Characteristics of Palm Sugar Syrup on Total Soluble Solid Concentrations

dokumen-dokumen yang mirip
I PENDAHULUAN. tebu, bit, maple, siwalan, bunga dahlia dan memiliki rasa manis. Pohon aren adalah

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN GULA AREN DAN SUHU PEMANASAN TERHADAP ORGANOLEPTIK DAN KUALITAS SIRUP AIR KELAPA

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu

SIFAT KIMIA DAN TINGKAT KESUKAAN PERMEN KERAS (Hard Candy) SARI BUAH PALA (Myristica fragrans houtt famili myristicaseae)

Untuk Daerah Tertinggal

PRODUKSI GULA CAIR DARI PATI SAGU SULAWESI TENGGARA

DIVERSIFIKASI PRODUK AREN UNTUK PANGAN DAN PROSPEK PASAR

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan ini dikenal dengan berbagai nama seperti nau, hanau, peluluk, biluluk,

PENDAHULUAN. Nira adalah cairan yang rasanya manis dan diperoleh dari bagian tandan

I PENDAHULUAN. kesehatan. Nutrisi dalam black mulberry meliputi protein, karbohidrat serta

PENGARUH PERBANDINGAN GULA MERAH CAIR DAN NIRA TERHADAP KARAKTERISTIK GULA SEMUT (Palm Sugar)

PENDAHULUAN. Berbagai jenis tumbuhan di Indonesia mempunyai banyak manfaat bagi. kelangsungan hidup manusia. Salah satunya adalah tanaman aren (Arenga

I. PENDAHULUAN. kelezatannya (Anonim a, 2006). Manggis menyimpan berbagai manfaat yang luar

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam kadar protein kecap manis air kelapa menunjukkan

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PENGARUH PERBANDINGAN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) DENGAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) DAN JENIS JAMBU BIJI TERHADAP KARAKTERISTIK JUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan ragi). Di Sulawesi Utara, pengolahan etanol dari nira aren dilakukan

I. PENDAHULUAN. mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin banyak. Upaya pemenuhan

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI SIFAT KIMIA DAN SIFAT FISIKA DARI MADU ASLI DENGAN MADU YANG DIJUAL DI PASARAN MEDAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005

PENGARUH PROPORSI EKSTRAK ROSELA DAN STRAWBERRY TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SIRUP ROSELA-STRAWBERRY SKRIPSI OLEH: ELVANA_

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan suatu produk minuman atau jajanan tradisional yang

PEMANFATAN LIMBAH BUAH NANAS DALAM PEMBUATAN NATA DE PINA (PINEAPPLE FRUIT WASTE UTILIZATION FOR THE MAKING OF NATA DE PINA)

Mutu Gula Aren dan Perubahannya Selama Penyimpanan (Studi Kasus di Desa Hariang-Lebak Provinsi Banten)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman

KELAPA GENJAH SEBAGAI SUMBER NIRA UNTUK PEMBUATAN GULA

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (6) Hipotesa dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA TRADISIONAL DENGAN PERLAKUAN SUHU AIR YANG BERBEDA

PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

PENGARUH KONSENTRASI GULA KRISTAL Dan ASAM SITRAT TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK, KIMIA DAN ORGANOLEPTIK SIRUP AIR KELAPA ABSTRACT ABSTRAK PENDAHULUAN

PENGARUH SUHU EKSTRAKSI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SARI BUAH KAWIS DAN MARKISA SKRIPSI

KANDUNGAN VITAMIN C DAN UJI ORGANOLEPTIK FRUITHGURT KULIT BUAH SEMANGKA DENGAN PENAMBAHAN GULA AREN DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian. Oleh : ERIK JUNAIDI

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di

PEMANFAATAN KACANG HIJAU (PHASEOLUS RADIATUS L ) MENJADI SUSU KENTAL MANIS KACANG HIJAU

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan bahwa lansia atau lanjut usia di Indonesia adalah sebuah periode

BAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan

ABSTRAK. Kata kunci : ampas padat brem, hidrolisis, H 2 SO 4, gula cair

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pembawa cita rasa, melainkan juga mempunyai fungsi fisiologi. pangan terdapat senyawa yang mempunyai peranan penting bagi

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apokat (KBBI: Avokad), alpukat, atau Persea americana Mill merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan lokal, termasuk ubi jalar (Erliana, dkk, 2011). Produksi ubi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak masyarakat Indonesia mengkonsumsi buah-buahan bertujuan untuk

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai obat. Sekarang ini banyak sekali berbagai jenis obat yang dikemas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN SUMBER KARBOHIDRAT

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Teh adalah salah satu minuman terkenal di dunia, termasuk di

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

I. PENDAHULUAN. makanan selingan berbentuk padat dari gula atau pemanis lainnya atau. makanan lain yang lazim dan bahan makanan yang diijinkan.

