ANALISIS PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DI BMT TUMANG CABANG CEPOGO TUGAS AKHIR



dokumen-dokumen yang mirip
PEMBIAYAAN USAHATANI DARI LEMBAGA KEUANGAN NON BANK BMT MATERI SIARAN RRI HARI/TANGGAL : JUM AT 18 AGUSTUS 2017

BAB II Landasan Teori

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. 1. Prosedur Pembiayaan Musyārakah Pada Bank Negara Indonesia. Syariah Kantor Cabang Banjarmasin

Perbankan Syariah. Transaksi Musyarakah. Agus Herta Sumarto, S.P., M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen

A. Latar Belakang Masalah

SYIRKAH MUTANAQISHAH DAN IMPLEMENTASINYA PADA PEMBIAYAAN KPRS DI BANK SYARIAH

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

I. Flow-chart. Dimas Hidim, mahasiswa EPI C, Penjelasan alur/flow chat akad musyarakah :

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)

BAB I PENDAHULUAN. pada bank umum, pinjaman disebut kredit atau loan, sedangkan pada bank syariah

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KERJASAMA USAHA MENURUT PRESPEKTIF FIQH MUAMALAH. Secara bahasa al-syirkah berarti al-ikhtilath (bercampur), yakni

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya agar lebih maju. pembiayaan berbasis Pembiayaan Islami.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

MUDHARABAH dan MUSYARAKAH. Disusun untuk Memenuhi Tugas Manajemen Pembiayaan Bank Syariah C. Dosen Pengampu : H. Gita Danupranata, SE., MSI.

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Al-Qur an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Al-Qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

SKRIPSI PENERAPAN PRINSIP KEKELUARGAAN DALAM PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA BMT AL-AMIN MAKASSAR KALYISAH BAHARUDDIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang

JURNAL EKONOMI Volume 21, Nomor 3 September 2013 KERJA SAMA (SYIRKAH) DALAM EKONOMI ISLAM. Deny Setiawan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN KREDIT BANK. kelemahan, kelamahan-kelemahan tersebut adalah : 7. a. Hanya menyangkut perjanjian sepihak saja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), PT. Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm.

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bahasa, 2007:207) pengertian prosedur adalah tahap-tahap kegiatan untuk

Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB III. Koperasi (Syirkah Ta awuniyah) bersal dari perkataan Co dan Operation yang mengandung arti kerja sama untuk

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

WAKA<LAH PADA KJKS MBS

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat; kedua, penyaluran dana (financing) merupakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. muncul lembaga-lembaga keuangan syariah sebagai solusi atas kegelisahan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Subagyo, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta, 2002, hlm. 127.

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian bank menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi suatu negara secara keseluruhan tidak dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. beberapa orang dalam suatu departemen. Prosedur ini dibuat untuk

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat. yang diharamkan, proyek yang menimbulkan kemudharatan bagi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan bahasa latin kredit berarti credere yang artinya percaya. Maksud dari

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Adapun salah satu ukuran keberhasilan suatu bank adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Adapun landasan teori yang akan diuraikan adalah teori-teori yang

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

Implementasi Akad MMQ pada Pembiayaan Modal Kerja Perspektif Hukum Ekonomi Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, ada

Analisis Akuntansi Pembiayaan Mudharabah Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah, Tbk KCI Citarum

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

Bismillahirrahmanirrahim

BAB III HASIL PENELITIAN. yang peduli terhadap perkembangan ekonomi umat. BMT PAM merupakan

BAB I PENDAHULUAN Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII. Press, 2005, h. 1.

LAMPIRAN: Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-./BL/. Tanggal : PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR MODAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. tetapi jika dilihat kondisi UMKM di Indonesia, dapat dikatakan bahwa UMKM kurang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. keperluan-keperluan lain, tidak bisa diabaikan. Kenyataan menunjukkan bahwa di

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak dan neraca pembayaran yang biasanya ditangani oleh kementrian keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional yang terbagi menjadi dua macam yaitu perbankan

BAB V PEMBAHASAN. A. Kebijakan Harga Jual Pembiayaan Murabahah di BMT Istiqomah Unit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang dan memaksimalkan kesejahteraan manusia (fala>h{). Fala>h{

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi syariah yang berlandaskan nilai Al-Qur an dan Al-Hadis. ditugaskan oleh Allah SWT untuk mengelola bumi secara amanah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

ANALISIS PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DI BMT TUMANG CABANG CEPOGO TUGAS AKHIR Disusun Guna Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Perbankan Syariah Disusun oleh: Laela Mukaromah 20110007 PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2013

