Aplikasi HEC-RAS dalam Pengendalian Banjir Sungai Way Kandis - Lampung Selatan

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 3.1 Daerah Rendaman Kel. Andir Kec. Baleendah

Gambar 1.1 DAS Ciliwung

GENANGAN DI KABUPATEN SURABAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Besai yang terletak

BAB V ANALISIS HIDROLIKA DAN PERHITUNGANNYA

BAB I PENDAHULUAN. DKI Jakarta terletak di daerah dataran rendah di tepi pantai utara Pulau

Perencanaan Penanggulangan Banjir Akibat Luapan Sungai Petung, Kota Pasuruan, Jawa Timur

BAB III METODOLOGI Rumusan Masalah

1 BAB VI ANALISIS HIDROLIKA

I. PENDAHULUAN. Hujan merupakan komponen masukan yang paling penting dalam proses

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang akan digunakan untuk keperluan penelitian. Metodologi juga merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

NORMALISASI SUNGAI RANTAUAN SEBAGAI ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR DI KECAMATAN JELIMPO KABUPATEN LANDAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODA ANALISIS. Wilayah Sungai Dodokan memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) Dodokan seluas

BAB III METODA ANALISIS. desa. Jumlah desa di setiap kecamatan berkisar antara 6 hingga 13 desa.

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses pengangkutan dan pengendapan sedimen tidak hanya tergantung pada

TUGAS AKHIR Perencanaan Pengendalian Banjir Kali Kemuning Kota Sampang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN

ANALISIS KAPASITAS DRAINASE PRIMER PADA SUB- DAS SUGUTAMU DEPOK

I. PENDAHULUAN. angin bertiup dari arah Utara Barat Laut dan membawa banyak uap air dan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

ANALISIS BANJIR WAY BESAI DENGAN MODEL MATEMATIS UNSTEADY FLOW MENGGUNAKAN SOFTWARE HEC - RAS. Harijadi1)

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di saluran Ramanuju Hilir, Kecamatan Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Umum 1.2 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di saluran drainase Antasari, Kecamatan. Sukarame, kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung.

4.17 PERENCANAAN DAN PEMETAAN GARIS SEMPADAN KALI SEMEMI

Studi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan Di Kabupaten Gresik

BAB I PENDAHULUAN. air. Kota Medan dilintasi oleh beberapa sungai termasuk diantaranya Sungai Sei

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Studi Penanggulangan Banjir Kali Lamong Terhadap Genangan di Kabupaten Gresik

BAB III METODA ANALISIS

I. PENDAHULUAN. Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) di wilayah sungai, seperti perencanaan

PEMODELAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ANALISIS KERUSAKAN DAN AGIHAN BANJIR LUAPAN SUNGAI WAWAR BAGIAN HILIR SUB DAS WAWAR DI KABUPATEN PURWOREJO

BAB III METODOLOGI. 3.2 Pengumpulan Data Pengumpulan data meliputi data primer maupun data sekunder Pengumpulan Data Primer

PERENCANAAN PENGENDALIAN BANJIR KALI BANGILTAK DAN KALI WRATI DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN NORMALISASI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk lahan perumahan, industri sehingga terjadi. penyimpangan guna lahan yang mengakibatkan meluapnya aliran aliran

KAJIAN KAPASITAS SUNGAI LOGAWA DALAM MENAMPUNG DEBIT BANJIR MENGGUNAKAN PROGRAM HEC RAS

BAB V SIMULASI MODEL MATEMATIK

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. juga tidak luput dari terjadinya bencana alam, mulai dari gempa bumi, banjir,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV. GAMBARAN UMUM. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Oleh karena itu,

PENERAPAN KOLAM RETENSI DALAM PENGENDALIAN DEBIT BANJIR AKIBAT PENGEMBANGAN WILAYAH KAWASAN INDUSTRI

BAB V ANALISIS HIDROLOGI DAN HIDROLIKA

Evaluasi Pengendalian Banjir Sungai Jragung Kabupaten Demak

PENANGGULANGAN BANJIR SUNGAI MELAWI DENGAN TANGGUL

ANALISIS HIDROLIKA ALIRAN SUNGAI BOLIFAR DENGAN MENGGUNAKAN HEC-RAS HYDROLIC ANALYSIS OF BOLIFAR RIVER FLOWS WITH USING HEC-RAS

