PENTINGNYA KOREKSI KESALAHAN DALAM LAPORAN KEUANGAN. Jusmani *) ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
ACCOUNTING CHANGES AND ERROR CORRECTIONS (PERUBAHAN AKUNTANSI DAN KOREKSI KESALAHAN)

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN PERISTIWA LUAR BIASA

BAB II LANDASAN TEORI

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN PERISTIWA LUAR BIASA

Kieso, Intermediate Accounting, edisi 12 BAB 4 Laporan Laba Rugi dan Informasi-informasi yang Berhubungan Jawaban Pertanyaan

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN PERISTIWA LUAR BIASA

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

Siklus Akuntansi. Transaksi Bukti. Pencatatan dalam Buku Harian (Jurnal) Pencatatan ke Buku Besar. Neraca Lajur & Jurnal Penyesuaian.

BEBAN DIBAYAR DI MUKA

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI.

-1- KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN, DAN PERISTIWA LUAR BIASA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan. Umum dann Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan

KEBIJAKAN AKUNTANSI KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

BAB III AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan pada bagian keuangan,

BAB II BAHAN RUJUKAN. dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas

Penyajian Laporan Keuangan

IV. PENYESUAIAN. Universitas Gadjah Mada

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

BAB 10 PENUTUPAN BUKU DAN JURNAL PEMBALIK

ekonomi Sesi JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG A. PENGERTIAN DAN FUNGSI JURNAL PENYESUAIAN B. AKUN YANG PERLU DISESUAIKAN a.

BAB 7 PENYESUAIAN DAN KOREKSI AKUN

LAPORAN KEUANGAN (Materi 2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STMIK U BUDIYAH INDONESIA SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013/2014

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 20

Gambar 1. Siklus Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. II.1. Pengertian dan Manfaat Laporan Arus Kas

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI KOMPUTER PROGRAM DIII BISNIS & KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN. Jurnal Buku Besar Neraca Laporan Saldo Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN. JURNAL BUKU BESAR NERACA LAPORAN SALDO KEUANGAN

AKTIVA TETAP BERWUJUD

PSAK 25 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB 1. KONSEP DASAR. Asumsi dan Konsep dasar. Standar Akuntansi. Metode dan Prosedur. Laporan Keuangan. Laporan Laba Tidak Dibagi

AKUNTANSI UNTUK PAJAK PENGHASILAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah 1.3. Tujuan Penulisan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS

PSAK 25 (Revisi 2009) Perubahan Estimasi. Taufik Hidayat,.SE,.Ak,.MM Universitas Indonesia

BAB II BAHAN RUJUKAN

LAMPIRAN A. 1.1 Data Responden. : Irwan Syafrudin. : Tax Accounting Manager. 1.2 Hasil Wawancara

PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok)

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

Atau kertas berkolom yang digunakan sebagai kertas kerja dalam penyusunan laporan keuangan.

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

PENYESUAIAN dan KOREKSI AKUN

JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA

KONSISTENSI PENERAPAN PRINSIP AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM DI INDONESIA

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah kebutuhan masyarakat, diantara kebutuhan masyarakat tersebut, kebutuhan yang

PERUSAHAAN MAJU MAKMUR NERACA SALDO PER 31 MEI 2013

BAB II LANDASAN TEORI. Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan

BAGIAN X EKUITAS X.1. PENDAHULUAN

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan

Analisis Cost Of Capital dan Pengaruhnya Terhadap Laba Pada PT Bumi Jasa Utama-Kalla Rent Makassar

ANALISIS COST OF CAPITAL

BAB III ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS

ekonomi Sesi PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI A. AKUN a. Akun Riil

AKUNTANSI AKTIVA TETAP GUNA MENDUKUNG KEWAJARAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X PG. NGADIREDJO KEDIRI)

Siklus Akuntansi. Manahan Nasution. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 1 No. 2 Mei 2013 ISSN

ANALISIS PERHITUNGAN PERSEDIAAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DAN MENURUT PERPAJAKAN PADA CV ALAM ABADI MULIA PALEMBANG

