PREDIKSI KEBOHONGAN MANUSIA MELALUI WAJAH DAN GERAK TUBUH MENGGUNAKAN METODE ROUGH SET (STUDI KASUS POLDA SUMUT)

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP PENJUALAN AIR MINUM ISI ULANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROUGH SET (Studi Kasus: Rihata Water)

APLIKASI ROUGH SET UNTUK MEMPREDIKSI PRESTASI CALON ANGGOTA KELOMPOK PROGRAMMING (STUDI KASUS : STMIK PELITA NUSANTARA)

ANALISIS KINERJA DOSEN STMIK IBBI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROUGH SET

ANALISA SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN DISTRIBUSI PENJUALAN BAHAN POKOK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROUGH SET PADA CV SAMA SENANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan di dalam database. Data mining adalah proses yang menggunakan

PENERAPAN DATA MINING UNTUK EVALUASI KINERJA AKADEMIK MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NAÏVE BAYES CLASSIFIER


BAB II LANDASAN TEORI

Implementasi Metode Rough Set Untuk Menentukan Kelayakan Bantuan Dana Hibah Fasilitas Rumah Ibadah

ANALISA KINERJA ALGORITMA C.45 DALAM MEMPREDIKSI PENCAPAIAN PROFIT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang akan diteliti. Pemanfaatan algoritma apriori sudah cukup banyak digunakan, antara lain

PENERAPAN ALGORITMA APRIORI DALAM MEMPREDIKSI PERSEDIAAN BUKU PADA PERPUSTAKAAN SMA DWI TUNGGAL TANJUNG MORAWA

Abidah Elcholiqi, Beta Noranita, Indra Waspada

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Data Mining. Pengenalan Sistem & Teknik, Serta Contoh Aplikasi. Avinanta Tarigan. 22 Nov Avinanta Tarigan Data Mining

PENERAPAN TEKNIK DATA MINING UNTUK MENGELOMPOKKAN

ANALISIS PENERAPAN TEKNIK DATAMINING DALAM PENGIMPLEMENTASIAN DAN PENGEMBANGAN MODEL ACTIVE LEARNING DENGAN METODE KELOMPOK

Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 12, No. 1, Februari ISSN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN METODE ASOSIASI DATA MINING MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI UNTUK MENGETAHUI KOMBINASI ANTAR ITEMSET PADA PONDOK KOPI

ANALISA DATA PENJUALAN OBAT DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH H. ABDUL MANAN SIMATUPANG KISARAN

DECISION TREE BERBASIS ALGORITMA UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS PADA SISWA BARU SEKOLAHMENENGAH KEJURUAN UNTUK CLUSTERING JURUSAN

PENGEMBANGAN APLIKASI PENENTUAN TINGKAT KEUNTUNGAN PADA E- COMMERCE DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS DAN APRIORI

Timor Setiyaningsih, Nur Syamsiah Teknik Informatika Universitas Darma Persada. Abstrak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODE ROUGH SET UNTUK MEMILIH TIPE RUMAH IDAMAN SESUAI SELERA KONSUMEN PADA PT. RIZKI PRATIWI MULYA. Yanti Yusman 1 ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Assocation Rule. Data Mining

DATA MINING ROUGH SET DALAM MENENTUKAN PILIHAN ALAT KONTRASEPSI PADA WANITA ( STUDI KASUS DI BKKBN KOTA PADANG )

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA DAN PERANCANGAN APLIKASI ALGORITMA APRIORI UNTUK KORELASI PENJUALAN PRODUK (STUDI KASUS : APOTIK DIORY FARMA)

TINJAUAN PUSTAKA. Definisi Data Mining

PENERAPAN DATA MINING UNTUK MENGANALISA JUMLAH PELANGGAN AKTIF DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA C4.5

Analisis Perbandingan Algoritma Fuzzy C-Means dan K-Means

Aturan assosiatif biasanya dinyatakan dalam bentuk : {roti, mentega} {susu} (support = 40%, confidence = 50%)

PENERAPAN TEKNIK DATA MINING UNTUK MENENTUKAN HASIL SELEKSI MASUK SMAN 1 GIBEBER UNTUK SISWA BARU MENGGUNAKAN DECISION TREE