PERENCANAAN DIMENSI HIDROLIS KALI PEPE SEBAGAI TRANSPORTASI WISATA AIR

Perencanaan Sistem Drainase Kebon Agung Kota Surabaya, Jawa Timur

ANALISIS POLA OPERASIONAL PINTU AIR KANAL BANJIR TIMUR UNTUK PENGENDALIAN BANJIR

BAB I PENDAHULUAN. bawah tanah atau disebut sebagai underground river, misalnya sungai bawah tanah di

KAJIAN PENGARUH PENGALIHAN ALIRAN DARI STADION UTAMA TERHADAP GENANGAN TERMINAL BANDAR RAYA PAYUNG SEKAKI

ANALISA PENGENDALIAN BANJIR KALI CILIWUNG RUAS JEMBATAN MT. HARYONO PINTU AIR MANGGARAI

Studi Pengendalian Banjir Sungai Kalidawir Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Nizar Achmad, S.T. M.Eng

BAB I PENDAHULUAN. daya alam yang sangat besar terutama potensi sumber daya air. Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. wilayah sistem polder Pluit yang pernah mengalami banjir pada tahun 2002.

BAB V SIMULASI MODEL MATEMATIK

PENGENDALIAN BANJIR DAS DOLOK PENGGARON PADA SUNGAI BABON

METODOLOGI Tinjauan Umum 3. BAB 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Danau Toba merupakan hulu dari Sungai Asahan dimana sungai tersebut

TUGAS AKHIR ANALISIS PROFIL MUKA AIR BANJIR DENGAN METODE UNSTEADY FLOW MENGGUNAKAN SOFTWARE HEC-RAS 4.1 PADA

ANALISIS PENGARUH BACK WATER (AIR BALIK) TERHADAP BANJIR SUNGAI RANGKUI KOTA PANGKALPINANG

PERENCANAAN NORMALISASI SUNGAI KEMUNING KABUPATEN SAMPANG PULAU MADURA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN I-1

ANALISIS VOLUME TAMPUNGAN KOLAM RETENSI DAS DELI SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PENGENDALIAN BANJIR KOTA MEDAN

PERENCANAAN PENINGKATAN KAPASITAS FLOODWAY PELANGWOT SEDAYULAWAS SUNGAI BENGAWAN SOLO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Perbandingan Hasil Pemodelan Aliran Satu Dimensi Unsteady Flow dan Steady Flow pada Banjir Kota

DAFTAR ISI. TUGAS AKHIR... i. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN... iii. PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... iv. KATA PENGANTAR...

Analisis Drainasi di Saluran Cakung Lama Akibat Hujan Maksimum Tahun 2013 dan 2014

PENGENDALIAN BANJIR SUNGAI DOMBO SAYUNG KABUPATEN DEMAK

III - 1 BAB III METODOLOGI BAB III METODOLOGI

BAB 4 HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

KAJIAN GENANGAN BANJIR SUNGAI MUKE DI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DAN UPAYA PENGENDALIANYA

EVALUASI SISTEM DRAINASE DI WILAYAH KAMPUS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM, RIAU ABSTRACT

ANALISIS DAN EVALUASI KAPASITAS PENAMPANG SUNGAI SAMPEAN BONDOWOSO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS 4.1

BAB I PENDAHULUAN. penghujan mempunyai curah hujan yang relatif cukup tinggi, dan seringkali

BAB I PENDAHULUAN ARHAM BAHTIAR A L2A PRIYO HADI WIBOWO L2A

STUDI PERUBAHAN DASAR KALI PORONG AKIBAT SEDIMEN LUMPUR DI KABUPATEN SIDOARJO TUGAS AKHIR

PERENCANAAN DRAINASE WILAYAH BANYUMANIK SEMARANG. Cut Dede Juanita, Hafidz Noordianto, Pranoto Samto Admojo *), Hari Nugroho *)

EVALUASI TINGGI MUKA AIR KALI MUNGKUNG SRAGEN TERHADAP ELEVASI BANJIR SUNGAI BENGAWAN SOLO

BAB 1 PENDAHULUAN I - 1

KAJIAN KAPASITAS KALI (SUNGAI) WULAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU HEC-RAS 4.0

PERENCANAAN PENGENDALIAN BANJIR KALI NGOTOK KABUPATEN MOJOKERTO TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah komplek kampus merupakan kebutuhan dasar bagi para mahasiswa, para

