Catatan tentang. Omnibus Law / UU Sapu Jagat. Bivitri Susanti 10 Februari 2020

dokumen-dokumen yang mirip
RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 47/PUU-XV/2017 Hak Angket DPR Terhadap KPK

BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM

Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi dan Reformasi Hukum

DAFTAR INVENTARISASI MASALAH (DIM) PEMERINTAH ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

PUSANEV_BPHN KEBIJAKAN ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM

PENGHARMONISASIAN, PEMBULATAN, DAN PEMANTAPAN KONSEPSI ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENYANDANG DISABILITAS

RechtsVinding Online. RUU tentang Penyelenggaraan Pemilu. bersikap untuk tidak ikut ambil bagian. dalam voting tersebut.

Optimalisasi Fungsi Legislasi DPRD Melalui Pembentukan Peraturan Daerah Yang Berkualitas

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2. Perkembangan penyusunan 36 RUU yang disiapkan DPR : a. RUU yang telah dalam Pembicaraan Tingkat II (Pengambilan Keputusan di Paripurna) :

keterangan Pers Presiden RI pada Pertemuan dengan Pimpinan Lembaga Negara, Jakarta, 4 Agustus 2011 Kamis, 04 Agustus 2011

CATATAN KRITIS REVISI UNDANG-UNDANG MD3 Oleh : Aji Bagus Pramukti * Naskah diterima: 7 Maret 2018; disetujui: 9 Maret 2018

2017, No tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199); 3. Keputusan Presiden

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DPD RI, BUBARKAN ATAU BENAHI?? Oleh: Moch Alfi Muzakki * Naskah diterima: 06 April 2016; disetujui: 15 April 2016

RechtsVinding Online

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DHAHANA PUTRA DIREKTORAT JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN, KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA R.I

KEBIJAKAN PENYUSUNAN PROLEGNAS RUU PRIORITAS TAHUN 2011

peraturan (norma) dan kondisi pelaksanaannya, termasuk peraturan pelaksanaan dan limitasi pembentukannya. 2. Peninjauan, yaitu kegiatan pemeriksaan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. praktik ketatanegaraan Indonesia. Setiap gagasan akan perubahan tersebut

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

URGENSI MENYEGERAKAN PEMBAHASAN RUU KITAB HUKUM PEMILU Oleh: Achmadudin Rajab * Naskah diterima: 17 Juli 2016; disetujui: 15 September 2016

BAB I PENDAHULUAN. Peran strategis Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) adalah sebagai lembaga

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PENGHARMONISASIAN, PEMBULATAN, DAN PEMANTAPAN KONSEPSI ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEBIDANAN

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5568) sebagaimana telah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Penguatan Kerangka Hukum Efek Syariah Melalui Revisi Undang-Undang Pasar Modal Oleh: Muhammad Faiz Aziz *

PANDANGAN BADAN LEGISLASI TERHADAP HARMONISASI RANCANGAN UNDANG-UNDANG. Oleh: Ignatius Moeljono *

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGHARMONISASIAN, PEMBULATAN, DAN PEMANTAPAN KONSEPSI ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENYIARAN

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN PENYUSUNAN PROLEGNAS RUU PRIORITAS TAHUN Ignatius Mulyono

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PARAMETER PERUBAHAN UNDANG-UNDANG Oleh: Zaqiu Rahman, SH., MH. * Naskah diterima : 18 Oktober 2014; disetujui : 24 Oktober 2014

HARI/TANGGAL/ WAKTU JENIS RAPAT ACARA KETERANGAN. 1. Senin, WIB. Rapat Pimpinan Badan Legislasi

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan 1. Ada peluang yuridis perubahan non-formal konstitusi dalam hal bentuk negara

PUSANEV_BPHN KEBIJAKAN ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PENGUATAN SISTEM PERTAHANAN NEGARA

TINDAK LANJUT PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TENTANG VERIFIKASI PARTAI POLITIK

PROVINSI JAWA TENGAH

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

KAJIAN HARMONISASI RUU PENYIARAN BADAN LEGISLASI DPR RI 2017

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PELAKSANAAN FUNGSI LEGISLASI DPR RI OLEH: DRA. HJ. IDA FAUZIYAH WAKIL KETUA BADAN LEGISLASI DPR RI MATERI ORIENTASI TENAGA AHLI DPR RI APRIL

