BAB I PENDAHULUAN. problematika tersendiri yang akan dihadapi setiap manusia. Setiap orang. itu sendiri dan juga lingkungan dia hidup.



dokumen-dokumen yang mirip
MOTIVASI LANSIA MELAKUKAN AKTIVITAS KEAGAMAAN DALAM MENGISI HARI TUA DI DUSUN DUKUH DESA MANDISARI KEC. PARAKAN KAB. TEMANGGUNG TAHUN 2012 SKRIPSI

Berapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak didapatkan dari Puasanya itu kecuali lapar dan dahaga.

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB III METODE PENELITIAN. data yang ada dalam ini adalah upaya guru PAI dalam pengembangan. data untuk memberi gambaran penyajian laporan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Dengan melaksanakan shalat,

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Bagaimana Kita Merespon Perintah Puasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB V PEMBAHASAN. A. Analisis Data. Setelah data hasil penelitian disajikan, dapat diuraikan sebagai sebagai. berikut:

Allah berfirman. Dan rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang bergejolak di dalam dada.

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi

BAB I PENDAHULUAN. diramalkan. Setiap masa yang dilalui merupakan tahap-tahap yang saling

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

BAB I PENDAHULUAN. dengan melalui wahyu Allah yang disampaikan oleh Malaikat jibril. Islam itu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam merupakan agama yang membawa kesejahteraan, kedamaian,

Assalamu alaikum wr. wb.

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA)

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN SEKSUAL SUAMI-ISTRI Dr. Yusuf Al-Qardhawi. Pertanyaan:

Doa Hari ke 1. Doa Hari ke 2

Bulan Penuh Rahmat itu Telah Meninggalkan Kita. Written by Mudjia Rahardjo Friday, 15 November :41 -

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENYAMAKAN PERSEPSI TENTANG ISLAM. Munawar Rahmat. Dosen Pendidikan Agama Islam MKDU UPI

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

REVIEW. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK. Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

BAB IV PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM DAN FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT BIMBINGAN AGAMA ISLAM BAGI PARA LANJUT USIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ayat di atas bermakna bahwa setiap manusia yang tunduk kepada Allah

Pendidikan Agama Islam

BAB IV PENGARUH AKTIFITAS SHALAT TAHAJJUD TERHADAP KESEHATAN MENTAL LANSIA DI PANTI WREDHA PUCANG GADING SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Menurut Moleong (2007: 27) berpendapat bahwa:

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116]

TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd. Disusun Oleh : Sahri Ramadani

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong: 2009) mendefinisikan metode

Renungan Pergantian Tahun

BAB I PENDAHULUAN. kebaikan. Salah satunya nilai-nilai normatif yang berisi tentang petunjukpetunjuk. dalam menghadapi perkembangan zaman.

Khutbah Pertama Maasyirol Muslimin yang dirahmati Allah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.

BAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan

III. METODE PENELITIAN. sekolah tersebut karena merupakan sekolah yang menerapkan kurikulum

BAB III METODE PENELITIAN

Mempersembahkan... SEQ. Training Kewirausahaan. Menjadi Pebisnis Amanah & Tawadhu

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku manusia dalam perspektif Al-Qur an merupakan wujud dari. penyesuaian diri dengan pengalaman hidupnya.

BAB IV ANALISIS MASALAH. 4.1 Analisis Tentang Kepercayaan Diri Anak Tuna Netra di Balai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB III METODE PENELITIAN

Sucikan Diri Benahi Hati

BAB I PENDAHULUAN. Secara filosofis, ibadah dalam Islam tidak semata-mata bertujuan

Hakikat Manusia Menurut Islam

MAKNA ISRO MI ROJ DAN HIKMAH SHOLAT


Macam-Macam Dosa dan Maksiat

??????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebahagiaan. Kebahagian di dalam hidup seseorang akan berpengaruh pada

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

A. Latar Belakang Penelitian

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

Tasyakuran 4 Bulan Kehamilan

Oleh: Drs. Abas Asyafah, M.Pd.