BAB I AKUNTANSI SEBAGAI SISTEM INFORMASI

ANALISIS DANA DAN ARUS KAS

Catatan 31 Maret Maret 2010

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB III METODOLOGI ANALISIS

JURNAL PENYESUAIAN. Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS. perusahaan. Pada pokoknya laporan keuangan ditujukan kepada pihak-pihak di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dalam negeri sangatlah penting serta mempunyai kedudukan yang

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

Jurnal Media Wahana Ekonomika, Vol. 10, No.1, April 2013 : 19-28 PENTINGNYA KOREKSI KESALAHAN DALAM LAPORAN KEUANGAN Jusmani *) ABSTRAK Ditemukannya masalah akuntansi dari transaksi dimasa lalu menimbulkan masalah yang sama. Kesalahan tersebut haruslah diperbaiki dan diberikan pengungkapan yang tepat, sehinggga para pembaca laporan keuangan dapat mengerti dengan jelas apa yang terjadi dan juga agar laporan keuangan dapat diperbandingkan maka perlu dilakukannya koreksi kesalahan-kesalahan dalam periode periode yang lalu koreksi kesalahan tahun-tahun lalu dapat terjadi karena berbagai macam sebab, seperti kesalahan perhitungan, kesalahan penggunaan rekening, kesalahan dalam menerapkan prinsip akuntansi.dll. Koreksi adalah tindakan pembetulan akuntansi agar pos-pos yang tersaji dalam laporan keuangan entitas menjadi sesuai dengan yang seharusnya. Kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan pada satu atau beberapa periode sebelumnya mungkin baru ditemukan pada periode berjalan. Kata Kunci : Perubahan estimasi, Perubahan prinsip akuntansi, Pengakuan pengaruh kumulatif pada periode berjalan, Penyajian kembali periode-periode sebelumnya PENDAHULUAN Laporan keuangan perusahaan kadang-kadang melaporkan hasil yang sangat berbeda dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan keadaan perekonomian, sebagaimana dicerminkan dalam laporan tersebut. Akan tetapi, hal itu mungkin juga disebabkan karena adanya perubahan metode akuntansi atau karena adanya koreksi kesalahan dalam pencatatan transaksi di masa lampau. Perubahan akuntansi dapat mempunyai pengaruh yang besar terhadap laporan keuangan suatu perusahaan. Karena pengaruh tersebut, ada yang beranggapan bahwa perubahan akuntansi mengurangi komparabilitas dan konsistensi informasi. Alasan utama dari perubahan tersebut dapat diikhtisarkan sebagai berikut : 1. Berdasarkan pengalaman atau informasi baru, perusahaan dapat mengubah estimasi pendapatan atau biayanya. Misalnya estimasi piutang yang tidak tertagih atau estimasi masa manfaat aktiva tetap yang disusutkan. 2. Karena adanya perubahan perekonomian, perusahaan mungkin perlu mengubah metode akuntansinya agar lebih mencerminkan situasi perekonomian saat itu. 3. Badan-badan yang berwenang menetapkan standar akuntansi mungkin mengharuskan penggunaan suatu metode atau prinsip kuntansi yang baru dalam contoh perusahaan Sears. 4. Pembelian perusahaan lain atau penjualan anak perusahaan, khususnya yang mulai terlihat nyata pada pertengahan tahun 1980-an, dapat menyebabkan perubahan dalam entitas pelaporan. Apapun alasannya, akuntan harus tetap berpedoman pada sifat kualitatif yang utama, yaitu kegunaan akuntansi. Para akuntan harus menentukan apakan alasan perubahan akuntansi tersebut tepat, dan bagaimana melaporkan perubahan tersebut agar laporan keuangan dapat dimengerti. Ditemukannya masalah akuntansi dari transaksi dimasa lalu menimbulkan masalah yang sama. Kesalahan tersebut haruslah diperbaiki *) Dosen Tetap FE Univ-PGRI Plg 19

