PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT NYERI IBU PASCA SEKSIO SESAREA

dokumen-dokumen yang mirip
TERAPI WEWANGIAN MINYAK ESSENSIAL BUNGA MAWAR (ROSE) DENGAN CARA INHALASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DAN TERHADAP RASA NYERI

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu

1.1PENGERTIAN NYERI 1.2 MEKANISME NYERI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden kecelakaan merupakan penyebab utama orang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. IGD hendaknya berdasarkan dengan sistem triage. Triage adalah cara

BAB V PEMBAHASAN. perineum pada ibu postpartum di RSUD Surakarta. A. Tingkat Nyeri Jahitan Perineum Sebelum Diberi Aromaterapi Lavender

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi. menjadi lansia, yang masing-masing mempunyai kekhususan (Noorkasiani,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan yang pesat selama golden period. Pemberian nutrisi yang baik perlu

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP INTENSITAS NYERI PUNGGUNG IBU HAMIL TRIMESTER

PENGARUH KOMPRES HANGAT DI SUPRA PUBIK TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI RSUD BATANG

Clinical Science Session Pain

BAB I PENDAHULUAN. (2010) dikutip dalam Andarmoyo (2013) menyatakan bahwa nyeri merupakan

PERBEDAAN TERAPI IMAJINASI TERPIMPIN DENGAN MENDENGARKAN MUSIK KERONCONG TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. kecemasan yang tidak terjamin atas prosedur perawatan. 2 Menurut penelitian, 1

BAB V PEMBAHASAN. menunjukkan penurunan bila dibandingkan dengan rata-rata tingkat

BAB I PENDAHULUAN. jaringan aktual dan potensial yang menyebabkan seseorang mencari. perawatan kesehatan ( Smeltzer & Bare, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. prostaglandin, bradykinin, dan adrenaline. Mediator-mediator inilah yang akan

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Meningkatkan derajat kesehatan yang adil dan merata seperti

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan ibu maupun bayinya. kejadian SC di Cina, Mexico, Brazil lebih dari 35%. Angka kejadian terus

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experimental design dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membuatya semakin parah. Ambang batas nyeri yang dapat ditoleransi seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang

PENGARUH CYTRUS (ORANGE) AROMATHERAPY TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RSUD KOTA MADIUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjadi dua jenis yaitu nyeri fisiologis dan nyeri patologis, pada nyeri sensor normal

BAB I PENDAHULUAN. bayi yang dilakukan dengan cara insisi pada dinding abdomen ibu (WHO,

STASE KDM LAPORAN PENDAHULUAN (LP) NYERI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

BAB I PENDAHULUAN. target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millennium (MDG s)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. (21,8%) diantaranya persalinan dengan Sectio Caesarea (Hutapea, H, 1976).

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa reproduksi yang disebut menstruasi yaitu gambaran dari perdarahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang. akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi Caesar adalah operasi besar pada bagian perut/operasi besar

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap wanita.

BAB I PENDAHULUAN. progresif. Perubahan serviks ini memungkinkan keluarnya janin dan produk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2. masyarakat, baik sehat maupun sakit (UU No. 38 tahun 2014 tentang. klien dalam merawat dirinya (UU No. 38 tahun 2014 tentang Keperawatan, pasal

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow, dan untuk manusia

BAB II PEMBAHASAN. Manifestasi fisiologi nyeri

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dengan prioritas utama pada upaya peningkatan kualitas pelayanan

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI KELAS II DI SMA N 1 KARANGNONGKO KLATEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang banyak dialami oleh manusia. Meskipun bukan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan

STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan p-issn: Vol. 6 No. 2 Desember 2017 e-issn: X

Eva Marvia, Nia Firdianty, IGA Mirah Adhi Staf Pengajar STIKES Mataram ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan dan proses persalinan pada ibu primipara membutuhkan

PENGARUH ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER SISWI MAN 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

Tasnim 1) JIK Vol. I No.16 Mei 2014: e-issn:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. patologis kadang membutuhkan tindakan pembedahan (sectio caesarea).

