TESIS PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA I GEDE ANANDITHA WICAKSANA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2012
TESIS PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA I GEDE ANANDITHA WICAKSANA NIM 0891662018 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2012
2 PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Udayana I GEDE ANANDITHA WICAKSANA NIM 0891662018 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2012
3 Lembar Pengesahan TESIS INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL 12 JANUARI 2012 Pembimbing I, Pembimbing II, Prof. Dr. I Wayan Ramantha, SE, MM, Ak, CPA. NIP. 19590510 199003 1 001 Dr. I Ketut Yadnyana, SE, M.Si. Ak. NIP. 19570911 198610 1 001 Mengetahui Ketua Program Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Udayana, Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana, Dr. I Ketut Budiartha, SE., MSi., Ak. NIP. 19591202 198702 1 001 Prof.Dr.dr. A.A.Raka Sudewi, Sp.S(K) NIP. 19590215 198510 2 001
4 Tesis Ini Telah Diuji pada Tanggal 12 Januari 2012 Panitia Penguji Tesis Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana No.: 0069/UN14.4/HK/2012, Tanggal 10 Januari 2012 Universitas Udayana, Ketua: Prof. Dr. I Wayan Ramantha, SE, MM, Ak, CPA Anggota: 1. Dr. I Ketut Yadnyana, SE, M.Si. Ak. 2. Dr. Gerianta Wirawan Yasa, SE, M.Si. 3. Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE, M.Si. 4. Dr. I Wayan Suartana, SE, M.Si.
5 SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT Nama: I Gede Ananditha Wicaksana NIM: 0891662018 Program Studi: Judul Tesis: Magister Akuntansi Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Return on Asset terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah Tesis ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundangan-undangan yang berlaku. Denpasar, 19 Januari 2012 Yang menyatakan, I Gede Ananditha Wicaksana
6 UCAPAN TERIMA KASIH Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas asung wara nugraha-nya, penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity Ratio,dan Return on Asset Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. I Wayan Ramantha, SE, MM, Ak, CPA sebagai pembimbing utama yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan dan saran selama penulis program magister, khususnya dalam penyelesaian tesis ini. Terima kasih yang sebesar-besarnya pula penulis sampaikan kepada Bapak Dr. I Ketut Yadnyana, SE, M.Si. Ak sebagai pembimbing pendamping yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis. Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana Bapak Prof. Dr. Dr. Made Bakta, Sp. PD (KHOM), atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini juga ditujukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh Ibu Prof.Dr.dr. A.A.Raka Sudewi, Sp.S(K), atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswi Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. I Gusti Bagus Wiksuana S.E.,M.S, Dekan
7 Fakultas Ekonomi Universitas Udayana atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan program Magister. Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Bapak Dr. Made Gede Wirakusuma, S.E., M.Si., Ketua Jurusan Akuntansi dan Bapak Dr. I Ketut Budiartha SE., M.Si., Ak., Ketua Program Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Unversitas Udayana. Ungkapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada para penguji tesis, yaitu Bapak Dr. Gerianta Wirawan Yasa, SE., M.Si., Bapak Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE, M.Si dan Bapak Dr. I Wayan Suartana, SE,M.Si. yang telah memberikan masukan, saran, sanggahan dan koreksi sehingga tesis ini dapat terwujud seperti ini. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada rekan-rekan kerja di BIMC Hospital dan kepada rekan-rekan Maksi, May, Nuratama,Wenny Mbak Tri, Mbak Krisna, Putri, Fenkq, Ari dan semua mahasiswa Maksi angkatan ketiga atas semangat, bantuan dan informasi yang diperlukan penulis dalam penelitian ini. Terima kasih khusus penulis persembahkan kepada keluarga, kedua orang tua tercinta, I Gede Hartajaya dan Ibu Kompyang Yuni Wiharni, SE. atas dorongan, dukungan, motivasi, materi serta doa restu selama mengikuti perkuliahan sampai penyelesaian tesis ini. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu melimpahkan anugerah-nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini, serta kepada penulis sekeluarga.