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

IMPLEMENTASI METODE ROUGH SET UNTUK MENENTUKAN DATA NASABAH POTENSIAL MENDAPATKAN PINJAMAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

APLIKASI PENJADWALAN PENGADAAN BARANG MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI

ANALISA ALGORITMA APRIORI UNTUK MENENTUKAN MEREK PAKAIAN YANG PALING DIMINATI PADA MODE FASHION GROUP MEDAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

Liza Efriyanti* Keywords: Artificial Intelligent Rough Sets, Decision Making System, DSS, Rosetta

2.2 Data Mining. Universitas Sumatera Utara

DATA MINING ANALISA POLA PEMBELIAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA APRIORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekumpulan besar data yang tersimspan dalam penyimpanan dengan

BAB 1 KONSEP DATA MINING 2 Gambar 1.1 Perkembangan Database Permasalahannya kemudian adalah apa yang harus dilakukan dengan data-data itu. Sudah diket

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Indeks Prestasi Kumulatif dan Lama Studi. menggunakan dokumen/format resmi hasil penilaian studi mahasiswa yang sudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Model Data Mining sebagai Prediksi Penyakit Hipertensi Kehamilan dengan Teknik Decision Tree

PENGANTAR SOLUSI DATA MINING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. yang tepat. Sistem data mining mampu memberikan informasi yang tepat dan

ALGORITMA C4.5 UNTUK SIMULASI PREDIKSI KEMENANGAN DALAM PERTANDINGAN SEPAKBOLA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Data Mining II Estimasi

PERSYARATAN PRODUK. 1.1 Pendahuluan Latar Belakang Tujuan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

JURNAL IMPLEMENTASI DATA MINING PADA TRANSAKSI PENJUALAN BIBIT BUAH DENGAN ALGORITMA APRIORI (STUDI KASUS: UD BUAH ASRI)

PENERAPAN METODE ASOSIASI GSP DAN APRIORI UNTUK STOK DAN REKOMENDASI PRODUK

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS DATA POLA PEMBELIAN KONSUMEN DENGAN ALGORITMA APRIORI PADA TRANSAKSI PENJUALAN SUPERMARKET PAMELLA YOGYAKARTA 1.

Data Mining : Klasifikasi Menggunakan Algoritma C4.5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini menguraikan tentang teori-teori penunjang yang dipakai dalam

IMPLEMENTASI DATA MINING DENGAN ALGORITMA APRIORI PADA TOKO BANGUNAN UD. RUFI SENTOSA JAYA SAMBIREJO - PARE

APLIKASI DATA MINING DENGAN METODE CLASSIFICATION BERBASIS ALGORITMA C4.5

PERBANDINGAN AKURASI KLASIFIKASI DARI ALGORITMA NAIVE BAYES, C4.5, DAN ONER (1R)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL IMPLEMENTASI DATA MINING DENGAN ALGORITMA C4.5 UNTUK MEMPREDIKSI PRESTASI SISWA

Klasifikasi Data Karyawan Untuk Menentukan Jadwal Kerja Menggunakan Metode Decision Tree

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

IMPLEMENTASI DATA MINING UNTUK MEMPREDIKSI DATA NASABAH BANK DALAM PENAWARAN DEPOSITO BERJANGKA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA KLASIFIKASI NAIVE BAYES

PREDIKSI HERREGISTRASI CALON MAHASISWA BARU MENGGUNAKAN ALGORITMA NAÏVE BAYES

APLIKASI DATA MINING UNTUK MENAMPILKAN INFORMASI TINGKAT KELULUSAN MAHASISWA

PENERAPAN ALGORITMA C5.0 DALAM PENGKLASIFIKASIAN DATA MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Jurnal KomTekInfo Fakultas Ilmu Komputer, Volume 1, No. 2, Desember 2014 ISSN :

PENINGKATAN PERFORMA ALGORITMA APRIORI UNTUK ATURAN ASOSIASI DATA MINING

IMPLEMENTASI METODE ROUGH SET UNTUK MENENTUKAN DATA NASABAH POTENSIAL MENDAPATKAN PINJAMAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Turban mendefinisikan Decision Support System sebagai sekumpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap peran sistem informasi dalam perusahaan sebagai bagian dari produktivitas.

