ANALISIS KETANGGUHAN MATERIAL BAJA A36 HASIL PENGELASAN FCAW (FLUX CORED ARC WELDING) BERDASARKAN METODE PENGUJIAN IMPAK ASTM E23

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGARU ARUS PENGELASAN DENGAN METODE SMAW DENGAN ELEKTRODA E7018 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN PADA BAJA KARBON RENDAH ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu material yang sangat penting bagi kebutuhan manusia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA

ANALISIS SIMULASI UJI IMPAK BAJA KARBON SEDANG (AISI 1045) dan BAJA KARBON TINGGI (AISI D2) HASIL PERLAKUAN PANAS. R. Bagus Suryasa Majanasastra 1)

Pengaruh Variasi Temperatur Anneling Terhadap Kekerasan Sambungan Baja ST 37

BAB II KERANGKA TEORI

STUDI PENGARUH BESARNYA ARUS LISTRIK TERHADAP DISTRIBUSI KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN KEKUATAN IMPAK PADA BAJA KARBON RENDAH JENIS SB 46

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Kekuatan Tarik Baja Konstruksi Bj 44 Pada Proses Pengelasan SMAW dengan Variasi Arus Pengelasan

TUGAS AKHIR. PENGARUH JENIS ELEKTRODA PADA HASIL PENGELASAN PELAT BAJA St 32 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA

PENGARUH SUHU NORMALIZING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PENGELASAN BAJA PLAT KAPAL. Sutrisna*)

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS LAS LISTRIK PADA SUDUT KAMPUH V GANDA TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN IMPACT DARI MATERIAL ST 37

PERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen,

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

KATA PENGANTAR. Sidoarjo, Desember Fakultas. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 1

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa. pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi.

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus

PRAKTIKUM UJI KETANGGUHAN BAHAN

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI PENGARUH TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA LAS SMAW (SHIELDED METAL ARC WELDING) DENGAN METODE EKSPERIMEN

UJI KETANGGUHAN MATERIAL BAJA A36 BERDASARKAN METODE PENGUJIAN IMPAK ASTM E23

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PROSES PENGELASAN SMAW

BAB I PENDAHULUAN. Suhu mempengaruhi sifat mekanik material, yaitu ketangguhan material

Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang *

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG

16 Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012 ISSN

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR ANNEALING TERHADAP KEKERASAN SAMBUNGAN BAJA ST 37

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Kondisi Elektroda Terhadap Sifat Mekanik Hasil Pengelasan Baja Karbon Rendah

KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN PIPA DENGAN BEBERAPA VARIASI ARUS LAS BUSUR LISTRIK

PENGARUH FEED RATE TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5052

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

Oleh Wahyu Ade Saputra ( ) Dosen Pembimbing 1. Ir. Achmad Zubaydi, M.Eng., Ph.D 2. Ir. Soeweify, M.Eng

ANALISA PENGARUH BEDA TEMPERATUR POST HEATING PADA PROSES PENGELASAN GMAW TERHADAP KEKUATAN IMPAK

Available online at Website

PENGARUH HASIL PENGELASAN GTAW DAN SMAW PADA PELAT BAJA SA 516 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERAAN DAN STRUKTUR MIKRO

Impact Toughness Test. Sigit Ngalambang

TINGKAT KETELITIAN PADA REDESIGN ALAT UJI IMPAK TERHADAP SKALA LABORATORIUM METALURGI FISIK Agus Suyatno 1), Suriansyah S 2) ABSTRAK

STUDI PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA HASIL PENGELASAN BAJA ST 37 DITINJAU DARI KEKUATAN TARIK BAHAN

Persentasi Tugas Akhir

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH VARIASI MEDIA PENDINGIN HASIL SAMBUNGAN LAS BAJA PADUAN TERHADAP NILAI KETANGGUHAN. Abstract

PENGARUH KELEMBABAN FLUKS ELEKTRODA E 6013 LAS SMAW PADA KEKUATAN SAMBUNGAN TUMPUL BAJA PADUAN BERKEKUATAN TARIK TINGGI AISI 4340

ANALISA PENGARUH TEBAL PELAT PADA PENGELASAN LISTRIK TERHADAP KEKERASAN DAERAH HAZ BAJA KARBON St-37. By Nurfa Anisa Universitas Soerjo

PENGARUH HEAT TREATMENT

I. PENDAHULUAN. keling. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi. transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya.

