BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang sering terjadi di negara-negara berkembang yaitu pertambahan penduduk.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat terdapat berbagai golongan yang menciptakan perbedaan tingkatan

BAB I PENDAHULUAN. Desa Laut Dendang merupakan salah satu daerah pinggiran Kota Medan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. melakukan perpindahan masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Setiap individu

MIGRAN DI KOTA NEGARA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (KAJIAN GEOGRAFI PENDUDUK) Oleh

VII KETERKAITAN EKONOMI SEKTORAL DAN SPASIAL DI DKI JAKARTA DAN BODETABEK

BAB I PENDAHULUAN. Mobilitas penduduk tentunya mempunyai kaitan yang sangat erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai. dari tahun ke tahun, hal tersebut menimbulkan berbagai masalah bagi

BAB I PENDAHULUAN. dan luas daratan sebesar km 2, memiliki potensi sumberdaya alam

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan nasional suatu negara yakni melalui jumlah dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akademisi ilmu ekonomi, secara tradisional pembangunan dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota-kota besar di negara-negara berkembang umumnya mengalami laju

5. STRUKTUR SOSIAL PERDESAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

Bab ini memberikan kesimpulan dan saran sesuai dengan hasil analisis yang telah dilakukan. BAB 2 LANDASAN TEORITIS. 2.1 Pertumbuhan Ekonomi

BAB IV DISKUSI TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat

BAB VI PENUTUP VI.1. Temuan Studi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi modal dasar pembangunan nasional disektor pertanian sebagai prioritas

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengenai faktor-faktor yang tidak hanya berasal dari faktor demografi saja

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Thomas Maltus mengatakan dalam bukunya yang berjudul Essay on the

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan terkonsentrasi dan ada tempat-tempat dimana penduduk atau kegiatannya

Makalah Pembangunan Berkelanjutan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap masyarakat senantiasa mengalami perubahan dari masyarakat tradisional ke

ASPEK KEPENDUDUKAN I. Tujuan Pembelajaran

2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KO TA BEKASI

Fenomena Migrasi dan Pergerakan Penduduk. kependudukan semester

BAB I PENDAHULUAN. disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara. Jumlah

I. PENDAHULUAN. positif. Migrasi dianggap sebagai proses alami di mana surplus tenaga kerja

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN ANAK JALANAN, GELANDANGAN DAN PENGEMIS DI KOTA MATARAM

I. PENDAHULUAN. 1 Dalam rangka mengatasi masalah tersebut, Pemerintah melalui Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada. kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. seiring perjalanan waktu, baik dimensi kenampakan fisik maupun non fisiknya.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lahan permukiman, jalan, industri dan lainnya. 1. hukum pertanahan Indonesia, negara berperan sebagai satu-satunya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah IMAM NAWAWI, 2014

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat terjadi dalam berbagai bidang kehidupan. Yang disebut dengan

BAB I PENDAHULUAN. heterogen dan materialistis di bandingkan dengan daerah belakangnya.

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Oleh karena itu,bukan suatu pandangan yang aneh bila kota kota besar di

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

PENGARUH PERGERAKAN PENDUDUK TERHADAP KETERKAITAN DESA-KOTA DI KECAMATAN KARANGAWEN DAN KECAMATAN GROBOGAN TUGAS AKHIR

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan akan tempat tinggal semakin terasa mendesak dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang. dalam mendukung pembangunan nasional. Berhasilnya perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2 Hadi Setia Tunggul, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Jakarta, Harvarindo, 2009, hal. 503

Kriteria angka kelahian adalah sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi kemiskinan (Madris, 2010). Indikator ekonomi makro (PDRB)

BAB I PENDAHULUAN. Di bidang ketenagakerjaan, pihak-pihak yang terlibat didalamnya, yaitu pekerja, pengusaha dan

BAB VII MASYARAKAT PERKOTAAN DAN MASYARAKAT PEDESAAN

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1997 TENTANG PENYANDANG CACAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas penduduk, terutama mobilitas dari pedesaan ke perkotaan. Banyak hal yang

