PENGELOLAAN LINGKUNGAN SOSIAL



dokumen-dokumen yang mirip
-2- saling melengkapi dan saling mendukung, sedangkan peran KLHS pada perencanaan perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup bersifat menguatkan. K

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

PERENCANAAN PERLINDUNGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

PERATURAN DESA.. KECAMATAN. KABUPATEN... NOMOR :... TAHUN TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMANFAATAN SUMBER AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

TENTANG MASYARAKAT ADAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Masyarakat. Penanggulangan Bencana. Peran Serta.

GUBERNUR MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN TELUK DI PROVINSI MALUKU

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 2. 1 TAHUN 2002

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB X PEMBANGUNAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

X. ANALISIS KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

Membangun Kesadaran Masyarakat Melalui Strategi Pro Green Regulation & Budgeting dan Pro Green Law Enforcement

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2001 TENTANG I R I G A S I

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Pengelolaan. Pembangunan Desa Edisi Desember Buku Bantu PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MASYARAKAT ADAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

Payung Hukum. 1. kewajiban memperhatikan perlindungan fungsi lingkungan hidup. Menurut UU. Mengawal Hukum Lingkungan

I. PENDAHULUAN. Pemberlakuan otonomi daerah memberikan kewenangan secara luas kepada

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI

PERATURAN DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR -3 TAHUN 2006 TENTANG PENGENDALIAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Teknik Fasilitasi Diskusi dengan Metode PRA

BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut menjadi isu yang sangat penting untuk

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan ata

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG JASA LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI,

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BAHARI

PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Kerangka Kerja Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya alam merupakan titipan Tuhan untuk dimanfaatkan sebaikbaiknya

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG

UNDANG-UNDANG (UU) NOMOR: 10 TAHUN 1992 (10/1992) TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA

PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 05 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI GORONTALO

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAKUAN DAN PERLINDUNGAN HAK MASYARAKAT HUKUM ADAT

penelitian 2010

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

REUSAM KAMPUNG BENGKELANG KECAMATAN BANDAR PUSAKA KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR : TAHUN 2010

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 2

I. 0PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

RANCANGAN PERDA KUMUH KOTA YOGYAKARTA

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.32/Menlhk-Setjen/2015 TENTANG HUTAN HAK

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB III LANDASAN TEORI

PB 3. Pembangunan berkelanjutan

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN EKOWISATA DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

REVITALISASI KEHUTANAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI

Pedoman Umum Penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik I

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 02 TAHUN 2009 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI TENGAH,

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012

REUSAM KAMPUNG KALOY. No : Tahun 2010 TENTANG PERATURAN KAMPUNG (REUSAM) TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA ALAM / ADAT MERAGREH UTEN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG : TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan

Transkripsi:

PENGELOLAAN LINGKUNGAN SOSIAL Lingkungan alam Lingkungan Sosial Lingkungan Binaan/Buatan LINGKUNGAN HIDUP

Manusia Sebagai Makhluk Sosial -Membentuk Pengelompokkan Sosial (Social Grouping) mempertahankan dan mengembangkan kehidupan -Membentuk Organisasi jaringan interaksi sosial antar sesama untuk menjamin ketertiban sosial LINGKUNGAN SOSIAL Permasalahan Lingkungan Sosial berkembang seiring dengan pesatnya berkembangnya pembangunan dan meningkatnya kebutuhan manusia

Permasalahan Lingkungan Sosial : 1. Berkembangkan konflik atau friksi sosial 2. Ketidakmerataan Akses Sosial-Ekonomi 3. Meningkatnya jumlah Pengangguran 4. Meningkatnya Angka Kemiskinan 5. Meningkatnya Ketimpangan/Kesenjagan Sosial-Ekonomi 6. Ketimpangan/Kesenjangan akses Pengeolaan Sumberdaya 7. Meningkatnya Gaya Hidup 8. Kurangnya perlindungan pada Hak-hak masyarakat lokal/tradisional 9. Kurangnya perlindungan dan penghormatan pada modal sosial; etika, kearifan lokal 10.Perubahan nilai; agraris ke industri 11.Meningkatnya jumlah anggota rentan; hunian kumuh, bantaran sungai, kawasan rawan bencana

12.Memudarnya masyarakat adat 13.Lemahnya kontrol sosial 14.Meningkatnya jumlah masyarakat 15.Persebaran penduduk yang tidak merata 16.Perubahan dinamika penduduk 17.Masalah kesehatan 18.Perusakan dan pencemaran Lingkungan Hidup Permasalahan-permasalahan Lingkungan Sosial dapat berpengaruh terhadap keserasian lingkungan secara umum, sehingga perlu Pengelolaan Lingkungan Sosial yang tepat