BAB III METODE PENELITIAN. cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Menurut Darmadi (2013:153), Metode

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

I TIKAF. Pengertian I'tikaf. Hukum I tikaf. Keutamaan Dan Tujuan I tikaf. Macam macam I tikaf

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan taylor (dalam Moleong, 2009) mendefinisikan metode

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pada dasarnya dilahirkan kedunia membawa berbagai

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. kegunaan dari peneliti itu sendiri. Sehingga penelitian itu bisa

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai

BAB 2 ISLAM DAN SYARIAH ISLAM OLEH : SUNARYO,SE, C.MM. Islam dan Syariah Islam - Sunaryo, SE, C.MM

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Perasaan tenang dan tentram merupakan keinginan yang ada dalam diri setiap

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB V PEMBAHASAN. A. Efektifitas Remaja Masjid Al-Istiqomah Dalam Pembinaan Kehidupan. 1. Kegiatan Remaja Masjid Yang Mengarah Pada Kehidupan Beragama

ADAB DAN MANFAAT MENUNTUT ILMU

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH

Pendidikan Agama Islam

BAB III METODE PENELITIAN. data-data berupa kata-kata dan gambar di lapangan dengan cara pengamatan,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia lanjut adalah usia yang tidak dewasa lagi, justru bisa dikatakan temuo karena sudah melewati masa-masa yang belum terlewati oleh para remaja. Pada dasarnya umur atau usia itu menjadi suatu problematika tersendiri yang akan dihadapi setiap manusia. Setiap orang mempunyai pandangan tersendiri tetang meningkatnya usia, ada yang menjadi orang yang lebih taat dari sebelumnya, ada pula yang justru melakukan sesuatu yang mengecewakan semuanya tergantung pada orang itu sendiri dan juga lingkungan dia hidup. Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun, namun manusia dapat berupaya untuk menghambat kejadiannya. Ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan dalam mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia, yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial (Al-Isawi, 2002). Menurut Hardywinoto dan Setiabudhi (2005), fisik lansia akan mengalami perubahan alami yang tidak dapat dihindari. Cepat atau lambatnya perubahan dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, sosial, ekonomis dan medis. Perubahan akan terlihat pada jaringan dan organ tubuh antara lain, kulit menjadi kering dan berkeriput, penglihatan menurun sebagian atau menyeluruh, pendengaran juga berkurang, indera perasa menurun, 1

daya penciuman berkurang, tulang keropos, dan mudah patah, elastisitas jaringan paru-paru berkurang dan nafas menjadi pendek, otot jantung bekerja tidak efisien, otak menyusut dan reaksi menjadi lambat. Perubahan-perubahan tersebut pada umumnya mengarah pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang akhirnya akan berpengaruh juga pada aktivitas ekonomi dan sosial mereka. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada aktivitas kehidupan sehari-hari. Singkatnya, masalah yang dialami lansia yang berhubungan dengan kesehatan fisik adalah rentannya terhadap berbagai penyakit, karena berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi pengaruh dari luar. Penurunan kondisi fisik tersebut akan ikut berpengaruh pada kondisi psikisnya. Proses menua merupakan proses yang normal terjadi pada setiap manusia dan bukan merupakan suatu penyakit. Penuaan juga dapat didefenisikan sebagai suatu proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga lebih rentan terhadap infeksi dan tidak dapat memperbaiki kerusakan yang dideritanya. Penuaan merupakan proses ilmiah yang terjadi secara terus-menerus dalam kehidupan yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan anatomik, fisiologik dan biomekanis dalam sel tubuh, sehingga mempengaruhi fungsi sel, jaringan dan organ tubuh. Pada usia ini banyak sekali kita dapatkan orang tua itu yang belum mengerti tentang pendidikan keagamaan yang akan menjadi dasar atau 2

pedoman bagi kehidupan orang tersebut. Penulis banyak sekali melihat kalau pada usia yang sudah lanjut mereka justru masih belajar ilmu agama, kalau ditanya jawabnya adalah lha, nek jaman mbiyen ki durung ono seng gawe ngaji nduk, nek arak ngaji ke adoh begitu jawaban dari sebagian orang yang pernah penulis tanya. Jadi mereka mulai belajar pada usia yang sangat tidak baik untuk belajar, kata pepatah adalah seperti menulis diatas air yang akan cepat hilang. Tapi dengan umur yang seperti itu mereka belajar dengan keras dan semangat, penulis merasa kagum kepada mereka karena dengan usia yang tidak lagi muda mereka semangat untuk menimba ilmu untuk bekal ke akhirat nanti. Dengan kemampuan yang tidak muda lagi mereka siap untuk menjalani kegiatan itu dengan semangat. Mereka siap untuk menimba ilmu yang sangat bermanfaat untuk mereka dalam keadaan apapun. Pendidikan pada usia lanjut menurut penulis memang sangat bermanfaat untuk dipelajari, karena dapat memberikan pengetahuan baru pada mereka. Pendidikan pada usia ini sangat memerlukan perhatian yang luar biasa, mereka harus sabar, telaten, teliti, menghormati serta membimbing mereka sampai mereka mengerti. Banyak sekali yang dapat diajarkan pada orang yang sudah berumur ini seperti sholat, mengaji, do a-do a dan lain sebagainya. Menuntut ilmu itu tidaklah hanya untuk anak atau kaum muda saja, tetapi menuntut ilmu itu bisa dilakukan oleh orang yang berumur pula (tua atau lansia ). Seperti dalam sebuah hadits nabi yang berarti : 3

