PENGELOLAAN DANA DESA DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI DESA KARYAMUKTI KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO

dokumen-dokumen yang mirip
WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

GUBERNUR JAWA TENGAH

BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

PEDOMAN UMUM PENGATURAN DAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DAN TUNJANGAN PENGHASILAN APARATUR PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN GARUT TAHUN ANGGARAN 2014

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG KEUANGAN DAN ASET DESA

PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA PADA DESA NGATABARU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

B U P A T I N G A W I PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

BUPATI BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO PERATURAN BUPATI BONE BOLANGO NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

BUPATI LAMPUNG TIMUR PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI LAMPUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

Analisis Kepatuhan Implementasi UU RI Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa Pasal Serta Peraturan Turunannya Di Desa Simpang Empat

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR :11 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

NASKAH RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA ( RKP DESA ) TAHUN ANGGARAN 2016

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN WALIKOTA BATU

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA BUPATI KUDUS,

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 7 TAHUN 2016

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 25 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 10 TAHUN 2012

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA

KEPALA DESA NITA KABUPATEN SIKKA PERATURAN KEPALA DESA NITA NOMOR 4 TAHUN 2015

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 01 TAHUN PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDes) TAHUN ANGGARAN 2013

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

PERATURAN KEPALA DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN. (Lembaran Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 2 Tahun 2014 Seri E BUPATI SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,

PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

PERATURAN DESA SIMPANG NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN MUSRENBANG DESA/ KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KOTA PRABUMULIH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA

SAMBUTAN KEPALA DESA

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

EKSEKUTIF ISSN : Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan Volome 2 No. 2 Tahun 2017 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 15

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 2 TAHUN 2017

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 14 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

KEPALA DESA BENELAN KIDUL KECAMATAN SINGOJURUH KABUPATEN BANYUWANGI

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI KUPANG NOMOR : 7 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 10 Tahun : 2013

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T

RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA (RKP Desa) TAHUN 2017 : LEBBOTENGAE

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2011

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA

BUPATI SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

KEPALA DESA CINTAKARYA KABUPATEN BANDUNG BARAT

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG

KEPALA DESA KARANGPAPAK KECAMATAN CISOLOK KABUPATEN SUKABUMI PERATURAN DESA KARANGPAPAK NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI MAJALENGKA Nomor : 11 TAHUN 2009 Tanggal : 26 Juni 2009 Tentang : PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2009.

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 08 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA BUPATI JEMBRANA,

PERATURAN DESA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA TAHUN ANGGARAN 2017

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PENGAWASAN PENGELOLAAN DANA DESA. Oleh : Arief Hidayat, SE, MM INSPEKTORAT JENDERAL KEMENDAGRI

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Transkripsi:

Available Online at https://journal.umgo.ac.id/index.php/jppe Vol. 3 No (2), Tahun 2020 ISSN 2622-349X PENGELOLAAN DANA DESA DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI DESA KARYAMUKTI KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO Joice Machmud 1, Sri Hantuti Paramata 2, Helmi Pitoy 3 1,2,3) Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Muhammadiyah Gorontalo. Indonesia 96212 joicemachmud74@gmail.com, srihantutiparamata@umgo.ac.id helmi_pitoy@gmail.com ABSTRACT The objective of research was to determine village fund management in improving communities economy at Karyamukti village. The method used qualitative research approach with research type is descriptive. Based on the result obtained the planning process is good because it is carried out in a participatory manner involving the community and social institutions. Likewise, the briefing has gone well. However, the organizational aspect is still not maximal because, the determination of the structure is not in accordance with the educational background and so the supervision aspect is still not running well, because the supervision that has so far been carried out by the BPD is only a formality following the habits. Keywords: Village Fund, Management, Economy ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengelolaan dana desa dalam meningkatkan perekonomian masyarakat di Desa Karyamukti Kecamatan Mootilango Kabupaten Gorontalo. Metode penelitian menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, dengan jenis penelitian deskriptif. Dari hasil peneltian ini didapatkan bahwa proses perencanaan sudah baik karena dilaksanakan secara partisipatif melibatkan masyarakat dan lembaga kemasyarakatan. Begitu pula dengan pengarahan sudah berjalan dengan baik. Namun untuk aspek pengorganisasian masih terlihat belum maksima karena, penentuan struktur belum sesuai dengan latar belakang pendidikan dan begitu pula dengan aspek pengawasan masih belum berjalan dengan baik, karena pengawasan yang selama ini dilakukan oleh pihak BPD hanya bersifat formalitas saja mengikuti kebiasaan. Kata Kunci: Dana Desa, Pengelolaan, Perekonomian Received: 10 Desember 2020 Revised: 11 Desember 2020 Accepted: 12 Desember 2020 PENDAHULUAN Pemerintah Indonesia setiap tahunnya merus melakukan upaya terjadinya peningkatan pertumbuhan nasional dengan memajukan pembangunan infrastruktur yang ada di perkotaan maupun perdesaan. Hal ini dilakukan guna mendukung program pembangunan nasional agar terjadinya akselerasi dalam kegiatan pembangunan. Tujuan dari adanya pembangunan dalam bidang infrastruktur dikarenakan faktor ini menjadi penggerak yang dianggap mampu dalam mempengaruhi terjadinya peningkatan dari JPPE (Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Ekonomi) Vol. 3 No. (2), 2020 65