BAB I PENDAHULUAN. peran pertanian bukan hanya menghasilkan produk-produk domestik. Sebagian

BAB I PENDAHULUAN. ( kekuatan posisi tawar (Bargaining Power) yang sejajar dengan pengusaha dan

BAB I PENDAHULUAN. dianggap dapat memberikan harapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi

POVERTY ALLEVIATION THROUGH RURAL-URBAN LINKAGES: POLICY IMPLICATIONS

URBANISASI DAN TRANSMIGRASI

perubahan sosial fitri dwi lestari

I. PENDAHULUAN. jangka panjang (Sukirno, 2006). Pembangunan ekonomi juga didefinisikan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Permukiman Kumuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di Indonesia adalah pembangunan yang dilaksanakan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

3. Berbagai Pergeseran Pekerjaan Pertanyaan Diskusi

BAB II. Tinjauan Pustaka. pendapatan atas tenaga kerja dan lahan.di tingkat rumah tangga,

Pada gambar 2.3 diatas, digambarkan bahwa yang melatarbelakangi. seseorang berpindah tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian

2014 ANALISIS LOKASI SEKOLAH DI KECAMATAN PARONGPONG KAB. BANDUNG BARAT

(Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya alam yang terdapat pada suatu wilayah pada dasarnya merupakan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja No : PER-05/MEN/1988

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya serta tentu saja untuk mempertahankan eksistensi kehidupannya di dunia.

suatu negara. Pada dasarnya keberadaan penduduk di suatu negara akan mempercepat pembangun negara semakin besar. Tetapi jika pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dalam memperluas kesempatan

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan pertumbuhan kota lainnya adalah unsur penduduk.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. secara selektif mempengaruhi setiap individu dengan ciri-ciri ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perluasan Lapangan Kerja

BAB I PENDAHULUAN. antar masing-masing daerah, antar golongan pendapatan dan di seluruh aspek. kehidupan sehingga membuat stuktur ekonomi tidak kokoh.

BAB I PENDAHULUAN. Kebebasan Pers. Seperti yang sering dikemukakan, bahwa kebebasan bukanlah semata-mata

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi tumbuh dan kembangnya pembangunan suatu kota, disamping faktor-faktor lain. Jumlah penduduk yang cenderung hidup di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sosiologi pada hakikatnya bukanlah semata-mata ilmu murni yang hanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Setiap kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Hal

SOSIOLOGI PERKOTAAN (Lanjutan)

I. PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Urbanisasi merupakan salah satu gejala yang banyak menarik

APA ITU URBANISASI???? Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua

I. PENDAHULUAN. menyebabkan GNP (Gross National Product) per kapita atau pendapatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-undang No.13 Tahun 2003 Pasal 1, Tenaga Kerja adalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan yang sering terjadi di negara-negara berkembang yaitu pertambahan penduduk. Malthus telah memperingatkan tentang pertambahan bahan makanan dan pertambahan penduduk yang tidak seimbang. Oleh beberapa sarjana pandangan Malthus dianggap kurang benar karena jika kita bandingkan bahan makanan dan kemakmuran pada waktu itu Malthus hidup pada keadaan sekarang ternyata bahwa manusia dipandang baik dari bahan makanan, maupun dari sudut kebutuhan-kebutuhan lain, banyak lebih baik dari pada Malthus masih hidup. Ini disebabkan manusia dapat mencari bahan makanan baru (seperti tomat, kentang, jagung dan bahan lainnya) yang dulu hanya di kenal oleh bangsa indian dan amerika saja, juga di Indonesia terdapat bahan makanan yang sebenarnya datang dari luar seperti: tomat, umbi rambat(dari Brazilia). 1 Walaupun dengan data-data di atas ini, keritik terhadap Malthus dapat diterima namun kini sudah menjadi Communus Opino (pendapat umum) diseluruh dunia, bahwa bahan makanan hanya terbatas dan di negara apapun juga menjadi ancaman kelaparan merupakan suatu ketakutan, sehingga negara manasaja telah merencanakan untuk membatasi kelahiran anak dan meningkatkan pembangunan. 2 Di Indonesia, gejala urbanisasi mulai tampak menonjol sejak tahun 1970-an, di saat pembangunan sedang digalakkan, terutama di kota-kota besar. Beberapa faktor disinyalir menjadi pendorong meningkatnya arus urbanisasi, di antaranya: (1) perbedaan pertumbuhan dan ketidakmerataan fasilitas antara desa dengan kota dalam berbagai aspek kehidupan (2) semakin meluas dan membaiknya sarana dan prasarana transportasi, (3) pertumbuhan industri 1 Soedjono, Pengantar Sosiologi, Alumni, Bandung, 1993, h. 162 2 Ibid, h. 163