ANALISIS PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DI BMT TUMANG CABANG CEPOGO TUGAS AKHIR Disusun Guna Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Perbankan Syariah Disusun oleh: Laela Mukaromah 20110007 PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2013 ii

iii

iv

v

ABSTRAK Pembiayaan musyarakah adalah suatu bentuk akad kerjasama perniagaan antara beberapa pemilik modal untuk menyertakan modalnya dalam suatu usaha, dimana masing-masing pihak mempunyai hak untuk ikut serta dalam pelaksanaan manajemen usaha tersebut. Permasalahan yang dibahas yaitu analisis prosedur pembiayaan musyarakah di BMT TUMANG Cabang Cepogo dan langkah-langkah yang dilakukan BMT TUMANG Cabang Cepogo untuk meminimalisir risiko yang terjadi dalam pembiayaan musyarakah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur yang prosedur dalam pembiayaan musyarakah dan langkah-langkah apa saja yang dilakukan untuk meminimalisir risiko yang dapat terjadi dalam pembiayaan musyarakah. Dalam penelitian ini, menggunakan metode kualitatif diskriptif dengan spesifikasi penelitian yang bersifat diskriptif analitik. Metode pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah observasi, wawancara, studi pustaka, dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, penulis dapat menyimpulkan, bahwa dalam prosedur pembiayaan musyarakah yang diterapkan di BMT TUMANG Cabang Cepogo sudah ada yang sesuai dengan teori yang ada, dan juga ada yang belum sesuai. Prosedur yang sudah sesuai antara lain (1) Prinsip musyarakah; (2) Ketentuan dasar pembiayaan musyarakah; (3) Macammacam pembiayaan menurut tujuannya; (4) Unsur-unsur pembiayaan; (5) Ketentuan dasar pembiayaan musyarakah; (6) Informasi yang dilampirkan dalam permohonan pembiayaan. Sedangkan yang belum sesuai adalah (1) Prinsipprinsip pembiayaan; (2) Prinsip transaksi musyarakah; (3) Rukun syirkah; (4) Ketentuan pihak-pihak yang berakad; (5) Beban biaya operasional; (6) Penyalesaian perselisihan; (7) ketentuan akad; (8) Analisis dalam pembiayaan musyarakah; (9) Hal-hal yang perlu diinformasikan dalam kontrak akad musyarakah; (10) Cara pengembalian pinjaman dalam pembiayaan musyarakah. Dalam penelitian terhadap langkah-langkah yang dilakukan oleh BMT TUMANG Cabang Cepogo untuk meminimalisir risiko yang dapat terjadi dalam pembiayaan musyarakah, terdapat langkah-langkah yang sudah sesuai dengan teori yang ada, dan juga ada yang belum sesuai. Langkah-langkah yang sudah sesuai antara lain: (1) Fungsi manajemen dalam pembiayaan musyarakah; (2) Mnajemen risiko dalam pembiayaan musyarakah; (3) Perbedaan manjemen risiko lembaga keuangan syariah dan konvensional; (4) Identifikasi risiko dalam pembiayaan musyarakah. Sedangkan langkah-langkah yang belum sesuai dengan teori antara lain: (1) Antisispasi risiko yang berkaitan dengan adanya DPS; (2) Pengukuran risiko; (3) Pemantauan risiko dalam pembiayaan musyarakah; (4) Proses manajemen risiko dalam pembiayaan musyarakah; (5) Analisis 7P dalam pembiayaan musyarakah. Kata kunci: Analisis, pembiayaan, musyarakah. vi

PERSEMBAHAN Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada: STAIN Salatiga Ayah, Ibu dan adik penulis tercinta Teman-teman DIII Perbankan Syariah angkatan 2010, serta seluruh sahabat penulis vii

MOTTO JADILAH SEORANG YANG SEPERTI KUPU-KUPU YANG HARUS BERJUANG HABIS-HABISAN SEBELUM MENIKMATI SEBUAH KEBEBASAN. HIDUP TENANG DIPEROLEH JIKA SENANTIASA BERSAMA ALLAH, DAN ALLAH HANYA AKAN MENYERTAI ORANG YANG SELALU MEMBERSIHKAN HATINYA. viii

ix

KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah, karena atas petunjuk dan kehendak-nya, penulis dapat meneyelesaikan Tugas Akhir dengan judul ANALISIS PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DI BMT TUMANG CABANG CEPOGO. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW atas kemuliaan Beliau yang telah selalu mengajarkan dan kesabaran Illahi Robi bagi umatnya. Penyususnan Tugas Akhir ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya pada Jurusan Syariah Progam DIII Perbankan Syariah di Sekolah Tinggi Agam Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Suatu kebahagiaan dan kewajibam bagi penulis untuk menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung atas terselesaikanya Tugas Akhir ini, baik secara langsung ataupun tidak langsung terutama bagi: 1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M. Ag, selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. 2. Bapak Abdul Azis NP, M. M, selaku Ketua Program Studi Perbankan Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. x