III. METODOLOGI PENELITIAN. 2. Badan Latihan Kerja (BLK) Bandar Lampung sebagai tempat pengelasan

TUGAS AKHIR PENELITIAN STAINLESS STEEL

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

STUDI KARAKTERISTIK PENGELASAN SMAW PADA BAJA KARBON RENDAH ST 42 DENGAN ELEKTRODA E 7018

PENGARUH ANNEALING TERHADAP LAS MIG DENGAN GAS PELINDUNG CO2 (100%) TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO DAN MAKRO PADA BAJA STAM 390 G

PENGARUH DURASI GESEK, TEKANAN GESEK DAN TEKANAN TEMPA TERHADAP IMPACT STRENGTH SAMBUNGAN LASAN GESEK LANGSUNG PADA BAJA KARBON AISI 1045

ANALISA PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKUATAN SAMBUNGAN LAS BAJA KARBON TINGGI

KEKUATAN IMPAK BAJA ST 60 DI BAWAH TEMPERATUR EKSTRIM

PERANCANGAN ALAT UJI IMPAK METODE CHARPY KAPASITAS 100 JOULE. Yopi Handoyo 1)

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

Simposium Nasional RAPI XII FT UMS ISSN

PENGARUH HASIL PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN, KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA ST 42

JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Bulan September 2012 sampai dengan November

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV DATA DAN ANALISA

PENGARUH VARIASI SUHU POST WELD HEAT TREATMENT ANNEALING

Gambar 4.1. Hasil pengamatan struktur mikro.

Journal of Mechanical Engineering Learning

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi kebutuhan teknologi maupun kebutuhan rumah. berpengaruh pada penurunan kualitas barang produksi seperti

Pengujian Impak (Hentakan) Pengujian Metalografi Pengujian Korosi Parameter pada Lambung Kapal...

BAB I PENDAHULUAN. perlu dapat perhatian khusus baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya karena

ANALISA QUENCHING PADA BAJA KARBON RENDAH DENGAN MEDIA SOLAR

PENGARUH TEBAL PELAT BAJA KARBON RENDAH LAMA PENEKANAN DAN TEGANGAN LISTRIK PADA PENGELASAN TITIK TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

STUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN SAMBUNGAN PADA PROSES PENGELASAN ALUMINIUM DENGAN METODE MIG

INFO TEKNIK Volume 14 No. 2 Desember 2013 ( ) PENGARUH ARUS TERHADAP KEKERASAN HASIL PENGELASAN BAJA ST 60 MENGGUNAKAN PENGELASAN SMAW

PENGARUH VARIASI SUHU PREHEAT TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL SA 516 GRADE 70 YANG DISAMBUNG DENGAN METODE PENGELASAN SMAW

Pengaruh Preheat Terhadap Struktur Mikro dan Sifat Mekanis Sambungan Las GTAW Material Baja Paduan 12Cr1MoV yang Digunakan pada Superheater Boiler

Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyambungan batang-batang terutama pada bahan besi tuang

ANALISA KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 6110

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: G-340

Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon

BAB I PENDAHULUAN. atau non ferrous dengan memanaskan sampai suhu pengalasan, dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi ( filler metal ).

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK-MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan adalah suatu proses penggabungan antara dua. logam atau lebih yang menggunakan energi panas.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seperti diketahui bahwa, di dalam baja karbon terdapat ferrite, pearlite, dan

KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN

Transkripsi:

ANALISIS KETANGGUHAN MATERIAL BAJA A36 HASIL PENGELASAN FCAW (FLUX CORED ARC WELDING) BERDASARKAN METODE PENGUJIAN IMPAK ASTM E23 Mochamad Abdul Muftinur 1), Haryono 2), Johan Wijayanto 3), Aji Putro Prakoso 4) 1,2,3) Jurusan Teknik Mesin Sekolah Tinggi Teknologi Texmaco, Subang 4) Program Magister, Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok E-mail: wijayantojohan68@gmail.com Abstrak Uji ketangguhan material baja ASTM A36 hasil pengelasan FCAW (Flux Cored Arc Welding) dengan menggunakan uji impak. Studi ini menggunakan material baja karbon rendah yang mengandung C=0,15%, Mn=0,94%, P=0,13%, S=0,04%, Si=0,21%. Pengujian dilakukan karena suatu bahan logam yang dalam keadaan biasa bersifat ulet dapat menjadi getas akibat tumbukan tiba-tiba pada suatu kondisi atau temperatur. Studi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan menganalisis hasil dari pengujian impak yaitu harga impak (Joule), dari setiap pengujian uji impak pada suhu yang ditentukan yaitu+5 0 C suhu ruang pada masing-masing spesimen. Pengujian impak dilakukan menggunakan standar ASTM E23 (American Standard Testing & Material Section E No 23) dengan metode charpyimpacttest. Analisa dan pengujian impak yang dilakukan untuk mendapatkan nilai dari hal yang diperoleh dari pengujian impak. Kata kunci: uji impak, ASTM A36, FCAW, ASTM E23 Pendahuluan Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak dapat dipisahkan dari pengelasan karena mempunyai peranan yang penting dalam rekayasa dan reparasi logam. Pembangunan konstruksi dengan logam pada masa sekarang ini banyak melibatkan unsur pengelasan khususnya bidang rancang bangun karena sambungan las merupakan salah satu pembuatan sambungan yang secara teknis memerlukan keterampilan yang tinggi bagi pengelas agar diperoleh sambungan dengan kualitas baik. Seperti yang kita ketahui, ada banyak jenis pengelasan yang digunakan pada saat ini. Salah satunya adalah FluxCoredArcWeding (FCAW). Dalam proses pengelasan, bagian yang dilas menerima panas pengelasan setempat. Hal yang perlu diperhatikan pada hasil pengelasan adalah tegangan sisa. Tegangan sisa pada hasil pengelasan terjadi karena selama siklus termal las berlangsung di sekitar sambungan las dengan logam induk yang suhunya relatif berubah sehingga distribusi suhu tidak merata dengan diikuti oleh siklus pendinginan yang tidak merata pula (Wiryosumarto dan Okumura, 1996). Sehingga daerah tersebut disebut heataffectedzone (HAZ), yang merupakan daerah paling kritis dari sambungan las, karena selain berubah strukturnya, juga terjadi perubahan sifat pada daerah ini. Secara umum struktur dan sifat daerah panas efektif dipengaruhi dari lamanya pendinginan dan komposisi dari logam induk itu sendiri. Mengingat beragamnya kebutuhan sifat mekanik yang dibutuhkan oleh suatu material ialah berbeda-beda, sifat mekanik tersebut meliputi kekerasan, keuletan, kekuatan, ketangguhan, serta sifat mampu mesin yang baik. Dengan sifat pada masingmasing material berbeda, maka banyak metode untuk menguji sifat apa sajakah yang dimiliki oleh suatu material tersebut. Uji impak adalah salah satu metode yang digunakan.uji impak adalah pengujian pada material dimana material dapat menyerap gaya atau beban yang diberikan secara tiba-tiba (rapidloading) untuk mengetahui ketangguhan material tersebut, baik dalam temperatur normal maupun transisi. Suatu logam yang dalam keadaan biasa bersifat ulet dapat menjadi getas akibat tumbukan tiba- 477

tiba pada suatu kondisi/temperatur tertentu. Logam atau baja yang digunakan dalam pengujian menggunakan material baja ASTM A36. Tujuan dari studi ini adalah : untuk mengetahui nilai pukul takik pada daerah pengaruh panas (HAZ) material baja ASTM A36 hasil pengelasan FCAW dengan melakukan uji ketangguhan impak. Studi Pustaka Pengujian Impak Uji impact adalah pengujian dengan menggunakan pembebanan yang cepat (rapidloading). Pengujian impak merupakan suatu pengujian yang mengukur ketahanan bahan terhadap beban kejut (ASTM E23). Pada pengujian impak, subjek uji akan menerima beban dalam jumlah besar dengan waktu yang singkat. Energi yang mampu diserap oleh subjek ialah yang disebut sebagai harga impak. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga impak antara lain a) Jenis material yang dipilih adalah material A36 dengan spesifikasi standar minimum. b) Jenis atau bentuk takikan, hal ini dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1. Skema Takikan V pada Uji Pukul Impak Charpy c) Kecepatan pembebanan, pembebanan yang terlalu cepat menyebabkan spesimen mempunyai lebih sedikit waktu yang diperlukan untuk menyerap energi sehingga hal tersebut mempunyai pengaruh harga impak. d) Tegangan triaxial, tegangan triaxial adalah tegangan tiga arah yang hanya terjadi di takikan (notch). Tegangan pada spesimen akan berpusat pada takikan tersebut sehingga bentuk takikan akan mempengaruhi nilai harga impak yang didapat. Pada pengujian impak ini hal yang pertama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan spesimen. Dimana spesimen yang disiapkan untuk pengujian adalah spesimen berjenis material A36 yang mempunyai luas penampang melintang berupa bujursangkar (10 x 10 mm) dan memiliki notch V-450, dengan jari-jari dasar 0,25 mm dan kedalaman 2 mm. Skema Mesin Penguji Keterangan: Nama Mesin : WOLPERT ID No : B.07.01 No Seri : 50-543 - 9103 Kapasitas : 300 Joule Tipe Uji : Charpy V-Notch Metode Pengujian : ASTM E23-2016 478