PENGARUH LAMA FERMENTASI & JENIS SUMBER NITROGEN TERHADAP PRODUKTIVITAS & SIFAT FISIK NATA DE LONTAR

1 PENDAHULUAN. Pemikiran, dan (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

Pengolahan Anggur Berbasis Air Kelapa. Wine Made from Coconut Water

BAB 1 PENDAHULUAN. Buah kersen merupakan buah yang keberadaannya sering kita jumpai

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan

KARAKTERISASI ASAP CAIR HASIL PIROLISIS AMPAS TEBU SERTA PENGUJIANNYA UNTUK PENGAWETAN DAGING AYAM

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tomat termasuk buah klimaterik dimana terjadi peningkatan proses

BAB I PENDAHULUAN. Amerika misalnya, sebagian besar masyarakat menyukai minuman ini, sehingga

Proses Pembuatan Madu

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

PENGARUH PROPORSI DAGING BUAH PALA DENGAN AIR DAN KONSENTRASI PUTIH TELUR TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SARI DAGING BUAH PALA SKRIPSI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LAPORAN TUGAS AKHIR SIRUP GLUKOSA DARI BIJI SORGUM. ASAM KLORIDA (HCl)

I. PENDAHULUAN. mencegah rabun senja dan sariawan (Sunarjono, 2003). Jeruk bali bisa dikonsumsi

Keywords : fermentation time, pomacea canaliculata sauce, consumer test

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu produk olahan susu di Indonesia yang berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya aktivitas yang harus dilakukan, sementara waktu yang ada sangat terbatas. Gaya

PENGARUH PERBANDINGAN JENIS GULA AREN (Arenga pinnata Merr) TERHADAP MUTU SENSORIS HALUA KACANG TANAH (Arachis hypogeae L.)

BAB I PENDAHULUAN. iklim dan aktivitas fisik (Almatsier 2004). pangan untuk dikonsumsi. Selain dari faktor pengetahuan dan faktor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sebagian besar penduduknya

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negeri yang kaya akan buah-buahan tropis. Salah satu buah

PENGARUH PENAMBAHAN GULA DAN AMONIUM SULFAT TERHADAP KUALITAS NATA DE SOYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nira yang dihasilkan oleh setiap tanaman tersebut memiliki ciri fisik serta

PENGARUH PROPORSI SUKROSA DENGAN SORBITOL TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK DARI BLACK TEA HARD CANDY SKRIPSI

III. BAHAN DAN METODE. Aplikasi pengawet nira dan pembuatan gula semut dilakukan di Desa Lehan Kecamatan

ADSORPSI BERULANG DENGAN K ZEOLIT UNTUK KOMPONEN GULA REDUKSI DAN SUKROSA PADA TETES TEBU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut WHO, makanan adalah : Food include all substances, whether in a

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bertambahnya populasi penduduk usia lanjut, perubahan gaya hidup terutama

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya pisang ambon, pisang raja, pisang mas, pisang kepok

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KUALITAS FRUITGHURT KULIT PISANG (Musa paradisiaca) DENGAN PENAMBAHAN SARI TEBU DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI

TEKNOLOGI PENGOLAHAN GULA COKLAT CAIR NIRA SIWALAN (Borassus flabellifer L.)

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

I. PENDAHULUAN. daratan Malaya. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

Transkripsi:

