BAB I PENDAHULUAN. diatas kapal bekerja dengan sebaik baiknya, menciptakan lingkungan kerja

dokumen-dokumen yang mirip
1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan dunia yang menuntut kemajuan IPTEK

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

DESAIN AKSES OPTIMUM DAN SISTEM EVAKUASI SAAT KONDISI DARURAT PADA KM. SINAR BINTAN. Disusun Oleh: Nuke Maya Ardiana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1 A. LATAR BELAKANG.

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. yang mengalami kecelakaan di perairan Indonesia koordinasi terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041);

HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA PETERNAK AYAM RAS DI KECAMATAN TILATANG KAMANG KABUPATEN AGAM TAHUN 2011 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. bergeloranya pembangunan, penggunaan teknologi lebih banyak diterapkan

BABl PENDAHULUAN. Keselamatan pelayaran merupakan hal yang sangat penting dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan nasional, titik berat pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kekayaan yang luar biasa bagi bangsa Indonesia. 1

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. industri penyedia jasa angkutan laut seperti pelayaran kapal laut. (1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan di bidang industri menuntut perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan berarti memberi. kesempatan kepada karyawan dalam memenuhi kelangsungan hidupnya

namun metode ini hanya dapat membekali operator kapal yang merupakan subyek langsung dari kecelakaan kapal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat (unsafe act), dan hanya

dimilikinya. Dalam hal ini sangat dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan skill yang handal serta produktif untuk membantu menunjang bisnis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Analisis Prioritas Kecelakaan Kerja dengan Metode Failure Mode and Effect Analysis di PT. PAL Indonesia (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari

BAB II PEMUTAKHIRAN PETA LAUT

RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT PENETAPAN KRITERIA PEMERIKSA DAN PENGUJI KESELAMATAN DAN KEAMANAN KAPAL

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah

2013, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.18 TAHUN 2011 TENTANG STANDARDISASI PENGAWAKAN SARANA SAR DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menggambarkan budaya bangsa. Kalau buruk cara kita berlalu lintas maka

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek penting sasaran keselamatan kerja, mengingat resiko bahaya adalah penerapan teknologi yang lebih maju dan mutahir.

Evaluasi Kesesuaian Life-Saving Appliances (LSA) dan Pembuatan Simulasi Sistem Evakuasi Pada Kapal Perintis 1200 GT Menggunakan Software Pathfinder

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat

BAB 1 : PENDAHULUAN. pertumbuhan industry dan perdagangan serta merupakan segmen usaha yang dapat


BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat

PROGRAM STUDI NAUTIKA

BAB 1 PENDAHULUAN. K3 menjadi salah satu bagian penting dalam dunia pekerjaan dewasa ini.

PENDAHULUAN. Apabila sumber daya manusia dikelola dengan baik dan benar maka akan bernilai

BAB I PENDAHULUAN. orang meninggal dunia setiap tahun nya dan lebih dari 50 jt jiwa mengalami luka luka

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber:

No Undang Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran, Pasal 369 Undang- Undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan, dan Undang- Undang Nomor 22

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan adanya globalisasi disegala bidang maka perindustrian di

BAB 1 PENDAHULUAN. ILO menghasilkan kesimpulan, setiap hari rata-rata orang meninggal, setara

BAB II JENIS-JENIS KEADAAN DARURAT

BAB 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pesat dunia industri konstruksi bangunan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dimanapun selalu ada risiko terkena penyakit akibat kerja, baik didarat, laut,

BAB I PENDAHULUAN. pasar lokal, nasional, regional maupun internasional, dilakukan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN I-1

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan teknologi dalam berbagai bidang kehidupan yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi suatu produk cepat menjadi ketinggalan zaman, pasar global tidak

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proyek konstruksi merupakan salah satu sektor industri yang memiliki risiko

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

I. PENDAHULUAN. amanat Undang-Undang No.17 Tahun 2008 menjadi suatu yang sangat strategis

MENGAMATI KESELAMATAN PENUMPANG ANGKUTAN SUNGAI DAN DANAU

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan dan keselamatan kerja masih merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. tentang ketenaga kerjaan yakni penyegelan asset perusahaan jika melanggar

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

[Standar Pelayanan Minimum KM. Andalus] 1

Perancangan Fire Control and Safety Plan pada Kapal Konversi LCT menjadi Kapal Small Tanker

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan industri besar dan sedang di Jawa Tengah pada tahun 2008

BAB VIII PENGAWAKAN. Pasal 144. Pasal 145

1. PENDAHULUAN. meningkat pula frekuensi lalu lintas transportasi laut yang mengangkut manusia

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN KLAIM DALAM ASURANSI JIWA PADA PT. ASURANSI WANA ARTHA LIFE SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan yang luas maka modal transportasi udara