sisi kualitas hidup serta penyejahteraan kehidupan manusia. Pembangunan adalah sebuah proses terjadinya peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan yang sebelumnya belum ada menjadi ada, atau yang sebelumnya belum berpunya menjadi berpunya. Dalam kegiatan pembangunan, pemerintah melakukan upaya-upaya agar terjadinya perubahan kehidupan yang ada dalam suatu wilayah. Kegiatan ini telah dilakukan dengan melakukan transfer anggaran yang diperuntukan bagi pemerintah desa dalam bentuk Dana Desa. Dengan adanya Dana Desa ini diharapkan desa mampu melakukan proses pembangunan yang ada di wilayahnya agar terjadi peningkatan kehidupan masyarakat. Untuk supaya dana desa ini betul-betul dapat dimanfaatkan dengan baik, maka dana tersebut harus digunakan secara transparan, bertanggungjawab, bergotong royong, dan pelibatan secara langsung masyarakat dalam pembangunan. Dalam huruf b ayat 1 pasal 72 Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa disebutkan bahwa sumber dari Dana Desa adalah APBN yang fokus peruntukannya sepenuhnya untuk desa, yang dalam proses pemberiannya dilakukan melalui proses transfer melalui anggaran belanja daerah di setiap Kabupaten. Dana Desa ini diperuntukkan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat desa. Dana Desa adalah merupakan salah satu wujud kebijakan pemerintah dalam memprioritaskan pembiayaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Dalam kegiatannya, Dana Desa diharapkan dapat dilakukan secara swakelola dengan mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang ada atau bahan baku yang ada dalam desa tersebut serta diharapkan mampu mengoptimlakan dalam penyerapan tenaga kerja yang ada dalam wilayahnya. Arthur Lewis dalam bahasannya mengenai pembangunan mengatakan bahwa terjadinya proses pembangunan diwilayah perkotaan dan pedesaan yang diikuti dengan terjadinya proses urbanisasi diantara wilayah kota dan desa sehingga perlu ada kebijakan yang mampu mendekatkan kesenjangan yang ada baik dari sisi infrastruktur, sosial, ekonomi dan sebagainya yang harus mampu segera di tindaklanjuti oleh pemerintah Indonesia sehingga akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat terjadinya pelibatan masyarakat secara aktif. Desa sangat berpotensi dalam peningkatkan pembangunan secara nasional, proses perencanaan pembangunan desa adalah merupakan 66 JPPE (Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Ekonomi) Vol. 3 No. (2), 2020

