PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS AUTISTIK DI SEKOLAH INKLUSI SDN SUMBERSARI 1 MALANG SKRIPSI



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah Swt. pada Q.S. al-mujadalah ayat 11, sebagai berikut:

PENDIDIKAN ISLAM. Oleh: Drs. Abas Asyafah, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

HAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM. Oleh: Hambali ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (STAIN Jember,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh pendidikan dan yang ditegaskan dalam Undang-Undang

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

2015 PEMBELAJARAN PAI PADA PROGRAM AKSELERASI DI SD AR-RAFI BALEENDAH

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa dan berbudi pekerti luhur. Sebagaimana yang diamanatkan Undang-

MANAJEMEN PEMBELAJARAN AKHLAK DI TPA (TAMAN PENITIPAN ANAK) AMANDA P2PNFI UNGARAN. Disusun Oleh: LUKI SETYO NUGROHO NIM:

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan luar biasa merupakan pendidikan bagi peserta didik yang

PENGARUH PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS VII SMP 2 KISMANTORO TAHUN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Jakarta, 2003, hlm Hamzah B Uno, Model Pembelajaran: Menciptakan Proses belajar Megajar yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang, Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) 2003, Sinar Grafika, Jakarta, 2006,

2014 MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA TUNANETRA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sejak dilahirkan mempunyai fitrah sebagai makhluk yang. berguna bagi agama, berbangsa dan bernegara.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam adalah suatu proses penyiapan generasi muda

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah seluruh aktivitas atau upaya secara sadar yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat telah banyak mengangap bahwa anak yang dilahirkan karena suatu

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia saat ini mengalami kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning) dan. konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik 1.

2. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional pada pasal 3 yang menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. sebagai salah satu rahmat yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan manusia yakni al-qur'an dan al-hadits yang di dalamnya

SKRIPSI FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. martabat manusia serta meningkatkan prestasi belajar bagi siswa-siswa, berkembang sesuai dengan ajaran Islam dan mempersiapkan diri

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

MODEL PEMBELAJARAN PAI DI RUMAH PINTAR TRESNO ASIH SEMARANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat

Modul ke: Kesalehan Sosial. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

BAB I PENDAHULUAN. ibu dan anak. Dalam suatu keluarga, arus kehidupan ditentukan oleh orang

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

PENGARUH METODE ACTIVE LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS VIII SMP DAARUL QUR AN COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB.I. PENDAHULUAN. landasan moral, dan etika dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SRONO BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI

BAB II. TINJAUAN FIKIH MTs, IMPLEMENTASI DAN PENGEMBANGANNYA. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup fikih MTs.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012

BAB I PENDAHULUAN. dengan sengaja oleh orang dewasa agar seseorang menjadi dewasa. 1 Menurut Ki Hajar

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM DALAM PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKUALITAS. Nuryani, M. IAIN Palopo

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENAWARAN PEDAGANG KONVEKSI DI PASAR JOHAR SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan, Terj. Rahmani Astuti, dkk, (Bandung: Mizan, 2002), hlm. 3.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

UPAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMPN 2 SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG

KELUARGA ADALAH MINIATUR PERILAKU BUDAYA. Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin

BAB II LANDASAN TEORI. diantaranya sebagaimana berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Agama RI, Modul Bahan Ajar Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Guru Kelas RA, Jakarta, 2014, hlm. 112.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami goncangan jiwa (tingkat menengah). 2

BAB I PENDAHULUAN. pembimbingan secara intensif. Undang-undang sistim nasional (UUSPN) nomor 2 tahun 1989 dan peraturan pemerintahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya

HIERARKI PRIORITAS PENDIDIKAN PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN (SEBUAH KAJIAN TAFSIR TAHLILI QS. LUQMAN AYAT 12-15)

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

PROFESIONALITAS GURU FIQIH DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI MTs DAN MA MIFTAHUL ULUM NGEMPLAK KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN AJARAN 2014

Transkripsi:

PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS AUTISTIK DI SEKOLAH INKLUSI SDN SUMBERSARI 1 MALANG SKRIPSI Oleh : DEWI IMROATUL AZIZAH 04120003 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG April 2009

PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS AUTISTIK DI SEKOLAH INKLUSI SDN SUMBERSARI 1 MALANG SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh : DEWI IMROATUL AZIZAH 04120003 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG April, 2009

HALAMAN PERSETUJUAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS AUTISTIK DI SEKOLAH INKLUSI SDN SUMBERSARI 1 MALANG SKRIPSI Oleh: DEWI IMROATUL AZIZAH 04120003 Telah Disetujui Pada Tanggal 27 Maret 2009 Oleh Dosen Pembimbing, Hj. Rahmawati Baharuddin, MA. NIP. 150 318 021 Mengetahui, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Drs. Moh. Padil, M.Pd.I NIP. 150 267 235

PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS AUTISTIK DI SEKOLAH INKLUSI SDN SUMBERSARI 1 MALANG SKRIPSI Dipersiapkan dan disusun oleh Dewi Imroatul Azizah (04120003) telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 13 April 2009 dengan nilai A dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada tanggal:13 April 2009 Panitia Ujian Tanda Tangan Ketua Sidang Hj. Rahmawati Baharuddin, MA. : NIP. 150 318 021 Sekretaris Sidang Dra. Hj. Siti Annijat, M.Pd. : NIP. 131 121 923 Pembimbing, Hj. Rahmawati Baharuddin, MA. : NIP. 150 318 021 Penguji, Dr. Nur Ali, M.Pd. : NIP. 150 321 635 Mengesahkan, Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang Prof. Dr. H.M Djunaidi Ghony NIP. 150 042 031

PERSEMBAHAN Skripsi ini äku persembahkan untuk yang selalu hidup dalam jiwakü: Allah swt yang telah membuka hati & pikirankü, memberikan kemudahan & kelancaran. Baginda Nabi Muhammad yang selalu küharap syafa atnya. Bapak dan Ibukü yang tanpa kenal lelah memberikan kasih sayang & motivasi demi keberhasilankü. Saudarikü (mbak ilul) yang selalu memberi motivasi & dukungan. Keponakankü BåBå,semoga Allah memberikan masa depan yang cerah. Sobatkü Luluk Hied (almh), Semoga engkau mendapatkan tempat yang lapang di sisi-nya. Arek-arek al Ghazaly 3 04 (dantee, dinda, lia, ila & yayuk) & Akhwati SeCa of Maganema, jerih payah kita dalam belajar sungguh tidak sia-sia. Sobat-sobatkü transferan dari D-2, akhirnya kita lulus juga!! Seluruh asatidz & ustadzat yang telah memberikan ilmunya kepadakü. Dosen pembimbing (bu Rahma) yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan. Jazakumullah khaira jaza

MOTTO Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. (QS. Ali Imran: 139)

Hj. Rahmawati Baharuddin, MA Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Malang NOTA DINAS PEMBIMBING Hal : Skripsi Dewi Imroatul Azizah Malang, 27 Maret 2009 Lamp : 4 (empat) Eksemplar Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang Di Malang Assalamu alaikum Wr. Wb. Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini: Nama : Dewi Imroatul Azizah NIM : 04120003 Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI) Judul Skripsi : Pelaksanaan Pedidikan Agama Islam Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Autistik Di Sekolah Inklusi SDN Sumbersari 1 Malang Maka selaku pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk diujikan. Demikian, mohon dimaklumi adanya. Wassalamu alaikum Wr. Wb. Pembimbing, Hj. Rahmawati Baharuddin, MA NIP. 150 318 021

SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Malang, 27 Maret 2009 Dewi Imroatul Azizah

KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah swt, tempat memohon pertolongan dan ampunan, tempat berlindung dari segala kejahatan diri dan keburukan amal perbuatan. Barangsiapa diberi petunjuk oleh-nya, maka tidak akan ada yang mampu menyesatkan dan barangsiapa disesatkan-nya, maka tidak ada yang mampu memberi petunjuk. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad yang telah diutus untuk membawa risalah dan membebaskan umat Islam dari belenggu kebodohan. Dalam penulisan skripsi ini, banyak pihak yang telah berjasa dan senantiasa memberikan dukungan, bimbingan, arahan, dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak dan Ibuku tercinta yang telah memberikan dukungan moril dan materiil selama menuntut ilmu. 2. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. 3. Bapak Prof. Dr. H. M. Djunaidi Ghony, selaku dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. 4. Bapak Drs. Moh. Padil M.Pd, selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.

