BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR ISSN : (PRINT) ; (ON LINE) Volume 5 (1) : 40-46, Januari Juni 2020

dokumen-dokumen yang mirip
KUALITAS PERAIRAN SUNGAI KUNDUR BERDASARKAN MAKROZOOBENTOS MELALUI PENDEKATAN BIOTIC INDEX DAN BIOTILIK

I. PENDAHULUAN. memiliki keanekaragaman spesies tertinggi di dunia, jumlahnya lebih dari

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Keanekaragaman Jenis imago capung di Telaga Madirda (TM) lebih

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sungai Bedagai merupakan sumberdaya alam yang dimiliki oleh Pemerintah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sungai Bone mempunyai panjang 119,13 Km 2 yang melintasi wilayah

Struktur Komunitas Capung di Kawasan Wisata Curug Lawe Benowo Ungaran Barat

MAKROINVERTEBRATA SEBAGAI BIOINDIKATOR PENGAMATAN KUALITAS AIR

KEANEKARAGAMAN JENIS DAN DISTRIBUSI CAPUNG (ODONATA) DIKAWASAN KARS GUNUNG SEWU KECAMATAN PRACIMANTORO, KABUPATEN WONOGIRI, JAWA TENGAH SKRIPSI

STUDI KUALITAS AIR SUNGAI BONE DENGAN METODE BIOMONITORING (Suatu Penelitian Deskriptif yang Dilakukan di Sungai Bone)

BAB I PENDAHULUAN. Pada era industrialisasi, semakin banyak orang yang menikmati waktu

HEWAN BENTOS SEBAGAI INDIKATOR EKOLOGI DI SUNGAI CIKAPUNDUNG, BANDUNG

STUDI KEANEKARAGAMAN CAPUNG (ODONATA) SEBAGAI BIOINDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI BRANTAS BATU-MALANG DAN SUMBER BELAJAR BIOLOGI

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi

POSTER KERAGAMAN JENIS MAKROZOOBENTOS DI PERAIRAN SUNGAI OGAN, SUMATERA SELATAN 1 Marson 2

BIRD PREFERENCE HABITATS AROUND SERAYU DAM BANYUMAS CENTRAL JAVA

KOMPOSISI INSEKTA DI BATANG KURANJI KOTA PADANG SUMATERA BARAT ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Habitat air tawar dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu perairan

STUDI PENDUGAAN STATUS PECEMARAN AIR DENGAN PLANKTON DI PANTAI KABUPATEN BANYUWANGI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. akan mengakibatkan terjadinya perubahan faktor fisika, kimia, dan biologi di

STUDI KEANEKARAGAMAN CAPUNG (ODONATA) SEBAGAI BIOINDIKATOR KUALITAS AIR SUNGAI BRANTAS BATU-MALANG DAN SUMBER BELAJAR BIOLOGI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. memiliki jumlah pulau yang sangat banyak. Secara astronomis, Indonesia terletak

MAKROZOOBENTOS SEBAGAI BIOINDIKATOR UNTUK MENGEVALUASI KUALITAS AIR IRIGASI PERTANIAN DI KECAMATAN SUKOREJO KABUPATEN PASURUAN SKRIPSI

JENIS-JENIS POHON DI SEKITAR MATA AIR DATARAN TINGGI DAN RENDAH (Studi Kasus Kabupaten Malang)

KEANEKARAGAMAN DAN AKTIVITAS CAPUNG (ORDO : ODONATA) DI KEBUN RAYA BOGOR SITI NURUL INDAH HIDAYAH

Lampiran 1 : Peta kawasan kars Pracimantoro (sumber : Pemerintah Kab. Wonogiri)

BIOMONITORING Introduksi

KELIMPAHAN MAKROZOOBENTOS DI PERAIRAN SITU PAMULANG

Udayana, Denpasar. Alamat (Diterima Juli 2017 /Disetujui September 2017) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

BAB I PENDAHULUAN. yang benar, baik kualitas maupun kuantitasnya. Air dipergunakan oleh manusia

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. telah terjadi perubahan-perubahan dalam tatanan lingkungan sehingga tidak sama lagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sungai merupakan salah satu sumber air utama bagi masyarakat luas baik

3. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang

KATA PENGANTAR. 1. Bapak Dr. Anthony Agustien selaku Ketua Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univeritas Andalas.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. Aliran sungai dari sumber Kuluhan banyak dimanfaatkan oleh sebagian besar warga

2.2. Parameter Fisika dan Kimia Tempat Hidup Kualitas air terdiri dari keseluruhan faktor fisika, kimia, dan biologi yang mempengaruhi pemanfaatan

sedangkan sisanya berupa massa air daratan ( air payau dan air tawar ). sehingga sinar matahari dapat menembus kedalam air.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Perubahan Struktur Komunitas Makroinvertebrata Bentos Akibat Aktivitas Manusia di Saluran Mata Air Sumber Awan Kecamatan Singosari Kabupaten Malang

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan makhluk hidup lainnya. Data dari BPS tahun 2007 menunjukkan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April 2014 di Desa Kibang Pacing. Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang.