JURNAL IT STMIK HANDAYANI

BAB I PENDAHULUAN. ada tiga, yaitu association rules, classification dan clustering.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Prodi Sistem Informasi, STMIK Triguna Dharma Medan. Prodi Sistem Komputer, STMIK Triguna Dharma Medan . : #1

ANALISIS DATA MINING UNTUK MENENTUKAN VARIABEL VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KELAYAKAN KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH MENGGUNAKAN TEKNIK KLASIFIKASI

PENERAPAN ALGORITMA C4.5 UNTUK KLASIFIKASI PREDIKAT KEBERHASILAN MAHASISWA DI AMIK TUNAS BANGSA. Abstrak

Implementasi Data Mining Untuk Analisa Tingkat Pelanggaran Lalu Lintas Dengan Algoritma Association Rule

APLIKASI DATA MINING ANALISIS DATA TRANSAKSI PENJUALAN OBAT MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI (Studi Kasus di Apotek Setya Sehat Semarang)

ABSTRAK. Keywords : Data Mining, Filter, Data Pre-Processing, Association, Classification, Deskriptif, Prediktif, Data Mahasiswa.

Penerapan Metode Fuzzy C-Means dengan Model Fuzzy RFM (Studi Kasus : Clustering Pelanggan Potensial Online Shop)

ALGORITMA BAYESIAN CLASSIFICATION UNTUK MEMPREDIKSI HEREGRISTRASI MAHASISWA BARU DI STMIK WIDYA PRATAMA

Transkripsi:

PREDIKSI KEBOHONGAN MANUSIA MELALUI WAJAH DAN GERAK TUBUH MENGGUNAKAN METODE ROUGH SET (STUDI KASUS POLDA SUMUT) Reki Tasya, Efori Buulolo, Permanan Ginting M STMIK Budi Darma, Medan, Indonesia Jl. Sisingamangaraja No. 338 Medan ABSTRAK Manusia sering melakukan kebohongan, namun banyak manusia yang tidak menyadari bahwa seseorang atau lawan bicaranya sedang berkata bohong, sehingga lawan bicara meyakinkan bahwa yang dikatakannya benar. Alasan manusia melakukan kebohongan salah satunya adalah untuk menyelamatkan diri dari situasi yang sulit atau dalam situasi terjepit. Data Mining telah berkembang pesat dan menambah nilai suatu informasi yang tersimpan dalam database. Salah satu algoritma data mining yang cukup sederhana adalah Rough Set. Prediksi kebohongan manusia melalui mimik wajah dan gerak tubuh dapat dilakukan dengan menggunakan metode Rough Set. Aspek atau attribut yang dinilai dengan menggunakan metode Rough Set terdiri dari: Senyum, Wajah, Dahi, Kaki. Manfaat yang diperoleh adalah dapat mengetahui mimik wajah dan gerak tubuh manusia saat orang tersebut berbohong ketika melakukan interview. Sebagai ilmu pembelajaran untuk manusia dalam menyikapi percakapan. Kata kunci: Prediksi, Kebohongan, Data Mining, Rough Set I. PENDAHULUAN Prediksi adalah sama dengan ramalan atau perkiraan, menurut kamus besar bahasa indonesia, prediksi itu adalah hasil dari kegiatan memprediksi atau meramal atau memperkirakan. Prediksi bisa berdasarkan metode ilmiah ataupun subjektif belaka. Prediksi dalam metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisik. Ilmuan melakukan pengamatan