5. Hj. Rahmawati Baharuddin, MA., selaku dosen pembimbing yang telah mencurahkan semua pikiran dan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan bagi penulisan skripsi ini. 6. Semua guru-guru dan dosen-dosenku yang telah memberikan ilmunya untuk bekal di masa depanku. 7. Ibu Dra. Anita Rosemaria selaku kepala SD Negeri Sumbersari 1 Malang yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian. 8. Kakak-kakak dan keponakanku yang selalu memberikan motivasi. 9. Segenap teman-teman dan semua pihak yang telah banyak memberikan dukungan. Tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini melainkan Dia yang Maha Sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan pada semua pihak untuk memberikan saran dan kritik dalam penulisan skripsi ini. Semoga apa yang kami hasilkan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Malang, 27 Maret 2009 Penulis

DAFTAR TABEL Tabel 4.1: Data Guru dan Karyawan SD Negeri Sumbersari 1... Tabel 4.2: Data Murid SD Negeri Sumbersari 1...

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11 : Surat Izin Penelitian : Surat Rekomendasi : Surat Keterangan : Bukti Konsultasi : Pedoman Interview : Pedoman Observasi : Pedoman Dokumentasi : Profil Sekolah : Kurikulum Pendidikan Agama Islam : Model Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus : Biodata Mahasiswa

ABSTRAK Azizah, Dewi Imroatul. Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Bagi Anak Berkebutuhan khusus Autistik Di Sekolah Inklusi SDN Sumbersari 1. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Hj. Rahmawati Baharuddin, MA. Kata Kunci: Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam, Sekolah Inklusi Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dengan adanya pendidikan, manusia dapat berkembang sesuai dengan fitrahnya. Begitu juga dengan anak-anak berkebutuhan khusus, mereka berhak mendapatkan layanan pendidikan sebagaimana yang didapatkan oleh anak-anak normal. Upaya pemerintah dalam menyetarakan hak anak-anak berkebutuhan khusus untuk memperoleh pendidikan adalah dengan melakukan kerjasama dengan sekolah umum untuk melaksanakan program pendidikan inklusi. Tujuan program pendidikan inklusi bagi anak berkebutuhan khusus adalah agar mereka dapat bersosialisasi dengan teman-teman yang normal, sehingga dapat membantu mempercepat kesembuhannya. Sedangkan tujuan pendidikan inklusi bagi anak normal adalah agar mereka dapat memahami bahwa di sekitar mereka banyak anak berkebutuhan khusus yang harus dihormati dan disayangi. Pendidikan agama Islam sebagai bagian dari pendidikan, merupakan salah satu bidang studi di lembaga pendidikan umum dengan tujuan membantu anak didik untuk memperoleh kehidupan yang bermakna, sehingga mereka mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat, baik secara individu maupun kelompok. Pendidikan agama Islam mengajari anak didik tata cara beribadah untuk mendekatkan diri dengan Tuhan dan tata cara berhubungan dengan sesama manusia, saling menghormati, menghargai dan menyayangi. Berdasarkan hal tersebut, rumusan masalah dalam skripsi ini adalah: (1) Bagaimana konsep pendidikan agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus autistik sekolah inklusi? (2) Bagaimana pelaksanaan pendidikan agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus autistik di sekolah inklusi? (3) Apa sajakah faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pendidikan agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus autistik di sekolah inklusi? Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) Mengetahui konsep pembelajaran pendidikan agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus autistik di sekolah inklusi. (2) Mendeskripsikan pelaksanaan pendidikan agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus autistik di sekolah inklusi. (3) Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pendidikan agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus autistik di sekolah inklusi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, interview dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan cara