Karakteristik Sirup Nira Aren pada Beberapa Konsentrasi Total Padatan Terlarut Characteristics of Palm Sugar Syrup on Total Soluble Solid Concentrations RINDENGAN BARLINA, PATRIK PASANG DAN ADHITYA YUDHA PRADHANA Balai Penelitian Tanaman Palma Jalan Raya Mapanget, PO.Box 14, Manado Telp. 431-81243; Fax. 431-81217 Email: barlina_rindengan@yahoo.com Diterima 16 Oktober 22 / Direvisi 7 November 22 / Disetujui 21 Desember 22 ABSTRAK Aren adalah salah satu tanaman sumber bahan baku gula yang telah dilakukan secara turun temurun. Semua bagian dapat dimanfaatkan, baik sebagai sumber pangan maupun non pangan, tetapi sampai saat ini, produk utama yang diperhatikan masih terfokus pada nira, sebagai bahan baku gula cetak maupun gula semut. Untuk menambah ragam produk dari nira aren, dapat diolah menjadi sirup sehingga pemanfaatannya lebih bervariasi. Oleh karena itu, pada tahun 218 telah dilakukan pengolahan nira aren menjadi sirup. Penyadapan nira aren, dilakukan di kebun petani di desa Tinoor Kotamadya Tomohon, Propinsi Sulawesi Utara. Pengolahan sirup dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian Tanaman Palma, dan sebagian analisa karakteristik dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa, Kimia dan Biokimia Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, UGM-Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sirup nira aren yang telah dilakukan dalam empat tingkatan total padatan terlarut, yaitu 65 Brix, 7 Brix, 75 Brix dan 8 Brix, memiliki karakteristik sebagai berikut kadar air berkisar 24,16-31,73, viskositas 14cP-2336cP, kadar total 62,77-68,14, sakarosa 57,55-62,22, gula reduksi 1,29-4,11, kadar fenolat (antioksidan),13-,29. Pengolahan sirup nira aren ini tidak dilakukan penambahan gula pasir, sehingga sakarosa yang terkandung adalah alami hanya dari nira aren dan dengan adanya senyawa fenolat, maka sirup nira aren dapat dikategorikan sebagai sirup nira aren fungsional sehingga sangat bermanfaat untuk kesehatan. Sirup nira aren yang memiliki viskositas mendekati sirup komersial adalah pada TPT 7 Brix yang memiliki viskositas 399,8cP, kadar air 29,49, sakarosa 58,, gula total 63,15, gula reduksi 2,5, fenolat,14, intensitas warna L*=tingkat kecerahan 43,83, a*=kemerahan 15,55 dan b*= kekuningan 34,4. Kata kunci: Nira, pengolahan, sirup, karakteristik ABSTRACT Aren is a plant source of raw material for sugar that has been carried out from generation to generation. All parts can be used, both as a source of food and non-food. However, the main product that has been concerned is still focused on sap, as a raw material for sugar. To increase the variety of products from sap, it can be processed into syrup so that its use is more varied. Therefore, in 218 the sap of palm sugar for palm juice processing has been carried out into syrup. The tapping of palm sap is carried out in farmer s gardens in Tinoor village, Tomohon Municipality, North Sulawesi Province. Syrup processing is carried out at the Indonesian Palm Crops Research Institute Laboratory, and part of the analysis is carried out at the Engineering, Chemical and Biochemical Laboratory of the Agricultural Product Technology Department, UGM-Yogyakarta. The results showed that palm sugar syrup that has been carried out in the level of total soluble solids, namely 65 Brix, 7 Brix, 75 Brix and 8 Brix, has the following characteristics, water content ranges from 24.16-31.73, viscosity 14cP-2,336cP, total content 62.77-68.14, saccharose 57.55-62.22, reducing sugar 1.29-4.11, phenolic content (antioxidants).13 -.29. Processing of palm sugar syrup without additional sugar, so that the saccharose contained is natural only from palm sap and with the presence of phenolic compounds, palm sap syrup can be categorized as syrup functional so it is very beneficial for health. Sugar palm syrup which has a commercial syrup viscosity of total soluble solids 7 Brix which has a viscosity of 399.8cP, an water content of 29.49, saccharose 58., total sugar 63.15, reducing sugar 2.5, phenolic content.14, color intensity L*= lightness 43.83, a*= reddish 15.55 and b*= yellowish 34.4. Keywords: Sugar palm sap, processing, syrup, characteristics 11