di kota-kota besar yang banyak membuka peluang kerja, (4) pembangunan pertanian, khususnya melalui paket program revolusi hijau. Tetapi pada umumnya faktor ekonomi dianggap sebagai faktor utama menjadi pendorong arus urbanisasi. Urbanisasi yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota. Untuk merumuskan Desa dan Kota dalam arti umum adalah sulit sekali karena Desa dan Kota di berbagai negara ada perbedaaanperbedaan sesuai dengan sejarah pertumbuhan dan perkembangan masing-massing sehingga Desa-desa di Amerika Serikat, Inggris, di India dan Indonesia terdapat perbedaanperbedaan demikian dengan Kota-kotanya. Adapun perbedaan Kota dan Desa yaitu: 1. Kota - Peranan besar yang dipegang oleh sektor sekunder (industri) dan tersier (jasa) dalam kehidupan ekonomi. - Jumlah penduduk yang relatif besar. - Heterogenitas susunan penduduk. - Kepadatan penduduk yang relatif besar. 2 2. Desa - Besarnya peranan kelompok primer. - Faktor geografik yang menentukan sebagai dasar pembentukan kelompok/asosiasi. - Hubungan lebih bersifat intim dan awet. - Homogen. - Mobilitas sosial rendah. - Keluarga lebih ditekankan fungsinya sebagai unit ekonomi. - Populasi anak dalam proporsi yang lebih besar. 4 Akibat yang muncul kemudian dengan terjadinya polarisasi tersebut adalah banyak masyarakat pedesaan, baik dengan sukarela maupun terpaksa, keluar dari desa tempat kelahirannya dan pergi mengadu nasib mencari pekerjaan di kota karena semakin sempitnya lapangan kerja yang tersedia di desa. Penulis menemukan fenomena dimana banyak kaum produktif yang justru melakukan urbanisasi, dengan berbagai tujuan seperti yang telah dikemukakan beberapa tokoh diatas, meskipun bisa dikatakan mereka berurbanisasi untuk 2 Adon Nasrulloh Jamaludin, Sosiologi Perkotaan, Pustaka Setia, Bandung, 2015, h. 44. 4 Adon Nasrulloh Jamaludin, Sosiologi Pedesaan, Pustaka Setia, Bandung, 2015, h. 19.

meningkatkan tarap hidup di desa, namun pada kenyataannya hal ini justru banyak mempengaruhi pembangunan di desa yang ditinggalkan, terutama pembangunan yang berbasis masyarakat, dimana banyak potensi lahan yang tidak tergarap. Hal ini menyebabkan banyak lahan kosong dan tidak berkembangannya desa yang ditinggalkan. Tabel 1.1 Data Urbanisasi Desa Sukanagara Tahun 2018 No Jenis Penduduk Urbanisasi 1 Laki-laki 2499 1253 2 Perempuan 2354 926 Jumlah 4853 2179 Urbanisasi merupakan salah satu gejala yang banyak menarik perhatian karena tidak hanaya berkaitan dengan masalah demografi, tetapi juga mempunyai pengaruh penting terhadap proses pertumbuhan ekonomi. Dengan kata lain, perekonomian dapat tercermin melalui jumlah penduduk dan pendapatan perkapita di suatu negara. Salah satu motivasi seseorang untuk berpindah ke kota (urbanisasi) adalah motif ekonomi. Harapan yang ingin diperoleh dari migrasi keperkotaan adalah pekerjaan dan pendapatan yang tinggi di perkotaan. Pesatnya pertumbuhan industri dan sektor perdagangan secara langsung menyebabkan tingkat upah di kota lebih tinggi dibandingan dengan upah di pedesaan yang umumnya bergerak dalam sektor pertanian. Di samping itu sempitnya lapangan pekerjaan, fasilitas dan infrastruktur yang tidak memadai juga mendorong terjadinya migrasi

