BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

BAB I PENDAHULUAN. atau kesehatan, tetapi juga budaya. Budaya minum jamu ini masih terpelihara di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatur perbaikan Deoxyribonucleic Acid (DNA) sehingga

SW PENGARUH EKSTRAK RIMPANG TEMU PUTIH

BAB I PENDAHULUAN. Luka adalah kasus yang paling sering dialami oleh manusia, angka kejadian luka

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya patah tulang. Selama ini osteoporosis indentik dengan orang tua tapi

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian parasetamol sangat luas di dunia kedokteran karena merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya kehamilan merupakan hal yang paling membahagiakan bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asupan gizi yang baik selama kehamilan merupakan hal yang penting,

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam lima tahun pertama kehidupannya (Hadi, 2005).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

EMILDA No.BP :

BAB I PENDAHULUAN. Sudah banyak pemanfaatan tanaman obat Indonesia untuk menanggulangi

ABSTRACT. Andy Yulianto, 2016, Main supervisor : Heddy Herdiman, dr., M.Kes. Escort supervisor : Rosnaeni, dra., Apt.

BAB I PENDAHULUAN. pembedahan, radioterapi dan sitostatika. Pembedahan dan radioterapi

Y PENGARUH EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber energi utama yang diperlukan oleh tubuh manusia adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang melibatkan faktor genetik dalam proses

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN I.1

Setiap tahun, diperkirakan terdapat 2 miliar kasus diare di seluruh dunia. Pada tahun 2004, diare menjadi penyebab kematian tertinggi ketiga di

Ayunda Prameswari, 2016, Pembimbing I : Heddy Herdiman, dr., M.Kes. Pembimbing II : Hj. Sri Utami, Dra., M.Kes., PA(K)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. iritan, dan mengatur perbaikan jaringan, sehingga menghasilkan eksudat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. partus lama karena inertia uteri, perdarahan post partum karena atonia. uteri, syok, infeksi (baik intrapartum atau post partum).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif yang

BAB I PENDAHULUAN. puluh lima persen seseorang yang terkena diabetes akhirnya meninggal karena. terus bertambah (Price dan Wilson, 2006:1263).

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sudah semakin meluas, tetapi pemakaian obat tersebut tanpa mempertimbangkan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

serta peningkatan jumlah dan jenis penyakit. Tumbuhan sebagai sumber senyawa bioaktif alami merupakan bahan baku yang potensial yang menunjang usaha

Menggali Potensi Komponen Bioaktif Sayuran Indigenos sebagai Zat Pengatur Kesehatan dan Ingridien Pangan Fungsional

PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator kesehatan suatu. negara. AKI di dunia secara global sebesar 216/ kelahiran hidup.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berbagai macam penyakit degeneratif semakin berkembang pesat dikalangan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan kadar glukosa dalam darah. Pengobatan diabetes melitus dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara tropis yang kaya akan tumbuh-tumbuhan, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Di Era Globalisasi seharusnya membawa pola pikir masyarakat kearah yang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel-sel di dalam tubuh yang tidak

I. PENDAHULUAN. timbulnya berbagai macam penyakit seperti jantung koroner, kanker, diabetes,

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat beberapa tipe dari luka, diantaranya abrasi, laserasi, insisi, puncture,

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan jumlah sel darah merah dibawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan.

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara disebut juga dengan carsinoma mammae merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

Nutrition in Elderly

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai obat tradisional yang dapat dikembangkan secara luas. 1

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Global status report on alcohol and health 2014 (WHO, 2014),

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Menurut data World

BAB 1 PENDAHULUAN. Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan ini disebabkan

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Penelitian. Luka merupakan keadaan yang sering dialami oleh setiap orang, baik

BAB I PENDAHULUAN. kadar hormon seseorang. Aging proses pada pria disebabkan oleh menurunnya sistem

BAB I PENDAHULUAN. luka ini dapat berasal dari trauma, benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman kedondong hutan (Spondias pinnata), suku Anacardiaceae,

BAB I PENDAHULUAN. baik secara mutlak maupun relatif (Schoenfelder, et al., 2006). Terapi insulin dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kadang timbul beberapa keluhan yang mengganggu, salah satunya adalah

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dunia menderita kanker dan 7,6 juta di antaranya meninggal dunia karena

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakatakan hidup sehat. menyebabkan jumlah usia lanjut menjadi semakin banyak, tak terkecuali di

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi seorang wanita, menopause itu sendiri adalah datangnya masa tua.

Banyak penyakit yang dihadapi para klinisi disebabkan karena respons inflamasi yang tidak terkendali. Kerusakan sendi pada arthritis rheumatoid,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi terhadap manusia. Infeksi

BAB I PENDAHULUAN. faktor seperti radiasi, senyawa kimia tertentu, dan virus. Faktor-faktor

putih, pare, kacang panjang serta belimbing wuluh (Ruslianti, 2008). Dalam penelitian ini akan digunakan tanaman alpukat (Persea americana Mill.

