Kerangka landasan pendekatan DAS: Merupakan ekologi bentang lahan (Landscape ecology), suatu subdisiplin ekologi yang mengamati sebab dan akibat

dokumen-dokumen yang mirip
2012, No.62 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang K

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENETAPAN RENCANA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

* TUJUAN PENGELOLAAN DAS 14/06/2013. ASPEK HUKUM PENGELOLAAN DAS BERDASARKAN PP No. 37 Tahun 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI

PENGELOLAAN DAS TERPADU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2014, No Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran

ARAH PENELITIAN MONITORING DAN EVALUASI PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TAHUN

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1267, No Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 49, Tambahan Lem

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 15 TAHUN 2014

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 28/Menhut-II/2006

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEHUTANAN. Pola Umum. Standar. Pengelolaan DAS.

WALIKOTA BITUNG PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN DAERAH KOTA BITUNG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI TERPADU KOTA BITUNG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

DRAFT EMPAT GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan ruang bagi sumberdaya alam,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN

PERENCANAAN PENGELOLAAN DAS TERPADU. Identifikasi Masalah. Menentukan Sasaran dan Tujuan. Alternatif kegiatan dan implementasi program

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SESI : 7. Kualitas Air dan Pemulihan Ekosistem Topik : 7.1. Konservasi Tanah dan Air. Jadwal : Selasa, 25 November 2014 Jam : WIB.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI TERPADU. I. PENDAHULUAN

Pentingnya Pemaduserasian Pola Pengelolaan Sumber Daya Air

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEHUTANAN. Pedoman. DAS. Terpadu. Pengelolaan. Pencabutan.

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 39/Menhut-II/2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI TERPADU PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.42/Menhut-II/2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pesat pada dua dekade belakangan ini. Pesatnya pembangunan di Indonesia berkaitan

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT

Peraturan Perundangan. Pasal 33 ayat 3 UUD Pasal 4 UU 41/1999 Tentang Kehutanan. Pasal 8 Keppres 32/1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI

PENDAHULUAN. daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2004 TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INDIKASI LOKASI REHABILITASI HUTAN & LAHAN BAB I PENDAHULUAN

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 42/Menhut-II/2009 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG PERCEPATAN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN DAERAH ALIRAN SUNGAI CITARUM

Penanganan Das Bengawan Solo di Masa Datang Oleh : Ir. Iman Soedradjat,MPM

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MAKALAH PEMBAHASAN EVALUASI KEBIJAKAN NASIONAL PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP DI DAERAH ALIRAN SUNGAI 1) WIDIATMAKA 2)

tertuang dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Kehutanan Tahun , implementasi kebijakan prioritas pembangunan yang

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1992 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

GUBERNUR SULAWESI SELATAN,

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2015 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Menyelamatkan Daerah Aliran Sungai (DAS): Saatnya Bertindak Sekarang

DAFTAR PERATURAN Versi 31 Agustus 2012

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

FOREST LANDSCAPE RESTORATION

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG PERCEPATAN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN DAERAH ALIRAN SUNGAI CITARUM

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PRT/M/2015 TENTANG RENCANA DAN RENCANA TEKNIS TATA PENGATURAN AIR

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

Title : Analisis Polaruang Kalimantan dengan Tutupan Hutan Kalimantan 2009

SALINAN. Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN KAWASAN KARS DI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN

2 sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu membangun bendungan; d. bahwa untuk membangun bendungan sebagaimana dimaksud pada huruf c, yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN

DAFTAR ISI TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR SUBSTANSI DALAM PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR 1. 2.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

KEBIAJAKAN DAN STRATEGI PELESTARIAN FUNGSI DAS BARITO

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KEHUTANAN TINGKAT KABUPATEN/KOTA

BAB I. PENDAHULUAN. hutan harus dilakukan dengan tetap memelihara kelestarian, keharmonisan, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN

Transkripsi:

Kerangka landasan pendekatan DAS: Merupakan ekologi bentang lahan (Landscape ecology), suatu subdisiplin ekologi yang mengamati sebab dan akibat ekologi dari pola ruang, proses dan perubahan dalam suatu bentang lahan. Ilmu yang mempelajari dan memperbaiki hubungan antara proses ekologi dalam suatu lingkungan dan ekosistem tertentu. Melibatkan berbagai disiplin ilmu dalam suatu sistem ekologi yang mengintegrasikan biofisik dan pendekatan analitik yang berhubungan dengan kegiatan manusia dalam perspektif menyeluruh secara lintas ilmuilmu alam dan ilmu-ilmu sosial. Meliputi berbagai skala bentang lahan, pola ruang pembangunan, dan tingkatan organisasi kebijakan dan penelitian. Menggunakan batas bentang lahan secara natural (topography) dan satuan hidrologi sebagai pengikat dalam perangkat analisis. Kondisi geografis Indonesia yang berbentuk kepulauan, dan terletak pada cincin api dan curah hujan yang tinggi serta keanekaragaman hayati tropika.

PENGERTIAN

SKETSA DAS

BERAGAM REGULASI TERKAIT PENGELOLAAN DAS UU 25/2004 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional UU 17/2007 RPJPN 2005-2025 UU 26/2007 Penataan Ruang PP 37/2012 Pengelolaan DAS UU 5/1960 tentang Pokok2 Agraria UU 41/1999 Jo UU 19/2004 Kehutanan UU 5/1990 Konservasi sda hayati UU 4/2009 Pertambangan Mineral dan Batubara UU 32/2009 Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup UU 7/2004 Sumber Daya Air UU 12/1992 Sistem Budi daya Tanaman UU 18/2009 Peternakan dan kesehatan hewan UU 13/2010 Hortikultura UU 30/2007 tentang Energi UU 32/2004 PP 38/2007 Pembagian Urusan Pemerintahan

10 Bab; 69 Pasal 1. Ketentuan Umum 2. Perencanaan 3. Pelaksanaan 4. Monev 5. Binwas 6. Peran Serta & Daya masy 7. SIMDAS 8. Pendanaan Ketentuan yang diatur dalam PP. No. 37 th 2012 Tentang PENGELOLAAN DAS DAS yang Dipulihkan Meningkatkan Daya Dukung DAS DAS yang Dipertahankan RPDAS 9. Ketentuan Peralihan 10. Ketentuan Penutup 1 (satu) Keputusan Presiden 9 (sembilan) Peraturan Menteri

Mengatur Pengelolaan DAS dari hulu ke hilir secara utuh Pertanian Hutan melalui tahapan: Perencanaan Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi, Pembinaan dan Pengawasan. Sumber daya air Penataan Ruang Energy Menjadi dalam Ditujukan untuk koordinasi, integrasi, sinkronisasi, sinergi Pengelolaan DAS dalam meningkatkan Daya Dukung DAS di tiap-tiap Melibatkan Instansi Terkait pada lintas wilayah administrasi serta peran serta masyarakat Transportasi Lingkungan hidup Infrastruktur Dilaksanakan sesuai rencana tata ruang dan pengelolaan sumberdaya air

TUJUAN PENGELOLAAN DAS Mencapai Masyarakat yang sejahtera (adil, makmur, merdeka dan berdaulat; Mewujudkan kepedulian, kemampuan dan partisipasi aktif para pihak yang menghasilkan harmoni dan sinergi dalam pengelolaan DAS agar pembangunan dapat berkelanjutan Daya dukung dan daya tampung lingkungan dan ekosistem DAS meningkat, termasuk terjaganya produktifitas Hutan dan lahan Tata air DAS optimal (kuantitas, kualitas, dan kontinuitas dalam distribusi ruang dan waktu).