Urgensi Menata Ulang Kelembagaan Negara. Maryam Nur Hidayat i-p enelit i P usat St udi Fakult as Hukum UI I

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

RINGKASAN PUTUSAN. 2. Materi pasal yang diuji: a. Nomor 51/PUU-VI/2008: Pasal 9

Hubungan Antar Lembaga Negara IRFAN SETIAWAN, S.IP, M.SI

Tanggal 26 Januari Disampaikan oleh: H. Firman Subagyo, SE.,MH. Wakil Ketua Badan Legislasi, A.273

PROGRAM JIMLY SCHOOL OF LAW AND GOVERNMENT SEPTEMBER - NOVEMBER 2014

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

Bagaimana Undang-Undang Dibuat

FUNGSI LEGISLASI DPD-RI BERDASARKAN PASAL 22D UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

RUU KEAMANAN NASIONAL (RUU KAMNAS)

BAB V PENUTUP. penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

PENGHARMONISASIAN, PEMBULATAN, DAN PEMANTAPAN KONSEPSI ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG LARANGAN PRAKTIK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

SELAMATKAN UANG RAKYAT! MK HARUS PATAHKAN REGULASI KORUPTIF KOALISI PENYELAMATAN UANG RAKYAT

METODE REGULATORY IMPACT ASSESSMENT (RIA) UNTUK IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

proses perjalanan sejarah arah pembangunan demokrasi apakah penyelenggaranya berjalan sesuai dengan kehendak rakyat, atau tidak

MATRIKS PERUBAHAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

LAPORAN AKHIR PROGRAM QUICK WINS PUSAT PERANCANGAN UNDANG-UNDANG BADAN KEAHLIAN DPR RI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

UU JABATAN HAKIM; 70 TAHUN HUTANG KONSTITUSI

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 36/PUU-XV/2017

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

2016, No Nomor 826, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234) 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (

PROGRAM LEGISLASI NASIONAL TAHUN

(1) dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan atau KA ANDAL, (3) dokumen RKL dan RPL, di sisi lain terdapat dokumen

Catatan Terhadap Peraturan DPR tentang Keterbukaan Informasi Publik di DPR RI Oleh: Ronald Rofiandri *

RechtsVinding Online. Naskah diterima: 17 Februari 2016; disetujui: 25 Februari 2016

BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM

MEMAHAMI UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN. OLEH : SRI HARININGSIH, SH.,MH

Brief RUU Minyak Bumi dan Gas Bumi versi Masyarakat Sipil

2016, No Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga P

Yth.: 1. Pimpinan Tinggi Madya; dan 2. Pimpinan Tinggi Pratama.

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup masyarakat Indonesia sejak dahulu hingga sekarang. banyaknya persoalan-persoalan yang mempengaruhinya. Salah satu persoalan

Bahan Analisis. RUU tentang Perubahan atas UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan. Supporting System A-194

PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Selasa, 17 November 2009 HUBUNGAN NEGARA HUKUM DAN DEMOKRASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat UU. Sehubungan dengan judicial review, Maruarar Siahaan (2011:

Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Perkembangan Pasca UU MD3/2014. Herlambang P. Wiratraman Unair

PUSANEV_BPHN KEBIJAKAN ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

POKOK-POKOK PIKIRAN YANG MENDASARI ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN *

PUTUSAN MK NO. 54/PUU-XIV/2016 DAN IMPLIKASI DI DALAM PILKADA Oleh Achmadudin Rajab* Naskah Diterima: 24 Juni 2017, Disetujui: 11 Juli 2017

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARAN RAKYAT,


BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari. nasional, sebagai upaya terus menerus ke arah perubahan yang lebih baik guna

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengantar

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 57/PUU-XV/2017

Transkripsi:

Catatan tentang Omnibus Law / UU Sapu Jagat Bivitri Susanti bivitri.susanti@jentera.ac.id 10 Februari 2020

