FAKTOR-FAKTOR PELAKSANAAN PP 23 TAHUN 2018 TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK UMKM DI JAKARTA DENGAN KESADARAN WAJIB PAJAK SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan Perpajakan, Modernisasi Perpajakan, Kesadaran dan Kepatuhan Wajib Pajak. ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah. membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dikumpulkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Menengah (UMKM) selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak (Pangestu, Rusmana:2014). Realisasi penerimaan pajak tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. oleh lembaga independen seperti Masyarakat Transparansi Internasional

PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK PPH 21 TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MAKASSAR UTARA

BAB I PENDAHULUAN. keamanan dan ketertiban negara. Upaya untuk memenuhi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. maju dan sejahtera. Dalam rangka mewujudkan sasaran pembangunan

PENGARUH SOSIALISASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2013 TERHADAP PENGETAHUAN DAN KESADARAN WAJIB PAJAK DALAM IMPLEMENTASI KEWAJIBAN PAJAKNYA

BAB I PENDAHULUAN. membayar pengeluaran umum (Siti, 2011: 1). pendanaan APBN (Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara) dimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara Indonesia dalam

LEMBAR PENGESAHAN. Jurnal yang Berjudul

Bab 1. Pendahuluan. Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan kontributor terbesar dalam Anggaran Pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat. Karena pajak mempunyai fungsi sebagai budgetair yang

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kewajiban pajaknya. Perubahan sistem pemungutan pajak ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah Rp ,00 (Laporan Keuangan Pemerintah Pusat

PENGARUH PERUBAHAN TARIF, KEMUDAHAN MEMBAYAR PAJAK, SANKSI PAJAK, DAN SOSIALISASI PP NOMOR 46 TAHUN 2013 TERHADAP TINGKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Wajib Pajak atas penghasilan yang didapatkan. Mardiasmo menjelaskan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang awalnya official assessment system menjadi self assessment system. Self

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pemerintahan berupaya untuk menciptakan negara Indonesia yang

Oleh: Dwi Sudaryati 1), Gerlan Hehanusa 1) UPN Veteran Yogyakarta ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan kehidupan warga negara yang adil dan sejahtera. Dalam hal ini,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar. Semakin besarnya

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa pajak akan sangat mustahil sekali negara ini dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peran penting Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN)

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Soemitro (dalam Sumarsan, 2013:3) pajak adalah iuran rakyat

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk dapat merealisasikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, tidak menutup

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan, pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit. membiayai pengeluaran pemerintah. Semakin bertambahnya jumlah

e Jurnal Riset ManajemenPRODI MANAJEMEN Fakultas Ekonomi Unisma website : ( e.jrm

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. (APBN) dari tahun ke tahun semakin meningkat. Dapat dilihat dari

ABSTRACT. Keywords: Understanding, tariffs, justice, tax compliance, SMEs and Government Regulation No. 46 of 2013 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang adil, makmur dan sejahtera. Pemerintah membutuhkan dana yang relatif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak dapat memperbaiki hal tersebut dan menjadi solusi yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pemerintah yang berlangsung secara berkesinambungan. Tentunya

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendanaan bagi negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. seoptimal mungkin melalui perluasan sumber penerimaan negara non migas, guna

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pajak merupakan sumber pembiayaan negara yang paling

BAB I PENDAHULUAN. dan potensi pajak yang ada dapat dipungut secara optimal. Langkah-langkah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Besar kecilnya pajak pada suatu negara sudah ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Untuk meningkatkan pemenuhan kewajiban perpajakan secara sukarela

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah juga terus memperhatikan kondisi ekonomi Indonesia dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. 1,019 trilyun atau sebesar 79% ( berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada 2013 pemerintah mengeluarkan PP No 46 Tahun 2013 tentang

BAB I. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang paling potensial. Pemasukan dari pajak diharapkan terus meningkat salah satunya dengan membuat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Indonesia adalah Negara yang sedang giat-giatnya melakukan

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Namun, sebagai upaya mewujudkan kemandirian negara, pemerintah terus

BAB V PENUTUP. dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Realisasi Penerimaan Negara ( Milyar rupiah ) Tahun Sumber Penerimaan. Penerimaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. dan dalam perkembangan ekonomi, khususnya dalam pembangunan karena

F. Hakim., G.B. Nangoi. Analisis penerapan PP. No.46

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULAN. perundang undangan. Setiap wajib pajak dituntut untuk memahami. semua aturan perpajakan yang berlaku. Tetapi tidak semua semua wajib

BAB I PENDAHULUAN. banyak sumber dana dalam membiayai berbagai pengeluaran negara. Pada era Orde

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dalam pelaksanaan pembangunan. Pengeluaran utama negara adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. dana, tenaga, dan ilmu yang tidak sedikit, yang tidak mungkin hanya

Dhiyas Mastungkara, Juli Ratnawati 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sasaran utama dari kebijaksanaan keuangan negara di bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, baik sektor

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan kepada Negara, hibah, wasiat, dan pajak.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Pendapatan Negara. PERKEMBANGAN PENDAPATAN NEGARA Tahun (dalam milyaran rupiah)

Oleh : Hana Pratiwi Burhan Pembimbing : Zulaikha Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pemerintah terus berusaha melakukan kegiatan pembangunan nasional

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI LINGKUNGAN KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA PADANG. Muhammad Edo 1, Yunilma 2, Daniati 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemerintah memenuhi kebutuhan dana dengan mengandalkan dua

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan realisasi penerimaan pajak untuk beberapa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Abstract. Keywords : Knowledge Taxation, Assertiveness Sanctions Taxation, Tax Service Quality Officer, Justice Taxation, Taxpayer Compliance SMEs

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Keywords: provision understanding and perception of the taxpayer on government regulation number 46 of 2013.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sumber penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai

BAB II KAJIAN TEORI. menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat. untuk menyelenggarakan pemerintahan.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkesinambungan selama 4 tahun terakhir dalam APBN.