KETERPADUAN TUJUAN PENGELOLAAN DAS Nasional Kabupaten/Kota Kabupaten Pemegang Pemegang Nasional Hak Kelola Hak Kelola Sektor Sektor Provinsi Provinsi Hak atas Hak atas manfaat manfaat Industri Industry R. tangga Rumah tangga

Sektor Prov/Kab/kota Sektor Sektor Meningkatkan Daya Dukung DAS Prov/Kab/kota Prov/Kab/kota Sektor Prov/Kab/kota

ALUR PIKIR KEBIJAKAN NASIONAL PENGELOLAAN DAS DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH PENGELOLAAN DAS DIPAHAMI OLEH PARA PIHAK POLITIK SOSIAL BUDAYA EKONOMI IPTEK LINGKUNGAN PENDIDIKAN SEKTOR A SEKTOR C SEKTOR B VIP FORUM RPDAS Membangun DAS Keterpaduan Membangun Kebersamaan DUKUNGAN PARA PIHAK KESEIMBANGAN EKOSISTEM DAS BERJALAN SEIRAMA /HARMONIS PEMBANGUNAN WILAYAH

Keseimbangan ekosistem DAS Penting bagi KITA semua... Air sebagai Integrator SEKTOR A Sasaran Penentu SEKTOR B Sasaran Penunjang SEKTOR C Sasaran Utama HARMONISASI Keterpaduan Komitmen DALAM PENGELOLAAN DAS 13

FAKTOR-FAKTOR MANAGEMEN YANG BERPENGARUH DALAM PENGELOLAAN DAS? Komunikasi (x 1 ) 0,219 0,434** 0,486* ε 0,235? Sumber Daya (x 2 ) 0,453** 0,627** 0,786**? Implementasi Rencana Tindak? Komitmen (x 3 ) 0,611** 0,302* 0,567** 0,551* *? Kelembagaan (x 4 )

PP 38/2007 Pembagian Urusan Pemerintahan PP 37/2012 Pengelolaan DAS Fasilitasi PDAS oleh Kemenhut Penetapan pola umum, norma, standar, prosedur, dan kriteria pengelolaan DAS, penetapan kriteria dan urutan DAS/Sub DAS prioritas serta penyusunan rencana pengelolaan DAS terpadu.

Konsepsi Pengelolaan DAS dalam mengawal Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah Klasifikasi DAS RPJP-RPJM N/D Pembangunan Sektoral dan Daerah Daya Dukung DAS RPDAS Satuan Analisis Perencanaan Fisik Daya Dukung Meningkat Keseimbangan Ekosistem DAS Kesejahteraan Meningkat

Sinergi Sinergi Kebijakan Pembangunan Penataan ruang Daerah Berbasis DAS DAS UU 25/2004 SPPN adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara Penataan Pembangunan Ruang Berbasis Daerah DAS Berbasis DAS Pengelolaan DAS dilaksanakan sesuai dengan rencana tata ruang dan pola pengelolaan Daya Dukung DAS sumber dan Kesejahteraan daya air (PP37/2012) Rakyat Meningkat UU 41/1999 Penguasaan hutan oleh Negara: a. mengatur dan mengurus UU 41/1999 segala sesuatu yang berkaitan Penyelenggaraan dengan hutan, Kehutanan kawasan dengan hutan, meningkatkan dan hasil hutan; daya dukung DAS. b. menetapkan Pengukuhan status kawasan wilayah tertentu dilakukan sebagai kawasan dengan hutan memperhatikan atau kawasan rencana hutan tata sebagai ruang bukan wilayah kawasan (Ps15). hutan; Luas dan kawasan hutan yang harus dipertahankan c. mengatur minimal dan 30% menetapkan (tigapuluh hubungan-hubungan persen) dari luas daerah hukum aliran antara sungai orang dan atau dengan pulau hutan, dengan sertamengatur sebaran yang perbuatan-perbuatan proporsional (Ps18). hukum mengenai kehutanan. UU 32/2004 Pemerintah UU Daerah 26/2007 menjalankan Dalam rangka pelestarian lingkungan, otonomi seluas-luasnya dengan tujuan dalam rencana tata ruang wilayah meningkatkan ditetapkan kawasan hutan kesejahteraan paling sedikit masyarakat, 30 (tiga puluh) pelayanan persen dari umum, luas daerah dan daya saing daerah aliran sungai.