Karakteristik Sirup Nira Aren pada Beberapa Konsentrasi Total Padatan Terlarut (Rindengan Barlina, et al.) PENDAHULUAN Aren adalah salah satu tanaman sumber bahan baku gula yang telah dilakukan secara turun temurun. Tanaman ini tumbuh di 26 provinsi dengan luas areal mencapai 61.924 ha di Indonesia (Kementerian Pertanian, 216). Semua bagian dapat dimanfaatkan, baik sebagai sumber pangan maupun non pangan, tetapi sampai saat ini, produk utama yang diperhatikan masih terfokus pada nira, sebagai bahan baku pengolahan gula, baik gula padat maupun gula cair. Gula merupakan salah satu dari sembilan bahan kebutuhan pokok yang selalu defisit, akibat kebutuhan yang selalu meningkat seiring dengan peningkatan konsumsi dan pertambahan penduduk. Pada Tahun 22-223 diproyeksikan kebutuhan gula nasional mencapai 2,8 juta ton, sedangkan produksinya mencapai, 2,18 juta ton, sehingga mengalami defisit 62 ribu ton, yang harus dipenuhi sampai akhir tahun 223 melalui program percepatan swasembada gula konsumsi (Mokhtar, 22). Untuk menyiasatinya, selain meningkatkan luas areal komoditas utama penghasil gula, juga dapat disubstitusi dari komoditas tanaman palma, seperti aren, kelapa dan lontar. Di Sulawesi Utara terdapat tanaman aren yang memiliki produktivitas nira sangat tinggi, yakni 35-4 liter/pohon/hari, dengan umur sadap 5-12 tahun (Dalibard, 1999) dalam Rindengan, et al (22). Selain itu di Jawa Tengah, terdapat juga produktivitas nira aren yang mencapai 2-3 liter/pohon/hari (Natawijaya et al. 218). Nira aren yang masih segar memiliki kemasaman (ph)>6 dan kadar gula total 12,5-14,Brix (Rindengan et al., 26). Dilaporkan bahwa nira aren memiliki sakarosa 13,9-14,9, karbohidrat 11,28, protein,2, lemak,2, abu,4 dan memiliki berbagai jenis asam organik (mg/1g), sepertisitrat,9, tartarat,6,malat 17,, laktat, Suksinat 17,, laktat 4,, fumarat,1 dan piroglutamat 3,9 (Itoh et al. 1985) dalam Rindengan (22). Jenis dan komposisi asam organik pada nira aren akan berpengaruh terhadap aroma produk gula atau olahan bahan pangan yang menggunakan pemanis gula aren. Gula aren memiliki beberapa keunggulan dibanding dengan gula tebu atau pemanis lain. Beberapa keunggulannya sebaga berikut: (a) rasanya manis dan memiliki aroma khas (aroma nira), (b) mengandung mineral, (c) kandungan gula (sukrosa) lebih kecil, (d) mengandung protein, vitamin B1, vitamin C, riboflavin dan asam nicotinat, (e) untuk terapi asma, kurang darah/anemia, lepra/kusta, mempercepat tumbuh kembang anak, (f) meringankan batuk yang disertai demam, dan (g) berkhasiat seperti madu (Anonim, 212), (h) gula aren yang mengandung antioksidan (Amin et al., 21 dan Arcieri, 214), (i) berisi 2,3- dihydro-3,5-dihydroxy-6-methyl-4(h)-pyran-4-one (DDMP) (Ho et al.26). DDMP adalah senyawa anti-oksidatif (Cechovska et al., 211; Yu et al., 213) dan dianggap mampu menurunkan risiko kanker usus besar (Ban et al., 27). Berdasarkan potensi produksi nira aren yang sangat tinggi, selain sebagai bahan baku gula cetak dan gula semut dapat juga diolah menjadi gula cair atau sirup. Di Sulawesi Utara, selain untuk bahan baku gula merah, nira aren juga menjadi bahan utama untuk pengolahan minuman tradisional beralkohol seperti cap tikus. Kadar alkohol minuman cap tikus berkisar 3-4 (Widardo dan Lumingkewas, 2) sehingga sering menyebabkan mabuk dan menimbulkan kerawanan sosial serta menggangu ketertiban masyarakat. Menurut SNI 1-3544-1994, sirup didefinisikan sebagai larutan gula yang pekat (sakarosa: high glucose syrup dan atau gula invert lainnya dengan atau tanpa penambahan bahan makanan yang diizinkan. Definisi sirup yang lain adalah sejenis minuman ringan berupa larutan kental dengan citarasa beranekaragam, biasanya mengandung gula minimal 65 (Satuhu, 24). Menurut Standar Nasional Indonesia (1992) sirup memiliki syarat mutu yaitu kualitas 1 dengan kadar gula minimal 65, sirup kualitas 2 dengan kadar gula 6-65 dan sirup kualitas 3 dengan kadar gula minimal 55-6. Oleh karena kandungan gula tinggi, maka sirup perlu diencerkan sebelum dikonsumsi. Hasil penelitian Rindengan (216), menunjukkan bahwa nira aren yang hanya disaring menggunakan kain saring dan diolah menjadi gula semut, memiliki kandungan senyawa fenol sebesar,181 ppm. Menurut Tasia dan Widyaningsih (214) polifenol merupakan senyawa antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas. Senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan dapat melindungi sel dari kerusakan oksidatif, mengurangi proses penuaan serta mencegah penyakit diabetes mellitus (Pandey dan Rizvi, 29). Senyawa radikal bebas apabila terakumulasi dalam jumlah berlebih dapat memicu penyakit diabetes mellitus. Upaya menjaga tidak terjadinya komplikasi penyakit pada penderita diabetes mellitus dapat dilakukan dengan mengonsumsi pangan fungsional berbahan baku tanaman obat yang memiliki aktivitas antioksidan (Safithri et al., 212). 111

