RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)

dokumen-dokumen yang mirip
KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KOLAKA UTARA Jl. Trans Sulawesi Desa Puncak Monapa Kec. Lasusua

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KOLAKA UTARA Jl. Trans Sulawesi Desa Puncak Monapa Kec. Lasusua

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

PROFIL SANITASI SAAT INI

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

KEADAAN UMUM DAS KONAWEHA. Luas dan Wilayah Administrasi DAS Konaweha. Iklim

KONDISI W I L A Y A H

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

BAB IV GAMBARAN UMUM

2013, No.23 2 c. bahwa pembentukan Kabupaten Kolaka Timur dimaksudkan untuk mendorong peningkatan pelayanan di bidang pemerintahan, pembangunan dan ke

BAB IV GAMBARAN UMUM

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS

BAB IV GAMBARAN UMUM

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

BAB III TINJAUAN WILAYAH

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Lampung yang dikukuhkan berdasarkan Undang-Undang Negara Republik

DAFTAR PESERTA PLPG RAYON 126 TAHUN 2014 YANG DIPANGGIL UNTUK MENGIKUTI UJIAN ULANG I

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANGKA

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Propinsi Sulawesi Tenggara

III. KEADAAN UMUM LOKASI

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN MUNA

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

KONDISI UMUM BANJARMASIN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH JAWA BARAT SELATAN

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA UTARA NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH

Pangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB III TINJAUAN LOKASI

Transkripsi:

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH () BAB 2 PROFIL KABUPATEN KOLAKA UTARA 2.1 Wilayah Administrasi Kabupaten Kolaka Utara merupakan bagian dari wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara yang secara definitif menjadi Daerah Tingkat II berdasarkan UndangUndang No 29 tahun 2003 tentang Pemebntukan Kabupaten Bombana, Wakatobi, Kolaka Utara di Provinsi Sulawesi Tenggara. Secara geografis Kabupaten Kolaka Utara berada pada koordinat 02 O 00 05 O 00 Lintang Selatan dan 120 O 45 121 O 60 Bujur Timur, mencakup luas daratan dan pulaupulau kecil seluas ± 3.391,62 Km². Selain itu, juga memiliki wilayah perairan laut membentang sepanjang Teluk Bone, seluas + 12.376 Km 2, dengan batasbatas sebagai berikut : Utara : Kabupaten Luwu Timur (Provinsi Sulawesi Selatan). Timur : Kabupaten Konawe dan Kabupaten Kolaka Barat : Perairan Teluk Bone Selatan : Kabupaten Kolaka dan Perairan Teluk Bone Dilihat dari letak geografisnya, wilayah Kabupaten Kolaka Utara ini memiliki prospek pengembangan yang sangat strategis, karena selain berada pada jalur lintasan ekonomi regional (Jalan Trans Sulawesi) juga berbatasan langsung dengan wilayah Sulawesi Selatan yang merupakan wilayah paling berkembang dan menjadi barometer kemajuan di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Untuk wilayah Kabupaten Kolaka Utara ini akses terhadap wilayah Sulawesi Selatan dapat dicapai melaui dua alternatif moda transportasi, yaitu melalui jalur darat (Jalan Trans Sulawesi) dan jalur laut melalui Pelabuhan Tobaku di Lasusua dan Pelabuhan Sapoiha (Lapai) ke Pelabuhan Siwa di Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan. Kondisi yang berkembang saat ini menunjukkan kecenderungan bahwa intensitas pergerakan (barang maupun orang) ke wilayah Utara (Sulawesi Selatan) jauh lebih tinggi dibanding ke wilayah Selatan (Kendari). Secara administratif, Kabupaten Kolaka Utara mempunyai luas 3.391,62 km 2 yang terbagi dalam 15 (Lima Belas) kecamatan dan 133 (Seratus Tiga Puluh Tiga) desa/kelurahan. Kecamatan terluas adalah Kecamatan Porehu dengan luas 647,23 km 2 atau 19,08.% dari luas Kabupaten Kolaka Utara, Sedangkan yang memiliki wilayah terkecil adalah Kecamatan Katoi dengan luas 81,92 km 2 atau 2,42% dari luas Kabupaten Kolaka BAB II KABUPATEN KOLAKA UTARA 5

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH () Utara. Selengkapnya Luas wilayah Kabupaten Kolaka Utara dapat dilihat pada Tabel2.1 dan Gambar2.1. Tabel 2.1 Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan dan Ibukota Kecamatan di Kabupaten Kolaka Utara No KECAMATAN Ibukota Luas Wilayah Jumlah Kelurahan Km² % Desa 1 Rante Angin RanteAngin 189,92 5,60 6 1 2 Wawo Wawo 234,99 6,93 7 3 Lambai Lambai 162,74 4,80 7 4 Lasusua Lasusua 287,67 8,48 11 1 5 Katoi Katoi 82,64 2,44 6 6 Kodeoha MalaMala 250,49 7,39 11 1 7 Tiwu Tiwu 81,92 2,42 7 8 Ngapa Lapai 149,18 4,40 11 1 9 Watunohu Watunohu 109,99 3,24 8 10 Pakue Olooloho 313,25 9,24 10 1 11 Pakue Tengah Latali 191,82 5,66 10 12 Pakue Utara Pakue 131,25 3,87 9 13 Batu Putih BatuPutih 374,95 11,06 10 1 14 Porehu Porehu 647,23 19,08 8 15 Tolala Tolala 183,58 5,41 6 Kabupaten Kolaka Utara Sumber : Kolaka Utara Dalam Angka 2014 Lasusua 3391,62 100 127 6 BAB II KABUPATEN KOLAKA UTARA 6

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH () Gambar 2.1 Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Kolaka Utara BAB II KABUPATEN KOLAKA UTARA 7

