PENGARUH PERUBAHAN ARUS LALU LINTAS SATU ARAH TERHADAP KINERJA JARINGAN JALAN DI KAWASAN PUSAT KOTA SAMARINDA



dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS AKHIR. Oleh : BENI ANGGID LAKSONO L2D

KAJIAN KINERJA JALAN ARTERI PRIMER DI SIMPUL JALAN TOL JATINGALEH KOTA SEMARANG (Studi Kasus : Penggal Ruas Jalan Setia Budi)

TUGAS AKHIR. Oleh: RICO CANDRA L2D

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS TUNDAAN PADA RUAS JALAN MAJAPAHIT KOTA SEMARANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TUGAS AKHIR

IDENTIFIKASI KINERJA JARINGAN JALAN ARTERI PRIMER DI KOTA SRAGEN TUGAS AKHIR. Oleh : S u y a d i L2D

ARAHAN PENGATURAN LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN SETYABUDI RAYA POTROSARI SEBAGAI DAMPAK MUNCULNYA PUSAT PERBELANJAAN ADA, BANYUMANIK SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya. kepemilikan kendaraan di perkotaan akan mempengaruhi pertumbuhan dan

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PARKIR PADA SISI JALAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KAPASITAS JALAN (STUDI KASUS: DI JALAN MATARAM YOGYAKARTA) TUGAS AKHIR

MODEL DINAMIS BANGKITAN DAN TARIKAN PERGERAKAN BERDASARKAN PERKEMBANGAN GUNA LAHAN (STUDI KASUS KOTA SEMARANG) TUGAS AKHIR

FAKTOR-FAKTOR PENDORONG TERJADINYA KEMACETAN LALU LINTAS DI JALAN ARTERI PRIMER KAWASAN PASAR UNGARAN KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR

Besar Bobot Kejadian. Kapasitas jalan (smp/jam) Kendaraan (smp/jam)

PERENCANAAN TRANSPORT TKW SKS DR. Ir. Ken Martina K, MT. BAB IV PENGENDALIAN LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar belakang

KINERJA RUAS JALAN KORIDOR JALAN TJILIK RIWUT AKIBAT TATA GUNA LAHAN DI SEKITAR KORIDOR BERDASARKAN KONTRIBUSI VOLUME LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. lemahnya perencanaan dan kontrol membuat permasalahan transportasi menjadi

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan ditunjukan dengan adanya peningkatan jumlah pemakaian

IDENTIFIKASI AKTIVITAS PEDAGANG KAKI LIMA DI TAMAN SERIBU LAMPU KOTA CEPU TUGAS AKHIR. Oleh: IKA PRASETYANINGRUM L2D

BAB I PENDAHULUAN. Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. ABSTRAKSI... v. DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jakarta sebagai ibukota negara dan sebagai tempat perputaran ekonomi terbesar

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

operasi simpang yang umum diterapkan adalah dengan menggunakan sinyal lalu

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan yang terjadi antara dua tempat yaitu tempat di mana

PRIORITAS PENANGANAN PERMASALAHAN TRANSPORTASI PADA JALAN ARTERI PRIMER DI KOTA PEKALONGAN TUGAS AKHIR. Oleh : TRI AJI PEFRIDIYONO L2D

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah maka akan bertambah pula taraf hidup masyarakat di daerah tersebut. Hal

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI. moda, multi disiplin, multi sektoral,dan multi masalah, hal ini dikarenakan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan yang memenuhi persyaratan kelayakan. Lalu lintas memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Mobil Penumpang (emp) adalah faktor yang menunjukkan pengaruh berbagai tipe

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan yang rendah, terbatasnya sumber daya, khususnya dana, kualitas dan

ANALISIS BIAYA-MANFAAT SOSIAL PERLINTASAN KERETA API TIDAK SEBIDANG DI JALAN KALIGAWE, SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu

PENYEDIAAN HUNIAN BURUH INDUSTRI COMMUTER DI KAWASAN INDUSTRI TERBOYO SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: ENDYANA PUSPARINI L2D