8 ABSTRAK PENGARUH CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA Penelitian ini merupakan studi empiris untuk menguji pengaruh cash ratio, debt to equity ratio, dan return on asset terhadap kebijakan dividen yang diukur dengan dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode pengamatan 2005-2009. Teknik sampel yang digunakan adalah purposive sampling sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 27 perusahaan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda dan uji hipotesis menggunakan t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta f-statistik untuk menguji kelayakan model penelitian dengan level of significance 5%. Selain itu juga dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Hasil analisis menunjukan bahwa variabel cash ratio dan return on asset berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan variabel debt to equity ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend payout ratio. Kata kunci : cash ratio, debt to equity ratio, return on asset, dividend payout ratio
9 ABSTRACT THE EFFECT OF CASH RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, AND RETURN ON ASSET TO DIVIDEND POLICY ON THE LISTED MANUFACTUR COMPANIES IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE This research is an empirical study to examine the effect of cash ratio, debt to equity ratio, and return on asset to dividend policy which was measured by dividend payout ratio on the manufactur companies listed on Indonesian Stock Exchange in period of 2005-2009. The samples were collected using the purposive sampling method and it has resulting 27 companies for the samples. The samples were analyzed by using linear multiple regression tehnique, t-test for testing the hypothesis, and f-test for the feasibility model test with the five percent level of significant. It were tested with classic asumption test like normality test, autocorellation test,multicollinearity test, and heteroscedastisity test. The result shows,cash ratio and return on asset had a positive and significant effect to dividend payout ratio, and debt to equity ratio has a negative and significant effect to dividend payout ratio. Keywords: cash ratio, debt to equity ratio, return on asset, dividend payout ratio
10 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PRASAYARAT GELAR... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv PERNYATAAN... v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... viii ABSTRACT... ix DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 6 1.3 Tujuan Penelitian... 6 1.4 Manfaat Penelitian... 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori... 9 2.1.1 Teori keagenan (agency theory)... 9 2.1.2 Teori pensinyalan (signaling theory)... 12 2.1.3 Teori kebijakan dividen... 13 2.1.4 Rasio kas (cash ratio)... 17 2.1.5 Debt to equity ratio (DER)... 18 2.1.6 Return on asset (ROA)... 19 2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya... 20 BAB III RERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Rerangka Berpikir... 28 3.2 Konsep Penelitian... 33 3.3 Hipotesis Penelitian... 33 3.3.1 Pengaruh cash ratio terhadap dividend payout ratio... 33 3.3.2 Pengaruh DER terhadap dividend payout ratio... 34 3.3.3 Pengaruh ROA terhadap dividend payout ratio... 35 BAB IV METODA PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian... 36
11 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian... 38 4.3 Jenis dan Sumber Data... 38 4.3.1 Jenis data... 38 4.3.2 Sumber data... 39 4.4 Penentuan Sampel Penelitian... 39 4.5 Identifikasi Variabel Penelitian... 41 4.6 Metoda Pengumpulan Data... 43 4.7 Prosedur Penelitian... 44 4.8 Teknik Analisis Data... 44 4.8.1 Uji asumsi klasik... 44 4.8.2 Pengujian hipotesis penelitian... 46 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Statistik Deskriptif... 48 5.2 Pengujian Asumsi Klasik... 49 5.2.1 Uji normalitas... 49 5.2.2 Uji multikolinearitas... 50 5.2.3 Uji autokorelasi... 51 5.2.4 Uji heteroskedastisitas... 52 5.3 Hasil Analisis dan Pengujian Hipotesis... 52 BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Pengaruh cash ratio terhadap dividend payout ratio... 55 6.2 Pengaruh debt to equity ratio terhadap dividend payout ratio... 57 6.2 Pengaruh return on asset terhadap dividend payout ratio... 59 BAB VII SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 7.1 Simpulan Penelitian... 61 7.2 Keterbatasan Penelitian dan Saran... 62 DAFTAR PUSTAKA... 64 LAMPIRAN... 69
