PENGEMBANGAN KOMIK MATEMATIKA UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS ETNOMATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP 1 BAYANG UTARA ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. dan kritis (Suherman dkk, 2003). Hal serupa juga disampaikan oleh Shadiq (2003)

Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia pada Materi Lingkaran untuk Siswa Kelas VIII SMP

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R PADA MATERI HIMPUNAN KELAS VII SMPN 11 KOTA JAMBI

Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Mendukung Kemampuan Literasi Matematika Siswa Kelas VIII

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA (MATERI STATISTIK) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING SISTEM 5 M UNTUK SISWA KELAS VII

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi salah satu fokus dalam penyelenggaraan negara. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

Implementasi Pendekatan Guided discovery dalam Game Edukasi Matematika untuk Siswa SMP

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun 2015 Fidya Rizka Anggraeni & Sumarsih 14-22

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR METODE NUMERIK BERBASIS PEMECAHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

Upaya Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa Melalui Model Problem Based Learning

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KOMIK BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI SEGIEMPAT

PENGEMBANGAN KOMIK SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS MATERI TENAGA ENDOGEN UNTUK SISWA SMP KELAS VII

PENGEMBANGAN LKS DENGAN PENDEKATAN PMRI PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL UNTUK SMP KELAS VIII

2015 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG

I. PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Salah satu cara memperoleh sumber daya manusia yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and

Validitas Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis Penemuan Terbimbing

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Realistic Mathematics Education (RME) Untuk Siswa SMP Materi Teorema Pythagoras

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia khususnya para siswa di tingkat pendidikan Sekolah Dasar hingga

Yuniar Fikriani Amalia, Zainuddin, dan Misbah Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

Ika Santia 1, Jatmiko 2 Pendidikan matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri 1 2.

BAB III METODE PENELITIAN. Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

I. PENDAHULUAN. pembelajaran agar siswa aktif mengembangkan potensi diri dan keterampilan. makhluk beragama dan makhluk sosial dengan baik.

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKDP) BERBASIS GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN PRACTICAL SKILLS DAN PEMAHAMAN KONSEP IPA PESERTA DIDIK SMP

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 LINGSAR PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN

Pengembangan Buku Ajar Aljabar Linear berbasis Discovery-Inquiry Guna meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari lima tahap yaitu Analysis (Analisis), Design (Perancangan),

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING

I. PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan mendasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Menurut UU

Penerapan Media Komik Matematika Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Perkalian dan Pembagian Bilangan Cacah di Sekolah Dasar

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI LINGKARAN UNTUK SISWA SMP KELAS VIII

BAB III METODE PENELITIAN

Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Materi Garis dan Sudut dengan Pendekatan Inquiry Berbantuan Software Wingeom

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bahasa Inggris disebut Research and Development (R&D). Menurut Wina

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Abas Hidayat, 2015

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI LINGKARAN UNTUK SISWA SMP KELAS VIII JURNAL

PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH MATERI GEOMETRI NON EUCLIDES UNTUK MELATIHKAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF

DEVELOPING MATHEMATICAL LEARNING BASED ON DISCOVERY LEARNING MODEL

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

E-journal Prodi Edisi 1

Ridha 1), Amran 2) dan Hufri 2)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta 2)

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN PEMBELAJARAN PADA MATERI GERAK MELINGKAR BERATURAN BERBASIS MEDIA AUDIO VISUAL DI MAN YOGYAKARTA I

Joyful Learning Journal

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Dalam menghadapi perkembangan zaman, siswa dituntut menjadi individu yang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI BILANGAN BULAT

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

P 75 PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN INTEGRASI INTERKONEKSI

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI LINGKARAN UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF PADA SISWA SMP KELAS VIII

BAB III METODE PENELITIAN. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Lembar Kegiatan

Oleh : Ika Dewi Fitria Maharani, Bambang S.H.M, M.Kom Pendidikan Matematika, FMIPA, UNY

57 PENGEMBANGAN KOMIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk pemikir yang jauh lebih baik dari makhluk hidup

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI BANGUN DATAR BERORIENTASI PADA PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VII SMP

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB III METODOLOGI. B. Pendekatan Penelitian

Siti Masruha 21, Sunardi 22, Arika Indah K 23

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 16 KERINCI

Agung Wijaya Arifandi et al., Analisis Struktur Hasil Belajar Siswa dalam Menyelesaikan Soal...