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh Negara Negara yang telah maju maupun oleh Negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. maka pemerintah harus menyediakan sarana dan prasarana kota untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemacetan adalah situasi keadaan tersendatnya atau terhentinya lalu lintas yang

BAB. I PENDAHULUAN. lalu lintas keluar masuk lokasi tersebut. Mobilitas penghuni perumahan tesebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

PENGARUH AKTIVITAS KOMERSIAL TERHADAP LALU LINTAS DI KORIDOR JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Namun pada kenyataannya yang terjadi saat ini perkembangan kota selalu lebih


PENETAPAN TARIF PARKIR SEBAGAI INSTRUMEN PENGENDALI PENGGUNA JASA PARKIR DI KAWASAN SIMPANGLIMA SEMARANG TUGAS AKHIR

EVALUASI TARIF ANGKUTAN UMUM YANG MELAYANI TRAYEK PINGGIRAN-PUSAT KOTA DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR KHUSUS TERHADAP INTENSITAS PARKIR DI KAWASAN SIMPANG LIMA TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. Kota Depok merupakan wilayah penyangga (buffer state) bagi Daerah

II. TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal ruas

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. transportasi yang sekarang selalu dihadapi kota-kota besar di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transportasi merupakan salah satu prasarana yang sangat penting dalam

ANALISA KECEPATAN KENDARAAN PADA RUAS JALAN BRIGJEN SUDIARTO (MAJAPAHIT) KOTA SEMARANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR MINYAK (BBM)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS (ANDALALIN) KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI

BAB 2 TINJAUAN TEORI

PENGARUH BANGKITAN PERGERAKAN PADA GUNA LAHAN KOMERSIAL TERHADAP TINGKAT PELAYANAN JALAN DI PUSAT KOTA WONOGIRI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan tranportasi darat saat ini khususnya di jalan raya, dirasakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN JALAN CIHAMPELAS

Analisis Kebutuhan Parkir dan Kajian Dampak Lalu Lintas Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar

EVALUASI RUTE ANGKUTAN UMUM PUSAT KOTA DALAM MENGURANGI BEBAN LALU LINTAS DI PUSAT KOTA SALATIGA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jalan raya merupakan prasarana transportasi yang besar pengaruhnya

BAB I PENDAHULUAN. Jaringan jalan sebagai bagian dari sektor transportasi memiliki peran untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Mobilitas yang disebabkan oleh siswa yang. membawa kendaraan pribadi terus bertambah. Hal tersebut disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. pengoperasian fasilitas transportasi yang ada (Wahyuni.R, 2008 ).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor transportasi merupakan salah satu mata rantai jaringan distribusi

BAB I PENDAHULUAN. kota-kota besar lainnya di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya dan Semarang

PENGARUH TARIKAN MANADO TOWN SQUARE TERHADAP LALU LINTAS DI RUAS JALAN BOULEVARD MANADO

PENGARUH KEBERADAAN PARKIR DAN PEDAGANG KAKI LIMA TERHADAP BIAYA KEMACETAN DAN POLUSI UDARA DI JALAN KOLONEL SUGIONO MALANG

MODEL BANGKITAN PERJALANAN YANG DITIMBULKAN PERUMAHAN PURI DINAR MAS DI KELURAHAN METESEH KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, saat ini sedang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem

BAB I PENDAHULUAN. kompleks dibanding daerah sekitarnya (Bintarto, 1977). perekonomian, atau sebagai pusat pemerintahan (Darmendra, 2011).

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

PEMODELAN DEMAND TRANSPORTASI DI KOTA SEMARANG (Studi Kasus : Kecamatan Banyumanik) TUGAS AKHIR

EVALUASI KESESUAIAN FAKTOR FAKTOR PENDUKUNG LOKASI DAN FUNGSI PUSAT KOTA PADA KOTA PINGGIRAN METROPOLITAN ( STUDI KASUS : KOTA MRANGGEN) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN TINJAUAN UMUM

PENGARUH PENYEMPITAN JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK LALU LINTAS JALAN (STUDI KASUS: JL. P. KEMERDEKAAN DEKAT MTOS JEMBATAN TELLO)