serta membentuk fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah. Data Mining adalah suatu istilah yang digunakan untuk menguraikan penemuan pengetahuan dalam database. Data Mining Rough Set tetap dapat menggali pengetahuan di dalam sebuah database walaupun data tersebut tidaklah lengkap. Ada dua langkah yang diambil dalam menangani data yang tidak lengkap, pertama data tidak lengkap dibiarkan sehingga pada tabel keputusan hanya rule yang terisi yang mempengaruhi keputusan akhir sedangkan langkah kedua adalah data yang kosong dicari nilai terendah atau tertinggi yang ditentukan dari tabel keputusan. Adapun algoritma mengimplementasikan Data Mining. Salah satu algoritma yang cukup sederhana untuk di implementasikan adalah algoritma Rough Set. Rough Set merupakan teknik matematika yang efisien untuk Knowledge Discovery in Database (KDD) dalam tahapan proses dan Data Mining. Rough Set merupakan suatu metode terbaru pada Data Mining yang dapat memecahkan permasalahan dalam pengontrolan perhitungan, prediksi kebohongan manusia dengan cepat dan optimal untuk mendapatkan rule-rule yang singkat dan tepat dari suatu tabel. Manusia sering melakukan kebohongan, namun banyak manusia yang tidak menyadari bahwa seseorang atau lawan bicaranya sedang berkata bohong, sehingga lawan bicara meyakinkan bahwa yang dikatakannya benar. Alasan manusia melakukan kebohongan salah satunya adalah untuk menyelamatkan diri dari situasi yang sulit atau dalam situasi terjepit. Aspek atau attribut yang dinilai dengan menggunakan metode Rough Set terdiri dari: Senyum, Wajah, Dahi, Kaki. II. TEORITIS A. Data Mining Data Mining adalah proses yang mempekerjakan satu atau lebih teknik pembelajaran komputer (Machine Learning) untuk menganalisis dan mengekstraksi pengetahuan (Knowledge) secara otomatis. Defenisi lain antaranya adalah pembelajaran berbasis induksi (Induction-Based Learning) adalah pembentukan defenisi- defenisi konsep umum yang dilakukan dengan cara mengobservasi contoh-contoh spesifik dari konsep-konsep yang akan dipelajari[1]. Data mining berisi pencarian tren atau pola yang diinginkan dalam database besar untuk membantu pengambilan keputusan di waktu yang akan datang. Pola-pola ini dikenali oleh perangkat tertentu yang dapat memberikan suatu analisa data yang berguna danberwawasan yang kemudian dapat dipelajari dengan lebih teliti. B. Karakteristik Data Mining Data Mining memiliki karakteristik sebagai berikut [2]: 1. Data Mining berhubungan dengan penemuan suatu yang tersembunyi dan pola data tertentu yang tidak diketahui sebelumnya. 2. Data Mining biasanya menggunakan data yang sangat besar. Biasanya data yang besar digunakan untuk membuat hasil lebih dipercaya. 3. Association rule mining adalah teknik mining untuk menemukan aturan assosiatif antara suatu kombinasi item. 227