12 DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 3.1 Rerangka Berpikir... 32 3.2 Konsep Penelitian... 33 4.1 Rancangan Penelitian... 37
13 DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 2.1 Rangkuman Penelitian Terdahulu... 25 4.1 Seleksi Sampel Penelitian... 40 4.2 Daftar Perusahaan Sampel... 41 5.1 Statistik Deskriptif... 48 5.2 Uji Normalitas... 49 5.3 Uji Multikolinearitas... 50 5.4 Uji Autokorelasi... 51 5.5 Uji Heteroskedastisitas... 52 5.6 Hasil Analisis dan Pengujian Hipotesis... 52
14 DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Halaman 1 Cash Ratio... 69 2 Debt to Equity Ratio... 70 3 Return on Asset... 71 4 Dividend Payout Ratio... 72 5 Statistik Deskriptif... 73 6 Uji Normalitas... 74 7 Uji Heteroskedastisitas... 75 8 Uji Autokorelasi, Multikolinearitas, dan Uji Hipotesis... 76
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengetahui tingkat perkembangan pasar modal dan perkembangan berbagai jenis industri pada negara tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang dalam bentuk ekuitas dan hutang yang jatuh tempo lebih dari satu tahun. Dalam aktivitas di pasar modal, para investor memiliki harapan dari investasi yang dilakukannya, yaitu yang berupa dividen dan capital gain. Investor mempunyai tujuan utama dalam menanamkan dananya ke dalam perusahaan yaitu untuk mencari pendapatan atau tingkat kembalian investasi (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Di sisi lain, perusahaan yang akan membagikan dividen dihadapkan pada berbagai macam pertimbangan antara lain: perlunya menahan sebagian laba untuk re-investasi yang mungkin lebih menguntungkan, kebutuhan dana perusahaan, likuiditas perusahaan, sifat pemegang saham, target tertentu yang berhubungan dengan rasio pembayaran dividen dan faktor lain yang berhubungan dengan kebijakan dividen (Brigham dan Gapenski, 1996). Dividen adalah distribusi yang bisa berbentuk kas, aktiva lain, surat atau bukti lain yang menyatakan hutang perusahaan kepada pemegang saham suatu 1
2 perusahaan sebagai proporsi dari sejumlah saham yang dimiliki oleh pemilik (Jensen et al., 1992). Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen, atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa mendatang (Sartono, 2010). Kebijakan dividen cenderung menjadi salah satu elemen yang paling stabil dan dapat diprediksi oleh perusahaan, dan sebagian besar perusahaan mulai membayar dividen setelah mereka mencapai tahap kematangan bisnis dan ketika tidak ada lagi kesempatan investasi yang menguntungkan perusahaan (Al-Haddad et al., 2011). Proporsi dividen yang dibayarkan pada pemegang saham tergantung pada kemampuan perusahaan menghasilkan laba serta bentuk kebijakan dividen yang diterapkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Prosentase dari laba yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividend disebut Dividend Payout Ratio (Andriyani, 2008). Kebijakan dividen telah menjadi hal yang sangat diperhatikan oleh para manajer keuangan dan perusahaan pada umumnya. Perusahaan dihadapkan pada dilema, apakah akan membagikan dividen kepada pemegang saham, atau manahan laba untuk kegiatan investasi kembali dalam rangka pengembangan usaha (Okpara, 2010). Di sisi lainnya, pembagian dividen yang tinggi kurang disukai oleh manajemen karena akan mengurangi utilitas manajemen yang disebabkan oleh semakin kecilnya dana yang berada dalam lingkup kendali manajemen. Hal ini sesuai dengan residual theory of cash dividend (Karen, 2003) yang menyatakan bahwa kelebihan kas yang ada seharusnya dibagikan dalam