Alur Pembahasan Tentang Metode Omnibus atau UU Sapu Jagat Kritik pada Proses Sentralisasi melalui RUU Cipta Kerja Kritik pada Subtansi secara umum

Ilustrasi: Alamy.com/george-shillibeers-first-omnibus Apa Omnibus Law? Omnibus = semua atau untuk semua Omnibus Law bisa diartikan: UU Sapu Jagat Omnibus Law belum pernah diterapkan di Indonesia tetapi sudah banyak dipraktikkan di negara-negara lain, dengan derajat keberhasilan yang berbeda-beda. Misalnya di Amerika Serikat (AS), Kanada, dan Australia. Di negara-negara common law, dibuat agar segera ada pengaturan untuk banyak isu, karena pendekatan common law banyak mengandalkan judge-made law dan regulasi teknis.

Omnibus adalah metode penyusunan Omnibus adalah metode untuk memuat banyak isu dalam 1 UU. Ada beberapa judul yang disiapkan pemerintah. Dalam Prioritas Tahunan 2020: 1. RUU ttg Kefarmasian. Disiapkan oleh DPR. Di daftar no. 29 2. RUU Cipta Lapangan Kerja. Di daftar no. 40. Disiapkan pemerintah 3. RUU ttg Ketentuan dan Fasilitas Perpajakan untuk Penguatan Perekonomian. Di daftar no. 41. Disiapkan pemerintah 4. RUU ttg Ibu Kota Negara. Di daftar No. 46. Disiapkan pemerintah Catatan: nomor dalam daftar bukan urutan pembahasan, dikutip untuk memudahkan mencari dalam daftar.

(+) Aspek Positif Omnibus Law baik untuk secara cepat merapikan dan mengharmonisasikan pengaturanpengaturan yang tumpang tindih, bahkan bertabrakan satu sama lain tentang satu topik yang diatur dalam UU atau peraturan yang berbeda. Positif bagi pemerintah dan stakeholders yang membutuhkan perubahan dalam waktu cepat.

(-) Aspek Negatif Karena memuat banyak hal, besar potensinya penyusun dan pembahas luput melihat dampak atau implikasi UU dalam praktik. Untuk itu, harus ada semacam analisis dampak (regulatory impact assessment) dan cost and benefit analysis.

Tantangan Omnibus Law 1. Secara teknis, karena ini pendekatan baru dalam pembahasan undang-undang, maka bisa jadi DPR maupun pemerintah belum memiliki metode penyusunan maupun pembahasan yang tepat agar UU ini bisa efektif. 2. Omnibus Law yang menyasar banyak isu akan berpotensi menyebabkan luputnya hal-hal yang sifatnya sangat rinci/ detail. Potensi masalah ini antara lain dalam hal potensi tumpang tindih dan dampaknya pada hal-hal yang sulit diukur dalam teks, misalnya dampak pada lingkungan, hak asasi manusia, serta potensi penyalahgunaan prosedur untuk tujuan korupsi. 3. Secara politik, model politik transaksional (barter antara satu isu dengan isu lainnya atau satu UU dengan UU lainnya) yang kerap diterapkan dalam pembahasan UU oleh DPR dan pemerintah, akan menciptakan situasi politik yang hiruk pikuk dan lama dari segi waktu. Padahal pemerintah ingin cepat.

Kritik pada Proses

Penyusunan tidak partisipatif dan cenderung berbasis kepentingan ekonomi Jangka Pendek Kepmenko NOMOR 378/2019 tentang Satuan Tugas Bersama Pemerintah dan Kadin untuk Konsultasi Publik Omnibus Law

Penyusunan Terburu-Buru dan Tidak Transparan Minim partisipasi stakeholders, hanya satu kalangan pemangku kepentingan, yaitu pengusaha. Tidak transparan. Beredar RUU versi 25 Nov 2019, tetapi kemudian dibantah keras. Masukan diminta diberikan saat di DPR, padahal ada pengalaman buruk dengan revisi UU KPK 13 hari.