Seminar Nasional PGSD UNIKAMA Vol. 1, Desember 2017

Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa di Madrasah Tsanawiyah Kota Tangerang Selatan

BAB I PENDAHULUAN. Trends In International Mathematics And Science Study (TIMSS)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERBANDINGAN KELAS VII SMP/MTs

Oleh. Erwina Yulia Nengsih * ), Melisa ** ), Rahima ** ) ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013.

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN LKS MATEMATIKA MODEL E-LEARNING BERBASIS WEB UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI PADA POKOK PEMBELAJARAN ALJABAR DI SMP

I. PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat. Hal ini tidak terlepas dari peranan dunia

IMPLEMENTASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU IPS SMP/MTs DI KECAMATAN PANDAK JURNAL SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk menumbuhkembangkan potensi SDM melalui

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA

Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat

LEMBAR KERJA SISWA PADA MATERI HIMPUNAN BERBASIS PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK SISWA SMP/MTs

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan Research and Development (R&D) yang dikembangkan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PMRI PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG UNTUK SMP KELAS IX

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Autograph Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

PENGEMBANGAN KOMIK MATEMATIKA UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP Adit Saputra 1,Raekha Azka 2 Pendidikan Matematika, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta adissok19@gmail.com, raekha.azka@uin-suka.ac.id ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (research and development). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan komik yang layak dan mampu memfasilitasi pemahaman konsep dan motivasi belajar siswa SMP/MTs. Pengecekan efektivitas, validitas, dan praktibilitas dilakukan pada komik untuk mengetahui kelayakan produk. Komik dinyatakan valid berdasarkan penilaian ahli yang memperoleh skor total 3,23 dari total skor 4. Komik juga dinilai efektif bersadarkan hasil post-test dan skala yang berturut turut menunjukan ketuntasan 83,87 % dan 70%. Komik dinyatakan praktis pula berdasarkan hasil analisis keterlaksanaan pembelajaran, komik mampu mencapai keterlaksanaan pembelajaran sebesar 70,24%. Oleh karena itu, komik matematika yang dihasilkan pada penelitian pengembangan ini layak digunakan untuk memfasilitasi pemahaman konsep dan motivasi belajar siswa SMP/MTs. Kata Kunci : komik, pemahaman konsep, motivasi belajar ABSTRACT This research is a research and development study. The purpose of this research is to develop comics that are feasible and able to facilitate understanding of concepts and learning motivation of junior high school students. The comics were checked for effectiveness, validity and practicability to determine product feasibility. Comics were declared valid based on expert judgment who got a total score of 3.23 out of a total score of 4. Comics were also considered effective based on the post-test results and the scales, respectively, showed 83.87% and 70% completeness. Comics are stated to be practical based on the results of the analysis of the implementation of learning, comics are able to achieve learning implementation by 70.24%. Therefore, the mathematics comics produced in this development research are suitable to facilitate understanding the concepts and learning motivation of junior high school students. Keywords: comics, concept understanding, learning motivation PENDAHULUAN Indonesia saat ini menghadapi berbagai tantangan. Salah satu hal yang dihadapi adalah globalisasi. Indonesia sebagai negara, harus berkompetisi dengan negara lain di kancah global. Oleh karena itu, pembangunan dan peningkatan kualitas SDM yang berdaya saing menjadi jadwal wajib. Pendidikan, khususnya pendidikan yang berkualitas, memegang peranan penting dalam kesuksesan pembangunan nasional dan peningkatan kualitas SDM ini (Suryadi, et al., 2014). Perbaikan mutu pendidikan Indonesia memang perlu direaliasasikan. Hal ini penting mengingat rendahnya mutu pendidikan itu sendiri. Bahkan, program pendidikan yang mulanya pendidikan untuk semua (education for all) harus diperbaiki menjadi pendidikan berkualitas untuk semua (quality education for all) (Suryadi, et al., 2014). Sebagai wujud perhatian pemerintah akan perbaikan pendidikan adalah dengan dibentuknya Kurikulum 2013 (K13) yang diharapkan mampu mengakomodir perbaikan kualitas siswa secara autentik. Hal 89

