Comparison Of Murotal And Music Therapy Against People With Hypertension In Elderly At Parlors Tresna Wherdha Mulya Dharma Pontianak

dokumen-dokumen yang mirip
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Abstrak. Abstract. Kata Kunci: Hipertensi, musik klasik, relaksasi autogenik

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi sering disebut sebagai penyakit silent killer karena pada

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan akhir-akhir

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

BAB III METODE PENELITIAN. intervensi diberikan pretest tentang pengetahuan stroke dan setelah

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini desain komparasi menggunakan quasi experiment

PELAKSANAAN SENAM JANTUNG SEHAT UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WHERDA KASIH SAYANG IBU BATUSANGKAR

PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan quasy eksperiment pre-test & post-test with control group

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

The 6 th University Research Colloquium 2017 Universitas Muhammadiyah Magelang. Wahyuni, Ferti Estri Suryani 1) 1 STIKES Aisyiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan yaitu tahun. Penelitian ini menggunakan. tiap panti tersebut mengalami hipertensi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer

BAB III METODE PENELITIAN. menilai pengaruh doa dan dzikir al-ma tsurat terhadap skor depresi pasien

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Sewon, Bantul, Yogyakarta.

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. oleh penyakit infeksi sekarang menuju ke angka kejadian penyakit tidak menular

Pengaruh Komsumsi Pisang Ambon Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pra Lansia Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan yaitu adanya transisi

EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENDERITA HIPERTENSI DI PSTW BUDHI LUHUR YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

204 Pengaruh Senam Lansia terhadap Tekanan Darah di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan populasi penduduk lanjut usia (lansia) di dunia terus bertambah

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu quasi-experimental design dengan rancangan two-group pre test-post

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental (Setiadi,

SKRIPSI. Oleh : AGENG FIRMAN ALAMSYAH NIM: Di Poskesdes, Desa Paringan, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo

BAB III METODE PENELITIAN. untuk membandingkan hasil intervensi dengan suatu kelompok yang serupa

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.

PENGARUH MENGKONSUMSI PISANG AMBON TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI PANTI WERDHA MOJOPAHIT KABUPATEN MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. didalam tindakan operasi atau pembedahan untuk menghilangkan rasa

BAB I PENDAHULUAN. diastolik diatas 90 mmhg (Depkes, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. desain experimental dengan pendekatan pre and post test control group.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

PENGARUH TERAPI RENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS BAHU MANADO

BAB III METODE PENELITIAN. design (pretest- posttest with control group). Pengambilan data

BAB I PENDAHULUAN. gerakan gerakan shalat yang meliputi berdiri, ruku, sujud, dan duduk adalah

PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA WANITA MIDDLE AGE YANG MENGIKUTI SENAM DAN TIDAK SENAM DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI MALANG ABSTRAK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

Bab III. Metode Penelitian. menggunakan desain survey deskriptif. Penelitian survey deskriptif adalah

BAB 4 METODE PENELITIAN. dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif sesuai dengan tujuannya. Desain

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. eksperiment, dengan desain pre-post test with control group yaitu melibatkan. Tabel 3.1 Rancangan Desain Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical

BAB I PENDAHULUAN. anestesi untuk pengelolaan nyeri, tanda vital, juga dalam pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

INTERVENSI SLOW STROKE BACK MASSAGE

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai hal yang menyusahkan, bahkan membahayakan jiwa. Namun di era

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan cara melibatkan kelompok kontrol di samping kelompok eksperimen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kesehatan yang baik merupakan suatu kondisi dimana tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan masyarakat menyebabkan meningkatnya Umur Harapan Hidup

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen yaitu untuk

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP DEPRESI PADA LANSIA TESIS. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajad Magister Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan pre-test dan post-test with control group. Tujuan. penelitian ini untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Hipertensi diperkirakan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pre test and post test with control group design untuk mengetahui

PENGARUH JALAN PAGI TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANJUT USIA DENGAN HIPERTENSI DI DESA KALIANGET TIMUR KECAMATAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian ini menggunakan disain penelitian Quasy

PENGARUH RENDAM KAKI MENGGUNAKAN AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA BENDUNGAN KECAMATAN KRATON PASURUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

SKRIPSI PENGARUH SLOW-STROKE BACK MASSAGE

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

PENGARUH SENAM ERGONOMIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENGALAMI HIPERTENSI DI UPT PANTI SOSIAL PENYANTUN BUDI AGUNG KOTA KUPANG

BAB I PENDAHULUAN. pada abad ini. Dijelaskan oleh WHO, di dunia penyakit tidak menular telah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (Quasy

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan pre - post

SKRIPSI. Disusun untuk memenuhi memenuhi Persyaratan mencapai Sarjana Keperawatan. Oleh: MARYANTI NIM G2B PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi Eksperimental

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. orang didunia adalah 66 tahun, pada tahun 2012 naik menjadi 70 tahun dan pada

BAB III METODE PENELITIAN. group design with pretest posttest. Penelitian ini dilakukan untuk melihat

