Belum Dikoreksi RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENANGANAN KONFLIK SOSIAL JENIS RAPAT RAKER KE IV TANGGAL 24 JANUARI 2012 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS DPR RI RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENANGANAN KONFLIK SOSIAL Tahun Sidang Masa Persidangan Jenis Rapat Sifat Rapat Rapat ke Hari, Tanggal Waktu Tempat Ketua Rapat Sekretaris Rapat Acara Hadir 2011-2012 III Raker Rapat Ke-4 Terbuka 20 Selasa, 24 Januari 2012 Pukul 14.10 s.d. 15.00 WIB Ruang Rapat Pansus C Gedung Nusantara II DPR RI, Lantai 3 Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta Drs.H. Adang Daradjatun Minarni,SH 1. Pembahasan DIM RUU tentang Penanganan Konflik Sosial. 2. Pembentukan Panja. I. PIMPINAN DAN ANGGOTA 1. Drs. Adang Daradjatun/F-PKS 2. Mayjen TNI (Purn) Yahya Sacawira,S.IP.MM.WK/F-PD 3. Hj.Tetty Kadi Bawono/F-PG 4. Dra. Eva Kusuma Sundari, MA,MDE/F-PDIP FRAKSI PARTAI DEMOKRAT 5. Dra. Lucy Kurniasari 6. Ir. Nanang Samodra,KA.M.Sc 7. Drs.Ramadhan Pohan 8. Dr. H. Subyakto, SH,MH,MM 9. Ir. Muhammad Baghowi, MM FRAKSI PARTAI GOLONGAN KARYA 10. Drs.H.Murad U.Nasir,M.Si 11. Agustina Basik-Basik,S.Sos, MM,MPD 12. H. Sayed Murad Zakaria, SE FRAKSI PARTAI DEMOKRASI PERJUANGAN INDONESIA 13. Eddy Mihati, M.Si 14. Ir. Adang Ruchiatna Puradiredja 15. Ketut Sustiawan 1
FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA 16. H.M. Gamari Sutrisno 17. Aus Hidayat Nur FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL 18. Yahdil Abdi Harahap, SH. MH 19. Amran, SE FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN 20. Drs. H. Endang Sukandar, M.Si FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA 21. - FRAKSI PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA 22. Saifuddin Donodjoyo FRAKSI PARTAI HATI NURANI RAKYAT 23. Dra. Hj. Soemintarsih Muntoro, M.Si II. PEMERINTAH 1. Gamawan Fauzi Mendagri 2. H.A. Rachman, M.Sc, M.Si Sekretaris Dirjen Kesbangpol 3. Hasiholan Pasaribu, SE, MPKP Direktur Perencanaan Pembangunan Daerah Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah 4. Prof. Dr. Zudan Arif Fakrulloh, SH, M. Hum Kepala Biro Hukum Kemendagri 5. Drs. Endang Kusumajadi, MM Direktur Politik Dalam Negeri Ditjen Kesbangpol 6. Budi Prasetyo, SH Direktur Ketahanan Seni, Budaya, Agama dan Kemasarakatan, Ditjen Kesbangpol 7. Drs. Fauzie Rafei M. Si Direktur Ketahanan Ekonomi Ditjen Kesbangpol 8. Wahyu Moch Najib, SH Direktur Urusan Pemerintahan Daerah II Ditjen Otda 9. Dr. Ir. Sapto Supono, M. Si Direktur Pemberdayaan Adat dan Sosial Budaya Masyarakat Ditjen Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 10. Drs. Mohammad Roem, MM Direktur Pencegahan dan Penanggulangan Bencana Ditjen Pemerintahan Umum 11. Ramli Hutabarat Kabalitbanghan 12. Bambang Wiyono Hukum dan Ham 13. Demsu M. Hukum dan Ham 14. Idris Hukum dan Ham 15. M. Fachruddin Kemhan 16. Akhiru Hadi Kemhan 17. DR. Andi Zainal, MS.c Dirjen Perlindungan Jaminan Sosial 18. Bhakti H. Kapus Kajeon Hukum 19. Moch. Helmi Dir. Bencam Sosial 2
20. A. Hadi - 21. Rosehan ansyari Dit. Bencana Sosial 22. Endang Kironosasi Humas 23. Devy R. Humas 24. Paulina Sri Rejeki Humas 25. Marsel Wibisono ADC Dirjen Tjs 3