Sebagai salah satu mata pelajaran wajib dalam K13, matematika diharapkan mampu membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, inovatif dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Kemampuan kemampuan tersebut akan mampu dikuasai siswa apabila tujuan belajar matematika dapat mereka capai. Berdasarkan Permediknas Nomor 24 Tahun 2016 tujuan pembelajaran matematika pertama yang disebutkan adalah pemahaman konsep. Hal ini mengindikasi betapa pentingnya kemampuan pemahaman konsep matematika siswa. Bahkan dapat dikatakan bahwa keberhasilan pembelajaran ditentukan juga oleh pemahaman konsep (Nugraeni & Sugiman, 2013). Teori Gagne juga menyatakan bahwa konsep konsep merupakan bentuk utama pembelajaran (Schunk, 2012). Oleh karena itu, kemampuan pemahaman konsep dapat dikatakan menjadi satu hal yang sangat penting dikuasai siswa. Berbagai penekanan akan pemahaman konsep sudah jelas dikemukakan, namun realita di lapangan mengemukakan hasil yang berbeda. Pemahaman konsep matematika belum bisa dikatakan berhasil dalam pendidikan di Indonesia. Hal ini terindikasi dari hasil TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) dan PISA (Programme for International Student Assessment) terbaru. Hasil TIMSS tahun 2015 menempatkan peringkat indonesia ke 45 dari 50 negara. Aspek penilaiannya adalah pengetahuan tentang fakta, prosedur, konsep, penerapan pengetahuan, dan pemahaman konsep. Serupa, hasil PISA tahun 2018 menunjukan bahwa indonesia berada di peringkat 73 dari 80 negara. Hasil PISA 2018 ini juga menunjukan skor matematika siswa indonesia adalah 379. Skor yang sangat jauh untuk mencapai rerata skor OECD di 490. Penilaian PISA ini didasarkan pada aspek pemahaman konsep, pemecahan masalah, penalaran, dan komunikasi. Jadi, dapat dikatakan bahwa pemahaman konsep matematika indonesia sangat rendah. Hasil studi pendahuluan di MTs N 9 Bantul juga menunjukan bahwa siswa kelas VII memiliki kemampuan pemahaman konsep yang cukup rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai siswa dan hasil wawancara terhadap guru metematika kelas VII. Berdasarkan data yang diambil rerata nilai siswa pada materi PLSV dan PtLSV adalah 64. Hasil wawancara turut mengkonfirmasi bahwa mayoritas siswa belum menguasai kemampuan pemahaman konsep. Oleh karena itu, mengingat urgensi kemampuan pemahaman konsep maka perbaikan harus segera dilakukan. Prestasi pendidikan seperti kemampuan pemahaman konsep memang dapat dicapai dengan kemampuan intelektual dan bakat, tetapi ada faktor lain yang diakui dalam menentukan pencapaian prestasi pendidikan. Faktor tersebut adalah motivasi. (Azwar, Motivasi dalam Belajar, 1990) Hal ini sesuai dengan artikel Pintrich, Mark, dan Boyle dalam (Schunk, 2012) yang menyebutkan bahwa perubahan konsep melibatkan proses motivasi. Guru harus mampu mengarahkan motivasi siswa di dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan makin tepat motivasi yang diberikan maka makin berhasil pula pelajaran (Sardiman, 2011). Rendahnya motivasi siswa ini juga dapat dilihat di MTs N 9 Bantul. Hal ini terlihat pada observasi pembelajaran yang dilakukan. Pada saat proses pembelajaran siswa sering ijin keluar kelas, tidak memperhatikan pembelajaran, dan tidak mengerjakan apa yang diminta guru. Hasil observasi dikonfirmasi dengan wawancara guru. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru tersebut didapat siswa MTs N 9 Bantul memiliki motivasi belajar matematika yang kurang. Permasalahan pemahaman konsep dan motivasi sudah dicoba diatasi dengan berbagai cara, seperti penggunaan berbagai macam metode pembelajaran dan pembuatan berbagai sumber belajar. Namun penggunaan berbagai metode Hal 90