BAB I PENDAHULUAN. dengan Sectio Caesaria (SC) adalah sekitar 10 % sampai 15 %, dari semua

BAB 3 METODE PENELITIAN. komparasi. Karena bertujuan untuk menganalisis pengaruh antar variabel

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Vertigo adalah suatu gejala atau perasaan dimana seseorang atau benda

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB I PENDAHULUAN. International for the Study of Pain (IASP) nyeri merupakan pengalaman yang

BAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam

PETIDIN, PROPOFOL, SULFAS ATROPIN, MIDAZOLAM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1mm/KgBB + tramadol. Dalam hal ini, masing-masing data akan

TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. penanganan (Asrinah, 2010 dalam Nuraisyah, 2012, hlm. 1).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan yang sehat dan kondisi fisik yang aman dan keadaan emosi

BAB I PENDAHULUAN. kasus yang belum terselesaikan. Disisi lain juga telah terjadi peningkatan

BAB V PEMBAHASAN. terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. eksperiment dengan pretest posttest group design. Rancangan penelitian ini

PENURUNAN INTENSITAS NYERI AKIBAT LUKA POST SECTIO CAESAREA

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah persalinan sectio caesarea. Persalinan sectio caesarea adalah melahirkan janin

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak ke

BAB I PENDAHULUAN. dinding abdomen dan uterus (Fraser, 2009). Sedangkan menurut Wiknjosastro

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota

PERBEDAAN TINGKATAN NYERI DISMENORE DENGAN PERLAKUAN KOMPRES HANGAT PADA MAHASISWI DI STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN. Fifi Hartaningsih, Lilin Turlina

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode Quasy

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. modalitas sensorik tetapi adalah suatu pengalaman 1. The

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan umur bayi atau lebih dari 90 persen.

Kata Kunci : Intensitas nyeri, Transcutan Electric Neurogenic Stimulator (TENS), Terapi es

PENGARUH PELATIHAN PUNGGUNG TERHADAP PERSEPSI NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA LANSIA. Key Words : Low Back Pain, Back Exercise, Elderly

BAB I PENDAHULUAN. pasien yang dirawat di rumah sakit, pasien lebih sering merasa cemas

Sumiati Tenaga Pengajar Prodi. D III Kebidanan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya ABSTRAK

Transkripsi:

PENELITIAN PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT NYERI IBU PASCA SEKSIO SESAREA Waqila 1), Jupriyono 2) Poltekkes Kemenkes Malang Email: jupriyono07@gmail.com Abstract This research has purpose to find the Lavender aromatherapy effect on changing the post sectio caesarean pain level. Research design will use Pra-Eksperimantal with On-Group Pra-Post Test Design. The population are all of post sectio caesarean patient from 29 june to 29 July 2016 with total 21 respondents. Total sampels are 18 that chosen base on inclusion criteria by using Purposive Sampling. Variable Measurements used Numeric Rating Scale. Data Analyzing used Wilcoxon Signed Rank Test on Computer Program with α = 0.05, the result showed Pvalue = 0,002. Because P < α So it can be concluded that Lavender Aromatherapy give significant effect to changing the post sectio caesarean pain level. Keywords: Post Sectio Caesarean Pain, Lavender Aromatherapy Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aromaterapi Lavender terhadap perubahan tingkat nyeri ibu pasca seksio sesarea. Desain penelitian yang digunakan adalah Pra-eksperimental dengan rancangan penelitian One Group Pra Post Test Design. Populasinya adalah seluruh ibu pasca seksio sesarea pada tanggal 29 Juni sampai 29 Juli 2016 sejumlah 21 responden. Jumlah sampel sebanyak 18 yang dipilih sesuai dengan kriteria inklusi dengan menggunakan Purposive Sampling. Pengukuran Variabel menggunakan skala nyeri numerik. Analisa data menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test program komputer dengan nilai α = 0.05, didapatkan nilai Pvalue = 0,002, maka P < α, artinya ada pengaruh yang bermakna aromaterapi Lavender terhadap perubahan tingkat nyeri ibu pasca seksio sesarea. Kata kunci: Nyeri pasca seksio sesarea, Aromaterapi Lavender PENDAHULUAN Seksio sesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono,2010). Salah satu dampak seksio sesarea yang sering dirasakan adalah nyeri. Nyeri tersebut dapat 99