4. Classification adalah proses untuk menemukan model atau fungsi yang menjelaskan atau membedakan konsep atau kelas data, dengan tujuan untuk memperkirakan kelas dari suatu objek yang labelnya tidak diketahui. 5. Decision Tree adalah salah satu metode Classification yang paling populer kerena mudah untuk diinterprestasi oleh manusia. Setiap percabangan menyatakan kondisi yang harus dipenuhi dan tiap ujung pohon menyatakan kelas data. 6. Clustering, Clustering melakukan pengelompokan data tanpa berdasarkan kelas data tertentu bahkan Clustering dapat dipakai untuk memberikan label pada kelas data yang belum diketahui. Karena itu Clustering dering digolongkan sebagai metode Unsupervised Learning. 7. Neural Network, jaringan syaraf buatan yang terlatih dapat dianggap sebagai pakar dalam kategori informasi yang akan dianalisis. Pakar ini dapat digunakan untuk memproyeksi situasi baru dari ketertarikan informasi. C. Pengelompokan Data Mining Menurut Larose dalam bukunya yang berjudul Discovery Knlowledge in Data: An Introduction to Data Mining: data mining dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan tugas atau pekerjaan yang dapat dilakukan,yaitu [3]: 1. Deskripsi Terkadang peneliti dan analisis secara sederhana ingin mencoba mencari cara untuk menggambarkan pola dan kecenderungan yang terdapat dalam data. Deskripsi dari pola kecenderungan sering memberikan kemungkinan penjelasan untuk suatu pola atau kecenderungan. 2. Estimasi Estimasi hampir sama dengan klasifikasi, kecuali variabel target estimasi lebih ke arah numerik dari pada ke arah kategori. Model dibangun menggunakan baris data (record) lengkap yang menyediakan nilai dari variabel target sebagai nilai prediksi. Selanjutnya, pada peninjauan berikutnya estimasi nilai dari variabel target dibuat berdasarkan nilai variabel prediksi. 3. Prediksi Prediksi hampir sama dengan klasifikasi dan estimasi, kecuali bahwa dalam prediksi nilai dari hasil akan ada di masa mendatang. Beberapa metode dan teknik yang digunakan dalam klasifikasi dan estimasi dapat pula digunakan (untuk keadaan yang tepat) untuk prediksi. 4. Klasifikasi Dalam klasifikasi, terdapat target variabel kategori. Sebagai contoh, penggolongan pendapatan dapat dipisahkan dalam tiga kategori, yaitu pendapatan tinggi, pendapatan sedang, dan pendapatan rendah. 5. Pengklasteran (Clusterring) Pengklasteran merupakan pengelompokan record, pengamatan, atau memperhatikan dan membentuk kelas obyek-obyek yang memiliki kemiripan. Klaster adalah kumpulan record yang memiliki kemiripan satu dengan yang lainnya dan memiliki ketidakmiripan record dalam klaster yang lain. Berbeda dengan klasifikasi, pada pengklasteran tidak ada variabel target. Pengklasteran tidak melakukan klasifikasi, mengestimasi, atau memprediksi nilai dari variabel target, akan tetapi, algoritma pengklasteran mencoba untuk melakukan pembagian terhadap keseluruhan data menjadi kelompok-kelompok yang memiliki kemiripan (homogen), yang mana kemiripan record dalam satu kelompok akan bernilai maksimal, sedangkan kemiripan dengan record dalam kelompok lain akan bernilai minimal. 6. Asosiasi Tugas asosiasi dalam data mining adalah untuk menemukan atribut yang muncul dalam satu waktu. Salah satuimplementasi dari asosiasi adalah market basket analysis atau analisis keranjang belanja, sebagaimana yang akan dibahas dalam tesis ini. D. Tahap-Tahap Metode Rough Set Adapun tahapan didalam penggunaan Metode Rough Set sebagai berikut[4]: 1. Data Selection (Pemilihan data yang akan digunakan). 2. Pembentukan Decision System berisikan atribut kondisi dan atribut keputusan. Decisio System adalah informasi sistem dengan attribut tambahan yang digunakan dengan Decision Attribute, dalam Data Mining dikenal dengan nama Class atau Target. Attribut ini yang menpresentasikan hasil dari klasifikasi yang diketahui dengan rumus: Ds=(U{A,C}) U={X1,X2,...Xm} menerapkan sekumpulan Example A={A1,A2,...An} attribut kondisi C= Decision atribut 3. Pembentukan Equivalence Class yaitu dengan menghilangkan data yang berulang untuk atribut A (U,A) 4. Pembentukan Dicernibility Matrix Modulo D, yaitu matriks yang berisikan perbandingan antara data yang bebeda atribut kondisi dan atribut keputusan. 5. Menghasilkan Reduct dengan menggunakan aljabar boolean. 6. Menghasilkan rule (pengetahuan). III. ANALISA DAN PEMBAHASAN Kebohongan sudah menjadi kebiasaan bagi manusia untuk melindungi dirinya dari suatu masalah. Orang yang biasakan dirinya berbohong akan merasa cemas saat berbicara. Namun, tidak sedikit pula manusia yang berkata jujur, karena dengan berkata jujur manusia akan lebih di dihargai dan dipercaya. Di dalam Polda seseorang tahanan akan di introgasi dengan beberapa pertanyaan. mimik wajah dan gerak tubuh menjadi bukti seorang tahanan bohong atau jujur. Dalam penelitian ini penulis memprediksi seseorang 228

