ANALISIS PENGELOLAAN PERSEMAIAN PERMANEN BIBIT PADA BALAI PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI HUTAN LINDUNG PALU POSO

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

PELAYANAN PUBLIK DAN SYARAT-SYARAT PENGAJUAN KEGIATAN PADA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR

DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG NOMOR : P.8/PDASHL-SET/2015 TENTANG

ISLAM NOMOR : P.7/PDASHL-SET/2015 NOMOR : DJ:II/555 TAHUN 2015 TENTANG

PEMBANGUNAN KEBUN BIBIT RAKYAT TH 2011

PERATURAN BERSAMA ANTARA DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG DAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR

PENGUMUMAN/UNDANGAN PENGADAAN LANGSUNG Nomor : S. 01/Pej/BPDAS.PP/2013. : Kantor BPDAS Palu-Poso d/a. (untuk sementara) Jl. Cendrawasih No.

BAGIAN KESEPULUH PEDOMAN RENOVASI SENTRA PRODUKSI BIBIT (SPB) GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN BAB I PENDAHULUAN

Sumber : Manual Pembibitan Tanaman Hutan, BPTH Bali dan Nusa Tenggara.

RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG / JASA MELALUI SWAKELOLA

DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL JAKARTA

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI MELALUI PENGEMBANGAN AGROFORESTRY

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

BUDIDAYA KEMIRI DI LERENG PEGUNUNGAN GAWALISE DESA UWEMANJE KABUPATEN SIGI SULAWESI TENGAH. Yusran 1), Erniwati 1), Sustri 1) 1

PERSEMAIAN PERMANEN CIMANGGIS

KEBUTUHAN BENIH (VOLUME) PER WILAYAH PER JENIS DALAM KEGIATAN REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN. Oleh : Direktur Bina Perbenihan Tanaman Hutan

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 24/Menhut-II/2010 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN KEBUN BIBIT RAKYAT

Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA : P.

DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PENGATURAN PEMANFAATAN HASIL HUTAN HAK/MILIK DI WILAYAH KABUPATEN PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG,

2016, No sesuai dengan kondisi saat ini, sehingga perlu disempurnakan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, h

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MELALUI PENYEDIA. Nomor. Mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa untuk pelaksanaan kegiatan tahun 2013, seperti tersebut di bawah ini :

SASARAN DAN INDIKATOR PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG TAHUN

BAB II. PERENCANAAN KINERJA

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Oleh : Iskandar Z. Siregar

TENTANG HUTAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN,

PROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 : POTENSI HUTAN RAKYAT DI INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA Oleh : Sukadaryati 1) ABSTRAK

BAB II PERENCANAAN STRATEGIS

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.46/Menhut-II/2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEHUTANAN. UPT. Pembenihan. Tanaman. Klasifikasi. Kriteria.

2017, No Pengolahan Air Limbah Usaha Skala Kecil Bidang Sanitasi dan Perlindungan Daerah Hulu Sumber Air Irigasi Bidang Irigasi; Mengingat : 1.

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KEHUTANAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMBANGUNAN KPH DALAM RPJMD

SAMBUTAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DALAM ACARA PERINGATAN HARI MENANAM POHON INDONESIA (HMPI) DAN BULAN MENANAM NASIONAL (BMN) TAHUN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS STRATEGI PENINGKATAN KINERJA BAGIAN SEKRETARIAT PADA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANGGAI

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 05/Permentan/OT.140/2/2012 TENTANG PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BENIH HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL JAKARTA

RENCANA STRATEGIS. Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung. Tahun (Perubahan)

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.23/Menhut-II/2011 TENTANG PEDOMAN TEKNIS KEBUN BIBIT RAKYAT

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.59/Menhut-II/2011 TENTANG HUTAN TANAMAN HASIL REHABILITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.65, 2010 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Koridor. Penggunaan. Pembuatan.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN MUTU BIBIT TANAMAN HUTAN

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.10/Menhut-II/2007 TENTANG PERBENIHAN TANAMAN HUTAN MENTERI KEHUTANAN,

2017, No Pengeluaran Benih Hortikultura sudah tidak sesuai lagi; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 14 TAHUN 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Hutan Produksi. Pelepasan.

Memperhatikan pokok-pokok dalam pengelolaan (pengurusan) hutan tersebut, maka telah ditetapkan Visi dan Misi Pembangunan Kehutanan Sumatera Selatan.

IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

IV.C.3 Urusan Pilihan Kehutanan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL

Perlindungan, Rehabilitasi dan Konservasi Areal Hutan Pendidikan Sekolah Tinggi Ilmu Kehutanan (HP- STIK) Aceh

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat. Sebagai proses perubahan

BAGIAN KESEMBILAN PEDOMAN PEMBUATAN TANAMAN DENGAN SISTIM SILVIKULTUR INTENSIF GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN BAB I PENDAHULUAN

PP 62/1998, PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG KEHUTANAN KEPADA DAERAH *35837 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP)

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 13/Menhut-II/2009 TENTANG HUTAN TANAMAN HASIL REHABILITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTETTI I.INGKUNGAN TITDI]P DAN KEIIUTANAN REPUBI,IK INDONESI,{

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN J A K A R T A : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN

TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KERJASAMA PEMANFAATAN HUTAN LINDUNG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

KEPUTUSAN BUPATI BULELENG NOMOR : 523/ 630/ HK / 2011

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR : 15 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2002 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kelompok HKm Danau Seluluk Jaya- Menginspirasi Gerakan Kebun Bibit Rakyat di Kotawaringin Barat dan Lamandau

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG GERAKAN MENANAM POHON BELITUNG TIMUR PELANGI

LAPORAN HASIL PENGADAAN BARANG/JASA PASCAKUALIFIKASI

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 33/Menhut-II/2010 TENTANG TATA CARA PELEPASAN KAWASAN HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI

LKPJ- Bupati Berau Tahun 2014 Bab V halaman 286

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari uraian program dan kegiatan DAK pada Dinas Kehutanan Pasaman

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 2 Perencanaan Kinerja

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 6 TAHUN

Lokasi/Kab/Kota Penyediaan jasa administrasi keuangan. Kota Palu & Kab. Poso Rp Rp ,00 100,00 Rp

Dana Reboisasi: Pengertian dan pelaksanaannya

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.63/Menhut-II/2011

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 106 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT.

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.48/Menhut-II/2013 TENTANG PEDOMAN REKLAMASI HUTAN PADA AREAL BENCANA ALAM

Transkripsi:

ANALISIS PENGELOLAAN PERSEMAIAN PERMANEN BIBIT PADA BALAI PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI HUTAN LINDUNG PALU POSO PERMANENT SEEDLINGS MANAGEMENT ANALYSIS AT THE REGIONAL MANAGEMENT HALL OF THE SUNGAI PALU PROTECTED FOREST BASIN 1 Satriani, 2 Burhanuddin, 3 Awaludin 1,2,3 fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Palu (Email: anisatriani@gmail.com) (Email: burhanuddin.ump@gmail.com) (Email: awaludin.awaludin@gmail.com) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan : untuk mengetahui dan menganalisis pengelolaan manajemen persemaian permanen bibit pada Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Hutan Lindung Palu Poso. Bibit persemaian permanen dari Tahun 2014 sampai dengan Tahun 2018, dapat dijelaskan bahwa bibit yang terealisasi mengalami perkembangan secara fluktuatif, dimana pada tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 55%, dari tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami penurunan 1%, dari tahun 2016 ke tahun 2017 mengalami penurunan secara signifikan yaitu 91%, tahun 2017 ke tahun 2018 mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 89%. Kata Kunci: Pengelolaan dan Persemaian Bibit ABSTRACT The research aims: to know and analyze the management of permanent seedlings management of seeds at the regional Management Hall of the Palu Poso Forest River basin. Permanent seedlings from the Year 2014 until year 2018, can be explained that the realized seedlings experienced a fluctuative development, which in the year 2014 to the year 2015 increased by the increase of 55%, from the year 2015 to the year 2016 decreased by 1%, from the year 2016 to the year 2017 suffered a significant decrease of 91%, year 2017 to year 2018 experienced a significant increase Keywords: seedlings Management and Nursery PENDAHULUAN Persemaian permanen memproduksi bibit secara menetap dengan memanfaatkan teknologi dalam perbanyakan tanaman secara generatif (dengan benih) dan vegetatif (dengan stek). Persemaian pemanen memanfaatkan teknologi otomatisasi dalam sistem irigasi, sistem penyiraman (spraying dan misting), dan sistem pengkabutan (fogging) selama produksi bibit tersebut. Selain itu, fasilitas persemaian permanen dirancang agar alur produksi (flow of process) sesuai dengan fase pertumbuhan mulai penaburan benih, penyapihan kecambah, aklimatisasi bibit, hingga menjadi bibit siap tanam. Bibit yang diproduksi di persemaian permanen diharapkan memiliki sistem perakaran yang kompak dan terarah, sehat, struktur 505

