JURNAL ILMU MANAJEMEN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah di banyak negara,

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, zakat memiliki arti kata berkembang (an-namaa), mensucikan (atthaharatu)

BAB I PENDAHULUAN. terencana yang dilakukan secara sadar oleh masyarakat atau pemerintah untuk

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan hal yang terpenting bagi setiap Negara,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang pemilihan judul

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad M. Saefuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, (Jakarta: CV Rajawali, 1987), h.71.

BAB IV ANALISIS ZAKAT PADA PRODUK WADI <AH (TABUNGAN HAJI) DI BANK BPRS BAKTI MAKMUR INDAH KRIAN

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

BAB I PENDAHULUAN. disebut didalam Al-Quran, salah satunya pada surah Al-Baqarah ayat 43 : yang rukuk. (QS. Al-Baqarah Ayat 43)

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 238 Juta Jiwa. Dengan jumlah mayoritas muslim mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Yusuf Qaradhawi, Spektrum Zakat, Zikrul Hakim Jakarta, 2005, hlm. 24

Analisis Dampak Penyaluran Zakat Produktif Terhadap Keuntungan Usaha Mustahiq

BAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif,

BAB I PENDAHULUAN. penelitian ini adalah usaha mikro. Lokasi penelitian terpilih adalah Kota. fakta ini tergambar dalam tabel berikut: Tabel 1.

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dua hal, yaitu pertama, kemiskinan itu sebagai akibat dari kemalasan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh

PELATIHAN PEYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ & SEDEKAH AKUNTANSI ZAKAT (BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO. 109)

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kemiskinan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, yaitu kurang dari $ USA. Pada awal tahun 1997

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN. itu juga berfungsi sebagai dana masyarakat yang dimanfaatkan untuk kepentingan

BAB 1 PENDAHULUAN. diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada mustahik yang telah

Khalifah Muhamad Ali 1, Nydia Novira Amalia 2, Salahuddin El Ayyubi 3 1. PENDAHULUAN

yang diwajibkan Allah kepada orang-orang yang berhak. mensucikan orang yang mengeluarkannya dan menumbuhkan pahala. Sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. 2010). Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali Indonesia. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1997 telah

JURNAL ILMIAH. Disusun oleh : Yolan Cahyani JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB I PENDAHULUAN. akademis serta bermunculannya lembaga perekonomian islam di Indonesia. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. Zakat adalah salah satu rukun islam yang bercorak social-ekonomi dari

BAB I PENDAHULUAN. kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Menurut Aziz

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan permasalahan bagi setiap negara, golongan,

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG PENDISTRIBUSIAN DAN PENDAYAGUNAAN ZAKAT

isempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepada 80 responden yang ada di Bank Sinarmas KCP Tanah Abang.

BAB I PENDAHULUAN. yang berlawanan dengan semangat dan komitmen Islam terhadap. yang sejahtera dan baik yang menjadi tujuan utama mendirikan Negara.

BAB IV ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT NAHDLATUL ULAMA DAN PENGELOLAAN DANA TERHADAP KEBERHASILAN PENGELOLAAN LAZISNU KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. di dunia dan di akhirat. Disamping itu, Islam juga mengajarkan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Badan Perencana Pembangunan (Bappenas) menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. pada Al-Qur an dan Hadist. Dana zakat yang terkumpul akan diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap perusahaan memerlukan pencatatan transaksi yang terjadi

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Lampiran 2 Penduduk Menurut Status Pekerjaan Utama (jiwa)

PENGARUH BUDAYA TERHADAP KOMUNIKASI ORGANISASI PADA UMKM WARUNG KOPI BLANDONGAN YOGYAKARTA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kontribusi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap. 1. Peran UMKM terhadap Perekonomian di Indonesia

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. mahasiswa. Setiap responden mempunyai karakteristik yang berbeda. Oleh

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan adalah kurangnya atau terbatasnya barang-barang dan jasa-jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. muslim dengan jumlah 88,1 persen dari jumlah penduduk indonesia

BAB I PENDAHULUAN Gambar 1.1 Persentase Penduduk Miskin di Kota Bandung Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. sedikit umat yang jatuh peradabannya hanya karena kefakiran. Karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Zakat secara demografik dan kultural, sebenarnya memiliki potensi. yang layak dikembangkan menjadi salah satu instrumen pemerataan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dampak terus menerus berzakat dan berinfaq, di dalam masyarakat dapat

BAB I PENDAHULUAN. 90-an dan setelah tahun 90-an memiliki beberapa perbedaan yang mendasar. Pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam memandang bahwa sumber daya alam yang tersedia cukup untuk seluruh

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BAB V PEMBAHASAN. berpengaruh terhadap minat membayar zakat di Badan Amil. Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Gresik.

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN

SEMINAR NASIONAL ZAKAT. Potensi Pengoperasian ZAKAT Pusat Kajian Strategis BAZNAS, 8 Desember 2016 Dr. Zainulbahar Noor, Wakil Ketua BAZNAS

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu problematika

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat.