و م مل م م ووا م م ل م م م م و م مل م م م و م و مال م م م )روه بيملقى ) tuntutlah ilmu dari dalam kandungan sampai di liang lahat "orang yang paling utama diantara manusia adalah orang mukmin yang mempunyai ilmu, dimana kalau dibutuhkan (orang) dia membawa manfaat atau memberi petunjuk dan dikala sedang tidak dibutuhkan dia memperkaya atau menambah sendiri pengetahuannya (HR. Baihaqi) (www.google/hadist, 08 Mei 2012. 09.31). Tetapi menuntut ilmu itu lebih diutamakan untuk kaum muda dikarenakan daya ingat kaum lansia itu sudah menurun. Lansia atau lanjut usia adalah usia yang sangat memerlukan banyak perhatian lebih dari orang yang ada disekitar dia ataupun dari orang lain. Apabila kita memperhatikan isi Al-Quran dan Al-Hadist, maka terdapatlah beberapa surat yang mewajibkan bagi setiap muslim baik lakilaki maupun perempuan, untuk menuntut ilmu, agar mereka tergolong menjadi umat yang cerdas, jauh dari kabut kejahilan dan kebodohan. Menuntut ilmu artinya berusaha menghasilkan segala ilmu, baik dengan jalan menanya, melihat atau mendengar. Perintah kewajiban menuntut ilmu terdapat dalam hadist Nabi Muhammad SAW yang berbunyi: م م م م ل م و م م م م ل م م و م مل م م وو ما م ل م م و م ا م م مب ا مل م م م م ن مل م م و ما م ل م م م م م م ة م ل مى م م )روه وب واربى ) 4

Carilah ilmu walaupun sampai ke negeri cina. Maka sesungguhnya mencari ilmu itu kewajiban bagi setiap orang Islam pria dan wanita (HR. Ibnu Abdul Bari) (UPMA STAIN Salatiga, 2012: 22 ). Pada masa dewasa ini, banyak kita jumpai aktivitas-aktivitas yang mengatasnamakan agama. Buktinya banyak pengajian-pengajian yang diadakan disuatu daerah, baik itu dalam acara pernikahan, khitan, ataupun ada kegiatan-kegiatan keagamaan yang lain. Kegiatan keagamaan itupun sekarang dikemas dengan acara yang modern dan menarik, agar orang yang mengikuti aktifitas tersebut tidak merasakan jenuh. Sekarangpun banyak pengajian yang diiringi oleh alunan musik yang sering disebut dengan rebana. Dalam pengajian pun ada membaca sholawat Nabi bersama-sama, serta aktivitas keagamaan yang lain. Dengan adanya aktivitas-aktivitas keagamaan yang menjadi ciri khas dari suatu daerah bisa membuat sebuah daerah terkenal dengan suatu ciri itu. Aktivitas-aktivitas keagamaan yang sering terjadi didaerah-daerah adalah pengajian, baik itu pengajian akbar ataupun pengajian rutin. Pengajian adalah suatu kegiatan yang bisa membuat seseorang itu merasa nyaman, senang, menambah rasa taat kepada pemilik alam ini. Pengajian tidaklah harus dilakukan didalam masjid saja, pengajian juga bisa berlangsung di lapangan, rumah perseorangan, bahkan bisa juga disekolah. Pengajian itu mengajarkan kita untuk menjalin silaturahmi, karena dengan kita mengikuti suatu pengajian kita dapat bertemu dengan orang lain yang mungkin jarang sekali kita temui. 5