pengolahan data dan analisis data, sedangkan pengecekan keabsahan data dilakukan dengan ketekunan pengamatan dan triangulasi. Hasil dari penelitian ini adalah (1) Kurikulum pendidikan agama Islam di sekolah inklusi sesuai dengan kurikulum sekolah umum, tetapi sekolah inklusi berhak melakukan modifikasi. Metode dan media pembelajaran yang digunakan disesuaikan dengan materi yang sedang diajarkan, sedangkan evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi proses, post test dan evaluasi akhir semester. (2) Kurikulum pendidikan agama Islam yang digunakan adalah KTSP, metode pembelajaran yang seringkali dipakai adalah cermah, hafalan, tanya jawab, kerja kelompok, demonstrasi dan praktek, sedangkan media pembelajaran yang biasa dipakai adalah media visual. Materi yang diajarkan meliputi Al Quran, aqidah, akhlak, fiqih, dan tarikh. (3) Faktor pendukung: guru yang berkompeten, guru pembimbing khusus dan shadow untuk ABK; penambahan jam pelajaran pendidikan agama Islam; ruang khusus ABK dan permainan yang dapat mengasah otak. Faktor penghambat: konsentrasi dan mood ABK autistik seringkali berubahubah; ABK autistik kebanyakan mengalami lamban belajar dan mudah lupa; banyaknya jumlah ABK dalam satu kelas; shadow yang tidak kooperatif.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap Negara mempunyai landasan dalam kebijakannya. Di Indonesia, landasan itu tertuang dalam undang-undang yang dibakukan dan dibukukan. Dalam mukadimah Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia tahun 1945, para father founding Indonesia menyebutkan: Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia 1 yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial Redaksi pembukaan Undang-Undang Dasar di atas memberikan arti bahwa tolok ukur keberhasilan pemerintah Indonesia paling tidak adalah terwujudnya kesejahteraan umum, kehidupan bangsa yang cerdas dan berperan aktif daam pergaulan internasional guna menciptakan perdamaian. Kesemuanya adalah dalam rangka melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Sebagai anggota UNESCO, Indonesia juga menganut filsafat Education For All, yaitu pendidikan untuk semua. Dalam batang tubuh UUD 1945 pasal 31 ayat 1 dinyatakan bahwa tiap warga negara berhak mendapat pengajaran. Begitu juga dalam Undang Undang nomor 4 tahun 1997 pasal 5 disebutkan: 1 Dikutip dari Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 (Surabaya: CV Pustaka Agung Harapan), hlm 5.

setiap penyandang cacat mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam aspek kehidupan dan penghidupan. Dalam upaya mewujudkan demokratisasi pendidikan di Indonesia, perlu diselaraskan dengan program UNESCO Education for All, hal tersebut perlu didukung oleh lembaga formal, agar pendidikan dapat berjalan secara baik perlu melibatkan masyarakat. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu negara untuk menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Karena bagaimanapun juga, pendidikan merupakan wahana untuk mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Dengan demikian, dibutuhkan lembaga-lembaga yang mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003: Tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. 2 Begitu pentingnya pendidikan, maka setiap anak berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak tanpa memandang latar belakang agama, suku bangsa, ekonomi dan status sosialnya. Hal ini didasarkan pada Undang- Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang memberikan warna lain dalam penyediaan pendidikan bagi 2 Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Bandung: Citra Umbara, 2006), hlm 76.

anak berkelainan. Pada penjelasan pasal 15 tentang pendidikan khusus disebutkan bahwa: pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. 3 Pasal inilah yang memungkinkan terobosan bentuk pelayanan pendidikan bagi anak berkelainan berupa penyelenggaraan pendidikan inklusi. Secara lebih operasional, hal ini diperkuat dengan Peraturan Pemerintah tentang Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus. Program pemerintah berupa layanan pendidikan inklusi memungkinkan anak-anak berkebutuhan khusus untuk memperoleh ilmu pengetahuan di sekolah umum sebagaimana yang diperoleh anak-anak normal. Dalam program tersebut, anak-anak berkebutuhan khusus disekolahkan bersama dengan anak normal di sekolah reguler, sehingga diharapkan anak berkebutuhan khusus memiliki rasa percaya diri dan akhirnya mereka dapat mandiri. Sebaliknya, anak-anak normal akan terdidik dan belajar toleransi antar sesama manusia. Pendidikan inklusi sebenarnya merupakan model penyelenggaraan program pendidikan bagi anak berkelainan atau berkebutuhan khusus di mana penyelenggaraannya dipadukan bersama anak normal dan bertempat di 3 Ibid, hlm 125.