pembelajaran tidak menunjukan peningkatan yang signifikan bila dilihat dari hasil PISA dan TIMSS. Begitu pula dengan sumber belajar saat ini yang kebanyakan monoton dan kurang menarik minat siswa. Salah satu hasil evaluasi K13 sebelum revisi juga menyebutkan bahwa sebagian guru dalam mengajar belum memanfaatkan sumber belajar secara maksimal dan buku teks menjadi acuan utama tanpa mencoba berkreativitas (Indriani, 2015). Oleh karena itu, perlulah sumber belajar alternatif yang berbeda dan nantinya bisa juga digunakan untuk mendukung berbagai metode pembelajaran dalam meningkatkan pemahaman konsep dan motivasi belajar siswa. Komik merupakan salah satu sumber belajar yang dapat digunakan untuk memfasilitasi pemahaman konsep dan motivasi belajar siswa. Sebuah jurnal dari Nanyang Tecnological University di Singapura menyebutkan bahwa siswa yang belajar menggunakan komik dan kartun menjadi lebih termotivasi untuk belajar matematika (Toh, 2012). Jurnal lain menyebutkan pula bahwa komik dapat meningkatkan taraf (kemampuan) matematika siswa (Re, 2014). Menurut Carlson dkk. ilustrasi dalam komik dapat pula membantu siswa memahami konsep konsep ilmiah (Schunk, 2012). Komik tidak serta merta digunakan dalam pembelajaran. Sebagai akademisi, para pendidik memilih komik sebagai sebagai sumber belajar karena memiliki kelebihan yang tentu tidak dimiliki sumber belajar lain. Kelebihan pertama, peminat komik sendiri yang makin meningkat. Kedua, dari tahap perkembangan intelektual anak menurut Piaget yang cocok dengan komik. Kelebihan yang ketiga, dilihat dari kemampuan menyampaikan pesan. Komik merupakan penyampai pesan visual khusus. Sejak kemunculannya di 1890-an dalam perang surat kabar antara William dan Joseph komik berkembang menjadi budaya populer. Peminat komik meningkat dengan pesat seiring dengan perkembangan komik itu sendiri. Menurut NTV Sekai Banzuke (ranking dunia), Jumat (29/11/2013) sekitar pukul 20.30 waktu Tokyo, Indonesia menjadi negara pembaca manga kedua terbanyak setelah Firlandia (Susilo, 2018). Siswa sekolah dasar dan menengah secara kognitif berada dalam tahap perkembangan peralihan dari operasional kongkrit menuju operasional formal. Siswa dalam tahap operasional konkrit mensyaratkan objek konkrit untuk bisa memahami logika maupun operasi. Komik yang berwujud kumpulan gambar dua dimensi dapat menjembatani pemikiran siswa dari objek fisik. Penggunaan komik dalam pembelajaran diharapkan mampu memahamkan siswa pada konsep yang diajarkan. Wiener dalam Arini, Choiri, & Sunardi, (2017) juga mengungkapkan bahwa komik memiliki kelebihan dibanding media lainnya yaitu, komik berbasis teks menawarkan visual, gambar, dan seni lain dengan kata dan dialog yang membuat teks ini tidak hanya menjadi sesuatu untuk dibaca, tapi sesuatu yang dapat dilihat juga, seperti membaca dan menonton film di waktu bersamaan (Arini, Choiri, & Sunardi, 2017). Komik memiliki alur cerita sehingga menarik seperti film, namun dapat menyesuaikan kecepatan penontonnya. Selain itu, apabila ingin mengulang adegan akan lebih mudah dibanding menggunakan film. Sebagai media pembelajaran, saat ini komik penggunaannya didominasi di sekolah dasar. Hal ini memang sesuai dengan kondisi objektif lapangan. Anak anak yang relatif muda lebih menyukai gambar dibanding tulisan. Walaupun pada kenyataannya komik dapat digunakan di sekolah menengah, bahkan sekolah menengah atas. Oleh karena itu, pembuatan komik untuk SMP/MTs juga diperlukan. Berdasarkan deskripsi di atas, peneliti bermaksud mengadakan sebuah penelitian Research and Development (R&D) atau bisa disebut juga dengan penelitian Hal 91