Pengajian yang ada di desa Mandisari itu terhitung banyak, contohnya setiap hari ahad atau minggu di masjid Raudhotul Mutaqin sekitar jam 06.00 sampai jam 09.00 wib ada pengajian, yang pesertanya kebanyakan lansia yang berasal dari desa mandisari dan sekitarnya. Aktivitas yang ada juga tidak hanya sebatas pengajian rutin setiap hari ahad, tetapi ada yasinan serta ada nariyahan yang beranggotakan masyarakat yang sebagian besar adalah lansia. Tidak hanya itu saja setiap kamis pahing di masjid itu juga ada pengajian, dengan pemberi pengajian tidak hanya dari desa Mandisari. Di desa ini juga ada aktivitas keagamaan yang masih menyangkut dengan tradisi dari para leluhur desa. Aktivitas keagamaan di desa ini menurut penulis sudah dapat terprogram dengan baik. Dari permasalahan tersebut diatas mendorong penulis untuk memilih dan membahas skripsi yang berjudul: Motivasi Lansia Melakukan Aktivitas Keagamaan dalam Mengisi Hari Tua di Dusun Dukuh Desa Mandisari Kec. Parakan Kab. Temanggung Tahun 2012. B. Fokus Penelitian Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, fokus penelitan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana aktivitas keagamaan yang dilakukan Lansia di Dusun Dukuh Desa Mandisari Kec. Parakan Kab. Temanggung tahun 2012? 2. Apakah motivasi lansia dalam melakukan aktivitas keagamaan? 3. Bagaimana kesiapan para lansia dalam menghadapi kematian? 6

4. Apakah ada tujuan dan kendala yang dialami dalam mengisi hari tua pada lansia di Dusun Dukuh Desa Mandisari Kec. Parakan Kab. Temanggung tahun 2012? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui aktivitas keagamaan yang dilakukan Lansia di Dusun Dukuh Desa Mandisari Kec. Parakan Kab. Temanggung tahun 2012? 2. Untuk mengetahui motivasi lansia dalam melakukan aktivitas keagamaan 3. Untuk mengetahui kesiapan para lansia dalam menghadapi kematian. 4. Untuk mengetahui tujuan dan kendala yang dialami dalam mengisi hari tua pada lansia di Dusun Dukuh Desa Mandisari Kec. Parakan Kab. Temanggung tahun 2012. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis a. Memperluas wawasan dalam khasanah keilmuan pembelajaran keagaman. b. Sebagai acuan pembelajaran ilmu keagamaan. 7

2. Manfaat Praktis a. Bagi pembaca. Dapat menambah wawasan keagamaan kepada para pembaca. b. Bagi peneliti 1) Mempunyai ilmu yang bermanfaat untuk meningkatkan keagamaan. 2) Menambah pengalaman peneliti dalam penelitian yang terkait dengan masyarakat luas, yang mempunyai karakter berbedabeda. E. Penegasan Istilah Penegasan istilah dikemukakan untuk menghindari kesalah pahaman dan kekaburan pengertian serta memberikan gambaran mengenai ruang lingkup dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1. Motivasi Motivasi dapat diartikan sebagai suatu dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar ataupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan tertentu (KBBI, 2008). Sedangkan dalam kamus yang sama dalam bidang psikologi, motivasi diartikan sebagai usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapatkan kepuasan dengan perbuatannya. 8

Motivasi disini adalah usaha para lansia dalam memotivasi dirinya sendiri melakukan aktivitas keagamaan yang akan bermanfaat untuk dirinya dikemudian hari. Bahkan dapat bermanfaat untuk hari kemudian. 2. Lanjut Usia Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial (BKKBN: 1998). Proses menua (aging) adalah proses alami yang dihadapi manusia. Dalam proses ini, tahap yang paling krusial adalah tahap lansia (lanjut usia). Dalam tahap ini, pada diri manusia secara alami terjadi penurunan atau perubahan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum (fisik) maupun kesehatan jiwa secara khusus pada individu lanjut usia. Usia lanjut ditandai dengan perubahan fisik dan psikologis tertentu. Efek-efek tersebut menentukan lansia dalam melakukan penyesuaian diri secara baik atau buruk, akan tetapi ciri-ciri usia lanjut cenderung menuju dan membawa penyesuaian diri yang buruk dari pada yang baik dan kepada kesengsaraan dari pada kebahagiaan, itulah sebabnya mengapa usia lanjut lebih rentan dari pada usia madya (Hurlock,1996). 9

