PERBANDINGAN KEBIASAAN BERPIKIR DAN HASIL BELAJAR MATEMATIK ANTARA SISWA SANTRI DAN NON-SANTRI

dokumen-dokumen yang mirip
KEBIASAAN BERPIKIR MATEMATIK SISWA SANTRI DAN NON-SANTRI

PEMBELAJARAN PENEMUAN UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP

ASOSIASI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN MATHEMATICAL HABITS OF MIND SISWA SMP

Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metakognitif Berbasis Soft Skill

BAB II KAJIAN TEORITIK

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF SERTA SELF- ESTEEM MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL ADVANCE ORGANIZER

Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining terhadap pemahaman matematik peserta didik

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL

Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematik Peserta Didik Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) dengan Berbantuan Software Geogebra

ASOSIASI KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DENGAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI MODEL ALBERTA

PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS TADULAKO ANGKATAN 2016

ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING DI KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 9 MALANG

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KABUPATEN MELAWI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMK MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA

Kata Kunci: cooperative learning of jigsaw type, student activities and learning outcomes

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 13 PEKANBARU

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

KORELASI ANTARA KETERAMPILAN METAKOGNITIF DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMAN 1 DAWARBLANDONG, MOJOKERTO

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA. Bahrudin 1, Rini Asnawati 2, Pentatito Gunowibowo 2

PRISMA 1 (2018)

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

Keywords: Everyone Is A Teacher Here (ETH) Strategy, Mathematics Selflearning, Mathematics Learning Achievement

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI MODEL ALBERTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMK DI KOTA CIMAHI

KONTRIBUSI PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK PESERTA DIDIK

PENDAHULUAN. Leli Nurlathifah, 2015

METODE BUZZ GROUP DISERTAI MEDIA KELERENG SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SD NEGERI BINJAI UTARA

P - 63 KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN EKSPERIMEN DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN IT

Pembelajaran Melalui Strategi REACT Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 3, No.2, September 2014

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN PENDEKATAN METAPHORICAL THINKING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.2 No.3 (2016) : ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Learning), adalah model

PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI GARIS DAN SUDUT

Risna Cahyani

ASOSIASI KEMAMPUAN SPASIAL DENGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN GEOGEBRA

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu dalam dunia pendidikan yang

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

ASOSIASI ANTARA KONEKSI MATEMATIS DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SERTA KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP. Oleh : Abd. Qohar

Hubungan antara Kemampuan Penalaran Matematis dan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

ANALISIS KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIK SISWA MTs DITINJAU DARI SELF CONFIDENCE

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN METODE CERAMAH BERMAKNA MATERI DESAIN GRAFIS SMAN 1 GONDANG TULUNGAGUNG

STRATEGI FORMULATE SHARE LISTEN CREATE UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MATHEMATICAL PROBLEM POSING SISWA SMP

Kajian Penerapan Teori Polya Dalam Model Pembelajaran Tipe Think Pair Square Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah Matematika

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA MATERI SEGIEMPAT PADA SISWA SMP NEGERI 5 GERUNG

Beti Juwita Sari (1), Abdurrahman (2), Nengah Maharta (2) Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP Unila, (2)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PROBLEM BASED-LEARNING

Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematik Peserta Didik yang Menggunakan Model Creative Problem Solving (CPS)

SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA PADA PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Key words: Influence, model of study, cooperative, type of Two Stay Two Stray, handout

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN APLIKASI ANDROID TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELISTRIKAN MESIN DAN KONVERSI ENERGI

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WAWANCARA TIGA TAHAP TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X MAN BATAM PADA POKOK BAHASAN BAKTERI

MODEL KOOPERATIF STAD BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA ARTIKEL. Oleh

IMPLEMENTASI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MAN

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PBL DAN TPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

Pengaruh Penerapan Model Missouri Mathematics Project terhadap Kemampuan Komunikasi. matematika siswa SMK Dwi Sejahtera Pekanbaru.