3. Bapak H.A Mifdlol Muthohar, Lc, M.Si selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, petunjuk dan saran-saran dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini 4. Keluarga besar BMT TUMANG Cabang Cepogo yang telah mengizinkan melakukan penelitian dan pemberian data yang diperlukan. 5. Ayah, ibu dan adiku tercinta yangg telah memberikan dorongan baik secara materi maupun non materi sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini, dan juga untuk semua orang yang selalu dekat yang telah memberikan dorongan, semangat, kebebasan dalam memilih, serta doanya selama ini. 6. Sahabat-sahabatku DIII Perbankan Syariah angkatan 2010, terimakasih atas dukungan dan kisah-kisah seru selama 3 tahun ini. 7. Semua pihak yang telah meluangkan waktunya turut serta dalam penulisan Tugas Akhir ini hingga selesai. Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pihak guna menyempurnakan Tugas Akhir ini. Salatiga,02 September 2013 Penulis Laela Mukaromah xi

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN.. LEMBAR PENGESAHAN... ABSTRAK. PERSEMBAHAN.. MOTTO. LEMBAR PERNYATAAN.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI.. DAFTAR TABEL.. i iii iv v vi vii vii ix xi xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah 1 B. Rumusan Masalah. 5 C. Tujuan dan Kegunaan... 6 D. Pembatasan Masal ah... 7 E. Penelitian Terdahulu.. 7 F. Metode Penelitian.. 10 G. Penegasan Istilah... 12 H. Sistematika Penulisan 14 BAB II LANDASAN TEORI. 16 A. Pembiayaan 16 B. Pembiayaan Musyarakah.. 27 C. Bentuk-bentuk Musyarakah. 29 xii

D. Prosedur Musyarakah... 38 E. Manajemen Risiko Bank Syariah. 44 F. Konsep BMT. 52 BAB III DATA OBYEK PENEITIAN.. 56 A. Gambaran Umum. 56 B. Data-data Diskriptif.. 61 C. Prosedur Pembiayaan Musyarakah.. 72 D. Langkah-langkah yang Dilakukan untuk Meminimalisir Risiko pada Pembiayaan Musyarakah. 84 BAB IV ANALISIS 89 A. Analisis Terhadap Prosedur Pembiayaan Musyarakah... 89 B. Analisis Terhadap Langkah-langkah yang Diambil untuk Meminimalisir Risiko pada Pembiayaan Musyarakah. 98 BAB V KESIMPULAN.. 103 A. Kesimpulan. 103 B. Saran 108 DAFTAR PUSTAKA.. 109 LAMPIRAN xiii

DAFTAR TABEL Tabel 3.1: Susunan pengurus dan pengawas BMT TUMANG Tahun 2011... 60 Tabel 3.2: Ketentuan nisbah bagi hasil 63 xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep muamalah dalam Islam bermakna luas, salah satunya adalah konsep perbankan syariah yang dimunculkan sebagai sistem ekonomi yang harus dilakukan oleh setiap muslim dalam bermuamalah, pendasaran bunga yang di golongkan ke dalam fiqih yang berarti haram, di sejumlah negara Islam dan berpenduduk mayoritas adalah muslim. Mulailah timbul usaha-usaha untuk mendirikan bank alternatif non-ribawi. Hal ini terjadi terutama setelah bangsabangsa muslim memperoleh kebebasan dari penjajahan bangsa-bangsa Eropa. Usaha modern pertama untuk mendirikan bank tanpa bunga pertama kali dilakukan di Malaysia pada pertengahan tahun 1940-an. Tetapi usaha ini tidak sukses. Eksperimen lain dilakukan di Pakistan pada tahun 1950-an di mana sebuah perkreditan tanpa bunga dilakukan di sebuah pedesaan di Negara tersebut. Namun demikian, eksperimen pendirian Bank Syariah paling sukses dan inovatif di masa modern ini dilakukan di Mesir pada tahun 1963, dengan berdirinya Mit Ghamr Local Saving Bank. Bank ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat Mesir terutama di kalangan petani. Bank ini mulai berkembang pada tahun 1963-1967. Namun sayang, terjadi kekacauan politik di Mesir, Mit Ghamr Local Saving Bank mengalami kemunduran, sehingga operasionalnya diambil alih oleh National Bank Egypt dan Bank Sentral Mesir pada tahun 1967. Pada akhirnya konsep nir-bunga kembali dibangkitkan pada masa rezim Sadat 1