seimbang antara batang dan akar, batang telah berkayu, serta telah melewati fase aklimatisasi sebelum menghadapi kondisi lapangan. Bibit tersebut setelah ditanam, akan segera menghasilkan tunas baru. Agar fasilitas persemaian berfungsi optimal dan menghasilkan bibit berkualitas dalam jumlah cukup, setiap pengelola persemaian permanen yang jumlahnya telah mencapai 51 unit, perlu dilengkapi manual persemaian permanen yang berisi petunjuk praktis dalam operasionalisasi persemaian, pemilihan media, dan produksi bibit. Penanaman pohon di wilayah kerja Balai Pengeloaan Daerah Aliran Sungai Hutan Lindung Palu Poso dilakukan melalui tindaklanjut dari Nota Kesepahamanan tara Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) dan Perhutanan Sosial Kementrian KehutananI dengan Universitas Tadulako dalam hal ini Fakultas Kehutanan, maka dibangunlah gedung persemaian permanen di kawasan Universitas Tadulako. Pembangunan persemaian permanen tersebut ditujukan untuk mendukung progam Kementerian Kehutanan dalam upaya rehabilitasi hutan dan lahan. Dalam merencanakan kegiatan persemaian permanen perlu dilakukan analisis biaya dengan manajemen untuk mengetahui tingkat keuntungan dan kerugian yang di peroleh dari kegiatan persemaian permanen ini. Selain itu dengan analisis ini dapat diketahui besarnya modal, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan serta hasil yang akan di peroleh. Dengan melakukan analisis biaya persemaian ini. Dapat direncanakan persemaian yang lebih menguntungkan dengan cara mengatur input produksi seperti teknologi, sarana dan tenaga kerja yang dibutuhkan. Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengelolaan manajemen persemaian permanen bibit pada Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Hutan Lindung Palu Poso?. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Lokasi penelitian adalah tempat di mana penelitian akan dilakukan, beserta jalan dan kotanya. Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi Di Kantor Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Hutan Lindung Palu Poso yang berada di jalan Prof. Moh Yamin No 2 Palu, dan lokasi persemian permanen yang menjadi objek penelitian berada di Universitas Tadulako. Penelitian dimulai dari pra riset yang dilakukan pada bulan Februari 2018 selama satu minggu diminggu ketiga. Analisis data dilakukan setelah data tersebut diperoleh dari penelitian. Melalui penelitian ini diharapkan dapat diambil kesimpulan dan pemecahan terhadap masalah yang 506

berhubungan dengan nilai tambah ekonomi dan kinerja persemaian yang dilakukan pada Kantor Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Hutan Lindung Palu Poso. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa metode analisis kualitatif, yaitu dengan menggunakan angka rasio. Tahap-tahap analisis kualitatif yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Mengumpulkan data-data yang dibutuhkan seperti laporan produksi bibit dan operasional persemaian permanen. b. Analisi pengelolaan persemaian permanen dengan menggunakan : Bibit yang didistribusikan Realisasi (%) = Pengadaan Bibit c. Menyajikan penelitian dari hasil analisis distribusi dan pengadaan bibit. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian dan pembahasan dalam skripsi ini berupa deskripsi mengenai Analisis Persemaian Permanen Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL ) Palu Poso, pembahasan tentang bagaimana pengelolaan persemaian permanen bibit penghijauan balai pengelolaan daerah aliran sungai hutan lindung palu poso. Pengelolaan Persemaian Permanen Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai & Hutan Lindung Palu Poso Menurut Wayong (2009:54), pengertian pengelolaan adalah serangkaian kegiatan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, petunjuk pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan. Kegiatan pengelolaan pada prinsipnya tidak terlepas dari manajemen. Menurut Terry (2010:67) definisi manajemen sebagai suatu proses yang membeda-bedakan atas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Maka pengelolaan persemaian permanen tidak lepas dari kegiatan pengelolaan manajemen dalam merencanakan, mengorganisasi, hingga tahap pengawasan bibit persemaian permanen. Persemaian Permanen dibangun dengan tujuan untuk memproduksi bibit dalam rangka mendukung kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan. Pengelolaan Persemaian permanen ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bibit mayarakat (pribadi maupun kelompok tani), serta instansi pemerintah maupun sasta dan kelompok masyarakat lainnya yang ingin menanam tanaman kayu kayuan dan MPTS di tempat tempat yang membutuhkan penanaman pohon, beberapa yang perlu diketahui mengenai Persemaian Permanen. 507

Produksi bibit dan operasional persemaian permanen merupakan salah satu bentuk fasilitasi pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam membantu menyediakan bibit tanaman hutan bagi masyarakat umum, instansi pemerintah, lembaga pendidikan atau pihak lainnya yang ingin berpartisipasi dalam memperbaiki kualitas lingkungan di sekitar tempat tinggalnya. Bibit-bibit yang disediakan nantinya akan ditanam, baik di areal fasilitas umum dan fasilitas sosial (sekolah, tempat peribadatan, dan lain sebagainya) maupun dilahan-lahan milik, bibit yang tersedia di persemaian Permannen terbagi menjadi 2 (dua) yaitu bibit tanaman kayu-kayuan dan bibit tanaman MPTS (tanaman yang berbuah) untuk mengetahui pengelolaan persemaian permanen BPDASHL Palu Poso setiap tahunnya terlebih dahulu kita menghitung berapa bibit dianggarkan setiap tahunnya dan yang dianggarkan setiap tahunnya, pengelolaan persemaian permanen BPDASHL Palu Poso dapat dihitung sebagai berikut: Pengelolaan Persemaian Permanen Tahun 2014-2018 Bibit yang didistribusikan Realisasi (%) = Pengadaan Bibit Tabel 1 (lampiran), Memperlihatkan Data Bibit Persemaian Permanen dari Tahun 2014 sampai dengan Tahun 2018, dari data diatas dapat dijelaskan bahwa bibit yang terealisasi mengalami perkembangan secara fluktuatif, dimana pada tahun 2014 jumlah realisasi sebesar 43,38% disebabkan karena bibit yang didistribusikan adalah 86.760 batang sementara pengadaan bibit sebanyak 200.000 batang. Pada tahun 2015 pengadaan bibit mengalami peningkatan menjadi sebesar 500.000 batang dan didistribusikan sebesar 492.647 batang yang berarti tingkat pertumbuhan adalah 55% dengan realisasi tahun 2015 adalah 98,53%. Sedangkan pada tahun 2016 nilai pertumbuhan mengalami penurunan 1% disaat nilai pengadaan bibit meningkat sebesar 1.000.000 batang dengan penditribusian sebesar 971.659 batang, sehingga realisasi lebih kecil dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 97,17%. Pada tahun 2017 nilai pertumbuhan mengalami penurunan secara signifikan yaitu sebesar 91% disebabkan nilai distribusi bibit hanya sebesar 59.685 batang dengan nilai pengadaan bibit yang sama dari tahun sebelumnya, sehingga nilai realisasi pada tahun 2017 hanya sebesar 5,97%. Pada tahun 2018 nilai pertumbuhan mengalami peningkatan sebesar 4% disebabkan permintaan bibit kembali mengalami peningkatan sebesar 98.954 batang dengan nilai pengadaan bibit yang sama, sehingga realisasi pada tahun 2018 ini sebesar 9,9%. Secara 508