sedang berkata jujur atau bohong. Dengan studi kasus di Polda Sumatera Utara data yang digunakan adalah data tahanan pada tahun 2014-2016. Rough Set adalah sebuah set data di impresentasikan sebagai sebuah tabel, dimana baris dalam tabel merepresentasikan objek dan kolom-kolom merepresentasikan attribut dari objek-objek tersebut. Adapun tahapan didalam penggunaan Metode Rough Set sebagai berikut: 1. Data Selection Tabel 1. Data Selection No Nama Senyum Wajah Dahi Kaki 1 D S Lepas Menatap Normal Diam 2 K K Terpaksa Menoleh Mengkerut Bergerak 3 I Y Terpaksa Menoleh Mengkerut Diam 4 S N Lepas Menoleh Normal Gerak 5 J Terpaksa Menatap Normal Bergerak 6 D Lepas Menatap Normal Diam 7 A A Terpaksa Menatap Normal Gerak 8 K S Lepas Menatap Mengkerut Gerak 9 I S Lepas Menatap Normal Diam 10 S S H Terpaksa Menatap Normal Bergerak 11 S D Terpaksa Menatap Normal Diam 12 S S Lepas Menatap Mengkerut Bergerak 13 A M Terpaksa Menoleh Mengkerut Diam 14 P S Terpaksa Menatap Mengkerut Diam 15 M L Terpaksa Menatap Normal Bergerak 16 S M S Lepas Menatap Normal Diam 17 H W Terpaksa Menoleh Mengkerut Bergerak 18 A W Lepas Menoleh Mengkerut Diam 19 M R Lepas Menatap Mengkerut Bergerak 20 S H R Terpaksa Menoleh Mengkerut Diam 2. Pembentukan Decision System Pembentukan Decision System berisikan atribut kondisi dan atribut keputusan. Decision System adalah informasi sistem dengan attribut tambahan yang digunakan dengan Decision Attribute, dalam Data Mining dikenal dengan nama Class atau Target. Adapun Decision System yang dapat dillihat pada tabel 2 dengan data sebanyak 20 data. Tabel 2. Decision System Nama Senyum Wajah Dahi Kaki Keputusan D S Lepas Menatap Normal Diam Jujur K K Terpaksa Menoleh Mengkerut Bergerak Bohong I Y Terpaksa Menoleh Mengkerut Diam Bohong S N Lepas Menoleh Normal Gerak Jujur J Terpaksa Menatap Normal Bergerak Bohong D Lepas Menatap Normal Diam Jujur A A Terpaksa Menatap Normal Gerak Jujur K S Lepas Menatap Mengkerut Gerak Bohong I S Lepas Menatap Normal Diam Jujur S S H Terpaksa Menatap Normal Bergerak Jujur S D Terpaksa Menatap Normal Diam Jujur S S Lepas Menatap Mengkerut Bergerak Bohong A M Terpaksa Menoleh Mengkerut Diam Bohong P S Terpaksa Menatap Mengkerut Diam Bohong M L Terpaksa Menatap Normal Bergerak Jujur S M S Lepas Menatap Normal Diam Jujur Nama Senyum Wajah Dahi Kaki Keputusan H W Terpaksa Menoleh Mengkerut Bergerak Bohong A W Lepas Menoleh Mengkerut Diam Bohong M R Lepas Menatap Mengkerut Bergerak Bohong S H R Terpaksa Menoleh Mengkerut Diam Bohong 3. Pembentukan Equivalence Class Pembentukan Equivalence Class yaitu dengan menghilangkan data yang berulang untuk atribut A (U,A). Sebelum melakukan pembentukan Equivalen Class, maka langkah pertama adalah melakukan transformasi kembali kepada atribut A (Senyum), B (Wajah), C (Dahi), D (Kaki). Tabel 3. Equivalence Class No Senyum Wajah Dahi Kaki Keputusan 1 Lepas Menatap Normal Diam Jujur 2 Terpaksa Menoleh Mengkerut Bergerak Bohong 3 Terpaksa Menoleh Mengkerut Diam Bohong 4 Lepas Menoleh Normal Diam Jujur 5 Terpaksa Menatap Normal Bergerak Jujur or bohong 6 Lepas Menatap Mengkerut Bergerak Bohong 7 Terpaksa Menatap Normal Diam Jujur 8 Terpaksa Menatap Mengkerut Diam Bohong 9 Lepas Menoleh Mengkerut Diam Bohong 4. Pembentukan Dicernability Matrix Modul D Pembentukan Dicernibility Matrix Modulo D, yaitu matriks yang berisikan perbandingan antara data yang bebeda atribut kondisi dan atribut keputusan. Dengan data atribut kondisi yang berbeda, tetapi atribut keputusannya sama tetap dianggap sama. Adapun Dicernibility Matrix Modul D dapat dilihat pada tabel 4. Adapun hasil dari Decernibility Matrix Modul D sebagai berikut: Tabel 4. Dicernibility Matrix Modul D Ec1 Ec2 Ec3 Ec4 Ec5 Ec6 Ec7 Ec8 Ec9 Ec1 X ABCD ABC X AD CD X AC BC Ec2 ABCD X X AC BC X BCD X X Ec3 ABC X X ACD BCD X BC X X Ec4 X AC ACD X AB BC X ABCD CD Ec5 AD BC BCD AB X A D CD ABC D Ec6 CD X X BC A X ACD X X Ec7 X BCD BC X D ACD X C ABC Ec8 AC X X ABCD CD X C X X Ec9 BC X X CD ABCD X ABC X X 5. Menghasilkan Reduct dengan menggunakan Aljabar Boolean Adapun Reduct yang dihasilkan dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Reduct yang dihasilkan 229

