Dr. Ir. Edi Effendi Tedjakusuma, MA Deputi Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan



dokumen-dokumen yang mirip
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL TAHUN 2015

RANCANGAN TEKNOKRATIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN)

PP 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

UNDANG-UNDANG NO 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN:

PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN, PENGANGGARAN, DAN EVALUASI PEMBANGUNAN. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Strategi perencanaan pembangunan nasional by Firdawsyi nuzula

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA BAB I PENDAHULUAN

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

SUMBER HUKUM UTAMA PERENCANAAN DI INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN KABUPATEN (RKPK) ACEH SELATAN TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

PENYUSUNAN PEDOMAN NOMENKLATUR BAPPEDA BERDASARKAN PP 18/2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

- 1 - UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

TELAAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH: UPAYA MEMPERKUAT PERAN DPRD DALAM PEMBANGUNAN TEGUH KURNIAWAN, M.SC FISIP UI.

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BAB II ASAS DAN TUJUAN

MATERI PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN ANGGARAN. Oleh: Galih Elham Setiawan KASUBDIT Penindakan BNN

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

DisampaikanOleh : DR. MUH. MARWAN, M.Si DIRJEN BINA BANGDA. 1. Manajemen Perubahan. 4. Penataan Ketatalaksanaan. 6. Penguatan Pengawasan

Pemerintah Kabupaten Jembrana BAB I PENDAHULUAN

KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

MANAJEMEN KEUANGAN BANDI. 11/26/2013 Bandi, 2013 MKN

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Oleh: DIREKTORAT KELAUTAN DAN PERIKANAN. Jakarta, 3 September 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

Oleh: Staf Ahli Menteri PPN Bidang Hubungan Kelembagaan

Dra. MARDIAH THAMRIN, MPM, Ph.D

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

RKPD Tahun 2015 Pendahuluan I -1

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

RKPD Kabupaten OKU Selatan Tahun 2016 Halaman I. 1


KEBIJAKAN NASIONAL PEMBANGUNAN BIDANG SDA DAN LINGKUNGAN HIDUP 2015

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

Pembangunan Daerah Berbasis Data

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

DESA MENATA KOTA DALAM SEBUAH KAWASAN STRATEGI PEMBANGUNAN ROKAN HULU.

PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 40 TAHUN 2006 (40/2006) TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB VIII PENUTUP BAB VIII PENUTUP

BAB I. PENDAHULUAN. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) adalah satu kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun I-1

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1

Pembangunan Nasional dan Daerah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL TAHUN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pemerintah Kota Bengkulu BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENGERTIAN DASAR

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

11 LEMBARAN DAERAH Januari KABUPATEN LAMONGAN 1/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 01 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

Keselarasan antara RPJMD dengan RPJMN DISAMPAIKAN PADA MUSRENBANG RPJMD KABUPATEN KAMPAR PERIODE

KEBIJAKAN & STRATEGI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BIDANG KOMINFO TAHUN

BAB I P E N D A H U L U A N

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGELOLAAN SDALH DALAM RANGKA MENDUKUNG KETAHANAN NASIONAL

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA.

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

Transkripsi:

Dr. Ir. Edi Effendi Tedjakusuma, MA Deputi Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan Jakarta, 28 Agustus 2014

OUTLINE 1. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional 2. Kedudukan Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pembangunan 3. Indikator dan Pengukuran Kinerja Pembangunan 4. RT-RPJMN 2015-2019 dan Sasaran Capaian Nasional 2

PENDAHULUAN Berdasarkan UU No. 25 Tahun 2004 tentang SPPN, perencanaan pembangunan disusun secara terpadu oleh pemerintah baik di tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten/kota dan menghasilkan perencanaan pembangunan berupa rencana RPJP, RPJMN, dan RKP. Berdasarkan PP No 39 tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan. Secara umum pemantauan dan evaluasi dilakukan untuk membandingkan realisasi pelaksanaan program/kegiatan dengan rencana awal dan mengidentifikasi/mengantisipasi masalah guna memberikan masukan/koreksi terhadap penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi. Pemantauan dan evaluasi dapat dilakukan sejak tahap penyusunan rencana sampai tahap pelaksanaan. 3

AKUNTABILITAS DAN PENGUKURAN KINERJA SISTEM PEMERINTAHAN PLATFORM PRESIDEN/GUB/BUPATI/WALIKOTA PENGUKURAN KINERJA KABINET PRESIDEN/GUB/BUPATI/WALIKOTA PENGUKURAN KINERJA K/L/DINAS/SKPD PENGUKURAN KINERJA PROGRAM PENGUKURAN KINERJA 4