pengembangan. Rumusan masalah dalam penelitian ini yang didasarkan pada latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya adalah bagaimana menghasilkan komik matematika untuk memfasilitasi pemahaman konsep dan motivasi belajar yang layak digunakan sebagai sumber belajar siswa SMP/MTs?. Pengembangan produk ini bertujuan untuk menghasilkan komik matematika untuk memfasilitasi pemahaman konsep dan motivasi belajar yang layak digunakan sebagai sumber belajar siswa SMP/MTs. METODE PENELITIAN Metode Pengembangan, Subjek, dan Waktu Penelitian Penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and development) dengan model prosedural. Model prosedural dipilih karena beberapa hal. Pertama dengan model yang bersifat deskriptif ini langkah langkah pengembangan dapat diikuti dengan jelas. Alasan lainnya, karena penelitian pengembangan ini hanya akan menghasilkan satu komponen yaitu komik matematika sehingga tidak mungkin menggunakan model konseptual. Produk yang dihasilkan berupa komik dan akan diujikan kepada subjek penelitian. Subjek penelitian ini adalah ahli untuk validasi komik dan siswa MTs N 9 Bantul. Penelitian dilangsungkan pada akhir bulan September hingga awal bulan November. Prosedur Penelitian Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada prosedur penelitian pengembangan menurut Depdiknas (Puslitjaknov, 2008). Prosedur ini diadaptasi dari Borg and Gall yang meliputi lima langkah pengembangan yaitu analisis produk, pengembangan produk awal, validasi ahli dan revisi, uji coba lapangan skala kecil, dan uji coba lapangan skala besar. Data, Instrumen, dan Teknik pengumpulan Data Data yang didapat dalam penelitian ini adalah data validasi komik, data pemahama konsep, data motivasi belajar, data keterlaksanaan pembelajaran, dan data hasil wawancara guru. Instrumen yang digunakan adalah lembar penilaian kualitas komik matematika, lembar skala motivasi, lembar validasi soal pemahaman konsep, lembar keterbacaan komik, lembar postest, dan lembar keterlaksanaan pembelajaran. Teknik Analisis Data 1. Pengolahan Hasil Lembar Penilaian Komik Pengolahan lembar validasi komik menggunakan teknik analisis data yang digunakan oleh (Yamasari Y., 2010), yaitu dengan langkah langkah sebagai berikut : a. Membuat dan menganalisis tabel tersebut. b. Mencari rata-rata tiap kriteria dari validator dengan rumus : Keterangan : = rata-rata kriteria ke- i = skor hasil penilaian validator ke- h untuk kriteria ke- i = kriteria = validator = jumlah validator Hasil yang diperoleh dimasukkan di kolom rata rata pada lembar validasi media. c. Mencari rata-rata semua aspek dengan rumus: Keterangan: : rata-rata aspek ke-i : rata-rata untuk aspek ke-i dan kriteria ke-j Hal 92