KAJIAN PENERAPAN SISTEM DINAMIS DALAM INTERAKSI TRANSPORTASI DAN GUNA LAHAN KOMERSIAL DI WILAYAH PUSAT KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

RUAS JALAN ANDI MALLOMBASANG DAN JALAN USMAN SALENGKE SUNGGUMINASA KABUPATEN GOWA

BAB I PENDAHULUAN. Tetapi sebaliknya, bila transportasi tidak ditata dengan baik maka mengakibatkan

ANALISIS KEMACETAN LALU LINTAS DI SUATU WILAYAH (STUDI KASUS DI JALAN LENTENG AGUNG)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan pemilikkan kendaraan, perluasan kota serta peningkatan aktivitas

Transkripsi:

PENGARUH PERUBAHAN ARUS LALU LINTAS SATU ARAH TERHADAP KINERJA JARINGAN JALAN DI KAWASAN PUSAT KOTA SAMARINDA TUGAS AKHIR oleh : Syaiful Anwar L2D 302 387 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2004 i

ABSTRAK Kota Samarinda merupakan salah satu kota yang cukup pesat perkembangannya terutama di pusat-pusat kota dengan berbagai aktivitas seperti perdagangan dan jasa, pendidikan, perkantoran, dan permukiman. Dengan skala yang cukup besar, ternyata sangat mempengaruhi terhadap pertumbuhan pergerakan lalu lintas di pusat Kota Samarinda, khususnya di ruas Jalan P.Diponegoro dan ruas Jalan P.Hidayatullah. Dengan adanya pertumbuhan pergerakan lalu lintas tersebut, maka sering terjadi kemacetan dan kesemerawutan di jalan-jalan utama. Guna menghindari kesemerawutan permasalahan lalu lintas tersebut, pada tahun 2003 Pemerintah Kota Samarinda, merubah arah lalu lintas yang tadinya dua arah menjadi satu arah, di beberapa ruas jalan utama di pusat kota. Apakah perubahan arus lalu lintas satu arah ini dapat mengurangi beban dan dapat meningkatkan tingkat pelayanan kinerja Jalan P.Diponegoro dan Jalan P.Hidayatullah, sehingga permasalahan lalu lintas yang ada di kawasan pusat Kota Samarinda, khususnya di Jalan P.Diponegoro dan Jalan P. Hidayatullah dapat teratasi. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan studi ini mengevaluasi pengaruh perubahan arus lalu lintas satu arah terhadap kinerja jaringan jalan di ruas Jalan P.Diponegoro dan Jalan P.Hidayatullah. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan analisis kuantitatif untuk menghitung kinerja jaringan jalan. Analisis kinerja jaringan jalan dilakukan dengan menghitung nilai V/C dan kecepatan sebelum dan sesudah kebijakan satu arah. Dari hasil analisis dapat ditentukan hasil tingkat palayanan Jalan P.Diponegoro dan Jalan P.Hidayatullah, V/C sebelum dan sesudah perubahan arah: sebelum perubahan, pada jam non puncak Jalan P.Diponegoro 0,16 sesudah naik 0,21 sebelum perubahan, pada jam non puncak Jalan P.Hidayatullah 0,21 sesudah naik 0,37 sebelum perubahan, pada jam puncak Jalan P.Diponegoro 0,54 sesudah naik 0,60 sesudah perubahan, pada jam non puncak Jalan P.Hidayatullah 0,45 sesudah naik 0,63 Sedangkan untuk kecepatan kendaraan sebelum dan sesudah perubahan arah: sebelum perubahan, pada jam non puncak Jalan P.Diponegoro 41 km/jam sesudah perubahan arah meningkat 55 km/jam sebelum perubahan, pada jam non puncak Jalan P.Hidayatullah 42,3 km/jam sesudah perubahan arah meningkat 50,4 km/jam sebelum perubahan, jam puncak Jalan P.Diponegoro 38,5 km/jam sesudah perubahan arah meningkat 53,8 km/jam sesudah perubahan, jam non puncak Jalan P.Hidayatullah 41 km/jam sesudah perubahan arah meningkat 47,6 km/jam Dari analisis di atas maka dapat disimpulkan bahwa, pengaruh kebijakan satu arah tidak terlalu besar pengaruhnya, dalam mengatasi permasalahan di pusat Kota Samarinda, hal ini dapat dilihat dari kinerja jalan yang menurun, tetapi dilihat dalam kecepatan arus lalu lintas naik dalam perubahan satu arah. Hal ini disebabkan fungsi kawasan yang terlalu padat dan pola pergerakan di kawasan pusat kota, yang semakin bertambah besar.