keperkotaan. Tingkat urbanisasi yang tinggi si suatu negara dapat mengindikasikan tingkat prekonomian yang tinggi. Demikian juga sebaliknya. Tingkat prekonomian yang tinggi di suatu negara umunya dapat mendorong terjadinya pembangunan di negara tersebut. 3 studi ini dilihat dari banyaknya penduduk yang melakukan ubanisasi keluar kota dikarenakan sempitnya lapangan pekerjaan yang ada serta upah yang kecil mengakibatkan banyaknya masyarakat yang melakukan urbanisasi ke luar kota untuk mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik dari segi ekonomi di Desa Sukanagara. Adanya urbanisasi ini berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat Desa Sukanagara. Sejahtera menunjuk ke keadaan yang lebih baik, kondisi manusia dimana orangorangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat atau damai. Lebih jauh, dalam ekonomi, sejahtera dihubungkan dengan keuntungan benda. Kesejahteraan meliputi seluruh bidang kehidupan manusia. Mulai dari ekonomi, sosial, budaya, iptek, hankamnas, dan lain sebagainya. Bidang-bidang kehidupan tersebut meliputi jumlah dan jangkauan pelayanannya, dimana harus terpenuhinya juga beberapa indikator kesejahteraan. Adapun indikator tersebut diantaranya adalah. Pertama. Jumlah dan pemerataan pendapatan. Hal ini berhubungan dengan masalah ekonomi. Pendapatan berhubungan dengan lapangan kerja, kondisi usaha, dan faktor ekonomi lainnya. Penyediaan lapangan kerja mutlak dilakukan oleh semua pihak agar masyarakat memiliki pendapat tetap untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kedua, pendidikan yang semakin mudah untuk dijangkau. Pengertian mudah disini dalam arti jarak dan nilai yang harus dibayarkan oleh masyarakat. Pendidikan yang mudah dan murah merupakan impian semua orang. Dengan pendidikan yang murah dan mudah itu, semua orang dapat dengan mudah mengakses pendidikan setinggi-tingginya. 4 3 Ibid. h.187. 4 Abraham Fanggidae, Memahami Kesejahteraan Sosial, Puspa Swara, Jakarta, 1993, h. 21.

Maka dari uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul PERUBAHAN MASYARAKAT PASCA URBANISASI (Studi Tentang Ekonomi Masyarakat Pasca Urbanisasi Di Desa Sukanagara Kecamatan Cisompet Kabupaten Garut). 1.2 Identifikasi Masalah 1. Adanya interaksi dari desa ke kota mempengaruhi keadaan masyarakat Desa Sukanagara dari segi ekonomi, pendidikan, sosial dan kebudayaan. 2. Angkatan kerja di Desa Sukanagara sebagian basar melakukan urbanisasi. 3. Tuntutan ekonomi menyebabkan terjadinya Urbanisasi pada usia produktif di Desa Sukanagara. 4. Tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan meningkatnya arus urbanisasi. 5. Urbanisasi menghambat pembangunan di Desa Sukanagara Kecamatan Cisompet. 6. Arus urbanisasi meningkat tiap tahunnya 1.3 Rumusan Masalah 1. Bagaimana faktor penyebab terjadinya urbanisasi di Desa Sukanagara? 2. Bagaimana kesejahteraan masyarakat Desa Sukanagara sebelum adanya urbanisasi? 3. Bagaimana kesejahteraan masyarakat Desa Sukanagara sesudah adanya urbanisasi? 1.4 Tujuan Masalah 1. Untuk mengetahui penyebab masyarakat Desa Sukanagara melakukan urbanisasi. 2. Untuk mengetahui kesejahteraan masyarakat Desa Sukanagara sebelum adanya urbanisasi. 3. Untuk mengetahui kesejahteraan masyarakat Desa Sukanagara sesudah adanya urbanisasi.