Yang dimaksud dengan lansia disini adalah sekelompok orang atau masyarakat yang sudah berumur, mereka melakukan aktivitas keagamaan yang dilakukan oleh diri sendiri dan orang lain. 3. Aktivitas Keagamaan Aktivitas keagamaan adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu atau orang, benda atau yang berbentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang ( W.J.S. Poerwodarminto, 1976: 73). Aktivitas adalah kegiatan, sedangkan kegiatan berasal dari kata giat yang berarti rajin, bergairah, bersemangat, dan perbuatan usaha (W.J.S. Poerwodarminto, 1976 : 10). Keagamaan dapat berarti sifat-sifat yang terdapat dalam agama; segala sesuatu mengenai agama (W.J.S. Poerwodarminto, 1976 : 19). Aktivitas keagamaan yang dimaksud disini adalah kegiatan yang dilakukan oleh lansia berkaitan dengan ibadah. Dengan aktivitas keagamaan yang dilakukan agar dapat membentuk keadaannya menjadi seseorang yang mempuyai kepribadian yang tangguh dan berkembang. Aktivitas keagamaan yang akan diteliti meliputi : a. Melaksanakan sholat wajib dan sunnah.(tahajud, hajat, dhuha) b. Puasa wajib ataupun sunnah. c. Membaca al-qu an d. Berdzikir e. Berta ziyah jika ada saudara yang meninggal 10

f. Memberi bantuan untuk kegiatan agama g. Mengikuti kegiatan pengajian Sedangkan kegiatan dalam mengisi hari tua adalah : a. Cara mengisi hari tua itu sendiri. b. Kesiapan para lansia dalam menghadapi kematian. c. Tujuan mereka melakukan aktivitas keagamaan. F. Metode penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah bersifat deskriptif kualitatif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan atau metode deskriptif yang merupakan sebuah penelitian kelompok manusia atau suatu objek, set, kondisi, sistem pemikiran ataupun suatu kelas istimewa (Nazir, 1985: 63). Penulis menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, karena dianggap dapat mengamati secara langsung objek yang dijadikan penelitian dan berusaha memahami secara mendalam tentang motivasi lansia melakukan aktifitas keagamaan dalam mengisi hari tua di dusun dukuh desa Mandisari kec. Parakan kab. Temanggung. Menurut Bogdan dan Taylor (1975:5) mendefinisikan Metode Kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2005: 4). Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengungkapkan data deskriptif dari informasi tentang 11

apa yang mereka lakukan, dan yang mereka alami terhadap fokus penelitian. Penelitian menggunakan metode kualitatif karena ada beberapa pertimbangan antara lain; pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi (Moleong, 2005: 9). 2. Kehadiran Peneliti Pada penelitian kualitatif ini, kehadiran peneliti mutlak diperlukan. Hal ini dikarenakan instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Karena dengan terjun langsung ke lapangan maka peneliti dapat melihat secara langsung fenomena di daerah lapangan seperti "kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit, Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya". Jadi kunci dari penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri karena ia bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data, sedangkan instrumen selain manusia mempunyai fungsi terbatas, yaitu hanya sebagai pendukung tugas peneliti. 12

Kehadiran peneliti dalam penelitian ini diketahui statusnya sebagai peneliti oleh subjek atau informan. Hal ini karena sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu mengajukan surat izin penelitian kepada lembaga yang bersangkutan. Adapun peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pengamat berperan serta yaitu peneliti tidak sepenuhnya sebagai pemeran serta akan tetapi masih melakukan fungsi pengamatan. Peneliti disini pada waktu penelitian mengadakan pengamatan langsung, sehingga diketahui fenomena-fenomena yang nampak. Secara umum kehadiran peneliti dilapangan dilakukan dalam 3 tahap yaitu: a. Penelitian pendahuluan yang bertujuan mengenal lapangan penelitian. b. Pengumpulan data, dalam bagian ini peneliti secara khusus menyimpulkan data. c. Evaluasi data yang bertujuan menilai data yang diperoleh di lapangan penelitian dengan kenyataan yang ada. Peneliti harus berusaha dapat menghindari pengaruh subjektif dan menjaga lingkungan secara alamiah agar proses sosial yang terjadi berjalan sebagaimana biasanya. Disinilah pentingnya peneliti kualitatif menahan dirinya untuk tidak terlalu jauh intervensinya terhadap lingkungan yang menjadi objek penelitian. 13