2 melalui pendirian Nasser Social Bank. Tujuan dari bank ini adalah untuk mengembalikan kembali bisnis yang telah dipraktikkan oleh Mit Ghamr. Di Indonesia, bank syariah yang pertama kali didirikan pada tahun 1992 adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI). Walaupun mengalami perkembangan yang cukup lambat bila dibandingkan dengan negara-negara muslim lainnya, perbankan syariah di Indonesia akan terus berkembang. Bila pada periode 1992-1998 hanya ada satu Bank Syariah, maka pada tahun 2005 bartambah 20 Bank Syariah, yaitu 3 Bank Umum Syariah, dan 17 unit Bank Syariah. Selain itu jumlah Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) hingga tahun 2004 bertambah menjadi 88 buah. Perubahan dan pekembangan baru dalam sistem perbankan di indonesia telah menemukan konsep paradigma sistemnya. Sistem perbankan Islam telah dijadikan sebagai satu alternatif pilihan di Indonesia dan sistem tersebut telah menjadi daya tarik tersendiri di kalangan praktisi bank dan kalangan bisnis (Muhammad, 2000: v). Lahirnya Undang-undang nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan merupakan hasil revisi dari Undang-undang nomor 7 tahun 1998. Bunyi Undang-undang tersebut adalah sebagai berikut yang Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan / kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (Undangundang 10 tahun 1998 pasal 1 ayat 2). Lahirnya Undang-undang tersebut

3 merupakan upaya kesungguhan pemerintah dalam memberdayakan sistem perbankan syariah di Indonesia. Perbankan syariah memiliki fugsi yaitu funding dan financing yang berarti menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana dan menyalurkan dana dari masyarakat yang kekurangan dana. Prinsip syariah adalah aturan atau perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk menyimpan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya. Pembiayaan yang ada di perbankan syariah itu, berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli dengan memperoleh keuntungan (murabahah), prinsip jual beli barang berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang di sewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina) (UU no 10 1998 psal 1 ayat 13). Lalu berdasarkan prinsip-prinsip pambiayaan di atas, maka pemerhati berupaya memberdayakan ekonomi umat dengan mendirikan Baitul Mal Wat Tamwil (BMT). BMT adalah mediator alternatif yang menghimpun dana langsung dari masyarakat dan menyalurkan dalam bentuk pembiayaan pada usaha bersekala kecil dan menengah. Pada awalnya BMT adalah suatu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan pada perkembangannya sebagian besar memilih untuk Berbadan Hukum Koperasi (Murniati, 2012: 2). Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) BMT TUMANG yang baralamatkan di JL. Boyolali-Magelang Km.10 Kecamatan Cepogo, Boyolali

4 adalah salah satu lembaga alternatif yang menghimpun dana langsung dari masyarakat dan menyalurkannya dalam bentuk pembiayaan pada usaha kecil dan menengah yang berprinsip secara syariah di daerah Boyolali dan sekitarnya. BMT TUMANG Cabang Cepogo mempunyai kegiatan yang hampir sama dengan lembaga keuangan syariah yang lainnya, yaitu funding dan financing. Salah satu kegiatan dari financing adalah musyarakah. Musyarakah adalah bentuk umum dari usaha bagi hasil di mana dua orang atau lebih menyumbangkan pembiayaan dan manajemen usaha, dengan proporsi bisa sama atau tidak. Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan antara para mitra, dan kerugian akan dibagikan menurut proporsi modal. Transaksi musyarakah dilandasi adanya keinginan para pihak yang bekerja sama untuk meningkatkan nilai aset yang mereka miliki secara bersama-sama, dengan memadukan seluruh sumber daya. Untuk kehati-hatian, dalam proses pembiayaan musyarakah, ada prosedurprosedur yang harus ditempuh. Prosedur pembiayaan adalah gambaran sifat atau metode untuk melaksanakan kegiatan pembiayaan. seseorang yang berhubungan dengan pembiayaan harus menempuh prosedur pembiayaan yang sehat (Murniati, 2012: 3). Prosedur pembiayaan tersebut juga berlaku pada institusi Baitul Mal Wat Tamwil (BMT). Seseorang yang melakukan kegiatan pembiayaan baik dari pihak lembaga keuangan ataupun nasabah harus menempuh prosedur yang sehat. Adapun tujuan dari analisis pembiayaan musyarakah adalah untuk menilai mutu permintaan pembiayaan musyarakah yang diajukan oleh nasabah atau permintaan tambahan pembiayaan musyarakah terhadap pembiayaan musyarakah