keseluruhan pertumbuhan realisasi bibit disebabkan karena peningkatan dan penurunan permintaan bibit yang didistribusikan setiap tahunnya. Analisis Pengelolaan Bibit pada Tahun 2015 Pada tahun 2015 pertumbuhan dari realisasi bibit yang didistribusikan adalah 55% hal ini disebabkan karena pada tahun 2014 realisasi bibit yng didistribusikan adalah 43,38% sedangkan pada tahun 2015 meningkat menjadi 98,53% disebabkan karena bibit yang didistribusikan pada tahun 2014 sangat rendah yaitu 86.760 batang dengan pengadaan bibit 200.000 batang, sedangkan pada tahun 2015 untuk bibit yang didistribusikan meningkat secara signifikan yaitu 492.647 batang dengan pengadaan bibit 500.000 batang. Peningkatan bibit yang didistribusikan pada tahun 2015 disebabkan karena banyaknya permintaan jenis bibit trambesi dari 15 (lima belas) jenis bibit yang tersedia di Persemaian Permanen, bibit Trambesi yang terealisasi adalah 100% dari bibit yang diadakan 100.000 batang dan bibit yang dapat didistribusikan juga sebanyak 100.000 batang, pengadaan bibit trambesi adalah yang paling banyak dari jenis bibit lainnya, dari banyaknya permintaan jenis bibit Trambesi ini beberapa diantaranya dari Instansi instansi seperti permintaan bibit trambesi dari DISHUT Kabupaten Morowali sebanyak 20.500 batang, permintaan bibit trambesi dari Bupati Sigi sebanyak 5.000 batang, dan Korem 132 Tadulako sebanyak 4.000 batang, dibuktikan oleh berita acara serah terima bibit dari kantor Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Palu Poso yang di tanda tangani oleh Manager Persemaian Permanen. Jenis bibit yang permintaannya sangat rendah adalah jenis bibit Mahoni dan Cempaka dengan realisasi bibit Mahoni adalah 76.647 batang dan bibit Cempaka adalah 56.000 batang dengan pengadaan bibit masing masing adalah 80.000 dan 60.000 batang, realisasi untuk 2(dua) jenis bibit ini yang tidak mencapai 100% dari 15 (lima belas) jenis bibit yang diadakan pada Persemaian Permanen, sedangkan untuk jenis bibit yang pengadaannya sangat rendah adalah bibit Eboni, Nyatoh dan Palapi, dimana untuk pengadaan bibit masing masing adalah 40.000, 40.000, dan 50.000 batang, bibit yang mati pada tahun 2015 adalah bibit Mahoni sebanyak 3.353 batang. Rendahnya bibit yang didistribusikan pada tahun 2014 antara lain disebabkan karena jumlah jenis bibit yang hanya 12 (dua belas) jenis bibit, untuk permintaan bibit yang rendah adalah permintaan jenis Rotan yang sama sekali realisasinya adalah 0% sementara bibit yang diadakan adalah 5.000 batang, dan bibit Nyatoh yang disediakan 35.000 batang hanya dapat didistribusikan sebanyak 1.420 batang, begitu juga untuk jenis bibit durian yang disediakan 10.000 batang tetapi yang dapat didistribusikan hanya 600 batang, diantara jenis bibit yang 509

