PROFIL HITUNG LEUKOSIT DARAH PADA FASE AKUT STROK HEMORAGIK DAN STROK ISKEMIK DIHUBUNGKAN VOLUME LESI PADA PEMERIKSAAN CT SCAN KEPALA



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. detik seseorang akan terkena stroke. 6 Sementara di Inggris lebih dari. pasien stroke sekitar milyar dolar US per tahun.

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan dibanding hemoragik. Studi rumah sakit yang ada di Medan pada

BAB. 3. METODE PENELITIAN. : Cross sectional (belah lintang)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 5 PEMBAHASAN. penelitian terdiri atas pria sebanyak 21 (51,2%) dan wanita sebanyak 20

ABSTRAK. GAMBARAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2010

ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN PENDERITA RAWAT INAP STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah atau membawa

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Stroke merupakan suatu gangguan fungsional otak yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf. Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS Dr.

BAB IV HASIL PENELITIAN. Tiga puluh empat penderita stroke iskemik dengan komplikasi pneumonia

HUBUNGAN KADAR NEUTROFIL DENGAN LUARAN KLINIS PENDERITA STROK ISKEMIK AKUT

BAB I PENDAHULUAN. Stroke didefinisikan sebagai defisit neurologis yang terjadi tiba-tiba

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2009

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. permeabilitas mikrovaskular yang terjadi pada jaringan yang jauh dari sumber infeksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada periode penelitian dijumpai 41 orang penderita stroke iskemik akut

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di

ABSTRAK PREVALENSI APENDISITIS AKUT PADA ANAK DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2011

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis merupakan salah satu masalah kesehatan utama penyebab kesakitan

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah sindroma yang bercirikan defisit neurologis onset akut yang

BAB 1 PENDAHULUAN. bedah pada anak yang paling sering ditemukan. Kurang lebih

BAB IV MEDOTE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mortalitas yang tinggi pada penderitanya. Selain sebagai penyebab kematian

BAB III METODE PENELITIAN. Kariadi Semarang pada periode Maret Juni neutrofil limfosit (NLR) darah tepi sebagai indikator outcome stroke iskemik

PERBANDINGAN KADAR MIKROALBUMINURIA PADA STROKE INFARK ATEROTROMBOTIK DENGAN FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DAN PASIEN HIPERTENSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke secara nyata menjadi penyebab kematian dan kecacatan di seluruh

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai dimana stroke merupakan penyebab kematian ketiga yang paling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. klinis cedera kepala akibat trauma adalah Glasgow Coma Scale (GCS), skala klinis yang

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya atau tersumbatnya pembuluh darah otak oleh gumpalan darah. 1

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada penelitian ini risk estimate dinyatakan dalam rasio prevalensi (RP).

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut,

Gambar 3.1 Skema Kerangka Konseptual

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai

BAB 3 METODA PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Syaraf. RSUP Dr. Kariadi Semarang pada periode Desember 2006 Juli 2007

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA JUMLAH LEUKOSIT DENGAN PROGNOSTIK STROKE ISKEMIK DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Cedera otak traumatik (traumatic brain injury) masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. suram, pesimistis, ragu-ragu, gangguan memori, dan konsentrasi buruk. 1

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu tempat terjadinya inflamasi primer akut. 3. yang akhirnya dapat menyebabkan apendisitis. 1

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke

BAB III METODE PENELITIAN

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Abstract ASSOCIATION OF ATRIAL FIBRILLATION AND ISCHEMIC STROKE ANALYSIS FROM RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Apendisitis akut adalah penyebab paling sering dari nyeri abdomen akut yang

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 65 orang responden pasca stroke iskemik

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian observasional belah lintang (cross sectional)

HUBUNGAN VOLUME INFARK DENGAN KADAR GLIAL FIBRILLARY ACIDIC PROTEIN (GFAP) PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK AKUT

ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR KOLESTEROL HDL PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Imunologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena penderitanya sebagian besar orang muda, sehat dan produktif (Ropper &

BAB I adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler (WHO, 1988). bergantung sepenuhnya kepada orang lain (WHO, 2002).