MANFAAT KULIT MANGGIS. OKTOBER 2013 Abdul Malik

BAB I PENDAHULUAN. Kasus luka pada mulut baik yang disebabkan oleh trauma fisik maupun kimia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penyebab kematian ibu adalah abortus. Abortus adalah

I. PENDAHULUAN. dan fakta menunjukkan bahwa jumlah kasus kanker terus meningkat. etnik, paling sering menyebabkan kematian pada wanita Hispanik dan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Teh merupakan minuman yang dibuat dari infusa daun kering Camelia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hipertensi adalah penyakit kardiovaskuler degeneratif kronis. Hipertensi

I. PENDAHULUAN. produk yang bernilai gizi dan ekonomis tinggi. Pertambahan berat badan yang. maupun kuantitasnya (Supratman dan Iwan, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini penggunaan telepon seluler atau biasa disebut handphone hampir

Santi E. Purnamasari, M.Si., Psi.

BAB 5 HASIL PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Abortus merupakan salah satu masalah yang sering terjadi pada ibu hamil. Abortus adalah suatu kondisi berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di dunia luar, tanpa melihat penyebabnya. Menurut WHO, abortus berarti keluarnya janin dengan berat badan janin < 500 gram atau usia kehamilan < 20 minggu. 1 Angka kejadian abortus sulit ditentukan, karena terkadang seorang wanita tidak mengetahui bila mengalami abortus. Angka kejadian abortus di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, tercatat antara 18-19%, dan sebagian besar terjadi pada usia kehamilan <12 minggu. 1 Menurut WHO diperkirakan sebesar 15%-50% kematian ibu terkait dengan abortus. Di Asia Tenggara angka kejadian abortus setiap tahunnya mencapai 4,2 juta dan di Indonesia mencapai 1,5 juta. 2 Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya abortus, yaitu faktor maternal, faktor janin, dan faktor eksternal. Faktor maternal merupakan faktor yang dapat dikendalikan untuk mencegah terjadinya abortus, terdiri atas infeksi, penyakit vaskular, kelainan endokrin (kelainan hormone estrogen, progesterone, dsb.), imunologi, trauma, kelainan uterus, dan psikosomatik. Faktor janin terdiri atas kelainan telur, trauma embrio, dan kelainan pembentukan plasenta, sedangkan faktor eksternal terdiri atas radiasi, obat-obatan, zat kimia, sosioekonomi, pendidikan, dan lain-lain. 1 Selain abortus, ada suatu masalah yang seringkali ditakuti para ibu hamil, yaitu berat badan lahir rendah (BBLR). BBLR merupakan bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. 3 Ibu hamil berusaha menjaga asupan selama kehamilan untuk mencegah terjadinya BBLR. Banyak suplemen yang ditawarkan untuk mencegah terjadinya BBLR, namun tidak semua suplemen baik untuk kehamilan. Beberapa suplemen yang terbuat dari bahan kimia mungkin memiliki pengaruh buruk untuk janin. 1

2 Berat badan janin yang rendah juga sering ditemukan pada janin abortus. Hal ini mungkin disebabkan oleh berkurangnya asupan gizi dari tubuh ibu ke dalam tubuh janin, akibat dari lemahnya kandungan ibu. 4 Di lain sisi banyak obat-obatan tradisional, baik obat paten maupun obat herbal, yang digunakan untuk mencegah terjadinya abortus. An Tai Yao merupakan obat herbal tiongkok, yang sudah dikenal dan digunakan sejak dahulu. Obat ini dikenal sebagai obat yang dapat mencegah abortus, dengan cara menguatkan rahim selama kehamilan, tetapi belum ada penelitian yang mengemukakan pengaruh obat ini terhadap janin. Di Indonesia, obat ini sudah dikenal dan dipercaya oleh masyarakat luas, terutama oleh etnis Tionghoa. Penggunakan obat ini, biasanya digunakan secara empiris berdasarkan saran dari orang tua maupun orang terdekat yang percaya akan manfaat obat tersebut. 5 An Tai Yao merupakan obat herbal yang dibuat dari beberapa tumbuhan, salah satunya adalah Cibotium barometz (Gou Ji). Cibotium barometz merupakan salah satu tanaman yang memiliki banyak khasiat, sehingga tanaman ini sering digunakan dalam berbagai penelitian. Menurut penelitian Zhao et al., Cibotium barometz dapat digunakan sebagai obat alternatif untuk penyakit osteoporosis. 6 Selain itu, ada juga penelitian yang membuktikan bahwa Cibotium barometz juga memiliki efek proteksi untuk lambung dan hati. 7,8 Cibotium barometz juga dilaporkan memiliki berbagai efek farmakologis seperti analgesik, haemostatik, antiinflamasi, antiosteoporosis, antioksidatif, antiplatelet, hepatoprotektif, antihiperlipidemik, dan bekerja pada sistem saraf pusat (SSP). 9 Di Indonesia Cibotium barometz dikenal sebagai pakis simpai, pakis monyet, atau pakis bulu emas. 10 Tumbuhan ini banyak ditemukan di daerah Sumatera dan Jawa Barat, terutama di daerah hutan yang sejuk. 9 Sejak dahulu, Cibotium barometz digunakan untuk menjaga kesehatan hati dan ginjal, serta menguatkan tulang dan otot. Bagian Cibotium barometz yang digunakan untuk mendapatkan manfaat tersebut adalah bagian rimpang yang sudah dikeringkan. 11 Menurut Cheng et al., Cibotium barometz banyak mengandung asam amino, asam fenolat, polisakarida, dan flavonoid. 12 Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, keempat senyawa tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda. Asam amino dapat mempercepat proses pertumbuhan janin, asam fenolat dapat