JALANNYA RAPAT KETUA RAPAT (DRS.H.ADANG DARADJATUN/F-PKS) Bisa kita mulai ya?. Salam sejahtera untuk kita semua dan selamat siang. Yang terhormat Pimpinan dan Anggota Pansus RUU tentang Penanganan Konflik Sosial. Yang terhormat Saudara Menteri Dalam Negeri beserta jajarannya. Yang terhormat Saudara Menteri Sosial atau yang mewakili. Menteri Pertahanan dan atau yang mewakili. Menteri Hukum dan HAM atau yang mewakili. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi atau yang mewakili. Dan seluruh hadirin yang berbahagia. Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa bahwa siang hari ini kita dapat berkumpul dalam Rapat Kerja pada pembicaraan tingkat satu pembahasan atas RUU tentang Penanganan Konflik Sosial. Sesuai dengan laporan Sekretariat rapat hari ini telah dihadiri lengkap dari 30 Anggota Pansus oleh karena itu perkenankan kami membuka rapat kerja dan rapat dinyatakan terbuka untuk umum. Pertama-tama kami mengucapkan terima kasih kepada Saudara Para Menteri yang telah bersedia memenuhi undangan Pansus RUU tentang Penanganan Konflik Sosial dalam rapat kerja pada hari ini. Untuk itu sebelum kami melanjutkan rapat perkenankan kami menawarkan acara rapat pada hari ini sebagai berikut 1. Pembahasan Daftar Inventarisasi Masalah RUU tentang Penanganan Konflik Sosial; 2. Pengesahan Anggota Panitia Kerja; 3. Penutup. Rapat hari ini akan berlangsung sampai jam 16.00 WIB, namun apabila masih ada hal yang perlu didiskusikan dapat diperpanjang sesuai kesepakatan rapat. Apakah susunan acara yang kami bacakan dapat disetujui?. (RAPAT SETUJU) (RAPAT DIBUKA PUKUL 14.10 WIB) Saudara Menteri atau yang mewakili. Pimpinan dan Angggota Pansus yang saya hormati. Selanjutnya kita memasuki acara pembahasan DIM RUU tentang Penanganan Konflik Sosial. DIM yang disampaikan Pemerintah terdiri dari 304 DIM, menurut matriks rekapitulasi terbagi menjadi 4 klasifikasi DIM yaitu DIM yang tetap, DIM perubahan redaksional, DIM yang dihapus, DIM yang bersifat perubahan substansi dan 2 penambahan rumusan. Setelah diinventarisasi ada 105 DIM yang tetap, Sesuai hasil kesepakatan pada rapat kerja antara Pansus dengan pemerintah pada tanggal 14 Septermber 2011 dalam mekanisme kerja Pansus tentang Penanganan Konflik Sosial disebutkan bahwa materi yang diusulkan tetap oleh Pemerintah maka langsung dimintakan persetujuan oleh Pansus dengan catatan persetujuan tersebut dapat ditinjau kembali sepanjang mempunyai relevansi dengan materi muatan yang dibahas. Oleh karena itu kami menawarkan kepada Fraksi dan Pemerintah, apakah 105 DIM yang tetap dapat disetujui?. (RAPAT SETUJU) Selanjutnya masuk ke klasifikasi DIM yang merupakan perubahan redaksional. Pada matriks rekapitulasi ada 14 DIM. Sesuai mekanisme kerja Pansus, materi yang bersifat perubahan redaksional pembahasan diserahkan kepada Tim Perumus dengan 2 kali putaran pembahasan. Apakah 14 DIM ini setuju kita serahkan pembahasannya kepada Tim Perumus untuk disempurnakan?. 4
(RAPAT SETUJU) Selanjutnya kita masuk ke klasifikasi DIM yang bersifat perubahan substansi sejumlah 3 DIM, adanya penambahan rumusan antara DIM 52 dan 53 dan antara DIM 92 dan 93. Sesuai mekanisme kerja Pansus yang telah disepakati disebutkan bahwa pembahasan materi substansi RUU dapat serahkan pembahasannya pada Panja berdasarkan keputusan rapat kerja Pansus. Apakah 3 DIM perubahan substansi dan 2 penambahan rumusan dapat diserahkan pembahasannya pada Panja?. (RAPAT SETUJU) Kemudian kita masuk ke klasifikasi DIM yagn dihapus, yaitu sejumlah 182 DIM yang terdiri dari 8 kelompok atau cluster yaitu 1. Kelembagaan; 2. Asas; 3. Kegiatan penghentian kekerasan konflik; 4. Penetapan status keadaan konflik; 5. Tindakan darurat penyelamatan korban; 6. Bantuan sumber daya TNI; 7. Ketentuan lebih lanjut mengenai peran serta masyarakat dalam