BAB VI ANALISIS HIDROLIKA PENAMPANG SUNGAI DENGAN SOFTWARE HEC-RAS

SISTEM PENGENDALIAN BANJIR SALURAN PRIMER WONOREJO I TUGAS AKHIR

PENDAHULUAN 1 BAB I. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur

SIMULASI NORMALISASI SALURAN TARUM BARAT MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS. Endah Kurniyaningrum 1 dan Trihono Kadri 2

Transkripsi:

Aplikasi HEC-RAS dalam Pengendalian Banjir Sungai Way Kandis - Lampung Selatan Aprizal 1* dan Arju Meris 2 1 Program Magister Teknik, Pascasarjana Universitas Bandar Lampung, Indonesia 2 Dinas Cita Karya dan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung, Indonesia Email: aprizal10@gmail.com Dikirim: 1 November 2019 Direvisi: 29 November 2019 Diterima: 21 Januari 2020 ABSTRAK Sungai Way Kandis merupakan salah satu sungai yang mengalami kejadian banjir setiap tahunnya, melintasi wilayah Kecamatan Jati Agung di Kabupaten Lampung Selatan. Terjadinya banjir hampir setiap tahun di beberapa lokasi di sekitar Sungai Way Kandis, berdampak pada kerugian moril dan materil yang dialami penduduk yang bertempat tinggal di sekitar lokasi terdampak banjir Sungai Way Kandis. Untuk mengetahui sejauh mana efektifitas keberadaan bangunan infrastruktur dalam mengurangi dampak genangan banjir digunakan pemodelan HEC-RAS dengan simulasi kondisi sungai eksisting tanpa bangunan, kemudian dimodelkan juga kondisi sungai dengan keberadaan bangunan tanggul dan bendung. Berdasarkan hasil pemodelan, diketahui bahwa dengan pembangunan tanggul dapat mengurangi luas genangan banjir Q10 sebesar 80.81%-85.39%, apabila terdapat bangunan tanggul dan bendung dapat mengurangi luas genangan banjir sebesar 83.84% - 94,34%. Pada banjir Q25 pengaruh pembangunan tanggul dapat mengurangi luas genangan sebesar 75.73% - 82,29%, lalu apabila terdapat dibangun tanggul dan bendung dapat mengurangi luas genangan banjir sebesar 82.52% - 88,54%. Kata kunci: tanggul, bendung, HECRAS 1. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang terletak di garis katulistiwa, dan wilayah Sumatera merupakan daerah tropis yang memiliki curah hujan yang cukup tinggi, sehingga memiliki potensi cukup tinggi mengalami bencana akibat daya rusak air karena curah hujan tinggi. Banjir yang sering terjadi merupakan peristiwa akibat sungai sebagai wadah air tidak lagi dapat menampung aliran air yang ada di dalamnya yang berasal dari bagian hulu dan sekitar sungai juga akibat pengaruh dari air di bagian muara sungai. Sungai Way Kandis (Gambar 1) merupakan salah satu sungai di Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung yang mengalami kejadian bencana banjir setiap tahunnya. DAS Way Kandis ini mencakup beberapa wilayah administrasi kecamatan dan kabupaten/kota, yaitu Kecamatan Gedong Tataan di Kabupaten Pesawaran, Kecamatan Natar dan Kecamatan Jati Agung di Kabupaten Lampung Selatan serta Kecamatan Kemiling, Kecamatan Kedaton dan Kecamatan Tanjung Seneng di Kota Bandar Lampung. Catatan kejadian banjir yang pernah terjadi diperoleh dari Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung, pada tahun 2007 terjadi banjir dengan luas genangan mencapai 278,70 Ha, ketinggian 0,5-1 meter dengan lama genangan 5-7 hari, sedangkan pada tahun 2015 tercatat kejadian banjir yang menggenangi 1.665,08 Ha, ketinggian 1-1,5 meter selama 7-15 hari. Berdasarkan keadaan yang terjadi di Sungai Way Kandis tersebut di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bangunan pengendali banjir apakah yang dapat mengatasi banjir yang terjadi di sungai Way Kandis? 2. Berapa besar pengaruh bangunan pengendalian banjir tersebut dalam mengurangi luas genangan banjir dengan menggunakan pemodelan Hec Ras? 1