JURNAL KEANEKARAGAMAN MIKROALGA DI WADUK WONOREJO KECAMATAN PAGERWOJO KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai potensi besar dalam

KEANEKARGAMAN KUPU-KUPU DIURNAL (SUB ORDO: RHOPALOCERA) DI KOMPLEK GUNUNG BROMO KPH SURAKARTA KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2013

STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR

KEANEKARAGAMAN JENIS SERANGGA AIR DI SUNGAI SAMIN KABUPATEN KARANGANYAR DAN SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH. Skripsi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2015 di Repong Damar Pekon

SKRIPSI. Oleh DAYU DITA SETIAWAN NIM

PENENTUAN KONDUKTIVITAS LISTRIK DAN KAJIAN KUALITAS AIR SUNGAI SIAK MENGGUNAKAN METODE JEMBATAN WHEATSTONE

KAJIAN MUTU AIR MENGGUNAKAN PROYEKSI VARIASI DEBIT PADA SUNGAI PELUS DENGAN METODE INDEKS PENCEMARAN (IP)

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik

HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Pengamatan

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan komponen lingkungan yang sangat penting bagi. kehidupan. Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi,

KUALITAS AIR SUNGAI DI KAWASAN WISATA AIR TERJUN IRONGGOLO KEDIRI JAWA TIMUR DENGAN KERAGAMAN MAKROZOOBENTOS SEBAGAI BIOINDIKATOR SKRIPSI

Keanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak

I. PENDAHULUAN. limbah dari pertanian dan industri, serta deforestasi ilegal logging (Nordhaus et al.,

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kondisi tersebut. Penurunan kualitas air sungai dapat disebabkan oleh masuknya

KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTHOS DI BAGIAN HULU SUNGAI HORAS KECAMATAN HATONDUHAN KABUPATEN SIMALUNGUN SUMATERA UTARA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Plankton merupakan organisme renik yang hidup melayang-layang di air dan

PENDAHULUAN. seperti analisis fisika dan kimia air serta biologi. Analisis fisika dan kimia air

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Perairan merupakan perpaduan antara komponen fisika, kimia dan biologi

BAB I PENDAHULUAN. lainnnya yang tersebar luas dari Sabang sampai Merauke. Menurut Ummi (2007)

BAB I PENDAHULUAN. komponen penting bagi semua bentuk kehidupan di bumi. Pengaturan air yang

BAB III METODE PENELITIAN. Telaga Bromo terletak di perbatasan antara desa Kepek kecamatan

JENIS-JENIS CAPUNG (Odonata: Anisoptera) DI DESA SEI DUA INDAH KECAMATAN RAMBAH HILIRKABUPATEN ROKAN HULU. Universitas Pasir Pengaraian ABSTRAK

PENDAHULUAN. daerah disekitarnya, sehingga kondisi suatu sungai sangat dipengaruhi oleh

KERAGAMAN JENIS ZOOPLANKTON DI PERAIRAN WADUK MULUR KABUPATEN SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH

TINJAUAN PUSTAKA. Capung

Water Quality Black Water River Pekanbaru in terms of Physics-Chemistry and Phytoplankton Communities.

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB II KUALITAS PERAIRAN DAN INDEKS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGUKURAN TINGKAT PENCEMARAN SUMBER MATA AIR YANG TERDAPAT DI KOTA KEDIRI MENGGUNAKAN PARAMETER ORGANISME MAKROZOOBENTOS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kehidupan bergantung kepada air dalam berbagai bentuk. Air merupakan

III. METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. stabil terhadap morfologi (fenotip) organisme. Dan faktor luar (faktor yang

KELIMPAHAN MAKROZOOBENTHOS DI PERAIRAN SITU PAMULANG EDWARD ALFIN FTMIPA UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI. Abstrak.

I. PENDAHULUAN. Sungai merupakan suatu badan perairan tawar yang memiliki karakter air mengalir yang

IDENTIFIKASI KUALITAS PERAIRAN DI SUNGAI KAHAYAN DARI KEBERADAAN SISTEM KERAMBA STUDI KASUS SUNGAI KAHAYAN KECAMATAN PAHANDUT KALIMANTAN TENGAH

banyaknya zat anorganik di perairan. Kecepatan pertumbuhan populasi enceng gondok dan ganggang hijau ini dapat mengganggu biota perairan yang lain

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan April 2014.