Pentingnya Koreksi Kesalahan Dalam Laporan Keuangan (Jusmani) dan diberikan pengungkapan yang tepat, sehinggga para pembaca laporan keuangan dapat mengerti dengan jelas apa yang terjadi dan juga agar laporan keuangan dapat diperbandingkan maka perlu dilakukannya koreksi kesalahankesalahan dalam periode periode yang lalu koreksi kesalahan tahuntahun lalu dapat terjadi karena berbagai macam sebab, seperti kesalahan perhitungan, kesalahan penggunaan rekening, kesalahan dalam menerapkan prinsip akuntansi. dll. PEMBAHASAN A. Perubahan Metode Akuntansi Bila suatu entitas pelaporan menyesuaikan estimasinya dimasa lalu atas pendapatan yang diterima atau biaya yang dikeluarkan, mengubah prinsip akuntansi dari suatu metode ke metode lain, mengubah sifat entitas pelaporannya, atau mengoreksi kesalahan dimasa lalu, maka para pemakai loporan keuangan akan mendapatkan kesulitan dalam membuat prediksi untuk masa depan dengan mengunakan laporan-laporan sebelumnya. Masalah akuntansi yang mendasar adalah apakah perubahanperubahan serta koreksi kesalahan tersebut harus dilaporkan sebagai perbaikan atas laporan tahun-tahun sebelumnya sehingga meningkan komparabilitas dari laporan-laporan tersebut dengan laporan tahun berjalan dan laporan masa mendatang, ataukah perubahan tersebut hanya mempengaruhi laporan tahun berjalan dan laporan tahun-tahun mendatang? Beberapa alternatif telah diusulkan untuk melaporkan perubahan akuntansi dan koreksi kesalahan, yaitu : 1. Menyusun kembali laporan keuangan yang disajikan pada tahun-tahun sebelumya, agar mencerminkan pengaruh dari perubahan atau koreksi tersebut. Menyesuaikan saldo awal laba yang ditahan pada periode berjalan karena pengaruh kumulatif dari perubahan atau koreksi tersebut. 2. Tidak melakukan koreksi atas laporan keuangan yang disajikan pada tahun-tahun sebelumnya. Melaporkan pengaruh kumulatif dari perubahan atau koreksi tersebut dalam tahun berjalan sebagai koreksi langsung terhadap laba yang ditahan. 3. Kecuali melaporkan pengaruh kumulatif dari perubahan atau koreksi tersebut sebagai pos tersendiri dalam perhitungan laba-rugi dan tidak membuat koreksi langsung terhadap laba yang ditahan. 4. Melaporkan pengaruh kumulatif tersebut dalam tahun berjalan sebagaimana halnya pada no 3, tetapi juga menyajikan informasi proforma, terbatas untuk seluruh tahun sebelumnya yng disertakan dalam laporan keuangan tersebut, mengenai apa yang terjadi bila perubahan atau koreksi tersebut dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. 5. Membuat perubahan itu hanya berpengaruh untuk periode berjalan dan periode mendatang tanpa membuat koreksi yang berhubungan dengan periode lalu. Koreksi kesalahan hanya dilakukan bila mempunyai pengaruh terhadap laporan tersebut. 20

