Reviu 10 Buku Pengarusutamaan Gender (PUG) bidang Pendidikan



dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUSUTAMAAN GENDER MELALUI PPRG KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

HASIL CAPAIAN PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER BIDANG PENDIDIKAN

PERATURAN WALIKOTA SABANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER DALAM PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan;

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN (PPRG) DALAM PERUBAHAN IKLIM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Pe

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

Pengarusutamaan Gender di Sulawesi Tenggara Percepatan Pengarusutamaan Gender Dengan Kerjasama Multipihak

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA DENGAN

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

BUPATI SOPPENG PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

ARTIKEL 11 KEGIATAN WORKSHOP PENINGKATAN

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

ASPEK LANGKAH KERJA NAMA PELAKSANA WAKTU NO KKP

EFEKTIVITAS PUG DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PSP

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 1 SERI E

-2- Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3277); 2. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 t

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA. a. INPRES No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 21 TAHUN TAHUN 2013

PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN

IV.B.14. Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 28

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER (PPRG)

Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender di Kementerian Keuangan

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

Sambutan Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial RI

PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN MALANG. BAB I KETENTUAN UMUM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Nomor : 09 /MPP-PA/02/2011. Nomor : 03 /MEN LH/02/2011

WALIKOTA PEKALONGAN, PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

PENYELENGGARAAN SISTEM DATA GENDER DAN ANAK DALAM MENDUKUNG CAPAIAN PEMBANGUNAN DI DAERAH

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 119 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. Tulisan ini berupaya mengkaji tentang adanya kebijakan kuota 30% Daerah Kota Kendari tahun anggaran

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2013, No Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender Dalam Pembangunan Nasional; 3. Peraturan Menteri Pertahanan Nom

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PEMERINTAH KABUPATEN MALANG TAHUN 2014

Gender, Social Inclusion & Livelihood

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sektor yang paling strategis dalam. memberdayakan manusia menuju pembangunan adalah pendidikan.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER KABUPATEN SINJAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KEMENTERIAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA DAN KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

Direktorat Pendidikan Masyarakat Gd. E Lt.VI Jl. Jend. Sudirman - Senayan Jakarta Telp.: (021) Fax. : (021)

Policy Brief Seri-2 EKSTRAKSI PENGALAMAN MELAKSANAKAN KEBIJAKAN PPRG DI DAERAH

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58 Tambahan Le

IV.B.14. Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

PENGHARGAAN ADIUPAYA PURITAMA KELOMPOK INDIVIDU/ORGANISASI TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PETUNJUK TEKNIS APRESIASI LAYANAN PENDIDIKAN MASYARAKAT MELALUI LOMBA KELEMBAGAAN (PKBM DAN SPNF SKB)

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA

PANDUAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN DRPM UI

AFP SMART Strategi Advokasi Berbasis Bukti (bagian 2)

LOGICAL FRAMEWORK ANALYSIS (LFA) KONSIL LSM INDONESIA HASIL PERENCANAAN STRATEGIS MARET 2011

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 7 TAHUN 2017

STRATEGI PUG dalam pembangunan daerah. Hj. ANDI MURLINA PA, S.Sos KEPALA DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PROV.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

Buku Saku. Bidang Pendidikan. Pengarusutamaan Gender

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROGRAM DAN KEGIATAN KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK TAHUN 2014

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF TENTANG

PANDUAN BANTUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN ANGGARAN 2017

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PERAN SERTA ORGANISASI KEMASYARAKATAN BIDANG KESEHATAN

PROGRAM DAN ANGGARAN SUBDIT PROGRAM DAN EVALUASI TAHUN 2012

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. belum optimal, karena dari 4 fase yang harus dilakukan hanya fase mendiagnosa

PENGARUSUTAMAAN GENDER (GENDER MAINSTREAMING) DALAM KEBIJAKAN PENDIDIKAN ISLAM TAHUN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALI KOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI KOTA CIREBON

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indon

Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRPM) UNIVERSITAS INDONESIA PANDUAN PELAKSANAAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UI 2017

MATRIK RENSTRA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan.