3 bentuk dividen, akan tetapi manajemen tidak menyukai pembagian laba yang diperoleh dalam bentuk dividen. Manajemen lebih suka memperlakukannya sebagai laba ditahan, kecuali mengetahui bahwa dana tersebut tidak memberikan net present value (NVP) yang positif pada tambahan investasi. Pengumuman dividen sebagai alat untuk mengirimkan isyarat yang nyata kepada pasar mengenai hasil kerja perusahaan di masa kini dan di masa yang akan datang adalah merupakan cara yang tepat meskipun mahal tetapi sangat berarti. Setelah menerima isyarat melalui pengumuman dividen, maka pasar akan bereaksi terhadap pengumuman perubahan dividen yang akan dibayarkan, sehingga bisa dikatakan pasar menangkap informasi tentang prospek perusahaan yang terkandung dalam pengumuman tersebut (Ambarwati, 2010). Penelitian ini menggunakan variabel-variabel rasio keuangan dalam memprediksi kebijakan dividen. Rasio keuangan digunakan sebagai variabel penelitian karena rasio keuangan merupakan salah satu alat analisis yang diperlukan untuk mengukur kondisi dan efisiensi operasi perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu laba bersih. Laba perusahaan merupakan unsur dasar kebijakan dividen perusahaan. Rasio keuangan merupakan hasil perbandingan pos-pos dalam laporan keuangan pada suatu periode tertentu. Rasiorasio keuangan yang digunakan antara lain adalah rasio likuiditas yang diukur oleh cash ratio, rasio leverage yang diukur oleh debt to equity ratio dan rasio profitabilitas yang diukur oleh return on asset. Rasio kas atau likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan
4 besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Dividen merupakan cash outflow, maka semakin kuatnya posisi kas atau likuiditas perusahaan berarti makin besar kemampuannya membayar dividen (Riyanto, 2000). Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang menggambarkan perbandingan antara total hutang dengan total ekuitas perusahaan. Perusahaan yang mempunyai kesempatan bertumbuh lebih besar umumnya mempunyai DER yang lebih rendah dalam kebijakan struktur modalnya (Smith dan Watts, 1992). Hal ini disebabkan manajemen cenderung memilih pendanaan modal sendiri untuk membiayai pertumbuhan dengan maksud untuk mengurangi masalahmasalah agensi yang potensial berasosiasi dengan eksistensi hutang yang berisiko dalam struktur modalnya (Subekti dan Wijaya, 2001). Peningkatan hutang pada gilirannya akan mempengaruhi peningkatan laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk dividen yang diterima karena kewajiban untuk membayar hutang lebih diutamakan daripada pembagian dividen. Return on Assets (ROA) menunjukkan kemampuan modal yang diinvestasikan dalam total aktiva untuk menghasilkan laba perusahaan. Semakin tinggi Return on Assets (ROA) maka kemungkinan pembagian dividen juga semakin banyak (Sartono, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno (1999) yang menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi dividend payout ratio pada seluruh perusahaaan publik yang terdaftar di BEI selama periode 1991-1996. Dari penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno (1999) menunjukkan bahwa variabel cash ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio. Andriyani (2008) melakukan
5 penelitian tentang analisis pengaruh cash ratio, debt to equity ratio, insider ownership, investment opportunity set (IOS), dan profitability yang diproksikan oleh return on asset (ROA) terhadap kebijakan dividen yang dilakukan terhadap perusahaan otomotif yang listed di Bursa Efek Indonesia pada periode 2004-2006. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa cash ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Hasil penelitian tersebut bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sunarto dan Kartika (2003) dalam penelitiannya menguji pengaruh cash ratio, current ratio, DTA, ROI, dan EPS terhadap dividen kas pada 34 perusahaan yang terdaftar di BEJ periode 1999-2000 dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya EPS yang berpengaruh signifikan terhadap dividen kas, sedangkan untuk variabel lain yaitu cash ratio, current ratio, DTA, dan ROI tidak menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh Mahadwartha dan Jogiyanto (2002) yang meneliti tentang pengaruh investment opportunity set, kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan dan kebijakan utang terhadap dividend payout ratio pada perusahaan-perusahaan sektor manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Jakarta pada periode 1990-2000. Hasil penelitian Mahadwartha dan Jogiyanto (2002) adalah bahwa kebijakan hutang yang diproksikan oleh debt to equity ratio memiliki pengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Ismiyanti dan Hanafi (2004) menguji pengaruh kebijakan hutang, kepemilikan manajerial, risiko, dan kepemilikan institutional terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang listed di BEJ sebelum tahun 1997. Hasil penelitian menunjukkan hasil yang
6 berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahadwartha dan Jogiyanto (2002). Hasil penelitian Ismiyanti dan Hanafi (2004) menunjukkan bahwa hutang yang diproksikan dengan DER mempunyai pengaruh yang negatif terhadap DPR. Amidu dan Abor (2006) yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio pada 22 perusahaan yang listed di Ghana Stock Exchange pada periode tahun 1998-2003. Variabel-variabel yang digunakan untuk meprediksi DPR adalah, profitability, cash flow, tax, risk, insider ownership, growth, dan market to book value. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa profitability yang diproksikan oleh return on asset (ROA) berpengaruh signifikan dan positif terhadap DPR. Hasil penelitian yang berbeda disimpulkan oleh Damayanti dan Achyani (2006) yang melakukan penelitian terhadap seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 1999-2003 untuk menguji pengaruh antara variabel independen investasi perusahaan, likuiditas, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan dan variabel dependen dividend payout ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel profitabilitas tidak berpengaruh siginifikan terhadap dividen payout ratio. Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut, yang menunjukkan hasil yang tidak konsisten, sehingga penting untuk di replikasi dan diteliti kembali pengaruh variabel cash ratio, debt to equity ratio, dan return on asset terhadap kebijakan dividen dengan proksi dividend payout ratio, dengan perioda waktu pengamatan 2005-2009.
7 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Apakah cash ratio berpengaruh terhadap dividend payout ratio? 2) Apakah debt to equity ratio berpengaruh terhadap dividend payout ratio? 3) Apakah return on asset berpengaruh terhadap dividend payout ratio? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Untuk mengetahui pengaruh cash ratio terhadap dividend payout ratio 2) Untuk mengetahui pengaruh debt to equity ratio terhadap dividend payout ratio 3) Untuk mengetahui pengaruh return on asset terhadap dividend payout ratio. 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1) Manfaat Teoritis Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai masukan atau tambahan wawasan serta bukti empiris mengenai pengaruh cash ratio, debt to equity ratio dan return on asset terhadap kebijakan dividen serta dapat dijadikan
8 sebagai bahan referensi bagi peneliti yang akan melakukan penelitian sejenis atau lebih lanjut. 2) Manfaat Praktis a) Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi yang bermanfaat bagi pembaca khususnya investor atau para pialang saham dalam mengambil keputusan untuk membeli atau menjual saham sehubungan dengan harapannya terhadap dividen yang dibayarkan. b) Bagi para pemimpin dan pengambil kebijakan di dalam perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam penentuan kebijakan dividen yang akan diambil pada saat diadakannya Rapat Umum Pemegang Saham