BAB I PENDAHULUAN. kontraprestasi yang langsung dapat digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan masyarakat, hal ini ditujukan agar pembangunan tersebut berjalan

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Rp1.529 trilyun kontribusi pajak terhadap pendapatan negara sebesar Rp1.193

ANALISIS PERBEDAAN PERLAKUAN PENERAPAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN Dedi Haryanto

BAB I PENDAHULUAN. dari sumber migas dan non migas. Optimalisasi penerimaan pajak dikarenakan

PENGARUH PEMAHAMAN TENTANG PAJAK, PELAYANAN PEMBAYARAN PAJAK DAN MODERNISASI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. negara Indonesia saat ini bersumber dari dalam negeri yaitu pajak. yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia pajak merupakan bagian dari sumber penerimaan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. satunya berasal dari penerimaan pajak. Dalam Undang-Undang No. 15 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. baik negara maju maupun negara berkembang. Karena jika Wajib Pajak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang potensial bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara sebesar 1.201,7 triliun. Namun dalam perubahan pada APBNP,

ABSTRAK. kualitas pelayanan, account representative, tax knowledge, jenjang pendidikan, kepatuhan. Universitas Kristen Maranatha i

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR PELAKSANAAN PP 23 TAHUN 2018 TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK UMKM DI JAKARTA DENGAN KESADARAN WAJIB PAJAK SEBAGAI VARIABEL INTERVENING Endro Andayani 1, Aji Prasetyo 2, M. Yusuf 3 Institut Ilmu Sosial dan Manajemen (STIAMI) 123 Email: endroandayani@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh persepsi keadilan, pengetahuan, administrasi pajak, manfaat pelaksanaan, sanksi dan sosialisasi Pemerintah, Religiusitas atas pelaksanaan PP No. 23 Tahun 2018 terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM dan kesadaran pajak wajib pajak UMKM serta bagaimana pengaruh kesadaran pajak sebagai variable intervening terhadap kepatuhan wajib pajak Kata Kunci: UMKM, Kepatuhan Wajib Pajak, dan Kesadaran Pajak Wajib Pajak ABSTRACT This study aims to analyze the effect of perceptions of justice, knowledge, tax administration, the benefits of implementation, sanctions and the socialization of Government, Religiosity over the implementation of PP No. 23 of 2018 on MSMEs taxpayer compliance and MSMEs taxpayer tax awareness and how the influence of tax awareness as an intervening variable on tax compliance Keywords: MSMEs Tax payer Compliance, and Tax payer Tax Awareness 187

PENDAHULUAN Direktorat Pajak terus menerus melakukan upaya meningkatkan penerimaan pajak dengan menggali potensi penerimaan pajak UMKM dengan memperluas tingkat keikutsertaan wajib pajak UMKM omset kurang dari 4.8 Milyar dengan menambah subyek pajak yang tidak ada perkecualian untuk bongkar pasang, menciptakan ekosistem perpajakan yang ramah, Pemetaan perpajakan yang mudah bagi UMKM pun terus disusun. telah terbit Peraturan Pemerintah baru yang berlaku mulai tanggal 1 Juli 2018 yaitu PP 23 Tahun 2018 sebagai pengganti PP 46 Tahun 2013. UMKM merupakan wirausaha aktif yang dapat menggerakkan dan memanfaatkan sumber daya alam, modal dan teknologi, sehingga dapat menciptakan kekayaan dan kemakmuran melalui penciptaan lapangan kerja baru, penghasilan baru, sebagai penggerak kegiatan ekonomi, dan penghasil produk/jasa yang diperlukan masyarakat (Sofyan, 2019). Dalam sektor perpajakan, Peran sendiri UMKM belum mencerminkan memiliki kontribusi yang dominan sebagaimana pengaruhnya terhadap perekonomian dan penyerapan tenaga kerja. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai, realisasi penerimaan pajak Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) semester I 2018 yang masih terlampau rendah, (dalam https://ekonomi.kompas.com/read/2018/07/14/164924926/sri-mulyani-akuipenerimaan-pajak-umkm-masih-rendah.). Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa kepatuhan Wajib Pajak UMKM masih rendah. 188

