Workshop Nasional Penguatan Kompetensi Guru Sekolah Dasar 2020 SHEs: Conference Series 3 (3) (2020)

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

Ningsih et al., Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa...

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DENGAN MEDIA GRAFIS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV JURNAL OLEH

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Pada Siswa Kelas V SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata

Lilik Anton Susilo (1) & Tarto Sentono (2) Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

PENERAPAN MODEL MIND MAP DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJARAN IPS TEMA SEJARAH PERADABAN INDONESIA PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 1 SRUWENG

Keywords: Teams Games Tournament (TGT), visual media, social science

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 2.1, hlm

kemajuan. Begitu pula sebaliknya, jika Pendidikan merupakan kebutuhan PENDAHULUAN pendidikan berkualitas buruk, bisa

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

Ijer.web.id Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS. (Jurnal Skripsi)

A R T I K E L PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 09 KEPALA BUKIT KEC. SUNGAI PAGU KAB.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

Nur Indah Sari* STKIP Pembangunan Indonesia, Makassar. Received 15 th May 2016 / Accepted 11 th July 2016 ABSTRAK

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR

ARTIKEL. Oleh AGUSMAWATI NPM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DALAM PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Oleh: IMA NUR FITRIANA A

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan manusia akan belajar mengenai hal hal baru sehingga

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN TATA HIDANG DENGAN MODEL STAD DI SMKN 1 BAGOR NGANJUK

BAB I PENDAHULUAN. hal kualitas banyak sekali yang menjadi persolan bersama. Berdasarkan Survey

Keywords: STAD, Social Skill, Civic Education

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PROBLEM SOLVING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER. Nur Waqi ah

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Keywords: Creative Problem Solving, process skill, Natural Science

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL INCREASE OF LEARNING ENGLISH THROUGH APPLICATION REMEDIAL TEACHING

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan nasional, dalam Undang - Undang No. 20 Tahun 2003

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA BIOLOGI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI METODE DEMONSTRASI

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan mendapat perhatian besar dari pemerintah dan masyarakat.

530 Penerapan Model Pembelajaran Tematik (Webbed)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DENGAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN 6 PANJER TAHUN AJARAN 2014/2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI MENGGUNAKAN MODEL CONCEPT SENTENCE JURNAL. Oleh ENDANG SRI JAYANTI SUWARJO SITI RACHMAH S

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

(JURNAL) Oleh SRI MULYANI MAMAN SURAHMAN RIYANTO M TARUNA

PENERAPAN MODEL ASSURE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 AMBALRESMI TAHUN AJARAN 2013/2014

Sherli Malinda, Nyoman Rohadi dan Rosane Medriati

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

454 Penerapan Model Pembelajaran

Keywords: Scientific, Concrete Media, Mathematics

Pendahuluan. Meliana et al., Penerapan Metode Permainan... 1

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

PENERAPAN MODEL RME DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI GUIDED TEACHING DI SDN 09 AIR PACAH PADANG

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOLABORASI PADA MATA PELAJARAN PKn

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES SISWA KELAS II B

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH KELAS V SDN 1 BANGGA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DENGAN MODEL GUIDED TEACHING DI SD NEGERI 23 TAMPUNIK PESISIR SELATAN

Journal of Elementary Education

PENGGUNAAN MODEL CYCLE LEARNING DENGAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV SDN 2 KLOPOSAWIT TAHUN AJARAN 2015/2016

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

Dewi Mayangsari dkk, Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Aktivitas...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PEMBERIAN PUJIAN DAN HUKUMAN KEPADA SISWA KELAS I SDN 15 LUBUK ALUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

JURNAL. Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan OLEH

Rohmawati et al., Penerapan Metode Role Playing...

Joyful Learning Journal

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA TEMA DIRI SENDIRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MEDIA KARTU KATA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

Oleh : Destyana Ayu Wulandari A

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE ICM UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh. USWATUN HURIYAH Asmaul Khair Hj. Yulina H.