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA SOSIAL PADA YAYASAN AL-JIHAD SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan praktik Lembaga Keuangan Syariah, baik dalam lingkup

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa melaksanakan pembangunan yang bersifat fisik materil dan mental

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu serta menjadi unsur dari Rukun Islam, sedangkan Infaq dan Shodaqoh

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu ibadah kepada Allah SWT setelah manusia

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

HAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI

ANALISIS PENGARUH INFLASI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk

Analisis Pengelolaan Zakat dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Mustahiq di Badan Amil Zakat Nasional Kota Cimahi

BAB I PENDAHULUAN. zakat dan Infaq merupakan ibadah yang tidak hanya bersifat vertikal (hablun min

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 38,4 juta jiwa (18,2%) yang terdistribusi 14,5% di perkotaan dan 21,1% di

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Zakat merupakan rukun Islam ke tiga dan merupakan salah satu unsur

BAB. III METODE PENELITIAN. Tehnik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan survei

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. dilakukan untuk mengetahui seberapa pengaruh variabel-variabel independen

Title: The Variables that Affect Compliance of Muslim Merchants for Zakat Maal in the District of Cianjur

PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo)

Lampiran 1 : Pemilihan Bank Melalui Kriteria Berdasarkan Purposive Sampling

Nama : Kristiani Putri NPM : Kelas : 4 EB 13

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami peningkatan. Berdasarkan data pertumbuhan terakhir yang

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah guru pembimbing dan siswa kelas XI di SMA

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk indonesia mencapai 252,20 juta jiwa (BPS: 2015). Dimana

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar.

Dampak Zakat terhadap Kemiskinan dan Kesejahteraan Mustahik (Kasus : BAZNAS Provinsi Jawa Tengah)

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berlaku secara universal dengan dua ciri dimensi, yaitu

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner (angket) yang

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN

Transkripsi:

Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 8, issue 2 Juni, 2019, Page 1-14 JURNAL ILMU MANAJEMEN Published every June and December e-issn: 2623-2081, p-issn: 2089-8177 Journal homepage: http://jurnal.um-palembang.ac.id/ilmu_manajemen ANALISIS ZAKAT PRODUKTIF DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERTUMBUHAN USAHA MIKRO DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA SERTA KESEJAHTERAAN MUSTAHIK DI KOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU Eka Nuraini Rachmawati a, Azmansyah b, Titis Triatmi Utami c a Universitas Riau, Indonesia b Universitas Riau, Indonesia c Universitas Riau, Indonesia * Corresponding author e-mail: ekanura212@yahoo.co.id; azman@eco.uir.ac.id; titistriatriutami@gmail.com A R T I C L E I N F O DOI: 10.32502/jimn.vXiX.XXXX Article history: Received: 09 Maret 2019 Accepted: 08 April 2019 Available online: 15 Juni 2019 Keywords: productive zakat, micro business growth, employment absorption, welfare mustahik A B S T R A C T This research was conducted on mustahik who received productive zakat from the National Amil Zakat Agency (BAZNAS) in Pekanbaru City. The purpose of this study was to see the effect of productive zakat channeled on increasing mustahik business and increasing welfare. 52 mustahik chosen in this study were conducted using purposive sampling, namely the mustahik of recipients of productive zakat. The analysis was carried out by the bineary logistic regression method because of the welfare variables and business improvement variables in the form of dummy, where the determination of mustahik welfare using the CIBEST method. The results of this study indicate that productive zakat that is distributed does not significantly influence the increase in business and also the welfare of mustahik. this is because the amount of productive zakat distributed does not meet the feasibility of business development, besides that it is still not maximized monetizing and assistance carried out by BAZNAS in the development of mustahik businesses. Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. Page 1

Eka Nuraini Rachmawati, Azmansyah, dan Titis Triatri Utami Analisis Zakat Produktif dan Dampaknya terhadap pertumbuhan Usaha Mikro dan Penyerapan Tenaga Kerja serta Kesejahteraan Mustahik di Kota Pekanbaru Provinsi Riau Pendahuluan Organisasi pengelola zakat di Indonesia terbagi dalam dua jenis yaitu Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ). Tugas pokok dari BAZNAS/LAZ adalah mengumpulkan, mendistribusikan dan menyalurkan zakat sesuai dengan ketentuan agama. Dalam Undang-Undang No.23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat, pemerintah memberikan dorongan kepada organisasi pengelola zakat agar pengelolaan zakat dilaksanakan dengan berasaskan syariat Islam, amanah, kemanfaatan, keadilan, kepastian hukum, terintegritas, serta akuntabilitas. Penyaluran zakat dapat berbentuk konsumtif maupun produktif (Undang-Undang No.23 Tahun 2011 Pasal 27 ayat 1). Menurut Sartika (2008) pendistribusian secara produktif oleh lembaga zakat sangat disarankan. Dengan cara ini, zakat dapat menjadi modal usaha, untuk pemberdayaan ekonomi penerimanya, dan supaya fakir miskin dapat menjalankan kehidupannya secara konsisten (Pratama, 2015). Pengelolaan zakat seperti ini akan membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat (Hidayat, 2017), (Shobron & Masruhan, 2017), (Ansori, 2018), dan (Widiastuti & Rosyidi, 2015). Daud Ali (2006) mengatakan bahwa dana zakat merupakan salah satu sumber dana bagi masyarakat. Pengelolaan zakat yang baik, akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Qardhawi (2005) menyatakan bahwa peranan zakat tidak hanya terbatas pada pengentasan kemiskinan, akan tetapi juga mengatasi permasalahan-permasalahan kemasyarakatan lainnya. Hal ini dimaksudkan agar perekonomian masyarakat meningkat terutama bagi pengembangan usaha-usaha mikro dan penyerapan tenaga kerja (Fitri, 2017). Jumlah dana zakat yang terkumpul secara nasional tahun 2010 sampai 2015 mengalami peningkatan (Dokumen Statistik BAZNAZ, 2016). Tabel 1.Penghimpunan dan Penyaluran Dana Berdasarkan Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) Instansi Penghimpunan Penyaluran Daya Serap Rp % Rp % BAZNAS 92.568.574.079 2,53 77.163.263.785 3,43 61,6% BAZNAS 644.859.329.420 17,65 342.186.614.275 15,20 Prov BAZNAS 876.626.483.800 24,00 568.772.590.869 25,26 Kab/Kota LAZ 2.039.218.862.993 55,82 1.263.512.276.616 56,11 Total 3.653.273.250.292 100,00 2.251.634.745.545 100,00 Cukup Efektif Sumber: Outlook Zakat, 2017 Salah satu indikator efektifitas pengelolaan zakat adalah tingkat daya serap yang berhasil disalurkan secara efektif (Putri & Prahesti, 2017). Berdasarkan tabel di atas tampak OPZ secara kumulatif memperoleh tingkat daya serap sebesar 61,6 %. Ini berarti penyerapan dana yang digunakan OPZ tahun ini cukup efektif.. Page 2

Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 8, issue 2 Juni, 2019, Page 1-14 Zakat sudah disitribusikan kepada mustahiq di Kota Pekanbaru (http://kotapekanbaru.baznas.go.id tanggal 26 Apr 2017), Pendistribusian Dana Zakat diserahkan kepada 93 orang mustahik dengan total Rp. 111.184.000. Bantuan diberikan juga kepada kelompok pemberdayaan binaan BAZNAS Pekanbaru yang tergabung dalam program zakat Comodity Development. Berdasarkan uraian diatas, maka perlu kajian lebih lanjut tentang : 1. Apakah zakat produktif memberikan dampak terhadap pertumbuhan usaha mikro mustahik 2. Apakah pertumbuhan usaha mikro mustahiq berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja 3. Apakah pertumbuhan usaha mikro mustahik berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan mustahik Kajian Literatur Pengertian Zakat Menurut Suwiknyo (2009:279), zakat adalah harta yang dikeluarkan untuk mensucikan diri dari kotoran kikir dan dosa, dan menyuburkan harta atau memperbanyak pahala yang akan diperoleh bagi mereka yang mengeluarkannya. Zakat adalah keberkahan, penyucian, peningkatan dan suburnya perbuatan baik. Disebut zakat karena ia memberkahi kekayaan yang dizakatkan dan melindunginya. Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang menjadi pilar pembangunan Islam (Q.S. (Ath Taubah : 103) dan (Q.S. Al Baqarah :43). Dalam Undang-Undang nomor 23 Tahun 2011 Pasal ayat 3 Tentang Zakat, dijelaskan bahwa Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Manfaat zakat menurut Aziz (1978) dan Ulfah (2010) yaitu : 1. Sebagai wujud keimanan kepada Allah Subhanu Wata alaa 2. Zakat merupakan hak bagi mustahik 3. Sebagai pilar jama i 4. Sebagai sumber dan pembangunan sarana dan prasarana umat islam 5. Untuk memasyarakatkan etika bisnis yang benar 6. Sebagai pembangunan kesejahteraan umat Islam Terdapat dua jenis zakat, zakat konsumtif dan zakat produktif. Zakat konsumtif adalah harta zakat secara langsung diperuntukkan bagi mereka yang tidak mampu dan sangat membutuhkan. Zakat ini diberikan untuk menambah kemampuan konsumsinya. Sedangkan zakat produktif adalah zakat yang diberikan kepada mustahiq yang bersifat lebih kepada tata cara pengelolaan zakat dalam rangka pemberdayaan umat. Sartika (2008) menjelaskan, zakat produktif adalah pendayagunaan zakat secara produktif yang pemahamannya lebih kepada bagaimana cara atau metode menyampaikan dana zakat kepada sasaran dalam pengertian yang lebih luas, sesuai dengan ruh dan tujuan syara. Menurut Miftah (2008), pembentukan modal dari zakat produktif tidak semata-mata dari pemanfaatan dan penembangan sumber daya alam, tetapi juga berasal dari sumbangan wajib para wajib zakat (muzakki) yang menyisihkan sebagian kecil harta kekayaannya. Disamping itu zakat produktif juga berperan penting dalam peningkatan sumber daya manusia dan penyediaan sarana dan prasarana produksi (Lubis dkk, 2018). Profil UMKM Page 3