Kepatuhan Wajib Pajak UMKM dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu pemahaman pelaku UMKM atas Peraturan Pemerintah yang meskipun DJP telah melakukan sosialiasi, tentang sanksi yang dikenakan,persepsi keadilan, pemahaman tentang manfaat, pengetahuan pajak, Akan tetapi dalam penelitian sebelumnya tidak semua faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap kepatuhan secara parsial, meskipun secara simultan berpengaruh, Oleh karena itu dalam peneliti ini menggunakan variabel intervaning variabel ini untuk dapat mengetahui memperlemah dan memperkuat hubungan antar variabel (variabel moderator), karena tidak dapat diukur dan diamati. Variabel Kesadaran Pajak ini merupakan usaha yang terus menerus dilakukan Pemerintah akan tetapi belum seluruhnya terjangkau sosialisasi dari pemerintah, masih banyak wajib pajak UMKM belum memahami, baik yang sebelumnya sudah terkena PP No. 23 tahun 2018 ataupun yang Wajib Pajak yang terkena perluasan PP 23 Tahun 2018 misalnya pedagang yang sifat jualan bongkar pasang.seperti ada faktor lain yang belum menjadi perhatian dari Pemerintah selama ini yang juga menjadi faktor penentu atas keberhasilan pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018, yaitu kesadaran wajib pajak. LANDASAN TEORI Pengertian Pajak Pasal 1 UU Ketentuan Umum Perpajakan menyebutkan, pajak adalah kontribusi Wajib Pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau 189

badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi kemakmuran rakyat (Mardiasmo, 2018, hal. 3). Fungsi Pajak Pajak memiliki berbagai fungsi, antara lain sebagai Fungsi Anggaran dan Fungsi Mengatur (Mardiasmo, 2018, hal. 4). Kesadaran Wajib Pajak Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kesadaran adalah suatu keadaan mengetahui, mengerti, dan merasa. Kesadaran dalam mentaati peraturan perundang-undangan pajak yang berlaku yang meliputi faktor faktor apakah ketentuan tersebut telah diketahui, diakui, dihargai, dan ditaati. Kesadaran wajib pajak merupakan perilaku wajib pajak berupa pandangan atau persepsi yang melibatkan keyakinan, pengetahuan dan penalaran serta kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan stimulus yang diberikan oleh sistem dan ketentuan perpajakan yang berlaku (Ritonga, 2011) Kepatuhan Wajib Pajak Kepatuhan perpajakan adalah suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakannya dan melaksanakan hak perpajakannya (Rahayu, 2010) 190

Persepsi Keadilan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), keadilan diartikan sebagai sifat (perlakuan, perbuatan dsb) yang adil. Adil sendiri diartikan sebagai (1) sama berat; tidak berat sebelah; tidak memihak (2) berpihak kepada yang benar; berpegang pada kebenaran; (3) sepatutnya; tidak sewenang-wenang. Keadilan (equity attitude) adalah persepsi ekuitas individu sebagai sistem pajak, Jika Wajib Pajak (WP) dalam pelaksanaan kewajiban perpajakan merasa tidak adil dengan jumlah pajak yang harus dibayar maka akan mempengaruhi niat untuk berperilaku tidak patuh (Basri & Surya, 2014) Pengetahuan Pengetahuan pajak adalah informasi pajak yang dapat digunakan Wajib Pajak sebagai dasar bertindak, mengambil keputusan, dan untuk menempuh arah atau strategi tertentu sehubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajibannya dibidang perpajakan (Carolina, 2009). Administrasi Administrasi Pajak dalam arti sempit adalah penatausahaan dan pelayanan terhadap kewajiban kewajiban dan hak hak Wajib Pajak, baik penatausahaan dan pelayanan tersebut dilakukan di kantor fiskus maupun di kantor Wajib Pajak (Rahman, 2010). 191

Manfaat Manfaat dari Peraturan Pemerintah untuk UMKM adalah untuk memudahkan tertib administrasi, transparansi dan peningkatan kontribusi masyarakat dalam pembangunan. Oleh karena itu sudah selayaknya PP 46 dijadikan instrumen untuk menutup defisit penerimaan pajak di tiap-tiap KPP (Ummami, Zirman, dan Hariyani, 2015). Sanksi dan Sosialisasi Sanksi perpajakan terjadi karena terdapat pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan perpajakan (Rosdiana dan Irianto, 2011). Religiusitas Religius menunjukkan pada tingkat keterikatan individu dengan nilai agama yang dianut. Komitmen agama digunakan sebagai variabel kunci untuk mengukur tingkat relegius individu berdasarkan pada penerapan nilai-nilai agama, keyakinan dan praktik dalam kehidupan sehari hari (Utama & Wahyudi, 2016) Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 Pokok pengaturannya adalah pengenaan PPh dengan tarif 0,5% dari peredaran bruto setiap bulan atas penghasilan dari usaha Wajib Pajak yang 192

memiliki peredaran bruto tidak lebih 4,8 miliar dalam satu tahun. Target pemajakan dalam ketentuan perpajakan adalah UMKM METODE PENELITIAN Desain penelitian ini menggunakan riset deskriptif. Jenis penelitian ini dilihat dari tingkat penjelasan, adalah penelitian deskriptif asosiatif, metode survey dengan rancangan cross-sectional karena pengumpulan data mengenai sampel yang telah ditentukan dari elemen populasi hanya satu kali yang dilakukan terhadap UMKM. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Dalam sebuah kuesioner umumnya, kebanyakan pertanyaan adalah pernyataan alternatif tetap yang meminta responden memilih serangkaian tanggapan yang sudah ditentukan. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel (Arikunto, 2006, hal. 116). Jumlah sampel/ukuran sampel diambil peneliti dengan menggunakan rumus (Cochran, 1991): n = n = Jumlah sampel = Proporsi populasi = 0,50 Dimana: 193