diadakan terdapat 1.000 batang jenis bibit yang mati yaitu bibit Trambesi. Pada tahun 2014 permintaan bibit yang lebih banyak adalah Trambesi salah satunya adalah permintaan bibit dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yaitu sebanyak 3.500 batang, dan permintaan bibit lainnya yang berasal dari Mahasiswa UNTAD Palu. Jenis bibit Mahoni juga mendapatkan permintaan bibit yang banyak salah satunya dari Instansi yanitu Dishut Kabupaten Morowali sebanyak 5.000 batang dan bibit kemiri 1.000 batang, meskipun permintaan bibit pada tahun 2014 rendah tetapi ada beberapa jenis bibit yang tetap banyak peminatnya seperti jenis bibit Mahoni, Trambesi, dan Kemiri, untuk ke 3 (tiga) jenis bibit ini merupakan jenis bibit yang realisasi bibitnya lebih tinggi yaitu 49%, 57% dan 82% dengan jumlah bibit yang terdistribusikan untuk masing masing bibit adalah 12.355 batang, 20.275 batang, dan 16.570 batang dengan jumlah bibit yang diadakan untuk masing masing bibit adalah 25.000 batang, 35.000 batang dan 20.000 batang. Bibit yang tersisa pada tahun 2014 dapat dialokasikan pada tahun 2015, adapun bibit yang terdistribusi pada tahun 2015 sebanyak 99.915 batang, dengan jumlah bibit yang mati 12.325 batang, sehingga bibit pada tahun 2014 dapat terealisasikan 100% meskipun terelasasi pada tahun berikutnya. Analisis Pengelolaan Bibit pada Tahun 2016 Pada tahun 2016 pertumbuhan dari realisasi bibit yang didistribusikan menurun 1% hal ini disebabkan karena pada tahun 2015 realisasi bibit yang didistribusikan adalah 98,53% sedangkan pada tahun 2016 meningkat menjadi 97,17% disebabkan karena pengadaan bibit pada tahun 2016 meningkat yaitu 1.000.000 batang dengan pendistribusian bibit 971.675 batang, sehingga presentase realisasi bibit pada tahun 2016 lebih rendah dari tahun 2015 meskipun pendisitribusian bibit pada tahun 2016 lebih besar dari tahun 2015. Peningkatan pengadaan bibit pada tahun 2016 salah satunya disebabkan karena bertambahnya jenis bibit menjadi 16 (enam belas) jenis bibit, dan anggaran biaya untuk pengalokasian bibit dari pemerintah juga meningkat, jenis bibit yang ditambahkan adalah jenis bibit Gaharu yaitu sebanyak 53.000 batang, karena permintaan bibit Trambesi dan Nyatoh meningkat pada tahun sebelumnya maka pengadaan bibit Trambesi dan Nyatoh untuk tahun 2016 lebih banyak yaitu 160.000 batang dan 130.000 batang dengan realisasi bibit yang tersalurkan adalah 147.709 batang untuk jenis bibit Trambesi dan 127.490 batang untuk jenis bibit Nyatoh. Banyaknya permintaan jenis bibit Trambesi dan Nyatoh dari 16 (enam belas) jenis bibit yang tersedia di Persemaian Permanen, bibit Trambesi dan Nyatoh yang terealisasi adalah 92% dan 96%, banyaknya permintaan jenis bibit Trambesi ini beberapa diantaranya 510

dari Instansi, kelompok dan lembaga seperti permintaan bibit trambesi dari DISHUT Kabupaten Morowali sebanyak 10.000 batang, permintaan bibit trambesi dari Kelompok Tani Mokiniki yang berasal dari Kabupaten Banggai sebanyak 6.000 batang, dan Gereja Bala Keselamatan sebanyak 5.000 batang, sedangkan untuk jenis bibit Nyatoh permintaan terbanyak berasal dari KPH Banawa Lalundu yaitu sebanyak 10.500 batang, Balai Taman Nasional Lore Lindu yaitu sebanyak 10.000 batang, dan Gereja Pantekosta Filadelfia Mensung Kabupaten Parimo sebanyak 10.000 batang dan permintaan bibit lainnya dibuktikan oleh berita acara serah terima bibit dari kantor Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Palu Poso yang di tanda tangani oleh Manager Persemaian Permanen. Pengadaan jenis bibit yang sangat rendah adalah jenis bibit Jati dan Rambutan dengan pengadaan bibit masing masing adalah 27.000 batang dengan realisasi untuk masing masing bibit adalah 100%, hal ini disebabkan karena ketersediaan jenis yang bibit yang susah atau sulit didapatkan, pengadaan untuk bibit jenis Jati dan Rambutan pada tahun 2015 hanya sebesar 25.000 dan 10.000 batang, mengalami penambahan untuk pengadaan tahun 2016, dilihat dari realisasi pendisitribusian bibit pada tahun 2016 adalah 100%, untuk permintaan bibit jenis Jati pada tahun 2016 hanya ada 6 (enam) permintaan dari beberapa Instansi dan Kelompok namun dalam jumlah besar salah satunya yaitu permintaan bibit dari Gereja Pantekosta Filadelfia Mensung Kabupaten Parimo sebanyak 10.000 batang, sedangkan untuk bibit jenis Rambutan permintaan banyak namun pada jumlah yang tidak begitu banyak, salah satunya yaitu permintaan bibit yang berasal dari Yayasan Tri Karya Husada Kabupaten Morowali sebanyak 4.000 batang, sehingga menyebabkan ke 2 (dua) jenis bibit ini pengadaannya lebih rendah, dibuktikan oleh berita acara serah terima bibit dari kantor Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Palu Poso yang ditanda tangani oleh Manager Persemaian Permanen. Secara keseluruhan dari 16 (enam belas) jumlah bibit yang diadakan dan yang tersalurkan, sisa jenis bibit yang realisasinya tidak mencapai 100% adalah jenis bibit Nyatoh, Palapi, Mahoni, Trambesi dan Eboni, dengan jumlah masing masing bibit adalah 5.510 batang, 1.528 batang, 7.152 batang, dan 1.870 batang. Bibit yang tersisa pada tahun 2016 dapat dialokasikan pada tahun 2017, adapun bibit tahun 2016 yang terdistribusi pada tahun 2017 sebanyak 28.341 batang, dengan jumlah bibit yang mati 0 batang, sehingga bibit pada tahun 2016 dapat terealisasikan 100% meskipun terelasasi pada tahun berikutnya. 511