STABILITAS TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI WERDHA MOJOPAHIT KABUPATEN MOJOKERTO. Abdul Muhith *) Abstrak

PERBANDINGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DAN TEKANAN DARAH ANTARA PENGGUNAAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DAN APLIKASI DIGITAL PILLBOX REMINDER

Transkripsi:

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Vol. 5 No. 2 Mei 2014 p-issn 2086-8375 Online sejak 15 Oktober 2016 di http://jurnal-stikmuhptk.ac.id/ Comparison Of Murotal And Music Therapy Against People With Hypertension In Elderly At Parlors Tresna Wherdha Mulya Dharma Pontianak Haryanto 1, Tutur Kardiatun 1, Surtikanti 1, Andi Maulana 1 1 Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak Abstrak Background: The Elderly have high risk in hypertension, murrotal and music therapy have benefits to lower blood pressure in people with hypertension. Objective: This study aims to identified murrotal and music therapy in comparison to patients with hypertension in elderly at tresna wherdha mulyadharma Pontianak. Methods: This research used experimental pure design (Pure Experiment), a sample of 45 elderly people use the Systematic sampling and part into three groups, murrotal (intervention) therapy, music therapy (control +), non intervention (control-), the analysis used is one way anova test on systole with post hock bonferroni and krusskal wallis test and on diastole with post hock mann whitney test. Results: On the first day, there is no comparison of systole pressure using murrotal and music therapy against sufferers of hypertension on elderly p value = (0.177) > 0.05. Whereas, in the second and third day has comparison of systole pressure use murrotal therapy and music against sufferers of hypertension in the elderly (0.006, 0.001) < 0.05. On the first, second and thirdday has comparison of diastole blood pressure using music and murrotal therapy of patients with hypertension in elderly p value = (0000, 0.001, 0.001) < 0.05. Conclusion: Murrotal therapy and Music effectively was lower blood pressure in people with hypertension, but more effective murotal therapy in lowers blood pressure rather than music therapy. Keywords: Hypertension Sufferers, the Elderly, Murotal and Music Therapy 52

PENDAHULUAN Hipertensi merupakan salah satu masalah terbesar yang dialami lansia dan banyak dianggap sebagai hal yang wajar sehingga penangannya sangat diabaikan dan berdampak sangat serius terhadap kesehatan lansia. Menurut Firtia, D.W, dan Candra, A, dalam Statistik Indonesia [1], Lansia (Lanjut Usia) adalah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas, selain itu menurut Depkes lansia dibagi menjadi tiga kelompok yakni kelompok lansia dini (55-64 tahun), kelompok lansia (65 tahun ke atas), dan lansia resiko tinggi (lebih dari 70 tahun), sedangkan pada saat ini,lansia adalah orang yang berusia 50 tahun atau lebih. Lansia mengalami penurunan seluruh fungsi organ, hal yang sering dialami salah satunya ialah terjadinya penurunan fungsi pembuluh darah dan jantung, keadaan tersebut dianggap adaptif sehingga standar lansia dikatakan hipertensi tentunya berbeda dengan individu dibawah 50 tahun.pada populasi lansia, tekanan darah sama dengan atau diatas 160/95 mmhg dinyatakan sebagai hipertensi [2], sedangkan Menurut Tambayong, J [3], seorang lansia dikatakan hipertensi jika yang berumur 45 tahun - 65 tahun memiliki tekanan darah 140/90 mmhg-160/95 mmhg dan seseorang yang berumur < 65 tahun memiliki tekanan darah 160/95 mmhg. Hipertensi merupakan masalah global dialami negara maju maupun negara berkembang. Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia, dan 3 juta di antaranya meninggal setiap tahunnya, tujuh dari setiap sepuluh penderita tersebut tidak mendapatkan pengobatan secara adekuat. Begitu halnya dengan negara amerika, diperkirakan 1 dari 4 orang dewasa menderita hipertensi [4]. Di Indonesia, masalah hipertensi cenderung meningkat prevalensi hipertensi berkisar antara 8,6 10% dengan jumlah penderita hipertensi di Indonesia diperkirakan 15 juta orang [5]. Menurut Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 menunjukkan sekitar 8,3% penduduk menderita hipertensi danpada tahun 2004 meningkat menjadi 27,5% [6]. Sedangkan data di panti Tresma Werda Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat tahun 2013 dari 90 orang lansia di dapat sebanyak 45 orang lansia yang mengalami hipertensi. Hal tersebut diperparah lagi dengan hipertensi yang tanpa gejala sehingga sulit untuk dikontrol mengingat komplikasi yang disebabkan oleh penyakit silent kill ini, untuk itu salah satu cara mengatasi hipertensi selain menggunakan obat hendaknya dilakukan melalui terapi karena terapi tidak menimbulkan efek samping dan lebih banyak manfaatnya bagi kesehatan, terapi yang bisa digunakan untuk hipertensi ialah terapi murotal dan terapi musik [7]. Terapi musik merupakan suatu proses yang terencana, bersifat preventif dalam usaha penyembuhan terhadap penderita yang mengalami gangguan fisik motorik, sosial emosional maupun mental intelegensi, salah satu terapi musik yang sering digunakan adalah musik klasik, sedangkan terapi murotal merupakan suatu bentuk terapi dengan mendengarkan ayat suci Al-Qur an secara langsung maupun dengan media mp3 yang dapat mengatasi berbagai masalah fisik, sosial maupun jiwa karena, terapi ini memiliki nilai religius selain nadanya yang indah, beda halnya dengan terapi musik yang hanya menyebabkan rileks dan mengalihkan berbagai masalah saja [9]. Hasil penelitian Sukma, et al [8] pada lansia penderita hipertensi yang dilakukan di pekalongan menunjukkan bahwa nilai rata-rata tekanan darah sistolesetelah 53