5 yang sudah diajukan sebelumnya. Pemberian pembiayaan musyarakah tanpa dianalisis terlebih dahulu sangat membahayakan Lembaga Keuangan. Nasabah dalam hal ini dengan mudah memberikan data-data fiktif sehingga pembiayaan musyarakah sebenarnya tidak layak untuk diberikan. Akibatnya jika salah dalam menganalisis, maka pembiayaan musyarakah yang diberikan akan sulit untuk ditagih ataupun macet (Kasmir, 2008: 73-74). Oleh karena itu, BMT perlu mensiasati dengan berbagai langkah-langkah untuk meminimalisir terjadinya kesalahan dalam pemberian pembiayaan musyarakah. Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin meneliti lebih lanjut mengenai permasalahan musyarakah ini dan melakukan penelitian yang berjudul Analisis Pembiayaan Musyarakah di BMT TUMANG Cabang Cepogo. B. Rumusan Masalah Agar pembahasan penelitian ini dapat terperinci dan terarah sesuai dengan latar belakang permasalahan di atas, rumusan masalah yang dikemukakan oleh penulis yaitu: 1. Bagaimana analisis prosedur pembiayaan musyarakah di BMT TUMANG Cabang Cepogo? 2. Bagaimana analisis tentang langkah-langkah yang dilakukan oleh BMT TUMANG Cabang Cepogo untuk meminimalisisr risiko pembiayaan yang terjadi dalam pembiayaan musyarakah?

6 C. Tujuan dan Kegunaan 1. Tujuan a. Untuk mengetahui analisis prosedur pembiayaan musyarakah di BMT TUMANG Cabang Cepogo. b. Untuk mengetahui analisis langkah-langkah apa saja yang dilakukan oleh BMT TUMANG Cabang Cepogo agar dapat meminimalisir risiko yang dapat terjadi dalam pembiayaan musyarakah di BMT TUMANG Cabang Cepogo. 2. Kegunaan a. Bagi Penulis Sebagai bahan masukan untuk menambah dan memperluas pengetahuan penulis, khususnya berkaitan dengan masalah pembiayaan musyarakah di perbankan, serta menumbuhkan sikap profesionalisme kerja melalui berfikir dan meningkatkan daya penalaran dalam melakukan penelitian, perumusan, dan pemecahan masalah secara ilmiah. b. Bagi almamater / STAIN Salatiga Sebagai karya ilmiah yang dapat dijadikan sebagai referensi maupun tambahan informasi bagi civitas akademika STAIN Salatiga. c. Bagi Lembaga (BMT TUMANG Cepogo)

7 Dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat atau kegunaan sebagai bahan pertimbangan bagi karyawan dan manajemen dalam melaksanakan prosedur pembiyaan musyarakah. D. Pembatasan Masalah Analisis dalam penelitian ini dibatasi dalam hal prosedur dan langkah-langkah yang dilakukan BMT TUMANG untuk meminimalisir risiko dalam pembiayaan musyarakah di BMT TUMANG Cabang Cepogo. E. Penelitian Terdahulu Titik Choeriyah (2007) telah menulis sebuah penelitian yang berjudul Prosedur Pembiayaan Musyarakah pada BMT Amal Muia Suruh Kabupaten Semarang. Dalam penelitian tersebut peneliti menganalisis bagaimana tahapan pembiayaan dan juga bagaimana penyelesaian pembiayaan yang bermasalah, karena masalah pembiayaan adalah permasalahan yang signifikan. Prosedur pembiayaan terkait dengan menganalisis nasabah yang ingin mengajukan pinjaman sehingga memperoleh pinjaman. Tehnik yang digunakan untuk mengamati calon nasabah adalah dengan melihat sifat personal, modal yang dimiliki, kemampuan nasabah dan keadaan usaha nasabah. Dalam melakukan pembiayaan ini, BMT Amal Mulia bisa melihat usaha yang dijalankan oleh nasabah produktif ataupun tidak produktif. Hal ini dalam rangka mengurangi risiko yang timbul yaitu pembiayaan bermasalah.