2. LANDASAN TEORI Gambar 1: Kondisi Sungai Way Kandis Beberapa pustaka yang digunakan sebagai kajian dalam penelitian ini, diantaranya adalah Fajar Yulianto, dkk (2009), model simulasi luapan banjir Sungai Ciliwung di wilayah kampung Melayu Bukit Duri Jakarta, Indonesia. Sudarto (2009), tentang pengaruh perubahan tata guna lahan terhadap peningkatan jumlah aliran permukaan (Studi Kasus pada DAS Kali Gatak di Surakarta, Jawa Tengah). Nainggolan, dkk (2015), tentang Pengaruh perubahan penggunaan lahan terhadap debit banjir di lokasi Sub DAS Siak bagian hulu. Suherman dan Firmansyah (2017) tentang pengaruh perubahan tata guna lahan terhadap debit banjir di wilayah hilir aliran kali angke. Hidrologic Engineering Center (HEC) U.S. Army Corps of Engineering pada tahun 1995 mengembangkan HEC-RAS yang merupakan perangkat lunak non-komersial. Program ini didesain untuk menghitung profil muka air untuk aliran tetap (steady) dan aliran berubah-beraturan (gradually-varied flow) pada saluran alami atau buatan manusia. HEC-RAS memiliki tujuan utama untuk menghitung elevasi muka air pada lokasi tampang melintang (cross-section) yang diteliti sepanjang sungai atau aliran untuk nilai aliran (flow values) tertentu. Hitungan profil dilakukan pada cross-section dengan kondisi awal yang diketahui atau diperkirakan, kemudian dilanjutkan ke arah hulu untuk tipe aliran subcritical dan ke arah hilir untuk tipe aliran supercritical (Bedient dkk, 2008). 3. METODOLOGI Metode yang digunakan dalam penelitian ini dibagi dalam beberapa tahapan kegiatan yang didasari oleh alur pikir sebagai berikut: 1. Melaksanakan studi literatur yang terkait dengan pokok bahasan yaitu data yang telah dikumpulan kemudian diolah dalam perhitungan; 2. Melaksanakan pengumpulan data sekunder sebagai data awal berupa data debit banjir rancangan Sungai Way Kandis Tahun 2007 dantahun 2015; 3. Melaksanakan pengumpulan data geometri Sungai Way Kandis berdasarkan hasil pengukuran yang pernah dilaksanakan; 4. Melakukan analisis dan pemodelan hidrolika sungai Way Kandis (tanpa adanya bangunan sungai) berdasarkan data geometri sungai hasil pengukuran serta dengan parameter debit banjir rancangantahun 2007 dan Tahun 2015; 5. Melakukan analisis dan pemodelan hidrolika sungai Way Kandis (dengan adanya bangunan tanggul) berdasarkan data geometri sungai hasil pengukuran serta dengan parameter debit banjir rancangan Tahun 2007 dan Tahun 2015; 6. Melakukan analisis dan pemodelan hidrolika sungai Way Kandis (dengan adanya bangunan bendung) berdasarkan data geometri sungai hasil pengukuran serta dengan parameter debit banjir rancangan Tahun 2007 dan Tahun 2015. 2

Pengumpulan data sekunder dilakukan sebagai berikut: 1. Data geometri Sungai Way Kandis berdasarkan hasil pengukuran yang pernah dilaksanakan dari Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung. 2. Data debit banjir rancangan Sungai Way Kandis yang pernah dilakukan dalam kegiatan perencanaan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pemodelan Tahun 2007 ini. Berdasarkan data sekunder debit banjir rancangan pada tahun 2007 dipaparkan pada Tabel 1 di bawah Tabel 1: Debit Banjir Rancangan Way Kandis Tahun 2007 No Kala Ulang (th) Debit Banjir Rancangan (m 3 /detik) 1 2 455.14 2 5 602.99 3 10 727.20 4 20 882.28 5 25 917.07 6 50 1085.17 7 100 1278.37 1. Hasil Pemodelan Kondisi Eksisting Tahun 2007 Berdasarkan hasil pemodelan Tahun 2007 dengan kondisi eksisting tanpa adanya bangunan berupa tanggul dan bendung, maka luas genangan banjir sebagai dampak dari limpasan banjir di Sungai Way Kandis seluas 890 Ha (Q 10 ) dan 960 Ha (Q 25 ). Gambar 2 adalah penampang melintang kondisi eksisting hasil pemodelan tahun 2007. Gambar 3 adalah penampang memanjang kondisi eksisting hasil pemodelan tahun 2007. Gambar 2: Penampang Melintang Kondisi Eksisting Hasil Pemodelan Tahun 2007 3