Jurnal Media Wahana Ekonomika, Vol. 10, No.1, April 2013 : 19-28 B. Perubahan Estimasi Akuntansi Bertentangan dengan kepercayaan orang banyak, informasi akuntansi tidak dapat diukur dan dilaporkan secara tepat. Begitu pula, untuk membuat laporan tepat waktu sebagai dasar pengambilan keputusan, data akuntansi sering harus didasarkan pada estimasi kejadian di masa mendatang. Estimasi yang terdpaat dalam laporan keuangan didasarkan pada pertimbangan professional yang baik atas informasi yang tersedia saat itu. Di hari kemudian, berdasarkan tambahan pengalaman atau adanya fakta baru, kadang-kadang mesalahnya menjadi jelas sehingga estimasi itu perlu disesuaikan agar menggambarkan keadaan perusahaan saat ini dengan lebih akurat. Dengan demikian, telah terjadi perubahan estimasi akuntansi dan semua perubahan harus dicerminkan entah pada periode berjalan saja atau pada periode periode berjalan dan periode-periode mendatang seta tidak ada penyesuaian retroaktif (berlaku surut) atau laporan proforma yang harus dibuat akibat adanya perubahan estimasi akuntansi. Perubahan estimasi dianggap sebagai baian dari proses akuntansi yang normal dan bukan merupakan koreksi atau perubahan dari periode lalu. C. Perubahan Prinsip Akuntansi Kontrak-kontrak pembangunan jangka dpaat dicatat berdasarkan metode persentase penyelesiaan atau metode kontrak selesai. Persediaan dapat dicatat dengan metode FIFO, LIFO, atau metode yang diakui lainnya. Metode-metode alternative ini sering kali sama-sama dapat digunakan oleh perusahaan tersebut. Tetapi pada kebanyakan, kriteria untuk memilih metode tersebut tidaklah memadai. Akibatnya, perusahaan menganggap mudah untuk melakukan perubahan dari suatu metode ke metode lain. Pada umumnya, pengaruh perubahan prinsip akuntansi digambarkan dengan melaporkan pengaruh kumulatif perubahan tersebut dalam perhitungan rugi-laba, pada periode terjadinya perubahan tersebut. Penyesuaian kumulatif tersebut disajikan setelah pos luar biasa dan sebelum laba bersih. Laporan keuangan tahun-tahun sebelumnya yang dijadikan sebagai perbandingan untuk laporan keuangan tahun berjalan, disajikan sebagaimana telah dilaporkan. Pengaruh kumulatif dari perubahan prinsip akuntansi biayanya harus disesuaikan terhadap alokasi pajak antar periode. Perubahan tersebut sering berasal dari metode yang digunakan baik untuk perpajakan maupun pelaporan, ke metode lain untuk pelaporan. Perubahan retroaktif dalam metode untuk perpajakan pada umunya tidak diperbolehkan. Dengan demikian, pajak penghasilan yang terhutang pada tahun berjalaan biasanya tidak terpengaruh oleh perubahan tersebut. Sekalipun demikian, penyesuaian perlu dibuat pada perkiraan pajak penghasilan yang ditangguhkan. D. Perubahan Entitas Pelaporan Perusahaan kadang-kadang mengubah sifat dari bentuknya atau melaporkan operasinya sedemikian rupa sehingga laporan keuangannya terpengaruh oelh perbedaan entitas pelaporannya. Perubahan itu meliputi : 1. Penyajian laporan konsolidasi atau laporan gabungan sebagai pengganti laporan dari masingmasing perusahaan afiliasi, 21

Pentingnya Koreksi Kesalahan Dalam Laporan Keuangan (Jusmani) 2. Mengubah perusahaan anak tertentu yang termasuk dalam kelompok perusahaan yang dibuatkan laporan konsolidasinya. 3. Mengubah perusahaanperusahaan yang tercakup dalam laporan keuangan gabungan, 4. Penggabungan usaha yang merupakan suatu penyatuan hak pemilikan kepentingan. Karena tujuan dasar dari penyajian laporan keuangan adalah untuk membantu memprediksi arus kas di masa mendatang., APB merekomendasi agar laporan keuangan disesuaikan secara retroaktif untuk mengungkapkan bagaimana laporan tersebut akan disajikan seandainya entitas tahun-tahun sebelumnya sama seperti sekarang. Tentu saja rekomendasi ini mengasumsikan bahwa beberapa perusahaan sebagai satu unit akan membuat keputusan yang sama dengan keputusan masing-masing perusahaan. Meskipun asumsi ini mungkin tidak absah, namun penyesuiaan retroaktif tersebut mungkin akan menyajikan informasi yang lebih berguna untuk analisis tren ketimbang laporan keuangan yang tidak jelas mempunyai daya banding akibat perbedaan komponen entitasnya. Dalam periode terjadinya perubahan tersebut, laporan keuangan harus menjelaskan sifat dan alasan terjadinya perubahan. Laporan itu juga harus secara jelas menunjukan pengaruh dari perubahan itu terhadap laba dari operasi berlanjut, laba bersih dan jumlah laba per saham untuk semua periode yang disajikan. Laporan tahuh-tahun mendatang tidak perlu mengulangi pengungkapan ini. E. Perubahan Dalam Taksiran Taksiran Akuntansi Alokasi atau pembebanan biaya di dasarkan pada taksiran-dimana taksiran ini dibuat dengan suatu kebijaksanaan, misalnya pembebanan kerugian piutang, taksiran umur dalam perhitungan depresiasi, taksiran jumlah garansi yang akan dibayar dan lainlain.pada periode-periode berikutnya mungkin dapat diketahui bahwa taksiran-taksiran yang sudah dibuat adalah tidak benar sehingga di revisi. Dalam hal taksiran sudah dibuat dengan sebaik-baiknya tetapi ternyata tidak tepat, maka perubahan yang dibuat sebaiknya dibebankan pada periode berjalan dan periode-periode yang akan datang. Periode-periode yang lalu sudah tidak perlu diubah karena perubahan taksiran ini baru diketahui pada periode berjalan. Sebagai contoh misalnya mesin harga perolehannya Rp. 1.000.000.000,- umurnya ditaksir 8 tahun. Sesudah dipakai selama 5 tahun diketahui seharusnya mesin tadi umurnya 10 tahun. Depresiasi yang sudah dibebankan selama 5 tahun berjumlah 5 x Rp.l25.000.000 = Rp. 625.000.000 nilai buku mesin pada awal tahun keenam sebesar Rp. 375.000.000,- karena taksirannya berubah menjadi 10 tahun maka nilai buku sebesar Rp. 375.000.000,- akan dibebankan dalam waktu 5 tahun, yaitu tahun keenam sampai dengan tahun kesepuluh. Beban depresiasi tiap tahun selama sisa umur mesin sebesar Rp. 375.000.000,- : 5 = Rp. 75.000.000,- dalam hal ini tidak perlu dibuat jurnal untuk membetulkan saldo rekening yang berhubungan. F. Perubahan Kesatuan Usaha Laporan Keuangan bisa berubah karena adanya perubahan 22