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya pertumbuhan ekonomi pada suatu kota, akan memberi dampak yang sangat besar terhadap perkembangan suatu kota, terutama dampak terhadap sistem jaringan transportasi yang ada di kota, sehingga kebutuhan akan pergerakan lalu lintas pun akan menjadi semakin meningkat, yang pada gilirannya akan menimbulkan beberapa permasalahan perkotaan, khususnya transportasi (Tamin, 1997:354). Dengan meningkatnya kebutuhan pergerakan lalu lintas, maka upaya dalam mengatasi hal tersebut diperlukan beberapa pengendalian terutama mengenai sistem transportasi. Meningkatnya kebutuhan akan pergerakan lalu lintas, menyebabkan mobilitas pergerakan orang atau kendaraan meningkat juga yang akhirnya dapat menyebabkan kinerja jalan menurun, karena volume pergerakan lalu lintas melebihi kapasitas ruas jalan yang ada. Dengan demikian mengakibatkan permasalahan lalu lintas yang sangat parah melebihi rata-rata (Tamin, 1997:4). Dalam usaha memecahkan permasalahan transportasi perkotaan yang sangat tinggi, diperlukan pembangunan sarana prasarana yang dapat mendukung dalam mengurangi permasalahan lalu lintas, terutama meningkatkan kapasitas jaringan jalan dan ditambah lagi dengan rekayasa lalu lintas serta manajemen lalu lintas (Tamin, 1997:356). Dengan demikian penataan sistem lalu lintas yang ada di perkotaan dapat tertata dengan baik dan dapat mengurangi permasalahan sistem transportasi. Kota Samarinda merupakan salah satu kota yang cukup pesat perkembangannya terutama di pusat-pusat kota dengan berbagai aktivitas seperti perdagangan dan jasa, pendidikan, perkantoran, dan permukiman. Dengan skala yang cukup besar, ternyata sangat mempengaruhi pertumbuhan pergerakan lalu lintas di Kota Samarinda. Dalam hal ini Pemerintah Kota Samarinda, berupaya mengatasi permasalahan lalu lintas yang ada, khususnya di kawasan koridor Jalan P.Diponegoro dan Jalan P.Hidayatullah, dengan menerapkan sistem satu arah, karena dengan semakin pesatnya perkembangan kawasan terbangun pada ruas jalan tersebut, telah menimbulkan penurunan kinerja dan terjadinya kemacetan pada jam-jam tertentu. Pengaturan sistem satu arah adalah salah satu kegiatan manajemen lalu lintas, dan kegiatan tersebut merupakan salah