penanganan konflik diatur dengan PP; 8. Mekanisme khusus dalam pembiayaan penanganan konflik. Sebelum diputuskan untuk diserahkan kepada Panitia Kerja, kami menawarkan kepada Pemerintah dan Anggota Pansus untuk membahas 182 DIM tersebut dalam Rapat Kerja ini sebagai acuan pembahasan dalam Rapat Panja. Untuk itu kami persilakan kepada Pemerintah untuk menanggapi usul mekanisme ini. Kami persilakan tanggapan Pemerintah. MENTERI DALAM NEGERI (GAMAWAN FAUZI) Selamat sore. Salam sejahtera untuk kita semua. Yang saya hormati Bapak Ketua, Bapak dan Ibu Pimpinan beserta segenap Anggota Rapat yang saya hormati. Seperti tadi kita sepakati bahwa beberapa materi yang sudah disampaikan Bapak Ketua tadi sebagian kita bahas di Panja sebagian dilanjutkan untuk Panitia perumusnya untuk tim perumusnya dan sebagian lagi dianggap sudah selesai karena sudah disepakati tinggal bagaimana kita merumuskan lebih baik. Kami sedikit memberikan komentar terhadap pembahasan di Panja Pak Ketua. Kalau bisa setelah ini Panja akan bekerja dan itu benar-benar akan mengundang institusi terkait dengan Undang-Undang ini yang selama ini sebagian dari pasal-pasal ini dijalankan oleh beberapan institusi tersebut. Seperti kami ingin mengaitkan dengan kalau bisa diminta juga tanggapan APPSI (Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia), dengan Polri, dengan BNPB dan dengan Depsos sudah hadir disini, dan dengan Menteri Peranan Wanita beserta perlindungan anak, serta dari aspek organisasi juga perlu kita pikirkan. Karena begini Ketua, ini suatu hal yang baru yang saya lihat dan ini menjadi sebuah fenomena di daerah, banyak Komisi-Komisi yang terbentuk sekarang tidak hanya ada didaerah dan pusat tapi juga dibentuk didaerah, pertanyaannya daerah tidak boleh menganggarkan yang tidak menjadi kewenangannya. 5
Apakah Komisi ini nantinya bersifat struktural, dan menjadi insitusi yang bersifat ad-hoc atau institusi permanen yang struktural sampai ke daerah dan itu akan menjadi tugas dekonsentrasi atau tugas perbantuan dari pusat kepada daerah dan ini kami harapkan dapat diletakan di tempat yang paling tepat. Contohnya selama ini ada lembaga HAM Komisi Hak Asasi Manusia, didaerah ini bersifat struktural dan urusan itu bersifat nasional, dan didaerah dimintakan bantuan kepada Gubernur. Apakah dari aspek penyelenggaraan Pemerintahan ini sudah tepat atau belum karena money follow function, ini bukan function daerah tapi menjadi beban keuangan daerah, itu contohnya. Dan nanti lembaga ini nanti andaikata dibentuk dalam bentuk komite apakah ini menjadi kewenangan daerah yang diserahkan ke pusat atau tetap menjadi sebuah struktur yang dibiayai oleh APBN organisasinya. Saya kira contoh-contoh seperti itu maka kita perlu untuk mendengar suara dari Pemerintah Provinsi di seluruh Indonesia supaya ketika lembaga ini kita bentuk komisi atau komite namanya itu dia berada pada tempat yang tepat dalam aspek organisasi. Demikian pula dengan aspek penganggaran dan sebagainya, ada PP tentang Gubernur Wakil Pemerintah Pusat di daerah, itu diatur PP 19 kemudian diperbaharui PP 23, yang meletakan Gubernur Sebagai wakil Pemerintah Pusat dengan 4 tugas 1. Penyelenggaraan Pemerintahan umum; 2. Koordinasi instansi vertikal dan daerah; 3. Pembinaan; 4. Pengawasan. Ini segera salah satu referensi amanat dari Undang-undang 32 yang kemudian dilahirkan dalam bentuk PP, mungkin ini bisa dipersandingkan atau dilakukan kajian dengan melihat posisi Gubernur seperti itu. Kami kira demikian Pak