sekolah umum dengan menggunakan kurikulum yang berlaku di lembaga bersangkutan. 4 Melalui pendidikan inklusi, anak berkelainan dididik bersama-sama anak lainnya (normal) untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Hal ini dilandasi oleh kenyataan bahwa di dalam masyarakat terdapat anak normal dan anak berkelainan yang tidak dapat dipisahkan sebagai satu komunitas. 5 Oleh karena itu, anak berkelainan perlu diberi kesempatan dan peluang yang sama dengan anak normal untuk mendapatkan pelayanan pendidikan di sekolah terdekat. Pendidikan inklusi diharapkan dapat memecahkan salah satu persoalan dalam penanganan pendidikan bagi anak berkelainan selama ini. Karena tidak mungkin membangun SLB di tiap Kecamatan/Desa sebab memakan biaya yang sangat mahal dan waktu yang cukup lama. Tujuan lain dari diadakannya pendidikan inklusi adalah untuk memberikan pengertian pada anak didik bahwa dalam kehidupan di dunia ini mereka akan menemui banyak perbedaan yang harus mereka hadapi dan hormati. Selain itu, program ini akan membantu orang tua yang mempunyai anak-anak berkebutuhan khusus untuk lebih memaksimalkan potensinya baik dalam bidang sosial, emosional, fisik, kognitif maupun kemandiriannya dalam lingkungan anak-anak yang beragam. Karakteristik anak berkebutuhan khusus yang diterima di layanan pendidikan inklusi adalah anak tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunawicara, tunalaras, anak berkesulitan belajar, anak lamban belajar, anak 4 Sukadari, Peran Pendidikan Inklusi Bagi Anak Berkelainan, (www.madina.com, diakses 8 Januari 2009) 5 Mengenal Pendidikan Inklusi, (www.ditplb.or.id, diakses 22 Nopember 2007)

autistik, anak dengan gangguan motorik, anak korban penyalahgunaan narkoba atau anak dengan gabungan dua atau lebih jenis-jenis anak berkebutuhan khusus. Di antara sekian banyak karakteristik tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang anak berkebutuhan khusus autistik. Pemilihan ini dikarenakan setiap anak berkebutuhan khusus autistik memiliki gangguan yang berbeda, sehingga penanganannyapun harus dibedakan. Anak berkebutuhan khusus autistik adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan dalam komunikasi, interaksi sosial dan perilaku. Autisme sendiri sangat banyak variasi dan gangguan yang menyertainya. Anak berkebutuhan khusus autistik yang dapat mengikuti layanan pendidikan inklusi anak autis yang verbal atau mampu mengungkapkan diri dengan katakata dan memiliki IQ rata-rata atau di atas normal. Autistik merupakan suatu gangguan perkembangan yang kompleks menyangkut komunikasi, interaksi sosial dan aktivitas imajinasi. 6 Anak autistik adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan berat yang antara lain mempengaruhi cara seseorang untuk berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain. Autisme juga merupakan gangguan perkembangan organik yang mempengaruhi kemampuan anak-anak dalam berinteraksi dan menjalani kehidupannya. 7 Jadi, anak berkebutuhan khusus autistik adalah anak yang mempunyai masalah atau gangguan dalam bidang 6 Dyah Puspita, Kebijakan Pendidikan Bagi Anak Autis, (www.putrakembara.com, diakses 25 Nopember 2008) 7 Hanafi dalam Abdul Hadis, Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Autistik (Bandung: Alfabeta, 2006), hlm 43.