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori keagenan (agency theory) Jensen dan Meckling (1976) dalam Kumalasari (2007), mengungkapkan bahwa teori keagenan menjelaskan hubungan antara agen (manajemen perusahaan) dan principal (pemegang saham). Scott (1997) menyatakan bahwa perusahaan memiliki beberapa kontrak, contohnya kontrak kerja antara perusahaan dengan manajernya dan kontrak pinjaman antara perusahaan dengan kreditor. Kedua kontrak ini seringkali dibuat berdasarkan angka laba bersih (income), oleh karena itu kontrak tersebut berpengaruh terhadap akuntansi. Hubungan antara agen dan prinsipal biasanya dalam situasi asimetri informasi. Hal ini dapat terjadi karena disebabkan oleh adanya pihak yang mempunyai informasi lebih (agen) dibandingkan dengan pihak lain (prinsipal). Agen lebih banyak memperoleh informasi karena berhubungan langsung dengan operasional perusahaan. Dengan asumsi individu mempunyai kepentingan untuk dirinya sendiri, maka dengan adanya asimetri informasi akan mendorong agen menyembunyikan informasi yang tidak dimiliki oleh principal. Beberapa faktor yang menyebabkan munculnya masalah keagenan, yaitu. 1) Moral Hazard Hal ini umumnya terjadi pada perusahaan-perusahaan besar, dimana manajer cenderung untuk memanfaatkan insentif yang sesuai dengan kepentingannya 9
10 atau berdasarkan keahliannya untuk bayaran yang diterima dari perusahaan dan kemungkinan hal tersebut tidak termasuk dalam kontrak. 2) Jumlah laba yang ditahan Masalah ini berkisar pada kecenderungan untuk melakukan investasi yang berlebihan oleh pihak manajemen (agen) melalui peningkatan dana pertumbuhan dengan tujuan untuk memperbesar kekuasaan, prestise atau memperbesar kemampuan untuk mendominasi dewan komisaris, maupun penghargaan bagi dirinya sendiri, namun dapat menghancurkan kesejahteraan pemegang sahamnya (principal). 3) Horison Waktu Konflik ini muncul sebagai akibat dari kondisi arus kas, dimana prinsipal lebih menekankan pada arus kas untuk masa depan yang kondisinya belum pasti, sedangkan manajemen senderung menekankan pada hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan mereka. 4) Penghindaran Risiko Manajerial Masalah ini muncul ketika ada batasan diversifikasi portofolio yang berhubungan dengan pendapatan manajerial atas kinerja dicapainya sehingga manajer akan meminimalkan risiko saham perusahaan dari keputusan investasi yang meningkatkan risikonya. Menurut DeAngelo (1986) yang dikutip dalam Gumanti (2000) mengatakan bahwa teori keagenan (agency theory) juga menekankan bahwa angka-angka akuntansi memainkan peranan penting dalam menekan konflik antara prinsipal dan agen. Dari sini jelas bahwa mengapa manajer memiliki
11 motivasi untuk mengelola data keuangan pada umumnya dan keuntungan atau earnings pada khususnya. Semuanya tidak terlepas dari apa yang disebut sebagai usaha-usaha untuk mendapatkan keuntungan atau manfaat pribadi (obtaining private gains). Dividen dapat digunakan untuk memperkecil masalah keagenan antara manajer dan pemegang saham (Jensen et al., 1992). Semakin banyak dividen yang ingin dibayarkan oleh suatu perusahaan, semakin besar kemungkinan berkurangnya laba ditahan. Hal ini menyebabkan perusahaan harus mencari sumber dana eksternal untuk melakukan investasi baru. Pembiayaan dividen mungkin dapat digunakan sebagai alat untuk memonitor atau mengevaluasi hasil kerja manajemen meskipun pembayaran dividen yang tinggi mengakibatkan pembiayaan eksternal yang mahal (Weston dan Copeland, 2010). Pembayaran dividen juga berperan dalam mekanisme monitoring karena membuat manajer harus menyediakan dana yang mungkin diperoleh dari luar perusahaan yang tentunya akan dapat mengurangi biaya keagenan (Ambarwati, 2010). Di sisi lain pembagian dividen yang tinggi kurang disukai oleh manajemen karena akan mengurangi utilitas manajemen yang disebabkan oleh semakin kecil dana yang berada dalam pengendaliannya (Putra dan Ratnadi, 2008). Hal ini sesuai dengan residual theory of cash dividend (Karen, 2003) yang menyatakan bahwa kelebihan kas yang ada seharusnya dibagikan dalam bentuk dividen. Pada umumnya manajemen ridak menyukai pembagian laba yang diperoleh dalam bentuk dividen. Manajemen lebih menyukai memperlakukannya sebagai laba