menimbulkan berbagai masalah, seperti masalah laktasi yakni ibu menunda memberikan ASI dan masalah mobilisasi dini yakni pasien seringkali takut untuk melakukan mobilisasi dini sehingga dapat menghambat proses pemulihan fungsi pencernaan pasca anastesi. Menurut Hillan (1992) dalam Anggorowati, dkk, 2007 menyebutkan bahwa 68% ibu pasca seksio sesarea mengalami kesulitan dengan perawatan bayi, bergerak naik turun dari tempat tidur dan mengatur posisi yang nyaman selama menyusui akibat adanya nyeri. Penanganan nyeri bisa dilakukan secara farmakologis dan non- farmakologis. Secara farmakologis yakni pemberian obat-obatan analgesik dan penenang. Sedangkan secara non-farmakologis bisa melalui distraksi, relaksasi, hipnosis, TENS, terapi es dan panas, dan akupuntur (Sulistyo, 2013). Menurut Valnet (1990) dan Tisserand (1990) dalam Bobak (2004), salah satu metode nonfarmakologis yang dapat digunakan adalah dengan aromaterapi. Dari studi pedahuluan pada bulan Maret 2016 di Ruang Tulip II RST Tk.II dr.soepraoen Malang didapatkan data bahwa sebagian besar ibu pasca seksio sesarea mengalami nyeri ringan sampai sedang dan sisanya mengalami nyeri berat. Berdasarkan fenomena tersebut maka peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh aromaterapi Lavender dengan konsentrasi 1% terhadap perubahan tingkat nyeri ibu pasca seksio sesarea. Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aromaterapi Lavender terhadap perubahan tingkat nyeri ibu pasca seksio sesarea. Tujuan khusus pada penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi tingkat nyeri sebelum diberikan aromaterapi Lavender, (2) mengidentifikasi tingkat nyeri sesudah diberikan aromatherapi Lavender, (3) menganalisa pengaruh aromaterapi Lavender terhadap perubahan tingkat nyeri ibu pasca seksio sesarea. Hasil Penelitia ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan bahan masukan bagi Bidan serta Rumah Sakit mengenai metode non-farmakologis untuk mengurangi nyeri pasca seksio sesarea dengan pemberian aromaterapi Lavender. METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan adalah Praeksperimental dengan rancangan penelitian One Group Pra Post Test Design. Pada penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tingkat nyeri ibu pasca seksio sesarea sebelum dan sesudah diberikan aromaterapi Lavender. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Seluruh ibu pasca seksio sesarea di Ruang Tulip II RST Tk.II dr.soepraoen Malang pada tanggal 29 Juni sampai 29 Juli 2016 sejumlah 21 responden. Sample yang digunakan adalah Sebagian ibu pasca seksio sesarea di Ruang Tulip II RST Tk.II dr.soepraoen Malang pada tanggal 29 Juni sampai 29 Juli 100