Buletin Palma Volume 21 No. 2, Desember 22: 11 116 Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari teknik mengolah sirup aren dengan beberapa konsentrasi kadar total padatan terlarut dan mengetahui karakteristiknya. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Penelitian Tanaman Palma, di Manado- SULUT dan Laboratorium Rekayasa, Kimia dan Biokimia Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, UGM- Yogyakarta. Kegiatan dilaksanakan bulan Januari sampai Desember Tahun 218. Penyadapan nira aren, dilakukan di Kebun petani di Desa Tinoor Kota madya Tomohon, Propinsi Sulawesi Utara- Sulut. Bahan dan alat yang digunakan adalah nira segar, wadah penampung, ph meter kertas, saringan stainlees steel, kain saring, jerigen, Portable Brix Refractometer, hot plate, pengaduk dan Botol kaca bening (volume 25 ml). Selama proses penyadapan wadah penampung diawetkan dengan cara dibilas air panas lalu dilakukan pengasapan. Nira aren diproses menjadi sirup dengan metode open pan. Nira segar disaring, pertama menggunakan saringan stainlees steel kemudian menggunakan kain saring. Selanjutnya dipanaskan pada suhu 1 O C untuk mempercepat penguapan air sampai larutan nira mulai berwarna merah kecoklatan. Kemudian pemanasan dilakukan pada suhu 8 O C, sambil diaduk sampai diperoleh kadar total padatan terlarut dengan konsentrasi, sesuai perlakuan, yaitu: a) 65 Brix, b) 7 Brix, c) 75 Brix dan d) 8 Brix, menggunakan Portable Brix Refractometer. Ulangan dilakukan sebanyak 5 kali, sehingga diperoleh 2 satuan percobaan. Sirup nira dikemas dalam botol kaca bening, kemudian diamati kadar air (metode toluen), kadar gula total, kadar gula reduksi, sakarosa, total fenolat, viskositas menggunakan Viscometer dan intensitas warna dengan metode Chromameter (Ramsey, 212) menggunakan Chromameter tipe Konica Minolta CR-4. Analisa data menggunakan SPSS 16.. Jika terdapat perbedaan nyata dilanjutkan dengan uji DMRT Test (Duncan Multiple Range Test). HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar air dan viskositas sirup nira aren Hasil analisis kadar air sirup nira aren pada kondisi total padatan terlarut (TPT) 65 Brix, 7 Brix, 75 Brix dan 8 Brix, dapat dilihat pada Gambar 1. Kadar air dipengaruhi oleh TPT. Semakin tinggi TPT, kadar air sirup cenderung menurun. Kadar air tertinggi diperoleh pada sirup yang memiliki TPT 65 Brix, yaitu 31,73 sedangkan yang rendah pada sirup dengan TPT 75 Brix dengan kadar air 24,16. Hasil penelitian Handayani (211), menunjukkan bahwa kadar air sirup yang terbuat dari buah markisa dan terong belanda dengan penambahan gula pasir adalah 41,79. Dibandingkan dengan hasil yang diperoleh, maka kadar air sirup nira aren masih lebih rendah dari sirup yang terbuat dari buah markisa dan terong Belanda. Fitriani dan Sribudiani (29) telah membuat sirup nenas yang terbuat dari kulit dan buah nenas dengan TPT berkisar 4,7-45,83 Brix, tetapi tidak dilakukan penetapan kadar air. 4 3 2 1 Kadar air Water content 31,73a 29,49b 24,16c 26,99bc 65 7 75 8 cp 25 2 15 1 5 Viskositas (cp) Viscosity (cp) 2336,33a 166,6b 139,67c 399,9bc 65 7 75 8 Total Padatan Terlarut, o Brix Total Padatan Terlarut, o Brix Gambar 1. Kadar air dan viskositas sirup nira aren pada total padatan terlarut 65 Brix- 8 Brix Figure 1. Water content and viscosity of palm sugar syrup on total soluble solids 65 Brix -8 Brix 112