Ketua. Selanjutnya kami siap untuk menungaskan pejabat terkait itu bersama Pemerintah, dan bersama Panja membahas ini secara mendalam. KETUA RAPAT Terima kasih Bapak Menteri. Saya pikir semua kita dengar apa harapan dari Pemerintah dalam konteks Undang-Undang tersebut, baik yang menyangkut yang berhubungan dengan yang diundang, lembaga terkait dan contohcontoh yang diberikan. Terima kasih Bapak Menteri. Selanjutnya kami persilakan tanggapan dari Fraksi-fraksi. Silakan dari Partai Demokrat. F-PD (IR. NANANG SAMODRA,KA.M.Sc) Terima kasih Pimpinan. Bapak Menteri Dalam Negeri beserta jajaran. Serta Kementerian terkait. Setelah mendengarkan apa yang Bapak sampaikan tadi cukup menarik namun itu panjang dan bisa kita perdebatkan. Saya setuju dengan apa yang disampaikan Pak Menteri bahwa nanti akan dibahas dalam Panja saja kita akan berdebat disana jadi waktunya cukup. Kalau disini tentu waktunya tidak cukup. Jadi kami menunggu waktu yang dijadwalkan oleh Bapak Pimpinan, terima kasih. KETUA RAPAT Fraksi Golkar?. F-PG (IR. BASUKI TJAHAYA PURNAMA, MM) Saya kira juga sama dengan Fraksi Demokrat, besok kan kita konsinyering dengan Panja, jadi besok saja kita bahas lebih dalam. 6
KETUA RAPAT Fraksi PDIP?. F-PDIP (KETUT SUSTIAWAN) Apa yang disampaikan oleh Pemerintah saya kira soal pihak-pihak yang diundang memang kita perlukan dalam pembahasan dan selanjutnya kita bahas dalam Panja yang sudah dijadwalkan mulai besok, saya kira itu saja Pak. KETUA RAPAT Fraksi PKS?. F-PKS (H.M. GAMARI SUTRISNO) Pimpinan dan Anggota yang terhormat. Pak Menteri dengan segenap jajarannya. Kami dari Fraksi PKS sebelum Panja bekerja ada catatan walaupun tadi sudah diketok oleh Pimpinan terkait dengan perubahan substansi yang kemudian ada konsekuensi penghapusan ayat yaitu pada Bab II Pasal 2 saya kira perlu disepakati disini sebelum panja membahasnya, yaitu mengenai asas, tujuan dan ruang lingkup, sehingga nanti Panja tidak lagi membahas panjang lebar mengenai persoalan ini. Kalau kami dari Fraksi PKS berpendapat bahwa Bab II Asas, Tujuan dan Ruang Lingkup Pasal 2 sesuai dengan usul inisiatif ini tetap dipertahankan dan ini memerlukan kesepakatan pada tingkat Pansus ini, karena nanti jangan sampai di tingkat Panja tidak selesai dan dibawa ke Pansus tidak rampung juga dan bagi kami ini masalah mendasar untuk kita bahas disini pada sore hari ini. Yang kedua, usul daripada Pemerintah kami hargai tetapi kami lebih menghargai lagi terhadap pasal dan ayat yang Pemerintah mengusulkan untuk dihapus, kami mengharapkan ada usulan alternative yang disampaikan oleh Pemerintah sehingga tidak dihapus sama sekali ayat itu. Karena sebetulnya usulan Pemerintah terhadap pasal dan ayat yang dihapus itu sebetulnya inti dari RUU PKS ini karena ini adalah action penanganan konflik di lapangan kalau sebelum-sebelumnya sifatnya pencegahan. Apa ide Pemerintah untuk melakukan penanganan langsung terhadap konflik di lapangan ini ide Pemerintah seperti apa? Sehingga dengan demikian memang RUU ini substansinya memang sesuai dengan judulnya sehingga bukan hanya mencegah konflik sosial tapi mencegah dan menyelesaikan dan melakukan penyelesaian pasca konflik itu sendiri. Kemudian yang ketiga, saya ingin sampaikan Pak, semangat kami dari Pansus DPR ini bahwa kami berpendapat apa yang diusulkan oleh Pemerintah ini belum bisa kami terima. Sehingga dengan demikian kami mengharap Pemerintah untuk mengajukan usulan kalau itu dihapus, karena nanti kalau Panja dibawa ke Pansus akan mengalami hal