mendengarkan terapi murottal mengalami penurunan 15,83 mmhg dan nilai rata-rata tekanan darah diastole mengalami penurunan 13,33 mmhg, sedangkan menurut Suherly, M, et al [9] terdapat perbedaan yang jelas pada penderita hipertensi sebelum dan sesudah dilakukan terapi musik klasik di RSUD Tugurejo Semarang. Maka dengan dasar inilah peneliti ingin melakukan penelitian mengenai perbandingan terapi muratal Al-Qur an dan terapi musik terhadap penderita werda. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan di bidang keperawatan, khususnya keperawatan geriatrik.tujuan penelitian ini untukmengetahui adakah perbandingan terapi murotal dan terapi musik terhadap penderita hipertensi pada lansia. METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian ini menggunakan Desain Eksperimen murni (Pure Experiment). Pada penelitian ini penelitian dibagi secara random menjadi dua kelompok atau lebih [10]. Satu kelompok adalah kelompok perlakuan dan kelompok lainya di berikan terapi pembanding/ Kontrol (+) dan satunya lagi tanpa dilakukan intervensi atau Kontrol (-). Variabel pembanding sangat diperlukan dalam penelitian sehingga mendapatkan kesimpulan dengan hasil yang valid dan dapat dipercaya tentang efek suatu intevensi. Pembanding dapat dilakukan dengan menyertakan kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan atau kelompok kontrol dengan perlakuan selain intervensi yang diuji cobakan. Kesimpulan hasil penelitian didapat dengan membandingkan efek perlakuan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Dalam penelitian eksperimen murni (Pure Experiment) ini peneliti menggunakan rancangan Pre and Post Test Control Group Design. Pada desain ini responden penelitian dibagi secara random, dengan tiga kelompok,satu kelompok adalah kelompok perlakuan diberikan terapi murotal, sedangkan kelompok kedua adalah kelompok pembanding kontrol (+) di berikan terapi musik dan kelompok Kontrol (-) yang tidak diberikan intervensi. Sebelum diberikannya perlakuan kepada semua kelompok, dilakukan pengukuran awal (pre test) untuk menentukan kemampuan atau nilai awal responden sebelum perlakuan (uji coba). Selanjutnya pada kedua kelompok diberikan intervensi,dan satu kelompok tidak diberikan intervensi setelah itu dilakukan pengukuran akhir (post test) pada semua kelompok untuk menentukan efek yang lebih baik pada responden. Dengan mengambil rancangan penelitian ini peneliti akan melakukan pemberian terapi murrotal pada kelompok perlakuan dan terapi musik pada kelompok kontrol (+) dan kelompok yang tidak diberikan intervensi sebagai kelompok kontrol (-), serta akan dilakukan pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian terapi tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di Panti Tresna Wherdha Mulya Dharma, Kab. Kubu Raya. Tempat ini diambil sebagai lokasi penelitian dikarenakan sebelumnya peneliti telah mengobservasi dan hasil yang diperoleh banyak kasus hipertensi pada satu tahun belakangan ini.penelitian ini dilakukan selama empat bulan yaitu dari bulan September 2013 Mei 2014, dimulai dari bulan September 2013 pengajuan judul proposal sampai bulan Mei 2014 persiapan bahan dan pengelolaan data serta penyusunan laporan. Populasi adalah unit dimana suatu hasil penelitian akan diterapkan atau 54