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANTARA KELOMPOK SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL POE DAN MODEL DISCOVERY

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

Vol. 3 No. 3(2014) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 : Hal Neka Amelia Putri 1), Yarman 2), Yusmet Rizal 3) Abstract

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD BAGI SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 CILONGOK SEMESTER II TAHUN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM SOLVING MODEL POLYA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP

PERBANDINGAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DAN TTW

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 53 BATAM

Eksperimentasi Model Pembelajaran RME, NHT, dan MPL Terhadap Hasil Belajar Siswa SMPN 3 Balikpapan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP

BAB III METODE PENELITIAN O X O

Pengaruh Kemampuan Awal Matematika dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 4, No.1, Februari 2015

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

P-ISSN 2527-5615 E-ISSN 2527-5607 Kalamatika: Jurnal Pendidikan Matematika Volume 4, No. 2, November 2019, hal. 141-150 PERBANDINGAN KEBIASAAN BERPIKIR DAN HASIL BELAJAR MATEMATIK ANTARA SISWA SANTRI DAN NON-SANTRI Santi A. P. Lestari 1, Dwi S. Kusumaningrum 2 1 Universitas Buana Perjuangan Karawang santi.arum@ubpkarawang.ac.id 2 Universitas Buana Perjuangan Karawang dwi.sulistya@ubpkarawang.ac.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menelaah perbedaan kebiasaan berpikir matematik dan hasil belajar matematik antara siswa santri dan non-santri. Desain penelitian ini adalah penelitian komparatif. Data penelitian dikumpulkan dengan cara wawancara guru matematika dan penyebaran skala kebiasaan berpikir matematik. Penelitian ini dilaksanakan di dua sekolah di Kabupaten Karawang tepatnya di Kecamatan Rawamerta. Sekolah yang digunakan yaitu sekolah swasta yang dikelola oleh yayasan pesantren untuk sampel siswa santri dan sekolah negeri sebagai sampel siswa non-santri. Dari hasil pengolahan data di peroleh hasil bahwa tidak terdapat perbedaan kebiasaan berpikir matematik antara siswa santri dan non-santri. Selain itu tidak terdapat berpedaan hasil belajar matematik antara siswa santri dan non-santri. Namun, terdapat asosiasi antara kebiasaan berpikir dan hasil belajar matematik siswa. Kata Kunci: kebiasaan berpikir matematik, hasil belajar, pesantren ABSTRACT This study aims to examine differences in mathematical habits of mind and mathematical learning outcomes between santri students and non-santri students. The design of this study is comparative research. The research data was collected by interviewing a mathematics teacher and spreading the scale of mathematical habits of mind. This research was conducted in two schools in Karawang precisely in Rawamerta. The schools used are private schools run by pesantren foundations for the sample of santri students and public schools as samples of non-santri students. From the results of data processing in the results obtained that there is no difference in mathematical habits of mind between santri students and non-santri students. In addition, there is no difference in mathematical learning outcomes between students of santri and non-santri. Meanwhile, there is an association between mathematical habits of mind and mathematical learning outcomes of students. Keywords: mathematical habits of mind, learning outcomes, pesantren Format Sitasi: Lestari, S. A. P., & Kusumaningrum, D. S. (2019). Perbandingan Kebiasaan Berpikir Dan Hasil Belajar Matematik Antara Siswa Santri Dan Non-Santri. Kalamatika: Jurnal Pendidikan Matematika, 4(2), 141-150. 141

Lestari & Kusumaningrun 142 Penyerahan Naskah: 20 February 2019 Revisi: 16 November 2019 Diterima: 22 November 2019 PENDAHULUAN Salah satu tujuan dalam pendidikan adalah untuk mendidik karakter siswa. Karakter merupakan salah satu penilaian dalam ranah afektif, salah satu ranah penilaian dalam proses pembelajaran selain ranah kognitif dan psikomotor. Ada lima tipe karakteristik afektif yaitu: sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral. Pada mata pelajaran matematika, karakter yang dibangun antara lain sistematis, disiplin dan pantang menyerah. Karakter tersebut harus dibiasakan dalam proses pembelajaran matematika, karena matematika dapat meningkatkan pola pikir siswa. Oleh karena itu, pola pikir dan kebiasaan siswa perlu dikembangkan agar menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Menumbuhkan kebiasaan tidaklah mudah karena kebiasaan merupakan perilaku yang dilakukan secara berulang-ulang hingga menetap dalam diri siswa. Beberapa hal yang melandasi kebiasaan adalah mengetahui, menerima, melakukan, adanya pengulangan dan kebiasaan. Salah satu kebiasaan dalam matematika adalah kebiasaan berpikir matematik. Menurut Mahmudi (Sugilar, 2013), siswa memerlukan disposisi matematik untuk bertahan dalam menghadapi masalah, mengambil tanggung jawab dan membiasakan kerja yang baik dalam matematika Kebiasaan berpikir matematik atau mathematical habits of mind akan mempengaruhi pola pikir siswa dalam menyelesaikan masalah-masalah matematika. Hal ini sejalan dengan pendapat Costa dan Kallick (Sumarmo, 2011) yang menyatakan bahwa mathematical habits of mind merupakan disposisi yang kuat dan perilaku cerdas. Apabila siswa memiliki kebiasaan berpikir matematik yang baik maka akan tumbuh keinginan dan kesadaran yang kuat pada diri siswa untuk berpikir dan berbuat hal yang positif. Kebiasaan berpikir matematik menjadi landasan pada proses pembelajaran sehingga siswa dapat merespon masalah-masalah yang muncul saat proses pembelajaran serta menentukan solusi penyelesaian terbaik. Kebiasaan berpikir matematik juga mendorong kemampuan siswa untuk membuat koneksi antara ide-ide matematika (Cuoco, Goldenberg & Mark, 2010). Dengan demikian, kebiasaan berpikir matematik akan mempengaruhi hasil belajar matematik siswa. Sedangkan Miliyawati (2014) berpendapat bahwa Habits of Mind adalah kebiasaan berpikir secara fleksibel, mengelola secara empulsif, mendengarkan dengan empati, membiasakan mengajukan pertanyaan, kebiasaan menyelesaikan masalah secara efektif, membiasakan menggunakan pengetahuan masa lalu