Peningkatan Kapasitas POKJA Pengarusutamaan Gender (PUG) Bidang Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota

BUKU PROSEDUR MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRODUK 1: RENCANA KERJA DELAPAN-BULANAN

Dra. Hj. Marhamah, MSi Biro Pemberdayaan Perempuan, Anak dan KB Setdaprovsu Tahun 2016

Transkripsi:

Reviu 10 Buku Pengarusutamaan Gender (PUG) bidang Pendidikan Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013 1

KERANGKA PENYAJIAN 1 Daftar naskah yang akan direviu 2 Mengapa menulis buku? 3 Buku sebagai target dan tujuan 4 Publikasi sebagai motivasi 5 Publikasi sebagai model 6 Publikasi sebagai rekam prestasi 7 Proses Menulis Langkah 1 8 Langkah 2: Revisi 9 Kriteria umum 10 Siap Menulis 2

Daftar Naskah yang Direviu 1. Panduan Kelompok Kerja (POKJA) Pengarusutamaan Gender Bidang Pendidikan 2. Panduan Strategi Pengembangan PKBM Responsif Gender 3. Isu dan Solusi Gender Bidang Pendidikan 4. Panduan Umum Pengarusutamaan Gender Bidang Pendidikan 5. Data dan Indikator Pendidikan Berwawasan Gender tahun 2010/2011 6. Buku Saku Pengarusutamaan Gender Bidang Pendidikan 7. Panduan Penyunan Bahan Ajar Responsif Gender 8. Strategi Pengembangan Sekolah Responsif Gender 9. Panduan Penyusunan Profil Gender Bidang Pendidikan Daerah 10.Bahasa Responsif Gender 3

Mengapa Menulis Buku? Buku memberikan tujuan dan target spesifik untuk membuat pesan tertulis. Buku memberikan motivasi kepada penulis untuk mencipta, merevisi dan meng-edit pemikiran meraka sendiri. Buku merupakan model yang kuat bagi calon penulis. Buku merekam dan mendokumentasikan pembelajaran dan prestasi. 4

Buku sebagai Target dan Tujuan Hampir semua pendidik mengetahui proses menulis. Tapi tidak semua orang dapat menulis dengan baik. KEMUNGKINAN I: menulis bukanlah sebuah tujuan. KEMUNGKINAN II: tulisan yang disusun tidak memiliki target yang jelas. 5

Publikasi sebagai Motivasi Bagaimana kita dapat berpikir layaknya penulis profesional apabila tujuan utamanya bukanlah publikasi? 6

Publikasi sebagai Model Salah satu kunci keberhasilan pendidikan adalah peserta didik mampu menghasilkan dan mempublikasi pemikiran mereka sendiri. Hasil karya yang dipublikasikan mencerminkan berbagai hasil pemikiran dan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya kebhinekaan. Hasil karya yang dipublikasikan juga menunjukkan model terhadap nilai-nilai pekerjaan, pemikiran dan mutu ekspresi diri. 7

Publikasi sebagai Rekam Prestasi Proses menulis hingga publikasi merupakan proses perjalanan kreatif. Penulis memikirkan ide agar mampu berkomunikasi dengan pembaca. Penulis perlu merefleksikan pemikiran dan respons terukur kepada rekan dan orang lain. Publikasi tulisan akan menjadi obat terhadap semua kritikan yang muncul selama proses penulisan. 8

Proses Menulis Langkah 1 Penulis menangkap ide, pikiran, impresi, dan reaksi. Apa tujuan penulis? Mengapa ia menulis? Siapa targetnya? Untuk siapa ia menulis? Apa yang penulis ketahui tentang subjek tulisannya? Langkah pertama ini terjadi di dalam kepala penulis sendiri. Komunikasi dengan rekan hanya menambahkan dan memperdalam pemikiran sendiri. Perlu dicatat bahwa kurangnya interaksi pada tahap ini akan mempengaruhi kedalaman pemikiran dan ide. 9

REVISI (lihat kembali) sebelum meng-edit. REVISI SEDERHANA: terlihat benar, terdengar benar dan masuk akal. ORGANISASI: apakah isi dan pemikiran dikemas dengan baik sehingga dapat dipahami pembaca? MAKNA KALIMAT: Apakah pesan dapat disampaikan dengan baik, masuk akal, dapat dipahami dan mengalir? PILIHAN KATA: apakah kata-kata yang digunakan bervariasi tapi tetap dapat dipahami? KEJELASAN EKSPRESI: apakah kalimat-kalimat yang digunakan menggunakan majas dan analogi yang dapat dipahami? CATATAN: Langkah 2 - REVISI Revisi sempurna tidak akan pernah diperoleh hanya dengan satu kali membaca. Revisi harus tetap menjaga pemikiran awal penulis. 10