E = Batas toleransi kesalahan (error tolerance), yaitu 8% = Skor distribusi normal dengan taraf nyata 5%, yaitu = 1,96 Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini adalah: n = = 150,06 (dibulatkan 150). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berikut ini gambaran t-values Model Struktural Penelitian : 194

Gambar 1. t-values Model Struktural Penelitian Sumber : Output Hasil Penelitian Berdasarkan Gambar 1 di atas, dapat dibuat ringkasan hasil uji signifikansi 195

sebagaimana tabel 2, berikut: Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Signifikansi No Pengaruh Antar Variabel t-observasi t-value Keputusan 1 Persepsi Keadilan Pelaksanaan PP Nomor 46 Tahun 2013 Kesadaran Wajib Pajak 2 Pengetahuan Pelaksanaan PP Nomor 46 Tahun 2013 Kesadaran Wajib Pajak 3 Administrasi Pelaksanaan PP Nomor 46 Tahun 2013 Kesadaran Wajib Pajak 4 Manfaat Pelaksanaan PP Nomor 46 Tahun 2013 Kesadaran Wajib Pajak 5 Sanksi dan Sosialisasi Pelaksanaan PP Nomor 46 Tahun 2013 Kesadaran Wajib Pajak 2,637 1,96 Berpengaruh 2,241 1,96 Berpengaruh 0,945 1,96 Tidak Berpengaruh -0,934 1,96 Tidak Berpengaruh 1,967 1,96 Berpengaruh 6 Religiusitas Kesadaran Wajib Pajak -0,262 1,96 Tidak Berpengaruh 7 Persepsi Keadilan Pelaksanaan PP Nomor 46 Tahun 2013 Kepatuhan Wajib Pajak 8 Pengetahuan Pelaksanaan PP Nomor 46 Tahun 2013 Kepatuhan Wajib Pajak 9 Administrasi Pelaksanaan PP Nomor 46 Tahun 2013 Kepatuhan Wajib Pajak 10 Manfaat Pelaksanaan PP Nomor 46 Tahun 2013 Kepatuhan Wajib Pajak -1,133-1,96 Tidak Berpengaruh -2,092-1,96 Berpengaruh 1,766 1,96 Tidak Berpengaruh -2,193-1,96 Berpengaruh 196

11 Sanksi dan Sosialisasi Pelaksanaan PP Nomor 46 Tahun 2013 Kepatuhan Wajib Pajak 4,078 1,96 Berpengaruh 12 Religiusitas Kepatuhan Wajib Pajak 0,444 1,96 Tidak Berpengaruh 13 Kesadaran Wajib Pajak Kepatuhan Wajib Pajak 1,158 1,96 Tidak Berpengaruh Sumber : data primer, diolah dengan LISREL versi 8.80. Adapun penjelasan dari tabel 2 adalah sebagai berikut : 1. Persepsi Keadilan Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 berpengaruh terhadap Kesadaran Wajib Pajak UMKM Di Jakarta, karena nilai t-observasi > t-value (2,637 > 1,96). 2. Pengetahuan Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 berpengaruh terhadap Kesadaran Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi > t-value (2,241 > 1,96). 3. Administrasi Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 tidak berpengaruh terhadap Kesadaran Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi < t-value (0,945 < 1,96). 4. Manfaat Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 tidak berpengaruh terhadap Kesadaran Wajib Pajak UMKM Di Jakarta, karena nilai t-observasi < t-value (- 0,934 < 1,96). 197

5. Sanksi dan Sosialisasi Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 berpengaruh terhadap Kesadaran Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi > t-value (1,967 > 1,96). 6. Religiusitas tidak berpengaruh terhadap Kesadaran Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi < t-value (-0,262 < -1,96). 7. Persepsi Keadilan Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi < t-value (-1,133 < -1,96). 8. Pengetahuan Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi > t-value (- 2,092 > -1,96). 9. Administrasi Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi < t-value (1,766 < 1,96). 10. Manfaat Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi > t-value (-2,193 > - 1,96). 11. Sanksi dan Sosialisasi Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi > t-value (4,078 > 1,96). 12. Religiusitas tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi < t-value (0,444 < 1,96). 198

13. Kesadaran Wajib Pajak tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi < t-value (1,158 < 1,96). Uji Keseluruhan Structural Model Model struktural yang dikembangkan dalam penelitian ini terdiri dari dua sub struktural, yaitu model Kesadaran Wajib Pajak (η1) dan model Kesadaran Wajib Pajak (η2). Untuk menilai kebaikan dari keseluruhan model structural dengan nilai Squared Multiple Correlation (R 2 ). Semakin besar nilai tersebut semakin baik model yang dihasilkan. Gambar 2. Struktural Model Jalur Variabel Laten (estimates) Berdasarkan gambar 2, dapat diringkas sebagaimana tabel 3 berikut: Tabel 3. Ringkasan Hasil Uji Keseluruhan Model Struktural 199