8 Retno Hikmah S (2010), dalam sebuah penelitian yang berjudul Prosedur Pemberian Pembiayaan di BMT Karisma Cabang Utama Magelang Dalam penelitian tersebut peneliti menyebutkan tentang cara pembiayaan yang dilakukan secara beberapa tahap yaitu: 1 Mengajukan permohonan pembiayaan dengan melengkapi persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan, kemudian yang ke-2 berkas yang akan diperiksa dan diteliti oleh costumer service,lalu yang ke-3 setelah itu berkas masuk kebagin marketing atau account officer untuk disurvei, lalu ke-4 kemudian hasil survey diserahkan ke komite pembiayaan untuk diputuskan pengajuan pembiayaan tersebut layak diterima atau ditolak, setelah itu pembiayaan baru dapat direalisasi dan nasabah bekewajiban mengangsur tepat pada waktunya. Yuli Wulandari (2010), telah menulis sebuah penelitian yang berjudul Analisa Prosedur Pelaksanaan Pembiayaan Musyarakah pada PT.Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Surakarta. Penelitian ini menyatakan bahwa prosedur pelaksanaan pembiayaan musyarakah di Bank Muamalat Cabang Surakarta, yaitu: pengumpulan data, varifikasi data, pengajuan memorandum usulan pembiayaan, keputusan pembiayaan, realisasi pembiayaan, pemantauan / monitoring, pelunasan. Dewi Setyawati (2008), pernah menyajikan penelitian yang berjudul Analisis Sistem dan Prosedur Pembiayaan Musyarakah pada Bank Syariah dalam Mendukung Pengendalian Intern Studi kasus pada PT. BRI (PERSERO) Tbk. Kantor Cabang Syariah

9 Malang, Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan pembiayaan musyarakah masih terdapat beberapa kelemahan di antaranya adalah tugas dan wewenang AO ( Account Officer) lebih dominan dalam menjalankan beberapa fungsi, yaitu fungsi analisis data dan rekomendasi pembiayaan ke Pinca (Pimpinan Cabang), belum ada pemisahan fungsi antara penilai atau petugas taksasi (petugas yang memperkirakan nilai dari jaminan nasabah) dan petugas yang melakukan analisis pembiayaan, dan tidak adanya kegiatan surprised audit (pemeriksaan mendadak terhadap kualitas nasabah) menyebabkan lemahnya pengendalian dalam operasional sistem yang dan prosedur pembiayaan musyarakah. Pemecahan masalah yang dilakukan adalah dengan melakukan evaluasi terhadap stuktur organisasi, dan meninjau ulang atau merivisi alur prosedur pemberian dan pencairan pembiayaan musyarakah yang lebih mendukung pengendalian intern. penelitian terdahulu berbeda dengan penelitian sekarang. Pada penelitian terdahulu hanya membahas tentang prosedur pemberian pembiayaan musyarakah dan bagaimana agar para nasabah dapat mengembalikan uang ataupun pembiayaan yang sudah diberikan agar tepat waktu dalam pengembalian. Sedangkan dalam penelitian ini menitikberatkan pada prosedur pemberian pembiayaan musyarakah, apakah sudah sesuai dengan prinsip manajemen, dan langkah-langkah yang dilakukan BMT untuk meminimalisir risiko yang dapat terjadi.

10 F. Metode Penelitan 1. Tipe Penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian diskriptif analitik, maksudnya suatu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang realitas pada obyek yang diteliti secara obyektif, yaitu analisis pembiayaan musyarakah pada BMT TUMANG Cabang Cepogo 2. Jenis Data a. Data primer Yaitu data yang diperoleh dan dikumpulkan secara langsung dari obyek yang diteliti. b. Data sekunder Yaitu data yang diperoleh dari buku-buku atau dokumen-dokumen tertentu. 3. Tehnik Pengumpulan Data Adapun tehnik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah: a. Observasi Observasi merupakan cara-cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Peneliti mengamati secara langsung tentang tatacara akad musyarakah, dan

11 prosedur-prosedur yang dilakukan, baik dari nasabah dan dari pihak BMT TUMANG Cabang Cepogo. b. Wawancara Wawancara adalah suatu cara mengumpulkan data dengan mengajukan suatu pertanyaan langsung kepada sumber informasi. Metode wawancara digunakan untuk mengumpulkan data dari pihak-pihak yang di wawancarai. Wawancara ini dilakukan terhadap staf-staf BMT TUMANG Cabang Cepogo, terutama pihak finance. c. Studi pustaka Studi pustaka adalah mendapatkan data atau informasi dari media buku atau pustaka kemudian mengumpulkan pengertian dan penjelasan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. d. Dokumentasi Selain itu penulis juga menggunakan data dari dokumentasi. Dokumentasi merupakan tehnik pengambilan data dari peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya dari seseorang (Sugiyono, 2007: 329). Dapat juga diartikan sebagai metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk menelusuri data historis (Bungin,