: banyak kriteria dalam aspek kei : aspek : kriteria : aspek ke-i kriteria ke-j Hasil yang diperoleh dimasukkan ke kolom rata rata tiap aspek pada lembar validasi media pembelajaran berbantuan komputer. d. Mencari rata-rata total validasi semua aspek dengan rumus: Keterangan: : rata-rata total validitas lembar kerja siswa : rata-rata aspek ke- i : aspek Hasil yang diperoleh dituliskan pada baris rata rata total. e. Mencocokkan rata-rata total dengan kriteria kevalidan pada tabel 1 berikut (Yamasari Y., 2010): Tabel 1 Kriteria Kevalidan Komik Rata Rata Kriteria Total Validasi 3 < RTV TK 4 Valid 2 < RTV TK 3 Cukup Valid 1 < RTV TK 2 Tidak Valid Hasil analisis ini digunakan untuk menentukan salah satu kriteria kelayakan yaitu validitas. 2. Pengolahan Hasil Postest Pengolahan hasil post-test dilakukan dengan cara skoring hasil post-test siswa. Penilaian ini dianggap dapat memenuhi unsur efektivitas apabila pada post-test pemahaman konsep banyaknya siswa yang mampu mencapai KKM KD 3.6 dan 4.6 minimal 60%. Penentuan batas minimal ini didasarkan pada kriteria kecakapan akademik pada tabel 2 berikut (Widyoko, 2012). Tabel 2 Kualifikasi Kriteria Kecakapan Akademik % Ketuntasan (p) Efektivitas Sangat 0 p 20% kurang 20% p 40% Kurang 40% p 60% Cukup 60% p 80% Baik 80% p 100% Sangat Baik Nilai p dalam tabel berikut dapat dihitung dengan menggunakan rumus pa p 100%. pb Simbol p disini merepresentasikan persentase ketuntasan siswa, pa merepresentasikan banyaknya siswa yang tuntas, dan p b merepresentasikan banyaknya siswa yang mengikuti post-test. Perhitungan nilai p ini dilakukan setelah proses skoring hasil post-test siswa dilakukan. Hasil post-test dengan hasil skala motivasi bersama sama menentukan kriteria kelayakan komik, yaitu efektivitas. 3. Pengolahan Hasil Skala Motivasi Tahapan pertama adalah penskoran baik itu pernyataan positif atau negatif dalam skala likert. Tahap kedua adalah penentuan kategorisasi yang dijabarkan sebagai berikut (Arifin, 2009). a. Menentukan skor maksimal (skor ideal) b. Menentukan skor minimal c. Menentukan nilai median yaitu penjumlahan skor maksimal dengan skor minimal dibagi dua. d. Menentukan nilai kuartil 1, yaitu hasil penjumlahan skor minimal dengan median dibagi dua. e. Menentukan nilai kuartil 3, yaitu hasil penjumlahan skor maksimal dengan median dibagi dua f. Membuat skala yang menggambarkan skor minimal, nilai kuartil satu, nilai median, nilai kuartil ketiga dan skor maksimal Hal 93

g. Mencari batas-batas skor untuk masing-masing kategori sikap berdasarkan gambar skala seperti pada gambar 1.1 berikut. Gambar 1 Rentang Skor Kualifikasi Motivasi Belajar Tahap ketiga adalah mencari nilai kantitatif keberhasilan komik dalam memfasilitasi motivasi belajar dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Aqib, 2011). p= x 100% Terakhir adalah mengkualifikasikan keberhasilan dengan pedoman Tabel 3 sebagai berikut. Tabel 3 Kualifikasi Kriteria Keberhasilan Motivasi % Keberhasilan (p) Efektivitas 0 p 20% Sangat kurang 20% p 40% Kurang 40% p 60% Cukup 60% p 80% Baik 80% p 100% Sangat Baik 4. Pengolahan Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran Perhitungan keterlaksaaan pembelajaran dilakukan dengan menghitung persentase keterlaksanaan pembelajaran yaitu dengan rumus berikut (Syahrir, 2016). p(%) = Selanjutnya hasil digolongkan dalam kriteria berdasarkan Tabel4. Tabel 4 Persentase dan Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran No Persentase Kriteria Keterlaksanaan (%) 1 80-100 Sangat Terlaksana 2 66-79 Terlaksana 3 56-65 Cukup Terlaksana 4 40-55 Kurang Terlaksana 5 30-39 Sangat Kurang Terlaksana Komik dapat dinyatakan praktis mendapatkan persentase keterlaksanaan minimal 66% dengan kriteria keterlaksanaan terlaksana. Hasil ini akan dicek dengan hasil wawancara untuk mendapatkan data yang lebih valid. 5. Pengolahan Hasil Wawancara Hasil wawancara akan menentukan praktibilitas komik secara kualitatif. Hasil wawancara digunakan untuk mengkonfirmasi hasil praktibilitas dari pengolahan lembar keterlaksanaan pembelajaran. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Produk Analisis dilakukan pada kebutuhan siswa. Survei dilakukan dan mendapatkan data tentang jenis komik kesukaan siswa yang keseluruhannya merupakan manga (komik jepang). Analisis juga dilakukan pada karakteristik siswa dan mendapatkan hasil bahwa karakteristik siswa kelas VII MTs N 9 Bantul cukup beragam. Analisis dilakukan juga pada kurikulum yang berlaku. Hasilnya didapatkan indikator PLSV dan PtLSV yang sesuai dengan indikator pemahaman konsep. Hasil analisis analisis ketiga hal tersebut digabungkan pada tahap penentuan produk. Pada tahap ini juga ditentukan tokoh serta alur cerita secara garis besar. Tokoh cerita pada komik adalah punokawan dan alurnya tentang pencarian harta dalam dungeon. Terakhir, pengumpulan referensi terkait PLSV, PtLSV, dan manga dilakukan. Hal 94