yang sama karena Pansus tidak bisa menerima usulan dari Pemerintah yang ingin menghapus pasal dan ayat-ayat itu tadi. Ini saya kira perlu kesepakatan pada tingkat Pansus ini Pak. Usulan Pak Menteri untuk mengundang pihak-pihak terkait dengan penyusunan RUU tentang Konflik Sosial ini Pak saya setuju. Tapi ada satu yang barangkali belum disebut Pak Menteri adalah Pak Menteri adalah pihak yang terkait dengan penanganan konflik sosial itu sesuai dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, jadi saya kira TNI juga perlu diundang untuk turut serta melakukan pembahasan ini. Yang terakhir yang perlu kami tegaskan Pak Menteri bahwa Undang-Undang yang ada memang belum mampu menjawab Penanganan Konflik Sosial secara rinci,komprehensif dan sistematis itulah makanya perlu Undang-undang ini. Cuma Pemerintah kan sekali lagi menghapus inti dari Undang-undang ini, ini yang kami harapkan Pemerintah memberikan masukan atau memberikan solusi apa sehingga ini memang Undang-undang betul-betul rinci, komprehensif dan sistematis. Saya kira demikian Pak Pimpinan. 7
KETUA RAPAT Lanjut PAN. F-PAN (YAHDIL ABDI HARAHAP, SH, MH) Terima kasih Pimpinan. Pimpinan dan Anggota Pansus yang kami hormati. Pak Menteri. Menurut kami bahwa kami sangat menghargai usulan dari Pemerintah untuk mengundang beberapa insitusi yang disebutkan oleh Pemerintah tadi hanya saja bahwa yang kita harapkan ada dalam pembahasan di Panja nanti sudah ada satu kesatuan pendapat dan ide-ide dari Pemerintah sehingga kita tidak lagi membahas secara terpecah maksud saya dengan polisi lagi, lalu jadi ada satu kesatuan ide, ada satu kesatuan pendapat dari Pemerintah sehingga Panja betul-betul membahas DIM RUU ini secara efektif. Saya rasa kalau kita membahas satu persatu dengan tiap-tiap institusi itu saya kira 3 hari tidak akan cukup artinya kita bekerja dari nol lagi, dan satu kesatuan ide, pendapat dan usulan Pemerintah nanti itu yang kita perlukan dari Pemerintah. Kecuali APPSI provinsi memang sangat perlu tersendiri kita minta pendapatnya khususnya mengenai hal yang disebutkan Pak Menteri tadi karena memang hal yang berkaitan dengan penganggaran. Lalu apa fungsi dan tugas pemerintah provinsi itu memang sangat harus match dia diatur dalam Undang-undang atau dalam Undang-undang penanganan konflik sosial ini. Jadi itu Pimpinan pendapat dari Fraksi kami. Intinya adalah bahwa pendapat dari Pemerintah atau usulan dari Pemerintah, atau ide-ide dari Pemerintah nanti tidak terpecah-pecah lagi di Panja, jadi betul-betul suatu ide dan usulan yang bulat sehingga bisa secara efektif kita bahas di Panja nanti. KETUA RAPAT Lanjut dari PPP. F-PPP (DRS. H. ENDANG SUKANDAR, M.Si) Bapak Pimpinan dan Anggota Pansus yang saya hormati. Bapak Menteri beserta jajarannya yang kami hormati. Saya kira mengenai pendapat Fraksi-fraksi dalam penyampaian DIM ini sudah sangat jelas. Artinya hanya beda apa namanya penekanan kalimat dan sebagainya sehingga nanti apa yang disampaikan Fraksi-fraksi itu akan mendapat pembahasan yang mendalam pada saat kita konsinyering ini, tepat sekali apabila pihak pemerintah sudah bisa mempersiapkan apa-apa yang kita lempar dalam beberapa kali pertemuan. Barangkali itu saya juga sependapat bahwa pembahasan lebih dalam akan kita laksanakan ditingkat Panja. KETUA RAPAT PKB kosong, Hanura?, Gerindra?. F-GERINDRA (SAIFUDDIN DONODJOYO) Terima kasih Pimpinan. Dari Gerindra saya kira sependapat dengan teman-teman yang lain, hanya memang perlu juga penambahan pengayakan yang memang belum, karena RUU ini sangat penting dan nanti betul-betul akan keluar dengan baik dari Pemerintah tadi menjawab masih perlu pendapat yang lain saya kira masih kita dengarkan juga karena untuk kebaikan bersama. 8