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH () 2.2 Potensi Wilayah Kabupaten/Kota Pola ruang nasional Indonesia, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, disebutkan salah satunya adalah Kawasan Strategis Nasional (KSN). KSN adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang ditetapkan sebagai warisan dunia. Kabupaten Kolaka Utara (dengan ibukotanya Lasusua) di dalam RTRWN terbaru sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dalam mendukung Kota Kendari sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Potensi daerah dalam subsektor perkebunan telah menjadi komoditas ekspor bagi wilayah ini sebagai salah satu faktor penentunya. Adapun Potensi Lain Yang Ada Di kabupaten Kolaka Utara adalah Subsektor Perkebunan, Subsektor perikanan laut, Subsektor pertambangan Dan Subsektor pariwisata. 2.3 Demografi dan Urbanisasi Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa jumlah penduduk di Kabupaten Kolaka Utara sampai dengan tahun 2012 berjumlah 130.531 jiwa, yang terdiri dari 67.304 jiwa penduduk lakilaki dan 63.227jiwa penduduk perempuan. Kepadatan penduduk di Kabupaten Kolaka Utara berbedabeda untuk setiap kecamatan. Kepadatan penduduk ratarata di Kabupaten Kolaka Utara pada tahun 2012 berkisar 38.49 jiwa/km 2. Kecamatan Ngapa memiliki kepadatan 129 jiwa/km 2 dan merupakan kecamatan dengan kepadatan tertinggi di Kabupaten Kolaka Utara Sedangkan Kecamatan Porehu memiliki kepadatan penduduk 11.35 jiwa/km 2 dan merupakan kecamatan dengan kepadatan terendah. Selengkapnya jumlah dan kepadatan penduduk Kabupaten Kolaka Utara dapat dilihat pada Tabel 2.2 BAB II KABUPATEN KOLAKA UTARA 8

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH () Tabel 2.2 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Kolaka Utara No Kecamatan Luas (Km 2 ) Penduduk (Jiwa) LakiLaki Perempuan Jumlah Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km 2 ) 1 Rante Angin 189.92 2847 2641 5488 28.89 2 Wawo 162.74 2861 2885 5746 35.30 3 Lambai 234.99 2951 2705 5656 24.06 4 Lasusua 287.67 12697 12049 24746 86.02 5 Katoi 82.64 3229 3005 6234 75.43 6 Kodeoha 250.49 5534 5339 10873 43.41 7 Tiwu 81.92 2102 2034 4136 50.49 8 Ngapa 149.18 9965 9295 19260 129.11 9 Watunohu 109.99 3156 3061 6217 56.52 10 Pakue 313.25 4890 4649 9536 30.44 11 Pakue 131.25 3141 3069 6210 47.31 Tengah 12 Pakue Utara 191.82 3918 3588 7506 39.13 13 Batu Putih 374.95 4053 3903 7956 21.22 14 Porehu 647.23 4003 3307 7310 11.29 15 Tolala 183.58 1643 1436 3079 16.77 Jumlah 3391.62 66.990 62.963 129.953 38.32 Sumber: Kolaka Utara Dalam Angka BAB II KABUPATEN KOLAKA UTARA 9

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH () Kecamatan SubSub District Ranteangin Wawo Lambai Lasusua Katoi Kodeoha Ngapa Watunohu Pakue Pakue Tengah Pakue Utara Batu Putih Porehu Tiwu Tolala Tabel 2.3 Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Menurut Jenis dan Kecamatan Masyarakat terasing (KK) Jenis Penyandang Kesejastraan Sosial Anak Terlantar Type of Receiving Social Aids Keluarga Fakir Miskin Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial lainnya Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) 15 155 243 100 743 487 652 619 358 478 437 549 542 255 353 264 406 327 372 662 92 410 186 416 774 402 399 649 286 342 341 Total 561 442 1115 1149 744 786 805 774 1244 839 948 1191 541 695 605 Kolaka Utara 2013 2012 2011 2010 105 25 25 15 1 483 508 1 325 6 235 6 250 6 650 5 987 6 064 320 339 5 228 12 314 8 053 12 540 Sumber / Source : Dinas SosialKabupaten Kolaka Utara Pertambahan jumlah penduduk di Kabupaten Kolaka Utara dipengaruhi oleh pertumbuhan alami (lahir dan mati), penduduk datang dan peduduk keluar (migrasi). Berdasarkan data penduduk dari Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2012 sampai tahun 2015 sebesar 3.72 %. Laju pertumbuhan penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Tolala sedangkan untuk laju pertumbuhan terkecil terdapat di Kecamatan Watunohu. Untuk Lebih jelas mengenai laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Kolaka Utara terlihat pada Tabel 2.4 BAB II KABUPATEN KOLAKA UTARA 10

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH () Tabel 2.4 Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Kolaka Utara 3 Tahun Terakhir No Kecamatan Laju Pertumbuhan Jumlah Penduduk (Jiwa) Penduduk (%) 2013 2014 2015 1112 1213 1 Rante Angin 5226 5357 5488 2.50 2.45 2 Lambai 5472 5609 5746 2.50 2.44 3 Wawo 5386 5520 5656 2.49 2.46 4 Lasusua 23566 24154 24746 2.50 2.45 5 Katoi 5937 6085 6234 2.49 2.45 6 Kodeoha 10354 10613 10873 2.50 2.45 7 Tiwu 3939 4037 4136 2.49 2.45 8 Ngapa 18342 18800 19260 2.50 2.45 9 Watunohu 5920 6068 6217 2.50 2.46 10 Pakue 9082 9308 9536 2.49 2.45 11 Pakue Tengah 5914 6062 6210 2.50 2.44 12 Pakue Utara 7148 7326 7506 2.49 2.46 13 Batu Putih 7577 7766 7956 2.49 2.45 14 Porehu 6960 7134 7310 2.50 2.47 15 Tolala 2932 3006 3079 2.52 2.43 Jumlah 123.755 126.845 129.953 2.50 2.45 Sumber: Kolaka Utara Dalam Angka 2.4 Isu Strategis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan 2.4.1 Data Perkembangan PDRB Dan Potensi Ekonomi 1. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Pada klasifikasi secara garis besar sektor ini terbagi atas lima kelompok kegiatan utama yaitu: usaha perbankan dan moneter (otoritas meneter), lembaga keuangan bukan bank, jasa penunjang keuangan, usaha persewaan bangunan dan tanah, serta jasa perusahaan. Sektor ini disebut sebagai sektor finansial, karena secara umum kegiatan utamanya berhubungan dengan kegiatan pengelolaan keuangan yang berupa penarikan dana dari masyarakat maupun penyalurannya kembali. BAB II KABUPATEN KOLAKA UTARA 11