Analisis Pengelolaan Bibit pada Tahun 2017 Pada tahun 2017 pertumbuhan dari realisasi bibit yang didistribusikan menurun secara signifikan dengan presentase penurunan 91% dari tahun sebelumnya hal ini disebabkan karena pada tahun 2016 realisasi bibit yng didistribusikan adalah 97,17% sedangkan pada tahun 2017 menurun secara signifikan hanya 5,97% disebabkan karena pendistribusian bibit pada tahun 2017 hanya 59.685 batang dari jumlah pengadaan bibit 1.000.000 batang, sehingga presentase realisasi bibit pada tahun 2017 lebih rendah dari tahun 2016 dengan jumlah pengadaan bibit yang sama. Rendahnya permintaan bibit pada tahun 2017 beberapa diantaranya disebabkan karena tidak ada permintaan pada jenis bibit Jati, Jabon, Rotan, Kayu Putih, dan Pala dengan pengadaan untuk masing masing bibit adalah 20.000 batang, 40.000 batang, 10.000 batang, 20.000, dan 5.000 batang, dan rendahnya permintaan jenis bibit lainnya salah satunya yaitu permintaan untuk jenis bibit Nyatoh hanya 4.025 batang dengan jumlah pengadaan bibit 230.000, permintaan jenis bibit pala yang hanya 510 batang dari jumlah pengadaan bibit 100.000 batang, hal ini disebabkan karena kurangnya permintaan dari berbagai Instansi dan lembaga masyarakat, permintaan yang banyak hanya pada Mahasiswa UNTAD Palu dimana permohonan tersebut rata rata 50 (bibit)/mahasiswa karena hanya menggunakan KTP (Kartu Tanda Penduduk), jenis bibit yang permintaannya lebih banyak dari jenis bibit yang lain adalah jenis bibit Gaharu yaitu 31.530 batang dengan jumlah pengadaan bibit adalah 55.000 batang sehingga untuk realisasi pendisitribusian bibit adalah 57%, dibuktikan oleh berita acara serah terima bibit dari kantor Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Palu Poso yang ditanda tangani oleh Manager Persemaian Permanen, secara keseluruhan jumlah permintaan bibit padatahun 2017 hanya sebanyak 120 (seratus dua puluh) permintaan surat permohonan bibit yang masuk ke kantor BPDASHL Palu Poso. Rendahnya permintaan bibit pada tahun 2017 menyebabkan banyak sisa bibit pada tahun tersebut, adapun sisa bibit pada tahun 2017 adalah sebanyak 940.315 dengan jumlah pengadaan bibit 1.000.000 batang sehingga realisasi hanya 5,97%, sisa bibit 940.315 batang harus terealisasi 100% sehingga pendistribusiannya dialokasikan pada tahun berikutnya yaitu tahun 2018, dimana untuk sisa jenis bibit yang dialokasikan pada tahun 2018 ada 16 (enam belas) jenis bibit, adapun jenis bibit tersebut adalah semua jenis bibit yang diadakan pada tahun 2017, jenis dan jumlah bibit yang tersisa tersebut adalah Nyatoh 22.975 batang, Palapi 99.490 batang, Mahoni 98.960 batang, Jati 20.000 batang, Glodokan 28.430 batang, Jabon 40.000 batang, Rotan 10.000 batang, Gaharu 23.470 batang, Kayu Putih 20.000 batang, Kemiri 79.295 batang, Durian 20.985 batang, Pala 5.000 batang, Nangka 16.175 batang, dan 512