3. Lokasi Penelitin Adapun lokasi penelitian ini berada di suatu daerah yang lumayan padat yakni jumlah penduduknya 5.027 jiwa yang terdiri dari 2.269 jiwa Laki-laki dan 2.758 jiwa Perempuan. Tepatnya Desa Mandisari Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Profinsi Jawa Tengah 56254 (www.google/desa mandisari kecamatan parakan. 02 Mei 2012. 10.17) Peneliti memilih Desa Mandisari sebagai lokasi penelitian ini disertai dengan beberapa pertimbangan: (1). Desa Mandisari dianggap memenuhi syarat sebagai objek penelitian karena di Desa ini mempunyai aktifitas keagamaan yang didalam kegiatan itu sebagian besar adalah lansia. (2). Sebagian besar warga Desa Mandisari memeluk agama islam. Dibawah ini peta Kecamatan Parakan. 4. Sumber Data Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Suharsami, 26: 129). Menurut Lofland (1984:47) 14

sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J. Moleong, menyatakan bahwa sumber data yang utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumentasi dan lain-lain (Moleong, 2011: 157). Adapun sumber data yang digali dalam penelitian ini terdiri dari sumber data utama yang berupa kata-kata dan tindakan, serta sumber data tambahan yang berupa dokumen-dokumen dan lain-lain (Moleong, 2011: 157). Data yang diperoleh adalah data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati dan data yang diperoleh adalah hasil dari wawancara dan observasi kepada perangkat desa Mandisari dan masyarakat desa Mandisari. Adapun sumber data dalam hal ini adalah: a. Sumber data utama (primer) Yaitu sumber data yang diambil peneliti melalui wawancara dan observasi. Sumber data primer diperoleh langsung dari subjek penelitian. Sumber data primer merupakan data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh peneliti dari sumber utama. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data utama yaitu perangkat desa, Lansia dan masyarakat desa Mandisari. 15

b. Data skunder Yaitu data yang dimaksudkan untuk melengkapi data primer dari kegiatan peneliti. Data skunder berasal dari dokumen-dokumen berupa catatan-catatan. Meleong juga menjelaskan tentang sumber data penting lainnya adalah berbagai sumber tertulis seperti buku disertasi, buku riwayat hidup, jurnal, dokumen-dokumen, arsiparsip, evaluasi buku harian dan lain-lain. Selain itu foto dan data statistik juga termasuk sumber data tambahan (Moleong, 2011: 113). Dalam penelitian ini data sekunder yaitu dengan mewawancarai perangkat desa untuk mendapatkan data-data yang diperlukan seperti dokumen-dokumen tentang lansia ataupun aktivitas keagamaan yang ada di desa Mandisari, arsip-arsip yang diperlukan ataupun foto-foto aktivitas keagamaan yang pernah ada di desa Mandisari. 5. Proses pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Observasi atau Pengamatan Adalah sebuah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik mengenai fenomena yang diteliti (Hadi, 1990: 131). Metode ini digunakan untuk mendapatkan data keadaan lokasi umum penelitian, keadaan masyarakat muslim desa Mandisari sehingga dapat diperoleh informasi tentang motivasi lansia 16

melakukan aktivitas keagamaan dalam mengisi hari tua. Aktivitas masyarakat yang sesuai dengan norma agama yang berlaku, motivasi lansia melakukan aktivitas yang bermanfaat dalam mengisi hari tua mereka. b. Interview atau Wawancara Adalah metode pengumpulan data dengan proses tanya jawab dengan cara lisan dimana dua orang atau lebih saling berhadapan secara fisik (Surakhmad, 1985: 132). Dengan metode ini penulis mendapatkan informasi ataupun data tentang keagaman masyarakat, tentang motivasi lansia melakukan aktivitas keagamaan dalam mengisi hari tua, yang menjadi informan dalam wawancara ini adalah perangkat desa Mandisari, Lansia dan masyarakat desa Mandisari. c. Dokumentasi Adalah metode atau alat untuk mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, traskip buku, surat kabar, notulen, agenda dan lain sebagainya (Arikunto, 1998: 236). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran keagamaan masyarakat, motivasi lansia melakukan aktivitas keagamaan dalam mengisi hari tua. Arsip-arsip yang digunakan itu seperti jadwal pengajiannya, kegiatan informan, nama informan. 17

6. Analisis Data Dalam menanalisis data penulis menggunakan kualitatif deskriptif yang terdiri dari kegiatan, yaitu pengumpulan data sekaligus reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verikasi (Hebermen, 1992: 16). Pertama; setelah pengumpulan data selesai, maka tahap selanjutnya melakukan reduksi data yaitu menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan pengorganisasian sehingga data terpilih. Kedua; data yang telah direduksi akan dibentuk dalam narasi. Ketiga; penarikan kesimpulan dari data yang telah disajikan pada tahap kedua. 7. Pengecekan Keabsahan Data Menurut Moleong (1989:324) Untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data diperlukan teknik pemeriksaan. Dan pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan yaitu: derajat kepercayaan(credibility), keteralihan(transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability). Sedangkan yang berkaitan dengan penelitian ini hanya menggunakan tiga unsur, yaitu: a. Kepercayaan (credibility) Kredibilitas data dimasudkan untuk membuktikan data yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan sebenarnya. Ada 18