SPPN RPJP Nasional Pedoman Renstra KL Bahan Pedoman Diacu Renja - KL Pedoman Pedoman RPJM Dijabarkan Pedoman RKP Nasional RKA-KL RAPBN Rincian APBN APBN Pemerintah Pusat Diacu Diperhatikan Diserasikan melalui MUSRENBANG RPJP Daerah Pedoman Pedoman RPJM Daerah Renstra SKPD Dijabarkan Bahan Pedoman Diacu RKP Daerah Renja - SKPD Bahan Pedoman Pedoman RAPBD RKA - SKPD APBD Rincian APBD Pemerintah Daerah UU SPPN (No.25/2004) UU KeuNeg (No.17/2003) 5

Tahapan Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Penyusunan Rencana Evaluasi Pelaksanaan Rencana Penetapan Rencana Pengendalian Pelaksanaan Rencana Monev dilakukan secara kontinyu pada semua tahapan 6

MONEV DALAM SIKLUS PERENCANAAN - KONSEP - Penetapan indikator kinerja dengan memperhatikan kaidah SMART agar kegiatan/program yang direncanakan dapat dievaluasi PERENCANAAN/ PENGANGGARAN Pengembangan sistem dan mekanisme monitoring sebagai early warning pelaksanaan kegiatan/program pembangunan Monitoring/ Pengendalian PELAKSANAAN UKP4: Memonitor pelaksanaan Prioritas Nasional/Direktif Presiden Bappenas: Memonitor Pelaksanaan RPJMN & RKP Hasil evaluasi digunakan sebagai bahan bagi penyusunan rencana/anggaran *) Saat ini masih menjadi kendala EVALUASI Evaluasi Kinerja Pembangunan - Pencapaian Kinerja - Kendala/Hambatan - Langkah Tindak Lanjut Pelaksanaan post evaluation dengan membandingkan apa yang sudah dikerjakan dengan yang direncanakan 7

MONEV DALAM SIKLUS PERENCANAAN - ALUR KERJA - Penetapan indikator kinerja dengan memperhatikan kaidah SMART agar kegiatan/program yang direncanakan dapat dievaluasi PERENCANAAN/ PENGANGGARAN PELAKSANAAN PENGECEKAN/ FILLING THE GAP Pelaksanaan post evaluation dengan membandingkan apa yang sudah dikerjakan dengan yang direncanakan EVALUASI MONITORING/ PENGENDALIAN SELEKSI INDIKATOR Pengembangan sistem dan mekanisme monitoring sebagai early warning pelaksanaan kegiatan/program pembangunan Komunikasi dengan OMS Konsultasi & Komunikasi dengan DPR 8

TAHAPAN EVALUASI KINERJA Pasal 2 ayat 4 UU 25/2004 tentang SPPN Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional bertujuan untuk: 1. Mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan; 2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antardaerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah; 3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan; 4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan 5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan. Evaluasi Kinerja Ex-Ante Pengendalian (On-Going) Evaluasi dilaksanakan sebelum penyusunan perencanaan dilakukan Evaluasi bertujuan untuk menilai rasionalitas penetapan sasaran, target, dan melakukan sinkronisasi antara dokumen perencanaan. Evaluasi Ex-Ante diantaranya meliputi: 1) Penetapan Indikator Kinerja; 2) Evaluasi Dokumen Perencanaan; 3) Cost Benefit Analysis Evaluasi dilaksanakan pada saat pelaksanaan program/kegiatan Evaluasi bertujuan untuk memastikan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan perencanaan/target Evaluasi On-Going meliputi: Pengukuran kinerja (output indikator ) dan Anggaran 9 Ex-Post Evaluasi bertujuan untuk melakukan penilaian terhadap pencapaian (outputs/outcomes) pelaksanaan program/kegiatan pembangunan, efisiensi, efektivitas dan manfaat pelaksanaan program/kegiatan Evaluasi Ex-Post meliputi: evaluasi output, outcome, impact

Peran Evaluasi dalam Perencanaan dan Pelaksanaan Potensi Deviasi RPJMN Renstra KL RKP Renja KL RKA KL DIPA KL Realisasi: Fisik dan Anggaran Koreksi yg Diperlukan 10