Proses Revisi Efektif Baca dan resapi maknanya. Gunakan simbol yang dapat dipahami ketika memberi masukan. Ajukan pertanyaan kritis yang akan menghasilkan refleksi, bukan hanya respons. Lakukan diskusi dengan rekan untuk memperoleh revisi lebih lanjut. Buat revisi kolaboratif. 11

Contoh Reviu Reviu untuk Panduan Kelompok Kerja (POKJA) Pengarusutamaan Gender Bidang Pendidikan. 1. Siapa pembuat kebijakan? 2. Apa isunya? 3. Apa tujuannya? 4. Informasi apa yang kita punya? 5. Penelitian dan Analisis 6. Membuat intervensi terhadap Kebijakan dan Anggaran 7. Strategi Advokasi: Gender itu penting 8. Monitoring 9. Evaluasi: Bagaimana melakukannya? 10. Men-gender-kan komunikasi 12

1. Siapa pembuat kebijakan? Siapa pemangku kepentingan terkait yang ada? Individu atau kelompok dengan perspektif gender? Adakah kesetaraan gender di institusi dan organisasi yang terlibat? Di mana terdapat ahli gender? Pengetahuan dan keahlian apa yang dapat diberikan pemangku kepentingan terkait? 13

Matriks Stakeholder Sensitif Gender Stakeholder SK L/P A D DP ADL Focal Point Gender lintas kementerian Mitra pembangunan yang juga membidangi gender Keterwakilan laki-laki dan perempuan di sektor swasta Organisasi berbasis perempuan atau gender Organisasi kemasyarakatan yang memiliki ketertarikat terhadap gender Organisasi sektoral yang memiliki pengalaman dalam menangani isu gender Kelompok pemerhati Hak Azasi Manusia Analis kebijakan dengan pengalaman dan keahlian di bidang gender Akademisi atau peneliti dari PSW/PSG Universitas Politisi yang mendukung isu gender Ahli statistik bidang gender SK L/P A D DP ADL : STatregi Kebijakan : hubungan dengan kebutuhan dan pengalaman laki-laki dan perempuan dalam kelompok target kebijakan : Advokasi : Data : Dukungan Politik : Anggaran dan Dukungan Lainnya 14

2. Apa Isunya? Apa subjek inisiatif kebijakan yang akan dibangun? Apakah isu tersebut mempengaruhi laki-laki dan perempuan dengan cara yang berbeda? CONTOH KASUS: Rendahnya partisipasi dan representasi perempuan dalam pemerintahan Kurangnya kesadaran pembuat kebijakan akan pengaruh gender terhadap kebijakan sosial 15

3. Apa Tujuannya? Apa yang ingin kita capai? Tujuan Korektif: Apakah tujuan tersebut akan memenuhi kebutihan laki-laki dan perempuan? Tujuan Transformatif: Apakah tujuan tersebut mencakup komitmen yang lebih luas untuk mengubah institusi, perilaku atau faktor lainnya yang menghambat kesetaraan gender? CONTOH KASUS: Bagaimana mewujudkan tujuan korektif dan transformatif di atas? 16

4. Informasi Apa yang Kita Punya? Informasi apa yang kita punya terkait isu gender yang dapat mempengaruhi laki-laki dan perempuan secara berbeda? Informasi apa yang kita tidak punya? Intervensi kebijakan seperti apa yang telah dilaksanakan? Kebijakan apa yang saat ini sedang dilaksanakan? Intervensi apa yang selanjutnya akan dilaksanakan? CONTOH KASUS: Database peraturan dan perundang-undangan Database dokumen pemerintah Database penelitian 17

Fase ini mencakup: 5. Penelitian dan Analisis Menspesifikasi pertanyaan penelitian Mendisain dan melakukan penelitian Mengevaluasi dan menarik kesimpulan dari penelitian CONTOH KASUS: Situasi terkini laki-laki dan perempuan di tingkat lokal Survey terhadap sikap dan pengetahuan akan gender Audit pembuatan kebiajakan di tingkat lokal 18