KETUA RAPAT Baik. Kalau saya lihat ada dari PKS, PAN dan Fraksi Gerindra secara umum dapat menyetujui namun masalah asas, tujuan dari PKS, lalu ada beberapa dari PAN tentang Pemerintah nanti merupakan bagian dari keseluruhan sikap daripada Undang-undang ini. Mungkin dari Pemerintah ada masukan?. MENTERI DALAM NEGERI (GAMAWAN FAUZI) Terima kasih Pak. Saya menanggapi yang disampaikan dari Fraksi PKS tadi. Saya kira begini Pak. Kami coba melihat beberapa Undang-undang yang ada, ada Undang-undang tadi kami kebetulan membahas tentang Undang-Undang Penyelenggaraan Pemilu. Disitu ada asas di atas pada Pasal 1 nya, kemudian didalam ada lagi asas. Undang-Undang Penyelenggara Pemerintah Daerah juga seperti itu. Jadi asas yang di atas itu dengan yang ditengahtengah itu apa bedanya, ini sama-sama asas bunyinya ini. Barangkali untuk ke depan barangkali kesepakatan kita hal semacam ini perlu kita letakan pada proporsi yang benar. Kalau asas itu adalah prinsip-prinsip dasar kita artikan misalnya itu dimana harus kita letakan. Kemudian prinsip-prinsip umumnya dimana kita letakan sehingga dalam menyusun perundang-undang ini tepat dia. Asasnya Pancasila tidak mungkin kita samakan Pancasila dengan asas yang lain. Ini kita campurkan, ada satu nilai di atas ada yang bersifat fraksis didalam. Saya kira ini nanti kita samakan di dalam panja kalau perlu kita minta pendapat ahli disini, apa yang dimaksud asas dari Undang-undang ini dan asas dalam penyelenggaraan, apa bedanya. Dua-duanya menyebutkan asas, misalnya itu Pak. Jadi Pak Gamari saya kira ini kita letakkan pada tempat yang tepat dan kalau perlu kita mintakan ahlinya disini bagaimana sesungguhnya karena disejumlah Undang-undang kita Pancasila saja dalam prinsip penanganannya. Kalau Pancasila itukan prinsip dasar (Grundnorm). Itu barangkali ini yang kami maksud karena itu dulu kita tidak ingin sebenarnya memasukan pancasila itu sejajar dengan nilai-nilai lain itu. Itu ingin kita pisahkan, itu juga pendapat kami, Bapak Gamari, dari Fraksi PKS. Yang lain barangkali ini bisa kita bahas di Panja karena seperti disampaikan Fraksi PAN ada yang diberi mandat seperti kami, tapikan ada unsur Pemerintah juga yang perlu kita dengar, seperti misalnya Kepolisian. Disini tidak diberikan mandat oleh Presiden mewakili Pemerintah, tapi karena selama ini ada bagian-bagian ini dari penyelenggaraan yang dijalankan oleh kepolisian, barangkali itu dari TNI kita dengar, contoh Pak di sosial ada namanya ada Permen yang disebut keserasian sosial itu dalam bentuk program dan dilahirkan landasan hukumnya Permen. dengan ada ini menjadi hilang adalah bagian daripada penanganan kerusuhan sosial ini. Mungkin ada di sejumlah Kementerian yang nanti masuk ke dalam ini sehingga tidak terlalu banyak ada Permen lagi, ada PP lagi yang bertebaran di tempat lain sementara muncul Undang-undang. Dan kita harapkan nanti dengan lahirnya ini yang lainnya tunduk pada peraturan Undang-undang, ini maksud kami Pak Fraksi PAN. Termasuk juga pengungsi ini Pak, bagaimana penanganannya. Masalah di Ambon setelah itu tidak ada, di Depsos ada programnya, di Kementerian lain juga ada kegiatannya dan ini kita harapkan melebur ke dalam ini semua. Dan inilah yang perlu kita serasikan di dalam Panja tersebut Pak Ketua. Ini maksud kami supaya intensif didalam Panja, terima kasih Pak. KETUA RAPAT Baik, terima kasih Pak Menteri. F-GERINDRA (SAIFUDDIN DONODJOYO) Pak Pimpinan, saya langsung merespons. Oke, yang itu nanti kita bisa diskusikan dengan mengundang Pakar. Masih ada pertanyaan saya satu lagi Pak. Kalau Pemerintah mengusulkan menghapus pasal dan ayat-ayat, apakah Pemerintah punya ide dan gagasan, bukan sekedar menghapus, tapi sebaiknya seperti ini karena Pemerintah melihat ini, Kementerian Sosial mempunyai tugas, Polri punya 9