Gambar 3: Penampang Memanjang Kondisi Eksisting Hasil Pemodelan Tahun 2007 2. Hasil Pemodelan Kondisi Bertanggul Tahun 2007 Berdasarkan hasil pemodelan sungai Tahun 2007 dengan kondisi terdapat bangunan berupa tanggul, maka luas genangan banjir sebagai dampak dari limpasan banjir di Sungai Way Kandis seluas 130 Ha (Q 10 ) dan 170 Ha (Q 25 ). Gambar 4 adalah penampang melintang kondisi bertanggul hasil pemodelan tahun 2007. Gambar 5 adalah penampang memanjang kondisi bertanggul hasil pemodelan tahun 2007. Gambar 4. Penampang Melintang Kondisi Bertanggul Hasil Pemodelan Tahun 2007 Gambar 5: Penampang Memanjang Kondisi Bertanggul Hasil Pemodelan Tahun 2007 4

3. Hasil Pemodelan Kondisi Bertanggul dan Bendung Tahun 2007 Berdasarkan hasil pemodelan sungai Tahun 2007 dengan kondisi terdapat bangunan berupa tanggul dan bendung, maka luas genangan banjir sebagai dampak dari limpasan banjir di Sungai Way Kandis seluas 50 Ha (Q 10 ) dan 110 Ha (Q 25 ). Gambar 6 adalah penampang melintang sungai kondisi bertanggul dan bendung hasil pemodelan 6ahun 2007. Gambar 7 adalah penampang memanjang sungai kondisi bertanggul dan bendung hasil pemodelan tahun 2007. Gambar 6: Penampang Melintang Sungai Kondisi Bertanggul dan Bendung Hasil Pemodelan tahun 2007 Gambar 7: Penampang Memanjang Sungai Kondisi Bertanggul dan Bendung Hasil Pemodelan Tahun 2007 Berdasarkan hasil pemodelan Sungai Way Kandis Tahun 2007 dengan parameter debit banjir rancangan Q10 sebesar 727.2 m 3 /detik dan Q25 sebesar 917.07 m 3 /detik, diketahui bahwa luas genangan banjir Sungai Way Kandis dengan kondisi eksisting pada Q10 sebesar 890 Ha, sedangkan pada kondisi Sungai Way Kandis dibangun tanggul penahan banjir, luas genangan banjir berkurang menjadi 130 Ha (turun 85.39%), dan pada kondisi Sungai Way Kandis dibangun tanggul dan bendung, maka luas genangan banjir menjadi 50 Ha (turun 94.38%). Sedangkan pada kondisi pemodelan dengan Q25 dapat diketahui bahwa luas genangan banjir Sungai Way Kandis dengan kondisi eksisting sebesar 960 Ha, sedangkan pada kondisi Sungai Way Kandis dibangun tanggul penahan banjir, luas genangan banjir berkurang menjadi 170 Ha (turun 82.29%), dan pada kondisi Sungai Way Kandis dibangun tanggul dan bendung, maka luas genangan banjir menjadi 110 Ha (turun 88.54%). 5

4.2 Hasil Pemodelan Tahun 2015 Data sekunder debit banjir rancangan yang telah diperoleh pada tahun 2007 dapat dilihat dalam tabel 2 di bawah ini. Tabel 2: Debit Banjir Rancangan Way Kandis Tahun 2015 No Kala Ulang (th) Debit Banjir Rancangan (m 3 /detik) 1 2 521.38 2 5 720.42 3 10 876.82 4 20 1064.75 5 25 1106.92 6 50 1299.60 7 100 1515.98 1. Hasil Pemodelan Konsisi Eksisting Tahun 2015 Berdasarkan hasil pemodelan dengan kondisi eksisting tanpa adanya bangunan berupa tanggul dan bendung, maka luas genangan banjir sebagai dampak dari limpasan banjir di Sungai Way Kandis seluas 990 Ha (Q 10 ) dan 1030 Ha (Q 25 ). Gambar 8 adalah penampang melintang sungai kondisi eksisting hasil pemodelan tahun 2015. Gambar 9 adalah penampang memanjang sungai kondisi eksisting hasil pemodelan tahun 2015. Gambar 8: Penampang Melintang Sungai Kondisi Eksisting Hasil Pemodelan Tahun 2015 Gambar 9: Penampang Memanjang Sungai Kondisi Eksisting Hasil Pemodelan Tahun 2015 6