Keywords: Class Action Research, Audio Visual Video Media, Learning Outcome

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA DI KELAS V SDN 002 BAGAN BESAR DUMAI

Keyword: think talk write, event picturer as visual media, poetry-writing skill

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI JOHO 02 SUKOHARJO TAHUN 2015/2016

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SD N 16 PADANG BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN

PENERAPAN STRATEGI DELIVERY

PENGGUNAAN METODE COMPLETE SENTENCE

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REDOKS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS JOYFULL LEARNING

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE

STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MELALUI CONCEPT MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh ADI PRASETYO ASMAUL KHAIR SISWANTORO

VOL. 8 NO. 1 MARET 2018 ISSN: ISSN: RIYANTON

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

Transkripsi:

Improving Class 5 Student Learning Outcomes Theme 4 Sub-theme 2 Using the Discovery Learning Model Nanik Widayanti SD Negeri 2 Tanjungharjo nanikn2k@gmail.com Article History accepted 14/11/2020 approved 21/11/2020 published 26/11/2020 Abstract This study aims to improve the learning outcomes of grade 5 students using. The research conducted was Classroom Action Research (CAR) which was conducted in three cycles. Each cycle consists of four stages, namely planning, implementing, observing and reflecting. Each meeting is carried out an evaluation in the form of a written test to determine the development of students. In the first cycle, the students who completed the evaluation were 60%. In cycle II students who completed after evaluating were 80%. In the third cycle, students who completed after evaluating were 87.5%. These results indicate that the Discovery Learning learning model can improve student learning outcomes, especially Theme 4 Subtema 2 Class V at SDN 2 Tanjungharjo. Keywords: learning outcomes, discovery learning, theme 4 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik siswa kelas 5 menggunakan. Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan sebanyak tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Setiap pertemuan dilakukan evaluasi berupa tes tertulis untuk mengetahui perkembangan peserta didik. Pada siklus I peserta didik yang tuntas setelah mengerjakan evaluasi sebesar 60%. Pada siklus II peserta didik yang tuntas setelah melaksanakan evaluasi sebesar 80%. Pada siklus III peserta didik yang tuntas setelah melaksanakan evaluasi sebesar 87,5%. Hasil ini menunjukan bahwa model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik khususnya Tema 4 Subtema 2 Kelas V di SDN 2 Tanjungharjo. Kata kunci: hasil belajar, discovery learning, tema 4 Social, Humanities, and Education Studies (SHEs): Conference Series https://jurnal.uns.ac.id/shes p-issn 2620-9284 e-issn 2620-9292 This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

PENDAHULUAN Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) dan Standar Kelulusan (SKL) merumuskan bahwa pendidikan Nasional didasarkan pada pancasila Undang undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Peraturan tersebut berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bansa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis. Hal tersebut sejalan dengan Undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar bahwa terencana untuk mewujudkan suasana Belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan emosional dan Sepiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlakukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Proses pembelajaran yang menarik danmemberikan kesan serta pengalaman secara langsung, sesuai dengan kehidupan dan kebutuhan aktual siswa ialah proses pembelajaran yang diharapkan saat ini. Kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan soft skills dan hard Skill yang berupa sikap, keterampilan, dan pengetahuan Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional yang terus menerus dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat, misalnya pengembangan kurikulum nasional dan lokal, peningkatan kompetensi guru, pengadaan media pembelajaran seperti buku dan alat pembelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah. Untuk itu penulis merasakan pengembangan pembelajaran perlu ditingkatkan baik dari segi perencanaan, penggunaan model, alat peraga maupun kemampuan guru dalam mengembangkan kurikulum serta kemampuan sikap percaya diri dan penguasaan konsep pembelajaran dengan subtema Gangguan Organ Peredaran Darah. Pendidikan harus mampu melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas dan tidak menjadi beban pembangunan masyarakat, yaitu sumber daya manusia yang menjadi sumber kekuatan bagi seluruh proses pembangunan dan kehidupan masyarakat. Sekolah meberikan peran yang sangat penting sebagai dasar pembentukan sumber daya manusia bermutu sehingga anak belajar untuk mengetahui dan membangun keahlian serta membangun karakteristik mereka sebagai bekal menuju kedewasaan. Pemilihan model pembelajaran yang ditetapkan dalam pembelajaran tematik terpadu pada kurikulum 2013 antara lain : project based learning, problem based learning, dan discovery learning dapat mengaktifkan siswa serta menyadarkan siswa bahwa muatan pelajaran tematik tidak selalu membosankan. Dilihat dari hasil ulangan harian, sebagian besar nilai Kelas V SDN 2 Tanjungharjo masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65. Dari berbagai jenis model pembelajaran yang ada, peneliti memilih menerapkan model discovery learning. Discovery learning merupakan suatu model pemecahan masalah yang akan bermanfaat bagi anak didik dalam menghadapi kehidupannya di kemudian hari. Penerapan model discovery learning ini bertujuan agar siswa mampu memahami materi gangguan organ peredaran darah dengan sebaik mungkin dan pembelajaran lebih terasa bermakna, sehingga hasil belajar siswa pun akan meningkat. Karena model discovery learning ini dalam prosesnya menggunakan kegiatan dan pengalaman langsung sehingga akan lebih menarik perhatian anak didik dan memungkinkan pembentukan konsep-konsep 674