Pengembangan Produk Awal Pengembangan produk awal adalah tahap dimana komik beserta instrumeninstrumen pendukung penelitian dibuat. Instrumen yang dimaksud adalah soal pemahaman konsep, RPP dan, lembar keterlaksanaan pembelajaran. Skala motivasi dan lembar validasi komik pada penelitian ini diadopsi da diadaptasi dari penelitian Hidayanti (2015). Pembuatan komik dimulai dari pembuatan peta penyusunan komik, mengumpulkan referensi, mendesai karakter dan membuat skrip cerita. Setelah semua dilakukan penggambaran komik dilakukan dengan menggunakan bantuan aplikasi manga studio. Berikut hasil penggambaran komik yang dilakukan. Gambar 4 Aturan Penggunaan Komik Gambar 5 Halaman Chapter Gambar 2 Halaman Sampul Gambar 6 Game 2 Gambar 3 Pengenalan Tokoh Hal 95

Gambar 7 Jawaban Game 2 Gambar 8 Profil Penulis Validasi Ahli dan Revisi Validasi dilakukan pada komik dan soal pemahaman konsep. Validator Komik ada dua yaitu validator hali materi berjumlah 2 orang dan validator media berjumlah 2 orang. Selanjutnya validator soal pemahaman konsep juga berjumlag 2 orang. Hasil validasi menyatakan komik valid dari perhitungan rata-rata total kevalidan dengan nilai 3,23 dan mempunyai kriteria. valid dengan nilai CVR tiap itemnya bernilai 1. Uji Coba Lapangan Skala Kecil Uji coba skala kecil mendapatkan data tentang keterbacaan komik. Subjek penelitian ini adalah 6 orang kelas VII C yang dipilih berdasarkan tingkat kemampuan kognitif siswa. Hal ini dilakukan untuk mengatahui keterbacaan komik pada siswa dengan kemampuan kognitif tinggi sampai rendah. Hasil uji coba mendapatkan komik memiliki keterbacaan yang baik berdasarkan hasil angket keterbacaan. Uji Coba Lapangan Skala Besar Uji coba lapangan skala besar dilakukan pada siswa kelas VIIC MTs N 9 Bantul dengan jumlah 32 siswa. Pada uji coba yang dilakukan, secara umum siswa mampu memahami konsep lewat komik dengan baik. Game pada komik juga diperjelas karena pada tahap uji coba skala besar siswa masih belum memahami game dengan baik. Pada tahap ini juga didapat skor pemahaman konsep dan motivasi belajar yang digunakan untuk menilai efektivitas komik. Keterlaksanaan pembelajaran juga dihitung untuk mendapat nilai praktibilitas. Komik dinilai efektif berdasarkan hasil post-test dan skala yang berturut turut menunjukan ketuntasan 83,87 % dan keberhasilan 70%. Komik dinyatakan praktis pula berdasarkan hasil analisis keterlaksanaan pembelajaran, komik mampu mencapai keterlaksanaan pembelajaran sebesar 70,24%. SIMPULAN dan SARAN Simpulan Pengembangan Komik Matematika untuk Memfasilitasi Kemampuan Pemahaman Konsep dan Motivasi Belajar Siswa SMP dengan menggunakan model pengembangan Borg and Gall telah meperoleh kriteria layak digunakan karena telah sesuai dengan kriteria valid, Praktis dan efektif. Hasil validasi menyatakan komik valid denga nilai 3,23 dan soal valid dengan nilai CVR tiap itemnya bernilai 1. Komik dinyatakan praktis pula berdasarkan hasil analisis keterlaksanaan pembelajaran, komik mampu mencapai keterlaksanaan pembelajaran sebesar 70,24%. Komik dinilai efektif berdasarkan hasil post-test dan skala yang berturut turut menunjukan ketuntasan 83,87 % dan keberhasilan 70%. Hal 96