Eka Nuraini Rachmawati, Azmansyah, dan Titis Triatri Utami Analisis Zakat Produktif dan Dampaknya terhadap pertumbuhan Usaha Mikro dan Penyerapan Tenaga Kerja serta Kesejahteraan Mustahik di Kota Pekanbaru Provinsi Riau Usaha Mikro, kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai peran penting dalam pertumbuhan ekonomi dan telah terbukti tidak terpengaruh krisis. Hal ini dibuktikan ketika krisis menerpa pada periode tahun 1997-1998, hanya UMKM yang mampu berdiri kokoh. Pemerintah dan legislatif membuktikan perhatiannya terhadap UMKM dengan meluncurkan UU No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Menurut Bank Dunia, UMKM dikelompokkan dalam tiga jenis yaitu : 1. Usaha Mikro ( jumlah karyawan 10 orang) 2. Usaha Kecil ( jumlah karyawan 30 orang) 3. Usaha Menengah ( jumlah karyawan 300 orang) Tabel 2. Kriteria UMKM dan Usaha Besar Berdasarkan Aset dan Omset Kriteria Ukuran Usaha Aset Omset Usaha Mikro Max Rp 50 juta Max Rp 300 juta Usaha Kecil >Rp 50 juta - Rp 500 juta >Rp 300 juta Rp 2,5 miliar Usaha Menengah >Rp 500 juta Rp 10 miliar >Rp 2,5 miliar Rp 50 miliar Usaha Besar >Rp 10 miliar >Rp 50 miliar Sumber : www.ukmriau.com Kesejahteraan Mustahik Mustahik adalah golongan penerima zakat. Selain golongan yang berhak menerima zakat adapula golongan yang tidak boleh menerima zakat. Menurut ED PSAK 109, zakat merupakan harta wajib yang harus dikeluarkan oleh muzakki sesuai dengan ketentuan syari ah untuk diberikan kepada Mustahik. Mustahik adalah orang atau entitas yang berhak menerima zakat, yaitu delapan asnaf sebagaimana dijelaskan dalam surah at- Taubah :60. Adapun rincian mustahik adalah : fakir, miskin, amilin, muallaf, riqab, gharimin, fi sabilillah, dan ibn sabil. Muzakki adalah individu muslim yang secara syariah wajib membayar zakat. Amil adalah pihak yang diangkat pemerintah atau masyarakat untuk menangani urusan pemungutan zakat. Kesejahteraan mustahik tergantung kepada badan pengelola zakat yang di amanahkan untuk mengelola zakat dengan sesuai diajarkan oleh Rasulullah (Anwar, 2018). Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada salah satu Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dari 12 BAZNAS yang ada di Provinsi Riau yaitu BAZNAS Kota Pekanbaru. Populasi penelitian adalah mustahik yang terdaftar pada laporan pendistribusian zakat pada BAZNAS kota Pekanbaru. Sampel berjumlah 60 orang yang ditentukan secara purposive sampling (Narawati, 2008:161). Penelitian ini dilakukan dalam waktu 180 hari kalender. Dalam penelitian digunakan data kualitatif dan kuantitatif. Sumber data yang digunakan adalah data primer (hasil jawaban angket, wawancara dan juga pengamatan) dan data sekunder (laporan keuangan dana zakat, literature mengenai zakat serta dokumen lainnya). Analisis data dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dilengkapi analisis kualitatif dan intuitif. Pendekatan kuantitatif yang digunakan adalah Regresi Logistik Biner. Untuk mengukur tingkat kesejahteraan mustahik digunakan Cibest Model (Center of Islamic Business and Economic Studies). Page 4

Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 8, issue 2 Juni, 2019, Page 1-14 Metode ini membagi kemiskinan menjadi dua yaitu kemiskinan materiil dan kemiskinan spritual. Sehingga posisi mustahik dapat dibagikan menjadi 4 kuadran yaitu: (a). Kuadran I: Rumah tangga mampu memenuhi kebutuhan materiil dan spritual ( Sejahtera), (b). Kuadran II: Rumah tangga mampu memenuhi kebutuhan spritual akan tetapi tidak mampu memenuhi kebutuhan materiil (Kemiskinan Materiil), (c). Kuadran III: Rumah tangga tergolong mampu secara materiil akan tetapi tidak mampu secara spritual (kemiskinan spritual), (d). Kuadran IV: rumah tangga yang tidak mampu baik secara materiil maupun spritual. Formula indeks kesejahteraan adalah (Isro iyyatul, dkk, 2016)) : W = w/n W = Indeks Kesejahteraan; 0<W<1 w = Jumlah keluarga sejahtera (materiil dan spritual) N = Jumlah populasi (jumlah keluarga yang diobservasi) Hasil Dan Pembahasan Identitas Responden 19.23% 80.77% Laki-Laki Perempuan Tampak 87,77% mustahik adalah perempuan, sedangkan 19,23% sisanya adalah laki-laki. Gambar 1 Responden Menurut Jenis Kelamin Page 5