digeneralisir [10]. Sejalan dengan Sugiyono [11], polulasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya. Populasi dalam penelitian ini adalah Lansia penderita hipertensi yang tinggal Panti Tresna Werda yang keseluruhan penghuni panti 90 orang dan yang menderita hiertensi adalah 45 orang. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi [11]. Pada penelitian ini termasuk probability sampling karena dalam pengambilan sample memberikan peluang yang sama kepada setiap individu dan termasuk ke dalam Pure Eksperiment, teknik sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan metode Systematik sampling pengambilan sample secara sistematik dapat di laksanakan jika tersedia daftar subjek yang di butuhkan [12]. Kriteria sampelnya adalah sebagai berikut: Kriteria Inklusi adalah karekteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti, yaitu meliputi: a. Pasien merupakan lansia yang berada di Panti Tresna Werda. b. Pasien bersedia jadi responden. c. Pasien ( sampel ) diambil dengan kriteria hipertensi 140/90 mmhg - 159/99 mmhg. d. Pasien tidak keberatan untuk dijadikan sampel penelitian. e. Umur pasien 50 tahun keatas.pasien non muslim dimasukan kedalam kelompok perlakuan yaitu menerima intervensi terapi musik. Kriteria eklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi karena berbagai sebab [12], kriteria ekslusi pada penelitian ini adalah. a. Lansia yang mengalami gangguan pendengaran. b. Lansia yang tidak mau mengikuti kegiatan terapi. Besar sampel diambil sesuai dengan jumlah pasien hipertensi yang ada dipanti Tresna Werdha Mulya Dharma. Pada Panti Tresna Wherda Mulya Dharma dari 90 orang lansia menurut data dari tenaga kesehatan di panti terdapat 50% lansia penderita hipertensi. Peneliti ingin mengambil seluruh sample yang ada di panti tresna wherda (Total sampling) setelah itu peneliti menggunakan Sistematika sampling untuk melakukan random.pada penelitian ini terdapat tiga kelompok responden berarti setiap kelompok terdapat 15 sampel dan menggunakan sistematik sampling. Jadi setiap hitungan 1, 2 dan 3 pada seluruh responden maka yang masuk hitungan 1merupakan kelompok responden diberikan terapi murotal, dan pada hitungan 2 masuk dalam terapi musik serta yang masuk dalam hitungan ke 3 merupakan kelompok non intervensi, jadi total seluruh sampel yang di gunakan berjumlah 45 responden. Metode pengumpulan data adalah cara yang dilakukan peneliti dalam mengumpulkan data penelitian [10]. Kelompok perlakuan responden mendapatkan terapi murrotal berupa gabungan Pemberian terapi atau rekaman ayat-ayat Al-Qur an seperti: surat Al- Fatihah,.Sementara untuk kelompok kontrol diberikan terapi musik dengan mendengarkan jenis musik klasik. Setelah mendengarkan terapi murotal pada kelompok perlakuan dan terapi musik pada kelompok kontrol (+), serta non intervensi pada kelompok kontrol (-) selanjutnya pasien dilakukan pengukuran tekanan darah. Adapun rencana pengolahan data tersebut berbentuk kuantitatif menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji anova.. Etika 55

penelitian ini menggunakan informed consent dalam dokumentasinya sehingga privasi dan hak hak responden terjaga. HASIL PENELITIAN Penelitian perbandingan terapi murotal dan musik terhadap penderita wherdha mulya dharma Pontianak dilaksanakan selama 12 hari mulai pada tanggal 23 Februari Sampai 6 Maret 2014. Responden dalam penelitian ini sebanyak 45 orang lansia yang terbagi dalam tiga kelompok, kelompok pertama sebanyak 15 orang lansia dengan diberikan terapi murotal (kelompok intervensi), kelompok kedua sebanyak 15 orang lansia diberikan terapi musik (kontrol +) dan kelompok ketiga sebanyak 15 orang lansia non intervensi (kontrol -). Pada penelitian ini dilakukan pada hari pertama mengukur tekanan darah dan randomisasi, tiga hari berikutnya diberikan terapi murotal selama 20 menit dengan mengukuran tekanan darah pre dan post, di hari jumat peneltian diistirahatkan karena pada hari jumat ada senam lansia, tiga hari berikutnya lagi diberikan terapi musik selama 20 menit dengan mengukuran tekanan darah pre dan post, dan kelompok non intervensi selama tiga hari berikutnya lagi dengan pengukuran tekanan darah pre dan post. Analisa Univariat Analisa ini dilakukan untuk melihat karakteristik responden dan distribusi frekuensi masing-masing variabel independen (terapi murotal dan terapi musik) dan variabel dependen (tekanan darah pada lansia). Pada penelitian ini, analisa univariat menampilkan distribusi frekuensi tabel, yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik jenis kelamin, umur dan agama. Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden lansia yang mengalami hipertensi di Panti Thresna Wherdha Mulya Dharma Pontianak Tahun 2014 Variabel Terapi Murotal Terapi Musik Non intervensi Total % F % F % F % Jenis kelamin Laki Laki 6 40 7 46,7 8 53,3 21 46,7 Perempuan 9 60 8 53,3 7 46,7 24 53,3 Total 15 100 15 100 15 100 45 100 Umur <65 9 60 6 40 4 26,7 19 42.2 >65 6 40 9 60 11 73,3 26 57,8 Total 15 100 15 100 15 100 45 100 Agama Muslim 15 100 10 66,7 7 46,7 32 71,1 Non 0 0 5 33,3 8 53,3 13 28,9 Muslim Total 15 100 15 100 15 100 45 100 Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa pada terapi murotal dan musik jumlah responden laki-laki lebih sedikit dari pada responden perempuan, responden laki laki pada terapi murotal berjumlah 6 orang lansia (40%) dan perempuan berjumlah 7 orang lansia (46,7%), sedangkan pada kelompok non intervensi laki lebih banyak yaitu berjumlah 8 orang lansia (53,3), untuk jumlah responden wanita pada terapi murotal dan musik lebih banyak yaitu 9 orang lansia (60 %) pada terapi murotal dan 8 orang lansia (53,3%) pada terapi musik sedangkan kelompok non intervensi jumlah perempuan lebih banyak yaitu 7 orang lansia (46,7%). Berdasarkan tabel di atas juga didapatkan gambaran bahwa distribusi responden berdasarkan rentang umur dibagi dalam dua kelompok yaitu < 65 tahun dan > 65 tahun. Pada terapi murotal jumlah rentang umur < 65 tahun dengan jumlah 9 orang lansia (60 %), sedangkan pada terapi musik dan non intervensi < 65 tahun lebih sedikit yaitu yang berjumlah 6 orang lansia (40%) dan 4 orang lansia (26,7 %). Sedangkan pada rentang umur > 65 tahun terapi murotal memiliki jumlah 56