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH () Tabel 2.5 Pertumbuhan Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Kab. Kolaka Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000, 20112013 (%) Sub Sektor 2011 2012 2013 (1) (2) (3) (4) 1. Bank 1.14% 1.37% 2.01% 2. Lembaga Keuangan Tanpa Bank 0.24% 0.24% 12.94% 3. Sewa Bangunan 1.78% 1.69% 6.54% 4. Jasa Perusahaan 0.04% 0.04% 15.59% Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 3.19% 3.34% 5.35% Sumber : PDRB Kolaka Utara 20112013, BPS Dengan membaiknya perekonomian Indonesia, pertumbuhan sektor keuangan Kolaka Utara pada tahun 2013 juga menunjukkan pertumbuhan positif yaitu 5,35 persen. Pertumbuhan tersebut didukung oleh pertumbuhan dari sub sektor bank yang tumbuh 2,01 persen. Kontribusi sektor ini terhadap PDRB Kabupaten Kolaka Utara atas dasar harga berlaku menurun menjadi 3,17 persen. Jika dilihat dari sub sektornya maka porsi terbesar diberikan oleh sub sektor sewa bangunan yaitu sebesar 51 persen terhadap sektor keuangan Kolaka Utara. Selanjutnya berturutturut disumbangkan oleh sub sektor bank (40%), sub sektor lembaga keuagan tanpa bank (8%), dan sub sektor jasa perusahaan (1%). Tabel 2.6 Peranan Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan terhadap PDRB Kabupaten Kolaka Utara, 20112013 (%) Sub Sektor 2011 2012 2013 (1) (2) (3) (4) 1. Bank 1.14% 1.37% 1.27% 2. Lembaga Keuangan Tanpa Bank 0.24% 0.24% 0.25% 3. Sewa Bangunan 1.78% 1.69% 1.61% 4. Jasa Perusahaan 0.04% 0.04% 0.04% Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 3.20% 3.34% 3.17% Sumber : PDRB Kolaka Utara 20112013, BPS BAB II KABUPATEN KOLAKA UTARA 12

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH () Gambar 2.2 Kontribusi Sub Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan terhadap sektornya Atas Dasar Harga Berlaku 2013 1% Bank 51% 40% Lembaga Keuangan Tanpa Bank Sewa Bangunan 8% Jasa Perusahaan Sumber : PDRB Kolaka Utara 20112013, BPS 2. JasaJasa Pada klasifikasi ini sektor jasajasa digolongkan menjadi dua sektor yaitu sub sektor jasa pemerintahan umum mencakup administrasi pemerintah dan pertahanan dan jasa pemerintah lainnya, serta sub sektor jasa swasta meliputi jasa sosial kemasyarakatan (pendidikan, kesehatan dan masyarakat lainnya), jasa hiburan dan rekreasi dan jasa perorangan dan rumah tangga. Tabel 2.7 Pertumbuhan Sektor JasaJasa Kabupaten Kolaka Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000, 20112013 (%) Sub Sektor 2011 2012 2013 (1) (2) (3) (4) 1. Pemerintah Umum 6.03% 5.55% 5.98% 2. Swasta 1.39% 1.60% 15.21% JasaJasa 6.60% 8.91% 8.24% Sumber : PDRB Kolaka Utara 20112013, BPS BAB II KABUPATEN KOLAKA UTARA 13

PDRB ADHB (juta Rp) RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH () Pertumbuhan sektor jasajasa tahun 2013 sebesar 8,24 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya yang tumbuh 8,91 persen. Pertumbuhan pada sektor ini di dukung oleh pertumbuhan sub sektornya terutama sub sektor jasa swasta yang tumbuh sebesar 15,21 persen pada tahun 2013. Sementara itu, sub sektor jasa pemerintahan umum tumbuh sebesar 5,98 persen. Kontribusi sektor jasajasa terhadap pembentukan PDRB Kolaka Utara pada tahun 2013 sebesar 7,02 persen. Porsi terbesar masih diberikan oleh sub sektor jasa pemerintahan umum sebesar 76,45 persen dari pembentukan nilai tambah bruto sektor jasa di Kolaka Utara pada tahun 2013 sedangkan sisanya berasal dari sub sektor jasa swasta. Sektor ini terus mengalami peningkatan peranan dalam pembentukan PDRB Kolaka Utara. Gambar 2.3 Perkembangan Sektor JasaJasa Kabupaten Kolaka Utara Atas Dasar Harga Berlaku, 20112013 200.000 180.000 160.000 140.000 120.000 100.000 80.000 60.000 40.000 20.000 0 46.490,01 39.201,82 29.650,72 128.701,10 136.404,40 150.950,96 2011 2012 2013 Pemerintah Umum Swasta Sumber : PDRB Kolaka Utara 20112013, BPS 3. Tinjauan PDRB Menurut Pengeluaran Secara umum PDRB menurut penggunaan dibedakan atas tiga kelompok yaitu kelompok konsumsi, kelompok investasi, dan kelompok eksporimpor. Ketiga kelompok ini mempunyai saling keterkaitan yang erat dimana apabila salah satu kelompok mengalami perubahan maka kelompok lainnya juga akan ikut berubah. BAB II KABUPATEN KOLAKA UTARA 14