ABSTRAK PREVALENSI APENDISITIS AKUT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG, PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2008

Blood Pressure in Acute Stroke Patient of Rumah Sakit Umum Haji Medan, 2015

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

ABSTRAK. EFEK PISANG RAJA (Musa paradisiaca L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PRIA DEWASA

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan kecacatan dalam kehidupan manusia. 1 Di Amerika Serikat stroke

BAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak

ABSTRAK. Penny Setyawati Martioso, dr., Sp.PK., M.Kes.

Gambaran Tekanan Darah pada Penderita Stroke Fase Akut di RSUP H. Adam Malik Medan. Oleh: NASYA MARISYKA P

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin

BAB 1 PENDAHULUAN. Peningkatan pelayanan di sektor kesehatan akan menyebabkan usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. terbesar menimbulkan kecacatan dalam kehidupan manusia (Misbach, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. darah menuju otak, baik total maupun parsial (sebagian) (Čengić et al., 2011).

GAMBARAN PENDERITA STROKE AKIBAT PERDARAHAN INTRASEREBRAL DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO TAHUN 2013

ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR TRIGLISERIDA PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah observational analitik dengan pendekatan cross sectional

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

HUBUNGAN HIPERGLIKEMIA DENGAN KEJADIAN STROKE HEMORAGIK PADA PEMERIKSAAN MULTI-SLICE CT-SCAN KEPALA TANPA KONTRAS DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk pengambilan keputusan klinis, alokasi sumber daya dan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Angina pektoris stabil adalah salah satu manifestasi. klinis dari penyakit jantung iskemik.

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

sebanyak 23 subyek (50%). Tampak pada tabel 5 dibawah ini rerata usia subyek

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

KATA PENGANTAR. Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmat-nya penulis dapat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini diperoleh 70 subyek penelitian yang dirawat di bangsal

PENGARUH PENYAKIT STROKE TERHADAP TERJADINYA EPILEPSI DI RSUD BANYUMAS

HUBUNGAN ANTARA STROKE ISKEMIK AKIBAT DISLIPIDEMIA DAN LOKASI INFARK DI RSUD DR. MOEWARDI DI SURAKARTA

PROFIL GULA DARAH SEWAKTU (GDS) DAN GULA DARAH PUASA (GDP) PASIEN STROKE DENGAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 YANG DI RAWAT INAP DI BAGIAN NEUROLOGI

HUBUNGAN JUMLAH LEUKOSIT TERHADAP KADAR TROPONIN I PADA PASIEN INFARK MIOKARD

BAB I PENDAHULUAN. satu kegawatdaruratan paling umum di bidang bedah. Di Indonesia, penyakit. kesembilan pada tahun 2009 (Marisa, dkk., 2012).

FAKTOR- FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STROKE BERULANG (STUDI KASUS DI RS ARIFIN ACHMAD PEKANBARU)

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh sebab vaskular (WHO, 2004). Insiden stroke di Amerika Serikat