Tanjung 27.440 batang, berbeda pada tahun sebelumnya yaitu tahun 2016 yang hanya ada 5(lima) jenis bibit yang tersisa. Bibit yang tersisa pada tahun 2017 dapat dialokasikan pada tahun 2018, adapun bibit tahun 2017 yang terdistribusi pada tahun 2018 sebanyak 940.315 batang, dengan jumlah bibit yang mati 0 batang, sehingga bibit pada tahun 2017 dapat terealisasikan 100% meskipun terelasasi pada tahun berikutnya. Analisis Pengelolaan Bibit pada Tahun 2018 Pada tahun 2018 pertumbuhan dari realisasi bibit yang didistribusikan mengalami peningkatan dengan presentase peningkatan 4% dari tahun sebelumnya hal ini disebabkan karena pada tahun 2017 realisasi bibit yng didistribusikan hanya 5,97% sedangkan pada tahun 2018 meningkat yaitu 9,9% disebabkan karena distribusi bibit pada tahun 2018 meningkat yaitu 98.954 batang dari jumlah pengadaan bibit 1.000.000 batang, distribusi bibit pada tahun 2018 lebih besar dari tahun 2017, sehingga presentase realisasi bibit pada tahun 2018 lebih besar dari tahun 2017 dengan jumlah pengadaan bibit yang sama. Meningkatnya permintaan bibit pada tahun 2018 beberapa diantaranya disebabkan karena bertambahnya jenis bibit yang diadakan yaitu sebanyak 19 (sembilan belas) jenis bibit dibanding tahun sebelumnya yaitu 16 (enam belas) jenis bibit, adapun 3(tiga) jenis bibit yang bertambah pada tahun 2018 yaitu Ketapang Kencana, Tanjung, dan Sirsak, meskipun betambahnya pengadaan bibit pada tahun 2018 tetapi permintaan bibit pada tahun 2018 masih rendah dibanding tahun 2015 dan tahun 2016, hal ini disebabkan karena beberapa jenis bibit pada tahun 2018 sama sekali tidak ada permintaan, jenis bibit tersebut adalah Nyatoh, Palapi, Trambesi, Eboni, Glodokan, Ketapang Kencana, Kayu Putih, Tanjung, dan Pala, tidak adanya permintaan jenis bibit tersebut pada tahun 2018 salah satunya disebabkan karena pengelolaan manajemen yang sangat rendah, dan kurangnya sosialisasi mengenai bibit tersebut kepada masyarakat, masyarakat hanya tertarik dengan jenis bibit seperti Durian, Kemiri, Rambutan, Nangka dan Sirsak, yaitu tanaman jenis MPTS, dapat disimpulkan bahwa ketertarikan masyarakat pada bibit MPTS lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman Kayu-kayuan, seperti permintaan bibit durian pada tahun 2018 adalah sebanyak 39.150 batang dari pengadaan bibit 50.000 batang sehingga realisasi distribusi bibit untuk durian adalah 78% merupakan presentase permintaan yang besar, permintaan bibit durian yang terbesar yaitu berasal dari KPH Banawa Lalundu Kabupaten Donggala yaitu sebanyak 13.000 batang, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banggai sebanyak 5.000 batang, dan permintaan bibit lainnya yang berasal dari instansi serta lembaga masyarakat, dibuktikan oleh berita acara serah terima bibit dari kantor Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung 513

(BPDASHL) Palu Poso yang ditanda tangani oleh Manager Persemaian Permanen, secara keseluruhan jumlah permintaan bibit pada tahun 2017 hanya sebanyak 120 (seratus dua puluh) permintaan surat permohonan bibit yang masuk ke kantor BPDASHL Palu Poso. Rendahnya permintaan bibit pada tahun 2018 menyebabkan banyak sisa bibit pada tahun tersebut, adapun sisa bibit pada tahun 2018 adalah sebanyak 901.046 batang dengan jumlah pengadaan bibit 1000.000 batang sehingga realisasi hanya 4%, sisa bibit 901.046 batang harus terealisasi 100% sehingga pendistribusiannya dialokasikan pada tahun berikutnya yaitu tahun 2019, jenis dan jumlah bibit yang tersisa tersebut adalah Nyatoh 100.000 batang, Palapi 30.000 batang, Mahoni 149.250 batang, Jati 9.900 batang, Glodokan 30.000 batang, Ketapang Kencana 4.000 batang, Bambu 4.900 batang, Gaharu 9.156 batang, Kayu Putih 31.000 batang, Tanjung 30.000 batang, Durian 10.850 batang, Pala 5.000 batang, Nangka 74.355 batang, Kemiri 204.500 batang, Mangga 27.212 batang, Rambutan 2.599 batang, dan Sirsak 98.324 batang. berbeda pada tahun sebelumnya yaitu tahun 2016 yang ada 16(enam belas) jenis bibit yang tersisa. Bibit yang tersisa pada tahun 2018 dapat dialokasikan pada tahun 2019, adapun bibit tahun 2018 yang terdistribusi pada tahun 2019 sebanyak 901.046 batang, dengan jumlah bibit yang mati 0 batang, sehingga bibit pada tahun 2018 dapat terealisasikan 100% meskipun terelasasi pada tahun berikutnya Secara keseluruhan dari penjelasan teknis diatas rendahnya realisasi bibit disebabkan karena rendahnya permintaan bibit oleh masyarakat sehingga distribusi bibit juga rendah sementara pengadaan bibit setiap tahunnya terus mengalami peningkatan, rendahnya permintaan bibit kayu kayuan salah satunya disebabkan karena masyarakat belum paham akan manfaat tanaman tersebut, bahkan ada bibit kayu kayuan yang manfaatnya bisa dirasakan beberapa tahun kedepan, sedangkan untuk tanaman MPTS lebih banyak peminatnya disebabkan karena untuk bibit rambutan dan durian sudah tidak asing lagi di masyarakat bahkan buahnya bisa dijual atau konsumsi pribadi. Ada beberapa faktor yang menyebabkan permintaan terhadap bibit mengalami peningkatan maupun penurunan sebagai berikut : Faktor Internal - Benih/biji kadang memiliki kualitas tumbuh yang kurang baik, sehingga bibit tumbuh tidak seragam. - Setelah dilakukan sortiran bibit tidak sesuai dengan penyapihan awal. Faktor Eksternal - Penyiraman yang tidak optimal 514