komunikasi, interaksi sosial, gangguan sensoris, pola bermain, perilaku, dan emosi. Beberapa teori terakhir mengatakan bahwa penyebab autistik yang sering dijumpai adalah faktor genetika (keturunan). 8 Selain itu, autis juga dipengaruhi oleh virus seperti rubella, toxo, herpes; jamur, nutrisi yang buruk, pendarahan dan keracunan makanan pada saat kehamilan sehingga dapat menghambat pertumbuhan sel otak dan kemudian menyebabkan kelainan fungsi otak bayi yang dikandung terutama fungsi pemahaman, komunikasi dan interaksi. 9 Sudah menjadi tugas orang tua, pendidik, dan mereka yang peduli akan pendidikan untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada anak agar memperoleh pendidikan agama Islam. Pendidikan agama Islam merupakan pemenuh kebutuhan rohani yang paling vital dalam kehidupan manusia secara keseluruhan, karena pada dasarnya, pendidikan agama Islam dilatarbelakangi oleh hakikat manusia yang memiliki unsur jasmaniah dan rohaniah, sehingga agama merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Dengan pendidikan agama Islam, peserta didik diharapkan dapat menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dengan memahami dan mengamalkan ajaran Islam. Islam juga menganjurkan agar anak-anak yang berkebutuhan khusus mendapatkan pendidikan seperti anak normal, sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan fitrahnya sebagai makhluk yang bisa dididik. 8 Ibid.. 9 Dyah Puspita, Kebijakan Pendidikan Bagi Anak Autis, (www.putrakembara.com, diakses 25 Nopember 2008)

Islam juga menunjukkan betapa sangat berartinya manusia yang sempurna berperan aktif dalam mendidik anak-anak dengan kebutuhan khusus agar kelak tidak menjadi manusia yang lemah dan tidak menjadi beban bagi kehidupan sosialnya. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan kepedulian dan peran aktif masyarakat luas terhadap anak-anak dengan kebutuhan khusus. Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian tentang anak berkebutuhan khusus autis yang mendapatkan pelayanan pendidikan inklusi. Penelitian ini dilakukan di SDN Sumbersari 1 yang merupakan salah satu sekolah dasar umum yang memberikan layanan pendidikan inklusi. SDN Sumbersari 1 merupakan sekolah inklusi yang dapat memberikan layanan bagi anak berkebutuhan khusus dengan sangat baik, bahkan sekolah ini menjadi salah satu sekolah inklusi percontohan di Jawa Timur. 10 Adapun judul penelitian ini adalah Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Autistik Di Sekolah Inklusi SDN Sumbersari 1 Malang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil rumusan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana konsep pendidikan agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus autistik sekolah inklusi? 10 http://sdnsumbersari1malang.wordpress.com diakses tanggal 28 Pebruari 2009

2. Bagaimana pelaksanaan pendidikan agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus autistik di sekolah inklusi? 3. Apa sajakah faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pendidikan agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus autistik di sekolah inklusi? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diketahui bahwa tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui konsep pendidikan agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus autistik di sekolah inklusi. 2. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pendidikan agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus autistik di sekolah inklusi. 3. Untuk mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pendidikan agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus autistik di sekolah inklusi. D. Kegunaan Penelitian 1. Untuk lembaga: Penelitian ini dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk meningkatkan mutu pendidikan agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus autistik. 2. Untuk peneliti: Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan keilmuan mengenai pendidikan agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus autistik

di sekolah inklusi, serta sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya. 3. Untuk UIN Malang: Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk menambah khasanah keilmuan tentang hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus autistik di sekolah inklusi. E. Ruang Lingkup Pembahasan Untuk menghindari penyimpangan pembahasan dalam penelitian ini, maka perlu ditentukan terlebih dahulu ruang lingkup pembahasan, sehingga dapat membuahkan hasil yang maksimal seperti yang diharapkan. Adapun pembahasan dalam penelitian ini dibatasi pada pelaksanaan pendidikan agama Islam bagi Anak Berkebutuhan Khusus di Kelas Inklusi SDN Sumbersari 1 Malang yang meliputi: 1. Konsep pendidikan agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus autistik di sekolah inklusi, yang meliputi: kurikulum, pendidik, anak didik, materi, metode, media dan evaluasi pembelajaran. 2. Pelaksanaan pendidikan agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus autistik di sekolah inklusi, yang meliputi: kurikulum, pendidik, anak didik, materi, metode, media dan evaluasi pembelajaran. 3. Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pendidikan agama Islam bagi anak berkebutuhan khusus autistik di sekolah inklusi.