12 2007: 121). Dalam penelitian ini penulis mengambil data dokumentasi dari pihak personalia yang berupa tabeltabel pembiayaan musyarakah, dan naik turunnya pembiayaan musyarakah di BMT TUMANG Cabang Cepogo. 4. Tehnik Analisis Data Analisis data dimaksudkan sebagai suatu penjelasan dan interpretasi secara logis, sistematis, dan konsisten sesuai dengan tehnik yang dipakai dalam pengumpulan data dan sifat data yang diperoleh. Adapun metode analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif, untuk mencapai kejelasan masalah yang akan dibahas (Soemitro, 1990: 116). Data yang diperoleh kemudian akan disusun secara sistematis sehingga akan diperoleh gambaran yang komprehensif, dan selanjutnya dianalisis secara kualitatif yaitu dengan memeperhatikan data-data yang ada. G. Penegasan Istilah Agar tidak timbul salah pengertian dan penafsiran, maka penulis perlu menjelaskan arti kata-kata dan memberikan penegasan istilah yang terdapat dalam penelitian ini ialah, 1. Analisis adalah proses perencanaan yang terdiri dari beberapa bagian atau komponen yang saling berhubungan atau berkesinambungan agar dapat mendapatkan sebuah pengertian yang berupa sumber informasi yang tepat serta memiliki

13 pemahaman arti keseluruhan sehingga memudahkan untuk menggolongkan informasi tersebut. 2. Pembiayaan adalah penyertaan barang, jasa, atau hutang dari pihak kreditur atau pemberi pinjaman atas dasar kepercayaan terhadap pihak debitur atau penerima pinjaman dengan janji membayar dari debitur kepada kreditur pada tanggal yang telah disepakati oleh kedua belah pihak (Murniati, 2012: 13). 3. Musyarakah adalah bentuk umum dari usaha bagi hasil di mana dua orang atau lebih menyumbangkan pembiayaan dan manajemen usaha, dengan proporsi bisa sama atau tidak. Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan antara para mitra, dan kerugian akan dibagikan menurut proporsi modal. Transaksi Musyarakah dilandasi adanya keinginan para pihak yang bekerja sama untuk meningkatkan nilai aset yang mereka miliki secara bersama-sama dengan memadukan seluruh sumber daya. 4. Prosedur adalah suatu rangkaian metode yang telah menjadi pola tetap dalam melakukan suatu pekerjaan yang merupakan suatu kebulatan (Murniati, 2012: 11). 5. BMT adalah kependekan dari kata Balai Usaha Mandiri Terpadu atau Baitul Mal wat Tamwil, yaitu Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah atau balai usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan bayt al-mal wa at-tamwil dengan kegiatan mengembangkan

14 usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil dengan mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. 6. Financing atau pembelanjaan yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dikerjakan oleh orang lain (Muhammad, 2005: 304). H. Sistematika Penulisan Pada penelitian ini terdapat 5 (lima) bab yang terdiri dari beberapa sub bab yang dapat diuraikan kembali. Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, pembatasan masalah, penelitian terdahulu, metode penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Di dalam bab ini akan menyajikan landasan teori yang menguraikan hal-hal yang bersangkutan dengan materi yang akan dibahas dalam penelitian, dengan sumber dan referensi dari berbagai literatur.

15 BAB III DATA OBYEK PENELITIAN Pada gambaran ini, terdiri dari gambaran umum BMT TUMANG Cepogo, data-data diskriptif, hasi penelitian yang terdiri dari prosedur dan langkah-langkah BMT TUMANG Cabang Cepogo dalam meminimalisir risiko pembiayaan musyarakah. BAB IV ANALISIS DATA Dalam bab ini berisi uraian analisis penulis terhadap prosedur dan langkah-langkah BMT TUMANG Cabang Cepogo dalam meminimalisir risiko pembiayaan musyarakah. BAB V PENUTUP Merupakan penutup yang memuat kesimpulan dan saran dari hasil penelitian ini dan diakhiri dengan lampiranlampiran yang terkait dengan hasil penlitian yang ditemukan di lapangan yang dipergunakan sebagai pembahasan atas hasil penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI A. Pembiayaan 1. Pengertian pembiayaan Dalam Undang-undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 Pasal 1 Ayat 12, pembiayaan berarti penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan sejumlah uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan berupa bagi hasil (Kasmir, 2004: 92). Pengertian pembiayaan atau qard dalam fiqh mua malah secara bahasa bararti potongan yaitu istilah yang diberikan untuk sesuatu yang diberikan sebagai modal usaha, sesuatu itu terputus atau terpotong. Sedangkan pembiayaan (qard) secara istilah berarti penyerahan dari pihak lain berupa sesuatu yang bernilai kebendaan. Pemberian modal yang bagi pemberinya berhak mengambil uang tersebut dari orang yang mendapatkan modal. 16

