KOMUNIKE. Konferensi Tingkat Tinggi G(irls) 20 Toronto, Kanada 15-18 Juni 2010



dokumen-dokumen yang mirip
Pendidikan seksualitas remaja. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. 1 Universitas Indonesia. Analisis pelaksanaan..., Rama Chandra, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seksual yang memuaskan dan aman bagi dirinya, juga mampu. berapa sering untuk memiliki keturunan (Kusmiran, 2012 : 94).

Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial

Diskusi dan Konsultasi Nasional Masyarakat Sipil Untuk Pengembangan Strategi Global Kesehatan Ibu, Anak dan Remaja Wisma PKBI, 13 Maret 2015

R-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FEBRUARI Berdoa untuk Mengakhiri Pernikahan Anak-anak

mengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman atau

Pengalaman MDGS: PROSES INTEGRASI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( ) KAJIAN PERSEPSTIF GENDER PERAN PRIA DALAM PENGGUNAAN KONTRASEPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. alat kelamin atau hal-hal yang berhubungan dengan perkara-perkara. dua orang yang berlainan jenis kelamin (Dariyo, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diterjemahkan sebagai Tujuan Pembangunan Milenium yang

I. PENDAHULUAN. penduduk Indonesia sebanyak jiwa dan diproyeksikan bahwa jumlah ini

9 Kebutuhan dan Rekomendasi Utama Orang Muda (Young People) Indonesia terkait ICPD PoA

60 menit tahun. Misi: Kesetaraan Gender. Subjek. Hasil Belajar. Persiapan. Total waktu:

JENDER DAN KESEHATAN REPRODUKSI. Pile Patiung, SE

Mengatasi diskriminasi etnis, agama dan asal muasal: Persoalan dan strategi penting

BAB 1 PENDAHULUAN. telah disepakati dalam Dokument Millennium Declaration yang dituangkan sebagai

Kami telah menyiapkan beberapa sumber daya untuk membantu anda berpatisipasi dalam Pelajaran Cerita Besar ini.

R-166 REKOMENDASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982

K122 Konvensi mengenai Kebijakan di Bidang Penyediaan Lapangan Kerja

BAB VI PENUTUP. Kebutuhan KB yang tidak terpenuhi atau bisa disebut dengan unmet need KB di salah

K100 UPAH YANG SETARA BAGI PEKERJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK PEKERJAAN YANG SAMA NILAINYA

BAB 23 PERBAIKAN IKLIM KETENAGAKERJAAN

POINTERS KEYNOTE SPEAKER PADA FESTIVAL KARTINI KE-IV TAHUN 2016 Jepara, 16 April 2016

Pemberdayaan Peran Perempuan dalam Kegiatan Perdamaian

K144 KONSULTASI TRIPARTIT UNTUK MENINGKATKAN PELAKSANAAN STANDAR-STANDAR KETENAGAKERJAAN INTERNASIONAL

Latar Belakang Semua Keluarga Ikut KB

Waaaah Negara-Negara Maju Ini Memiliki Sistem Pendidikan Terbaik Dunia

Asesmen Gender Indonesia

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab ini penulis akan membuat kesimpulan berdasarkan hasil data dan kajian

UNDANGAN PENGAJUAN MAKALAH

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Perempuan dan Sustainable Development Goals (SDGs) Ita Fatia Nadia UN Women

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengertian Anak dan Pentingnya Mendefinisikan Anak Secara Konsisten dalam Sistem Hukum 1 Oleh: Adzkar Ahsinin

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa anak-anak berakhir,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan perempuan terjadi melalui proses yang sangat panjang. Oleh karena itu

I. PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan masyarakat secara rata-rata di suatu daerah

Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan di Kairo Mesir tahun 1994 menekankan bahwa kondisi kesehatan tidak sekedar terbebas dari

R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011

BAB I PENDAHULUAN. Remaja sebagai generasi penerus, calon orang tua dan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman kebutuhan kelompok dan individu masyarakat, tak terkecuali

DIEMBARGO SAMPAI 9 APRIL (07:00 WIB) Pendidikan untuk Semua : Tujuan pendidikan global hanya dicapai oleh sepertiga negara peserta