abstrak yang mempunyai makna, serta kegiatannya pun lebih realistis (Ilahi, 2012). Kegiatan penemuan yang dilakukan oleh manusia itu sendiri dan dilakukan secara aktif akan memberikan hasil yang paling baik, serta akan lebih bermakna bagi dirinya sendiri (Bruner dalam Sujana, 2014). Model discovery learning pun banyak memberikan kesempatan bagi para anak didik untuk terlibat langsung dalam kegiatan belajar, kegiatan seperti itu akan lebih membangkitkan motivasi belajar, karena disesuaikan dengan minat dan kebutuhan mereka sendiri. Model discovery learning ini menitikberatkan pada kemampuan mental dan fisik para anak didik yang akan memperkuat semangat dan konsentrasi mereka dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Adapun tahapan model discovery learning, terdiri dari observasi untuk menemukan masalah, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, merencanakan pemecahan masalah melalui percobaan atau cara lain, melaksanakan pengamatan dan pengumpulan data, analisis data, dan menarik kesimpulan atas percobaan yang telah dilakukan atau penemuan. Jika siswa dilibatkan secara terus-menerus dalam pembelajaran penemuan, maka siswa akan lebih memahami dan mampu mengembangkan aspek kognitif yang dimilikinya (Suryosubroto, 2009). Melalui model discovery learning siswa menjadi lebih dekat dengan apa yang menjadi sumber belajarnya, rasa percaya diri siswa akan meningkat karena dia merasa apa yang telah dipahaminya ditemukan oleh dirinya sendiri, kerjasama dengan temannya pun akan meningkat, serta tentunya menambah pengalaman siswa (Putrayasa, 2014). METODE Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Leraning. Menurut Kurt Lewin dalam Kusnandar (2011: 42) penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat tahapan dasar yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Analisis penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitafif kualitatif dimana dalam penelitian ini selain penyajian hasil berupa data maupun angka peneliti juga menentukan bagaimana cara pengolahan hasil penelitian yakni dengan membuat analisisnya dengan menerapkan model penelitian Discovery Learning. Penelitian ini dilaksanakan pada peserta didik kelas V SD Negeri 2 Tanjungharjo Tahun Pelajaran 2020/2021 selama tiga siklus secara daring menggunakan aplikasi Google meet. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober- 03 November 20202020. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 04-10 November 2020. Siklus III dilaksanakan pada tanggal 17-23 November 2020. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi dan tes. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada siklus I pembelajaran dilaksanakan dengan satu kali pertemuan dan mengadakan evaluasi disetiap akhir pembelajaran. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar peserta didik. Siklus I membahas materi tema 4 subtema 2 tentang arti makna pantun dan gangguan peredaran darah. Pembelajaran dengan model discovery learning dilakukan dengan 6 langkah yaitu pemberian rangsangan, identifikasi masalah,pengumpulan data, pengolahan data,pembuktian,dan menarik kesimpulan. Berikut adalah hasil peserta didik siklus I 675