Karakteristik Sirup Nira Aren pada Beberapa Konsentrasi Total Padatan Terlarut (Rindengan Barlina, et al.) Viskositas sirup nira aren dipengaruhi oleh TPT, semakin tinggi TPT diperoleh viskositas yang tinggi (Gambar1). Hasil analisis viskositas tertinggi diperoleh pada 8 Brix, yaitu 2.336cP dan terendah pada 65 Brix yaitu 14cP. Hasil penelitian ini mirip dengan yang diperoleh Arfini (211), pada pembuatan sirup markisa dengan penambahan keragenan, yaitu viskositas berkisar 168cP- 2966,66cP meskipun pada pembuatan sirup nira aren tidak ditambah bahan pengental. Sedangkan sirup komersial Marjan Boudoin rasa melon memiliki nilai viskositas 343,4cP (Fajri et al. 217) sirup ABC Sepecial Grade rasa melon 43,95cP (Hamidi, 216). Sirup nira aren pada TPT 7 Brix memiliki viskositas yang mirip dengan kedua jenis sirup komersial tersebut. Kadar gula total, sakarosa dan gula reduksi Hasil analisis total gula dan sakarosa nira aren pada kondisi total padatan terlarut (TPT) 65 Brix, 7 Brix, 75 Brix dan 8 Brix dapat dilihat pada Gambar 2. Total padatan terlarut mempengaruhi kadar gula total, sakarosa dan gula reduksi. Semakin tinggi TPT, kadar gula total dan sakarosa cenderung meningkat. Kadar gula total dan sakarosa tertinggi diperoleh pada sirup yang memiliki 75 Brix TPT, masing-masing 68,14 dan 62,77, yang terendah diperoleh pada 65 Brix TPT, masing-masing 62,22 dan 57,55. Menurut Standar Nasional Indonesia (1992) sirup memiliki syarat mutu yaitu kualitas 1 dengan kadar gula (sakarosa) minimal 65, sirup kualitas 2 dengan kadar gula 6-65 dan sirup kualitas 3 dengan kadar gula minimal 55-6. Sedangkan pada SNI 3544 (BSN, 213) sirup merupakan produk minuman yang dibuat dari campuran air dan gula dengan kadar larutan gula minimal 65, tidak dibedakan lagi kualitas 1 sampai kualitas 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sirup nira aren hanya memiliki kadar sakarosa berkisar 57,55-62,77 dan kadar gula total 62,12-68,14. Pada hasil penelitian (Rindengan, 216), kadar sakarosa dari gula semut yang berasal dari bahan baku nira disaring kain saring hanya sebesar 62,51. Kondisi ini hampir sama dengan kadar sakarosa pada 75 TPT, yaitu 62,77. Pengolahan sirup nira aren ini tidak dilakukan penambahan gula pasir, sedangkan pengolahan sirup dengan bahan baku buah-buahan umumnya dengan penambahan gula pasir. Dengan demikian sirup nira aren meskipun kadar sakarosa hanya berkisar 57,55-62,77 dapat dianggap sehat karena tanpa penambahan gula pasir. Selanjutnya kadargula reduksi meningkat dengan semakin tinggi total padatan terlarut (TPT) dan mencapai 4,41 pada TPT 8 o Brix. Kadar total gula Kadar sakarosa 7 64 Total sugar 68 68,14a 66,77b Saccharose 62,77a 62 66 64 6 63,15c 62 62,12c 57,55c 58,5c 58 6 58 65 7 75 8 Total Padatan Terlarut/Total Soluble Soilid o Brix 5 4 3 2 1 1,29c Gambar 2. Kadar total gula, sakarosa dan gula reduksi sirup fungsional nira aren pada kondisi total padatan terlarut 65 Brix- 8 Brix Figure 2. Total sugar, saccharose and reducing sugar of palm sugar syrup on total soluble solids 65 Brix -8 Brix 56 Kadar gula reduksi Reducing sugar 2,5b 2,6b 59,85b 54 65 7 75 8 Total Padatan Terlarut/Total Soluble Solid o Brix 4,11a 65 7 75 8 Total Padatan Terlarut/Total Soluble Soilid o Brix 113

Buletin Palma Volume 21 No. 2, Desember 22: 11 116 Hasil penelitian ini berbeda dengan yang dilaporkan Diniyah et al. (212) pada pembuatan gula coklat cair nira siwalan dengan metode vacum, diperoleh gula reduksi 4,33 pada 6 o Brix dan tertinggi 7,73 pada 75 o Brix. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh karakteristik bahan baku yang digunakan dari komoditas palma yang berbeda, sehingga terdapat faktor lain yang belum terungkap. Menurut Winarno (28), selama proses pemasakan larutan sukrosa akan mengalami inversi menjadi glukosa dan fruktosa. Kadar total fenolat Hasil analisis menunjukkan bahwa total padatan terlarut (TPT) mempengaruhi kadar total senyawa fenolat. Semakin tinggi TPT, kadar total fenolat meningkat dari,13 pada 6 o Brix TPT menjadi,29 pada 6 o Brix TPT (Gambar 3). Menurut Naknean et al. (21), senyawa fenolat dalam gula palma terjadi secara alami. Dilaporkan Quiyu et al. (211), total senyawa fenolat pada bahan baku palma lain, seperti nira kelapa terjadi peningkatan dari,33 g/ltr menjadi 1,24 g/ltr setelah mengalami fermentasi spontan pada hari kedua. Senyawa fenolat mempengaruhi potensi antioksidan dengan berbagai mekanisme untuk menangkal radikal bebas (Le et al., 22). Hasil penelitian Rindengan (216), menunjukkan bahwa nira aren yang hanya disaring menggunakan kain saring dan diolah menjadi gula semut, memiliki kandungan senyawa fenol sebesar,181 ppm. Menurut Tasia dan Widyaningsih (214) polifenol merupakan senyawa antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas. Senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan dapat melindungi sel dari kerusakan oksidatif, mengurangi proses penuaan serta mencegah penyakit diabetes mellitus (Pandey dan Rizvi, 29). Senyawa radikal bebas apabila terakumulasi dalam jumlah berlebih dapat memicu penyakit diabetes mellitus. Upaya menjaga tidak terjadinya komplikasi penyakit pada penderita diabetes mellitus dapat dilakukan dengan mengkonsumsi pangan fungsional yang memiliki aktivitas antioksidan (Safithri et al. 212). Dengan demikian, maka mengkonsumsi sirup nira aren, selain memenuhi kebutuhan kalori juga berfungsi sebagai antioksidan untuk menangkal berbagai penyakit. Intensitas Warna Sirup Nira Aren Secara inderawi, umumnya warna sirup nira aren yang diperoleh dari 65 Brix, 7 Brix, 75 Brix dan 8 Brix adalah coklat kemerahan (Gambar 4). Hasil pengukuran warna dengan menggunakan Chromameter tipe Konica Minolta CR-4, menunjukkan bahwa total padatan terlarut (TPT) tidak berpengaruh terhadap intensitas warna sirup nira aren, baik L=tingkat kecerahan, a=kemerahan dan b=kekuningan (Gambar 5). Masing-masing intensitas warna sirup nira aren pada total padatan terlarut 65 Brix-8 Brix adalah L* berkisar 37,42-44,5; a* 14,46-19,29 dan b* 27,13-35,15.4.3.2.1 Kadar total fenolat Total fenolate,18b,13c,14c,29a 65 7 75 8 Total Padatan Terlarut/ Total Soluble Solid ( o Brix) Gambar 3. Kadar total fenolat sirup nira aren pada kondisi total padatan terlarut 65 Brix- 8 Brix Figure 3. Total fenolate content of palm sugar syrup on total soluble solids 65 Brix -8 Brix Gambar 4. Sirup nira aren dengan total terlarut 65 Brix, 7 Brix, 75 Brix dan 8 Brix Figure 4. Palm sugar syrup on total soluble solid 65 Brix, 7 Brix, 75 Brix and 8 Brix 114