HASIL LOKAKARYA REVIEW PENANGGULANGAN HIV & AIDS PROVINSI JAWA TENGAH

Dunia Terbelah: Kesehatan dan Hak Reproduksi di Era Ketidaksetaraan. Sambutan Kepala Perwakilan UNFPA Indonesia Dr. Annette Sachs Robertson

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan. Seiring dengan

Pentingnya Sex Education Bagi Remaja

R-180 REKOMENDASI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992

BAB 30 PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi mempengaruhi kualitas sumber daya manusia,

K187. Tahun 2006 tentang Landasan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN DAERAH 1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi

BAB III PERNIKAHAN ANAK DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Lampiran 1: PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA

RENCANA AKSI GLOBAL MENANG DENGAN PEREMPUAN: MEMPERKUAT PARTAI PARTAI POLITIK

BAB 1 PENDAHULUAN. harus menghadapi tekanan-tekanan emosi dan sosial yang saling bertentangan.

BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

K150 Konvensi mengenai Administrasi Ketenagakerjaan: Peranan, Fungsi dan Organisasi

Situasi Global dan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. commit to user. A. Latar Belakang

DAFTAR TABEL. Tabel IV.1 Data Jumlah Penduduk Kota Medan berdasarkan Kecamatan Tabel IV.2 Komposisi pegawai berdasarkan jabatan/eselon...

BAB 1 PENDAHULUAN. Upaya menurunkan hak-hak dasar kebutuhan manusia melalui Millenium

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

BAB I PENDAHULUAN. bonus demografi, dimana penduduk usia produktif yaitu penduduk dengan usia 15

BAB I PENDAHULUAN. and Development (ICPD) di Kairo (1994), adalah tentang seksual dan

1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi

LANGKAH-LANGKAH PROGRAM POSY ANDU MANDIRI

I. PENDAHULUAN. Penduduk adalah salah satu aspek terpenting dalam suatu Negara. Penduduk

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan. Bahkan hubungan seksual yang sewajarnya dilakukan oleh

Perempuan Diberdayakan Perempuan dalam Parlemen di Afrika Selatan 1

BAB I PENDAHULUAN. yang mengakomodasi kesehatan seksual, setiap negara diharuskan untuk

Pemberdayaan KEKUASAAN (POWER)

Bismillahirrohmannirrohiim Assalamu alaikum Wr.Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

MENYUSUN INDIKATOR YANG BERPERSPEKTIF GENDER

BAB I PENDAHULUAN. yaitu human immuno deficiency virus (HIV), yang telah di. identifikasi pada tahun 1983 (Depkes RI ).

K182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

R-90 REKOMENDASI PENGUPAHAN SETARA, 1951

Hak Atas Standar Penghidupan Layak dalam Perspektif HAM. Sri Palupi Peneliti Institute for Ecosoc Rights

Di akhir sesi paket ini peserta dh diharapkan mampu: memahami konsep GSI memahami relevansi GSI dalam Pendidikan memahami kebijakan nasional dan

K27 PEMBERIAN TANDA BERAT PADA BARANG-BARANG BESAR YANG DIANGKUT DENGAN KAPAL

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA ELATAN NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN REPRODUKSI

INDONESIA. UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia lahir ke dunia akan mengalami pertumbuhan dan. perkembangan. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan akan terjadi

Keperawatan Maternitas Abad ke-21

Oleh : Arief Setyadi. Persyaratan Gender dalam Program Compact

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. oleh masalah kependudukan dengan segala tata kaitan persoalan, karena

Perdagangan anak yang dipahami disini adalah perdagangan orang. Undang-undang Republik Indonesia No.21 tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Berbagai upaya telah dilakukan untuk

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan perempuan sampai saat ini masih menjadi wacana serius untuk

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)

K69 SERTIFIKASI BAGI JURU MASAK DI KAPAL

Transkripsi:

KOMUNIKE Konferensi Tingkat Tinggi G(irls) 20 Toronto, Kanada 15-18 Juni 2010 Pembukaan Kami, 21 orang Delegasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G(girls) 20, menyadari bahwa anak perempuan dan perempuan dewasa memiliki potensi dan peran yang penting dalam membangun masyarakat dan negara, serta menjadi faktor penting bagi kemajuan ekonomi di seluruh dunia. Kami berkumpul bersama, sebelum Kepala Negara/Pemeritahan yang tergabung dalam kelompok G8 dan G20 melakukan pertemuan, untuk menyuarakan mengenai pentingnya menghapuskan berbagai hambatan yang dialami oleh anak perempuan dan perempuan dewasa di mana saja, dan kami ingin menyuarakan aspirasi segenap masyarakat yang menginginkan perubahan di dunia. Keberadaan kami di sini disebabkan : Adanya lebih dari 40 juta perempuan yang belum mendapatkan tempat pendidikan yang layak, padahal kami menyadari bahwa pendidikan merupakan jalan agar anak perempuan dan perempuan dewasa diakui keberadaannya. Ada 14 juta anak perempuan berusia 15-19 tahun yang melahirkan setiap tahunnya, dan kehamilan adalah penyebab utama kematian dalam kelompok tersebut. Angka kematian anak-anak yang baru lahir 14 kali lipat lebih banyak terjadi di negara-negara terbelakang, sementara anak-anak perempuan dan perempuan dewasa bekerja mencari uang dan selalu berusaha mencari jalan untuk mendapatkan kesejahteraan bagi diri mereka dan keluarga. Banyak yang hadir di sini telah berhasil mengidentifikasi hambatan yang dialami oleh anak perempuan dan perempuan dewasa dalam memberikan konstribusi untuk kemajuan dunia. PBB telah merancang The Millenium Development

Goals,yang perlu kita wujudkan dan tujuan kami datang ke Toronto adalah untuk menjalankan program tersebut. Dalam pertemuan ini, Kami membahas isu-isu pendidikan, kesehatan ibu dan anak, peluang ekonomi, dan juga mendiskusikan ide pemikiran yang disampaikan oleh anak perempuan dari 190 negara yang telah berpartisipasi dalam diskusi online sebelum diadakannya pertemuan ini. Dalam pertemuan 3 (tiga) hari ini, Kami fokus pada upaya-upaya memecahkan masalah dan telah sepakat atas beberapa rekomendasi. Kami menghimbau para Kepala Negara/Pemerintahan dan para pengambil keputusan di negara-negara kami, dan negara lainnya, untuk mengakui bahwa anak perempuan dan perempuan dewasa merupakan bagian penting untuk memberi pemecahan terhadap tantangan global dengan mempertimbangkan dan mengadopsi rekomendasi-rekomendasi tersebut. Bidang Pendidikan Akses 1. Kami menegaskan bahwa ada kesempatan untuk mendukung akses luas terhadap Primary and Secondary education (SD,SMP) dan pendidikan informal. Kami menghimbau para Pemimpin Negara dan Pengambil Keputusan untuk : 2. Mendukung kebijakan dan merubah Undang Undang agar membuat pendidikan gratis dan bersifat wajib. 3. Membuat sebuah bentuk standar untuk pendidikan bersifat wajib. 4. Mendanai fasilitas pendidikan yang dibutuhkan sebagai prioritas nasional. 5. Memanfaatkan semua sumber daya umum dan media yang ada untuk memberikan penyuluhan dan mempromosikan pendidikan sebagai investasi jangka penjang yang penting bagi anak perempuan dalam masyarakat. Pendidik 6. Kami menegaskan bahwa tingkat profesionalisme dan gaji tenaga pengajar sebanding dengan kualitas dari pengajaran. Kami menghimbau para Pemimpin Negara dan Pengambil Keputusan untuk : 7. Menerapkan kewajiban pelatihan dan menaikkan standar kelulusan yang dibutuhkan untuk tenaga guru dan tenaga pengajar. 8. Meningkatkan standar santunan untuk tenaga pengajar sesuai dengan kualifikasi dan hasil. 9. Menjalankan inspeksi di sekolah secara teratur dan melakukan pengawasan terhadap tenaga pengajar. Kurikulum dan Alat Pengajaran