2 satu perencanaan transportasi dengan biaya yang relatif cukup murah. Pengaturan sistem satu arah dimulai dengan memperhatikan pusat-pusat kegiatan sebagai fungsi tarikan arah perjalanan sebagai fungsi distribusi dan beban perjalanan di jalan yang ada. GAMBAR 1.1 KONDISI AKTIVITAS PENGGAL RUAS JALAN P. DIPONEGORO DAN PENGGAL RUAS JALAN P. HIDAYATULLAH Pergerakan Lalu Lintas Ruas Jalan P.Diponegoro Pergerakan Lalu Lintas Ruas Jalan P.Hidayatullah Sumber: Pengamatan Lapangan 2004 Dengan kondisi intensitas aktivitas yang tinggi di sepanjang ruas jalan tersebut ditambah lagi dengan bercampurnya pergerakan volume lalu lintas yang sangat tinggi menyebabkan ruas jalan yang ada di pusat kota mengalami peningkatan beban jalan dan menurunnya tingkat pelayanan jalan yang pada akhirnya akan menimbulkan permasalahan lalu lintas. Salah satu alasan pemilihan satu arah ini karena jalan di Kota Samarinda pola jalan berbentuk grid dan jarak jalan blok satu dengan jalan blok yang lainnya sangat berdekatan. Fungsi jalan di ruas Jalan P.Diponegoro dan Jalan P.Hidayatullah merupakan jalan kolektor primer, tingkat aktivitas di ruas jalan ini sangat tinggi, seperti perdangangan dan jasa, dan tingginya arus lalu lintas yang melintasi jalan ini, merupakan arus lokal dan menerus. Dengan semakin besarnya arus lalu lintas yang melintasi jalan ini, dan semakin pesatnya perkembangan aktivitas pusat kota, maka penurunan kinerja jalan pada waktu jam puncak sangat besar yang dapat berakibat terhadap kemacetan, dan permasalahan lalu lintas. Pada bulan april 2003 Pemerintah Kota Samarinda melakukan perubahan sistem satu arah. Dengan demikian diharapkan dapat mengatasi atau mengurangi masalah lalu lintas, khususnya di kawasan pusat Kota Samarinda, dengan demikian kinerja jaringan

3 jalan khususnya di Jalan P.Diponegoro dan Jalan P.Hidayatullah dapat berfungsi dengan baik dan penanganan lalu lintas dengan sistem satu arah ini diharapkan nantinya dapat meningkatkan tingkat pelayanan jalan. Dengan dasar tersebut di atas, perlu dilakukan studi untuk mengkaji, akibat perubahan arah, di ruas Jalan P.Diponegoro dan ruas Jalan P.Hidayatullah, yang berdampak terhadap tingkat pelayanan jalan di pusat kota, dengan studi kasus pengaruh perubahan arus lalu lintas satu arah terhadap kinerja jaringan jalan di Kota Samarinda. 1.2 Perumusan Masalah Terjadinya permasalahan lalu lintas di pusat kota, dikarenakan keterbatasan kinerja jalan, terutama di ruas Jalan P.Diponegoro dan ruas Jalan P.Hidayatullah, akan berdampak terhadap kemacetan dan permasalahan bagi pemakai jalan yang menggunakan ruas Jalan P.Diponegoro dan ruas Jalan P.Hidayatullah. Kawasan Jalan P.Diponegoro dan ruas Jalan P.Hidayatullah yang difungsikan sebagai kawasan komersial, seperti perdagangan dan jasa, merupakan kawasan yang mengalami perkembangan cukup pesat. Arus lalu lintas yang melewati jalan ini merupakan arus campuran, baik arus lokal maupun menerus, dan hal ini yang menyebabkan timbulnya permasalahan transportasi pada ruas Jalan P.Diponegoro dan ruas Jalan P.Hidayatullah. Salah satu langkah yang diambil dalam mengatasi masalah pergerakan lalu lintas di kawasan pusat kota adalah dengan merubah arus lalu lintas yang tadinya dua arah menjadi satu arah. Apakah perubahan arah tersebut mampu mengatasi permasalahan lalu lintas yang ada di Kota Samarinda. Berdasarkan permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini yaitu, apakah perubahan arus lalu lintas satu arah ini dapat mengurangi beban jalan yang semakin meningkat, dan dapat meningkatkan tingkat pelayanan kinerja jalan sesuai dengan kapasitas dan fungsinya, terutama di ruas Jalan P.Diponegoro dan Jalan P.Hidayatullah, sehingga permasalahan lalu lintas yang ada di kawasan pusat Kota Samarinda, khususnya di Jalan P.Diponegoro dan Jalan P. Hidayatullah dapat teratasi. Adapun beban jalan merupakan pernasalahan lalu lintas, seperti bertambahnya arus lalu lintas dan hambatan samping yang terjadi khususnya di ruas Jalan P.Diponegoro dan ruas Jalan P.Hidayatullah, sedangkan tingkat palayanan jalan, merupakan alat untuk mengukur kinerja suatu jaringan jalan.