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH () 4. Kelompok Konsumsi Total PDRB yang dicapai di Kolaka Utara Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) pada tahun 2013 sebesar 2.814.221,97 juta rupiah. Sebagian besar masih digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sebanyak 1.285.058,61 juta rupiah atau 64,30 persen. Adapun rinciannya terdiri atas konsumsi rumah tangga 1.165.333,61 juta rupiah (45,66 persen), konsumsi pemerintah 521.927,78 juta rupiah (18,55 persen), dan konsumsi lembaga swasta nirlaba 2.439,18 juta (0,09 persen). Tabel 2.8 Nilai dan Pertumbuhan Penggunaan Konsumsi Kabupaten Kolaka Utara Tahun 20112013 Rincian 2011 2012 2013 (1) (2) (3) (4) ADHB 1. Nilai (Juta Rp) 1.1 Rumah Tangga (PKRT) 1.056.143,96 1.165.333,61 1.285.058,61 1.2 Lembaga (PKLNPRT) 1.997,68 2.236,96 2.439,18 1.3 Pemerintah (PKP) 384.589,77 457.791,23 521.927,78 2. Pertumbuhan (%) 2.1 Rumah Tangga (PKRT) 9,82 10,34 10,27 2.2 Lembaga (PKLNPRT) 5,78 9,56 9,04 2.3 Pemerintah (PKP) 10,6 16,02 14,01 3. Distribusi terhadap PDRB (%) 3.1 Rumah Tangga (PKRT) 49,48 47,42 45,66 3.2 Lembaga (PKLNPRT) 0,10 0,09 0,09 3.3 Pemerintah (PKP) 18,49 18,63 18,54 ADHK 1. Nilai (Juta Rp) 1.1 Rumah Tangga (PKRT) 451.680,51 499.072,30 545.697,65 1.2 Lembaga (PKLNPRT) 1.112,17 1.156,66 1.196,65 1.3 Pemerintah (PKP) 151.352,71 163.158,22 172.915,08 2. Pertumbuhan (%) 2.1 Rumah Tangga (PKRT) 6,47 10,49 9,34 2.2 Lembaga (PKLNPRT) 4,30 4,00 3,45 2.3 Pemerintah (PKP) 7,98 7,80 5,98 3. Distribusi terhadap PDRB (%) 3.1 Rumah Tangga (PKRT) 47,50 47,61 47,61 3.2 Lembaga (PKLNPRT) 0,12 0,11 0,10 3.3 Pemerintah (PKP) 15,98 15,56 15,09 BAB II KABUPATEN KOLAKA UTARA 15

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH () Nilai konsumsi rumah tangga tahun 2013 meningkat 10,27 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan kontribusinya terhadap PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) juga meningkat menjadi 45,66 persen. Sementara itu, konsumsi pemerintah juga meningkat sebesar 14,01 persen. Sedangkan kontribusinya terhadap PDRB ADHB sebesar 18,54 persen. Selanjutnya nilai konsumsi lembaga swasta nirlaba pada tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi 2.439,18 juta rupiah. Sementara itu, kontribusinya pada tahun 2013 masih sama dengan tahun sebelumnya sebesar 0,09 persen. Sementara itu, total PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) di Kolaka Utara pada tahun 2013 mencapai 1.146.161,21 juta rupiah. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada tahun 2013 meningkat 9,34 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan, konsumsi pemerintah dan konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga mengalami pertumbuhan masingmasing sebesar 5,98 persen dan 3,45 persen pada tahun yang sama. Jika ditinjau dari kontribusinya terhadap PDRB ADHK, pengeluaran konsumsi rumah tangga memiliki kontribusi terbesar yaitu sebesar 47,61 persen pada tahun 2013. 2.4.2 Data kondisi lingkungan strategis a) Gambaran Topografi Secara topografi Kabupaten Kolaka Utara berada pada elevasi 0 2.790 meter diatas permukaan air laut dengan tingkat variasi topografi yang akan diuraikan secara rinci di dalam satuan geomorfologinya dimulai dari pesisir, dataran pantai, landai bergelombang, perbukitan, sampai kepada pegunungan seperti yang telah diuraikan diatas. Maka kondisi topografi semacam ini akan menjadi kendala tersendiri atau menjadi parameter/variabel penentu bagi kegiatan pengembangan wilayah kawasan budidaya selanjutnya secara antropogenik. Dilihat dari kondisi fisiografisnya, maka secara geografis Kabupaten Kolaka Utara dapat dikelompokkan kedalam : 1. Wilayah pegunungan dan perbukitan yang relatif terjal dengan jalur topografi yang curam sangat curam menempati wilayah timur dan melintang dari utara selatan dan berbatasan dengan Kabupaten Konawe dan Kabupaten Kolaka. 2. Wilayah daratan pantai dan bantaran sungai yang relatif sangat terbatas (sempit) sebagai transisi antara paparan laut dan topografi terjal, bersifat menyebar dari utara selatan mengikuti pantai Teluk Bone. BAB II KABUPATEN KOLAKA UTARA 16

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH () 3. Wilayah perairan dari Paparan dan Delta yang berhadapan dengan Teluk Bone melintang dari utara selatan, sebagai bagian barat dari Kali Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi. Sebagaimana telah dijelaskan pada kondisi geografis Provinsi Sulawesi Tenggara secara umum, maka kondisi unsur geografis terbesar dan menonjol di daerah Kabupaten Kolaka Utara ini mencakup : 1) Relief yang paling tinggi adalah gunung, tercatat beberapa gunung di wilayah ini yaitu.: Gunung Mengkoka (2.790 m) merupakan gunung yang tertinggi di wilayah Selatan yang berada pada jalur Pegunungan Mengkoku memanjang dari Barat Laut Tenggara, Gunung Tangkelemboke (1.782 m) berada di bagian Tengah sebelah Timur juga berada pada jalur Pegunungan Tangkelemboke yang memanjang dari Barat Laut Tenggara, Gunung Bululingke (1.209 m) dan Gunung Bulu Eamea (1.109 m) yang berada di jalur Pegunungan Verbeek juga memanjang dari Barat Laut Tenggara 2) Sungaisungai yang bergerak dari relief topografi yang paling tinggi ke relief topografi yang paling rendah yaitu paparan laut, tampak dari persebaran sungai terdapat Sungai Lasolo yang bersejarah mengalir ke arah Tenggara menuju Teluk Lasolo di sebelah Timur Sulawesi Tenggara dan berbagai sungai lainnya yang mengalir ke Barat dan Selatan bermuara di Teluk Bone. 3) Wilayah pantai sebagai relief yang paling rendah, dimana diketahui bahwa sepanjang wilayah Barat Kabupaten Kolaka Utara merupakan garis pantai yang memanjang Utara.Selatan sebagai bagian dari tepi daratan Teluk Bone. Secara fisiografi Kabupaten Kolaka Utara dibentuk oleh 3 (tiga) jalur pegunungan yang meliputi : 1) Pegunungan Verbeek yang berada di sebelah Utara dan memanjang dari Barat Laut Tenggara bergerak dari Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan sampai perbatasan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. 2) Pegunungan Tangkelemboke yang berada pada bagian Tengah Kabupaten Kolaka Utara dan menerus ke Kabupaten Konawe Dan Kabupaten Kolaka, juga ber arah Barat Laut Tenggara. 3) Pegunungan Mengkoka/ Mekongga pada bagian Selatan dari Kabupaten Kolaka Utara, yang juga ber arah Barat Laut Tenggara dan menerus sampai Kabupaten Kolaka BAB II KABUPATEN KOLAKA UTARA 17