No Model Nilai R 2 Persamaan 1 Model Kesadaran Wajib Pajak (η 1 ) 2 Model Kepatuhan Wajib Pajak (η 2 ) 0,894 Kesadaran Wajib Pajak = 0,420Persepsi + 0,234Pengetahuan + 0,134 Administrasi - 0,111Manfaat + 0,237Sosialisasi 0,011Religiusitas, Errorvar. = 0,106 0,982 Kepatuhan Wajib Pajak = 0,277Kesadaran 0,284Persepsi 0,338Pengetahuan + 0,371Administrasi 0,406Manfaat + 1,295Sosialisasi + 0,024Religiusitas, Errorvar. = 0,0175 Sumber : data primer, diolah dengan LISREL versi 8.80. Persamaan yang diperoleh dari model Kesadaran Wajib Pajak = 0,420Persepsi + 0,234Pengetahuan + 0,134 Administrasi - 0,111Manfaat + 0,237Sosialisasi 0,011Religiusitas, R 2 = 894. Koefisien determinasi sebesar 0,894 mengindikasikan bahwa nilai variasi total Kesadaran Wajib Pajak mampu dijelaskan oleh Persepsi, Pengetahuan, Administrasi, Manfaat, Sosialisasi, dan Religiusitas sebesar 89,4%. Sedangkan persamaan model Kepatuhan Wajib Pajak = 0,277Kesadaran 0,284Persepsi 0,338Pengetahuan + 0,371Administrasi 0,406Manfaat + 1,295Sosialisasi + 0,024Religiusitas, R 2 = 0,982. Koefisien determinasi sebesar 0,982 mengindikasikan bahwa nilai variasi total Kepatuhan Wajib Pajak mampu dijelaskan oleh Kesadaran, Persepsi, Pengetahuan, Administrasi, Manfaat, Sosialisasi, dan Religiusitas sebesar 89,4%. 200

Pengaruh Persepsi Keadilan Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 Terhadap Kesadaran Wajib Pajak UMKM Di Jakarta Hasil analisis SEM memberikan estimasi koefisien jalur pada masingmasing model uji kesadaran wajib pajak adalah Pengaruh antar variabel koefisien jalur 0,420, t observasi 2,637 hasilnya berpengaruh. Sejalan dengan penelitian Adimasu & Daare (2017) yang menyatakan bahwa Wajib Pajak juga ditanyai tentang persepsi mereka tentang keadilan dan keadilan pajak. Sebagian besar wajib pajak percaya bahwa sistem pajak Ethiopia saat ini tidak adil. Oleh karena itu, sistem perpajakan yang adil dan merata dapat mendorong mereka untuk secara sukarela mematuhi sistem perpajakan. Mereka juga ditanya tentang kesadaran mereka tentang persepsi mereka tentang pengeluaran pemerintah dan sejumlah besar wajib pajak percaya bahwa pemerintah membelanjakan uang pajak secara tidak bijaksana dan yang lainnya tidak tahu apakah pemerintah membelanjakan uang pajak dengan benar atau tidak. Dan wajib pajak juga mengatakan bahwa jika pemerintah membelanjakan uang pajak dengan benar untuk hal-hal yang diperlukan, ini mendorong mereka untuk secara sukarela mematuhi undangundang perpajakan. Pengaruh Pengetahuan Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 Terhadap Kesadaran Wajib Pajak UMKM Di Jakarta Hasil analisis SEM memberikan estimasi koefisien jalur pada masingmasing model uji kesadaran wajib pajak adalah Pengaruh antar variabel koefisien 201

jalur 0,234, t observasi 2,241 hasilnya berpengaruh. Sejalan dengan penelitian Andreas & Savitri (2015) pengetahuan pajak mempengaruhi kesadaran pajak. Pengaruh Administrasi Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 Terhadap Kesadaran Wajib Pajak UMKM Di Jakarta Hasil analisis SEM memberikan estimasi koefisien jalur pada masingmasing model uji kesadaran wajib pajak adalah Pengaruh antar variabel koefisien jalur 0,134, t observasi 0,945 hasilnya tidak berpengaruh. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Sudrajat & Ompusunggu, dengan demikian pengetahuan teknologi informasi perpajakan dan sosialisasi teknologi informasi perpajakan tidak memiliki pengaruh atas kesadaran perpajakan. Pengaruh Manfaat Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 Terhadap Kesadaran Wajib Pajak UMKM Di Jakarta Hasil analisis SEM memberikan estimasi koefisien jalur pada masingmasing model uji kesadaran wajib pajak adalah Pengaruh antar variabel koefisien jalur -0,111, t observasi 0,934 hasilnya tidak berpengaruh. Sejalan dengan hasil Andreas & Savitri (2015) kemanfaatan nomor id pajak tidak mempengaruhi kesadaran pajak. Pengaruh Sanksi dan Sosialisasi Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 Terhadap Kesadaran Wajib Pajak UMKM Di Jakarta 202