2016 yang memenuhi kriteria inklusi dengan tekhnik Purposive Sampling sesuai dengan perhitungan sampel sebanyak 18 responden. Kriteria inklusinya sebagai berikut (1) Ibu pasca seksio sesarea dengan sikap kooperatif, (2) Ibu pasca seksio sesarea yang menyukai wangi Lavender, dimana bisa diketahui dari ujicoba penghirupan aroma lavender kepada calon responden sebelum intervensi, (3) Ibu pasca seksio sesarea < 24 jam dengan spinal anasthesia menggunakan lidodex 100 mg+ dexstrose 5%, (4) Ibu pasca seksio sesarea < 24 jam yang sudah tidak dipengaruhi oleh obat anasthesia, (5) Ibu pasca seksio sesarea yang tidak mengalami pusing, mual dan muntah serta Hipotensi (< 90/60 mmhg), (6) Dirawat di Ruang Tulip II dan masih merasaka nyeri ringan sampai sedang setelah 8 jam pemberian analgesik Antrain secara IV dengan dosis 1 ampul = 1000 mg, (7) Ibu pasca seksio sesarea yang tidak menderita gangguan penciuman, (8) Ibu pasca seksio sesarea yang tidak mengalami nyeri berat&sangat berat, (9) Tidak menderita kanker, gangguan sirkulasi dan jantung, (10) Tidak memiliki adanya kelainan atau penyakit kulit seperti infeksi dan peradangan dan (11) Bersedia menandatangani informed consent. Penelitian dilaksanakan di Ruang Tulip II RST Tk.II dr.soepraoen Malang. Penelitian dilaksanaakan pada tanggal 29 Juni sampai tanggal 29 Juli 2016 atau sampai jumlah responden memenuhi jumlah minimum besar responden yang telah ditentukan. Variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan dua variabel yaitu Dependent Variabel: tingkat nyeri ibu pasca seksio sesarea dan Independet Variabel: Pemberian Aromaterapi Lavender. Tingkat nyeri ibu pasca seksio sesarea adalah Respon rasa tidak nyaman sebelum dan sesudah pemberian aromatherapi lavender, yang secara subyektif dapat diungkapkan oleh ibu dengan cara melingkari angka pada lembar observasi nyeri skala numerik. Pemberian Aromaterapi Lavender adalah Pemberian minyak esensial aromaterapi Lavender dengan konsentrasi 1% sebanyak 0,5 ml diencerkan dengan minyak karier zaitun (virgin olive oil) sebanyak 50 ml yang diteteskan pada tisu makan sebanyak 3 tetes dan dihirup selama 30 menit. (tisu + 3 tetes Lavender 1% diganti setiap 10 menit). Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) Lembar observasi nyeri skala numerik (Numeric Rating Scale/NRS), (2) Bolpoint, (3) Tisu makan, (4) Aromaterapi lavender dengan konsentrasi 1 % dan (5) SOP pemberian aromaterapi Lavender. Lembar observasi nyeri skala numerik sebagai berikut: 1-3 : Nyeri Ringan, 4-6 : Nyeri Sedang, 7-9 : Nyeri Berat, 10 : Nyeri Sangat Berat. Uji statistik yang digunakan adalah Wilcoxon Signed Rank Test program komputer dengan taraf signifikansi yang digunakan α = 0,05. 101

Peneliti ini telah mendapatkan ijin etik dari komisi etik Poltekkes Kemenkes Malang. HASIL Pada bagian ini akan disajikan data yang didapatkan dari hasil penelitian berupa tingkat nyeri sebelum pemberian aromaterapi Lavender dan perbedaan tingkat nyeri sebelum dan sesudah pemberian aromaterapi Lavender pada ibu pasca seksio sesarea di Ruang Tulip II RST Tk.II dr.soepraoen Malang. Tabel 1 Distribusi Frekuensi Perubahan Tingkat Nyeri Ibu Pasca Seksio Sesarea Sebelum dan Sesudah Pemberian Aromaterapi Lavender Tingkat Sebelum Sesudah Nyeri Intervensi Intervensi (f) % (f) % Ringan 2 1 12 67 Sedang 16 89 6 33 Jumlah 18 100 18 100 Berdasarkan Table 1. didapatkan data, ada penurunan sebesar 56% (10 responden) yang memiliki tingkatan nyeri sedang setelah pemberian aromaterapi Lavender. Atau terdapat peningkatan jumlah responden sebesar 56% (10 responden) yang memiliki tingkat nyeri ringan setelah pemberian aromaterapi Lavender. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test program komputer (SPSS) dengan nilai α = 0.05, didapatkan nilai Pvalue = 0,002. Jika dibandingkan dengan α = 0,05 maka P < α, dengan demikian Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti ada pengaruh yang signifikan pemberian aromaterapi Lavender terhadap perubahan tingkat nyeri ibu pasca seksio sesarea. PEMBAHASAN Hasil uji hipotesis diketahui adanya pengaruh dari pemberian aromaterapi Lavender terhadap perubahan tingkat nyeri ibu pasca seksio sesarea. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 18 responden, didapatkan data bahwa 11% (2 responden) mengalami nyeri ringan dan 89 % (16 responden) mengalami nyeri sedang sebelum pemberian aromaterapi Lavender. Nyeri yang dirasakan merupakan sensasi yang timbul karena adanya trauma pada jaringan tubuh akibat tindakan pembedahan. Nyeri tersebut mengindikasikan terjadinya kerusakan atau cedera, sehingga nyeri pasca seksio sesarea tergolong nyeri akut. Nyeri yang berasal dari bekas luka insisi akan menghasilkan sintesa prostaglandin yang merupakan hasil bentukan dari asam arakhidonat yang mengalami metabolisme melalui enzim siklooksigenase. Prostaglandin akan meningkatkan kepekaan ujung-ujung saraf terhadap suatu rangsangan nyeri (nosiseptif), sehingga terjadilah proses aktivasi atau sensitisasi nosiseptif perifer yang merupakan reseptor khusus penghantar stimulus 102