Beberapa sebab belum memadainya Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Sosial : 1. Kurang pemahaman masyarakat luas terhadap Lingkungan Sosial 2. Belum terintegrasinya kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada level Nasional dan daerah 3. Seringkali lingkungan alam dilihat sebagai bagian tersendiri yang lepas dari lingkungan sosial dan binaan/buatan 4. Adanya penerapan otonomi daerah yang memarginalkan aspek sosial; program-progran Community based development, potensi masyarakat (etika lingkungan, kearifan lokal, pranata sosial), batasan2 sosial-hak rakyat 5. Tuntutan Reformasi sistem pemerintahan

Faktor Manusia dalam Pembangunan Sosial - Pentingnya keterkaitan antara kependudukan, sumber daya dan lingkungan - Perlunya memperhatikan keberlangsungan keterkaitan antara manusia, sumberdaya dan pembangunan AGENDA 21 Faktor manusia sebagai kunci dan keberhasilan menjaga fungsi kelestarian ekosistem Pembangunan terlanjutkan bukan hanya harus memenuhi persyaratan ekonomi, tetapi juga persyaratan sosial-budaya dan ekologi (Soemarwoto, 1992)

LINGKUNGAN SOSIAL -merupakan bagian dari Lingkungan Hidup -Merupakan wilayah tempat berlangsungnya interaksi sosial antar berbagai kelompok, beserta pranata, simbol, dan norma, dan terkait dengan lingkungan alam dan lingkungan binaan/buatan Pengelolaan Lingkungan Sosial Didefinisikan sebagai upaya atau serangkaian tindakan untuk perencanaan, pelaksanaan, pengendalian/pengawasan, dan evaluasi yang bersifat komunikatif, dengan mempertimbangkan ketahanan sosial, keadaan ekosistem, tata ruang, kualitas sosial setempat, sumberdaya sosial (potensi dan keterbatasan), dan kesesuaian dengan asas, tujuan dan sasaran pengelolaan lingkungan hidup

Ketahanan Sosial Merupakan kemampuan suatu masyarakat untuk hidup sesuai dengan daya dukung dan daya tampung sosialnya disertai dengan kemampuan untuk memulihkan dirinya setelah mengalami bencana Daya Dukung Sosial Kemampuan suatu wilayah atau suatu ekosistem untuk mendukung terjaminnya kelangsungan hidup suatu kelompok masyarakat dan keserasian/keharmonisan antar warganya Daya Tampung Sosial Kemampuan manusia dan kelompok penduduk yang berbeda-beda untuk hidup bersama-sama sebagai satu masyarakat secara serasi, selaras, seimbang, rukun, tertib dan aman

Prinsip-prinsip utama dalam Pembangunan Berkelanjutan 1. Keadilan antar generasi 2. Keadilan dalam satu generasi 3. Pencegahan dini; (evaluasi dan penilaian) 4. Perlindungan keanekaragaman hayati 5. Internalisasi biaya lingkungan dan mekanisme insentif

Indikator Kualitas lingkungan Sosial -bersifat intangible -Ditentukan oleh kondisi sosial budaya dan lingkungan masyrakat itu sendiri -Ditentukan berdasarkan pemanfaatan sumber daya alam dan pengelolaan lingkungan hidup yang bertanggung jawab secara sosial Prakiraan dan evaluasi terhadap komponen-komponen lingkungan sosial yang terkena dampak misalnya, lebih cocok didekati dengan metode-metode yang bersifat informal, yang lebih banyak bertumpu pada intuisi, pengalaman, serta eksperimen dari para pakar dan praktisi sosial

KUALITAS LINGKUNGAN SOSIAL Kualitas Objektif -dapat dirumuskan melalui pendekatan kuantitaif, tampak, bisa diukur, dan dibandingkan dengan kebutuhan dan prioritas masyarakat -Contohnya : indikator demografi, kesehatan, distribusi penduduk, pendidikan, dll Kualitas Subjektif -Hanya dapat dirumuskan melalui pendekatan kualitatif -Contoh: Kepuasan individu, penghormatan terhadap etika, kearifan lokal, dll

STRATEGI PERENCANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN SOSIAL Paradigma Lama TOP-DOWN Kegiatan Perencanaan pengelolaan lingkungan sosial ditentukan oleh pihak luar dari komunitas (Asumsi) 1. Warga dianggap tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk merencanakan pengelolaan lingkungan 2. Baik-buruknya (penilaian) kondisi lingkungan hidup sosial suatu komunitas ditentukan oleh pihak luar 3. Warga komunitas sosial dan budaya (adat/tradisi) dianggap menghambat kelola lingkungan hidup

Permasalahan yang sering terjadi akibat strategi top-down 1. Dianggap bertentangan dengan kepentingan warga atau bahkan melanggar berbagai ketentuan tradisi dan budaya 2. Interaksi antara agen perubahan dan warga, terutama hal hal interpretasi 3. Street level bureaucrats, seringkali petugas (agen perubah) ada pada posisi low-hierarchi dalam birokrat, sehingga kurang dapat membuat kebijakan yang sesuai dengan kondisi yang diperlukan 4. Para pelaksana program pengelolaan sosial lebih mengutamakan target dan pencapaian tujuan dengan tolok ukur secara kuantitatif dan mengutamakan kebendaan Oleh karena itu: MUTLAK ADANYA PELIBATAN WARGA MASYARAKAT SECARA PENUH METODE PARTISIPATIF