Jurnal Media Wahana Ekonomika, Vol. 10, No.1, April 2013 : 19-28 kesatuan usaha. Perubahan kesatuan usaha ini terjadi dalam hal disusunnya laporan keuangan konsolidasi sebagai ganti laporan keuangan msing-masing perusahaan, perubahan-perubahan dalam anak perusahaan yang laporannya dikonsolidasikan, atau terjadinya penggabungan baru. Apabila terjadi perubahan kesatuan usaha maka laporan keuangan tahun berjalan harus menjelaskan sifat-sifat dan sebab-sebab perusahaan itu. Disamping itu akibat-akibat perubahan terhadap laba-rugi juga harus dicantumkan juga dalam laporan laba rugi sebelum elemen-elemen luar biasa, begitu pula laba bersih dan jumlah pendapatan perlembar saham. Laporan keuangan tahun berikutnya tidak perlu lagi mencantumkan penjelasan seperti laporan tahun berjalan. Agar laporan keuangan tahun berjalandapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, laporan keuangan tahun sebelumnya harus disusun dengan anggapan jika seandainya sudah terjadi perubahan kesatuan usaha. KOREKSI KESALAHAN Koreksi adalah tindakan pembetulan akuntansi agar pos-pos yang tersaji dalam laporan keuangan entitas menjadi sesuai dengan yang seharusnya. Kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan pada satu atau beberapa periode sebelumnya mungkin baru ditemukan pada periode berjalan. Kesalahan mungkin timbul dari adanya keterlambatan penyampaian bukti transaksi anggaran oleh pengguna anggaran, kesalahan perhitungan matematis, kesalahan dalam penerapan standar dan kebijakan akuntansi, kesalahan interpretasi fakta, kecurangan, atau kelalaian. Dalam situasi tertentu, suatu kesalahan mempunyai pengaruh signifikan bagi satu atau lebih laporan keuangan periode sebelumnya sehingga laporanlaporan keuangan tersebut tidak dapat diandalkan lagi. Kesalahan ditinjau dari sifat kejadiannya dikelompok-kan dalam 2 (dua) jenis: 1. Kesalahan yang tidak berulang; 2. Kesalahan yang berulang dan sistemik; Kesalahan yang tidak berulang adalah kesalahan yang diharapkan tidak akan terjadi kembali yang dikelompokkan dalam 2 (dua) jenis: (a) Kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode berjalan; (b) Kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode sebelumnya; Kesalahan yang berulang dan sistemik adalah kesalahan yang disebabkan oleh sifat alamiah (normal) dari jenis-jenis transaksi tertentu yang diperkirakan akan terjadi berulang. Contohnya adalah penerimaan pajak dari wajib pajak yang memerlukan koreksi sehingga perlu dilakukan restitusi atau tambahan pembayaran dari wajib pajak. Untuk mencegah timbulnya kesalahan-kesalahan disusun suatu sistem dan prosedur akuntansi yang di dalamnya terdapat langkah-langkah yang saling memeriksa sehingga kesalahankesalahan diharapkan dapat di batasi seminimum mungkin. Kesalahan kesalahan yang timbul dalam pencatatan bisa terjadi karena disengaja atau tidak. Kesalahankesalahan yang disengaja dapat disebabkan keinginan untuk menghindarkan pajak, menyusun laporan keuangan yang menguntungkan sehingga harga pasar surat berharga perusahaan dapat di pengaruhi, mempengaruhi pandangan lembaga lembaga tertentu seperti bank, menutupi kecurangankecurangan dalam perusahaan seperti 23