beberapa tekhnik untuk mencapai kreadibilitas ini antara lain: tekhnik triangulasi, sumber, pengecekan anggota, perpanjangan kehadiran peneliti dilapangan, diskusi teman sejawat, dan pengecekan kecakupan referensi. b. Ketergantungan (dependability) Kriteria ini digunakan untuk menjaga kehati-hatian akan terjadinya kemungkinan kesalahan dalam mengumpulkan dan menginterprestasikan data sehingga data dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Lebih jelasnya adalah dikarenakan keterbatasan pengalaman, waktu dan pengetahuan dari penulis maka cara untuk menetapkan bahwa proses penelitian dapat dipertanggungjawabkan melalui audit dependability oleh auditor independent atau dosen pembimbing. c. Kepastian (confirmability) Kriteria ini digunakan untuk menilai hasil penelitian yang dilakukan dengan cara mengecek data dan informasi serta interprestasi hasil penelitian yang didukung oleh materi yang ada pada pelacakan audit. 8. Tahap-tahap Penelitian Adapun prosedur atau tahap penelitian yang peneliti lakukan dalam penelitian ini secara garis besarnya adalah sebagai berikut: 19

a. Tahap Pra Lapangan Ada enam tahap yang harus dilakukan oleh peneliti dalam tahapan ini ditambah dengan satu pertimbangan yang perlu dipahami, yaitu etika penelitian lapangan. Enam tahapan tersebut antara lain yaitu menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajaki dan menilai lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, dan menyiapkan perlengkapan penelitian (Moleong, 2011: 127). 1) Menentukan lapangan, dengan pertimbangan bahwa desa Mandisari dalah salah satu daerah yang memiliki lansia yang cukup banyak, daerah yang taat pada agama, serta mempunyai aktifitas keagamaan yang terjadwal. 2) Menyusun proposal penelitian, Proposal penelitian ini digunakan untuk meminta izin kepada lembaga yang terkait sesuai dengan sumber data yang diperlukan. b. Tahap Pelaksanaan Penelitian 1) Pengumpulan data Mengadakan observasi langsung ke desa Mandisari dengan melibatkan beberapa informan untuk memperoleh data, yakni: a) Wawancara dengan kepala desa Mandisari. b) Wawancara dengan masyarakat atau informan. c) Observasi langsung dan pengambilan data langsung dari lapangan. 20

d) Menela ah teori-teori yang relevan. 2) Mengidentifikasi data Data yang sudah terkumpul dari hasil wawancara, dokumentasi dan observasi diidentifikasi agar memudahkan peneliti dalam menganalisa sesuai dengan tujuan yang diinginkan. c. Tahap Akhir Penelitian Tahap ketiga merupakan analisis data, pada setiap tahap ini peneliti lakukan dengan mengecek dan memeriksa keabsahan data dengan fenomena maupun dokumentasi untuk membuktikan keabsahan data yang peneliti kumpulkan. Analisis dilakukan sepanjang penelitian dan dilakukan terus menerus dari awal sampai akhir penelitian. Pengamatan tidak mungkin tanpa analisis dan tafsiran untuk mengetahui apa maknanya. G. Sistematika Penulisan Dalam penulisan skripsi ini disusun dengan menggunakan uraian yang sistematis untuk pengkajian dan pemahaman terhadap persoalan yang ada. Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN, yang meliputi : Latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian yang meliputi : pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur 21

pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, tahap-tahap penelitian serta sistematika penulisan. BAB II : KAJIAN PUSTAKA Meliputi : A. Aktivitas Keagamaan yang meliputi: 1. Pengertian Aktivitas Keagamaan. 2. Aspek Aktivitas Keagaman. B. Lansia. 1. Pengertian Lansia. 2. Lansia dan Ciri-cirinya. 3. Pendidikan yang Perlu dilaksanakan pada Lansia. BAB III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN: Paparan Data: A. Gambaran Umum Desa Mandisari. 1. Kondisi Desa. 2. Kondisi Pemerintahan Desa. 3. Visi, Misi dan Potensi Desa. B. Hasil Penelitian. 1. Aktivitas Keagamaan dalam mengisi hari tua pada Lansia. 2. Kesiapan para Lansia dalam menghadapi kematian. 3. Tujuan dan Kendala yang dialami dalam mengisi hari tua pada Lansia. 22