BAB 3 METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PROFIL HITUNG LEUKOSIT DARAH PADA FASE AKUT STROK HEMORAGIK DAN STROK ISKEMIK DIHUBUNGKAN VOLUME LESI PADA PEMERIKSAAN CT SCAN KEPALA Profile of Blood Leucocyte Calculation on Acute Phases of Haemorrhagic and Ischemic Strokes Cennected with Lesion Volume on the examination of Head CT Scan Sri Wahyuni Hatta, Muhammad Ilyas, Bachtiar Murtala, Frans Liyadi ABSTRAK Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah hitung leukosit dan neutrofil, mempunyai nilai diagnostik untuk membedakan jenis strok yang dihubungkan dengan volume lesi berdasarkan gambaran CT Scan kepala sehingga diagnosis strok dapat ditegakkan secara cepat serta dapat direncanakan penatalaksanannya. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan desain cross sectional study. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rerata hitung leukosit pada strok hemoragik lebih tinggi dibanding strok iskemik, rerata hitung neutrofil pada strok hemoragik lebih tinggi dibanding strok iskemik, rerata volume lesi pada strok hemoragik adalah lebih tinggi dibanding strok iskemik, titik potong hitung leukosit dan neutrofil pada strok iskemik dan strok hemoragik adalah 10150,00 mm 3 dan 7780,00 mm. Hitung leukosit tidak bisa digunakan untuk membedakan secara pasti strok iskemik dengan strok hemoragik walaupun ada kecenderungan jumlah leukosit pada penderita strok hemoragik lebih tinggi dibanding strok iskemik serta digabung dengan parameter klinisnya. Semakin tinggi volume lesi maka semakin tinggi pula jumlah leukosit (neutrofil) baik pada strok iskemik maupun strok hemoragik, sehingga jumlah leukosit yang tinggi dapat digunakan untuk memprediksi besarnya volume lesi. Kata kunci : Strok Iskemik, Strok Hemoragik, Leukosit, Neutrofil, Volume Lesi. ABSTRACT The objectives of the research were to inverstigate whetter leucocyte and neutrophyl calculations had diagnostic values, to distinguish stroke types which were connected with lesion volume based on the pictures of the head CT scan so that the stroke diagnosis could be enforced quickly and is management could be design. This was an observational research with a cross-sectional study design. The result of the research reveals that the average leucocyte calculation on haemorrhagic stroke is higher that ischemic stroke, the average neutrofil calculation on haemorrhagic stroke is higher than ischemic stroke. The cutting point of leucocyte and neutrophyl calculation on the ischemic and haemorrhagic strokes are 10150.00 mm 3 and 7780.00 mm 3. Leucocyte calculation cannot be use to distinguish exactly the iscemic stroke and haemorrhagic

stroke altought tendency that the leucocyte amount on the haemorrhagic stroke patients is higher than the ischemic stroke, and they are combined with their clinic parameter. The higher the lesion volume, the higher leucocyte (neutrophyl) amount either on the ischemic stroke or hemorrhagic stroke so that the high luecocyte amount can be used to predicr of the lesion volume. Key Words : Ischemic stroke, haemorrhagic stroke, Leucocyte, Neutrophyl LATAR BELAKANG MASALAH Strok atau gangguan peredaran darah otak adalah sindrom klinis berupa defisit neurologis fokal maupun umum yang terjadi secara mendadak berlangsung selama 24 jam atau lebih, atau berakhir dengan kematian yang diakibatkan oleh gangguan peredaran darah ke otak. (Aliah A, 2003; Grey, 2003). Membedakan strok hemoragik dari strok iskemik secara cepat adalah langkah yang penting karena perbedaan penatalaksanaannya. Cara yang paling akurat adalah dengan pemeriksaan CT Scan kepala. Tetapi karena keterbatasan fasilitas dan biaya, tidak selalu dapat dilaksanakan CT Scan kepala pada semua pasien strok. Pada strok fase akut terjadi inflamasi dan akibatnya terjadi leukositosis yang dapat memperburuk defisit neurologik dan meningkatkan angka mortalitas.(simandjaja P,2007) Penelitian mengenai perbedaan kadar leukosit dan hubungannya dengan volume lesi pada fase akut strok hemoragik dan iskemik, sepanjang penelusuran penulis belum pernah dilakukan di Indonesia.Atas dasar kenyatan dan pemaparan diatas kami tertarik untuk mengetahui apakah hitung leukosit dan neutrofil, mempunyai nilai diagnostik untuk membedakan jenis strok yang dihubungkan dengan volume lesi berdasarkan gambaran CT Scan kepala sehingga diagnosis strok dapat ditegakkan secara cepat serta dapat direncanakan penatalaksanaan yang tepat dan cepat. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sbb : Apakah ada perbedaan jumlah leukosit pada fase akut strok hemoragik dengan fase akut strok iskemik serta adakah hubungannya dengan volume lesi berdasarkan gambaran CT Scan kepala? TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Mengetahui perbedaan jumlah leukosit dan neutrofil pada fase akut strok hemoragik dengan fase akut strok iskemik serta hubungannya dengan volume lesi berdasarkan gambaran CT Scan kepala. 1