laki laki paling sedikit dengan jumlah 6 orang lansia (40%), sedangkan pada terapi musik dan non intervensi berjumlah lebih banyak yaitu 9 orang lansia (60 %) dan 11 orang lansia (73,3%). Pada penelitian ini responden dimasukan kedalam kelompok muslim dan non muslim pada terapi murotal responden harus semua muslim yaitu 15 orang lansia (100%) sedangkan pada terapi musik jumlah responden muslim juga lebih banyak yaitu 10 orang lansia (66,7%) dan non intervensi paling sedikit yaitu 7 orang lansia (46,7%), sedangkan pada terapi musik berjumlah lebih sedikit dengan 5 orang lansia (33,3%) dan pada non intervensi lebih banyak yaitu 8 orang lansia (53,3%). Rasio Pada penelitian ini tekanan darah sistole dan diastole ditampilkan dalam bentuk rasio yaitu angka dari nilai post intervensi dari hari pertama, kedua dan ketiga dibagi dengan nilai awal hari pertama pada pre intervensi. Data rasio tekanan darah sistole dan diastole di tampil dalam tabel di bawah ini. Tabel 5.2 Distribusi rerata rasio tekanan darah sistole dan diastole lansia penderita hipertensi di panti tresna wherdha Pontianak tahun 2014 Jenis terapi H1 H2 H3 Selisih H1 & H2 Tekanan Darah Sistole Selisih H2 & H3 Selisih H1 & Murotal 0,91 0,87 0,84 0,04 0,03 0,07 Musik 0,92 0,91 0,86 0,01 0,05 0,06 Non intervensi 0,93 0,95 0,96-0,01-0,01-0,03 Tekanan Darah Diastole Murotal 0,91 0,87 0,87 0,04 0,00 0.04 Musik 0,97 0,94 0,93 0,02 0,01 0,03 Non intervensi 0,97 1,00 0,94-0,03 0,06 0,02 H3 Berdasarkan tabel 5.2 rerata rasio tekanan darah sistole terapi murotal terus mengalami penurunan, penurunan tertinggi dialami pada hari kedua sampai ketiga yaitu dari 0,87 menjadi 0,84 dengan selisih rerata rasio sebesar 0,03, begitu halnya dengan terapi musik pada hari pertama sampai hari ketiga terus mengalami penurunan, dan penurunan terbesar rerata rasio dialami pada hari kedua sampai ketiga yaitu dari 0,91 sampai 0,86 dengan selisih sebesar 0,06 sedangkan pada kelompok non intervensi atau kontrol negatif dari hari pertama sampai hari ketiga semuanya mengalami peningkatan dan peningkatan terbesar dialami pada hari kedua sampai ketiga dengan nilai rerata rasio 0,95 sampai 0,96 dan dengan selisih 0,01. Berdasarkan rerata diatas jelas terapi murotal mempunyai rerata rasio tersinggi mengalami penurunan dalam mempengaruhi tekanan darah sistole. Berdasarkan tabel 5.2 dideskripsikan rerata rasio tekanan darah diastole, pada terapi murotal hanya mengalami penurunan pada hari pertama sampai kedua dan hari pertama sampai ketiga, dengan hari kedua sampai ketiga tidak mengalami penurunan, adapun rerata rasio hari pertama sampai kedua, dari 0,91 sampai 0,87 dengan selisih 0,04, nilai tersebut juga sama pada hari pertama sampai ketiga. Untuk rerata rasio tekanan darah diastole pada terapi musik dari hari pertama sampai ketiga selalu mengalami penurunan, dan penurunan yang terbesar dialami pada hari kedua sampai ketiga dengan 0,94 sampai 0,93 dan selisih penurunan rerata rasio sebesar 0,03. Berbeda halnya pada kelompok non intervensi untuk hari pertama sampai kedua mengalami peningkatan sedangkan hari kedua sampai ketiga dan hari pertama sampai ketiga semuanya mengalami penurunan, nilai penurunan terbesar dialami pada hari 57