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH () Untuk melihat keadaan tofografi dan kemiringan lereng dapat dilihat pada gambar 2.4 dan 2.5 berikut ini. Gambar 2.4 Peta Tofografi Kabupaten Kolaka Utara BAB II KABUPATEN KOLAKA UTARA 18

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH () Gambar 2.5 Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Kolaka Utara BAB II KABUPATEN KOLAKA UTARA 19

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH () b) Gambaran Geohidrologi Tinjauan keadaan Geohidrologi di wilayah perencanaan (Kabupaten Kolaka Utara), meliputi kondisi air permukaan dan air tanah, yaitu sebagai berikut : 1. Air permukaan merupakan air lapisan permukaan atau surface run off dari hasil curah hujan yang jatuh pada wilayah tangkapan hujan atau cathchment area yang mengalir melalui Daerah Aliran Sungai (DAS). Berdasarkan wilayah DASnya, maka Kabupaten Kolaka Utara dapat dibagi menjadi 2 (dua) DAS, yang mengalir ke arah Danau Towuti (DAS PompenbganLarona) yang dipengaruhi oleh Pegunungan Verbeek dan Pegunungan Tangkelemboke dan yang mengalir ke arah Teluk Bone (DAS ToariLasusua) yang sangat bervariasi dan masih dapat dikelompokkan menurut subdassubdasnya masingmasing. 2. Demikian halnya untuk pola aliran sungai di Kabupaten Kolaka Utara ini secara umum juga terbagi 2 (dua) kelompok yakni yang mengalir dari Timur ke arah Barat (ke Teluk Bone) dan yang mengalir dari Selatan/Tenggara ke arah Utara/Timur Laut ke Danau Towuti. Sehingga tampak bahwa penarikan batas Kabupaten Kolaka Utara dengan Kabupaten Konawe dan Kabupaten Kolaka sendiri merupakan batas alam yaitu Morphological Water Devided atau batas pemisah air secara geomorfologi. Beberapa sungai yang terdapat di wilayah Kolaka Utara dan tersebar di beberapa kecamatan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pertanian (irigasi), pengembangan energi (listrik), perikanan dan rumah tangga. Adapun namanama DAS yang berada di Kab.Kolaka Utara dapat dilihat pada tabel berikut ini BAB II KABUPATEN KOLAKA UTARA 20

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH () Tabel 2.9 DAS yang berada di Wilayah Kabupaten Kolaka Utara No Nama DAS Luas (km2) Panjang 1. Latowu 475.716 208.33 km 2 Lasusua 271.078 151.38 km 3 Woitombo 117.809 66.54 km 4 Tamborasi 129.197 8.67 km 5 Ranteangin 316.509 237.27 km 6 MalaMala 180.425 62.69 km 7 Lilione 126.768 49.65 km 8 OloOloho 112.299 69.23 km 9 Watunohu 448.784 232.27 km 10 Lanipa 89.881 21.56 km 11 Pakue 145.955 80.89 km 12 Pompengan 41.85 648.59 km 13 Konaweha 12.722,01 8.70 km Sumber :Olah Data BAPPEDA Kolaka Utara, Dari tabel diatas dapat dilihat, DAS terletak di wilayah utara Kabupaten Kolaka Utara, yaitu DAS Latowu dengan luas 475.716 km², kemudian DAS Watunohu dengan luas 448.784 km². Adapun Peta wilayah sungai yang berada pada DAS ToariLasusua dapat dilihat pada gambar 2.6 berikut ini. BAB II KABUPATEN KOLAKA UTARA 21

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH () Gambar2.6: Peta Daerah Aliran Sungai Kabupaten Kolaka Utara BAB II KABUPATEN KOLAKA UTARA 22

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH () c) Gambaran Geologi Tinjauan kondisi geologi di wilayah perencanaan, dalam hal ini dilihat berdasarkan satuan geomorfologi, satuan batuan pembentuk, dan struktur geologinya. 1. Satuan Geomorfologi Berdasarkan peta geologi Kabupaten Kolaka Utara dan sekitarnya, maka wilayah ini dapat dibagi ke dalam beberapa satuan geomorfologinya secara genetik dan parametris, yakni : (a) Satuan Geomorfologi Lipat Patahan yang meliputi hampir 80% dari seluruh wilayah Kabupaten Kolaka Utara. (b) Satuan Morfologi Perbukitan Karst yang tersebar di sebelah selatan (dominan), di sebelah barat memanjang ke arah utara serta secara spotspot di bagian tengah Kabupaten Kolaka Utara mencakup sekitar 15%. (c) Satuan Dataran Pantai dan Alluvial sekitar 5% yang memanjang mengikuti pantai Teluk Bone dan lembah sungai yang ada. 2. Satuan Batuan (Litologic Units) Dari Peta Geologi tampak bahwa Kabupaten Kolaka Utara terdiri dari beberapa satuan batuan dari tua ke muda seperti terurai berikut : (a) Batuan Metamorf (Malihan) berumur Paleozoikum yang tersebar sangat luas dan menutupi hampir seluruh wilayah Kabupaten Kolaka Utara, yang disusun oleh sekis, genes, filit, kuarsit, dan sedikit pualam (marmer). (b) Marmer (Batu Pualam) berumur Paleozoikum yang sama umurnya dengan Batuan Malihan Regional sebelumnya, disusun oleh marmer dan batu gamping terdaunkan, berada pada bagian tengah sebelah timur Kabupaten Kolaka Utara. (c) Batuan Terobosan yang mengintrusi/menerobos batuan berumur Paleozoikum, dimana batuan ini sendiri berumur Trias, tersusun oleh aplit kuarsa, andesit, dan latit kuarsa, hanya terdapat berupa spot di wilayah selatan sebagai indikatif. (d) Formasi Tokala berupa susunan batu gamping, kalsilutit, batu pasir, serpih, napal, dan sedikit batu sabak yang berumur Trias, yang secara morfologis memperlihatkan perbukitan karst dan tersebar di selatan, di barat sepanjang pantai Teluk Bone sampai ke utara dan sebagian kecil di tengah wilayah Kabupaten Kolaka Utara. (e) Batuan Formasi Meluhu yang disusun oleh batu pasir, kuarsit, serpih hitam, serpih merah, filit, batu sabak, batu gamping, dan batu lanau, berumur sama dengan Formasi Tokala (Trias) tersebar di wilayah tengah mendekati utara Kabupaten Kolaka Utara. BAB II KABUPATEN KOLAKA UTARA 23