Pentingnya Koreksi Kesalahan Dalam Laporan Keuangan (Jusmani) pencurian uang, atau persedian barang dan lain-lain. Apabila kesalahan-kesalahan ini timbul dari kehendak pimpinan perusahaan maka sistem dan prosedur akuntansi yang disusun tidak dapat mencegahnya. Kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja timbul karena kesalahan dalam melakukan pencatatan. Kesalahan-kesalahan ini antara lain kesalahan membukukan ke rekening yang lain, kesalahan mencatat jumlah dan penjumlahan baik footing maupun cross footing, kesalahan memisahkan antara pengeluaran modal dan pengeluaran penghasilan, kelupaan tidak membebankan depresiasi dan lain lain. 1. Jenis Jenis Kesalahan Kesalahan yang terjadi mungkin hanya mempengaruhi necara saja atau mungkin hanya mempengaruhi laporan laba-rugi saja. Selain kesalahankesalahan itu ada juga kesalahan yang mempengaruhi keduanya. Baik neraca maupun laporan laba rugi. Kesalahan kesalahan jenis terakhir ini yaitu yang mepengaruhi neraca dan laporan labarugi dapat dipisahkan menjadi 2 yaitu : a. Kesalahan-kesalahan yang bila tidak dibetulkan, akan menjadi betul sendiri dalam periode berikutnya (counter balanced). Jika ada kesalahan-kesalahan seperti ini maka laporan laba rugi untuk dua periode berturut-turut menjadi tidak benar. Neraca periode pertama tidak benar, tetapi neraca periode berikutnya sudah menjadi sendiri. Contoh kesalahan jenis ini adalah kesalah dalam persediaan barang, kesalahan tidak membuat penyesuain untuk utang-utang biaya dan pendapatan yang masih akan diterima, dan kesalahan tidak membuat penyesuaian untuk biaya yang dibayar dimuka dan penghasilan yang diterima dimuka. b. Kesalahan-kesalahan yang mempengaruhi neraca dan laporan laba tetapi tidak menjadi benar dengan sendirinya pada periode berikutnya. Neraca yang disusun sesudah adanya kesalahan ini tidak akan benar sampai dibuat koreksi yang perlu. Laporan laba rugi tahun berjalan menjadi tidak benar tetapi tahun-tahun berikutnya akan tergantung pada jenis kesalahan itu. Mungkin pengaruhnya hanya dalam periode berjalan atau juga mempengaruhi periode-periode yang akan datang. Contoh kesalahan jenis ini adalah kesalahan dalam depresiasi dan kesalahan mencatat pengeluaran modal sebagai pengeluaran penghasilan atau sebaliknya. 2. Jurnal Koreksi Jurnal koreksi yang dibuat untuk membetulkan kesalahan-kesalahan akan tergantung pada bentuk laporan laba rugi yang disusun. Apabila laporan laba rugi disusun dengan cara all inclusive, yaitu semua elemen yang mempengaruhi perhitungan laba rugi dilaporkan dalam laporan laba rugi, maka junal koreksi akan dicatat dalam rekening-rekening nominal. Apabila laporan laba rugi disusun dengan cara current operating performance yaitu laporan laba rugi hanya menunjukkan transaksi-transaksi yang sering terjadi yang timbul dalam periode itu maka jurnal koreksi akan dicatat dalam rekening laba tidak di bagi. Bila mengikuti prinsip yang sekarang berlaku, maka koreksi atas kesalahan dicatat ke rekening laba tidak dibagi dan dilaporkan dalam laporan laba tidak di bagi. Berikut ini diberikan ilustrasi sebagian contoh membuat jurnal 24