Jumlah Tanggapan Responden Persentase Jenjang Pendidikan Eka Nuraini Rachmawati, Azmansyah, dan Titis Triatri Utami Analisis Zakat Produktif dan Dampaknya terhadap pertumbuhan Usaha Mikro dan Penyerapan Tenaga Kerja serta Kesejahteraan Mustahik di Kota Pekanbaru Provinsi Riau 0.4 0.35 0.3 0.25 0.2 0.15 0.1 0.05 0 Tidak SD SLTP SLTA Sarjana Menjawab 0 34.62% 38.46% 21.15% 5.77% Gambar 2 Responden Menurut Jenjang Pendidikan Sejumlah 38,46% mustahik berpendidikan SLTP, 73,08% berpendidikan dan hanya 5,77% mustahik berpendidikan sarjana. Pendidikan sangat penting dalam peningkatan kesejahteraan. Pendidikan rendah cenderung dihubungkan dengan kemiskinan, kemiskinan kadang-kadang identik dengan pengangguran. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dijalankan oleh Wiguna, Van Indra dan Rachmad Kresna Sakti (2010) dan Amalia (2010) menyatakan bahwa tingkat pengangguran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemiskinan di Jawa Tengah. 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 Tidak < 25 Tahun 25-35 Tahun 36-45 Tahun > 45 Tahun Menjawab 0 3.85% 3.85% 50.00% 42.31% Gambar 3 Responden Menurut Usia Pengelompokan responden bedasarkan usia, terdapat 3,85 % msutahik yang berumur 25 tahun maupun 25-35 tahun. Sebagian besar mustahik berumur 36-45 tahun sebanyak 50 %, dan sisanya berumur diatas 45 tahun sebanyak 42,31 %. Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa para mustahik yang Page 6

Persentase Jumlah Responden Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 8, issue 2 Juni, 2019, Page 1-14 banyak berusia diatas 36 tahun sebanyak 92,31 %. 40 35 30 25 20 15 10 5 0 1 Orang 2 Orang 3 Orang 4 Orang 7 6 37 2 Gambar 4 Responden Menurut Banyaknya Tanggungan Pengelompokan responden berdasarkan tanggungan, menunjukkan sebagian besar mustahik memiliki 3 orang tangggungan 71,15 %, yang memiliki 2 orang tanggungan 11,54 %, yang hanya 1 orang tanggungan 13,46 %, sedangkan yang memiliki 4 orang tanggungan 3,85 %. 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% Warung Bengkel Counter Toko Toko Baju Lainnya Makan Harian 17.31% 3.85% 3.85% 21.15% 1.92% 51.92% Gambar 5 Responden Menurut Jenis Usaha Adapun jenis usaha yang dijalankan mustahik adalah usaha warung (17,31 %), usaha Benggkel (3,85 %), Counter HP (3,85%), Toko harian (21,15 %), Toko baju (1,92) dan sisanya usaha lain sebanyak 51,92%. Page 7

Persentase Eka Nuraini Rachmawati, Azmansyah, dan Titis Triatri Utami Analisis Zakat Produktif dan Dampaknya terhadap pertumbuhan Usaha Mikro dan Penyerapan Tenaga Kerja serta Kesejahteraan Mustahik di Kota Pekanbaru Provinsi Riau 50.00% 45.00% 40.00% 35.00% 30.00% 25.00% 20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% Rp.500.000-Rp. Rp.1000.000- Rp. 1500.000 - >Rp 2.000.000 1000.000 Rp.1500.000 Rp. 2000.000 26.92% 50.00% 19.23% 3.85% Gambar 6 Responden Menurut Pendapatan Sesuai dengan gambar 6 di atas, rata-rata pendapatan responden/bulan berkisar antara Rp1.000.000 hingga Rp2.000.000,-. Hal ini menunjukkan masih rendahnya pendapatan mustahik sehingga perlu dilakukan inovasi pengembangan usaha mustahik melalui zakat produktif yang disalurkan. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Pengujian instrumen dilakukan untuk mengukur kesejahteraan (CIBEST Model), yakni item tanggapan responden. Validitas memiliki makna sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurannya (Azwar 1986). Sedangkan reliabilitas menurut Suryabrata (2004: 28) menunjukkan sejauhmana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Berikut hasil pengujian validitas dan reliabilitas : Tabel 3. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Variabel Spritual Mustahik No Butir Pernyataan Koefesien Crobach Korelasi <Pearson Sig. (2-tailed) Alpha Correlation> 1 Sholat 0,726** 0,000 0,707 2 Puasa 0,672** 0,000 3 Zakat dan Infak 0,646** 0,000 4 Lingkungan kerja 0,740** 0,000 5 Kebijakan Pemerintah 0,651** 0,000 Sumber: Data Olahan, 2018 Hasil pengujian validitas dan reabilitas terhadap instrumen pengukuran tingkat spiritual keluarga mustahik, menunjukkan bahwa semua instrument yang digunakan dalam kajian ini adalah valid yaitu signifikan pada tingkat 0,01 atau 1%. Begitu juga hasil Page 8

Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 8, issue 2 Juni, 2019, Page 1-14 pengujian reabilitas dengan nilai Cronbach Alpha 0,707 dimana nilai ini di atas 0,60 pada item pengujian. Lima instrument tersebut dijadikan ukuran dalam pengamalan keislaman keluarga mustahik. Pertama, pengamalan sholat bagi keluarga mustahik memiliki nilai maksimum adalah apabila keluarga mustahik melaksanakan sholat wajib rutin berjamaah dan melaksanakan sholat Sunnah. Kedua, Ibadah puasa menjadi ukuran maksimal pengamalan ibadah ini apabila keluarga mustahik telah melaksanakan puasa wajib dan Sunnah. Ketiga, Zakat dan Infak pula menjadi amalan optimal apabila keluarga mustahik telah membayar zakat fitrah, zakat harta dan infak/sedekah. Keempat, Lingkungan kerja mustahik juga dalam upaya membangun suasana keluarga yang mendukung ibadah secara bersama-sama. Kelima, Adanya kebijakan pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk ibadah. Apabila keadaan sebenarnya keluarga mustahik seperti indikator tersebut maka keluarga mustahik tersebut kaya spiritual. Pengaruh Zakat Produktif Terhadap Peningkatan Usaha Sesuai dengan tujuan penelitian ini pada bagian pertama mengukur pengaruh zakat produktif terhadap peningkatan usaha mustahik. Zakat produktif yang disalurkan oleh BAZNAS kepada responden tiga tahun terakhir sebesar Rp1000.000,- diterima oleh 6 orang mustahik dan Rp1.500.000,- yang terima oleh 46 orang mustahik setiap tahunnya. Berdasarkan hasil kajian ini dari 52 orang mustahik yang mendapat bantuan zakat produktif menyatakan bahwa dampak zakat produktif terhadap usaha mereka yang menjawab sangat maju sebanyak 3 orang atau 3,8% dan yang menjawab cukup berkembangan usaha mereka sebanyak 24 orang atau 46,2% serta yang memberikan tanggapan biasa saja/kurang mampu sebanyak 25 orang atau 48,1%. Berikut tabel hasil pengujian statistic deskriptif pengaruh zakat produktif terhadap peningkatan usaha mustahik. Tabel 4. Hasil Pengujian Pengaruh Zakat Produktif Terhadap Peningkatan Usaha Variabel Koefisien Std. Error z-statistic Prob. C -2.539822 2.705375-0.938806 0.3478 ZP 1.76E-06 1.86E-06 0.945569 0.3444 McFadden R-squared 0.010475 Mean dependent var 0.500000 S.D. dependent var 0.504878 S.E. of regression 0.506243 Akaike info criterion 1.448696 Sum squared resid 12.81410 Schwarz criterion 1.523743 Log likelihood -35.66608 Hannan-Quinn criter. 1.477467 Deviance 71.33217 Restr. deviance 72.08731 Restr. log likelihood -36.04365 LR statistic 0.755137 Avg. log likelihood -0.685886 Prob(LR statistic) 0.384855 Obs with Dep=0 26 Total obs 52 Obs with Dep=1 26 Sumber: Data Olahan, 2018 Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa nilai LR statistic sebesar 0,7551 dengan prob. 0,3849 yaitu dibawah 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh zakat produktif terhadap peningkatan usaha mustahik. Rendahnya dampak zakat produktif yang disalurkan oleh BAZNAS Page 9

Eka Nuraini Rachmawati, Azmansyah, dan Titis Triatri Utami Analisis Zakat Produktif dan Dampaknya terhadap pertumbuhan Usaha Mikro dan Penyerapan Tenaga Kerja serta Kesejahteraan Mustahik di Kota Pekanbaru Provinsi Riau Kota Pekanbaru ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: 1. Jumlah zakat produktif yang disalurkan belum sesuai dengan kebutuhan untuk pengembangan usaha mustahik. 2. Pengawasan/Monitoring dan evaluasi terhadap mustahik pasca penyaluran zakat produktif belum optimal. 3. Masih kurangnya sosialisasi program pemberdayaan kepada masyarakat. Selama ini adanya bantuan zakat produktif BAZNAS kota Pekanbaru diperoleh oleh masyarakat dari sumber yang bervariasi yakni dari pengurus masjid, RT/RW setempat, Tetangga/Keluarga, Penerima bantuan sejenis, kunjungan petugas/survei dari BAZNAS. Berikut disajikan tanggapan responden tentang sumber informasi. Kunjungan/Petugas BAZNAS 26.9% Penerima Bantuan Sejenis 25.0% Tetangga/Keluarga 23.1% RT/RW Setempat 5.8% Pengurus Masjid 19.2% 0.0% 5.0% 10.0% 15.0% 20.0% 25.0% 30.0% Gambar 7 Tanggapan Responden Tentang Sumber Informasi Sumber informasi yang diterima oleh nasabah tentang adanya skim bantuan dari BAZNAS lebih banyak diperoleh dari kunjungan petugas BAZNAS yaitu 26% diikuti informasi yang didapat dari tetangga/keluarga mustahik yaitu yaitu 23,1%. Oleh karena itu, pihak BAZNAS telah melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat namun pengawasan terhadap mustahik penerima yang menjalankan usaha belum terevaluasi dengan baik (Nopiardo, 2016). Pengaruh Zakat Produktif Terhadap Kesejahteraan Pengujian kedua adalah pengaruh zakat produktif terhadap kesejahteraan mustahik. Kesejahteraan diukur dengan menggabungkan kesejahteraan materi dan spritual. Penentuan kesejahteraan menggunakan CIBEST Model atau dengan kuadran CIBEST. Tujuan dari pemberian zakat produktif oleh BAZNAS Kota Pekanbaru adalah untuk meningkatkan kesejahteraan mustahik, sehingga pada masa yang akan datang akan menjadi muzakki. Page 10

Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 8, issue 2 Juni, 2019, Page 1-14 Tabel 5. Garis Kemiskinan Dan Penduduk Miskin Di Kota Pekanbaru Tahun Garis Kemiskinan Penduduk Miskin (Rupiah) Total (ribu Jiwa) % 2013 357.200,00 32,50 3,27 2014 399.451,00 32,29 3,17 2015 416.479,00 33,76 3,27 2016 435.082,00 32,49 3,07 2017 473.788,00 33,09 3,05 Sumber: BPS Kota Pekanbaru, 2018 Pengukuran kecukupan materiil mustahik dilakukan menggunakan indicator dari Badan Pusat Statistik (BPS) yaitu melalui angka garis kemiskinan (GK). Sesuai dengan data yang disajikan oleh BPS Kota Pekanbaru tahun 2018 bahwa pada tahun 2017 jumlah penduduk kota Pekanbaru yang berada dibawa garis kemiskinan sebanyak 33.090 orang atau 3,05%, jika dibandingkan dengan tahun 2013 jumlah penduduk miskin kota Pekanbaru semakin meningkat. GK Kota Pekanbaru pada tahun sebesar Rp 473.788,00 per kapita, sehingga apabila dibandingkan pendapatan per kapita anggota responden masih banyak yang berada dibawah garis kemiskinan seperti yang disajikan pada gambar dibawah ini. Sumber: Data Olahan, 2018 Gambar 8 Perbandingan Pendapatan Per Anggota Keluarga dengan Garis Kemiskinan Terdapat 21 keluarga mustahik yang menerima zakat produktif tiga tahun terakhir yang masih berada dibawah garis kemiskinan, sehingga penyaluran zakat produktif oleh BAZNAS Kota Pekanbaru belum sepenuhnya mampu mengangkat taraf hidup masyarakat masyarakat dari aspek materiil. Tingkat kesejahteraan yang hakiki adalah apabila kesejahteraan yang dinikmati oleh masyarakat meliputi kesejahteraan materiil dan spiritual, sehingga apabila salah satu unsur tersebut tidak terpenuhi maka tidak Page 11

Eka Nuraini Rachmawati, Azmansyah, dan Titis Triatri Utami Analisis Zakat Produktif dan Dampaknya terhadap pertumbuhan Usaha Mikro dan Penyerapan Tenaga Kerja serta Kesejahteraan Mustahik di Kota Pekanbaru Provinsi Riau masuk dalam kategori kesejahteraan dalam kajian ini. Pada tabel dibawah ini disajikan kondisi aktual dari 52 keluarga sesuai dengan metode pengukuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 40% atau sebanyak 21 keluarga berada pada kuadran II yaitu mereka yang miskin materiil dan kaya spiritual, sedangan sisanya 60% sudah memenuhi standar kesejahteraan (kuadran I) yakni mereka yang telah terpenuhi materiil dan baik pengamalan Islamnya. Tabel 6. Hasil Pengujian Pengaruh Zakat Produktif Terhadap Kesejahteraan Mustahik Variabel Koefisien Std. Error z-statistic Prob. Konstan (C) -4.162349 2.683468-1.551108 0.1209 Zakat Produktif (ZP) 3.47E-06 1.86E-06 1.867488 0.0618 McFadden R-squared 0.058421 Mean dependent var 0.692308 S.D. dependent var 0.466041 S.E. of regression 0.451728 Akaike info criterion 1.239287 Sum squared resid 10.20290 Schwarz criterion 1.314334 Log likelihood -30.22145 Hannan-Quinn criter. 1.268058 Deviance 60.44290 Restr. deviance 64.19314 Restr. log likelihood -32.09657 LR statistic 3.750241 Avg. log likelihood -0.581182 Prob(LR statistic) 0.052800 Sumber: Data Olahan, 2018 Sesuai dengan hasil analisis data pada tabel di atas menunjukkan bahwa zakat produktif yang disalurkan oleh BAZNAS Kota Pekanbaru belum mampu mewujudkan kesejahteraan mustahik secara signifikan. Simpulan Dan Saran Simpulan Beberapa kesimpulan dalam kajian ini adalah: 1. Masalah kemiskinan menjadi masalah mendasar bagi mustahik, sehingga zakat produktif perlu menjadi penggerak utama pengungkit ekonomi masyarakat kota Pekanbaru. 2. Zakat produktif yang didistribusikan melalui BAZNAS Kota Pekanbaru belum memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan usaha mustahik dan juga terhadap kesejahteraan karena besaran modal, belum optimalnya pengawasan dan pendampingan terhadap pengembangan usaha mustahik. 3. Belum optimalnya kerjasama antar pihak yang terlibat dalam pemberdayaan ekonomi umat, sehingga besaran yang disalurkan oleh BAZNAS masih terbatas. Saran Saran yang direkomendasikan adalah diperlukan adanya komitmen dan kerjasama yang kuat antar seluruh pemangku kepentingan zakat, baik pemerintah, DPR, badan dan lembaga amil zakat, maupun masyarakat secara keseluruhan Daftar Pustaka Buku Al-Qur an Al-Qaradhawi Yusuf. 2005. Spektrum Zakat Dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan. Jakarta: Zikrul Hakim Page 12