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH () (f) Batuan Ofiolit yang terdiri dari kelompok batuan peridotit berupa harzbugit, dunit, dan seopertinit serta ultra basa (gabbro) merupakan bagian dari kerak Samudera Pasifik yang menganjak naik ke daratan Sulawesi bagian barat, berumur Kapur, tersebar di pantai barat daya dan sebagian besar di wilayah utara. (g) Formasi Pandua yang berumur Miosen Atas disusun oleh konglomerat, batu pasir, dan batu lempung yang tersebar sangat sempit mendekati wilayah sebelah utara. (h) Formasi Matano yang berumur Paleosen disusun oleh batu gamping hablur/kristal, kalsilutit, napal dan serpih, yang tersebar di wilayah utara mendekati perbatasan dengan Kabupaten Luwu Timur (Provinsi Sulawesi Selatan). 3. Struktur Geologi Patahan Geologi yang dominan di Kabupaten Kolaka Utara dipengaruhi oleh Sesar Palu Koro yang merupakan kelanjutan Sesar Sorong yang melibatkan Kerak Samudera Pasifik. Adapun beberapa pola arah kelurusan sesar/patahan di Kabupaten Kolaka Utara dapat dikelompokkan menjadi : (a) Arah barat laut tenggara merupakan arah dari pola pergerakan Sesar Palu Koro yang membentuk Danau Towuti, Danau Matano dan Danau Poso di sebelah utara. Kemudian di bawahnya berkembang Sesar Lasolo pada arah yang sama melewati bagian tengah Kabupaten Kolaka Utara, kemudian menjadi titik intensif di bagian selatan. (b) Arah timur laut barat daya yang berkembang tidak seintensif arah barat laut..tenggara, tampak merupakan orde selanjutnya kerena memotong arah barat laut tenggara, juga berkembang luas di sebelah utara dan pantai barat mendekati Teluk Bone. Berdasarkan kondisi tersebut diatas, maka bagian utara dari Kabupaten Kolaka Utara merupakan wilayah rawan gempa dan pergerakan tanah dibandingkan dengan bagian selatannya yang relatif lebih stabil. Kondisi geologi Kabupaten Kolaka Utara dapat dilihat pada Gambar 2.7 BAB II KABUPATEN KOLAKA UTARA 24

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (). Gambar2.7: Peta Geologi Kabupaten Kolaka Utara BAB II KABUPATEN KOLAKA UTARA 25

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH () d) Gambaran Klimatologi Keadaan musim di Kabupaten Kolaka Utara umumnya sama seperti di daerah lainnya di Indonesia, mempunyai dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau yang dipengaruhi dua jenis angin muson. Musim hujan terjadi akibat adanya angin muson barat yang bertiup dari samudra Hindia yang mengandung banyak uap air. Curah Hujan yang terjadi cukup tinggi dan hampir merata setiap bulannya, sehingga Kabupaten Kolaka Utara memiliki wilayah yang subur. Tinggi rendahnya suhu udara pada suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh posisi dan ketinggian tempat dari permukaan laut. Makin tinggi posisi suatu tempat dari permukaan laut akan semakin rendah suhu udaranya dan sebaliknya. Oleh karena wilayah daratan Kabupaten Kolaka Utara mempunyai ketinggian umumnya dibawah 1.000 m. wilayah Kabupaten Kolaka Utara merupakan daerah bersuhu tropis dengan suhu udara maksimum 31 O C, bertekanan udara ratarata 24 0 C28 0 C milibar dengan kelembaban udara ratarata 85,08%. Kecepatan angin di Kabupaten Kolaka Utara selama tahun 2010 pada umumnya berjalan normal, mencapai 1,814167 m/detik. Curah hujan di Kabupaten Kolaka Utara cukup tinggi bila dibandingkan dengan kabupaten lain di Sulawesi Tenggara. Berdasarkan pemntauan tingginya curah hujan dan banyaknya hari hujan di unit Pertambangan Nikel Pomalaa selama tahun 2013, bulan mei, Juli dan Desember adalah bulan dengan hari hujan terbanyak yaitu masingmasing 24, 24 dan 25 hari. Curah hujan paling tinggi pada bulan april (562,1mm), Mei (241,3mm) dan Juli (362,6mm). Tidak selamanya tingginya hari hujan diikuti oleh tingginya curah hujan atau sebalikya. Seperti yang terjadi pada bulan Mei dan Desember. Selama tahun 2013 secara keseluruhan tercatat sejumlah 200 hari hujan dengan curah hujan sebesar 2.272.8 mm. BAB II KABUPATEN KOLAKA UTARA 26

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH () Data curah hujan di Kabupaten Kolaka Utara, yang diperoleh dari PT. Aneka Tambang Unit pertambangan Nikel Pomalaa ditampilkan pada tabel berikut 2.10 berikut ini Tabel 2.10 Data Curah Hujan Kolaka Utara Bulan Hari Hujan Curah Hujan (1) (2) (3) Januari 20 168.8 Februari 12 52.9 Maret 12 178.5 April 21 567.1 Mei 24 241.3 Juni 11 195.4 Juli 24 362.6 Agustus 11 48.2 September 7 38.2 Oktober 14 203.9 November 13 81.1 Desember 25 139.8 Jumlah/Total 2013 200 2272.8 2012 195 1939.80 2011 176 1580.50 2010 216 3951.80 2009 182 1788.70 Sumber :PT Aneka Tambang Unit Pertambangan Nikel pomalaa BAB II KABUPATEN KOLAKA UTARA 27