Class CNF of Boolean Function Ec1 Ec2 Ec3 Ec4 Ec5 Ec6 Ec7 Ec8 Ec9 (A+B+C+D)*(A+B+C)* (A+D)*(A+C)*(B+C) (A+B+C+D)*(A+C)* (B+C)*(B+C+D) (A+B+C)*(A+C+D)* (B+C+D)*(B+C) (A+C)*(A+C+D)*(A+B) *(B+C)*(A+B+C+D)* (C+D) (A+D)*(B+C)*(B+C+D)* (A+B)*A*D*(C+D)* (A+B+C+D) (C+D)*(B+C)*A* (A+C+D) (B+C+D)*(B+C)*D* (A+C+D)*C*(A+B+C) (A+C)*(A+B+C+D)* (C+D)*C (B+C)*(C+D)* (A+B+C+D)*(A+B+C) Orime Inplicant AC ABD CD AB ACD BC BD BCD ABC Reducts {A,C} {A,B,D} {C,D} {A,B} {A,C,D} {B,C} {B,D} {B,C,D} {A,B,C} 7. Menghasilkan Rule Adapun rule yang dihasilkan berdasarkan reduct terdiri dari kombinasi atribut sebagai berikut: 1. {A,C}= Senyum, Dahi 2. {A,B,D}= Senyum, Wajah, Kaki 3. {C,D}= Dahi, Kaki 4. {A,B}= Senyum, Wajah 5. {A,C,D}= Senyum, Dahi, Kaki 6. {B,C}= Wajah, Dahi 7. {B,D}= Wajah, Kaki 8. {B,C,D}= Wajah, Dahi, Kaki 9. {A,B,C}= Senyum, Wajah, Dahi Sehingga rule yang dihasilkan adalah berdasarkan pada equivalance class dengan membandingkan dengan kombinasi atribut yang ada, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut: 1. If Senyum (Lepas) AND Dahi (Normal) then 2. If Senyum (Lepas) AND Wajah (Menatap) AND Kaki (Diam) then 3. If Senyum (Lepas) AND Wajah (Menoleh) AND Kaki (Bergerak) then 4. If Senyum (Terpaksa) AND Wajah (Menatap) AND 5. If Senyum (Lepas) AND Wajah (Menatap) AND 6. If Dahi (Normal) AND Kaki (Diam) then 7. If Senyum (Terpaksa) AND Wajah (Menoleh) then Income (Bohong) 8. If Senyum (Terpaksa) AND Dahi (Mengkerut) AND Kaki (Bergerak) then Income (Bohong) 9. If Senyum (Terpaksa) AND Dahi (Normal) AND 10. If Senyum (Lepas) AND Dahi (Mengkerut) AND 11. If Senyum (Lepas) AND Dahi (Mengkerut) AND Kaki (Diam) then Income (Bohong) 12. If Wajah (Menoleh) AND Dahi (Mengkerut) then Income (Bohong)13. If Wajah (Menoleh) AND Dahi (Normal) then 14. If Wajah (Menoleh) AND Kaki (Diam) then Income (Bohong) 15. If Wajah (Menatap) AND Dahi (Normal) AND 16. If Wajah (Menatap) AND Dahi (Mengkerut) AND 17. If Wajah (Menatap) AND Dahi (Mengkerut) AND Kaki (Diam) then 18. If Senyum (Lepas) AND Wajah (Menatap) AND Dahi (Mengkerut) then Income (Bohong) OR 19. If Senyum (Terpaksa) AND Wajah (Menatap) AND Dahi (Mengkerut) then IV. IMPLEMENTASI Data tahanan yang diinput dari Database telah selesai. Maka hasil rule yang dihasilkan oleh form generation rule adalah sebagai berikut: Gambar 1. Form Generation Rule Dalam percobaan menggunakan Rosetta ini menghasilkan output berupa rule-rule, berikut hasil rule output-nya: 1. Senyum(Lepas) AND Dahi(Normal) => 2. Senyum(Lepas) AND Wajah(Menatap) AND Kaki(Diam) => 230