143 KALAMATIKA, Volume 4, No. 2, November 2019, hal. 141-150 untuk situasi baru, membiasakan berkomunikasi, berpikir jernih dengan tepat, menggunakan semua indera ketika mengumpulkan informasi, mencoba cara berbeda dan menghasilkan ideide yang baru, kebiasaan untuk merespon, kebiasaan untuk mengambil resiko, biasa bertanggung jawab, memiliki rasa humor, membiasakan berpikir interaktif dengan orang lain, bersikap terbuka dan mencoba terus-menerus. Hasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam memahami suatu pelajaran. Hasil belajar dapat berupa nilai, sikap maupun keterampilan yang diperoleh siswa setelah melakukan proses pembelajaran. Pembelajaran dapat dikatakan berhasil jika sebagian besar hasil belajar siswa mendapatkan nilai di atas kriteria yang telah ditentukan. Melalui pembelajaran tersebut diharapkan nantinya siswa memperoleh kepandaian dan kecakapan tertentu. Suhendri (2011) berpendapat bahwa Hasil belajar adalah puncak dari kegiatan belajar yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan tingkah laku (psikomotor) yang berkesinambungan dan dinamis serta dapat diukur atau diamati. Slavin (2000) mengungkapkan bahwa seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Perubahan dalam hal ini berarti terjadinya peningkatan atau pengembangan menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Hasil belajar ini didapatkan setelah dilakukannya evaluasi. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa (Syah, 2006) yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan pembelajaran yang digunakan selama proses pembelajaran. Kebiasaan berpikir matematik siswa merupakan faktor internal yang terdapat dalam diri siswa. Sedangkan salah satu faktor eksternal adalah lingkungan sekolah. Sekolah yang baik adalah sekolah yang mendukung terciptanya suasana belajar yang baik dan nyaman bagi siswanya. Ada dua macam sekolah pada umumnya yaitu sekolah negeri dan sekolah swasta. Perbedaan antara sekolah negeri dan swasta ada pada pemberi kebijakannya. Sekolah negeri akan langsung diatur oleh pemerintah sedangkan sekolah swasta akan diatur oleh yayasan pengelola sekolah tersebut. Pada saat ini sudah banyak sekolah swasta yang tidak kalah bagusnya dengan sekolah negeri. Ada pula sekolah swasta yang dikelola oleh yayasan pesantren sehingga siswa sekolah tersebut merupakan seorang santri. Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk menelaah apakah terdapat perbedaan kebiasaan berpikir dan hasil belajar matematik antara siswa santri dan non-santri, serta untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kebiasaan berpikir matematik dengan hasil belajar matematika siswa.