tugas,lalu actionnya di lapangan seperti apa? Ini jangan bergerak sendiri-sendiri, ini yang kami minta Pemerintah untuk menyampaikan pemikirannya Pak. KETUA RAPAT Baik, saya rasa kita sudah ada kesepakatan sudah dekat-dekatlah kira-kira akan masuk ke Panja tapi ada masukan dari Bu Tetty, silakan Bu Tetty. F-PG (HJ.TETTY KADI BAWONO) Terima kasih Pimpinan. Sebagai masukan saja sebetulnya karena kami berdua ini putri-putri dan kamipun sering kali bertemu dengan LSM-LSM perempuan dan tadi kami juga rapat dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan kami bertanya mengapa tidak masuk dalam tim untuk penanganan konflik social. Walaupun mereka sudah membentuk draft Perpres untuk masalah ini. Kira-kira apakah memungkinkan mereka dilibatkan? Sudah ada, ya. Oke, terima kasih. Kemudian maksud kami juga didalam pasal-pasal karena ini yang disampaikan kepada Bapakbapak pada saat yang lalu adalah Paripurna hasil Baleg ternyata memang kami masih menganggap perlu memasukan affirmative policy terhadap urusan perempuan dan anak, karena perempuan dan anak itu yang paling banyak mengalami masalah didaerah rawan konflik. Inipun juga tentunya perlu persetujuan dari Fraksi-fraksi karena kami belum memasukkan ini, tetapi nanti saya dengan Bu Eva mungkin akan lebih mengisi pasal-pasalnya tidak merubah substansi tetapi menambahkan urusan affirmative ini. Terima kasih Pak. KETUA RAPAT Baiklah untuk 182 DIM yang diusulkan dihapus oleh Pemerintah kita sepakati untuk dibahas dalam rapat kerja, setuju?. Saudara Menteri atau yang mewakili, Pimpinan dan Anggota Pansus, (RAPAT SETUJU) Secara umum sebagaimana telah kami kemukakan bahwa Pansus berpandangan 182 DIM tersebut tetap dimasukan dalam materi RUU tentang Penanganan Konflik Sosial dan dibahas di Panja. Materi-materi yang dimaksud dalam kelompok yang kita siapkan adalah dalam 8 cluster, bahwa pada dasarnya sebagai masukan 1. Substansi kelembagaan, perlu mekanisme alternative yang partisipatif dalam penyelesaian konflik untuk mengatasi lembaga-lembaga formal penyelesaian dan system peradilan formal. Lembaga ini bersifat ad-hoc yang dibentuk sesuai kebutuhan dengan melibatkan masyarakat. 2. Menyangkut asas, mengacu pada Pasal 6 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, dapat merumuskan asas-asas materi muatan yang terkait. 3. Kegiatan penghentian fisik, pengaturan ini dimaksudkan untuk mempertegas peran Polri, TNI, dan masyarakat dalam penghentian kekerasan. Selanjutnya penetapan status keadaan konflik 1. Penyempurnaan Undang-Undang Nomor 23/Prp/1959 untuk disesuaikan dengan perkembangan system Pemerintahan yang semakin demokratis; 2. Mempertegas peran dan fungsi Polri, TNI, DPR, DPRD dan eksekutif dalam penghentian kekerasan. 3. Analog dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. 10