1.5 Kegunaan Penelitian Adapun yang diharapkan dari penelitian ini yaitu: 1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan kontribusi terhadap ilmu sosiologi, terutama dengan mempertajam dalam urbanisasi dan kesejahteraan sosial. 2. Kegunaan Praktis a. Untuk kabupaten Garut, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam pengetahuan mengenai akibat dan sebab dari adanaya urbanisasi dan pengaruhnya terhadap kesejahteraan masyarakat Desa Sukanagara. b. Untuk peneliti, diharapkan dapat wawasan lebih tentang urbanisasi c. Untuk umum, hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi bagi pihak berkepentingan masalah penelitian yang diteliti. 1.6 Kerangka Pemikiran Perubahan sosial adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan dalam masyarakat bisa mengenai beberapa hal, seperti nilai sosial, norma sosial, pola prilaku susunan lembaga, lapisan masyarakat, kekuasaan, dan wewenang intraksi sosial. Aguste Comte sebagai bapaknya sosiologi menyatakan bahwa perubahan sosial dalam perkembangan masyarakat melalui tiga tahap, yaitu: (1) tahap teologi, pada tahanpan ini, manusia adalah bahwa semua benda di dunia ini mempunyai jiwa. (2) tahap metafisik, pada tahap ini manusia masih percaya bahwa gejala-gejala di dunia ini disebabkan oleh kekuatan yang berada di atas manusia. Manusia belum berusaha untuk mencari sebab dan akibat

gejalagejala tersebut. (3) tahap positif, merupakan tahap manusia yang telah sanggup untuk berfikir secara ilmiah. Pada tahap ini berkembanglah ilmu pengetahuan. 5 Kemajuan industri menimbulkan mobilitas horizontal dari desa ke kota. Mobilitas ini di sebut urbanisasi. Richar Mejer menyebut urbanisasi istilah dari civilzotion yaitu perkembangan sosial dari perubahan manusia. Urbanisasi merupakan gejala dinamika populasi. Proses urbanisasi sudah berabad-abad terjadi tetapi sebagai dunia baru merupakan masalah setelah lahirnya revolusi di Eropa. Masalah dewasi ini merupakan masalah yang dihadapi negara berkembang. Disatu pihak proses ini ditandai oleh tingginya tingkat konsentrasi penduduk disuatu tempat yang telah mengalami perubahan okupasi dari kerja pertanian beralih kesektor perdagangan. Sedang di pihak lain proses ini ditandai oleh terciptanya berproduksi, gaya hidup serta gaya berfikir yang berasal dari pusat kota yang menyebar ke daerah pinggiran kota. Urbanisasi melahirkan urban cultural penetration terhadap rural yang lambat laun merubah control kebudayaan setempat dan merombak social pabric masyarakat. Terjadinya peroses perubahan daerah pinggiran disebabkan oleh masuknya pengaruh baru yang dilancarkan oleh pusat. Pemasukan produksi baru, organisasi baru, teknologi ke pedesaan menyebabkan lahirnya perubahan sosial di daerah. Perubahan hanya memperkokoh posisi kaum elite desa sirkulasi elite sedang posisi rakyat banyak semakin melemah. Gejala ini ditampakan oleh substansi tenaga (manusia ke mesin). Selama dengan ini terjadi perubahan pola hubungan sosial sebagai akibat masuknya sistem produksi, alat produksi yang baru, cara berfikir kota. Hubungan tradisional petani kaya dengan buruh mengalami perubahan, penciutan lapangan kerja. Penciutan semakin bertambah dengan mendorong terjadinya urbanisasi meningkatnya imigran desa ke kota tanpa keterampilan merupakan over urbanisasi. Kondisi demikian menciptakan kota parasit. Kelompok manusia yang tak memiliki keterampilan tidak 5 Bagong Suyanto dan Dwi Narwoko, Sosiologi Teks Pengantar dan terapan, kencana, Jakarta, 2004, h. 366.

memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dalam pertumbuhan ekonomi selain mengalami pencabutan akar kebudayaan desa, pembentukan baru kelompok masyarakat terbawa ke kota (kelopmpok wts, penjambret, dan sebagainya). Keadaan ini semakin menciptakan iklim culture of poverty. Menifestasi fisik dari culture of poverty ini terlukis dengan kondisi penduduk yang padat, miskin, compang camping, tidur di emper, mengumpulkan sisa makanan, mencari putung rokok. Situasi yang dialami ini tidak memaksa mereka kembali kedesa, seolah-olah menantikan akan datangnya ratu adil untuk merubah nasib, sehingga arus urbanisasi semakin meningkat. Mereka melihat kota sebagai daerah harapan yang dapat mengangkat martabat. Perubahan disebabkan perkembangan ilmu pengetanuan (semenjak abad ke 17) yang menghasilkan mesin sehingga perindustrian rumah (home industri) menjadi perindustrian kota. Cara bekerja ini melahirkan cara berfikir dan cara hidup sehari-hari. Sedangkan perpindahan tempat kerja dari desa kekota menimbulkan urbanisasi. Dalam urbanisasi (1) timbul proses skularisasi (terpisahnya kehidupan kepercayaan dari kehidupan sehari-hari dan terdesaknya kehidupan keagamaan), sikap nihilisme didalam bidang etik, politik, agama. Sikap ini melemparkan tanggung jawab dan rasa kewajiban karena meniadakan segala otoritas dunia dan akhirat. (2) kesengsaraan didesa disertai prustated expetation (terutama dikalangan pemuda) akan mendorong pemuda bermigrasi ke kota. Ketidak siapan kota menampung (tidak tersedia pekerjaan, hilangnya primary social control, kebingungan norma dalam urban life) memudahkan memilih cara yang tidak baik. Mereka sering bermukim didaerah slum mempelajari nilai dan norma yang mendukung cara yang tidak baik. (3) kota memiliki muatan berlebihan. Dilihat dari teori agresivitas (kondrad lorenz) bahwa manusia mempunyai ruang hidup (life space) yang mempunyai ambang atau batas tertentu. Tingkah laku agresif akan timbul bila ruang hidup menyempit. Kota yang bermuatan lebih ini memanifestasikan keadaan yang streotopik antri (naik bus, restoran, pegawai negri). Antria-antrian adalah menurunnya