Lestari & Kusumaningrun 144 METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode komparatif dengan membandingkan kebiasaan berpikir dan hasil belajar matematik siswa santri dan non-santri. Penelitian ini dilaksanakan pada dua sekolah di Kabupaten Karawang yaitu SMP Negeri dan SMP Swasta yang tergabung dalam yayasan pesantren. Siswa santri di wakili oleh siswa dari SMP Nihayatul Amal Rawamerta sedangkan untuk siswa non-santri diwakili oleh siswa SMP Negeri 1 Rawamerta. Instrumen penelitian ini antara lain skala dan wawancara. Skala yang digunakan adalah skala kebiasaan berpikir matematik dengan menggunakan Skala Likert. Pernyataan dalam skala kebiasaan berpikir matematik berupa pernyataan frekuensi kejadian dan perasaan dengan jumlah sebanyak 40 pernyataan. Sedangkan wawancara dilakukan kepada guru matematika mengenai hasil belajar matematika siswa serta faktor-faktor pendukung maupun penghambat selama proses pembelajaran. Oleh karena itu peneliti tidak melakukan tes materi matematika melainkan hanya mengambil data ulangan harian siswa untuk materi yang telah dipelajari sebelumnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada Gambar 1 pelaksanaan penelitian di awali dengan mewawancarai guru matematika mengenai proses pembelajaran yang selama ini berlangsung di sekolah baik pendekatan dan media pembelajaran yang digunakan, maupun faktor pendukung dan penghambat proses pembelajaran. Gambar 1. Peneliti Mewawancarai Guru Matematika Setelah melakukan wawancara maka langkah selanjutnya adalah penyebaran skala kebiasaan berpikir matematik kepada siswa. Pada Gambar 2 dan Gambar 3 penyebaran skala kebiasaan berpikir matematik dilaksanakan pada siswa kelas VII yang dipilih secara acak

145 KALAMATIKA, Volume 4, No. 2, November 2019, hal. 141-150 kemudian terpilihlah satu kelas untuk satu sekolah. Kelas yang terpilih akan mengisi skala kebiasaan berpikir matematik. Gambar 2. Siswa SMP Nihayatul Amal Saat Mengisi Skala Kebiasaan Berpikir Matematik Gambar 3. Siswa SMPN 1 Rawamerta Saat Mengisi Skala Kebiasaan Berpikir Matematik Adapun hasil rekapitulasi skala kebiasaan berpikir dan hasil belajar matematik siswa setelah analisis data adalah sebagai berikut: Tabel 1. Rekapitulasi Kebiasaan Berpikir dan Hasil Belajar Matematik Siswa Kebiasaan Berpikir Matematik Hasil Belajar Matematik Santri Non-Santri Santri Non-Santri N 40 38 40 38 Maksimum 155 168 100 87 Minimum 90 78 70 75 124,7 123,8 79,3 78,13 Standar Deviasi 14,95 20 7,6 2,44 Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai tertinggi untuk skala kebiasaan berpikir matematik diperoleh siswa non-santri dengan nilai 168. Sedangkan untuk nilai hasil belajar siswa santri lebih unggul daripada siswa non-santri yakni mendapatkan nilai sempurna 100. Akan tetapi

Lestari & Kusumaningrun 146 jika ditinjau dari rata-rata keduanya tidak jauh berbeda walaupun siswa santri lebih tinggi daripada siswa non-santri dengan selisih yang kecil. Sedangkan untuk penyebaran kebiasaan berpikir matematik siswa non-santri lebih merata daripada siswa santri. Namun untuk penyebaran hasil belajar lebih merata siswa santri. Perolehan nilai kebiasaan berpikir matematik kemudian dikategorikan sesuai dengan indikator dan digolongkan berdasarkan kriteria klasifikasi skala sikap (Riduwan, 2007). Berikut adalah penjelasannya: Tabel 2. Deskripsi Statistik Kebiasaan Berpikir Matematik Siswa Indikator N Santri Non-Santri Skor % Kategori Skor % Kategori Bertahan atau pantang menyerah 4 496 62 Kuat 478 63 Kuat Mengatur kata hati 2 211 53 Cukup 208 55 Cukup Mendengarkan pendapat orang lain dengan rasa empati 3 409 68 Kuat 381 67 Kuat Berpikir luwes (fleksibel) 3 372 62 Kuat 335 59 Cukup Berpikir metakognitif 2 240 60 Cukup 230 61 Kuat Bekerja teliti dan tepat 2 245 61 Kuat 231 61 Kuat Bertanya dan merespon secara efektif 2 248 62 Kuat 193 51 Cukup Memanfaatkan pengalaman lama pada situasi baru 2 250 63 Kuat 213 56 Cukup Berpikir dan berkomunikasi secara jelas dan tepat 3 378 63 Kuat 301 53 Cukup Memanfaatkan indera dalam mengumpulkan dan mengolah data 2 247 62 Kuat 225 59 Cukup Mencipta, mengkhayal dan berinovasi 3 393 66 Kuat 352 62 Kuat Bersemangat dalam merespon 2 283 71 Kuat 247 65 Kuat Berani bertanggung jawab dan menghadapi resiko 3 408 68 Kuat 381 67 Kuat Humoris 2 255 64 Kuat 254 67 Kuat Berpikir saling bergantungan 2 250 63 Kuat 280 74 Kuat Belajar berkelanjutan 3 303 51 Cukup 397 70 Kuat Keterangan: Skor maksimal kelompok santri 5 40 = 200 Skor maksimal kelompok non-santri 5 38 = 190 Berdasarkan Tabel 2 diperoleh hasil bahwa pada kelompok siswa santri terdapat 3 indikator yang termasuk kategori cukup dan 13 indikator termasuk kategori kuat. Dengan presentase paling tinggi 71% untuk indikator bersemangat dalam merespon dan presentase terendah 51% untuk indikator belajar berkelanjutan. Sedangkan untuk kelompok siswa nonsantri terdapat 6 indikator dalam kategori cukup dan 10 indikator termasuk kategori kuat. Indikator saling bergantungan mempunyai presentasi paling tinggi (74%) dan indikator bertanya dan merespon secara efektif menjadi indikator terendah dengan perolehan 51%. Analisis selanjutnya adalah menguji rata-rata kebiasaan berpikir matematik siswa santri dan non-santri untuk mengetahui secara signifikan. Analisis yang dilakukan dengan menggunakan Minitab16 dirangkum ke dalam Tabel 3 berikut.