suatu proses yang menjadi pedoman bagi terjadinya penggalian potensi serta gagasan dalam membangun desa yang titik beratnya pada adanya peran serta masyarakat dalam keseluruhan proses pembangunan, agar tepat sasaran. Perencanaan adalah sebagai sebuah kegiatan yang melakukan analisis dengan melakukan identifikasi dari kebutuhan masyarakat sampai dengan adanya penetapan program pembangunan yang akan dilaksanakan, semua program peningkatan kesejahteraan, kemakmuran dari tingkat Rukun Tetangga (RT) atau Rukun Warga (RW), dusun, dan desa. Terry dalam The Liang Gie (2000: 21), yang menyatakan bahwa kegiatan atau fungsi manajemen, meliputi: perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan pengawasan (controlling). Sejak tahun 2015, pemerintah telah melakukan perubahan model pembangunan dengan adanya Pemberian Dana Desa (DD) kepada setiap desa yang ada di seluruh wilayah Inonesia dalam rangka melakukan pembangunan sesuai dengan kebutuhan serta potensi yang dimiliki oleh desa tersebut. Kegiatan adana desa sebenarnya mengganti atau merubah model dari program pemerintah sebelumnya seperti Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). Desa Karyamkti Kecamatan Mootilango Kabupaten Gorontalo adalah salah satu desa yang menerima Dana Desa yang diperuntukkan untuk kegiatan pembangunan dan kegiatan pemberdayaan bagi masyarakat desa. Sejak dana ini masuk ke Desa tahun 2015 terjadi peningkatan anggarannya. Berikut informasi besaran dana desa yang diterima oleh Desa Karyamukti: Tabel 1. Pendapata dan Belanja Desa (APBDes) Desa Karyamukti NO TAHUN JUMLAH DANA ANGGARAN DESA 1. 2015 Rp. 266.095.000 2. 2016 Rp. 600.532.000 3. 2017 Rp. 765.436.000 4. 2018 Rp. 732.156.000 5. 2019 Rp. 949.024.000 Sumber : APBDes Karyamukti Berdasarkan Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes), Pemerintah Desa Karyamukti dalam penggunaan Dana desa tersebut terlihat jelas adanya peningkatan secara kuantitas dana yang diterima oleh Pemerintah Desa Karyamukti. Hal ini jelas sangat membantu pemerintah desa dalam melakukan kegiatan pembangunan serta pemberdayaan masyarakat sehingga mampu meningkatkan taraf kehidupan bagi masyarakat itu sendiri. JPPE (Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Ekonomi) Vol. 3 No. (2), 2020 67

Sedangkan untuk pemanfaatan ataupun penggunaan dana desa yang telah dilakukan oleh pemerintah telah dilaksanakan sesuai dengan aturannya. Berikut uraian kegiatan dalam penggunaan dana desa tersebut. Tabel 2. Program dan Kegiatan Yang Terdapat Di Desa Karyamukti NO TAHUN JENIS PROGRAM JENIS BANTUAN SASARAN 1. 2015 Pembangunan Pembangunan MCK 2 KK Pembangunan Jamban 5 KK Rehab MCK 6 KK 2. 2016 Pembangunan MCK dan Sumur Gali 2 KK MCK Tanpa Sumur Gali 3 KK Jamban 5 KK Pemberdayaan Pelatihan Kelompok Tani 17 KK 4. 2017 Pemberdayan Pengadaan Ternak Sapi 10 KK 5. 2018 Pembangunan Jamban 17 KK Pemberdayaan Pengadaan Ternak Sapi 10 KK 6. 2019 Pemberdayaan Pengadaan Ternak Sapi 24 KK UMKM 11 KK JUMLAH 112 KK Sumber: Profil Desa, 2019 Dari tabel tersebut terlihat, berbagai macam program dan bantuan telah diupayakan oleh Pemerintah Desa Karyamukti dari tahun 2015 sampai dengan 2019 guna memenuhi kebutuhan pokok masyarakat, ada enam jenis bantuan yang dilakukan, diantaranya; 1) Pembangunan MCK, 2) Pembangunan Jamban, 3) Pelatihan Kelompok Tani, 4) Pengadaan Ternak Sapi, dan 6) UMKM. Keenam bantuan yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Karyamukti terbagi atas pembangunan dan pemberdayaan. Semua bantuan itu bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat yang ada di Desa Karyamukti dengan sasaran masayarakat yang masih berada dalam kategori miskin. Namun dari data tersebut terlihat bahwa jumlah sasaran yang tersentuh oleh kegiatan tersebut hanya berjumlah 112 KK, sedangkan jumlah KK miskin yang harus tersentuh sejumlah 186 68 JPPE (Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Ekonomi) Vol. 3 No. (2), 2020 KK. Sedangkan berdasarkan hasil observasi dengan beberapa masyarakat Desa Karyamukti bahwa dana Desa yang di kucurkan sejak tahun 2015 belum mencakup seluruh kepala keluarga miskin di desa karyamukti karena bantuan yang dialokasikan melalui dana desa masih kurang dalam membantu atau meningkatakan perekonomian masyarakat miskin di Desa Karyamukti, kondisi ini terjadi menurut masyarakat dikarenakan proses pemberdayaan terhadap masyarakat hanya pada saat proses pekerjaan itu berlangsung, dan hasil dari pendapatan pekerjaan