3 meningkatkan proliferasi dari osteoblas, polisakarida dapat meningkatkan proliferasi dari kondrosit, sedangkan flavonoid, suatu senyawa antioksidan, dapat mengurangi radikal bebas yang kadarnya cukup tinggi pada ibu dan janin selama kehamilan. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin melihat bagaimana pengaruh konsumsi rimpang Cibotium barometz ini terhadap janin, khususnya berat badan, panjang badan, dan panjang kalsifikasi tulang femur 1.2 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah penelitian ini adalah : Apakah ekstrak etanol rimpang Cibotium barometz meningkatkan berat badan Apakah ekstrak etanol rimpang Cibotium barometz meningkatkan panjang badan Apakah ekstrak etanol rimpang Cibotium barometz meningkatkan panjang kalsifikasi tulang femur 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh ekstrak etanol rimpang Cibotium barometz terhadap pertumbuhan janin. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh berbagai dosis ekstrak etanol rimpang Cibotium barometz terhadap berat badan, panjang badan, dan panjang kalsifikasi tulang femur 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat akademis dari penelitian ini adalah menambah ilmu pengetahuan dan wawasan khususnya dalam ilmu embriologi dan farmakologi mengenai pengaruh pemberian ekstrak etanol rimpang Cibotium barometz terhadap pertumbuhan janin.

4 Manfaat praktis dari penelitian ini adalah memberikan informasi kepada dokter, praktisi medis, dan masyarakat mengenai keamanan mengonsumsi rimpang Cibotium barometz selama masa kehamilan. 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian 1.5.1 Kerangka Pemikiran Pada proses tumbuh-kembang embrio manusia, periode dari permulaan minggu kesembilan sampai lahir dikenal sebagai periode janin. Pada periode ini terjadi maturasi jaringan dan organ, serta pertumbuhan yang pesat. Hal ini ditandai dengan penambahan panjang badan dan berat badan janin. 13 Berbeda dengan proses tumbuh kembang embrio manusia, periode janin pada tikus dimulai dari hari kesebelas, yang diawali dengan organogenesis dan dilanjutkan dengan maturasi jaringan dan organ. 14 Pertumbuhan janin dipengaruhi oleh insulin-like growth factor-1 (IGF-1), yang memiliki efek mitogenik dan anabolik. 13 IGF-1 berperan pada hampir seluruh proses pertumbuhan, baik sebelum, maupun sesudah kelahiran. Senyawa tersebut akan bekerja setelah berikatan dengan reseptor, yang terdiri atas berbagai macam asam amino. 15 Kandungan utama dari Cibotium barometz adalah asam amino, asam fenolat, polisakarida, dan flavonoid. Dari keempat senyawa tersebut, asam amino, asam fenolat, dan polisakarida sudah terbukti memiliki pengaruh positif terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan. Asam amino dapat menjadi reseptor untuk mengaktifkan IGF-1 pada janin, sehingga proses pertumbuhan janin dapat meningkat. Berdasarkan penelitian sebelumnya, asam fenolat dapat meningkatkan proliferasi dari osteoblas secara in vitro dengan cara mempercepat pertumbuhan osteoblas dan meningkatkan massa tulang, sedangkan polisakarida dapat meningkatkan proliferasi dari kondrosit dengan cara meningkatkan transisi G1/S pada siklus sel, serta mempercepat pembentukan mrna dan ekspresi protein siklin D1, CDK4 (Cyclin-dependent kinase 4), dan prb (retinoblastoma protein). 16,17

5 Kedua hal tersebut, akan meningkatkan panjang badan dan panjang kalsifikasi tulang janin. Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut diharapkan pemberian ekstrak etanol rimpang Cibotium barometz dapat meningkatkan berat badan, panjang badan, dan panjang kalsifikasi tulang femur 1.5.2 Hipotesis Penelitian Ekstrak etanol rimpang Cibotium barometz meningkatkan berat badan Ekstrak etanol rimpang Cibotium barometz meningkatkan panjang badan Ekstrak etanol rimpang Cibotium barometz meningkatkan panjang kalsifikasi tulang femur