Hasil analisis SEM memberikan estimasi koefisien jalur pada masingmasing model uji kesadaran wajib pajak adalah Pengaruh antar variabel koefisien jalur 0,237, t observasi 1,967 hasilnya berpengaruh. Sejalan dengan penelitian Andreas & Savitri (2015), dan Muhamad, Asnawi, & Pangayow (2019), variabel sosialisasi perpajakan berpengaruh signifikan dan berhubungan positif terhadap kesadaran perpajakan Hal ini menjelaskan bahwa sosialisasi sangat penting dilakukan, sehingga apabila sosialisasi yang dilakukan oleh KPP secara langsung maupun menggunakan media yang efektif maka dapat meningkatkan kesadaran perpajakan akan hak dan kewajiban perpajakannya. Pengaruh Religiusitas Terhadap Kesadaran Wajib Pajak UMKM Di Jakarta Hasil analisis SEM memberikan estimasi koefisien jalur pada masingmasing model uji kesadaran wajib pajak adalah Pengaruh antar variabel koefisien jalur 0,024, t observasi-0,262 hasilnya tidak berpengaruh. Sejalan beberapa peneliti Eiya, Ilaboya, & Okoye (2016) tingginya religiusitas tidak menjamin secara sukarela mematuhi ketentuan perpajakan yang berlaku. Interaksi hubungan pendidikan pajak dan religiusitas berpengaruh signifikan secara negatif terhadap kepatuhan pajak. Dalam proses interaksi antara pendidikan pajak dan religiusitas didalamnya terdapat kajian pengertian pajak menurut undang-undang perpajakan dan pajak berdasarkan kajian keyakinan agama tertentu yang bertolak belakang. 203

Orang yang memiliki prinsip bahwa pajak bertentangan dengan keyakinan agamanya akan berpengaruh pada sikapnya untuk tidak patuh terhadap pajak. Pengaruh Persepsi Keadilan Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM Di Jakarta Hasil analisis SEM memberikan estimasi koefisien jalur pada masingmasing model uji kepatuhan Wajib Pajak UMKM adalah Pengaruh antar variabel koefisien jalur- 0,284, t observasi-1,113 hasilnya tidak berpengaruh. Keadilan distributif, dan keadilan retributif ini terbukti dirasakan secara positif oleh responden tetapi tidak signifikan, sedangkan persepsi keadilan prosedural dalam sistem perpajakan dan kepercayaan terhadap otoritas pajak dapat meningkatkan kepatuhan pajak (Faizal, Palil, & Maelah, 2017). Pengaruh Pengetahuan Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM Di Jakarta Hasil analisis SEM memberikan estimasi koefisien jalur pada masingmasing model uji kepatuhan Wajib Pajak UMKM adalah Pengaruh antar variabel koefisien jalur- 0,338, t observasi-2,092 hasilnya berpengaruh. Sejalan dengan Hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa pemahaman pajak dan pengetahuan pajak memberikan pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak (Indrawan & Binekas, 2018). 204

Pengaruh Administrasi Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM Di Jakarta Hasil analisis SEM memberikan estimasi koefisien jalur pada masingmasing model uji kepatuhan Wajib Pajak UMKM adalah Pengaruh antar variabel koefisien jalur 0,371, t observasi 1,766 hasilnya tidak berpengaruh. Sejalan dengan penelitian Dharma & Ariyanto (2014), dan Purnamasari & Hindria (2018), bahwa Modernisasi administrasi perpajakan diwakili oleh 4 variabel independen; struktur organisasi, prosedur organisasi, strategi organisasi, dan budaya organisasi. Dimana Struktur organisasi tidak signifikan secara statistik dengan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05, yang berarti bahwa itu tidak mempengaruhi perilaku kepatuhan wajib pajak. Ini sangat mungkin karena struktur organisasi administrasi pajak tertentu menjadi milik otoritas absolut pemerintah di bawah wewenang, sedang 3 variabel lainnya berpengaruh positif. Pengaruh Manfaat Pelaksanaan PP Nomor 46 Tahun 2013 Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM Di Jakarta Hasil analisis SEM memberikan estimasi koefisien jalur pada masingmasing model uji kepatuhan Wajib Pajak UMKM adalah Pengaruh antar variabel koefisien jalur -0,406, t observasi -2,193 hasilnya adalah berpengaruh negatif. Wajib Pajak akan mempunyai keinginan untuk memiliki NPWP apabila Wajib Pajak merasakan manfaat atas memiliki NPWP tersebut. Beberapa diantaranya adalah dengan memiliki NPWP maka pemilik UMKM akan mendapat kemudahan 205

dalam pengurusan administrasi yang mensyaratkan NPWP, misalnya pengajuan kredit di bank, menjadi konsultan pajak maupun untuk mengikuti lelang pemerintah (Kurniasi & Halimatusyadiah, 2018). Pengaruh Sanksi dan Sosialisasi Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM Di Jakarta Hasil analisis SEM memberikan estimasi koefisien jalur pada masingmasing model uji kepatuhan Wajib Pajak UMKM adalah Pengaruh antar variabel koefisien jalur -1,295, t observasi 4,078 hasilnya pengaruh. Penelitian ini sejalan dengan Siahaan & Halimatusyadiah (2018) yang menunjukkan bahwa sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi dimana Wajib Pajak banyak yang tidak setuju dengan sanksi perpajakan yang diberlakukan oleh Dirjen Pajak, Sedangkan atas Sosialisasi sejalan dengan penelitian Pitaloka, Kardoyo, & Rusdarti (2018) bahwa sosialisasi memperkuat peran memahami peraturan pajak tentang wajib pajak terhadap kepatuhan. Pengaruh Religiusitas Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM Di Jakarta Hasil analisis SEM memberikan estimasi koefisien jalur pada masingmasing model uji kepatuhan Wajib Pajak UMKM adalah Pengaruh antar variabel koefisien jalur 0,024, t observasi 0,444 hasilnya tidak pengaruh. Hasil Penelitian ini sejalan dengan Eiya, Ilaboya, & Okoye (2016) pengaruh religiusitas saja 206