A B 2 1 4 Gambar 2. a) Mesin Uji Impak Charpy, b) Alat Perlengkapan Perendaman Spesimen Keterangan gambar : 1 Pengunci Pendulum 4 Pemukul dan Penahan 7 Center Tong Metodologi 3 5 2 Angka Energi 5 Rem 8 Tabung Perendaman 3 Penunjuk Angka 6 Kontrol Digital 9 Stopwatch 9 8 6 7 Gambar 3. Diagram Alir Metodologi Pengujian Impak Studi ini dilakasanakan Di PT BINA ANDALAN KARYA INSPEKSI ( PT Bakri Pipe Industries, Laboratorium (BAKI)). Populasi dalam studi ini adalah semua hasil pengelasan material baja A36 menggunakan las FCAW. Sampel dalam studi ini adalah Daerah pengaruh Panas (HAZ), hasil pengelasan las FCAW. Jumlah sampel dalam studi ini adalah masing-masing kelompok perlakuan adalah 3 buah, jumlah spesimen 9 buah. Prosedur Pengujian Impak Langkah-langkah pengujian impak yang dilakukan adalah sebagai berikut : Menyiapkan spesimen uji sesuai dengan yang disyaratkan ASTM E23(Charpy V Notch). Spesimen diberi takikan kemudian diukur dengan menggunakan ProfileProjector. 479

ProfileProjectore adalah alat pengecekan pada dimensi notch dengan cara mengukur takikan sesuai dengan standar yang ada. Cara pakai alat sangat sederhana, dimana notch pada sampel uji diperbesar 50 X pembesaran. Gambar 4. Alat cek Takikan ProfileProjector Menyiapkan sampel uji impak dan memeriksa semua dimensi sampel uji untuk tinggi di bawah takikan (mm), lebar spesimen (mm), dan luas penampang spesimen dibawah takikan (mm2). Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pengujian (mesin uji impak, perlengkapan perendaman spesimen berupa cairan methanol). Mengatur temperatur perendaman mekanis menggunakan skala digital yang terdapat pada alat perendaman sampel tersebut. Merendammasing-masing spesimen untuk temperatur (+50 C) dengan penahan waktu selama ± 5 menit. Meletakkan penunjuk angka dalam kondisi maksimum sebelum memulai pengujian, kemudian mengayunkan pendulum sekali untuk melihat penunjuk angka pembacaan kembali ke Nol, kemudian diayunkan kembai dan kunci pada posisi tergantung Meletakkan penunjuk angka pada pembacaan maksimum skala ( 300 Joule) setiap akan memukul sampel uji. Meletakkan spesimen dengan menggunakan Center tong pada penghalang yang ada di mesin impak. Melepaskan pendulum secepatnya (kurang dari 5 detik dimulai dari pengangkatan sampel uji dari tempat perendaman hingga sampel uji tersebut patah) dengan melepas kunci pengaman bersamaan secara berurutan. Mencatat pembacaan hasil energi uji impak dalam satuan joule ke format laporan yang sudah ada Menganalisis data yang didapat dari pengujian tersebut. Hasil dan Pembahasan Tabel 1. Perbandingan Komposisi Kimia Karbon( C ) Mangan (Mn) Phospor( P ) Sulfur(S) Silikon (Si) Referensi (% Maks) (%) (% Maks) (%Maks) (% Maks) Stadar ASTM A36 0,27 0,60-0,90 0,04 0,05 0,40 Mill Certificate 0,15 0,94 0,13 0,04 0,21 Data perbandingan komposisi kimia antara material baja ASTM A36 dengan millcertificate dapat dilihat pada tabel 1.Komposisi kimia MillCertificate menunjukkan bahwa material uji adalah baja karbon rendah dengan C = 0,15 %. Kadar unsur- unsur 480