12 ditahan, kecuali mengetahui dana tersebut tidak memberikan net present value (NVP) yang positif pada tambahan investasi. 2.1.2 Teori pensinyalan (signalling theory) Manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik sebagai wujud dari tanggung jawab atas pengelolaan perusahaan. Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi adalah karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (khususnya investor dan kreditor). Teori sinyal juga mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik ataupun pihak yang berkepentingan lainnya. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan, laporan apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik, atau bahkan dapat berupa promosi serta informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari pada perusahaan lain. Penggunaan dividen sebagai isyarat, cenderung berupa cerita bagaimana informasi dapat diteruskan ke pasar daripada teori tentang kebijakan dividen optimal. Pengumuman yang menyatakan bahwa suatu perusahaan telah
13 memutuskan untuk menaikkan dividen per saham mungkin diartikan oleh penanam modal sebagai berita yang baik, karena dividen per saham yang lebih tinggi menunjukkan bahwa perusahaan yakin arus kas pada masa mendatang akan cukup besar untuk menanggung tingkat dividen yang tinggi (Weston dan Copeland, 2010). Pengumuman dividen sebagai alat untuk mengirimkan isyarat yang nyata kepada pasar mengenai hasil kerja perusahaan di masa kini dan masa yang akan datang adalah merupakan cara yang tepat meskipun mahal tetapi sangat berarti. Setelah menerima isyarat melalui pengumuman dividen maka pasar akan bereaksi terhadap pengumuman perubahan dividen yang dibayarkan sehingga bisa dikatakan pasar menangkap informasi tentang prospek perusahaan yang terkandung dalam pengumuman tersebut (Ambarwati, 2010). 2.1.3 Teori kebijakan dividen Dividen merupakan adalah pembayaran dari perusahaan kepada para pemegang saham atas keuntungan yang diperolehnya. Kebijakan dividen adalah kebijakan yang berhubungan dengan pembayaran dividen oleh pihak perusahaan, berupa penentuan besarnya dividen yang akan dibagikan dan besarnya saldo laba yang ditahan untuk kepentingan perusahaan (Sutrisno, 2001). Gitman (2003) memberikan definisi kebijakan dividen sebagai suatu perencanaan tindakan perusahaan yang harus dituruti ketika keputusan dividen harus dibuat. Lee dan Finerty (1990) mengartikan kebijakan dividen sebagai suatu keputusan perusahaan apakah akan membagikan earnings yang dihasilkan kepada
14 para pemegang saham atau akan menahan earnings untuk kegiatan reinvestasi dalam perusahaan. Ada empat bentuk kebijakan pembayaran dividen (Riyanto, 2000), yaitu sebagai berikut. 1) Kebijakan dividen yang stabil. Kebijakan ini merupakan pola pembayaran dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahun relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi. Dividen yang sudah dinaikkan ini akan dipertahankan untuk jangka waktu yang relatif panjang. 2) Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus jumlah ekstra tertentu. Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar saham setiap tahunnya. Jika kondisi keuangan perusahaan baik, perusahaan akan membagikan dividen ekstra di atas jumlah minimal tersebut. Jika kondisi memburuk, maka yang dibayarkan hanya dividen minimalnya saja. 3) Kebijakan dividen dengan penetapan dividend payout ratio yang konstan. Jika kebijakan ini yang dipakai oleh perusahaan, ini berarti bahwa jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya akan berfluktuasi sesuai dengan perkembangan keuntungan netto yang diperoleh setiap tahunnya.