terhadap kepatuhan pajak prosentasi kecil, tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kepatuhan pajak sehingga dapat dikatakan bahwa menjadi sangat religius tidak menjamin bahwa mereka akan secara sukarela mematuhi undang-undang perpajakan. Meskipun, orang-orang beragama dengan tingkat pendapatan tinggi dan tingkat pendidikan yang tinggi juga dapat menempatkan kewajiban mereka terhadap agama mereka lebih tinggi daripada kewajiban mereka terhadap pemerintah, karena membayar pajak mungkin tidak menjadi prioritas yang paling penting. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM Di Jakarta Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini menjadi temuan yang menarij, bahwa responden memiliki kesadaran akan kewajiban membayar pajak, namun tidak serta merta membuat patuh bayar pajak. Hal ini disebabkan karena penatausahaan dan pelayanan terhadap kewajiban kewajiban dan hak hak Wajib Pajak kurang baik. Responden belum merasakan secara langsung manfaat dari Peraturan Pemerintah untuk UMKM. Masih terdapat perdebatan tentang pajak dalam ilmu keagamaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Dharma & Ariyanto (2014) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kesadaran membayar pajak terhadap variabel kepatuhan Wajib Pajak. 207

KESIMPULAN Adapun kesimpulan dari penelitian ini antara lain : 1. Persepsi Keadilan Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 berpengaruh terhadap Kesadaran Wajib Pajak UMKM Di Jakarta, karena nilai t-observasi > t-value (2,637 > 1,96). 2. Pengetahuan Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 berpengaruh terhadap Kesadaran Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi > t-value (2,241 > 1,96). 3. Administrasi Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 tidak berpengaruh terhadap Kesadaran Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi < t-value (0,945 < 1,96). 4. Manfaat Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 tidak berpengaruh terhadap Kesadaran Wajib Pajak UMKM Di Jakarta, karena nilai t-observasi < t-value (-0,934 < 1,96). 5. Sanksi dan Sosialisasi Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 berpengaruh terhadap Kesadaran Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi > t-value (1,967 > 1,96). 6. Religiusitas tidak berpengaruh terhadap Kesadaran Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi < t-value (-0,262 < -1,96). 208

7. Persepsi Keadilan Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi < t-value (-1,133 < -1,96). 8. Pengetahuan Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi > t-value (-2,092 > -1,96). 9. Administrasi Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi < t-value (1,766 < 1,96). 10. Manfaat Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi > t-value (-2,193 > -1,96). 11. Sanksi dan Sosialisasi Pelaksanaan PP No. 23 tahun 2018 berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi > t-value (4,078 > 1,96). 12. Religiusitas tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi < t-value (0,444 < 1,96). 13. Kesadaran Wajib Pajak tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di Jakarta, karena nilai t-observasi < t-value (1,158 < 1,96). DAFTAR PUSTAKA 209

Adimasu, N. A., & Daare, W. J. (2017). Tax Awareness and Perception Of Tax Payers And Their Voluntary Tax Compliance Decision: Evidence FromIndividual Tax Payers In SNNPR, Ethiopia. International Journal of Scientific and Research Publications, 7(11), 686-695. Diambil kembali dari http://www.ijsrp.org/research-paper-1117/ijsrp-p7184.pdf Andreas, & Savitri, E. (2015). The Effect of Tax Socialization, Tax Knowledge, Expediency of Tax ID Number and Service Quality on Taxpayers Compliance with Taxpayers Awareness as Mediating Variables. Social and Behavioral Sciences. 211, hal. 163-169. Procedia. doi:10.1016/j.sbspro.2015.11.024 Arikunto, S. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara. Basri, Y. M., & Surya, R. A. (2014). Pengaruh Keadilan, Norma Ekspektasi, Sanksi dan Religiusitas Terhadap Niat dan Ketidak patuhan Pajak. Akuntabilitas, 7(3), 162-176. doi:10.15408/akt.v7i3.2733 Carolina, V. (2009). Pengetahuan Pajak. Jakarta: SalembaEmpat. Cochran, W. G. (1991). Teknik Penarikan Sampel (3rd ed.). Depok: Penerbit Universitas Indonesia. Dharma, M. T., & Ariyanto, S. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Lingkungan Kantor Pelayanan Pajak Pratama, TigaRaksa Tangerang. BINUS BUSINESS REVIEW, 5(2), 497-509. Diambil kembali dari https://media.neliti.com/media/publications/167693-id-analisis-faktorfaktor-yang-memengaruhi.pdf 210