3. Senyum(Lepas) AND Wajah(Menoleh) AND Kaki(Bergerak) => 4. Senyum(Terpaksa) AND Wajah(Menatap) AND 5. Senyum(Lepas) AND Wajah(Menatap) AND 6. Dahi(Normal) AND Kaki(Diam) => 7. Senyum(Terpaksa) AND Wajah(Menoleh) => 8. Senyum(Terpaksa) AND Dahi(Mengkerut) AND Kaki(Bergerak) => 9. Senyum(Terpaksa) AND Dahi(Normal) AND 10. Senyum(Lepas) AND Dahi(Mengkerut) AND 11. Senyum(Lepas) AND Dahi(Mengkerut) AND Kaki(Diam) => 12. Wajah(Menoleh) AND Dahi(Mengkerut) => 13. Wajah(Menoleh) AND Dahi(Normal) => 14. Wajah(Menoleh) AND Kaki(Diam) => 15. Wajah(Menatap) AND Dahi(Normal) AND 16. Wajah(Menatap) AND Dahi(Mengkerut) AND 17. Wajah(Menatap) AND Dahi(Mengkerut) AND Kaki(Diam) => 18. Senyum(Lepas) AND Wajah(Menatap) AND Dahi(Mengkerut) => OR 19. Senyum(Terpaksa) AND Wajah(Menatap) AND Dahi(Mengkerut) => Pinjaman, Template Artikel Seminar Prosiding SENATKOM 2015, no. 2460-4690, 2015. [3] E. Buulolo, Implementasi Algoritma Aptiori pada Sistem Persediaan Obat (Studi Kasus Rumah Sakit Estomihi Medan), Pelita Informatika Budi Darma,Vol. IV, No.2301-9425, 2013 [4] H. Dedy Hertama, Analisa Kinerja Dosen STMIK IBBI dengan Menggunakan Metode Rough Set, Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 2016, no. 2302-3805, pp. 49-54, 2016. [5] E. Buulolo, N. Silalahi, Fadlina, and R. Rahim, C4.5 Algorithm To Predict the Impact of the Earthquake, Int. J. Eng. Res. Technol., vol. 6, no. 2, 2017. [6] H. Widayu, S. D. Nasution, N. Silalahi, and M. Mesran, DATA MINING UNTUK MEMPREDIKSI JENIS TRANSAKSI NASABAH PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM DENGAN ALGORITMA C4.5, MEDIA Inform. BUDIDARMA, vol. 1, no. 2, Jun. 2017. [7] E. Buulolo, ALGORITMA APRIORI PADA DATA PENJUALAN DI SUPERMARKET, in Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi Informasi 2015 (SNITI), 2015, no. September 2015, pp. 4 7. [8] L. Marlina, M. Muslim, and A. P. U. Siahaan, Data Mining Classification Comparison ( Naïve Bayes and C4. 5 Algorithms ), Int. J. Eng. Trends Technol., vol. 38, no. 7, pp. 380 383, 2016. [9] W. Fitriani and A. P. U. Siahaan, Comparison Between WEKA and Salford System in Data Mining Software, Int. J. Mob. Comput. Appl., vol. 3, no. 4, pp. 1 4, 2016. V. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil setelah melakukan penelitian, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Penggunaan metode Rough Set dapat memprediksi kebohongan manusia melalui wajah dan gerak tubuh. 2. Memprediksi kebohongan manusia melalui wajah dan gerak tubuh bisa dilakukan dengan menggunakan Aplikasi Rosetta 3. Hasil dari pengujian dengan menggunakan Aplikasi Rosetta adalah berupa rule yang terdapat pada Form Generation Rule. REFERENCES [1] F. A. Hermawati, Data Mining, Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2013. [2] C. I. E. J. Dahlan Abdullah, Implementasi Metode Rough SetT untuk Menentukan data Nasabah Potensial Mendapatkan 231