2. Tujuan Khusus 1. Menentukan diagnosis strok hemoragik dan strok iskemik berdasarkan hasi CT Scan kepala. 2. Menentukan rerata hitung leukosit dan neurofil pada strok hemoragik dan strok iskemik. 3. Menentukan hubungan serta membandingkan antara hitung leukosit dan neutrofil pada strok hemoragik dan strok iskemik. 4. Menentukan titik potong (cut of point) hitung leukosit dan neutrofil pada strok hemoragik dan strok iskemik. 5. Menentukan besarnya volume lesi pada strok hemoragik dan strok iskemik berdasarkan gambaran CT Scan kepala. 6. Menentukan hubungan jumlah leukosit ( neutrofil ) dengan besarnya volume lesi pada strok hemoragik dan strok iskemik. HIPOTESIS. Hitung leukosit dan neutrofil penderita strok hemoragik lebih tinggi daripada strok iskemik. Semakin besar volume lesi semakin tinggi jumlah leukosit, demikian pula semakin tinggi jumlah leukosit darah semakin besar volume lesi pada fase akut strok hemoragik dan strok iskemik. MANFAAT PENELITIAN 1. Memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat dan tenaga medis tentang pentingnya peranan pemeriksaan CT Scan kepala dalam menentukan diagnosis dan penanganan strok 2. Dapat membantu para klinisi dalam menentukan jenis strok bila fasilitas CT scan yang dimiliki tidak memadai. 3. Dengan diketahuinya secara cepat dan tepat jenis stroknya, maka penanganan yang tepat dapat segera dilakukan demi mengurangi defisit neurologis yang akan terjadi serta sebagai informasi untuk dunia kedokteran khususnya yang berkaitan dengan faktor risiko strok. HASIL PENELITIAN Telah dilakukan penelitian pada 60 penderita strok iskemik dan hemoragik yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan, terdiri dari 30 penderita strok iskemik dan 30 penderita strok hemoragik yang datang ke bagian Radiologi RS.Dr.Wahidin Sudirohusodo pada bulan juni sampai bulan oktober 2010. 2

Tabel 1. Gambaran faktor resiko subyek penelitian menurut jenis strok Faktor Risiko Hipertensi Diabetes Melitus Jantung Riwayat Stroke Keluarga Merokok Stroke Iskemik Stroke Hemoragik Jumlah % Jumlah % 24 80% 28 % 6 20% 2 6,7% 6 20% 3 10% 7 23,3% 5 16,7% 16 53,3% 15 50% Tabel 2. Rerata awitan, tekanan darah, suhu dan GCS menurut jenis strok. Karakteristik Awitan (jam) TD Sistolik (mmhg) TD Diastolik (mmhg) GCS Suhu ( 0 Celcius) Stroke Iskemik Stroke Hemoragik Rerata SD Rerata SD 10,40 7,38 7,35 6,03 172,67 30,95 189,83 32,06 96,00 15,88 113,33 13,73 14,97 0,18 10,70 3,68 36,00 0,36 37,50 0,91 Tabel 3. Nilai Sensitivitas dan Spesifisitas Jumlah Leukosit terhadap Strok Hemoragik. No. Leukosit Sensitivitas Spesifisitas 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8750 8950 9050 9150 9450 9800 10000 100 56.7 66,7 700 73,3 76,7 80,0 83,3 8. 10150 83,3 83,3 9. 10250 83,3 86,7 10. 10350 70,0 86,7 11. 10450 66,7 86,7 12. 10700 66,7 90,0 13. 11000 63,3 90,0 3