Mekanisme Implementasi PP37/2012 dalam Penataan Ruang PEMBANGUNAN NASIONAL Berkelanjutan PENATAAN RUANG Pengelolaan DAS RTRWP/KAB/KOTA RPDAS Kab/Kota, Provinsi, Lintas Provinsi dan Lintas Negara KISS 1. Peningkatan daya dukung DAS dengan memperhatikan struktur ruang dan pola ruang 2. Penyelenggaraan Penataan ruang dengan memperhatikan daya dukung DAS

Keterpaduan dan Kebersamaan Pemangku Kepentingan dalam Pengelolaan DAS KUNCI Keseimbangan Ekosistem DAS Sektor Prov/Kab/kota Sektor Prov/Kab/kota Sektor KESEIMBANGAN EKOSISTEM DAS Prov/Kab/kota Prov/Kab/kota Sektor

A. Perspektif ekologi bentang lahan melalui pendekatan pengelolaan DAS, pada masa lalu hanya digunakan sebagai pendekatan rehabilitasi oleh Kementerian Kehutanan. B. Saat ini, persepsi publik masih menganggap permasalahan pengelolaan DAS adalah urusan kementerian kehutanan. Permasalahan menurunnya daya dukung DAS lebih disebabkan oleh egosektoral dalam pelaksanaan pembangunan di daerah. Oleh sebab itu, Perspektif ekologi bentang lahan pada tingkat kebijakan telah dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 2012. PP tersebut harus diimplementasikan sebagai pengikat terbangunnya KISS pengelolaan DAS untuk meningkatkan daya dukung DAS. C. Pada masa mendatang sesuai semangat dari penerbitan PP37/2012, diharapkan: a. Substansi RPDAS menjadi acuan dan sebagai salah satu dasar dalam penyusunan rencana pembangunan sektor dan wilayah administrasi agar pengelolaan sumber daya alam dan kesejahteraan rakyat secara berkelanjutan dapat tercapai, b. Terbentuknya Forum DAS dapat menjadi wadah koordinasi dan keterlibatan semua pemangku kepentingan dalam rangka pengelolaan DAS. c. Diterbitkannya peraturan daerah tentang pengelolaan DAS, oleh pemerintahan daerah baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

Konsepsi Kebijakan Pengelolaan DAS Klasifikasi Perubahan Klasifikasi DAS DAS Karakteristik DAS (Biogeofisik-Sosekbud) Daya dukung DAS M O N E V Kegiatan Pengaruh Pengelolaan Kumulatif Permasalahan DAS Kondisi yang diharapkan Kegiatan/ Pemanfaatan Oleh Manusia

RENCANA PENGELOLAAN DAS 1. Rencana Umum yang merupakan rangkaian upaya perumusan tujuan 2. Strategi kebijakan, program, dan kegiatan 3. Pengelolaan sumber daya DAS lintas para pemangku kepentingan secara partisipasif berdasarkan kajian kondisi biofisik, ekonomi, sosial, politik dan kelembagaan. VIP PARA PIHAK 4. KISS dalam rangka meningkatkan daya dukung DAS 5. Untuk jangka waktu 15 tahun

PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN DAS TERPADU 2010 2014 (108 DAS Prioritas SK Menhut No. 328/Menhut-II/2009) TAHUN 2010 TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013 Seluruh Indonesia : 22 DAS : 36 DAS : 36 DAS : 14 DAS : 108 DAS Progres RPDAS Disahkan s/d Desember 2012: Provinsi Penyusunan Bengkulu Rencana BPDAS KETAHUN Pengelolaan DAS 108 DAS Prioritas: Jumlah (SK.511/2011): Terpadu 34 DAS Prioritas oleh Gubernur 86 DAS (1.998.693 Ha) 5 DAS BPDAS Prioritas Ketahun oleh Bupati/Walikota Selesai 2011 Belum DAS Prioritas di BENGKULU (Sk.328/2009): DAS Ketahun V Diseminasi DAS Mana Ketua Padang Tim: Guci, 75 DAS Prioritas DAS DAS Ketahun, Bengkulu Di luar 108 DAS Prioritas: V 6 DAS Bengkulu Manna disahkan Padang oleh Guci Gubernur V 3 DAS disahkan oleh Bupati/Walikota