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH () 2.4.3 Data Risiko Bencana Alam Tabel 2.11 Data Potensi Bencana per desa/ kelurahan Kecamatan Desa/Kelurahan Potensi Bencana Rante Angin Lambai Wawo Lasusua Desa Rante Baru Kel. Ranteangin Desa Pohu Desa Torotuo Desa Lawekara Desa Landolia Desa Maroko Desa LapasiPasi Desa Lambai Desa Latawaro Desa Raoda Desa Tebogeano Desa Woitombo Desa Woise Desa Walasiho Desa Wawo Desa Puumbolo Desa Tinukari Desa Salurengko Desa Uluwawo Desa Latawe Desa Sulaho Desa Totallang Desa Pitulua Desa Rantelimbong Desa Tojabi Kelurahan Lasusua Desa Watuliwu Desa Ponggiha Desa Patowonua Desa Babussalam Desa Batuganda Permai Desa Puncak Monapa Longsor, RGP, RGP Longsor, RGP Longsor, RGP RGP Longsor Longsor, RGP Longsor RGP Longsor Longsor Longsor Katoi Desa Ujung Tobaku RGP, Desa Katoi RGP, Desa Simbula RGP BAB II KABUPATEN KOLAKA UTARA 28

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH () Kodeoha Tiwu Ngapa Watunohu Desa Maruge Desa Lanipanipa Desa Lambuno Desa Kalu Kaluku Desa Awo Desa Lametuna Kelurahan Mala Mala Desa Jabal Nur Desa Koroha Desa Jabal Kubis Desa Kamisi Desa Meeto Desa Sawangaoha Desa DelangDelang Desa Ainani Tajriani Desa Mattirobulu Desa Lawadia Desa Watumea Desa Tiwu Desa Tahibua Desa Lapolu Desa Tanggeao Desa Ngapa Desa Tadoumera Kelurahan Lapai Desa Koreiha Desa Lawolatu Desa Puurau Desa Parutellang Desa Watumotaha Desa Beringin Desa Padaelo Desa Nimbuneha Desa Mataiwoi Desa Sapoiha Desa Watunohu Desa Lahabaru Desa Sorona RGP, Longsor Longsor Longsor RGP BAB II KABUPATEN KOLAKA UTARA 29

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH () Pakue Pakue Utara Pakue Tengah Batu Putih Desa Tambuha Desa Nyule Desa Samaturu Desa Lelehao Desa Lalombundi Desa Toaha Desa Kasumeeto Desa Kosali Desa Mikuasi Kelurahan Olo Oloho Desa Kondara Desa Sipakainge Desa Seuwwa Desa Alipato Desa Lalume Desa Teposua Desa Pakue Desa Mataleuno Desa Pundoho Desa Lawata Desa Amoe Desa Kalo Desa Saludongka Desa Lengkong Batu Desa Pasampang Desa Labipi Desa Lanipa Desa Majapahit Desa Latali Desa Terengga Desa Powalaa Desa To'lemo Desa Salulotong Desa Kalahunde Desa Latowu Desa Batu Api Desa Bukit Tinggi Kelurahan Batu Putih Desa Mosiku Desa Lelewawo RGP Longsor, RGP RGP, RGP, RGP RGP RGP RGP, BAB II KABUPATEN KOLAKA UTARA 30

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH () Porehu Tolala Desa Paru Lampe Desa Bukit Baru Desa Puncak Harapan Desa Makkuaseng Desa Tetebawo Desa Tobela Desa Tanggaruru Desa Porehu Desa Ponggi Desa Larui Desa Bangsala Desa Sarambu Desa Tinuna Desa Lawaki Jaya Desa Patikala Desa Tolala Desa Bahari Desa Lelewulu Longsor RGP, RGP Desa Loka Keterangan : RGP = Rawan Gelombang Pasang Sumber : RTRW Kab. Kolaka Utara,2012 Dari data pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa daerah paling rawan yang memiliki 3 potensi bencana, terdapat di Desa Pohu Kecamatan Ranteangin. Indikasi arahan peraturan zonasi kawasan rawan bencana alam disusun dengan memperhatikan: a. perkembangan kawasan permukiman yang sudah terbangun di kawasan rawan bencana alam harus dibatasi dan diterapkan peraturan bangunan (building code) sesuai dengan potensi bahaya/bencana alam serta dilengkapi jalur evakuasi b. masih dapat dilakukan pembangunan prasarana penunjang untuk mengurangi resiko bencana alam dan pemasangan sistem peringatan dini (early warning system) c. masih diperkenankan adanya kegiatan budidaya lain seperti pertanian, perkebunan, kehutanan dan bangunan yang berfungsi untuk mengurangi resiko yang timbul akibat bencana alam d. rehabilitasi lahan dan konservasi tanah pada kawasan rawan bencana longsor dan tidak dibenarkan membuka lahan baru yang merupakan daerah konservasi hutan atau hutan lindung e. pengaturan daerah sempadan pantai, sempadan sungai, sekitar danau dan waduk BAB II KABUPATEN KOLAKA UTARA 31

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH () f. pengaturan sistem jaringan drainase untuk pencegahan banjir g. penetapan batas luasan kawasan yang rawan tanah longsor, batas luasan genangan banjir dan batas pasang tertinggi h. tidak dibenarkan membangun di daerah rawan longsor atau daerah yang berpotensi terjadinya longsor dan rawan banjir; dan i. mematuhi edaran dari BMKG perihal cuaca Provinsi Sulawesi Tenggara. Peta 2.8 Peta Rawan Bencana BAB II KABUPATEN KOLAKA UTARA 32