Jurnal Media Wahana Ekonomika, Vol. 10, No.1, April 2013 : 19-28 koreksi untuk membetulkan kesalahankesalahan yang terjadi dan pengaruh masing-masing kesalahan terhadap neraca dan laporan laba rugi. 2.1) Kesalahan dalam persediaan Barang Misalnya persediaan barang tanggal 31 Desember 2007 terlalu kecil Rp. 50.000,00 akibat dari kesalahan ini terhadap neraca dan laporan laba rugi nampak sebagai berikut : Laporan Laba Rugi Neraca 2007 2008 Harga pokok Penjualan terlalu besar Karena persediaan akhir terlalu kecil laba bersih terlalu kecil. Harga pokok penjualan terlalu kecil karena persediaan awal terlalu kecil laba bersih terlalu besar. Aktiva terlalu kecil karena persediaan terlalu kecil. Laba tidak dibagi terlalu kecil. Necara sudah benar karena kesalahan tahun 2007 dibenarkan oleh kesalahan tahun 2008 Apabila kesalahan ini diketahui sebelum buku-buku ditutup tahun 2008, maka kesalahan ini perlu di betulkan.jurnal koreksi untuk membetulkan kesalahan seperti ini adalah Sbb : Persediaan barang Rp.50.000,00 Koreksi laba tahun-tahun lalu (laba tidak dibagi) Rp. 50.000,00 Jika kesalahan ini baru diketahui sesudah penutupan buku tahun 2008, tidak diperlukan jurnal koreksi karena kesalahan persediaan akhir 2007 yang terlalu kecil sudah di betulkan dengan kesalahan persediaan awal tahun 2008 yang terlalu besar. 2.2) Kesalahan Mencatat Biaya Dibayar dimuka Misalnya pada tanggal 1 Januari 2007 perusahaan membuat perjanjian asuransi kebakaran untuk jangka waktu 5 tahun dengan premi sebesar Rp. 50.000,00 yang dibayar dimuka. Pembayaran premi di debitkan ke rekening biaya asuransi dalam tahun 2007 pada akhir tahun 2007 dibuat penyesuaian yang mencatat asuransi di bayar dimuka sebesar saldo per 31 Desember 2008. apabila pada akhir tahun 2007 tidak dibuat untuk premi asuransi maka kesalahan ini kan membawa akibat sbagai berikut : 25

Pentingnya Koreksi Kesalahan Dalam Laporan Keuangan (Jusmani) 2007 2008 Laporan Laba Rugi Biaya terlalu besar karena tidak ada penyesuaian untuk asuransi di bayar dimuka. Laba bersih terlalu kecil Biaya sudah benar. Laba bersih sudah benar Neraca Aktiva terlalu kecil karena tidak ada asuransi di bayar dimuka. Laba tidak dibagi terlalu kecil. Aktiva benar. Laba tidak dibagi terlalu kecil akibat kesalahan tahun 2007. Apabila kesalahan ini di ketahui sebelum buku-buku di tutup tahun 2008, maka kesalahan ini perlu dibetulkan dengan jurnal sebagai berikut : Asuransi di bayar dimuka Rp.30.000,00 Biaya asuransi Rp. 10.000,00 Koreksi laba tahun-tahun lalu (laba tidak di bagi) Rp. 40.000,00 Jika pada akhir 2008 tidak di buat jurnal untuk mencatat biaya di bayar dimuka dan kesalahan ini baru di ketahui sesudah penutupan buku tahun 2008, maka jurnal koreksinya sebagai berikut : Asuransi di bayar dimuka Rp.30.000,00 Koreksi laba tahun-tahun lalu (laba tidak di bagi) Rp. 30.000,00 2.3) Kesalahan mencatat Pendapatan diterima dimuka Misalnya pada tahun 2007 diterima uang sewa sebesar Rp.45.000, 00 dan pada tahun 2008 diterima Rp.50.000,00. penerimaan sewa ini dikreditkan ke rekening pendapatan sewa Laporan Laba Rugi Neraca 2007 2008 Penghasilan terlalu besar karena pendapatan sewa terlalu besar. laba bersih terlalu besar. Penghasilan terlalu kecil karena pendapatan sewa terlalu kecil. Utang terlalu kecil karena pendapatan diterima dimuka tidak dicatat. Laba tidak dibagi terlalu besar. Neraca sudah benar karena kesalahan tahun 2007 sudah dibenarkan oleh kesalahan tahun 2008. Akibat tidak dicatatnya pendapatan diterima dimuka pada akhir tahun 2008 sebagai berikut: 26