Fase ini mencakup: 5. Penelitian dan Analisis Menspesifikasi pertanyaan penelitian Mendisain dan melakukan penelitian Mengevaluasi dan menarik kesimpulan dari penelitian CONTOH KASUS: Situasi terkini laki-laki dan perempuan di tingkat lokal Survey terhadap sikap dan pengetahuan akan gender Audit pembuatan kebiajakan di tingkat lokal 19

Fase ini penting untuk membentuk pemikiran ulang terhadap pilihan kebijakan: Efisiensi Efektivitas 6. Membuat Intervensi terhadap Kesetaraan Gender Tujuan lintas sektor Kebijakan dan Anggaran CONTOH KASUS: Perubahan sistemik Peningkatan kapasitas Kegiatan dan anggaran responsif gender 20

7. Strategi Advokasi: Gender itu Penting Strategi advokasi gender melalui pendekatan: Keadilan dan kesetaraan Kredibilitas dan akuntabilitas Efisiensi dan kebertahanan Kualitas hidup Reaksi berantai CONTOH KASUS: Argumentasi terhadap keadilan, kesetaraan, kredibilitas, akuntabilitas, efisiensi, kebertahanan, kualitas hidup dan reaksi berantai. 21

Monitoring dilaksanakan pada dua tingkatan: Kemajuan terhadap pencapaian tujuan substantif Proses pelaksanaan 8. Monitoring CONTOH KASUS: Monitoring kegiatan dengan tujuan spesifik gender Monitoring PUG dalam kepegawaian 22

9. Evaluasi: Bagaimana Melakukannya? Tiga tingkatan evaluasi meliputi: Output (apakah tujuan tercapai?) Outcome (sejauh mana tujuan pembangunan tercapai?) Proses (bagaimana output dan outcome dicapai?) CONTOH KASUS: Evaluasi terhadap program/kegiatan PUG bidang pendidikan 23

10. Men-gender-kan Komunikasi Penting untuk menjembatani gender ke berbagai pihak berikut ini: Pembuat dan penentu kebijakan Berbagai kelompok di masyarakat (laki-laki, perempuan, aktivis, akademisi, dll) Negara dono dan mitra pembangunan CONTOH KASUS: Pembentukan mailing list focal point. 24

Struktur Struktur sangat sederhana: 1. Bagaimana menggunakan buku (How to) 2. Pengenalan informasi, definisi dan konsep yang kuat, gagasan penyerta, dan sumber yang bernanekaragam 3. Contoh-contoh terkait 4. Pembahasan terhadap contohcontoh yang ada 5. Kesimpulan 25

Kriteria Umum (1/2) Aspek Hukum Copyright (tidak ada plagiarism) Kebenaran dan ketepatan landasan hukum, nomor, tahun dan isi Kebenaran dan ketepatan Nama orang, merk, istilah baku,... (Hal lain bila ada) Format dan Kesiapan naskah cetak Kelengkapan seluruh bagian: cover, pengantar, daftar isi, bagian 1 dan rinciannya, bagian 2 dst Semua bagian terurut 26

Kriteria Umum (2/2) Bahasa Ramah (readers friendly) Ejaan Tata bahasa Tanda Baca Ketepatan makna, pengertian dan istilah Konsisten Sesuai dengan target sasaran 27

Perencanaan Skak! Penulisan awal: Gagasan Apa? Penggalian gagasan & Sumbang saran & pengelompokkan gagasan. Tulis pada kertas. Pengelolaan gagasan: Bagaimana urutan gagasan? Ruang: atas > bawah, Kanan > kiri, Kronologis: dalam garis waktu? Essensial: Paling penting > hal biasa? Paling kuat > biasa? 28

Contoh Tanaman Akar punya Batang Daun mendukung Moral memproduksi biasanya Bunga Merawat tanaman Menyayangi tanaman Menjaga kelestarian alam Makanan menyimpan Biji Hijau menghasilkan Mungkin punya Mahkota Warna 29

Siap Menulis! Draft pertama: karena masih penulisan awal, jangan harap langsung sempurna Revisi: Lihat kesalahan sendiri dulu, lalu coba perbaiki! Macet? Tanyakan orang lain bagaimana sarannya? Bagaimana usulnya untuk membuat lebih baik? Menulis terus pegal juga 30

Terus menulis! Draft Final : ketika semua selesai Proofread! Selesai, tidur dulu ah! INGATLAH!!! Rencanakan waktu untuk perbaikan Uji coba Lakukan perbaikan sendiri Seminar LAKUKAN YANG TERBAIK! 31

32