kesadaran warga, usaha mempertahankan diri sangat kuat, kesadaran akan kewajiban melemah. Karena kekurangan itu tidak mustahil untuk menempuh diluar norma hukum, antara lain suap menyuap, backing-backingan sikap kompetisi semakin kuat, mendahulukan sikap kepentingan diri sendiri diatas kepentingan orang lain, sikap egoistik. 6 Di suatu negara sering terdapat kota atau kota-kota tertentu yang jumlah penduduknya jauh lebih banyak dibandingkan dengan kota-kota lainnya. Di Indonesia, ukuran jumlah penduduk kota Jakarta jauh lebih besar dibandingkan dengan kota-kota lainnya, menyusul surabaya, Bandung dan Medan. Di desa Sukanagara juga kebanyakan yang bermigrasi ke daerah Bandung dan Jakarta. Karena dilihat dari gaji UMR (upah minimum regional ) atau UMP (upah minimum provinsi) di kota-kota tersebut cukup besar di Indonesia. Itu salah satu faktor mengapa kebanykan di desa Sukanagara mengambil kota jakarta dan Bandung sebagai tempat migrasi. Selain itu banyaknya lapangan pekerjaan yang tersedia di kota-kota tersebut menjadi sasaran bagi masyarakat Desa Sukanagara untuk pergi mencari pekerjaan ke kota tersebut, seolah-olah sudah menjadi kebudayaan. Lee berpendapat bahwa dalam setiap tindakan migrasi baik yang jarak dekat maupun jarak jauh senantiasa terlibat faktor-faktor yang berhubungan dengan daerah asal, daerah tujuan, pribadi dan rintangan-rintangan. Disetiap daerah ada tiga faktor yaitu: 1. Faktor yang bertindak untuk mengikat orang dalam suatu daerah atau memikat orang terhadap daerah itu, yang disebut sebagai faktor-faktor (+). 2. Faktor-faktor yang cenderung untuk menolak mereka, merupakan faktor-faktor minus (-). 3. Faktor-faktor yang pada dasarnya indefenden, tak punya pengaruh menolak atau mengikat. Faktor-faktor plus(+) dan faktor-faktor minus(-) dapat dipararelkan dengan kekuatan sentripental dan kekuatan-kekuatan sentrifugal yang mempengaruhi individu-individu atau 6 Pasiribu Simandjuntak, Sosiologi Pembangunan, Tarsito, Bandung, 1982, h. 80.

kelompok-kelompok penduduk, apakah akan tetap tinggal disuatu daerah yang bersangkutan. Kekuatan-kekuatan sentrifetal mengikat atau menahan individu-individu dan kelompokkelompok penduduk untuk tetap tinggal disuatu daerah, sementara kekuatankekuatan sentrifugal mendorong mereka untuk meninggalkan daerah tersebut. 7 Dalam UU tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial, No. 6, tahun 1974 antara lain telah di tetapkan sebagai berikut: 1. Setiap warga negara berhak atas taraf kesejahteraan sosial yang sebaik-baiknya dan berkewajiban untuk sebanyak mungkin ikut serta dalam usaha-usaha kesejahteraan sosial (pasal 1) 2. Yang dimaksudkan kesejahteraan sosial ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir batin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan pancasila (pasal 2). Kesejahteraan sosial dapat diartika sebagai suatu kondisi dimana orang dapat memenuhi kebutuhan dan dapat berelasi dengan lingkunagnnya secara baik. Dalam pekerjaan sosial sering kali tingkatan kesejahteraan sosial dibagi menjadi sebagai berikut: 1. Social security 2. Social well being. 3. Ideal status of social welfare Kesejahteraan sosial adalah sistem yang terorganisasi dari pelayanan-pelayanan sosial dan institusi-institusi yang dirancang untuk membanatu individu-individu dan kelompokkelompok guna mencapai standar hidup dan kesehatan yang memadai dan relasirelasi personal dan sosial sehingga memungkinkan mereka dapat mengembangkan kemampuan 7 Said Rusli, Pengantar Ilmu Kependudukan, LP3S, Jakarta, hlm. 141.

dan kesejahteraan sepenuhnya selaras dengan kebutuhan-kebutuhan keluarga dan masyaraktnya. Perserikatan bangsa-bangsa (PBB), kesejahteraan sosial merupakan kegiatan yang terorganisasi dengan tujuan membantu penyesuaian timbal balik antgara individu-individu dengan lingkungan sosial mereka. 8 Di bawah ini peneliti mencoba menggambarkan bagaimana proses terjadinya urbanisasi di Desa Sukanagara. Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Masyarakat Urbanisasi Kesejahteraan Kesejahteraan Di Masyarakat Desa Sukanagara Kecamatan Cisompet Kabupaten Garut 8 Adi Fahrudin, Pengantar Kesejahteraan Sosial, Refika Aditama, Bandung, 2012, h.9.