noxious. Oleh karena itu, nyeri pasca seksio sesarea disebut juga nyeri nosiseptif, nyeri nosiseptif merupakan nyeri akut yang mengenai daerah perifer dan letaknya lebih terlokalisasi. Setelah terjadi sensitisasi nosiseptif perifer, akan terjadi proses transmisi nyeri dimana impuls-impuls nyeri disalurkan ke sumsum tulang belakang oleh serabut saraf bermielin (serabut saraf Delta-A) yang jelas melokalisasi nyeri sumber nyeri, mendeteksi intensitas nyeri, dan menghantarkan komponen suatu cedera akut dengan segera. Transmisi stimulus nyeri tersebut berlanjut di sepanjang serabut saraf aferen sampai berakhir di bagian kornu dorsalis medulla spinalis. Neurotransmitter dalam kornu dorsalis melepas substansi P sehingga menyebabkan suatu transmisi sinapsis dari saraf perifer (sensori) ke saraf traktus spinotalamus yang menyeberangi sisi yang berlawanan dengan medulla spinalis. Impuls nyeri kemudian naik ke medulla spinalis, maka informasi ditransmisikan dengan cepat ke pusat yang lebih tinggi di otak untuk mempersepsikan sensari nyeri (Potter, 2006). Dari hasil penelitian ini didapatkan data bahwa sebagian besar ibu pasca seksio sesarea sesudah pemberian aromaterapi Lavender mengalami penurunan tingkat nyeri yaitu 56% (10 responden) yang memiliki tingkat nyeri sedang menjadi tingkat nyeri ringan setelah pemberian aromaterapi Lavender. Aromaterapi Lavender diberikan selama 30 menit bertujuan untuk menghasilkan efek relaksasi yang cukup (Price, 2007). Wewanginan dari aromaterapi dapat mempengaruhi kondisi psikis, daya ingat dan emosi seseorang. Sehingga efek relaksasi yang ditimbulkan dari aroma Lavender dapat membantu menurunkan tingkat nyeri pada ibu pasca seksio sesarea (Primadiati, 2002). Adanya perbedaan tingkat nyeri dalam penelitian ini disebabkan karena masingmasing individu mempunyai respon yang bervariasi setelah diberikan aromaterapi Lavender. Dari hasil uji statistic dengan wilcoxon didapatkan nilai P = 0,002 dan P < α. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh yang bermakna pemberian aromaterapi Lavender terhadap perubahan tingkat nyeri ibu pasca seksio sesarea. Pengaruh yang dimaksud adalah aromaterapi dapat membantu menurunkan tingkat nyeri pada ibu pasca seksio sesarea. Bau merupakan suatu molekul yang mudah menguap ke udara dan akan masuk kerongga hidung melalui penghirupan sehingga akan direkam oleh otak sebagai proses penciuman. Proses penciuman sendiri terbagi dalam tiga tingkatan, dimulai dengan penerimaan molekul bau tersebut pada olfactory epithelium (epitel olfaktorius) yang merupakan suatu reseptor yang berisi 20 juta ujung saraf. Selanjutnya, bau tersebut ditransmisikan sebagai suatu pesan ke pusat penciuman yang terletak pada bagian belakang hidung. Pusat penciuman ini hanya sebesar buah delima pada pangkal otak. Pada tempat ini berbagai sel neuron menginterpretasikan bau tersebut 103