Metode Partisipasif -Beberapa nama metode antara lain Participatory Rural Appraisal (PRA), atau Participtory Learning and Action (PLA). -Prinsipnya adalah melakukan pengkajian komunitas sosial secara partisipatif sebagai upaya untuk menemu-kenali berbagai kebutuhan, aspirasi dan keadaan pada komunitas tersebut, dan sekaligus dapat membuat perencanaan lingkungan hidup, khususnya lingkungan sosial -Pengkajian komunitas sosial secara partisipatif merupakan penelitian tentang aspek-aspek kehidupan masyarakat dengan didampingi dan difasilitasi oleh para petugas/pelaksana program -Informasi mengenai masalah atau kebutuhan yang diperlukan masyarakat, dan potensi lokal yang dapat dimanfaatkan sebagai sumberdaya pengembangan kegiatan masyarakat -Bagi Masyarakat, metode partisipatif merupakan bagian dari proses belajar dan proses penyadaran mengenai permasalahan kehidupan dan lingkungan yang dihadapi; sampai menemukan jalan keluar (solusi)

Langkah-langkah Perencanaan 1. Menemu-kenali (identifikasi) permasalahan-permasalahan yang terdapat pada masyarakat komunitas sosial tertentu 2. Kaji-ulang terhadap permasalahan-permasalahan yang telah dikenali dan penyepakatan permasalahana yang akan di selesaikan 3. Pengelompokkan masalah 4. Pemahaman permasalahan sebagai hubungan sebab-akibat antara satu masalah dengan masalah yang lain 5. Penentuan prioritas masalah yang akan ditangani terlebih dahulu Beberapa hal yang termasuk dalam perencanaan, antara lain Pemilihan alternatif kegiatan, Penentuan penanggung jawab kegiatan, Penetapan pendukung kegiatan, Penentuan cara dan ukuran evaluasi, dan Pembuatan jadwal pelaksanaan

PELAKSANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN SOSIAL Dasar/asas : 1. Penyampaian kebenaran (truth) 2. Ketepatan (appropriateness) 3. Kejujuran/ketulusan (Sincerity) 4. Transparency 5. Equality (persamaan hak) 6. Kepercayaan

Prinsip Pelaksanaan PL-sosial : a. Prinsip Pengutamakan para pihak; seluruh pihak pada warga komunitas didorong untuk ikut serta b. Prinsip Keberlanjutan c. Prinsip saling belajar dan menghargai perbedaan d. Prinsip Partisipatif e. Prinsip Warga sebagai pelaksana, orang luar/pendamping sebagai fasilitator f. Prinsip Belajar dari kesalahan

PENGENDALIAN, PENGAWASAN DAN EVALUASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN SOSIAL Beberapa pola pengendalian pengelolaan Lingkungan sosial: 1) Sejumlah peraturan yang mewajibkan dan melarang dengan sangsisangsinya 2) Mengadakan perlengkapan aturan yang protektif agar suatu ancaman dalam lingkungan sosial tersebut tidak terjadi 3) Pengadaan aturan yang bersifat prosedural secara terus menerus 4) Proses pembelajaran yang didalamnya ada pemahaman akan latar belakang dari cara prosedural, protektif, dan larangan serta keharusan

Pemantauan pengelolaan lingkungan sosial merupakan kegiatan yang melihat kosekuensi kebijakan tertentu Kegiatan pemantauan lebih mengarah pada pemenuhan kebutuhan informasi Pemantauan yang baik akan memberikan keuntungan : a. sebagai masukan untuk mengantisipasi masalah yang bersifat umum b. Sebagai masukkan untuk mengantisipasi maslah yang khusus (spesial) c. Alat untuk mengathui efektivitas program

PEMANTAUAN GAMBARAN PROSES PELAKSANAAN Tujuan dilakukannya Pemantauan : 1. Mengetahui tingkat efektivitas dan Efisiensi Pelaksanaan 2. Mengetahui dan mengukur antara pelaksanaan di lapangan dengan standar yang ada 3. Mengkaji kesesuaian tindakan aktor pada seluruh tingkatan 4. Mengetahui gambaran indikasi terjadinya perubahan sosial 5. Memperoleh rekomendasi kebijakan 6. Membangun sistem monitoring untuk program-progran selanjutnya

EVALUASI KAJIAN HASIL/DAMPAK Pelaksanaan Evaluasi dilakukan dengan cara-cara: - Pemantauan terhadap pelaksanaan program sesuai dengan perencanaan - Audit Lingkungan Sosial - Investigasi - Studi Lapangan yang terancang

TERIMA KASIH!!! Atas perhatian Anda