tersebut tidak bisa dijadikan sebagai sumber mata pencaharian yang dikarenakan sifatnya hanya sesat. Begitu pula dengan bantuan Usaha Menengah Kecil Menengah (UMKM) yang diberikan dalam bentuk bantuan berupa bahan kue dan bahan kios kepada masyarakat miskin dengan persyaratan yang termasuk dalam data kelurga miskin, Pemberian bantuan itu diharapkan dapat memberikan kesinambungan usaha kecil yang mereka geluti, namun bantuan tersebut tidak dimanfaatkan sebaik mungkin karena bantuan yang diberikan hanya habis untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Berbagai macam bantuan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Desa Karyamukti melalui Dana Desa, harusnya mampu untuk meningkatkan perekonomian masyarakat yang ada di Desa Karyamukti. Namun dari data kemiskinan yang ada di Desa Karyamukti, tercatat pada tahun 2015 jumlah penduduk miskin adalah 186 KK dan pada tahun 2019 sejumlah 177 KK. Dari data ini menunjukkan angka kemiskinan yang ada di Desa Karyamukti masih belum turun secara signifikan karena jumlah KK yang berdampak terhadap program peningkatan perekonomian tersebut hanya berjumlah 9 KK. Dengan kata lain berbagai macam program dan bantuan yang ada di Desa Karyamukti, belum sepenuhnya mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. METODE PENELITIAN Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, sebagai lawannya adalah eksperimen, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari KK- KK yang perilakunya diamati. (Sugiyono, 2012: 1-2). Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan sumber data primer dan sekunder. sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, (Sugiyono, 2014: 223). Menurut sumber datany/a dalam penelitian ini, data dibedakan menjadi dua macam yakni: 1. Data primer yaitu sumber yang lansung memberi data kepada peneliti, sebnyak 14 KK diantaranya adalah: a. Rahman Detu (Kepala Desa) b. Hais Nasir (Kepala Dusun) c. Ferawati Safrudin (Bendahara Desa) JPPE (Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Ekonomi) Vol. 3 No. (2), 2020 69

d. Sasmita Taliki (Kasie Kesejahteraan) dan e. 10 KK masyarakat miskin. 2. Data sekunder yaitu sumber data yang di dapatkan langsung dari dokumen - dokumen seperti: lewat KK lain, dokumenterkait, buku, jurnal/skripsi yang telah diteliti yang berhubungan dengan penelitian ini. Dalam mengecek keabsahan data ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding. Dalam teknik triangulasi ini banyak cara yang bisa digunakan untuk mengecek keabsahan data, adapun macam-macam triangulasi adalah: a. Triangulasi sumber data, maksudnya peneliti mengecek derajat kepastian dan kepercayaan suatu informasi dengan hasil wawancara, serta dengan cara hasil dokumen. Triangulasi dengan cara metode, maksudnya peneliti mengecek keabsahan data dari beberapa teknik pengumpulan data (observasi, wawancara dan dokumen), dalam hal ini peneliti membandingkan dengan hasil informasi dari beberapa informan dalam suatu teknik yang sama (dalam suatu teknik pengumpulan data yang sama). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Fokus dalam kajian penelitian ini adalah Pengelolaan Dana Desa Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat di Desa Karyamukti Kecamatan Mootilango Kabupaten Gorontalo. George. R Terry (2006) mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya. Melalui penelitian ini, peneliti cenderung berpedoman pada pendapat Terry dalam The Liang Gie (2000: 21), yang menyatakan bahwa kegiatan atau fungsi manajemen, meliputi: perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan pengawasan (controlling) dengan uraian deskripsi penelitian sebagai berikut: Pokok masalah dalam penelitian ini yang didapatkan melalui hasil observasi awal dan dituangkan dalam sub bagian bab identifikasi masalah adalah: 1) Dana desa belum sepenuhnya meningkatkan perekonomian masyarakat, dan 2) Dana desa untuk UKM tidak maksimal di pergunakan masyarakat. 70 JPPE (Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Ekonomi) Vol. 3 No. (2), 2020