dan mengantarnya ke sistem limbik yang selanjutnya akan dikirim ke hipotalamus untuk diolah. Melalui penghantaran respons yang dilakukan oleh hipotalamus, seluruh unsur pada minyak essensial tersebut akan diantar oleh sistem sirkulasi dan agen kimia pada organ tubuh yang membutuhkan (Primadiati, 2002). Limbik adalah struktur bagian dalam otak yang berbentuk seperti cincin yang terletak dibawah cortex cerebral. Tersusun kedalam 53 daerah dan 35 saluran atau tractus yang berhubungan dengannya, termasuk amygdala dan hipocampus. Sistem limbic sebagai pusat nyeri, senang, marah, takut, deprei dan berbagai emosi lainnya. Sistem limbic menerima semua informasi dari sistem pendengaran, sistem penglihatan, dan sistem penciuman. Respon bau yang dihasilkan akan merangsang kerja sel neurokimia otak. Sebagai contoh, bau yang menyenangkan akan menstimulasi talamus untuk mengeluarkan enkefalin yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit alami dan menghasilkan perasaan sejahtera (Primadiati, 2002). Enkefalin merupakan salah satu opioid endogen yang dihasilkan oleh tubuh (Mander, 2005). Istilah umum yang dewasa ini digunakan untuk senyawa endogen tersebut adalah peptida opioid endogen, menggantikan istilah endorfin yang digunakan sebelumnya. Telah diidentifikasi 3 jenis peptida opioid: enkefalin, endorfin dan dinorfin. Peptida opioid yang didistribusikan paling luas dan memiliki aktivitas analgesik adalah pentapeptida metionin-enkefalin (metenkefalin) dan leusin-enkefalin (leu-enkefalin). Prekusor opioid endogen terdapat pada daerah diotak yang berperan dalam modulasi nyeri, dan juga ditemukan di medula adrenal dan pleksus saraf di usus. Molekul prekusor opioid endogen dapat dilepaskan selama stres seperti adanya nyeri atau antisipasi nyeri (Tanu, Ian. 2007). Opioid menimbulkan analgesia dengan cara berikatan dengan reseptor opioid yang terutama didapatkan di SSP dan medula spinalis yang berperan pada transmisi dan modulasi nyeri. ( Tanu Ian, 2007). Ketiga jenis reseptor utama yaitu reseptor mu, kappa, dan delta banyak didapatkan pada kornu dorsalis medula spinalis. Enkefalin memiliki sifat agonis lemah terhadap reseptor mu dan agonis kuat terhadap reseptor delta (Gilman & Goodman, 2011). Agonis opioid melalui reseptor mu, kappa, dan delta menghambat saraf yang mentransmisi nyeri di kornu dorsalis medulla spinalis. Dengan demikian, opioid memiliki efek analgesik yang kuat melalui pengaruh pada medula spinalis. Selain itu, mu agonis juga menimbulkan efek inhibisi pascasinaps melalui reseptor mu di otak ( Tanu Ian, 2007). Ketika enkefalin telah berikatan dengan reseptor opiat makan akan terjadi aktivasi neuron inhibitorik asendens. Neuron ini melepaskan serotonin yang bekerja sebagai neuromodulator untuk menghambat informasi nosiseptif 104