147 KALAMATIKA, Volume 4, No. 2, November 2019, hal. 141-150 sehingga Tabel 3. Hasil Uji-T Kebiasaan Berpikir Matematik Siswa N p-value Interpretasi Santri 40 124,7 0,83 Non-Santri 38 123,8 diterima Setelah melakukan perbedaan uji dua rata-rata diperoleh bahwa p-value sebesar 0,83 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kebiasaan berpikir matematik antara siswa santri dan non-santri dengan taraf signifikansi 5%. Hal ini berarti bahwa kebiasaan berpikir matematika siswa santri sama dengan siswa non-santri. Selain kebiasaan berpikir matematik, hasil belajar siswa pun di uji perberbedaan rataratanya. Hasil uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan uji Mann-Whitney terlihat pada Tabel 4. sehingga Tabel 4. Hasil Uji-T Hasil Belajar Matematik Siswa N p-value Interpretasi Santri 40 79,3 0,829 diterima Non-Santri 38 78,13 Berdasarkan Tabel 4 diperoleh bahwa p-value sebesar 0,829 yang berarti p > 5% diterima. Jadi, kesimpulan yang diperoleh adalah tidak terdapat perbedaan antara hasil belajar matematika siswa santri dan non-santri. Dengan demikian tidak ada perbedaan baik kebiasaan berpikir matematik maupun hasil belajar matematika antara siswa santri dan non-santri di kedua sekolah. Hal tersebut terjadi karena proses pembelajaran yang tidak jauh berbeda antara kedua sekolah. Data yang diperoleh dari wawancara guru matematika bahwa proses pembelajaran di SMPN 1 Rawamerta umumnya menggunakan metode ceramah yang masih terpusat pada guru, kurangnya pemahaman matematika dasar siswa, seperti, pekalian dan pembagian, serta media pembelajaran matematika yang minim. Hal serupa juga dinyatakan oleh guru matematika SMP Nihayatul Amal Rawamerta sehingga rata-rata kemampuan matematik siswa santri pun sama dengan non-santri. Selain itu, jam pelajaran siswa santri sangat padat. Jam belajar SMP Nihayatul Amal Rawamerta sama dengan SMPN 1 Rawamerta namun setelah sekolah selesai siswa santri akan melanjutkan pelajaran khusus pesantrennya di asrama masing-masing. Sehingga seringkali siswa santri kelelahan pada saat proses pembelajaran karena kurangnya waktu istirahat dan kurangnya minat terhadap pelajaran matematika. Hal ini mengakibatkan proses pembelajaran di kelas menjadi tidak kondusif.