Kedua masalah yang ditemukan pada saat observasi awal tersebut, oleh penulis tuangkan dalam kajian penelitian serta dikombinasikan dengan teori yang dikemukakan oleh George. R Terry yang dikutip oleh The Liang Gie (2000: 21), yang menyatakan bahwa kegiatan atau fungsi manajemen, meliputi: perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan pengawasan (controlling) dan kemudian dijadikan sebagai pedoman wawancara dalam bentuk pertanyaan yang diajukan kepada informan dalam penelitian inipenelitian ini dilakukan di Desa Karyamukti Kecamatan Mootilango dengan mengambil lima belas sampel yang terdiri atas : Kepala Desa, Kasie Kesejahteraan, Kasi Pemerintahan, Kepala Dusun dan sepuluh masyarakat. Dari survei yang dilakukan terhadap informan ditambah wawancara mendalam terhadap beberapa narasumber kemudian menghasilkan data yang kemudian dianalisis dan dilakukan pembahasan Sebagai berikut. a. Pengelolaan Dana Desa Pengelolaan keuangan desa menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 mengenai pengelolaan keuangan desa tentang pedoman pengelolaan keuangan desa. Dalam peraturan tersebut memaknai bahwa pengelolaan keuangan desa mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban. Pengelolaan keuangan desa juga harus dilakukan berdasarkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance). 1. Perencanaan Dalam perencanaan pengelolaan Dana Desa Pemerintah Desa Karyamukti melakukan tahap perencanaan diawali dengan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). Sebelum itu dilakukan terlebih dahulu Musyawarah Dusun. Hal ini bertujuan untuk menyaring aspirasi masyarakat di tingkat Dusun terkait dengan konsep pembangunan yang diinginkan oleh masyarakat Dusun. Poinpoin hasil kesepakatan dalam musyawarah dusun tersebut akan dijadikan data yang akan dibahas dalam Musyawarah Desa. Musyawarah Desa dilakukan untuk membahas hasil kesepakatan dalam Musyawarah Dusun serta membahas tentang arah dan rencana prioritas pembangunan desa selama 6 (enam) tahun dan sumber pembiayaan kegiatan pembangunan desa dan pelaksanaan pembangunan desa. Hasil kesepakatan dalam musyawarah desa akan dituangkan dalam berita acara dan menjadi landasan penyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes). Selanjutnya, Kepala Desa akan menyelenggarakan JPPE (Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Ekonomi) Vol. 3 No. (2), 2020 71

Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrembangdes). Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrembangdes) diadakan untuk membahas dan menyepakati rancangan RPJMDes serta menyepakati prioritas kebutuhan atau kegiatan desa yang akan menjadi bahan penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDes). Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDes) Karyamukti yang disusun merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) untuk jangka waktu 1 (satu) tahun. Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDes) yang telah disusun ini akan menjadi dasar dalam penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) Karyamukti.Dalam proses perencanaan pihak desa Karyamukti telah melaksanakannya sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang pedoman pembangunan desa mengenai pembentukan tim penyusun RKPDesa. Yang berisi mengenai perencanaan pembangunan harus dilakukan secara partisipatif, yaitu wajib melibatkan lembaga kemasyarakatan desa. Tujuan adanya pembentukan tim sebelum adanya musyawarah perencanaan pembangunan adalah agar forum musyawarah lebih terarah dan tim tersebut dapat mempelajari mengenai RKPDesa tahun sebelumnya, program-program yang berjalan maupun yang tidak berjalan, serta PAGU indikatif desa. Sehingga diharapkan tim penyusun dapat menjadi penengah apabila terdapat usulan maupun keinginan program yang diminta oleh masyarakat. Kemudian tim penyusun menyelaraskan usulan tersebut dengan peraturan-peraturan yang berlaku maupun dari RPJMDesa. 2. Pengorganisasian Pengorganisasian dalam sebuah organisasi pemerintahan. Pengorganisasian sangatlah penting mengingat bahwa dalam melaksanakan tugas setiap aparatur mempunyai fungsi yang berbeda satu sama lainnya dan bekerja sesuai bidang tugasnya masing-masing. Seperti dalam hal pengelolaan dana Desa, secara organisasi yang bertanggung jawab adalah kepala Desa akan tetapi kepala Desa tidak bekerja sendiri, dia dibantu oleh para stafnya. Walaupun dengan tugas yang berbeda-beda artinya bahwa dalam melaksanakan tugas organisasi harus bergerak dalam satu komando yaitu pemimpin organisasi dalam hal ini kepala Desa, akan tetapi hal ini tidak dilakukan sepenuhnya oleh pemerintah Desa Karyamukti. Pada aspek Pengorganisasian yang terjadi di desa Karyamukti terlihat bahwa pengorganisasian kurang maksimal karena kurangnya koordinasi antara PTPKD dan 72 JPPE (Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Ekonomi) Vol. 3 No. (2), 2020