dalam medula spinalis (Rosemary, 2005). Serotonin dilepaskan oleh batang otak dan kornu dorsalis untuk menghambat transmisi nyeri (Bahrudin, 2013). Neuromodulator ini menutup mekanisme pertahanan dengan cara menghambat pelepasan substansi P didalam kornu dorsalis. Pelepasan neurotransmiter substansi P menyebabkan transmisi sinaps dari saraf perifer (sensori) ke saraf traktus spinotalamikus. Hal ini memungkinkan impuls nyeri ditransmisikan lebih jauh kedalam sistem saraf pusat (Potter, 2006). Penghambatan serabut saraf yang mentransmisikan nyeri (nosiseptif) akan membuat impuls nyeri tidak dapat melalui sel transmisi (sel T), sehingga tidak dapat diteruskan pada proses yang lebih tinggi di kortek somatosensori, transisional, dan sebagainya. (Tamsuri Anas, 2007). Dengan demikian aromaterapi Lavender dapat digunakan sebagai analgesik non-farmakologi yang sangat efektif dalam mengurangi nyeri pasca seksio sesarea. Adapun efek samping dalam pemberian aromaterapi Lavender dengan cara dihirup seperti mual, muntah dan pusing tidak didapatkan selama peneliti memberikan intervensi pada setiap responden. Reaksi alergi atau sensitif tidak muncul karena pemberian aromaterapi Lavender yang sesuai dengan konsentrasi yang telah ditetapkan oleh para ahli yaitu konsentrasi 1 %. Setiap responden tampak begitu menikmati wangi aroma Lavender yang diberikan peneliti selama 30 menit, hal ini didukung dengan ruangan yang nyaman, tenang dan sejuk sehingga responden dapat benar-benar merasakan efek relaksasi yang dihasilkan oleh aromaterapi Lavender, sehingga tingkat nyerinya dapat berkurang menjadi lebih rendah. Dengan demikian, aromaterapi Lavender dapat diterapkan dalam perawatan nyeri pada ibu pasca seksio sesarea di rumah sakit. Aromaterapi mudah digunakan dan tidak harus mengikuti pelatihan khusus untuk penggunaan aromaterapinya. Pengetahuan tentang aromaterapi bisa didapatkan melalui buku-buku mengenai aromaterapi. Sehingga dengan menggunakan aromaterapi sebagai terapi komplementer bersama-sama dengan penggunaan obat secara medis diharapkan dapat memberikan pelayanan yang optimal. PENUTUP Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Sebagian besar responden sebelum diberikan aromaterapi Lavender mengalami nyeri sedang sebanyak 89% (16 responden), (2) Terdapat penurunan sebesar 56% (10 responden) yang memiliki tingkat nyeri sedang menjadi tingkat nyeri ringan setelah pemberian aromaterapi Lavender, (3) Ada Pengaruh yang signifikan pemberian aromaterapi Lavender terhadap perubahan tingkat nyeri ibu pasca seksio sesarea. Hasil penelitian ini bisa dijadikan bahan masukan bagi setiap instansi rumah sakit 105

utamanya bagi profesi Bidan dalam memberikan asuhan kebidanan melalui terapi nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri pada ibu pasca seksio sesarea. DAFTAR PUSTAKA Andarmoyo, Sulistyo. 2013. Konsep & Proses Keperawatan Nyeri. Jogjakarta: Ar-ruzz Media. Anggorowati, dkk. 2007.Efektifitas pemberian intervensi spiritual spirit ibu terhadap nyeri post sectio caesarea pada rs sultan agung dan rs roemani semarang. Journal Media Ners Vol 1, No 1, 10-15. Bahrudin, Moch. 2013. Neurologi Klinis. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. Bobak, et al. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC. Gilman & Goodman. 2011. Manual Farmakologi dan Terapi. Jakarta: EGC Mander, Rosemary. 2005. Nyeri Persalinan. Jakarta: EGC Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Bedah Kebidanann. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Potter, P. A. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Parktik. Jakarta: EGC. Price, S. 2007. Aromaterapi bagi Profesi Kesehatan. Jakarta: EGC Primadiati, Rachmi. 2002. Aromaterapi, Perawatan Alami untuk Sehat dan Cantik. Jakarta: PT Gramedia. Tamsuri, Anas. 2007. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC Tanu, Ian. 2007. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Gaya Baru 106