14. 15. 16. 17. 18. 11350 11750 12050 12350 12750 63,3 60,0 60,0 56,7 56,7 90,0 96,7 96,7 100 Tabel 4. Hubungan antara Leukosit dan neutrofil terhadap Jenis Stroke Variabel Jenis Stroke Iskemik Hemoragik p Leukosit <= 10150 25 5 >10150 5 25 Neutrofil <= 7780 > 7780 24 6 6 24 95% CI 0,000 6,43 97,20 0,000 4,51 56,69 Tabel 5. Hubungan antara jumlah leukosit, neutrofil dengan volume lesi pada strok iskemik variabel Koefisien korelasi Probabilitas STROK ISKEMIK STROK HEMORAGIK Leukosit dgn vol lesi R = 0,875 P = 0,00 Neutrofil dgn vol lesi R = 0,765 P = 0,00 Leukosit dgn vol lesi R = 0,939 P = 0,00 Neutrofil dgn vol lesi R = 0,926 P = 0,00 4

Grafik 1. Hubungan antara jumlah leukosit dengan volume lesi pada strokiskemik PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian pada 60 penderita strok iskemik dan strok hemoragik. Perbandingan jenis kelamin laki laki dan wanita pada seluruh subyek penelitian adalah 1 : 1,06. Pada strok hemoragik, perbandingan jenis kelamin adalah 1 : 1,14 lebih tinggi dibandingkan strok iskemik yaitu 1 : 1. Pada penelitian ini didapatkan sebaran usia pada strok hemoragik tidak berbeda bermakna dengan strok iskemik (p=0,401). Insiden strok meningkat dengan bertambahnya umur, angka insidensi akan meningkat 10% tiap pertambahan 1 tahun. Sebagian besar strok terjadi pada usia lebih dari 65 tahun.(sacco RL, 2003). Mengingat faktor faktor tersebut, maka tidak dilakukan pembatasan usia pada penelitian ini. Rerata hitung leukosit pada strok hemoragik lebih tinggi dibanding strok iskemik ( strok hemoragik 14536,67 ± 4717,94 ; strok iskemik 8516,67 ± 1726,08).Terdapat beberapa asumsi yang dapat menerangkan mengapa hitung leukosit pada strok hemoragik lebih tinggi daripada strok iskemik. Pada strok iskemik, mediator proinflamatori akan menstimulasi reaksi inflamasi, antaralain dengan peningkatan permeabilitas vaskuler sehingga terjadi migrasi leukosit melalui sawar darah otak yang masih utuh. Sedangkan pada strok hemoragik, mediator proinflamatori yang berasal dari komponen darah seperti thrombin, komplemen dan produk degradasi fibrin secara langsung menginduksi reaksi inflamasi yang lebih besar. (Reichlin S,1993). 5