BAB IV : ANALISIS DATA yang berisi tentang: A. Analisis Aktivitas Keagamaan Dalam Mengisi Hari Tua Pada Lansia. B. Analisis Kesiapan Para Lansia Dalam Mengadapi Kematian. C. Analisis Tujuan Dan Kendala Kendala Yang Dialami Dalam Mengisi Hari Tua Pada Lansia. BAB V : PENUTUP, meliputi: A. Kesimpulan B. Saran-saran C. Penutup 23

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi Motivasi adalah dorongan yang membuat kita melakukan sesuatu kegiatan atau tindakan dalam rangka memperoleh apa-apa yang kita inginkan. Motivasi ini bisa timbul dari dua arah yakni dari dalm diri sendiri (indogen) dan dari luar diri sendiri (exogen). Sementara dilihat dari bentuknya, motivasi dapat bersifat materiil (benda) misalnya uang dan barang dan bisa juga bersifat nonmateriil (bukan benda) misalnya dorongan moriil (Trisnayadi, 2007: 34). Motivasi berasal dari kata bahasa latin movere yang berarti menggerakkan. Berdasarkan pengertian ini makna motivasi berkembang. Sedangkan Imron (1996) menjelaskan motivasi berasal dari bahasa Inggris motivation yang berarti dorongan pengalasan dan motivasi, kata kerjanya adalah to motivate yang berarti mendorong, menyebabkan dan merangsang. Motive sendiri berarti alasan, sebab dan daya penggerak (Imron, 1996). Motif adalak keadaan dalam diri seseorang yang mendorong individu tersebut untuk melakukan-melakukan aktivitastertentu guna mencapai tujuan yang diinginkan (Suryabrata, 2002). Motivasi juga dapat dijelaskan sebagai tujuan yang ingin dicapai melalui perilaku tertentu (Copley, 1985). Hampir senada Winkels (1987) mengemukakan bahwa motif adalah adanya pengerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu. Pengertian ini bermakna jika seseorang melihat suatu 24

manfaat dan keuntungan yang akan diperoleh maka ia akan berusaha keras untuk mencapai tujuan tersebut. Dari berbagai pendapat mengenai motivasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang Motivasi merupakan salah satu aspek yang sanggat penting dalam menentukan perilaku seseorang, termasuk perilaku dalam mengisi hari tua. Motivasi adalah suatu pokok, yang menjadi dorongan untuk bekerja, yaitu suatu kondisi yang menggerakkan manusia kearah tujuan yang dapat dilihat dari sikapnya terhadap pekerjaan. Motivasi sebagai kekuatan mental individu, memiliki tingkat-tingkat. Para ahli ilmu jiwa berpendapat yang berbeda tentang tingkat kekuatan tersebut. Perbedaab pendapat tersebut umumnya didasarkan atas penelitian tentang perilaku belajar pada hewan. Meskipun mereka berbeda pendapat tentang tingkat kekuatannya, tetapi mereka umumnya sependapat bahwa motivasi tersebut dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu motivasi primer dan motivasi sekunder. 1. Jenis motivasi a. Motif Primer Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan atas motifmotif dasar atau motif bawaan. Motif-motif dasar tersebut umumnya berasal dari biologis atau jasmani manusia yang tibul akibat proses kimiawi fisiologik yang terdapat pada setiap orang. 25

b. Motif sekunder Morif sekunder adalah motivasi yang diperoleh dari belajar melalui pengalaman. Motivasi sekunder ini, oleh beberapa ahli disebut juga motivasi sosial. Lingdren (dalam Agustin Wirdiyati, 2006: 62) menyatakan bahwa motivasi sosial adalah motivasi yang dipelajari dan bahwa lingkungan individu memegang peran yang penting. 2. Sifat motivasi Berdasarkan sifatnya motivasi dapat dibagi menjadi dua yakni motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik a. Motivasi intrinsik Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari diri sendiri dan tidak dipengaruhi oleh sesuatu diluar dirinya karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Orang yang tingkah lakunya digerakkan oleh motivasi intrinsik, baru akan puas jika tingkah lakunya telah mencapai hasil tingkah laku itu sendiri. misalnya seorang lansia melakukan pengajian untuk mencari ilmu sebagai bekal dalam menjalani hari-hari agar selalu dijalan Allah. b. Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dalam diri seseorang karena pengaruh dari rangsangan diluar perbuatan yang dilakukan. Tujuan yang diinginkan dari tingkah laku yang digerakkan oleh motivasi ekstrinsik terletak diluar tingkah laku itu. Misalnya 26