10. Kami menegaskan bahwa kurikulum yang berbobot dan memiliki sensitifitas gender akan membantu anak perempuan dan perempuan dewasa mendapatkan segala potensi dalam dirinya. Kami menghimbau para Pemimpin Negara dan Pengambil Keputusan untuk : 11. Menelisik kembali gambaran anak perempuan dan perempuan dewasa yang terdapat di buku-buku pelajaran, seperti dalam buku sejarah 12. Memberi bekal kepada pelajar, termasuk anak perempuan, dengan keahlian yang diperlukan untuk mendapatkan pekerjaan, dengan memberikan kesempatan melakukan Praktik Kerja Lapangan, magang di sekolah-sekolah. 13. Mengadakan kurikulum terkait dengan isu gender dan keberagaman. 14. Memperkenalkan pelatihan untuk pertahanan diri dan menghormati diri sendiri. 15. Mengadakan pendidikan seks dan kesehatan di dalam kurikulum untuk membantu anak perempuan mengontrol diri mereka dan mengatasi kelemahan mereka. Keuntungan Bagi Komunitas 16. Kami menegaskan bahwa masyarakat kurang mampu di negara berkembang akan mengirim anak mereka ke sekolah jika mereka mendapat insentif, kami menghimbau kepada para Pemimpin Negara dan Pengambil Keputusan untuk : 17. Memperkenalkan keuntungan yang didapatkan oleh anak di sekolah yang terdiri dari: makanan, taman, badan pelatihan, asrama pelajar, sepeda, daging bersubsidi, dan (Play Pumps) arena bermain dilengkapi dengan air bersih. 18. Menyediakan subsidi yang diadakan oleh Pemerintah bagi keluarga yang mengirim anak-anak mereka (termasuk anak perempuan) ke sekolah. 19. Mengerahkan pimpinan masyarakt dan guru-guru untuk mengkampanyekan pentingnya dan keuntungan mengirim anak anak terutama anak perempuan ke sekolah. Keamanan 20. Kami Menegaskan bahwa lingkungan sekolah yang aman, terbebas dari adanya tindak kekerasan, pelecehan seksual dan sistem sanitasi yang kondusif bagi anak perempuan. Kami menghimbau para Pemimpin Negara dan Pengambil Keputusan untuk : 21. Menyediakan Petugas Keamanan di sekolah-sekolah 22. Menyediakan sistem sanitasi yang baik di sekolah dengan jalan menyediakan toilet yang terpisah untuk perempuan dan laki-laki, menyediakan pembalut dan obat penahan rasa sakit.

Isu Terkait Kesehatan Bagi Anak dan Ibu Melahirkan Pendidikan Kesehatan dan Seks Yang Sehat 1. Kami menegaskan bahwa kurangnya pengetahuan mengenai kesehatan dan seks yang sehat baik untuk laki-laki dan perempuan semenjak usia dini di Sekolah, akan menjadi penyebab tingginya tingkat kehamilan dan angka kematian ibu remaja. Kami menghimbau kepada para Pemimpin Negara dan Pengambil Keputusan untuk : 2. Mengadakan pendidikan seks dan kesahatan yang komprehensif di sekolah-sekolah. 3. Mengajarkan anak perempuan untuk lebih percaya diri, memberikan pengetahuan berkenaan dengan hak-hak mereka, dan mendorong mereka menolak tindakan pelecehan seksual. 4. Merubah sistem pendidikan seks dan kesehatan yang abstrak menjadi sistem yang terarah, efisien, dan kena sasaran. 5. Meningkatkan kesadaran adanya kemungkinan akibat-akibat buruk dari menjalankan hubungan seksual termasuk informasi tentang kehamilan. 6. Memberikan pendidikan yang dibutuhkan selama masa kehamilan, kelahiran dan perawatan anak. Kehamilan Yang Tidak Disengaja 7. Kami menegaskan bahwa anak perempuan dan perempuan dewasa perlu diberikan kemudahan akses untuk mendapat metode kontrasepsi dan juga mengontrol reproduksi dan kesehatan seksual mereka, menjadi ibu merupakan sebuah pilihan. Kami menghimbau para Pemimpin Negara dan Pengambil Keputusan untuk : 8. Menjamin bahwa kepercayaan terhadap agama tidak membuat anak perempuan dan perempuan dewasa menjadi lemah. 9. Melawan kebiasaan-kebiasaan yang tidak menguntungkan seperti menikah di usia belia, yang membuat anak-anak mengalami kehidupan seksual lebih dini padahal secara fisik belum siap untuk melahirkan. 10. Menjamin adanya pendidikan dan akses informasi mengenai alat kontrasepsi dan aborsi yang aman bagi kesehatan. Sistem Kesehatan 11. Kami menegaskan bahwa adanya tenaga medis yang handal dan dilengkapi alat medis yang mutakhir dapat mencegah angka kematian anak dan ibu melahirkan. Kami menghimbau para Pemimpin Negara dan Pengambil Keputusan untuk : 12. Menyediakan gaji yang pantas dan pendidikan bagi tenaga-tenaga medis. 13. Memberikan pengetahuan bagi tenaga medis untuk memberikan pendidikan dan pengetahuan untuk pasien mereka.