17 2. Jenis-jenis Pembiayaan a. Berdasarkan tujuan penggunaannya, dibedakan dalam beberapa hal sebagai berikut: (1) Pembiayaan modal kerja, yakni pembiayaan yang ditujukan untuk memberikan modal usaha seperti antara lain pembelian bahan baku atau barang yang akan diperdagangkan; (2) Pembiayaan investasi, yakni pembiayaan yang ditujukan untuk modal usaha pembelian sarana alat produksi dan atau pembelian barang modal berupa aktiva tetap / investaris; (3) Pembiayaan konsumtif, yakni pembiayaan yang ditujukan untuk pembelian suatu barang yang digunakan untuk kepentingan perseorangan ( pribadi ). b. Berdasarkan cara pembayaran / angsuran bagi hasil, dibedakan dalam beberapa hal sebagai berikut: (1) Pembiayaan dengan angsuran pokok dan bagi hasil periodik, yakni angsuran untuk jenis pokok dan bagi hasil dibayar / diangsur tiap periodik yang telah ditentukan misalnya, bulanan; (2) Pembiayaan dengan bagi hasil angsuran pokok periodik dan akhir, yakni untuk bagi hasil dibayar / diangsur tiap periodik sedangkan pokok dibayar sepenuhnya pada saat akhir jangka waktu angsuran; (3) Pembiayaan dengan angsuran pokok dan bagi hasil akhir, yakni untuk pokok dan bagi hasil dibayar pada saat akhir jangka waktu pembayaran, dengan catatan jangka waktu maksimal satu bulan.

18 c. Metode hitung angsuran yang akan digunakan. Ada tiga metode yang ditawarkan yaitu: (1) Efektif, yakni angsuran yang dibayarkan selama periode angsuran. Tipe ini adalah angsuran pokok pembiayaan meningkat dan bagi hasil menurun dengan total sama dalam periode angsuran; (2) Flat, yakni angsuran pokok dan margin merata untuk setiap periode; (3) Sliding, yakni angsuran pokok pembiyaan tetap dan bagi hasilnya menurun mengikuti sisa pembiayaan (outstanding). d. Berdasarkan jangka waktu pemberiannya, dibedakan dalam (1) pembiayaan dengan jangka waktu pendek umumnya dibawah 1 tahun; (2) Pembiayaan dengan jangka waktu menengah umumnya sama dengan 1 tahun; (3) Pembiayaan dengan jangka waktu panjang, umumnya diatas 1 tahun sampai dengan 3 tahun; (4) Pembiayaan dengan jangka waktu diatas tiga tahun dalam kasus yang tertentu seperti untuk pembiayaan investasi perumahan, atau penyelamatan pembiayaan. e. Berdasarkan sektor usaha yang dibiayai adalah (1) Pembiayaan sektor perdagangan (contoh: pasar, toko kelontong, warung sembako dll); (2) pembiayaan sektor industri (contoh: home industri; konfeksi, sepatu). f. Pembiyaan konsumtif, kepemilikan kendaraan bermotor (contoh : motor, mobil dll.) (BPRS PNM AL-Ma soem, 2004: 3).

19 3. Fungsi dan Manfaat Pembiayaan Pemberian suatu fasilitas pembiayaan mempunyai fungsi tertentu. Adapun pemberian fungsi pembiayaan dalam Lembaga Keuangan Syariah adalah (a) Memberikan pembiayaan dengan prinsip syariah yang menerapkan sistem bagi hasil yang tidak memberatkan debitur; (b) Membantu kaum dhuafa yang tidak tersentuh oleh bank konvensional karena tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh bank konvensional; (c) Membantu masyarakat ekonomi lemah yang selalu dipermainkan oleh rentenir dengan membantu melalui pendanaan untuk usaha yang dilakukan; (d) Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini pembiayaan untuk pembangunan usaha baru atau perluasan usaha akan membutuhkan tenaga kerja baru sehingga dapat menyedot tenaga kerja yang masih menganggur; (e) Meningkatkan jumlah barang dan jasa; (f) Menghemat devisa Negara, terutama untuk produk-produk yang sebelumnya di impor dan apabila sudah dapat produksi dalam negeri dengan fasilitas kredit yang jelas akan menghemat devisa Negara (Antonio, 2001: 166). Kemudian selain fungsi di atas pembiayaan memiliki manfaat sebagai berikut: a. Manfaat bagi Lembaga Keuangan Syariah Manfaat yang dapat diperoleh oleh lembaga keuangan adalah (1) Memperoleh pembagian keuntungan dari debitur sehingga dapat