Pada penelitian ini diperoleh rerata volume lesi pada strok iskemik adalah 10,198 cc ( SD = ± 6,896 ), dan pada strok hemoragik rerata volume lesi adalah 21,204 cc ( SD = ± 16,311 ) dan rerata volume lesi baik pada strok hemoragik maupun iskemik adalah 15,701 cc ( SD = ± 13,599 ). Dari hasil penelitian ini ditemukan hubungan yang bermakna (p<0,05) antara jumlah leukosit (neutrofil ) dan volume lesi. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan penelitian Audebert, et. al., dimana terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah volume lesi dan leukosit selama tiga hari penilaian. Pada penelitian tersebut didapatkan penderita dengan strok iskemik akut peningkatan leukosit tiga hari pertama dan CRP dalam 5 hari pertama, secara bermakna berhubungan dengan beratnya strok pertama dan besarnya volume lesi.( Audebert, et.al.2004). Dengan semakin tinggi jumlah leukosit darah, semakin besar volume lesi.. Hal ini disebabkan pada leukosit teraktivasi menyebabkan kerusakan lebih jauh pada lesi iskemik melalui mekanisme reperfusi atau cedera sekunder ( Wang, Q.,2007 ). Dalam waktu satu jam setelah strok iskemik, leukosit menjadi aktif dan menimbulkan inflamasi ( Djoenaidi,2002). Walaupun pada penelitian ini tidak dilakukan uji diagnostik, leukosit dapat digunakan sebagai salah satu parameter laboratorik untuk membantu menegakkan diagnosis jenis strok khususnya bila digabung dengan parameter klinisnya. Keterbatasan penelitian ini adalah dalam pengambilan sampel ( pasien strok hemoragik atau strok iskemik ), riwayat infeksi tidak betul betul secara optimal dapat disingkirkan karena riwayat infeksi tersebut hanya diketahui melalui anamnesis, gejala klinis, pemeriksaan foto thoraks dan urinalisa. Maka untuk penelitian selanjutnya sebaiknya diperiksa CRP untuk mendeteksi adanya infeksi sebelumnya. KESIMPULAN Dari hasil penelitian profil hitung leukosit darah pada fase akut strok hemoragik dan non hemoragik dihubungkan volume lesi pada pemeriksaan CT Scankepaladapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Rerata hitung leukosit pada strok hemoragik adalah 14536,67 ± 4717,94 dan pada strok iskemik adalah 8516,67 ± 1726,08. 2. Rerata hitung neutrofil pada strok hemoragik adalah 12136,27 ± 4676,19 dan pada strok iskemik adalah 6151,37 ± 1607,39. 3. Rerata volume lesi pada strok hemoragik adalah 21,204 ± 16,31 dan pada strok iskemik adalah 10,19 ± 6,89. 4. Titik potong hitung leukosit dan neutrofil pada strok iskemik dan strok hemoragik adalah 10150,00 mm 3 dan 7780,00 mm 5. Hitung leukosit tidak bisa digunakan untuk membedakan secara pasti strok iskemik dengan strok hemoragik walaupun ada kecenderungan jumlah leukosit pada penderita strok hemoragik lebih tinggi dibanding strok iskemik serta digabung dengan parameter klinisnya. 6. Semakin tinggi volume lesi maka semakin tinggi pula jumlah leukosit (neutrofil) baik pada strok iskemik maupun strok hemoragik, sehingga jumlah leukosit yang tinggi dapat digunakan untuk memprediksi besarnya volume lesi. 6

DAFTAR PUSTAKA Adnan M. Diagnostik CT pada penderita strok di rumah sakit akademis jaury ujung pandang. Majalah kedokteran universitas hasanuddin. 1994. hal. 15:1-6. Afifi AK. Bergman RA. Cerebral vascular syndromes in functional neuroanatomy text and atlas. New York : McGraw Hill Companies Inc; 2005. p. 359-63 Akopov SE, Simonian NA, Grigorian GS, Dynamics of polymorphonuclear leucocyte accumulation in acute cerebral infarction and their correlation brain tissue damage, Stroke 1996; 27 : 1739-43. Aliah A. e.a. Gambaran umum tentang gangguan peredaran darah otak (GDPO). Kapita selekta neurologi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press; 2003. hal. 81-9 Aliah A. Wijaya, D. Oedema cerebri, Pendekatan patogenetik & terapeutik. Surabaya; 1978 Aliah A. Wijaya D. Faktor resiko stroke pada beberapa rumah sakit di makassar. Medika Nusantara; 2000. hal. 25: 1-6 Audebert, H. J. et. al. 2004. Systemic inflammatory response depends on initial stroke severity but is attenuated by successful trombolysis, stroke 35 : 2128-2133. Beauchamp NJ. Acute cerebral ischemic infarction in a pathophysiologic review and radiologic perspective. 1998. http://www.emedicine.com. Retrieved 14 Maret 2007 Castillo. Molecular signatures of brain injury after intracerbral hemorrhage, Neurology 2002; 58: 624-9. Duus P. Diagnosis topik neurologi, anatomi, fisiologi, tanda, gejala. Jakarta: EGC; 1996 Ernst E. et al. Leukocyte and the risk of ischemic diseases. JAMA; 1987 p. 257 : 2318-24 Folsom AR. et al. Circulation in prospective study of marker of hemostatic function with risk of ischemic stroke. 1999. p. 100 : 736 42 Gillum RF. et al. White blood cell count and stroke incidence and death. Am J Epidemiol; 1994. p.139 : 984-902 7