2015, No lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Sekretaris Jenderal atas nama Menteri Keuangan melalui Surat Nomor: S

BAB I PENDAHULUAN. Bajo, kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur. Perkembangan yang. sektor, salah satunya yang sangat pesat ialah pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia secara umum diperkirakan termasuk rendah, padahal tenaga kerja adalah

PUTUSAN NOMOR HK.2010/18a/VII/MP.14 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

BAB III TINJAUAN UMUM UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PELAYARAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

ISPS CODE Seri: Manajemen Pelabuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

TANGGUNG JAWAB HUKUM PT ASURANSI JASA INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN KLAIM ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG DI LAUT

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

POLITEKNIK ILMU PELAYARAN (PIP) DI SURABAYA

BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI PESISIR SELATAN NOMOR 60 TAHUN 2015 TENTANG

7 SOLUSI KEBIJAKAN YANG DITERAPKAN PEMERINTAH TERKAIT SISTEM BAGI HASIL NELAYAN DAN PELELANGAN

BAB I PENDAHULUAN. yang bekerja mengalami peningkatan sebanyak 5,4 juta orang dibanding keadaan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENGESAHAN MARITIME LABOUR CONVENTION, 2006 (KONVENSI KETENAGAKERJAAN MARITIM, 2006)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. keahlian dan keterampilan yang mereka miliki dalam dunia kerja dengan

I. PENDAHULUAN. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara yang luas yang terdiri dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan selalu menuntut agar pegawainya yang berada diatas kapal bekerja dengan sebaik baiknya, menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehingga mereka mampu bekerja secara optimal dan memperhatikan keselamatan kerja mereka. Keselamatan ini meliputi diri sendiri, orang lain dan lingkungan dimana dia bekerja. Untuk hal ini, instansi terkait juga harus berperan dalam mengoptimalkan keselamatan dalam bekerja. Keselamatan kerja merupakan suatu usaha atau kegiatan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, mencegah semua bentuk kecelakaan. Dengan sikap yang hati hati dan tidak ceroboh dalam bertindak akan membuat pihak lain tidak mengalami kekhawatiran. Banyak kru kapal yang bekerja hanya sekedar memenuhi kewajiban sesuai tanggung jawabnya, tanpa memiliki kepedulian terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungannya. Ada yang mementingkan diri sendiri tanpa memperhatikan keselamatan jiwa dan lingkungan sekitarnya. Kepedulian dan kesadaran dari masing-masing individu sangat dibutuhkan dalam manajemen keselamatan di atas kapal. Tidak jarang suatu pekerjaan baik di darat maupun di kapal serta apapun bentuknya, karena kurang memperhatikan keselamatan sehingga 1

2 menimbulkan korban. Akhirnya kemajuan yang dicapai menjadi kurang berarti dan malah membahayakan jiwa pekerjanya. Kecelakaan yang terjadi dikapal selain menjadi hambatan-hambatan langsung juga merupakan kerugian kerugian tidak langsung, yakni kerusakan mesin dan peralatan kerja, terhentinya pekerjaan dan proses kerja untuk beberapa saat, kerusakan pada lingkungan kerja dan sebagainya. Dari hasil analisa kecelakaan memperlihatkan bahwa untuk setiap kecelakaan ada faktor penyebabnya. Sebab sebabnya tersebut bersumber pada alat alat mekanik dan lingkungan serta kepada manusianya sendiri. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan, penyebab penyebab ini harus dihilangkan. Pemerintah serta organisasi seperti International Maritim Organitaton (IMO), ikut memberikan tekanan terhadap perusahaan perusahaan pelayaran untuk lebih memperhatikan segi keselamatan dari pada awak kapalnya. Karena International Maritime Organitation (IMO) memiliki slogan Safe,Secure,Efficient Shiping On Clean Ocean. Yang berarti dalam pelayaran harus memperhatikan keselamatan,keamanan,efisiensi dan lingkungan alam laut yang bersih. Peraturan peraturan yang terkait dengan keselamatan kerja di kapal adalah: 1. International Safety Management Code (ISM CODE), tentang manajemen keselamatan di kapal. 2. Safety Of Life At Sea 1974 (SOLAS), tentang keselamatan hidup di laut.