Peraturan dan Instansi yang Bertanggung Jawab terkait Monev Peraturan Perundang-Undangan K/L Penanggung Jawab UU No. 25/2004 tentang SPPN dan PP No. 39/2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Inpres No.1/2010, Inpres No.3/2010, Inpres Percepatan Pelaksanaan RKP 2011 Inpres Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional PP 08/2006 : Pelaporan Keuangan & Kinerja Instansi Pemerintah Inpres 7/1999 : Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP/LAKIP) Rancangan Perpres SAKIP : Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP/LAKIP) Ket: Peraturan Pengganti Inpres No. 7/1999 dan pelaksanaan PP 8/2006 (inisiasi dari KemenKeu) PP 90/2010 : Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL) Permenkeu 59/2005 : Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat PP 03/2007 : Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) Kepada Pemerintah PP 06/2008 : Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah PP 08/2008 : Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pemda PP 60/2008 : Sistem Pengendalian Intern Pemerintah BAPPENAS UKP4 Kementerian PAN RB Kementerian Keuangan Kementerian Dalam Negeri BPKP 11

Pemantauan: Triwulanan Berjenjang: dari Daerah: SKPD Kabupaten/Propinsi Bupati Gubernur Menteri PPN, Menteri Keuangan, dan Menteri Dalam Negeri K/L: Menteri Sektor Menteri PPN, Menteri Keuangan dan Menteri PAN Evaluasi: K/L: Evaluasi Renja-KL Menteri PPN (2 bulan setelah tahun anggaran berakhir) Evaluasi Renstra-KL Menteri PPN (4 bulan sebelum RPJM berakhir) Menteri PPN: Evaluasi RKP penyusunan rancangan RKP berikutnya Evaluasi RPJM untuk menilai pencapaian pelaksanaan strategi pembangunan nasional, kebijakan umum, program dan kegiatan pokok, serta kerangka ekonomi makro 12

Lingkup Monev dalam UU 25/2004 Pasal 28: 1. Pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan dilakukan oleh masing-masing Kementerian/ Lembaga/ Satuan Kerja Perangkat Daerah; 2. Menteri/ Kepala Bappeda menghimpun dan menganalisis hasil pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan dari masing-masing pimpinan Kementerian/ Lembaga/ Satuan Kerja Perangkat Daerah sesuai dengan tugas dan kewenangannya. Pasal 29: 1. Pimpinan Kementerian/ Lembaga melakukan evaluasi kinerja pelaksanaan rencana pembangunan Kementerian/ Lembaga periode sebelumnya; 2. Pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah melakukan evaluasi kinerja pelaksanaan rencana pembangunan Satuan Kerja Perangkat Daerah periode sebelumnya; 3. Menteri/ Kepala Bappeda menyusun evaluasi rencana pembangunan berdasarkan hasil evaluasi pimpinan Kementerian/ Lembaga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan evaluasi Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2); 4. Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menjadi bahan bagi penyusunan rencana pembangunan Nasional/ Daerah untuk periode berikutnya. 13

Lingkup Monev dalam PP 39/2006 Pasal 12: 1. Evaluasi Renja K/L dan RKP untuk menilai keberhasilan pelaksanaan program berdasarkan sasaran kinerja dan indikator yang tercantum dan Renstra dan RPJMN. 2. Evaluasi Renstra K/L dan RPJMN untuk menilai efisiensi, efektifitas, manfaat, dampak dan keberlanjutan program. 3. Hasil evaluasi tersebut digunakan menilai pencapaian indikator dan sasaran hasil (outcome). Pasal 13: 1. Pimpinan K/L melakukan evaluasi Renja K/L terhadap pencapaian sasaran, indikator, dan sasaran kinerja output setiap kegiatan. 2. Laporan hasil evaluasi Renja K/L disampaikan pada Menter PPN/Bappenas 2 (dua) bulan setelah TA berakhir. 14

Lingkup Monev dalam PP 39/2006 (cont.) Pasal 14: 1. Menteri melakukan evaluasi pelaksanaan RKP berdasarkan laporan hasil evaluasi Renja K/L. 2. Evaluasi RKP digunakan untuk penyusunan rancangan RKP periode 2 (dua) tahap berikutnya, berdasarkan indikator yang tercantum di dalam Renstra dan RPJMN. Pasal 15: 1. Pimpinan K/L melakukan evaluasi Renstra K/L, dilakukan terhadap program-program dan Renstra K/L. Disampaikan kepada Menteri PPN/Bappenas paling lambat 4 (empat) bulan sebelum RPJMN berakhir. 2. Menteri PPN/Bappenas melakukan evaluasi RPJMN menggunakan evaluasi Renstra tersebtu dan hasil evaluasi pelaksanaan RKP periode RPJMN berjalan. 3. Evaluasi RPJMN untuk menilai pencapaian pelaksanaan strategi pembangunan nasional, kebijakan umum, program dan kegiatan pokok serta kerangka Makro sebagaimana dalam dokumen RPJMN. 15

Kerangka Kerja Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pembangunan Nasional 16