kedua sampai ketiga yaitu dari 1,00 sampai 0,94 dengan nilai selisih rerata rasio sebesar 0,06. Dari tabel diatas juga jelas angka penurunan rerata rasio terbesar dialami oleh terapi murota dari hari pertama 0,91 dan hari ketiga sebesar 0,87. Analisa Bivariat Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel dependen dan variabel independen dengan nilai signifikan α = 0,05 dan merupakan penelitian pre dan post serta mempunyai lebih dari dua variabel. Nilai sistole digunakan uji one way anova karena data yang digunakan memenuhi syarat yaitu berdistribusi normal, memiliki varian yang sama (Homogen) dan memiliki variabel dependent. Tabel 5.3 Uji one way anovaperbandingan rerata rasio sistole terapi murotal dan musik terhadap thresna wherdha mulya dharma Pontianak Tahun 2014 variabel Hari n Rerata SB P rasio TD sistole Terapi Murotal 1 15 0,87 0,096 0,17 Terapi Musik Non Intervensi 2 15 3 15 *signifikan / bermakna α = 0,05 0,93 0,087 0,00* 1,00 0,085 0,00* Dari tabel 5.3 uji one way anovadidapat sistole dari hari pertama p value = (0.177) > 0.05 sedangkan hari kedua dan ketiga (0.006, 0.001) < 0.05 berarti pada hari pertama Ha ditolak dan Ho di terima jadi Ho: pada hari pertama tidak ada perbandingan tekanan darah sistole menggunakan terapi murotal dan terapi musik terhadap penderita hipertensi pada lansia di panti tresna wherdha mulya dharma pontianak. Sedangkan pada hari kedua dan ketiga Ha di terima dan Ho ditolak jadi Ha: ada perbandingan tekanan darah sistole menggunakan terapi murotal dan terapi musik terhadap penderita wherdha mulya dharma pontianak. Nilai diastole menggunakan kruskal wallis test karena data tidak berdistribusi normal dan tidak homogen sehingga data yang awalnya termasuk ke dalam parametik dengan munggunakan uji one way anova ditranformasikan menjadi non parametik menjadi kruskall wallis test. Tabel 5.4 Uji kruskall wallis test perbandingan rerata rasio diastole terapi murotal dan musik terhadap penderita hipertensi pada lansia di panti thresna wherdha mulya dharma Pontianak Tahun 2014 variabel Hari N Rerata rasio SB TD diastole Terapi Murotal Terapi Musik 1 15 2 15 3 15 Non Intervensi *Signifikan/bermakna α= 0,05.94 0,09.94 0,10.96 0,07 Dengan kruskall wallis test didapat diastole dari hari pertama, kedua sampai ketiga p value = (0.000, 0.001, 0.001) < 0.05 berarti Ha di terima dan Ho ditolak jadi Ha: ada perbandingan tekanan darah disatole menggunakan terapi murotal dan terapi musik terhadap penderita hipertensi pada lansia di panti tresna wherdha mulya dharma Pontianak. Analisa Post Hock Uji lanjutan yang digunakan pada penelitian ini khususnya untukmengetahui perbedaan antara variabel dari hari pertama, kedua dan ketiga pada tekanan darah sistole menggunakan analisa post hock test jenis bonferroni, sedangkan untuk tekanan darah diastole post hock test jenis mann whitney testuntuk mengetahui perbedaan antara variabel pada hari pertama, kedua dan ketiga, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan grafik tekanan darah sistole dan diastole dibawah ini. P 0,001* 0,000* 0,001* 58