Jurnal Media Wahana Ekonomika, Vol. 10, No.1, April 2013 : 19-28 Laporan Laba Rugi Penghasilan terlalu tinggi Laba bersih terlalu tinggi. Neraca Utang terlalu kecil karena pendapatannya diterima dimuka tidak dicatat. Laba tidak dibagi terlalu tinggi. Jika kesalahan ini diketahui sesudah penutupan buku tahun 2008 maka tidak perlu dibuatkan koreksi karena kesalahan tahun 2007 sudah dibetulkan oleh kesalahan tahun 2008 yang tidak mencatat pendapatan diterima dimuka belum menjadi benar pada tahun 2007 sebelum buku-buku ditutup. Oleh karena itu perlu dibuatkan jurnal koreksi untuk membetulkan kesalahan tahun 2008 sebagai berikut: Koreksi laba tahun-tahun lalu (laba tidak dibagi) Rp 35.000,00 Pendapatan sewa - Rp 35.000,00 KESIMPULAN Perubahan estimasi 1. Sesuaikan hanya terdapat hasilhasil periode berjalan dan periode mendatang. 2. Penyesuaian kumulatif atau penyajian kembali laporan keuangan tidak perlu dibuat secara terpisah. 3. Tidak perlu pengungkapan proforma. Perubahan prinsip akuntansi 1. Sesuaikan untuk pengaruh kumulatifnya, misalnya penyesuaian kumulatif dalam tahun berjalan disajikan sebagai pos khusus dalam perhitungan rugi-laba. 2. Penyajian kembali laporan keuangan tidak diperlukan. 3. Diperlukan informasi proforma yang menunjukan laba dan laba per saham untuk seluruh periode yang disajikan. Pengakuan pengaruh kumulatif pada periode berjalan. 1. Penyesuaian kumulatif langsung dilakukan ke saldo awal laba yang ditahan. 2. Sajikan kembali laporan keuangan untuk menunjukan prinsip yang baru agar dapat dibandingkan. 3. Karena laporan tahun-tahun sebelumnya langsung diubah, tidak diperlukan informasi proforma. Penyajian kembali periode-periode sebelumnya. 1. Sajikan kembali laporan keuangan, seakan-akan entitas baru itu telah ada untuk seluruh periode yang disajikan. 2. Bila ditemukan pada periode terjadinya, koreksi perkiraanperkiraan yang salah dengan penyesuaian akuntansi yang normal. 3. Bila ditemukan pada periode berikutnya, sesuaikan pengaruh kesalahan yang material melalui pos penyesuaian tahun sebelumnya secara langsung ke perkiraan laba yang ditahan. 27

Pentingnya Koreksi Kesalahan Dalam Laporan Keuangan (Jusmani) DAFTAR BACAAN Baridwan, Zaki. 2008. Intermediate Accounting. Edisi 8. Yogyakarta : Fakultas Ekonomi UGM. Mulyadi. 1989. Sistem Akuntansi. Edisi ke 5. Yogyakarta : Bagian Penerbit Seklolah Tinggi Ilmu Ekonomi X KPN. Niswongen, C. Rollin.1992. Prinsipprinsip Akuntansi. Jakarta : Erlangga. Smith Jay M. K. Fred Skousen. 1987. Akuntansi Intermediate. Jilid 2. Jakarta : Erlangga Warren, Carls. 1992. Prinsip-prinsip Akuntansi. Jakarta: Erlangga. 28