- Ketika musim hujan pertumbuhan bibit sangat subur yang menyebabkan bibit pada bedeng tumbuh subur. Selain itu pula mengantisipasi permintaan melonjaknya permintaan bibit, maka pihak manager persemaian meningkatkan jenis penanaman bibit yang disukai oleh masyarakat. Pada bibit buah-buahan pihak persemaian melakukan pembibitan melihat dari musim buah tersebut. KESIMPULAN DAN SARAN Setelah melakukan analisis terhadap hasil penelitian serta pengujian hipotesis, pada bagian ini akan diuraikan kesimpulan dari hasil analisis dan pengujian hipotesis tersebut, maka kesimpulan yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini bahwa pengelolaan manajemen persemaian permanen bibit pada Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Hutan Lindung Palu Poso memperlihatkan data bibit persemaian permanen dari Tahun 2014 sampai dengan Tahun 2018, dari data diatas dapat dijelaskan bahwa bibit yang terealisasi mengalami perkembangan secara fluktuatif, dimana pada tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 55%, dari tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami penurunan 1%, dari tahun 2016 ke tahun 2017 mengalami penurunan secara signifikan yaitu 91%, tahun 2017 ke tahun 2018 mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 89%. Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka diberikan beberapa saran adalah sebagai berikut: Perlu adanya kerjasama dengan berbagai instansi terhadap penggunaan bibit yang ada pada Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Hutan Lindung Palu Poso. Memberikan sosialisasi kepada masyarakat pentingnya penghijauan bagi daerah aliran sungai guna mencegah banjir, erosi, longsor, menjaga kualitas air tanah, serta melindungi satwa. Lebih meningkatkan lagi penyebaran media sosial mengenai Persemaian Permanen bahwa Balai PDASHL Palu Poso memiliki bibit pohon produktif maupun bibit kayu-kayuan untuk dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas maupun instansi-instansi lainnya. Pengadaan bibit pada Persemaian permanen sebaiknya berdasarkan minat masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Agustina hilda. 2012. Pengertian Manajemen Sumber Daya. blogspot.co. id Eric Alamzah Limawandoyo dan Augustinus Simanjutak. 2013. Pengelolaan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pada PT. Aneka Sejahtera Engineering. Jurnal Manajemen Bisnis Petra. Vol. 1 No. 2. Hal. 1-12. 515

F.R. 2004. Manajemen Strategis: Konsep.Edisi ketujuh. PT. Prenhal lindo, Jakarta. George R.Terry. 2000. Principles of Management. McGraw-Hil Book Hajoran Faisal. 2015. Manajemen dan analisis biaya. (http://faisal blogspot. co.id Hasibuan, Malayu S.P. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta: Hartatik, Indah Puji. 2014. Mengembangkan SDM. Laksana. Jogjakarta. Hani Handoko T.,.2011. Manajemen Edisi 2. BPFE-UGM. Yeni dan Ronny (2013 : 2) John R. Schermerhorn Jr. 2011. Management. New York Kurodiamond. 2012. Pengertian Definisi Manajemen Strategi (http://hipni.blogspot.co.idhttp://www..com//03/.html Ndrangsan. 2016. Contoh Lengkap Proposal Metode Penelitian Kualitatif. www.ndrangsan.com Nuraida Anisa.2017.Manajemen Strategi Pengelolaan Objek Wisata Air Panas Cisolong Kabupaten Pandeglang Rangkuti,f. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia PustakaUtama. Jakarta. Rachmat. 2014. Manajemen Strategik. CV.PustakaSetia.Bandung. Rina dan Danu.2012. Teknik Persemain.Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan. Bogor Salusu,J.1996. Pengambilan Keputusan Stratejik Untuk Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. Sabariah Etika. 2006. Manajemen Strategis. Pustaka Pelajar.Yogyakarta. Setiawan, A.I., 1999. Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah. Penebar Swadaya.Jakarta. Ulfah Irani Z, Murniati AR, Khairuddin. 2014. Implementasi Manajemen Strategik Dalam Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Pada SMAN 10 Fajar Harapan. Jurnal Administrasi Pendidikan.Pascasarjana Universitas Syiah Kuala. Hal. 58-70. Yeni Yulita Atmaja, Ronny H. Mustamu. 2013. Pengelolaan Dan Pengembangan Fungsi Sumber Daya Manusia Pada Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan. AGORA. Vol.1No. 1 Hal. 1-12. Yunus Deddy. 2016. Manajemen Strategi. CV. Andi Offset. Yogyakarta 516

LAMPIRAN Tahun Tabel 1. Analisis Data Bibit Tahun 2014 2018 Bibit yang didistribusikan (Batang) Pengadaan Bibit (Batang) Realisasi (%) Pertumbuhan (%) 2014 86.760 200.000 43,38% - 2015 492.647 500.000 98,53% 55% 2016 971.659 1.000.000 97,17% -1% 2017 59.685 1.000.000 5,97% -91% 2018 98.954 1.000.000 9,9% 4% Sumber : Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Palu Poso. 2018 517