia terdapat pada Gambar 4, 5, dan 6 berikut ini. Gambar 6. Kursi puff (Dyrt Indonesia) Pemanfaatan Limbah Plastik (Yunida Sofiana) 101

SIMPULAN Dapat disimpulkan bahwa limbah plastik masih memiliki potensi yang sangat besar. Banyak produk yang telah dimanfaatkan dari limbah plastik tersebut seperti tas tas dan perlatatan rumah tangga. Tapi belum banyak yang memanfaatkannya sebagai material atau bahan baku yang dapat digunakan didalam mendesain suatu produk, khususnya produk interior, sedangkan karakteristik dari material limbah plastik sangat sesuai digunakan pada produk interior yang membutuhkan kekuatan, fleksibilitas/kelenturan dan berkesan modern. Kendala yang dihadapi adalah belum banyaknya pengrajin yang mau memanfaatkan limbah plastik untuk produk interior. Hal ini dikarenakan belum adanya konsep produk yang jelas, sehingga pemanfaatan limbah plastik terkesan belum maksimal. Peran serta desainer dalam proses pemanfaatan limbah plastik ini sangat diharapkan untuk dapat meningkatkan kualitas barang yang dihasilkan oleh pengrajin dan jenis barang yang dihasilkan akan lebih beragam. Designer dapat memberikan masukan berupa ide dan saran dalam pengembangan produk, sehingga produk yang dihasilkan berkualitas. Diharapkan produk interior dimasa yang akan datang akan lebih ramah lingkungan dan dapat memanfaatkan bahan daur ulang dalam setiap desainnya. DAFTAR PUSTAKA Dyrt Indonesia, (ND), http://dyrtdesign.com Green Press Network (2007) KLH akan Hitung Cepat Data Sampah. 5 Mei 2009 Diunduh dari http://greenpressnetwork.blogspot.com/2009/05/klh-akan-hitung-cepat-data-sampah.html. Halliwelll, J., Lambert, B. (2004). Revise for Product Design: graphics with materials technology. UK: Heinemann Educational publishers. Oborne, D. J. (1982). Ergonomics at work. Toronto: John Wiley & Sons Ltd. Syahfitrie, C. (2001). Analisis Aspek Sosial Ekonomi Pemanfaatan Limbah Plastik [Thesis] Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (tidak dipublikasikan). 102 INASEA, Vol. 11 No.2, Oktober 2010: 96-102