2. Hasil Pemodelan Kondisi Bertanggul Tahun 2015 Berdasarkan hasil pemodelan sungai Tahun 2015 dengan kondisi terdapat bangunan penaggulangan banjir berupa tanggul, maka luas genangan banjir sebagai dampak dari limpasan banjir di Sungai Way Kandis seluas 190 Ha (Q 10 ) dan 250 Ha (Q 25 ). Gambar 10 adalah penampang melintang sungai kondisi eksisting dan bertanggul hasil pemodelan tahun 2015. Gambar 11 adalah penampang memanjang sungai kondisi eksisting dan bertanggul hasil pemodelan tahun 2015. Gambar 10: Penampang Melintang Sungai Kondisi Eksisting dan Bertanggul Hasil Pemodelan Tahun 2015 Gambar 11: Penampang Memanjang Sungai Kondisi Eksisting dan Bertanggul Hasil Pemodelan Tahun 2015 3. Hasil Pemodelan Kondisi Bertanggul dan Bendung Tahun 2015 Berdasarkan hasil pemodelan sungai Tahun 2015 dengan kondisi terdapat bangunan penaggulangan banjir berupa tanggul dan bendung, maka luas genangan banjir sebagai dampak dari limpasan banjir di Sungai Way Kandis seluas 160 Ha (Q 10 ) dan 180 Ha (Q 25 ). Gambar 12 adalah penampang melintang sungai kondisi bertanggul dan bendung hasil pemodelan tahun 2015. Gambar 13 adalah penampang memanjang sungai kondisi bertanggul dan bendung hasil pemodelan tahun 2015. 7

Gambar 12: Penampang Melintang Sungai Kondisi Bertanggul dan Bendung Hasil Pemodelan Tahun 2015 Gambar 13: Penampang Memanjang Sungai Kondisi Bertanggul dan Bendung Hasil Pemodelan Tahun 2015 Berdasarkan hasil pemodelan Sungai Way Kandis Tahun 2015 dengan parameter debit banjir rancangan Q10 sebesar 876.82 m 3 /detik dan Q25 sebesar 1106.92 m 3 /detik, maka diketahui bahwa luas genangan banjir Sungai Way Kandis dengan kondisi eksisting pada Q10 sebesar 990 Ha, sedangkan pada kondisi Sungai Way Kandis dibangun tanggul penahan banjir, luas genangan banjir berkurang menjadi 190 Ha (turun 80.81%), dan pada kondisi Sungai Way Kandis dibangun tanggul dan bendung, maka luas genangan banjir menjadi 160 Ha (turun 83.84 %). Sedangkan pada kondisi pemodelan dengan Q25 dapat diketahui bahwa luas genangan banjir Sungai Way Kandis dengan kondisi eksisting sebesar 1030 Ha, sedangkan pada kondisi Sungai Way Kandis dibangun tanggul penahan banjir, luas genangan banjir berkurang menjadi 250 Ha (turun 75.73%), dan pada kondisi Sungai Way Kandis dibangun tanggul dan bendung, maka luas genangan banjir menjadi 180 Ha (turun 82.52%). 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Tanggul dan bendungan adalah infrastruktur yang dapat mengurangi genangan banjir di sungai Way Kandis 2. Tanggul sangat efektif mengurangi genangan banjir sampai 85.39 %, sedangkan jika ditambah bendung pengurangan genangan banjir nya tidak begitu signifikan menjadi 94.38 %. DAFTAR PUSTAKA Bedient, P.B., and Huber, W.C., (1992). Hydrology and Flooplain Analysis. Halaman 469-476, Addison- Wesley Publishing Co.: USA. Fajar Yulianto, dkk. (2009). Model Simulasi Luapan Banjir Sungai Ciliwung di wilayah kampung Melayu Bukit Duri Jakarta, Indonesia, Jurnal Penginderaan Jauh. Vol. 6 :43-53 Nainggolan, J., dkk. (2015). Pengaruh perubahan penggunaan lahan terhadap debit banjir di sub DAS Siak bagian hulu. Jom FTEKNIK. Volume 2 (2): 1-9 8

Sudarto. (2009). Analisis pengaruh perubahan tata guna lahan terhadap peningkatan jumlah aliran permukaan (Studi Kasus pada DAS Kali Gatak di Surakarta, Jawa Tengah), Tesis. UNS, Solo. Suherman H., dan Firmansyah A. (2017). Analisis pengaruh perubahan tata guna lahan terhadap debit banjir di wilayah hilir aliran Kali Angke, Jurnal Konstruksia. Vol 8 (2): 79-95. 9