DPR periode 2014-2019 hanya mengesahkan 84 Rancangan Undang-Undang (RUU) dengan komposisi 49 kumulatif terbuka dan 35 program legislasi nasional (Prolegnas). Periode 2009-2014, DPR mengesahkan 125 RUU dengan komposisi 56 RUU kumulatif terbuka dan 69 RUU dalam Prolegnas. Ada empat RUU tambahan Prolegnas yang tidak terencana serta dikebut pada penghujung masa jabatan DPR, seperti revisi ketiga Undang-Undang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU MD3), revisi UU Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan revisi UU Perkawinan.

Kritik pada Substansi Secara Umum

Materi berikut, karena dimaksudkan untuk menjelaskan posisi dan cara pandangan pemerintah, sengaja saya ambil langsung (copy dan paste) dari bahan ini

UU Sapu Jagat adalah Jalan Pintas untuk Kemudahan Berusaha Pada awalnya adalah Omnibus Law Ekosistem Investasi (Kemudahan Berusaha). Lihat konsep sejak awal Oktober sampai sekarang. Setelah melalui pembahasan, judul ini dianggap tidak strategis. Jadi tujuan akhirnya yang dijadikan judul, yaitu penciptaan lapangan kerja. Karena itu banyak mengubah aturan main. Mis. mengubah konsepsi kegiatan usaha dari berbasis izin (license approach) menjadi penerapan standar dan berbasis risiko (Risk Based Approach/ RBA), seperti untuk AMDAL. Mengubah aturan perburuhan. Jad, memang memudahkan pelaku usaha, namun menyusahkan masyarakat biasa (pekerja), tidak ramah lingkungan. Bahkan melanggar Putusan MK. Berpotensi hanya kenaikan ekonomi yang tidak berkelanjutan, dengan fondasi yang rapuh.

Masalah Fundamental UU Cipta Kerja Ada asumsi pertumbuhan ekonomi akan bisa dicapai dengan instan melalui UU ini. Logikanya: investasi marak membuka lapangan kerja menaikkan daya beli pertumbuhan ekonomi. Adakah evidence-nya yang berupa cost and benefit analysis dan regulatory impact assessment? Ada asumsi bahwa hambatan investasi karena perizinan, tidak ada urusannya dengan korupsi. Adakah evidence-nya?

Sentralisasi melalui RUU Cipta Kerja

Ditariknya kembali Otonomi Daerah Sejak amandemen Pasal 18 pada tahun 2000, daerah telah mempunyai otonomi yang luas. Terakhir dengan UU 23/2014 (telah diubah), ada konsep NSPK. Melanggar Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 56/PUU-XIV/2016 dan Nomor 137/PUU-XIII/2015: Peraturan Daerah tidak dapat dibatalkan oleh pemerintah pusat. Banyak kewenangan yang diberikan kepada presiden langsung, baru kemudian didelegasikan kepada Menteri. Menunjukkan kecenderungan setralisasi.

Agar tercipta sinergi antara Pemerintah Pusat dan Daerah, kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian berkewajiban membuat norma, standar, prosedur, dan kriteria (NSPK) untuk dijadikan pedoman bagi Daerah dalam menyelenggarakan Urusan Pemerintahan yang diserahkan ke Daerah dan menjadi pedoman bagi kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian untuk melakukan pembinaan dan pengawasan. (Penjelasan UU 23/2014)

Bahaya kekuasaan tersentralisasi Berpotensi memunculkan kelompok-kelompok kepentingan tertentu di seputar pengambil keputusan (yang sudah terkumpul di satu orang atau kelompok kecil). Muncul ekslusivitas. Berpotensi besar untuk luput melihat konteks lokal.

Kesimpulan Dengan substansi dan pendekatan pembahasan seperti ini, RUU ini tidak layak didukung, karena, meskipun tujuan dari UU Cipta Kerja bisa dibenarkan, RUU ini bermasalah dari segi materi muatan dan dan proses. Prosesnya terlalu terburu-buru, tidak transparan, tidak partisipatif, dan lebih menggambarkan kepentingan pelaku usaha daripada pihak-pihak yang terkena dampak. Materi muatan didasarkan pada asumsi yang belum diperlihatkan evidence-nya sehingga sangat berpotensi menimbulkan banyak masalah dalam praktik. Karena keinginan besar untuk mempermudah usaha, banyak dilakukan sentralisasi, yang berpotensi meminggirkan demokrasi.