Karakteristik Sirup Nira Aren pada Beberapa Konsentrasi Total Padatan Terlarut (Rindengan Barlina, et al.) Intensitas warna The color intensity 5 45 4 35 3 25 2 15 1 5 65 7 75 8 Total Padatan Terlarut/ Total Soluble Solid ( o Brix) Gambar 5. Intensitas warna sirup nira aren pada total padatan terlarut 65-8 o Brix Figure 5. The color intensity of palm sugar syrup at total soluble solids of 65-8 o Brix Keterangan: L= tingkat kecerahan, a= kemerahan, b= kekuningan Note: L*=lightness, a*= reddish, b*= yellowish KESIMPULAN Pengolahan nira aren menjadi sirup telah dilakukan dalam empat tingkatan total padatan terlarut, yaitu, 65 Brix, 7 Brix, 75 Brix dan 8 Brix. Sirup nira aren memiliki kadar air berkisar 24,16-31,73, viskositas 14cP-2336cP, kadar total 62,77-68,14, sakarosa 57,55-62,22, gula reduksi 1,29-4,11, kadar fenolat (antioksidan),13-,29. Menurut SNI, kadar gula (sakarosa) sirup minimal 65, sedangkan hasil yang diperoleh hanya berkisar 57,55-62,22. Pengolahan sirup nira aren ini tidak dilakukan penambahan gula pasir, sehingga sakarosa yang terkandung adalah alami hanya dari nira aren dan dengan adanya senyawa fenolat, maka sirup nira aren dapat dikategorikan sebagai nira aren fungsional. Nira aren yang memiliki viskositas mendekati sirup komersial adalah pada TPT 7 Brix yang memiliki viskositas 399,8cP, kadar air 29,49, sakarosa 58,, gula total 63,15, gula reduksi 2,5, fenolat,14, intensitas warna L=tingkat kecerahan 43,83, a=kemerahan 15,55 dan b=kekuningan 34,4. Diperlukan penelitian lanjutan untuk mengetahui daya simpan produk pada jenis kemasan yang berbeda. L* a* b* DAFTAR PUSTAKA Amin, N.A.M., W.A.W. Mustapha, M.Y. Maskat, and H.C. Wai. 21. Antioxidative activities of palm sugar-like flavouring. The Open Food Science Journal 4: 23 29. Anonim, 212. Manfaat gula jawa untuk kesehatan tubuh.(http://www.sehatsetiaphari.com/manfa at-gula-jawa-untuk-kesehatan-tubuh.html). [Di-akses 24 April 212]. Arcieri, L. 214. Organic Sweetener. United States Patent ApplicationPublication. No: US 214/335252 A1. Badan Standarisasi Nasional 213. SNI 3544 : 213 : Sirup. Jakarta Ban, J.O., I.G. Hwang, T.M. Kim, B.Y. Hwang, U.S. Lee, H.S. Jeong, Y.W. Yoon, D.J. Kim, and J.T. Hong. 27. Anti-proliferate and proapoptotic effects of 2,3-Dihydro-3,5- dihydroxy-6-methyl-4h-pyranone through Inactivation of NF-KB in human colon cancer cells. Archives of Pharmacal Research 3: 1455 1463. Cechovska, L., K. Cejpek, M. Konecny, and J. Velısek. 211. On the role of 2,3-dihydro- 3,5-dihydroxy-6-methyl-(4H)-pyran-4-one inantioxidant capacity of prunes. European Food Research andtechnology 233: 367 376. Fitriani, S. dan E. Sribudiani. 29. Pengembangan formulasi sirup berbahan baku kulit dan buah nenas. Sagu 8(1): 34-39. Fajri, A., N. Herawati dan Yusmarini. 217. Penambahan karagenan pada pembuatan sirup dari bonggol nanas. Jom FAPERTA 4(2): 1-12. Handayani, S. 211. Pembuatan sirup markisa dan terong Belanda sebagai sumber vitamin C bagi tubuh. Program Studi Teknik Boga. Fakultas Teknik Universitas Yogyakarta. 152 Hal. Hamidi, F. 216. Penambahan sari jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terhadap mutu sirup buah Kundur (Benincasa hispida). Skripsi. Program Studi Teknologi Hasil Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Riau. Pekanbaru. Ho, C.W., W.M.W. Aida, M.Y. Maskat, and H. Osman. 28. Effect of thermal processing of palm sap on the physico-chemical composition of traditional palm sugar. Pakistan Journal of Biological Sciences 11(7): 989 995. 115