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH () 2.4.4 IsuIsu Strategis Terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Beberapa isu ditingkat Kabupaten Kolaka Utara yang dapat dikemukakan, antara lain : 1. Belum terakomodasinya Kabupaten Kolaka Utara (dengan ibukotanya Lasusua) di dalam RTRWN terbaru sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dalam mendukung Kota Kendari sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Walaupun potensi daerah dalam subsektor perkebunan telah menjadi komoditas ekspor bagi wilayah ini sebagai salah satu faktor penentunya. 2. Belum terbangunnya infrastruktur dan prasarana dan sarana wilayah pada kawasan perbatasan, dimana Kabupaten Kolaka Utara merupakan koridor perbatasan antara provinsi Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan. 3. Perkembangan penduduk yang luar biasa tinggi dengan tingkat pertumbuhan 4.43 % per tahun harus dikendalikan, mengingat target pertumbuhan penduduk nasional adala 1.49 % per tahun. Hal ini mengingat perkembangan penduduk yang sangat tinggi akan memerlukan banyaknya penyediaan sarana dan prasarana wilayah yang sangat besar dan bisa mengganggu pertumbuhan perekonomian wilayah Kabupaten Kolaka Utara. 4. Berkembangnya komoditi tanaman Nilam yang bisa diolah menjadi minyak Atsiri sangat potensial meningkatkan perekonomian wilayah bagi penduduk Kabupaten Kolaka Utara. Tanaman Nilam ini harus mendapatkan prioritas penelitian dan pengembangannya agar bisa lebih berdaya guna dan berhasil guna dimasa depan 5. Keberadaan Jalan Nasional Trans Sulawesi yang menghubungkan Sulawesi Tenggara dengan Sulawesi SelatanSulawesi BaratSulawesi Tengah dan Sulawesi Utara, dimana memiliki posisi strategis bagi pergerakan orang, barang, dan jasa yang melintang UtaraSelatan membelah wilayah Kabupaten Kolaka Utara belum mendapatkan perhatian sungguhsungguh dari Pemerintah Daerah Sulawesi Tenggara dan Pemerintah Pusat, terbukti dengan besarnya jalan yang rusak. 6. Infrastruktur (prasarana dan sarana) transportasi laut yang menghubungkan Kabupaten Kolaka Utara Bajoe/Bone dan Siwa/Wajo masih harus lebih ditingkatkan. 7. Potensi perikanan laut yang cukup tinggi belum dimanfaatkan secara optimal, baik kegiatan penangkapan dengan menggunakan teknologi terapan tepat guna maupun budidaya perikanan. BAB II KABUPATEN KOLAKA UTARA 33

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH () 8. Perambahan Kawasan Hutan (HL, HPT, dan HP) sebagai Kawasan Perkebunan dan pertanian rakyat yang menyalahi undangundang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dan dapat menimbulkan gangguan bagi lingkungan hidup, serta ancaman bahaya banjir. 9. Potensi pertambangan bahan galian logam nikel dan lainlain sejenisnya yang keberadaanya di dalam Kawasan Hutan (HL, HPT, HP, dan HPK), dimana eksplorasi dan eksploitasinya harus memperoleh izin masuk kawasan dari Menteri Kehutanan, termasuk bila harus dikonversi untuk pertambangan. 10. Adanya puluhan Kuasa Pertambangan (KP) Penyelidikan Umum, Eksplorasi, dan Eksploitasi serta Pengangkutan bahan galian tambang yang telah dikeluarkannya oleh Pemerintah Kabupaten Kolaka Utara, dimana sebagian berada dalam Kawasan Hutan (HL, HPT, HP, dan HPK) yang peruntukannya tidak sesuai dengan peraturan dan perundangundangan yang berlaku. 11. Adanya rencana Pemerintah Kabupaten Kolaka Utara untuk membangun Kota Terpadu Mandiri (KTM) dengan memanfaatkan Kawasan Hutan, yang dalam hal ini perlu persetujuan Menteri Kehutanan RI untuk konservasinya. 12. Luas kawasan hutan 263.919 ha (HL = 156.567 ha ; HPT = 59.477 ha ; HP = 25.500 ha ; dan HPK = 22.375 ha) dari seluruh luas Kabupaten Kolaka Utara, dimana 77,81 % adalah Kawasan Hutan dimana hanya 22,19 % Kawasan Non Hutan adalah sangat menyulitkan Pemerintah Kabupaten Kolaka Utara untuk mengembangkan kegiatan pembangunan di Kawasan Budidaya, dan kesulitan untuk meningkatkan pemdapatan daerah yang pada gilirannya kesulitan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduknya. 13. Kabupaten Kolaka Utara telah menyelenggarakan program pembebasan pendidikan sejak bangku SD sampai tingkat SLTA, baik swasta maupun negeri. Selain itu kerjasama dengan Universitas Islam Sultan Agung, Semarang, Jawa Tengah, dan juga Universitas Islam Sembilan Belas November, Sulawesi Tenggara untuk pendidikan tinggi secara bebas bagi putra dan putri Kabupaten Kolaka Utara adalah hal yang sangat menggembirakan. Hal ini untuk mengisi kebutuhan tenaga kerja terdidik sesuai dengan kompetensinya. Namun masih diperlukan pengembangan mutu SDM yang memiliki kapabilitas dan kapasitas untuk menangani sektorsektor kegiatan pembangunan secara fungsional dan profesional sesuai dengan bidang keahlian dan latar belakang pendidikan formal dan pelatihan yang pernah dan akan diikuti oleh aparatur birokrasi Pemerintah Daerah Kabupaten Kolaka Utara. BAB II KABUPATEN KOLAKA UTARA 34

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH () 14. Kabupaten Kolaka Utara juga telah menyelenggarakan program pembebasan biaya kesehatan bagi seluruh penduduk Kabupaten Kolaka Utara. Dibangunnya RSUD yang diberi nama RSUD H.M. Djafar Harun dan kini telah memiliki 2 (dua) orang dokter spesialis yaitu dokter spesialis bedah dan dokter spesialis anak, dan juga Puskesmas Poned sebanyak 4 buah, Puskesmas sebanyak 11 buah, dan Puskesmas Pembantu sebanyak 65 buah yang tersebar di seluruh Kabupaten diharapkan akan mampu memberikan pelayanan kesehatan bagi seluruh penduduk dengan baik. 15. Mengingat Kota Lasusua masih merupakan PKL, maka diperlukan penguatan bargaining position pemerintah Kabupaten Kolaka Utara dengan pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dalam rangka revisi RTRW Provinsi Sulawesi Tenggara 20092029, yang menjadikan Kabupaten Kolaka Utara dengan ibukota Lasusua sebagai PKW untuk mendukung Kota Kendari (Ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara) sebagai PKN dalam revisi RTRWN. BAB II KABUPATEN KOLAKA UTARA 35