17

Permasalahan Indikator Pembangunan Indikator tidak sesuai dengan alat ukur evaluasi kinerja terurama dalam perumusan anggaran. Jumlah indikator pada program/kegiatan terlalu banyak. Tidak semua indikator program/kegiatan memenuhi kriteria yang baik. Perlu menyeleksi dan menyempurnakan indikator kinerja sebagai pengembangan sistem monitoring dan evaluasi kinerja pembangunan nasional: melalui kerangka logika program dan kriteria SMART. 18

PROBLEMS / NEEDS Logic Model IMPACT / DAMPAK Hasil pembangunan yang diperoleh dari pencapaian outcome Apa yang ingin diubah OUTCOME / MANFAAT Manfaat yang diperoleh dalam jangka menengah untuk beneficieries tertentu sebagai hasil dari output Apa yang ingin dicapai OUTPUT / HASIL Produk/barang/jasa akhir yang dihasilkan Apa yang dihasilkan (barang) atau dilayani (jasa) PROSES / KEGIATAN Proses/kegiatan menggunakan input untuk menghasilkan output yang diinginkan Apa yang dikerjakan INPUT Sumberdaya yang memberikan kontribusi dalam menghasilkan output Apa yang digunakan dalam bekerja (4M) 19

SMART Specific Measurable Accountable Result Oriented Time-Bound Menyebutkan dengan jelas data dan kemudahan akses untuk mendapatkannya Indikator yang dapat diukur baik secara kuantitatif maupun kualitatif Memperhitungkan kemampuan unit pelaksana dalam mencapai target kinerja yang ditetapkan. Berada dalam rentang kendali/pertanggungjawaban akuntabilitas unit kerja yang bersangkutan. Relevan atau terkait langsung dengan program/kegiatan yang diukur. Uji dengan jika-maka. Jika digunakan indikator kinerja tertentu, maka informasi mengenai tercapai atau tidaknya sasaran strategis dari suatu program/kegiatan akan dapat diketahui. Memperhitungkan rentang atau periode waktu pencapaian, untuk analisa perbandingan kinerja dengan masa-masa sebelumnya 20

Sinergitas Prioritas Nasional dan Prioritas Daerah Prioritas Nasional (RPJMN) Prioritas Daerah (RPJMD) Pendanaan K/L Transfer Daerah PAD Lain-lain Penerimaan Daerah Pendapatan Daerah Pembiayaan K/L/LPNK Dekonsentrasi Tugas Pembantuan Urusan Bersama APBD PEMBANGUNAN DAERAH L.21

Contoh: Konsistensi Indikator dan Target RKP 2013 terhadap RPJMN 2010-2014 RPJMN 2010-2014 RKP 2013 dijabarkan Outcome Output Indikator Indikator Target Sama (75,61%) Tak Sama (24,39%) Sama (21,58%) Tak Sama (78,42%) Target Sama (48,78%) Tak Sama (51,22%) Sama (11,37%) Tak Sama (88,63%) L.22

23

RPJMN 2015-2019 RPJMN dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional RPJMN 2015-2019 dalam Kerangka RPJPN 2005-2025 Penyusunan RPJMN dalam kerangka kesinambungan perencanaan pembangunan Kerangka Pembangunan Berkelanjutan Tantangan Pembangunan Nasional Sasaran Pembangunan 24

Kerangka Penyusunan RPJMN Arahan RPJPN 2005-2025 Visi Misi Presiden terpilih Evaluasi RPJMN 2010-2014 Isu Strategis Jangka Menengah 2015-2019 (background studies) Rancangan Teknokratis RPJMN 2015-2019 Rancangan RPJMN 2015-2019 Rancangan Akhir RPJMN 2015-2019 Aspirasi Masyarakat Musrenbang RPJMN dan Sidang Kabinet 25

RPJMN 2015-2019 DALAM KERANGKA RPJPN 2005-2025 Visi Pembangunan 2005-2025 INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR (UU 17 TAHUN 2007) Slide - 26

Kerangka Pikir Penyusunan RPJMN 2015-2019 PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Pengarusutamaan EVALUASI RPJMN 2 Background Studies 9 Bidang: 1. Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama 2. Ekonomi 3. Iptek 4. Sarana dan Prasarana 5. Politik 6. Hankam 7. Hukum dan Aparatur 8. Wilayah dan Tata Ruang 9. SDA dan LH SDA SDM IPTEK PEMBANGUNAN BERDAYA SAING, INKLUSIF, BERKELANJUTAN & BERKEADILAN MASUKAN STAKEHOLDERS Tantangan & Kendala *Sumber UU 17/2007 tentang RPJPN Tahun 2005-2025 27

Kerangka Teknokratik RPJMN 2015-2019 Menguatkan landasan untuk keluar dari Middle Income Trap (MIT) Amanat RPJP (Dalam RPJMN 3): SDA, SDM, Iptek. RT-RPJMN: 2015-2019 Jangka Panjang: KELUAR DARI MIT Tercapai tahun 2030 apabila Ekonomi tumbuh 6-8%/tahun RT-RPJMN sangat penting untuk menguatkan fondasi keluar dari MIT. Tidak boleh meleset masa 5 tahun kedepan. Bonus Demografi, AEC, Post 2015, Climate Change Polhukam Ekonomi Kesra Lingkungan -RB -Tertib hukum -Anti korupsi -Demokrasi -Stabilitas DN -Tranfromasi Struktur -Resiliensi -Infrastruktur -Inovasi -Mutu SDM -Kemiskinan -Pemerataan -Employment -BPJS -Pengelolaan SDA dan biodiversity -Kelautan -Mitigasi adaptasi PI Daerah -Pemerataan -SPM terpenuhi -Urbanisasi - Pelaksanaan Desentralisasi Membutuhkan Comprehensif Reform Not BAU (out the box) Prinsip berkelanjutan Terpadu tidak sendirisendiri Delivery Mechanism Kerangka Pendanaan : APBN dan Non-APBN Kerangka Regulasi Kerangka Kelembagaan 28

Tantangan Utama RPJMN 2015-2019 Keluar dari Middle Income Trap (MIT) pada tahun 2030: Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, inklusif dan berkelanjutan Transformasi struktur ekonomi yang didukung pengelolaan SDA yang lebih baik dan pengembangan iptek dan inovasi Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Ketahanan pangan, energi, dan air Penyediaan infrastruktur yang memadai Percepatan pemerataan pembangunan dan pengurangan kesenjangan Pemberantasan korupsi Percepatan konsolidasi demokrasi Potensi bencana alam besar dan resiko perubahan iklim 29

Sasaran Utama RPJMN 2015-2019 Keluar dari Middle Income Trap (MIT) pada tahun 2030: Pertumbuhan ekonomi sekitar 6-8 persen per tahun, terutama didukung oleh industri yang mempunyai nilai tambah tinggi PDB per kapita 2019: menuju USD 7000 Pengurangan angka kemiskinan menjadi 6-8 persen pada periode 2015-2019 Meningkatnya kualitas sumber daya manusia: Meningkatnya angka partisipasi pendidikan (dasar, menengah dan tinggi): APM SD/MI/sederajat : 97 % (2019) APM SMP/MTs/sederajat : 80 % (2019) APK SMP/MTs//sederajat : 104 % (2019) APK SMA/SMK/MA : 89 % (2019) APK PT/PTA : 33 % (2019) Membaiknya kualitas pendidikan Angka Kematian Bayi dari 28 per seribu (2012) menjadi 25 per seribu (2019) Terjaganya swasembada pangan : Produksi Beras : 46,1 juta ton (pertumbuhan 2,9% per tahun) Ketahanan energi : Meningkatkan porsi energi terbarukan dalam bauran energi (renewable energy) Dari 4 % (2014) 6-7 % (2019) Kapasitas terpasang pembangkit listrik : 92,9 GW 30

Road Map MIT 2010 BONUS DEMOGRAPHIC 2030 USD 12.000 Threshold Middle Income Trap 2010 2015 2020 2025 2030 RPJM 2 RPJM 3 RPJM 4 Pertumbuhan PDB 6-8 % per tahun PDB per kapita 2013 Sktr USD 3.500 Kemiskinan 2013 : 11,47% Pengangguran 2013: 6,25% 2019: Menuju USD 7.000 6-8 % per tahun 2025: > USD 12.000 < 5 % 5 5,8 % < 5 % 31

Sasaran Utama RPJMN 2015-2019 Meningkatnya kuantitas sarana prasarana dan kualitas layanan Rasio Elektrifikasi 100 % Jangkauan air bersih 100% Kelayakan jalan raya 100 % Menurunnya emisi GRK: mendekati 26 % (2019) Menurunnya kesenjangan : Meningkatnya peranan PDRB di luar Jawa: Luar Jawa: dari 41 % (2014) menjadi 45-47 % (2019) Jawa: 59 % (2014) menjadi 53-55 % (2019) Menurunnya jumlah kabupaten tertinggal: Dari 114 Kab (2014) 39 Kab (2019) Menurunnya praktek korupsi Meningkatnya konsolidasi demokrasi 32

Kerangka Evaluasi RPJMN 2015-2019 33

Sekian dan Terima Kasih 34