14. Menyediakan tunjungan bagi para tenaga medis di daerah yang banyak dibutuhkan masyarakat. 15. Mendorong masyarakat dan pasangan untuk bersama-sama berpatisipasi dalam melakukan perawatan di masa-masa kehamilan. 16. Memberikan dasar pengetahuan medis dan tindakan medis yang aman kepada pimpinan masyarakat. 17. Mengadakan pusat perawatan keliling (tenda,mobil) Isu-isu mengenai Peluang Ekonomi Nilai-nilai Kemasyarakatan dan Diri Pribadi 1. Kami menegaskan bahwa merubah persepsi masyarakat yang beranggapan bahwa anak perempuan dan perempuan dewasa lebih lemah dibandingkan anak laki-laki dan pria dewasa dilihat dari fisik mereka dan sifat keibuan, serta dan mendorong anak-anak perempuan dan perempuan dewasa untuk menjawab tantangan persepi tersebut, akan mengurangi beban tersebut serta membuka kesempatan yang lebih luas. Kami menghimbau para Pemimpin Negara dan Pengambil Keputusan untuk : 2. Menggunakan perangkat pendidikan seperti kursus-kursus yang berorientasi kehidupan di sekolah-sekolah untuk memberikan mereka pelajaran kepada anak laki-laki bagaimana menghormati anak perempuan serta bagaimana agar naak perempuan dapat menghargai dirinya sendiri. 3. Mengadakan program mentor yang dapat dijadikan panutan dengan memberikan dorongan dan insentif kepada mereka yang telah berhasil mencapai pendidikan lanjutan untuk kembali ke masyarakat mereka dan menjadi mentor. 4. Membuat kebijakan-kebijakan umum terkait pengurusan anak sehingga perempuan tidak terikat harus menjadi seorang ibu. 5. Mendorong media untuk memberikan gambaran lain mengenai anak perempuan dan perempuan dewasa. Pengembangan Bisnis 6. Kami menegaskan bahwa perempuan di banyak negara, khususnya negaranegara berkembang, tidak produktif dari segi ekonomi disebabkan kebiasankebiasaan dan tradisi yang telah usang dan salah diterapkan, dan bahwa mengurangi hambatan baik secara ekonomi maupun budaya bagi kaum perempuan dalam membangun usaha kecil, akan memberikan manfaat bagi perekonomian. Kami menghimbau Pemimpin Negara dan Pengambil Keputusan untuk : 7. Mengembangkan pasar di desa-desa dan di pinggir kota, termasuk pasar cendera mata, rempah-rempah, menjahit, dll. 8. Mengadakan pelatihan dan juga lembaga pengembangan keahlian untuk anak perempuan dan perempuan dewasa kaum wanita

9. Mengurangi biaya registrasi dan mempermudah proses registrasi untuk usaha kecil. 10. Memberikan kemudahan akses modal bagi perempuan, baik melalui kredit usaha kecil ataupun cara-cara lainnya dari Pemerintah. 11. Menyediakan konsultan pengembangan usaha kecil untuk anak perempuan dan perempuan dewasa. 12. Menyediakan pelatihan finansial di tingkat masyarakat. 13. Mengidentifikasi dan mendorong kesempatan kerja alternatif untuk perempuan yang bekerja sebagai pramuria. Kelayakan Kerja 14. Kami menegaskan bahwa memulai upaya sedini mungkin untuk mengajarkan keahlian yang bermanfaat di dunia kerja dan mempunyai bekal diri yang kuat, serta membuka kesempatan di pasar kerja, akan mengurangi batasan yang muncul akibat adanya tanggung jawab sebagai seorang ibu. Kami menghimbau Pemimpin Negara dan Pegambil Keputusan untuk: 15. Menyadari adanya tanggung jawab lebih yang ditanggung oleh perempuan, yaitu tanggung jawab menafkahi keluarga dan merawat anak. 16. Menyiapkan kurikulum yang dipersiapkan secara matang untuk pelatihan yang akan diperkenalkan ke seluruh dunia melalui berbagai macam bentuk. ---0000----