paduan lainnya sesuai dengan standar ASTM A36, kecuali (P) phosphor = 0,13 % lebih tinggi dari standar ASTM A36 dimana P = 0,04 %. Data setelah dilakukan pengujan dan analisa, maka berikut adalah nilai atau harga impak dan gambar bentuk spesimen yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 2. Parameter Tenaga Patah (J) Ketangguhan (J/mm 2 ) Tabel 2. Data Hasil Pengujian Base Metal HAZ A HAZ B (1) (2) (3) (1) (2) (3) (1) (2) (3) 202 186 207 96 87 96 100 152 169 2,53 2,24 2,60 1,19 1,11 1,21 1,25 1,90 2,12 Gambar 5 menunjukkan bentuk hasil patahan pada masing-masing subjek uji. Par. Base Metal HAZ A HAZ B (1) (2) (3) Gambar 5. Bentuk Patahan Hasil Uji Gambar 6. Rata-rata ketangguhan spesimen Berdasarkan data yang diperoleh dari pengujian impak bahawa nilai tenaga patah tertinggi terdapat pada kelompok spesimen base metal atau logam induk (material yang tidak terpengaruh panas), sebesar ( 198,33 Joule ) dan ketangguhan sebesar ( 2,483 Joule/mm2 ), dan nilai terendah terdapat pada kelompok spesimen HAZ A (daerah yang terpengaruh panas las) sebesar ( 93 Joule ) untuk tenaga patah dan ( 1,167 Joule/mm2 ) untuk nilai ketangguhan, karena daerah ini merupakan daerah butiran halus dengan rentang temperatur pemanas antara 11000C - 9000C, daerah yang dipanasi diatas titik transformasi AC3 dan Daerah ini dapat membentuk martensit karena pendinginan menghasilkan ketangguhan yang rendah, serta akibat dari adanya tegangan sisa dari pengelasan FCAW ( FluxCoredArcWelding ) yang suhunya relatif berubah selama proses pengelasan berlangsung menimbulkan panas karena pengelasan yang berulang-ulang 481

sehingga distribusi suhu tidak merata dengan diikuti oleh siklus pendinginan yang tidak merata pula (Wiryosumarto dan Okumura, 1996). Kecepatan pembebanan dan Tegangan triaxial Pembebanan yang terlalu cepat menyebabkan spesimen mempunyai lebih sedikit waktu yang diperlukan untuk menyerap energi sehingga hal tersebut mempunyai pengaruh harga impak yang berbeda pada kecepatan yang berbeda.tegangan triaxial adalah tegangan tiga arah yang hanya terjadi di takikan (notch). Tegangan pada spesimen akan berpusat pada takikan tersebut sehingga bentuk takikan akan mempengaruhi nilai harga impak yang didapat. Kesimpulan dan Saran Nilai ketangguhan impak untuk spesimen kelompok daerah yang tidak terpengaruh panas/logam induk (base metal) mempunyai nilai paling tinggi dibandingkan dengan spesimen kelmpok daerah terkena pengaruh panas (HAZ A dan HAZ B), karena pada daerah tersebut selain berubah strukturnya, juga terjadi perubahan sifat pada daerah ini. Secara umum struktur dan sifat daerah panas efektif dipengaruhi dari lamanya pendinginan dan komposisi dari logam induk itu sendiri. Hal-hal yang dapat dilakukan pada studi-studi selanjutnya terkait pengujian bahan hasil pengelasan antara lain: 1. Untuk pengujian selanjutnya perlu dilakukan mengguanakan material lain sebagai pembanding. 2. Untuk meningkatkan nilai ketangguhan pada daerah yang terkena terpengaruh panas HAZ (heataffectedzone) dari perlakuan proses pengelasan, maka perlu dilakukan proses Annealing dengan tujuan untuk menurunkan tegangan sisa serta memperbaiki sifat mekanis pada logam. Daftar Pustaka Charles G. Salmon, Jhon E. Johnson, STRUKTUR BAJA, Design dan Perilaku, Jilid 1, PenerbitAIRLANGGA, Jakarta, 1990 Gere, James M., Stephen P. Timoshenko. (1997) Mekanika Bahan. Edisi ke-4. Jakarta: Erlangga. Hal 13 Herry Oktadinata, Jurnal Imiah Teknik Mesin, Vol. 4, No.2 Agustus 2016 Universitas Islam 45 Bekasi, Jones D. (n.d). 2015 Pengertian Pengelasan.Retrievedfrom:http://www.pengelasan.com/2014/06/pengertianpengel asanadalah.html(diakses :01 September 2015) MSNursyahid (n.d).2013-2018.http://www.cnzahid.com/2015/10/proses-pengelasan-fcawsecara- detail.html Malau, V., 2003, Diktat Kuliah Teknologi Pengelasan Logam, Yogyakarta. Ridwan M, https://www.scribd.com/doc/311971170/pengelasan-fcaw-sementara- Unsada-By-Ridwan akses 09 Mei 2016 Supardi, E., 1996, Pengujian Logam, Angkasa, Bandung. Sunaryo, Hery. 2008. Teknik Pengelasan Kapal Jilid 1 untuk Sekolah Menegah Kejuruan. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Wiryosumarto, H. 2000. Teknologi pengelasan Logam. Erlangga. Jakarta. Widharto, S., 2001, Petunjuk Kerja Las, Pradnya Paramita, Jakarta. 482