Saran Komik matematika untuk memfasilitasi pemahaman konsep dan motivasi belajar yang dibuat dalam penelitian ini dapat digunakan dalam pembelajaran karena sudah memenuhi krteria kelayakan produk. Selanjurnya Komik matematika yang dibuat perlu dikembangkan lebih lanjut dengan menggunakan penelitian eksperimen sehingga kelayakan komik dalam penggunaan dalam kelas dapat teruji. Komik matematika ini perlu dikembangkan lebih lanjut dengan membuat jilid dua dan seterusnya dengan materi yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Aqib, Z. (2011). Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, dan TK. Bandung: Yrama Widya. Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Rosda Karya. Arini, F. D., Choiri, A. S., & Sunardi. (2017). The Use of Comic s a Learning Aid to Improve Learning Interest of Slow Learner Student. European Journal of Special Education Research, 71-78. Azwar, S. (1990). Motivasi dalam Belajar. -, -. Hidayanti, D. (2015). Pengembangan Komik Matematika berbasis Edutainment untuk Memfasilitasi Pencapaian Pemahaman Konsep dan Motivasi Belajar Siswa SMP/ MTs Kelas VII pada Pokok Bahasan Lingkaran. Yogyakarta: Tidak Diterbitkan. Indriani, F. (2015). Kompetensi Pedagogik Mahasiswa dalam Mengelola Pembelajaran Tematik Integratif Kurikulum 2013 pada Pengajaran Micro di PGSD UAD Yogyakarta. Profesi Pendidikan Dasar Vol. 2 No. 2, 87-94. Nugraeni, E. A., & Sugiman. (2013). Pengaruh Pendekatan PMRI terhadap Aktivitas Pemahaman Konsep Matematika Siswa SMP. PHYTAGORAS: Jurnal Pendidikan Matematika Volume 8 Nomor 1, 101-108. Puslitjaknov. (2008). Metode Penelitian Pengembanagan. Jakarta: Depdiknas. Re, A. D. (2014). Reading, Drawing, and Aritmatic using Comic to Teach Elementary Math. Savannah, Georgia: -. Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press. Schunk, D. H. (2012). Learning Theories (Teori -Teori Pembelajaran : Perspektif Pendidikan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suryadi, A., Hidayat, B., Rustana, C., Abduhzen, M., Sulistiyo, Rosyidi, U., & Latif, Y. (2014). Pendidikan untuk Transformasi Bangsa: Arah Baru Pendidikan untuk Merubah Mental Bangsa. Jakarta: Kompas. Susilo. (2018, Maret Minggu). Tribunlifestyle. Diambil kembali dari Tribun: http://www.tribunnews.com/lifestyle/ 2013/11/29/indonesia-peringkat-ke- 2-pembaca-manga-terbanyak-didunia Syahrir, D. C. (2016). Penerapan Pembelajaran Jigsaw Terintegrasi PBL (Problem Based Learning) berbasis Lesson Study untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Biologi Umum Universitas Negeri Malang. Jornal Bio Education Vol 1 Nomor 1 Oktober ISSN 2541-2280, 26-32. Toh, T. L. (2012). Use of Cartoons and Comics to Teach Algebra in Mathematics Classrooms. Journal of National Institute of Education, Nanyang Technological University, Singapore, 230-239. Widyoko, S. E. (2012). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Yamasari, Y. (2010). Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis ICT yang Berkualitas. Seminar Nasional Pascasarjana X - ITS ISBN No 979-545-0270-1, -. Hal 97