TPK. dikarenakan unsur PTPKD (Kasi Kesos) tidak terlibat secara langsung dalam proses kegiatan yang dikarenkan ketidak mampuan dalam proses pelaksanaan pembangunan yang disebabkan tidak pahamnya PTPKD tersebut dalam memahami konstruksi pekerjaan, karena latar belakang pendidikannya hanya SMA. Pembentukan tim PTPKD harusnya berdasarkan kemampuan dan kompetensi yang dimiliki dalam menjalankan tugas dan wewenang sebagai unsur PTPKD berdasarkan kemampuan sumber daya manusia yang ada untuk ditempatkan, sedangkan dalam pengorganisasian adalah usaha untuk mengkelompokkan pekerjaan yang berarti alat, yaitu proses pengelompokan kegiatan untuk mencapai tujuan-tujuan dan penugasan setiap kelompok kepada seorang manajer, fungsi ini meliputi semua kegiatan manajemen yang diwujudkan dalam struktur tugas dan wewenang, pengorganisasian mengatur kegiatan-kegiatan yang harus dilkasanakan oelh unit-unit organisasi seperti penugasan, pelimpahan dan wewenang untuk melaksakan pekerjaan hubungan informasi vertical maupun horizontal dalam suatu koordinasi yang efektif dan efisien. 3. Pengarahan gar tujuan organisasi dapat tercapai sesuai dengan rencana, maka dalam pengelolaan program sangat dibutuhkan adanya bimbingan, saran yang membangun bagi kelancaran suatu organisasi. Mulai sejak tahap perencanaan program, pengorganisasian sampai ke tahap pengawasan tidak dilakukan pengarahan oleh kepala Desa kepada seluruh perangkat pemerintah Desa yang ada agar mereka dapat bekerja sesuai peraturan yang ada baik aturan yang dibuat oleh organisasi itu sendiri maupun aturan perundang-undangan yang berlaku. Padahal pengarahan bagi staf organisasi itu penting agar mereka tidak menyimpang dalam melaksanakan tugas serta memiliki keteraturan dalam menyelesaikan pekerjaan, namun hal tersebut tidak dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini Kepala Desa Karyamukti. Berdasarkan Hasil wawancara, mengambarkan bahwa dalam aspek pengarahan dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Karyamukti sudah baik, karena aparat Desa sudah selalu mendapat pengarahan dari kepala desa untuk bekerja sesuai dengan aturan dan program yang sudah ditentukan. Hal ini juga menunjukan bahwa pengelolaan program yang dibiayai oleh ADD sudah sesuai dengan arahan dari Pimpinan Desa Karyamukti. Disamping itu Hal ini menunjukan bahwa pengarahan berhubungan dengan pemberian motif kerja dari pimpinan kepada bawahan untuk bekerja. Oleh karena itu, pimpinan dikatakan JPPE (Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Ekonomi) Vol. 3 No. (2), 2020 73