Tabel 1. Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I Tidak 1. 90-100 - - 2. 80-89 - - 3. 70-79 24-4. 59-69 - 16 Jumlah 24 16 Prosentase 60% 40% Dari tabel diatas terlihat bahwa ada 24 siswa yang mendapatkan nilai 65 keatas atau sebesar 60% dan 16 siswa atau 40% memperoleh nilai kurang dari 65. Nilai terendah berada di nilai 60 dan nilai tertinggi mengalamai peningkatan yaitu 77. Jika dibandingkan dengan pembelajaran awal, hasil belajar siswa pada siklus I mengalami kenaikan yang signifikan. Pada awal pembelajaran yang mendapat nilai di atas 65 sebesar 14 siswa (40 %) dan yang lainnya sejumlah siswa 24(60 %) mendapat nilai di bawah KKM. Berdasarkan refleksi pada siklus I maka diputuskan untuk melanjutkan ke siklus II dikarenakan belum mencapai ketuntasan klasikal yang diharapkan. Siklus II membahas materi makna pantun dan gangguan organ peredaran darah. Pembelajaran dengan model Discovery Learning dilaksanakan dengan 6 langkah secara berurutan seperti siklus I. Berikut ini adalah hasil belajar peserta didik pada siklus II yang bisa dilihat pada tabel berikut Tabel 2. Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II Tidak 1. 90-100 1-2. 80-89 15-3. 70-79 14-4. 59-69 - 10 Jumlah 30 10 Prosentase 80% 20% Dari tabel diatas terlihat bahwa ada 30 siswa yang mendapatkan nilai 65 keatas atau sebesar 80% dan 10 siswa atau 20% memperoleh nilai kurang dari 65. Nilai terendah berada di nilai 60 dan nilai tertinggi mengalamai peningkatan yaitu 90. Jika dibandingkan dengan pembelajaran siklus I, hasil belajar siswa pada siklus II mengalami kenaikan yang signifikan. Setelah melakukan refleksi pada siklus II, maka diputuskan untuk melanjutkan pada siklus III. Hal ini dilakukan agar mengetahui sejauh mana penerapan pembelajaran Discovery Learning tidak hanya meningkatkan tetapi juga mempertahankan hasil belajar peserta didik. Pada siklus III materi yang diajarkan amanat pantun dan faktor penyebab gangguan peredaran darah, peserta didik mengerjakan proyek sebuah pamflet berisi informasi tentang simbiosis. Hasil belajar peserta didik dapat dilihat pada tabel berikut 676

Tabel 3. Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II Tidak 1. 90-100 1-2. 80-89 15-3. 70-79 20-4. 59-69 - 4 Jumlah 36 4 Prosentase 90% 10% Dari tabel diatas terlihat bahwa ada 36 siswa yang mendapatkan nilai 65 keatas atau sebesar 90% dan 4 siswa atau 10% memperoleh nilai kurang dari 65. Nilai terendah berada di nilai 60 dan nilai tertinggi mengalamai peningkatan yaitu 90. Jika dibandingkan dengan pembelajaran siklus II, hasil belajar siswa pada siklus III mengalami kenaikan yang signifikan. Dari tiga siklus yang sudah dilaksanakan selama 3 pertemuan dapat dipastikan bahwa model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik Tema 4 Subtema 2 Kelas V di SD Negeri 2 Tanjungharjo. SIMPULAN Berdasarkan temuan dan analisis yang diperoleh dalam pelaksanaan pembelajaran daring Tema 4 Subtema 2 Penerapan model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik Kelas V Tema 4 Subtema 2 materi gangguan organ peredaran darah. Peningkatan yang terjadi karena adanya kesan pembelajaran yang mendalam dari peserta didik tehadap materi yang diajarkan. Peserta didik akan selalu teringat akan materi yang diajarkan dikarenakan mereka menemukan dan membangun sendiri pengetahuan mereka. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan salah satu model pembelajaran yang harus dikuasai guru adalah Discovery Learning karena model ini sangat cocok digunakan dalam keadaan pandemi seperti ini, apalagi dalam kondisi belajar dari rumah. DAFTAR PUSTAKA Kusnandar. (2010). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Kusnandar. (2011). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembang Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta Miyarso, E. (2019). Perancangan Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Kemdikbud. Putrayasa, I., Syahruddin, H. & Margunayasa, I. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa, II(1), hlm 1-11 Suryosubroto. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rhineka Cipta 677