3 Peraturan-peraturan ini secara global bertujuan untuk mencegah atau mengurangi kecelakaan dan akibatnya, serta menjamin keselamatan kerja bagi kru kapal. Berdasarkan pengalaman selama praktek berlayar (Prala) dari 03 Agustus 2015 sampai 07 Agustus 2016 dikapal MV. ULTRA ALPHA, dan berbagai masalah yang dihadapi maka penulis mengambil judul skripsi berkaitan dengan pelaksanaan tool box meeting. Pelaksanaan tool box meeting di kapal sangat penting karena bertujuan menunjang kinerja kru kapal dan meningkatkan keselamatan kerja di kapal. Didalam pengoperasian kapal ditemukan banyak sekali pekerjaan pekerjaan baik yang ringan maupun berat yang beresiko terhadap keselamatan kru kapal. Dengan mengungkapkan faktor faktor yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan pada kru kapal sewaktu bekerja dan akibat akibat yang timbul karena kecelakaan tersebut, maka tool box meeting menjadi salah satu upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan keselamatan kerja bagi kru kapal itu sendiri. Insiden atau kecelakaan pada kru sewaktu bekerja baik di deck maupun di kamar mesin, seperti tertimpa benda jatuh, terjepit oleh benda, terjatuh, terkena arus listrik dan sebagainya yang disebabkan kurang memperhatikan dan mengutamakan keselamatan saat bekerja. Kecelakaan kecelakaan tersebut dapat menyebabkan kerugian bagi semua pihak mulai dari kru kapal itu sendiri sampai pada tingkat perusahaan. Kerugian itu berupa penderitaan dan kerugian yang bersifat ekonomis, dalam bentuk luka

4 atau memar pada anggota tubuh, cacat terhentinya pekerjaan untuk beberapa saat, kerusakan pada alat kerja dan sebagainya. Pengarahan terhadap kru kapal mengenai keselamatan harus dilaksanakan terus menerus. Dengan tingkat keselamatan kerja yang tinggi akan memberikan ketenangan dan semangat kerja yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan produksi dan produktifitas serta memberikan iklim yang baik dalam memajukan sektor maritim. Dari alasan alasan yang telah dikemukakan diatas maka penulis menyusun skripsi dengan judul Optimalisasi Pelaksanaan Tool Box Meeting Terhadap Keselamatan Kerja Kru Kapal di MV. Ultra Alpha". B. Perumusan Masalah Perumusan masalah di kapal MV. Ultra Alpha adalah hal hal yang berkaitan dengan tool box meeting, penerapan serta pengaruhnya terhadap keselamatan kerja di atas kapal yang akan penulis uraikan pada skripsi ini, antara lain : 1. Apa yang dilakukan dalam Tool Box Meeting (TBM) untuk meningkatkan keselamatan kerja? 2. Apa tujuan diterapkan Tool Box Meeting (TBM) di MV. Ultra Alpha? 3. Bagaimana pengaruh Tool Box Meeting (TBM) terhadap keselamatan kerja kru kapal di MV. Ultra Alpha?

5 C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui hal-hal dalam tool box meeting yang dapat meningkatkan keselamatan kerja. 2. Untuk mengetahui tujuan diterapkan tool box meeting. 3. Untuk mengetahui pengaruh tool box meeting terhadap keselamatan kerja kru kapal. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut 1. Manfaat Secara Teoritis a. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan cara menerapkan dan mengoptimalkan tool box meeting didalam dunia kerja dan memecahkan permasalahan dengan ilmu yang sudah didapat. b. Dapat menganalisa suatu permasalahan dengan lebih kritis dan dapat berfikir cerdas dalam menanggapi suatu permasalahan kerja di atas kapal. 2. Manfaat Secara Praktis a. Bagi Taruna Sebagai manfaat praktis untuk pengetahuan sebelum melakukan praktek laut, sehingga dapat menambah wawasan pembaca tentang hal-hal yang berkaitan dengan keselamatan kerja di kapal.

6 b. Bagi Pihak Kru Sebagai bahan masukan kepada pihak-pihak terkait di atas kapal seperti Mualim, masinis, bosun, mandor, oiler, juru mudi, dan kadet tentang bagaiamana mengoptimalkan tool box meeting terhadap keselamatan di kapal. c. Bagi Perusahaan- Perusahaan Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan yang nantinya dapat bermanfaat untuk membantu para kru kapal apabila mendapatkan kesulitan dengan permasalahan yang sama. Dan dapat menjadi salah satu acuan bagi para perwira yang akan naik kapal, untuk meningkatkan keselamatan kerja di kapal. E. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pembaca dalam mengikuti alur rincian seluruh uraian dan pembahasan yang terdapat dalam skripsi yang berjudul Optimalisasi Pelaksanaan Tool Box Meeting Terhadap Keselamatan Kerja Kru Kapal di MV. Ultra Alpha" ini maka sistematika penulisan dalam skripsi ini dibagi dalam 5 (lima) bab, dimana dari semua bab-bab yang ada tersebut saling berkaitan yang terinci sebagai berikut : BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

7 B. Perumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Sistematika Penulisan BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka B. Kerangka Pikir Penelitian BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian B. Metode Penelitian C. Sumber Data D. Metode Pengumpulan Data E. Analisa Data BAB IV. ANALISA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian B. Analisa Hasil Penelitian C. Pembahasan Masalah

8 BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP