Formulasi dan Evaluasinya Lulur Ubi Ungu (Ipomea batatas)

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC-

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

merupakan campuran dari beragam senyawa kimia, beberapa terbuat dari sumbersumber alami dan kebanyakan dari bahan sintetis (BPOM RI, 2003).

FORMULASI LOTION EKSTRAK BUAH RASPBERRY(Rubus rosifolius) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR SERTA UJI HEDONIK TERHADAP LOTION

BAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan

KRIM TABIR SURYA DARI KOMBINASI EKSTRAK SARANG SEMUT (Myrmecodia pendens Merr & Perry) DENGAN EKSTRAK BUAH CARICA (Carica pubescens) SEBAGAI SPF

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bila dulu scrubbing hanya dapat dilakukan sekali-sekali saja, namun, zaman sudah mulai berubah. Sehingga scrubbing dapat dilakukan kapan saja,

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan rancangan penelitian eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V METODOLOGI. Alat yang digunakan pada praktikum penelitian, meliputi alat autoklaf

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA SEDIAAN MASKER PEEL-OFF. EKSTRAK DAUN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas (L.) Lam.) TUGAS AKHIR

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Produk kosmetik sangat diperlukan manusia, baik laki-laki maupun

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK TENTANG BAHAN KOSMETIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. pertahanan tubuh terhadap infeksi dan efek radikal bebas. Radikal bebas dapat. bebas dapat dicegah oleh antioksidan (Nova, 2012).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

PENGETAHUAN TENTANG KOSMETIKA PERAWATAN KULIT WAJAH DAN RIASAN PADA MAHASISWI JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

BAB III METODE PENELITIAN

r = pengulangan/replikasi 15 faktor nilai derajat kebebasan Penurunan bilangan peroksida pada minyak jelantah.

Determinasi tanaman pisang raja (Musa paradisiaca L.) dilakukan di. Universitas Sebelas Maret. Tujuan dari determinasi tanaman ini adalah untuk

Kode Bahan Nama Bahan Kegunaan Per wadah Per bets

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN C GAMBAR C.1 PEMBUATAN SELULOSA 1. PEMBERSIHAN, PENGERINGAN, DAN PREPARASI SERAT

BAB I PENDAHULUAN. jumlah paparannya berlebihan. Kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari

UJI AKTIFITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT TERONG (SOLANUM MELONGENA L.) DAN UJI SIFAT FISIKA KIMIA DALAM SEDIAAN KRIM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelindung, maupun pembalut penyumbat (Lachman, dkk., 1994). Salah satu bahan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FORMULASI KRIM EKSTRAK ETANOL BUAH STRAWBERRY (Fragaria Sp.)

2011, No Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemer

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias. meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, 1997).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR LAMPIRAN. xvii

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

Formulasi Ekstrak Daun Kokang (Lepisanthes amoena (Hassk.) Leenh.) dalam Bentuk Gel Anti Acne

I. PENDAHULUAN. adalah pewarna bibir. Pewarna bibir termasuk dalam sediaan kosmetik. untuk menyembunyikan kekurangan pada kulit sehingga dapat

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.

Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Mentimun (Cucumis sativus L.) dan Ekstrak Etanol Nanas (Ananas comosus (L) Merr.)

KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN EKSTRAK ETANOL DAUN BERTONI (Stevia rebaudiana) DARI TIGA TEMPAT TUMBUH

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) TERHADAP DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYL HYDRAZYL) ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Ekstrak Etanol 96% Kulit Buah Manggis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,

BAB III METODE PENELITIAN. sebenarnya (True Experiment Research). Menurut (Wiyono dan Burhanuddin,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. A. Kategori Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental

BAB III METODE PENELITIAN

UJI EFEKTIFITAS FORMULA PASTA GIGI EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) SEBAGAI ANTIPLAK

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. terkena polusi dan zat zat yang terdapat di lingkungan kita. Kulit merupakan

Jurnal Akademi Farmasi Prayoga ISSN-Online : X Diterbitkan Oleh Akademi Farmasi Prayoga Padang jurnal.akfarprayoga.ac.

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental laboratoris post test with control group design. 1. Populasi : Mahasiswa Pendidikan Dokter Angkatan 2013.

BAB I PENDAHULUAN. Minyak canola (Brasicca napus L.) adalahminyak yang berasal dari biji

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

FORMULASI GRANUL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA. L) MENGGUNAKAN AEROSIL DAN AVICEL PH 101

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian luar badan (kulit, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia

Pot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel. Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan dari formula Hair Tonic sari lidah buaya (Aloe vera L.) dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Para Pemikir Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn : e-issn :

LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN. A. Pemanfaatan Rumput Ilalang Sebagai Bahan Pembuatan Bioetanol Secara Fermentasi.

BAB I PENDAHULUAN. Biologi yang sangat efektif, karena siswa dapat mempelajari hubungan

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan singkong

I. PENDAHULUAN. menggunakan zat warna alami dan sintetis untuk membuat tampilan produk

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V METODOLOGI. 5.1 Bahan dan Alat yang Digunakan dan Tahapan-tahapan dalam Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik memiliki sejarah panjang dalam kehidupan manusia. Berdasarkan hasil penggalian arkeologi, diketahui bahwa kosmetik telah

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH JENIS PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIKA SEDIAAN SERBUK MASKER WAJAH KULIT BUAH SEMANGKA (CITRULLUS VULGARIS SCHRAD)

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah kesehatan. Hal ini cukup menguntungkan karena bahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Saat ini kosmetik merupakan suatu kebutuhan yang sangat diperlukan, terutama

TANAMAN BERKHASIAT OBAT. By : Fitri Rahma Yenti, S.Farm, Apt

Transkripsi:

Sinteza Jurnal Famasi Klinis dan Sains Bahan Alam Vol. 1 No.1, Februari 2021, Hal. 21-26 Formulasi dan Evaluasinya Lulur Ubi Ungu (Ipomea batatas) Ersi Arviana Ihsan 1, Yuyun Febriani 2 1, Program Studi Farmasi, Fakultas Kesehatan, Universitas Hamzanwadi 2, Program Studi Farmasi, Fakultas Kesehatan, Universitas Hamzanwadi *Corresponding author: Ersi Arviana Ihsan, email : ersiihsan@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi lulur ubi ungu yang baik untuk kulit. Lulur atau Body masker adalah perawatan tubuh dengan membalut seluruh permukaan kulit tubuh menggunakan bahan masker yang mempunyai fungsi berbeda-beda. Fungsinya sesuai dengan produk yang digunakan misalnya melembutkan (softing), mengencangkan (firming), mencerahkan kulit, membantu proses detoksifikasi, atau meramingkan tubuh (slimming). Dari tujuan tersebut preformulasi yang digunakan adalah: 15,3 gram ubi ungu, 30,6 gram serbuk beras ketan, 0,02 gram metil paraben, air mawar 10 ml, susu 2 gram, dan aquades ditambahkan sampai berat 60 gram dalam pembuatan lulur. Untuk mengetahui produk lulur yang diinginkan maka dilakukan penyebaran angket terhadap 80 responden. Hasil analisis angket menunjukkan 76,3% responden pernah menggunakan lulur, 70% responden menggunakan lulur dalam bentuk semi padat, 86% responden belum pernah menggunakan lulur dari bahan ubi ungu, dan, 74% responden mengharapkan produk lulur yang digunakan dapat mencerahkan kulit. Kata kunci : Lulur, ubi ungu, preformulasi ABSTRACT This study aims to determine which purple sweet potato scrub formulation is better for the skin. Scrub or body mask is a body treatment by wrapping the entire surface of the body's skin using mask materials that have different functions. Its function is in accordance with the product used, for example softening, firming, brightening the skin, helping the detoxification process and slimming. As intention of the research, the preformulation used was: 15.3 grams of purple sweet potato, 30.6 grams of glutinous rice powder, 0.02 grams of methyl paraben, 10 ml of rose water, 2 grams of milk, and distilled water were added up to 60 grams of weight in the manufacture of scrubs. To obtain the desired scrub product, questionnaires were distributed to 80 respondents. The results of the questionnaire analysis showed 76.3% of respondents had used scrubs, 70% of respondents used scrubs in semi-solid form, 86% of respondents had never used scrubs made from purple sweet potatoes, and, 74% of respondents expected that the scrub products used could brighten the skin. Keywords : Scrub, purple sweet potato, preformulation Vol. 1 No.1, Februari 2021, Hal. 21-26 21

PENDAHULUAN Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan membran mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau melindung atau memelihara tubuh pada kondisi baik (kemenkes, 2010). Pada zaman saat ini semakin banyak masyarakat yang sadar akan kesehatan kulit, baik menggunakan produk alami ataupun sintetis. Semakin maraknya produk kosmetika yang digunakan oleh masyarakat baik yang terjual secara langsung maupun online. Kosmetika tidak hanya diproduksi oleh industri kosmetika yang memiliki ijin resmi akan tetapi banyak kosmetika yang diproduksi oleh orang-orang yang tidak memiliki izin atau diproduksi secara ilegal. Industri kosmetika adalah industri yang memproduksi kosmetika yang telah memiliki izin usaha industri atau tanda daftar industri sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (Kemenkes, 2010). Produk-produk kosmetika yang sering digunakan adalah sabun, cream, bedak, lipstik, pasta gigi, lulur dan lain-lain. Antioksidan adalah suatu zat yang banyak digunakan sebagai zat aktif dalam pembuatan kosmetik, baik dalam bentuk serbuk maupun semipadat salah satunya yaitu lulur. Lulur adalah suatu sediaan kosmetik yang berfungsi untuk mengangkat sel kulit mati. Lulur yang digunakan memiliki fungsi sesuai dengan produk yang digunakan seperti melembutkan (softing), mengencangkan (firming), mencerahkan kulit, membantu proses detoksifikasi atau merampingkan tubuh (slimming). Adapun sediaan lain yang memiliki efek sebagai antiaging yaitu krim ubi ungu memiliki efek berupa mencegah kerutan dan mencegah pigmentasi (Damaranie et al, 2014). Ubi jalar ungu memiliki kandungan berupa flavonoid, antosianin, saponin dan tanin (Supiyanti et al, 2010; Sulastri et al, 2013). Adanya kandungan flavonoid dan antosianin yang merupakan suatu agen antioksidan. Flavonoid adalah salah satu kelompok senyawa metabolit sekunder yang paling banyak ditemukan di dalam jaringan tanaman (Narasimhan, 1985). Aging disebabkan oleh radiasi sinar matahari. Aging kulit ditandai dengan tampilan kulit yang kering, keriput, tidak elastis (Ratnam et al, 2006). Ubi jalar ungu termasuk salah satu tanaman yang dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat sebagai makanan saja, namun pemanfaatan dalam bentuk yang lain seperti kosmetik sangat jarang. Pemanfaataan suatu tanaman menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi saat ini sangat dibutuhkan. Kebutuhan produk kosmetik yang ditunjang dengan gaya hidup masyarakat saat ini membuat pemanfaatan sumber daya lokal menjadi sangat penting METODELOGI Bahan Dan Alat Bahan utama yang digunakan adalah ubi jalar ungu yang diambil dari hasil budidaya daerah Jenggik Kabupaten Lombok Timur, Nusa tenggara Barat. Bahan yang digunakan: beras ketan, metil paraben, susu, air mawar, aquadest. Peralatan yang digunakan seperti: alat pemotong ubi, oven Hammert, ayakan 30 Mesh, ph universal, glassware, timbangan analitik Ohaus gr 200, alat uji daya sebar, alat uji daya lekat Metode Jenis penelitian ini adalah penelitan eksperimental. Laboratorium yang digunakan adalah Teknologi Sediaan Farmasi, Program Studi Farmasi Fakultas Kesehatan Universitas Hamzanwadi Teknik Pengumpulan Data Populasi dan sampel Sampel yang digunakan adalah ubi jalar ungu yang diambil dari daerah Jenggik Kabupaten Lombok Timur, Nusa tenggara Barat. Populasi dalam penelitian ini adalah 80 orang, dimana 80 orang diberikan produk lulur ubi jalar ungu yang dibuat dan lulur yang ada dipasaran kemudian mengisi kuisioner sesuai dengan kondisi yang dirasakan oleh orang tersebut. 22 Vol. 1 No.1, Februari 2021, Hal. 21-26

Preparasi simplisia Pemilihan ubi jalar ungu kemudian dilakukan perajangan dan pengeringan pada oven dengan suhu 50 o C. Dilakukan penyerbukan dari ubi jalar ungu kemudian diayak menggunakan ayakan 30 Mesh. Serbuk yang lolos ayakan 30 Mesh digunakan untuk pembuatan lulur. Preformulasi Tabel I. Formulasi Lulur Ubi Ungu (Putri, Stepani Eka, 2012) Bahan Formula I Formula II Formula III Serbuk Ubi Ungu 23 gram 30,6 gram 15,3 gram Serbuk beras ketan 23 gram 15,3 gram 30,6 gram Metil paraben 0,02 gram 0,02 gram 0,02 gram Susu 2 gram 2 gram 2 gram Air Mawar 10 ml 10 ml 10 ml Aqudes Add 60 gram Add 60 gram Add 60 gram Cara pembuatan lulur Serbuk ubi ungu dimasukkan ke dalam mortir dan ditambahkan serbuk beras ketan, kemudian ditambahkan oleum rosae q.s, aduk sampai homogen. Ditambahkan metil paraben yang telah dilarutkan dalam aquadset dan ditambah aquadest sampai 100 gram. Dicampurkan bahan diaduk hingga homogen dan dimasukkan lulur ke dalam pot Uji sifat fisik Uji daya lekat: Menimbang 25 gram lulur, dioleskan pada kaca dan diberi beban 500 gram selama 1 menit, kemudian beban dilepas dan dihitung waktu daya lekatnya. Uji daya sebar: Menimbang 25 gram lulur, diletakkan diatas kaca, diukur daya sebarnya. Diberi beban 50 gram beban dan 100 gram kemudian diukur daya sebar. Uji ph: Untuk uji ph menggunakan indikator universal. Analisis Data Analisis data menggunakan analisis kualitatif terhadap hasil quisioner/angket yang disebarkan. Angket diberikan kepada 100 orang relawan yang akan menggunakan lulur dari ubi jalar ungu dan lulur yang sudah terdapat di pasaran. Hasil data quisioner/angket dilakukan analisis hasil evaluasi lulur dan analisis pasar terhadap konsumen dalam bentuk nilai persentase. Rumus untuk mengolah data yang berupa deskriptif persentase (Sudijono, 2009: 43) adalah sebagai berikut: f P = x 100% N Keterangan : f : Frekuensi yang sedang dicari presentasinya N : Number of case (jumlah frekuensi/ banyaknya individu P : Angka presentase Apabila datanya berupa persentase, proporsi maupun rasio, maka kesimpulan yang dapat diambil, disesuaikan dengan permasalahannya. Berikut ini penggolongan persentase kategori yang akan digunakan adalah: Vol. 1 No.1, Februari 2021, Hal. 21-26 23

Tabel II. Deskriptif Presentase (Sudijono, 2009: 43) Presentase Keterangan Makna 80%-100% Baik Digunakan 60%-79% Cukup Diperbaiki 50%-59% Kurang Baik Tidak digunakan < 50% Tidak Baik Tidak digunakan HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan serbuk kering Pembuatan serbuk ubi jalar ungu yaitu sebanyak 1,832 kg dirajang dan dikeringkan dalam oven dengan suhu 50 o C. Setelah kering dilakukan penyerbukan dengan menggunakan blender dan diayak menggunakan Mesh 100. Serbuk yang dihasilkan sebanyak 540,12 gram dengan rendemen 29,483%. Hasil uji ph PH adalah pengatur derajat keasaman suatu sediaan sehingga menjamin sediaan lulur dapat memberikan kenyamanan pada kulit sewaktu digunakan, karena jika ph lulur terlalu basa akan menyebabkan kulit bersisik dan jika ph terlalu asam akan menyebabkan iritasi kulit. Hasil uji ph pada lulur menunjukkan bahwa ph lulur ubi jalar ungu adalah 6, sedangkan ph kulit 4,5-6 (Wasiaatmadja, 1997). Hasil uji daya sebar Uji daya sebar digunakan untuk mengetahui seberapa luar lulur dapat menyebar pada saat digunakan. Hasil uji daya sebar dapat dilihat pada Tabel III. Tabel III. Hasil uji daya sebar lulur ubi jalar ungu Formula Replikasi Tanpa penambahan Beban Beban beban (cm) 50 gram (cm) 100 gram (cm) 1 2,75 3 3,25 1 2 2,55 2,85 3,2 3 2,25 2,75 3 Rata-rata 2,52 2,87 3,15 1 2,45 2,7 3 2 2 2,35 2,5 2,75 3 2,55 2,7 2,9 Rata-rata 2,45 2,63 2,88 1 2,7 3 3,35 3 2 2,5 2,95 3,15 3 2,65 2,95 3,2 Rata-rata 2,62 2,97 3,23 Berdasarkan hasil pengujian daya sebar menunjukkan bahwa daya sebar lulur memenuhi kriteria. Sediaan yang baik yaitu memiliki daya sebar yang luas, karena semakin luas daya sebarnya maka semakin luas kontak antara kandungan zat aktif ubi jalar ungu dengan kulit sehingga absorbsi zat aktifnya pun akan lebih cepat dan memberikan kenyamanan penggunaan sediaan tersebut oleh konsumen Hasil uji daya lekat Daya lekat merupakan kemampuan dari sediaan untuk melekat pada kulit dalam jangka waktu penggunaan. Semakin lama daya lekat suatu sediaan, amak semakin lama katu penetrasi obat ke kulit sehingga absorbsi obat akan lebih maksimal. Tujuan uji daya lekat yaitu untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan oleh lulur untuk melekat di kulit. Uji daya lekat dapat dilihat pada Tabel IV. 24 Vol. 1 No.1, Februari 2021, Hal. 21-26

Tabel II. Hasil uji daya lekat Percobaan Formulasi 1 Formulasi 2 Formulasi 3 Replikasi 1 25,5 detik 20,9 detik 30,1 detik Replikasi 2 30,0 detik 19,0 detik 29,4 detik Replikasi 3 26,7 detik 15,2 detik 19,5 detik Rata-rata 27,2detik 18,37 detik 26,3 detik Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa lulur ini memiliki daya lekat yang baik. Dimana semakin tinggi daya lekat akan menghasilkan daya penetrasi lulur terhadap kulit akan semakin baik Hasil analisis angket Responden merupakan kalangan mahasiswa dan dosen dengan rentang umur terbagi menjadi dua golongan. Golongan pertama adalah mahasiswa dengan rentang umur 17-25 tahun dan golongan kedua adalah dosen dengan rentang umur 25-35 tahun. Hasil data responden dengan jumlah responden 80 orang. Penggunaan lulur dikalangan mahasiswa sangat familiar. Ini dilihat dari persentase yang cukup tinggi sekitar 76,3% responden pernah menggunakan lulur. Persentase responden yang tidak pernah menggunakan lulur sebesar 23,8%. Untuk frekuensi penggunaan lulur yaitu 1xseminggu sebanyak 47,5%, 2xseminggu sebanyak 16,3%, dan 3xseminggu sebanyak 13,8%. Beberapa jenis lulur uang digunakan yaitu lulur serbuk kering, lulur kocok dan lulur semi padat. Untuk lulur dalam bentuk semi padat mendapatkan persentase hampir 70% Sedangkan untuk harga lulur yang digunakan persentase responden rata-rata berkisar antara Rp. 10.000,- sampai Rp. 50.000,-. Jika dilihat dari pengunaan lulur pada responden dapat dikatakan bahwa mahasiswa lebih menyukai lulur semi padat dan pada harga yang relatif agak mahal, karena responden menganggap bahwa harga tinggi disesuaikan dengan kualitas dan hasil yang sesuai dengan harapan. Untuk pengunaan bahan ubi ungu sebagai bahan produk lulur hamper 86% responden tidak pernah mengunakan. Ini menjadi dasar untuk mengembangkan produk lulur dari bahan ubi ungu. Harapan yang ingin didapatkan responden dari produk lulur ubi ungu yaitu sebagian besar (74%) ingin mencerahkan dan menghaluskan. KESIMPULAN Preformulasi yang digunakan dalam pembuatan produk lulur ubi ungu adalah: 15,3 gram ubi ungu, 30,6 gram serbuk beras ketan, 0,02 gram metil paraben, air mawar 10 ml, susu 2 gram, dan aquades ditambahkan sampai berat 60 gram dalam pembuatan lulur. Hasil analisis angket menunjukkan 76,3% responden pernah menggunakan lulur, 70% responden menggunakan lulur dalam bentuk semi padat, 86% responden belum pernah menggunakan lulur dari bahan ubi ungu, dan 74% responden mengharapkan produk lulur yang digunakan dapat mencerahkan kulit. Ucapan Terimkasih Ucapan terimakasih diberikan kepada Universitas Hamzanwadi untuk dana hibah yang telah diberikan, Teknologi Sediaan Farmasi, Fakultas Kesehatan Universitas Hamzanwadi, dan Petani Ubi jalar ungu Daerah Jenggik Lombok yang telah memfasilitasi dan menyediakan bahan utama dalam penelitian ini sehingga dapat menghasilkan hasil yang bermanfaat untuk masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Balitkabi. 2001. Deskripsi Varietas Unggul Ubi Jalar. Balai Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi- Umbian. Malang. Balitkabi. 2011. Deskripsi Varietas Unggul Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian. Balai Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian. Malang. 179 hlm. Dipahayu Damaranie., Soeratri Widji., dan Agil Mangestuti. 2014. Formulasi Krim Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas (L.) Lamk) Sebagai Anti Aging. Pharm Sci Res. 1 (3). ISSN 2407-2354. Vol. 1 No.1, Februari 2021, Hal. 21-26 25

Putri, Stepani Eka. 2012. Pengaruh Ukuran Partikel Serbuk Biji Coklat (Theobroma cacao L.) Terhadap Daya Angkat Sel Kulit Mati dan Sifat Fisik Lulur. Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan: Yogyakarta. Ratnam, D., Ankola, D., Bhardjaw, V., 14. Sahana, D., Kumar, M. (2006). Role of antioxidant in prophylaxis and therapy : A pharmaceutical prespective. Journal Control Release, 113(3), 189-207. Sulastri, Erlidawati, Syahrial, Muhammad Nazar, Thursina Andayani. 2013. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Ubi Jalar Ungu (Ipomea batatas L.) Hasil Budidaya. Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan. 9(3); 125 130. ISSN 1412-5064. Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada. Supiyanti, Wawan et al, 2010. Uji Aktivitas Antioksidan dan Penentuan kandungan Anotosianin Total Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.). Majalah Obat Tradisional, 15(2), 64 70 Wasitaatmadja, S.M., 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik, hal 3-5, 11-17. 62-63, 86. Universitas Indonesia Press: Jakarta 26 Vol. 1 No.1, Februari 2021, Hal. 21-26