F. Definisi Operasional 1. Pendidikan Agama Islam adalah proses transformasi dan internalisasi ilmu pengetahuan dan nilai-nilai pada diri anak didik melalui penumbuhan dan pengembangan potensi fitrahnya guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup dalam segala aspeknya. 2. Anak berkebutuhan khusus autistik adalah anak yang mempunyai masalah atau gangguan dalam bidang komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku. 3. Pendidikan inklusi adalah jenis layanan pendidikan yang memungkinkan anak berkebutuhan khusus untuk belajar bersama dengan anak normal di sekolah umum. G. Sistematika Pembahasan Untuk lebih mempermudah dalam menyajikan dan memahami isi dari penulisan skripsi ini, maka dibuatlah sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I: Pendahuluan, yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, ruang lingkup penelitian, definisi operasional, dan sistematika pembahasan. BAB II: Kajian Pustaka, yang menjelaskan tentang pengertian pendidikan agama Islam, dasar, fungsi, tujuan dan materinya; komponenkomponen pelaksanaan pendidikan agama Islam; pengertian tentang anak berkebutuhan khusus autistik, penyebab dan karakteristiknya; serta pengertian tentang pendidikan inklusi, landasan dan model

pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus dalam setting pendidikan inklusi. BAB III: Metode Penelitian, yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, pengecekan keabsahan data dan tahapan-tahapan penelitian. BAB IV: Bab ini berisi hasil penelitian. BAB V : Bab ini berisi pembahasan hasil penelitian. BAB VI: Bab terakhir yang berisikan kesimpulan penelitian dan saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian tentang Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Istilah pendidikan dalam konteks Islam pada umumnya mengacu pada tiga kata, yaitu al tarbiyah, al ta lim dan al ta dib. Di antara ketiga kata tersebut, kata al tarbiyah lebih populer dan lebih sering digunakan. Meskipun demikian, dalam hal-hal tertentu, ketiga kata tersebut memiliki kesamaan makna. Namun secara esensial, masing-masing makna memiliki perbedaan secara tekstual maupun kontekstual. Adapun makna ketiga kata tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: a. Al Tarbiyah Kata al tarbiyah berasal dari tiga kata, yaitu: 1) Raba-yarbu yang berarti bertambah dan tumbuh. 11 Makna ini dapat dilihat dalam firman Allah: Dan sesuatu Riba (tambahan) yang kamu berikan agar Dia bertambah pada harta manusia, Maka Riba itu tidak menambah pada sisi Allah. (QS. Ar Rum: 39) 12 2) Rabiya-yarba dengan wazn khafiya yakhfa berarti menjadi besar. 13 Atas dasar inilah Ibnul Arabi mengatakan: 11 Abdurrahman An Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metoda Pendidikan Islam, Terj. Herry Noer Ali (Bandung: CV. Diponegoro, Cet II: 1992), hlm 32. 12 Al Qur an dan Terjemahnya, (Semarang: Menara Kudus) hlm 409.

Jika orang bertanya tentang diriku, maka Mekkah adalah tempat tinggalku dan di situlah aku dibesarkan. 3) Rabba-yarubbu dengan wazn madda yamuddu berarti memperbaiki, menguasai urusan, menuntun, menjaga dan memelihara. 14 Dari beberapa makna di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan yang terkandung dalam kata al tarbiyah terdiri atas empat unsur, yaitu: 1) memelihara dan menjaga fitrah anak didik menjelang dewasa (baligh), 2) mengembangkan seluruh potensi menuju kesempurnaan, 3) mengarahkan seluruh fitrah menuju kebaikan dan kesempurnaan, 4) melaksanakan pendidikan secara bertahap. 15 b. Al Ta lim Kata al ta lim telah digunakan sejak periode awal pelaksanaan pendidikan Islam. Menurut para ahli, kata ini lebih bersifat universal dibanding dengan kata al tarbiyah dan al ta dib. 16 Rasyid Ridha mengartikan al ta lim sebagai proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu. Hal ini merujuk pada firman Allah surat al Baqarah ayat 151: 13 Abdurrahman an Nahlawi, op.cit, hlm 31. 14 Ibid., hlm 31 15 Ibid., hlm 32 16 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm 27

Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. (QS. Al Baqarah: 151) 17 Menurut Jalal, sebagaimana dikutip oleh Hery Noer Ali penggunaan istilah al ta lim dalam pendidikan mengandung beberapa makna, yaitu: 1) Ta lim adalah proses pembelajaran secara terus menerus sejak manusia lahir melalui pengembangan fungsi-fungsi pendengaran, penglihatan dan hati. 18 Pengertian ini diambil dari firman Allah surat An Nahl ayat 78: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (QS. An Nahl: 78) 19 2) Proses ta lim tidak berhenti pada pencapaian pada wilayah kognisi semata, tetapi juga menjangkau wilayah psikomotor dan afeksi. 20 Pengetahuan yang berada dalam batas-batas wilayah kognisi tidak 17 Al Qur an dan Terjemahnya, hlm 24. 18 Dalam Hery Noer Ali, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Logos, 1999), hlm 7. 19 Al Qur an dan Terjemahnya, hlm 276. 20 Hery Noer Ali, Opcit, hlm 8.

akan mendorong seseorang untuk mengamalkannya, dan pengetahuan semacam itu biasanya diperoleh atas dasar prasangka atau taklid. Dari beberapa makna di atas, dapat disimpulkan bahwa makna kata ta lim lebih universal dari pada kata tarbiyah. Hal ini dapat dilihat ketika Rasulullah mengajarkan tilawatul qur an kepada kaum muslimin. Beliau tidak hanya membuat mereka sekedar dapat membaca saja, melainkan membaca dengan perenungan yang berisikan pemahaman, pengertian, tanggung jawab dan penanaman amanah. Kegiatan ta lim sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah dapat membawa kaum muslimin pada tazkiyah (pensucian), yaitu pensucian dan pembersihan diri manusia dari segala kotoran dan menjadikan diri itu berada dalam suatu kondisi yang memungkinkan untuk menerima hikmah serta mempelajari segala apa yang bermanfaat baginya dan yang tidak diketahuinya. c. Al Ta dib Istilah al ta dib untuk menandai konsep pendidikan dalam Islam ditawarkan oleh Al Attas. Menurutnya konsep inilah yang sebenarnya diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW pada umatnya dahulu. Sabda Nabi SAW: Tuhanku telah mendidikku, sehingga menjadikan baik pendidikanku.

Berdasarkan konsep adab tersebut, Al Attas mendefinisikan pendidikan sebagai pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan ke dalam manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan sedemikian rupa, sehingga hal ini membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud dan keperiadaan. 21 Terlepas dari perbedaan pendapat tentang term al tarbiyah, al ta dib dan al ta lim, para ahli pendidikan telah mencoba memformulasikan hakikat pendidikan Islam sebagaimana pemaparan berikut ini. Menurut Muhaimin, pendidikan Islam adalah proses transformasi dan internalisasi ilmu pengetahuan dan nilai-nilai pada diri anak didik melalui penumbuhan dan pengembangan potensi fitrahnya guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup dalam segala aspeknya. 22 Pengertian ini mempunyai lima prinsip pokok pendidikan Islam, yaitu: a. Proses internalisasi dan transformasi, yaitu upaya pendidikan Islam harus dilakukan secara bertahap, dan kontinu dengan upaya penanaman, pengajaran, pembimbingan sesuatu yang dilakukan secara terencana dan sistematis dengan menggunakan pola dan sistem tertentu. b. Ilmu pengetahuan dan nilai-nilai, yaitu upaya yang diarahkan pada pemberian dan penghayatan, serta pengamalan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai. Ilmu pengetahuan yang dimaksud di sini adalah ilmu pengetahuan yang bercirikan Islami, yaitu ilmu pengetahuan yang 21 Ibid., hlm 10 22 Muhaimin & Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam (Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya), (Bandung: Trigenda Karya, 1993), hlm 136.