Variabel Terapi murotal Terapi musik Non intervensi Terapi murotal Terapi musik Non intervensi Tabel 5.5 Analisa post hock test pada tekanan darah sistole dan diastole pada lansia penderita hipertensi di panti tresna wherdha mulya dharma Pontianak tahun 2014 Mean hari 1 Mean hari 2 Mean hari 3 Tekanan darah systole 144 130,7 134,67 150,7 149,3 142 *Signifikan/bermakna α= 0,05 P value hari 1 P value hari 2 Berdasarkan tabel 5.5 analisa post hock test untuk melihat perbedaan antara variabel lebih lanjut pada tekanan darah sistole yang menggunakan bonferroni diantaranya, terapi murotal dan non intervensi dengan p value = (0.213) >0,05 sehingga untuk hari pertama pada terapi murotal dan non intervensi tidak ada perbedaan tekanan darah sistole terhadap tresna wherdha mulya dharma Pontianak, sedangkan pada hari kedua dan ketiga (0.004, 0.001) < 0.05 sehingga ada perbedaan terapi murotal dan non intervensi pada tekanan darah sistole terhadap penderita hipertensi pada lansia di panti tresna wherdha mulya dharma Pontianak, sedangkan pada terapi murotal dan terapi musik nila p value = (1.000, 0.205, 1.000 ) > 0.05 sehingga pada hari pertama, kedua dan ketiga tidak ada perbedaan terapi mortal dan terapi musik pada tekanan darah sistole terhadap tresna wherdha mulya dharma Pontianak, serta pada terapi musik dan non intervensi p value = (0.611, 0.383)> 0.05 sehingga P value hari 3 0,21 0,00* 0,00* 1,00 0,20 1,00 154 156 155,33 0,61 0,38 0,01* Tekanan darah diastole 87,3 82 80,67 86 87,3 87,33 92,7 92,7 90 0,00* 0,00* 0,00* 0,07 0,06 0,09 0,21 0,06 0,10 pada hari pertama dan kedua tidak ada perbedaan antara terapi musik dan non intervensi pada tekanan darah sistole terhadap penderita hipertensi pada lansia di panti tresna wherdha mulya dharma Pontianak, sedangkan pada hari ketiga P value = (0.006) jadi ada perbedaan antara terapi murotal dan terapi musik pada tekanan darah sistole terhadap penderita wherdha mulya dharma Pontianak. Sedangkan untuk tekanan darah diastole post hocktest yang digunakan adalah mann whitney test untuk mengetahui perbedaan antara terapi murotal dan non intervensi p value = (0.004, 0.000, 0.001) < 0.05 berarti ada perbedaan terapi murotal dan non intervensi pada tekanan darah diastole, dan perbedaan terapi murotal dan terapi musik p value = (0.074, 0.056, 0.089) > 0.05 berarti pada hari pertama, kedua dan ketiga tidak ada perbedaan terapi murotal dan terapi musik pada tekanan darah diastole terhadap penderita hipertensi pada lansia di panti tresna wherdha mulya dharma Pontianak, serta perbedaan antara terapi musik dan non intervensi p value = (0.217, 0.061, 0.098) > 0.05 berarti pada hari pertama, kedua dan ketiga tidak ada perbedaan terapi musik dan non intervensi pada tekanan darah diastole terhadap penderita hipertensi pada lansia di panti tresna wherdha mulya dharma Pontianak. PEMBAHASAN Berdasarkan tabel 5.5 analisa post hock test untuk melihat perbedaan antara variabel lebih lanjut pada tekanan darah sistole yang mengunakan bonferroni diantaranya, terapi murotal dan non intervensi dengan p value = (0.213) >0,05 sehingga untuk hari pertama pada terapi murotal dan non intervensi tidak ada perbedaan tekanan darah sistole terhadap 59

tresna wherdha mulya dharma Pontianak, sedangkan pada hari kedua dan ketiga (0.004, 0.001) < 0.05 sehingga ada perbedaan terapi murotal dan non intervensi pada tekanan darah sistole terhadap penderita hipertensi pada lansia di panti tresna wherdha mulya dharma Pontianak, sedangkan pada terapi murotal dan terapi musik nilai p value = (1.000, 0.205, 1.000) > 0.05 sehingga pada hari pertama, kedua dan ketiga tidak ada perbedaan terapi mortal dan terapi musik pada tekanan darah sistole terhadap tresna wherdha mulya dharma Pontianak, serta pada terapi musik dan non intervensi p value = (0.611, 0.383)> 0.05 sehingga pada hari pertama dan kedua tidak ada perbedaan antara terapi musik dan non intervensi pada tekanan darah sistole terhadap penderita hipertensi pada lansia di panti tresna wherdha mulya dharma Pontianak, sedangkan pada hari ketiga P value = (0.006) jadi ada perbedaan antara terapi murotal dan terapi musik pada tekanan darah sistole terhadap penderita wherdha mulya dharma Pontianak. Sedangkan untuk tekanan darah diastole post hocktest yang digunakan adalah mann whitney testuntuk mengetahui perbedaan antara terapi murotal dan non intervensi p value = (0.004, 0.000, 0.001) < 0.05 berarti ada perbedaan terapi murotal dan non intervensi pada tekanan darah diastole, dan perbedaan terapi murotal dan terapi musik p value = (0.074, 0.056, 0.089) > 0.05 berarti pada hari pertama, kedua dan ketiga tidak ada perbedaan terapi murotal dan terapi musik pada tekanan darah diastole terhadap tresna wherdha mulya dharma Pontianak, serta perbedaan antara terapi musik dan non intervensi p value = (0.217, 0.061, 0.098) > 0.05 berarti pada hari pertama, kedua dan ketiga tidak ada perbedaan terapi musik dan non intervensi pada tekanan darah diastoleterhadap penderita wherdha mulya dharma Pontianak. SIMPULAN 1. Secara umum pada hari pertama tidak ada perbandingan tekanan darah sistole menggunakan terapi murotal dan terapi musik terhadap penderita wherdha mulya dharma pontianak. Sedangkan pada hari kedua dan ketiga ada perbandingan tekanan darah sistole menggunakan terapi murotal dan terapi musik terhadap penderita wherdha mulya dharma pontianak. 2. Secara umum pada hari pertama, kedua sampai ketiga ada perbandingan tekanan darah disatole menggunakan terapi murotal dan terapi musik terhadap penderita hipertensi pada lansia di panti tresna wherdha mulya dharma Pontianak 3. Hubungan antara kelompok Terapi murotal dan non intervensi tidak ada perbedaan untuk hari pertama, sedangkan pada hari kedua dan ketiga ada perbedaan pada kedua kelompok ini. Sedangkan pada terapi murotal dan terapi musik pada hari pertama kedua dan ketiga tidak ada perbedaan, serta pada terapi musik dan non intervensi pada hari pertama dan kedua tidak ada perbedaan sedangkan pada hari ketiga ada perbedaan. 4. Hubungan antara kelompok terapi murotal dan non intervensi, untuk hari pertama, kedua dan ketiga ada perbedaan tekanan dara diastole, berbeda halnya dengan keompok terapi murotal dan musik, serta terapi musik dan non intervensi pada hari pertama kedua dan ketiga tidak ada perbedaan antara kelompok tersebut. 5. Terapi murotal dan musik efektif dapat 60

menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi, tetapi terapi murotal lebih efektif menurunkan tekanan darah di banding terapi musik. SARAN 1. Bagi pelayanan kesehatan Terapi Murottal dan terapi musik merupakan salah satu terapi yang mempunyai manfaat luar biasa dalam proses penyembuhan pasien mengingat terapi ini sangat berpengaruh terhadap fungsi psikologis dan psikologis sangat berpengaruh terhadap kesehatan pasien. 2. Bagi Masyarakat Pada terapi murotal dan terapi musik sangat mudah dipergunakan hanya dengan mendengarkanya, selain itu untuk umat muslim terapi murotal selain mendapatkan pahala terapi ini juga berfungsi dalam penyembuhan, maupun pencegahan penyakit. 3. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian selanjutnya. Penelitian lanjutan dapat dilakukan dengan memperhatikan pengendalian faktor perancu, dengan sampel lebih besar dan waktu lebih lama. 4. Bagi institusi pendidikan Hasil penelitian dapat dijadikan informasi untuk meningkatan kualitas dan kuantitas kampus dalam referensi mengajar khususnya pengembangan ilmu keperawatan. DAFTAR PUSTAKA [1] Fitria,D, W& Candrasari, A. 2010. Pengaruh Pendidikan tentang Hipertensi terhadap Perubahan Pengetahuan dan Sikap Lansia di Desa Makamhaji Kartasura Sukoharjo.jurnal Biomedika Vol.2 No.23 http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstr eam/handle/123456789/1042/biome dika_vol.2_no.2_3_domas%20fitri a%20widyasari.pdf?sequence=1.(di ambil pada tanggal 29 oktober 2013) [2] Triastuti, D.2012.Pengaruh konsumsi pisang ambon (Musaparadisiacas)Terhadap tekanan darah lansia penderita hipertensi sedang dipanti sosial tresna werdha sabai Nanaluihsicincin. Skripsi di puplikasikan. Program studi ilmu keperawatan fakultas kedokteran universitas andalas. http://repository.unand.ac.id/17921/1 /PENGARUH%20KONSUMSI%20PI SANG%20AMBON(Musa%20paradi siaca%20s)%20terhadaptekan AN%20DARAHLANSIA%20PENDE RITA.pdf. (di ambil pada tanggal 29 oktober 2013) [3] Tambayong, J.2000.Patofisiologi Untuk Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran ECG:Jakarta. [4] Adib, M. 2009. Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung, Dan Stroke. Dianloka:Yogyakarta. [5] Nuarima, A, K, Et Al.2012.Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat Di desa Kabongan Kidul, Kabupaten Rembang. Jurnal Media Medika Muda. [6] Nur, E, S, et al. 2012. Faktor-Faktor Risiko Hipertensi Primer Di Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Volume 1, Nomor2. http://ejournals1.undip.ac.id/index.ph p/jkm/article/download/1111/1134.(di ambil pada tanggal 29 oktober 2013) [7] Faradisi, Firman. 2012, 2 September.Efektivitas Terapi Murotal dan Terapi Musik Klasik terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Pra Operasi di Pekalongan. Jurnal Ilmiah Kesehatan. Vol V No 2. Pekalongan. 61

http://www.journal.stikesmuhpkj.ac.i d/journal/index.php/jik/article/downlo ad/7/6. (di ambil pada tanggal 18 Oktober 2013) [8] Sukma, P. M. et al. 2012.Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi Di Desa Pagumenganmas Kecamatan Karang dadap Kabupaten Pekalongan. STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan: Pekalongan. [9] Suherly, M. Et al.2006. Perbedaan Tekanan Darah Pada pasien Hipertensi sebelum dan Sesudah pemberian terapi musik Klasik Di RSUD Tugugerjo Semarang. http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/i ndex.php/ilmukeperawatan/article/do wnload/67/64. (di ambil pada tanggal 23 Oktober 2013). [10] Kusuma, K, D. 2011. Metodelogi Penelitian Keperawatan. Trans info Media:Jakarta. http://ejournals1.undip.ac.id/index. php/medico/article/download/1447/1 450. (di ambil pada tanggal 29 oktober 2013. [11] Sugiyono. 2011.Statistika untuk Penelitian. Alfabeta: Bandung. [12] Nursalam.2009. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi 2. Salemba Medika:Jakarta. 62