Eiya, O., Ilaboya, O. J., & Okoye, A. F. (2016). Religiosity and Tax Compliance : Empirical Evidence From Nigeria, IgbinedionUniversity Journal of Accounting. Igbinedion University Journal Of Accounting, 1(1), 27-41. Diambil Kembali Dari Https://Www.Iuokada.Edu.Ng/Publication/Wp- Content/Uploads/2019/02/Eiya-Ofiafoh-Ilaboya-O.-J-Okoye-A.-Francis.- Religiosity-And-Tax-Compliance-Empirical-Evidence-From-Nigeria.Pdf Faizal, S. M., Palil, M. R., & Maelah, R. (2017). Perception on justice, trust and tax compliance behavior in Malaysia. Kasetsart Journal of Social Sciences, 38(3), 226-232. doi:10.1016/j.kjss.2016.10.003 Indrawan, R., & Binekas, B. (2018). Pemahaman Pajak dan Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UKM Understanding of Taxes and Knowledge of Taxes on Compliance with SME Taxpayers. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, 6(3), 419-428. doi:10.17509/jrak.v6i3.14421 Kurniasi, D., & Halimatusyadiah. (2018). Pengaruh Sosialisasi Perpajakan, Pemahaman, Kemudahan Dan Manfaat Yang dirasakan Wajib Pajak UMKM Terhadap Kepatuhan Memiliki NPWP (Study Pada Wajib Pajak UMKM di Kota Bengkulu). Jurnal Akuntansi, 8(2), 101-110. doi:10.33369/j.akuntansi.8.2.101-110 Mardiasmo. (2018). Perpajakan (Revised ed.). Yogyakarta: ANDI. Muhamad, M. S., Asnawi, M., & Pangayow, B. J. (2019). Pengaruh Sosialisasi Perpajakan, Tarif Pajak, Sanksi Perpajakan, Dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Daerah, 14(1), 69-86. Diambil kembali dari 211

http://ejournal.akuntansiuncen.ac.id/index.php/jurnalakuntansiuncen/artic le/view/92 Peraturan Pemerintah. (2018). Nomor 23 Tahun 2018 Tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Usaha Yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak Yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu. Pitaloka, L. K., Kardoyo, & Rusdarti. (2018). The Socialization of Tax as a Moderation Variable Towards the Taxpayer Compliance of Industrial Performer in Kudus. Journal of Economic Education, 7(1). doi:10.15294/jeec.v7i1.24059 Purnamasari, D. I., & Hindria, R. (2018). The Effect of Modernization of Indonesia's Tax Administration System on Tax Compliance: A Study of Small Medium Enterprises (SMEs) Taxpayers. International Journal of Computer Networks and Communications Security, 6(3), 61-65. Diambil kembali dari http://www.ijcncs.org/published/volume6/issue3/p2_6-3.pdf Rahayu, S. K. (2010). Perpajakan Indonesia: Konsep dan Aspek Formal. Yogyakarta: Graha Ilmu. Rahman, A. (2010). Panduan Pelaksanaan Adminitrasi Pajak: Untuk Karyawan, Pelaku Bisnis Dan Perusahaan. Bandung: Nuansa. Rahmawaty, S. (2014). Pengaruh Pengetahuan, Modernisasi Strategi Direktorat Jendral Pajak, Sanksi Perpajakan dan Religiusitas Yang Dipersepsikan Terhadap Kepatuhan Perpajakan. Disertasi. Malang: Universitas Brawijaya. Ritonga, P. (2011). Analisis pengaruh Kesadaran dan Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Kinerja Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dengan Pelayanan 212

Wajib Pajak Sebagai Variabel Intervening di KPP Medan Timur. Medan: Tesis. Universitas Sumatera Utara. Diambil kembali dari http://repository.usu.ac.id/handle Rosdiana, H., & Irianto, E. S. (2011). Panduan Lengkap Tata Cara Perpajakan di Indonesia. Jakarta: Visimedia Pustaka. Jakarta: Visimedia Pustaka. Siahaan, S., & Halimatusyadiah. (2018). Pengaruh Kesadaran Perpajakan, sosialisasi Perpajakan, Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Jurnal Akuntansi, 8(1), 1-13. Diambil kembali dari https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jurnalakuntansi/article/view/7589/37 92 Sofyan, M. (2019). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jiwa Kewirausahaan. JMK (Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan), 4(3), 194-204. doi:10.32503/jmk.v4i3.586 Sudrajat, A., & Ompusunggu, A. P. (2015). Pemanfaatan teknologi Informasi, Sosialisasi Pajak, Pengetahuan Perpajakan, dan Kepatuhan Pajak. Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP, 2(2), 193-202. Diambil kembali dari http://journal.univpancasila.ac.id/index.php/jrap/article/download/110/115 Suryadi. (2006). Model Hubungan Kausal Kesadaran, and Kepatuhan Wajib Pajak Pelayanan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Penerimaan Pajak; Suatu Survei di Wilayah Jawa Timur. Jurnal Keuangan Publik, 4(1), 105-121. Diambil kembali dari https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/404/jbptunikompp-gdl-yulianaika- 20156-2-jurnalk-p.pdf 213

Ummami, K., Zirman, & Hariyani, E. (2015). Pengaruh Manfaat yang Dirasakan Wajib Pajak, Kepercayaan terhadap Aparat Pajak, Sosialisasi Pajak, dan Penghasilan Wajib Pajak terhadap Kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) (Studi Empiris pada Pengusaha UMKM di Kota Pekanbaru. Jurnal Online Mahasiswa (JOM), 2(2), 1-16. Diambil kembali dari http://jom.unri.ac.id/index.php/jomfekon/article/view/9714/9378 Utama, A., & Wahyudi, D. (2016). Pengaruh Religiusitas terhadap Perilaku Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Provinsi DKI Jakarta. Jurnal Lingkar Widyaiswara, 3(2), 1-13. Diambil kembali dari http://juliwi.com/published/e0302/juliwi0302_01-13.pdf 214