Lestari & Kusumaningrun 148 Setelah dilakukan analisis perbedaan rata-rata kebiasaan berpikir dan hasil belajar matematik, maka selanjutnya dilakukan analisis untuk mengetahui asosiasi (hubungan) antara keduanya. Tabel 5 hasil analisis asosiasi ini menggunakan uji hipotesis Chi-Square. Tabel 5. Hasil Uji Chi-Square Kebiasaan Berpikir dan Hasil Belajar Matematik Nilai Nilai Derajat Nilai Dk Nilai C Nilai C maks Ket. tabel ( = 0,05) Asosiasi (r) 9,547 4 9,49 0,448 0,816 0,549 ditolak Berdasarkan hasil uji chi-square antara kebiasaan berpikir dan hasil belajar matematik maka diperoleh nilai yaitu 9,547 > 9,49 sehingga ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat asosiasi antara kebiasaan berpikir dan hasil belajar matematik. Hal ini di dukung oleh nilai derajat asosiasi sebesar 0,549 yang tergolong pada kriteria cukup. Dengan demikian, kebiasaan berpikir matematik siswa akan berpengaruh terhadap hasil belajar matematika. Jika kebiasaan berpikir matematiknya tinggi maka hasil belajar siswapun akan semakin tinggi. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Siagian (2015) yang menyatakan bahwa minat dan kebiasaan belajar siswa akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan dari kebiasaan berpikir matematik dan hasil belajar matematik antara siswa santri dan non santri. Hal ini berarti terjadi karena proses pembelajaran di kedua sekolah cenderung sama yaitu menggunakan metode ceramah dan diskusi sehingga kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran belum optimal. Dengan demikian hasil belajar siswa santri bisa disamakan atau bahkan bisa melebihi hasil belajar siswa non-santri. Siswa yang memiliki kebiasaan berpikir matematik yang tinggi maka hasil belajarnya akan lebih tinggi. REKOMENDASI Berdasarkan hasil yang diperoleh maka sebaiknya dilakukan penelitian lebih mendalam mengenai perilaku santri selama di asrama pesantren. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal. Selain itu, bisa dilakukan penelitian lanjutan untuk mengambangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan siswa santri sehingga hasil belajar siswa santri dapat lebih optimal. Lebih lanjut siswa di dorong untuk memiliki kebiasaan berpikir matematik dan belajar mandiri dengan didukung oleh sumber-sumber belajaran yang

149 KALAMATIKA, Volume 4, No. 2, November 2019, hal. 141-150 relevan. Hal-hal tersebut diperkirakan akan dapat meningkatkan hasil belajar matematik siswa baik santri maupun non-santri. UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian ini dapat berjalan dengan baik tidak lepas dari dukungan pihak Universitas Buana Perjuangan Karawang, khususnya LPPM yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk membuat penelitian. Selain itu, penulis juga berterima kasih kepada Ristekdikti yang telah memberi dukungan dana kepada peneliti berupa pemberian hibah bersaing PDP berdasarkan Surat Keputusan Nomor 01/E/KPT/2017 dan Perjanjian/Kontrak Nomor 1598/K4/KM/2017. Dan tak lupa, pihak yang membantu selama penelitian yakni SMP Nihayatul Amal Rawamerta dan SMP Negeri 1 Rawamerta, serta rekan sejawat. REFERENSI Cuoco, A., Goldenberg, E. P., & Mark, J. (2010). Habits of Mind: An Organizing Principle for Mathematics Curricula. The Journal of Mathematical Behavior, 15(4), 375-402. Miliyawati, B. (2014). Urgensi Strategi Disposition Habits of Mind Matematis. Infinity Journal, 3(2), 174-188. Riduwan. (2007). Dasar-Dasar Statistik. Bandung: Alfabeta. Siagian, R. E. F. (2015). Pengaruh minat dan kebiasaan belajar siswa terrhadap prestasi belajar matematika. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 2(2). Slavin, R.E. (2000). Education Psychology: Theory and Practice. Sixth Edition. Boston: Allyn and Bacon. Sugilar, H. (2013). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Disposisi Matematik Siswa Madrasah Tsanawiyah Melalui Pembelajaran Generatif. Infinity Journal, 2(2), 156-168 Suhendri, H. (2011). Pengaruh Kecerdasan Matematis Logis Dan Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 1(1).

Lestari & Kusumaningrun 150 Sumarmo, U. (2011). Pendidikan Karakter dan Pengembangan Kemampuan Berpikir dan Disposisi Matematik serta Pembelajarannya. Dalam Kumpulan Makalah Berpikir dan Disposisi Matematik serta Pembelajarannya Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UPI. Syah, M. (2006). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.