Keputusan Presiden Penetapan Klasifikasi DAS (Pasal 19)

Peraturan Menteri Kehutanan 1. Tata cara penetapan batas DAS (Pasal 11) 2. Kriteria penetapan Klasifikasi DAS (Pasal 21) 3. Tata cara penetapan Rencana Pengelolaan DAS (Pasal 37) 4. Tata cara pelaksanaan Pengelolaan DAS yang dipulihkan dan DAS yang dipertahankan (Pasal 44) 5. Tata cara monitoring dan evaluasi Pengelolaan DAS (Pasal 51) 6. Tata cara pembinaan dan pengawasan kegiatan Pengelolaan DAS (Pasal 56) 7. Forum koordinasi pengelolaan DAS (Pasal 60) 8. Tata cara pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan Pengelolaan DAS (Pasal 63 ayat (2)) 9. Pembangunan dan pengelolaan sistem informasi Pengelolaan DAS (Pasal 66 ayat (3))

Konsepsi DAS sebagai Satuan Analysis untuk Perencanaan Pembangunan Wilayah Berkelanjutan Morfo metri Geologi Vegetasi Tanah Relief mikro Curah Hujan (masukan) Penutupan & Penggunaan Lahan: Hutan, sumber daya air, mineral, energi dan lingkungan hidup Pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan permukiman, industri, sarana perhubungan Budaya, tradisi, dan teknologi. Kegiatan MANUSIA Iptek, Struktur Sosek, Kelembagaan (Masukan) PRODUKSI, LIMPASAN (Banjir dan Kekeringan), dan SEDIMEN (Luaran) MONEV DAS

Lingkup Kegiatan 1. Penatagunaan Lahan (landuse planning) dan Penataan Ruang 2. Optimalisasi penggunaan lahan dan sumber daya air 3. Pengelolaan lahan dan vegetasi 4. Penerapan kaidah konservasi tanah dan air 5. Pengembangan kelembagaan dan pemberdayaan 6. Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi PDAS Vegetatif Teknis Sipil Teknis Upaya Pengelolaan DAS Non-Teknis 1. Kebijakan/Regulasi 2. Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, Sinergi, Manajemen dan Komitmen 3. Sosekbud 4. Kelembagaan dan Pemberdayaan VIP

Daya Dukung DAS: adalah kemampuan DAS untuk mewujudkan kelestarian dan keserasian ekosistem serta meningkatnya kemanfaatan sumberdaya alam bagi manusia dan makhluk hidup lainnya secara berkelanjutan. Klasifikasi DAS: adalah pengkategorian DAS berdasarkan kondisi lahan serta kualitas, kuantitas dan kontinuitas air, sosial ekonomi, investasi bangunan air dan pemanfaatan ruang wilayah DAS yang dipulihkan daya dukungnya: adalah DAS yang kondisi lahan serta kualitas, kuantitas dan kontinuitas air, sosial ekonomi, investasi bangunan air dan pemanfaatan ruang wilayah tidak berfungsi sebagaimana mestinya. DAS yang dipertahankan daya dukungnya: adalah DAS yang kondisi lahan, kualitas, kuantitas dan kontinuitas air, sosial ekonomi, investasi bangunan air, dan pemanfaatan ruang wilayah berfungsi sebagaimana mestinya. Forum koordinasi pengelolaan DAS adalah wahana koordinasi antar instansi penyelenggara pengelolaan DAS.