Selanjutnya tindakan darurat penyelamatan korban mengatur secara detil dan rinci tehnis dan mekanisme penyelamatan korban antara lain untuk disesuaikan dan menjamin kepentingan berdasarkan jenis kelamin, usia dan kelompok rentan lainnya. Keenam, bantuan sumber daya TNI, mempertegas peran dan tanggung jawab TNI dalam tugas non perang sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia dan Undang-Undang tentang Pertahanan Negara. Ketujuh, ketentuan lebih lanjut mengenai peran serta masyarakat dalam penanganan konflik diatur dengan PP, Pengaturan lebih rinci untuk menjamin kepastian, tugas, wewenang dari kelompok masyarakat yang berpartisipasi dalam penanganan konflik, batas waktu paling lama 6 bulan, peraturan pelaksanaan undang-undang ini harus sudah ditetapkan, memberikan jaminan dan mengikat pemerintah untuk membentuk pelaksanaan undang-undang ini. Kedelapan, mekanisme khusus dalam pembiayaan penanganan konflik, konkordan dengan Undang- Undang 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana yaitu perlunya pengalokasian khusus dalam anggaran dan system pertanggungjawaban penanganan konflik. Demikian pandangan Pansus terhadap 182 DIM yang dihapus. Kami persilahkan pemerintah untuk memberikan pandangannya kami mengharapkan agar pemerintah dapat memberikan pandangan dengan mengacu ke masing-masing cluster agar memudahkan kita mengambil keputusan. Kami persilahkan Pemerintah. MENTERI DALAM NEGERI (GAMAWAN FAUZI) Baik Bapak Ketua. Kami sepakat untuk ini lebih lanjut kita bahas dipanja dan Pemerintah berterima kasih kepada seluruh peserta rapat kerja ini untuk kita dalami lagi karena banyak hal yang harus kita perbincangkan disana disana secara lebih mendalam. Saya kira demikian. Pak. KETUA RAPAT Selanjutnya kami sampaikan nama-nama Pimpinan dan Anggota Panja dari Pansus RUU tentang Penanganan Konflik Sosial sebagaimana daftar yang telah dibagikan kepada kita semua yaitu PIMPINAN 1. Dra. Eva Kusuma Sundari / Ketua 2. Drs. H. Adang Daradjatun / Wk. Ketua 3. Mayjen TNI (Purn) Yahya Sacawiria. S.IP., / Wk. Ketua 4. Hj. Tetty Kadi Bawono / Wk. Ketua ANGGOTA 5. Ir. Muhammad Baghowi, MM. 6. Dr. Pieter C.Zulkifli Simabuea, MH 7. Drs. H. Guntur Sasono, M.Si 8. Ir. Nanang Samodra, KA., M.Sc 9. H. Sayed Fuad Zakaria, SE 10. Drs. H. Murad U. Nasir, M. Si 11. Agustina Basik-Basik, S.Sos.,MM, MPD 12. R. Adang Ruciatna Puradiredja 13. Ketut Sustiawan 14. Aus Hidayat Nur 11
15. Yahdil Abdi Harahap, SH., MH 16. Drs. H. Hasrul Azwar MM 17. DR. H. Ali Maschan Moesa, M.Si 18. Saifuddin Donodjoyo 19. Dra. Hj. Soemintarsih Muntoro, M.Si Apakah nama-nama Anggota Panja tersebut dapat disetujui? (RAPAT SETUJU) Sebagai tambahan, kita mulai konsinyir besok, itu akan dibagikan oleh panitia acaranya. Demikian acara pada Rapat Kerja pada hari ini, selanjutnya Pansus akan membahas lebih lanjut pembahasan RUU tentang Penanganan Konflik Sosial dalam rapat Panitia Kerja yang akan dilaksanakan pada hari Rabu 25 Januari 2012 sampai dengan Jum at 27 Januari 2012. Kami harapkan Pemerintah dapat menyiapkan ahli bahasa dalam pembahasan RUU tentang Penanganan Konflik Sosial dalam rapat-rapat panja. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan kekuatan lahir dan batin kepada kita semua sehingga kita dapat melaksanakan tugas sebaik-baiknya. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Dilanjutkan dengan penyerahan palu (PENYERAHAN PALU DARI KETUA PANSUS KEPADA KETUA PANJA) Baik, terima kasih. Seluruh acara selesai. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. (RAPAT DITUTUP PUKUL 15.00 WIB) Jakarta, 24 Januari 2012 Ketua Pansus RUU Tentang Penanganan Konflik Sosial Drs. H. Adang Daradjatun No. Angg. 60 12