sebagai motivator bagi bawahannya untuk bekerja dengan baik. 4. Pengawasan Pengawasan adalah suatu proses untuk mengetahui apakah pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat berjalan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan atau diharapkan. Pengawasan ini dilakukan dalam bentuk monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaan dana desa dan dalam pembuatan laporan pertanggungjawaban (LPJ). Monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaan dana desa dilakukan pemantauan cek fisik dilapangan baik secara teknis maupun administrasi. Monitoring dan evaluasi dalam LPJ dilakukan oleh PLD yang dicek secara administrasi dan dilaporkan secara bertahap. Laporan berkala biasanya dilaporkan ke Kementerian Keuangan dan Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Dari segi pengawasan dalam pengelolaan keuangan di Desa Karyamukti masih belum berjalan dengan baik. Karena pengawasan yang selama ini dilakukan oleh pihak BPD hanya bersifat formalitas saja mengikuti kebiasaan, dan kurang respon terhadap permasalahan Dana Desa. Seharusnya pencegahan penyimpangan pengelolaan Dana Desa bisa dilakukan sejak tahap perencanaan. Selanjutnya diawasi dalam tahap pelaksanaan dan pelaporan. Anggota BPD yang merupakan representasi masyarakat desa seharusnya menjalankan amanah pasal 55 UU Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, yaitu mempunyai fungsi: a. membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa; b. menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat Desa; dan c. melakukan pengawasan kinerja Kepala Desa. b. Penggunaan Dana Desa Untuk Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Di Desa Karyamukti. Dari hasil wawancara diatas upaya Desa Karyamukti dalam meningkatkan perekonomian masyarakat masih terlihat belum maksimal karena program yang dilakukan rata-rata juga dilakukan oleh Desa lainnya. Harusnya ada inovasi-inovasi yang lebih baik lagi dari program Desa. Tidak maksimalnya peningkatan perekonomian masyarakat Desa Karyamukti juga disebabkan oleh adanya kesenjangan komunikasi antara pemerintah pusat serta pemerintah Desa terkait data BDT, padahal Desa sudah berupaya untuk melakukan pembeharuan data akan tetapi waktu pelaksanaanya data yang diturunkan oleh pemerintah pusat masih data yang lama bukan data yang sudah diperbaruhi oleh 74 JPPE (Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Ekonomi) Vol. 3 No. (2), 2020

pemerintah Desa, akibatnya bantuan yang diberikan tidak tepat sasaran. Bahkan hal ini diperparah dengan kebiasaan masyarakat ketika menerima bantuan tidak dipergunakan dengan sebaik mungkin, karena adanya pola pikir masyarakat yang berpatokan pada bantuan itu tidak hanya sekali masih ada lagi tahap berikutnya. Tidak maksimalnya upaya yang dilakukan oleh pemerintah Desa Karyamukti dalam meningkatkan ekonomi dikarenakan tidak memperhatikan prinsip sistem ekonomi, karena sistem Ekonomi merupakan sekumpulan prinsip dan teknik dalam menyelesaikan permasalahan ekonomi. Labih lanjut Kyato Sherdan mengatakan Sistem Ekonomi adalah sebagai organisasi sosial yang terdapat di dalamnya (individu, kelompok pemerintah swasta dan lain sebagainya) yang bekerja sama untuk mewujudkan aktivitas ekonomi dalam mendapatkan kebahagian. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan tentang Pengelolaan Dana Desa Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat di Desa Karyamukti dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari aspek pengelolaan dana Desa Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat di Desa Karyamukti berdasarkan indikator pengelolaan dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Dalam proses perencanaan pihak desa Karyamukti telah melaksanakannya dengan baik dikarenakan perencanaan pembangunan telah melibatkan masyarkat dan lembaga kemasyarakatan desa. b. Dalam aspek pengarahan pengelolaan Dana Desa di Desa Karyamukti sudah baik, karena aparat Desa sudah selalu mendapat pengarahan dari kepala desa untuk bekerja sesuai dengan aturan dan program yang sudah ditentukan. c. Dalam aspek pengorganisasian masih terlihat belum maksimal, karena penentuan struktur belum sesuai dengan latar belakang pendidikan. d. Dalam aspek pengawasan masih belum berjalan dengan baik, karena pengawasan yang selama ini dilakukan oleh pihak BPD hanya bersifat formalitas saja mengikuti kebiasaan. 2. Pengelolaan dana Desa dalam meningkatkan perekonomian massyarakat yang ada di Desa Karyamukti juga belum efektif yang dikerenakan tidak ada inovasi terbaru terhadap program yang dilakukan, JPPE (Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Ekonomi) Vol. 3 No. (2), 2020 75

3. disamping itu ketimpangan data antara desa dan pusat serta pola pikir masyarakat. Saran 1. Kajian dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi instansi terhadap pengelolaan Dana Desa dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. 2. Kajian dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian tenang objek yang sama atau yang berhubungan dengan pengelolaan Dana Desa dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Gie, The Liang. 2000. Administrasi Perkantoran Modern. Yogyakarta. Liberty Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa; Peraturan Mentri Desa Nomor 16 tahun 2018 tentang pengelolaan keuangan desa Terry, George dan Leslie W. Rue. 2010. Dasar-Dasar Manajemen. Cetakan kesebelas. Bumi Aksara. Jakarta Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa JPPE (Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Ekonomi) Vol. 3 No. (2), 2020 76