Azwar, Saifuddin. 2000. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Aziz, Abdul. Ulfah, Mariyah. 2010. Kapita Selekta Ekonomi Islam Kontemporer. Bandung: Alfabeta Daud Ali, Muhammad. 2006. Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf. Jakarta : UI Press Kuncoro, Haryo. 2002. Upah Sistem Bagi Hasil dan Penyerapan Tenaga Kerja. Jurnal Ekonomi Pembangunan. 7(1) : 45-46. Miftah.2008. Pembaharuan Zakat Untuk Pengentasan Kemiskinan di Indonesia. Innovatio II(14). Narawati, Umi. 2008. Metode Peneitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi. Bandung : Agung Media Simanjuntak, Payaman J. 2001. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: LPFE UI Suryabrata, Sumadi. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Suwiknyo, Dwi. 2009. Kamus Lengkap Ekonomi Islam. Yogyakarta: Total Media Ulfah, Maria. 2010. Kapita Selekta Ekonomi Islam Kontemporer. Bandung : Alfabeta Undang-Undang Republik Idonesia Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil UU Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Jurnal Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 8, issue 2 Juni, 2019, Page 1-14 Ansori, T. (2018). Pengelolaan Dana Zakat Produktif untuk Pemberdayaan Mustahik pada Lazisnu Ponorogo. Muslim Heritage, 3(1), 165 183. Anwar, A. T. (2018). Zakat Produktif Untuk Pemberdayaan Ekonomi Umat. Zakat Dan Wakaf, 5, 41 62. Deni Lubis, Dedi Budiman, Y. (2018). Mengukur kinerja pengelolaan zakat di badan amil zakat nasional (baznas). Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islam, 3(23), 1 16. Efendi, Mansur. 2017. Pengelolaan Zakat Produktif Berwawasan Kewirausahaan Sosial dalam Pengentasan Kemiskinan di Indonesia. Al Ahkam Jurnal Ilmu Syari ah dan Hukum 2(1): 21-38. Fitri, M. (2017). Pengelolaan Zakat Produktif sebagai Instrumen Peningkatan Kesejahteraan Umat. Economica: Jurnal Ekonomi Islam, 8(1), 149. https://doi.org/10.21580/economica.201 7.8.1.1830 Hidayat, Rachmat. 2017. Penerapan Manajemen Zakat Produktif dalam Meningkatkan Ekonomi Umat di PKPU (Pos Keadilan Peduli Kota) di Makassar. Millah : Jurnal Studi Agama XVII(1): 63-84. Isro iyyatul, Mubarokah, Irfan Syauqi Beik, Tony Irawan. 2016. Dampak Zakat terhadap Kemiskinan dan KesejahteraanMustahik (Kasus BAZNAZ Propinsi Jawa Tengah). Jurnal Al Muzarro ah 5(1): 37-50. Nopiardo, W. (2016). Mekanisme pengelolaan zakat produktif pada badan amil zakat nasional tanah datar. Jebi (Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islam), 1(2), 185 196. Retrieved from http://journal.febi.uinib.ac.id/index.php/ Page 13

Eka Nuraini Rachmawati, Azmansyah, dan Titis Triatri Utami Analisis Zakat Produktif dan Dampaknya terhadap pertumbuhan Usaha Mikro dan Penyerapan Tenaga Kerja serta Kesejahteraan Mustahik di Kota Pekanbaru Provinsi Riau jebi/article/view/34 Pratama, Y. C. (2015). Peran Zakat Dalam Penanggulangan Kemiskinan (Studi Kasus : Program Zakat Produktif Pada Badan Amil Zakat Nasional). The Journal of Tauhidinomics, 1(1), 93 104. Putri, P. P., & Prahesti, D. D. (2018). Peran Dana Zakat Produktif terhadap Peningkatan Penghasilan Melalui Bantuan Modal Usaha Kecil dan Mikro. Proceeding of Community Development, 1(2017), 119. https://doi.org/10.30874/comdev.2017.1 7 Sartika. Mila. 2008. Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif terhadap Pemberdayaan Mustahiq pada LAZ Yayasan Solo Peduli Surakarta. Jurnal Ekonomi Islam La Riba II(1) : 75-89. Shobron, S., & Masruhan, T. (2017). Implementasi Pendayagunaan Zakat Dalam Pengembangan Ekonomi Produktif Di Lazismu Kabupaten Demak Jawa Tengah Tahun 2017. Profetika: Jurnal Studi Islam, 18(1), 55. https://doi.org/10.23917/profetika.v18i1.6340 Syari ah, F., Surakarta, I., Zakat, P., Berwawasan, P., Sosial, K., Kemiskinan, P., Efendi, M. (2017). al-ahkam JURNAL ILMU SYARI AH DAN HUKUM. 2(1), 2527 8169. Tika Widiastuti, S. R. (2015). Model Pendayagunaan Zakat Produktif oleh Lembaga Zakat dalam Meningkatkan Pendapatan Mustahiq. Jebis, 1(1), 89 102. https://doi.org/10.20473/jebis.v1i120 15.%P Wiguna, Van Indra dan Kresna Sakti. 2010. Analisis Pengaruh PDRB, Pendidikan dan Pengangguran terhadap Kemiskinan di Propinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2010. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya. Referensi Online: http://www.depkop.id http://www.bps.co.id http://www.ukmriau.com http://www.bi.go.id.com http://www.indonesia.investment.com http://kotapekanbaru.baznas.go.id Page 14