Buletin Palma Volume 21 No. 2, Desember 22: 11 116 Kementerian Pertanian. 216. Pusat data dan sistem informasi Kementerian Pertanian. Republik Indonesia. Le, D.H.T. 22. Sustainable processes and chemical characterization of natural food additives: Palmyra palm (Borassus Flabellifer Linn.) granulated sugar. Sustainability. 265 (12): 1-21. Mokhtar, M.S. 22. Kebijakan perbenihan tebu untuk mendukung target produksi dan swasembada gula konsumsi. Seminar online Seri 3. Tanaman Pemanis Mengurai Permasalahan Perbenihan Tebu untuk Menggapai Perbaikan Sistem Perbenihan. 15 September 22. Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas). Naknean, P., M. Meenune and G. Roudaut. 21. Characterization of palm sap harvested in Songkhla province, Southern Thailand. International Journal of Food Properties 17: 59 67. Natawijaya, D., Suhartono and Undang. 218. Analisis rendemen nira dan kualitas gula Aren (Arenga pinnata Merr.) di Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Agroforestri Indonesia 1(1):57 64. Pandey, K.B dan S. I. Rizvi. 29. Plant polyphenols as dietary antioxidants in human health and disease. Oxid Med Cell Longev 2(5): 27 278. Rindengan, B., S. Karouw dan P. Pasang. 26. Pengaruh sabut kelapa terhadap kualitas nira aren dan palm wine. J. Penelitian Tanaman Industri, 12(4): 166-171. Rindengan, B. 216. Pengaruh cara penyaringan nira terhadap senyawa volatil gula Aren. Buletin Palma 16(1): 32-39. Rindengan, B., Suzanne Liwu dan Engelbert Manaroinsong. 22. Potensi dan teknologi pengolahan komoditas aren sebagai produk pangan dan nonpangan. Jurnal Litbang Pertanian 39(1): 35-47. SNI 1-3544-1994. Sirup. Dewan Standardisasi Nasional. Departemen Perindustrian, Jakarta. Safithri, M., S. Yasni., M. Bintang and A.S. Ranti. 212. Toxicity study of antidiabetics functional drink of piper crocatum and Cinnamomumburmannii. HAYATI Journal of Biosciences 19(1): 31-33. Tasia, R.R.N dan T.D. Widyaningsih. 214. Potensi cincau hitam (mesonapalustrisbl.), daun pandan (pandanusamaryllifolius) dan kayu manis (cinnamomumburmannii) sebagai bahan baku minuman herbal fungsional. A Review. Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 2 (4):128-136. Quiyu, X., L. Rui., S. Zhao, W. Chen, H. Chen, B. Xin, Y. Huang and M. Tang. 211. Chemical composition changes of post-harvest coconut inflorescence sap during natural fermentation. African Journal of Biotechnology 1(66): 14999-155. Winarno, F. G. 28. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Widardo, SH dan M. Lumingkewas, 2. Pemanfaatan nira aren menjadi alkohol. Makalah Penunjang pada Diskusi dan Sosialisasi Hasil Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma. Kerjasama Balitka dan Bappeda Tk. I Sulut, 8 hal. 116