TINJAUAN PUSTAKA. ordoodonata, danmemiliki 2 sub ordoyakni sub ordoanisoptera (dragonflies)

PERUBAHAN LINGKUNGAN PERAIRAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP BIOTA AKUATIK* PENDAHULUAN

KEANEKARAGAMAN CAPUNG DI JOGJA ADVENTURE ZONE SEBAGAI BAHAN PENYUSUNAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BAGI SISWA KELAS X SMA

ANALISIS KUALITAS AIR DAN KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTOS DI SUNGAI SAMIN KABUPATEN KARANGANYAR. Skripsi

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Ekosistem air tawar merupakan ekosistem dengan habitatnya yang sering digenangi

Diah Ari Dwitawati, Biomonitoring kualitas air...

KARAKTERISTIK FISIKA-KIMIA PERAIRAN DAN STRUKTUR KOMUNITAS MOLUSKA (BIVALVIA DAN GASTROPODA) DI PANTAI CERMIN SUMATERA UTARA SKRIPSI

Inventarisasi Serangga Pada Pohon Tembesu (Fragraea fragrans Roxb) INVENTARISASI SERANGGA PADA POHON TEMBESU (Fragraea fragrans Roxb)

KEPADATAN NIMFA CAPUNG (ODONATA) PADA PERTANAMAN PADI SAWAH DI KANAGARIAN AIR BANGIS KECAMATAN SUNGAI BEREMAS KABUPATEN PASAMAN BARAT

Keragaman jenis capung dan capung jarum (Odonata) di beberapa sumber air di Magetan, Jawa Timur

ANALISA KEKERUHAN DAN KANDUNGAN SEDIMEN DAN KAITANNYA DENGAN KONDISI DAS SUNGAI KRUENG ACEH

III. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR ISSN : 2528-7168 (PRINT) ; 2548 6659 (ON LINE) Volume 5 (1) : 40-46, Januari Juni 2020 KAJIAN KUALITAS AIR PADA SUNGAI-SUNGAI DI KECAMATAN PASRUJAMBE KABUPATEN LUMAJANG MENGGUNAKAN INDIKATOR BIOLOGI BERUPA KERAGAMAN ODONATA RIVERS WATER QUALITY EVALUATION AT PASRUJAMBE SUB DISTRICT LUMAJANG DISTRICT USING BIOLOGICAL IINDICATOR AS ODONATA DIVERSITY Muhammad Muhibbuddin Abdillah Program Studi Biologi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Corresponding author : abdillah.kutrik@gmail.com Received 30 November 2019; Published 5 Januari 2020 Abstrak Kecamatan Pasrujambe Kabupaten Lumajang memiliki sungai-sungai kecil yang dimanfaatkan oleh manusia dalam berbagai bentuk. Beberapa aktivitas manusia seperti mandi, mencuci dan membuang limbah menimbulkan pencemaran pada air. Pencemaran air dapat dikaji secara biologi menggunakan parameter keragaman odonata. Kajian kualitas air secara biologi menggunakan parameter keragaman odonata mudah dan murah. Kajian dilakukan dengan mencatat jumlah dan jenis odonata kemudian dianalisis menggunakan indeks Keragaman Shannon Wiener dan Indeks Biotik. Hasil keragaman odonata menunjukkan adanya 9 spesies dari 5 famili. Analisis Indeks Keragaman menunjukkan bahwa ST1 memiliki keragaman tertinggi dengan tingkat pencemaran dengan kategori cukup buruk. Analisis Indeks Biotik menunjukkan bahwa ST5 memiliki tingkat pencemaran air dengan kategori sangat buruk. Kata Kunci: Kualitas Air, Keragaman Odonata, Indeks Biotik Abstract Pasrujambe Subdistrict Lumajang District has many rivers that is used by people in any needs. Some of the people activity such as taking bath, washing and dispose a waste give an pollution to a waters. Water pollution can be assessed using biology by odonata diversity parameter. Water quality assessment using odonata diversity is easy and cheap. The assessment be done with Shannon Wiener Index and Biotic Index analysis on odonata spesies population. The result of odonata diversity are 9 species from 5 family. Shannon Wiener Index analysis shows that ST1 have the highest score on diversity with major enough water pollution. Biotic Index analysis shows that ST5 have the highest score means that the water pollution categorized as very major. Keys Word : water quality, odonata diversity, Biotic indexs http://journal.unhas.ac.id/index.php/bioma 40

Pendahuluan Kabupaten Lumajang memiliki kondisi geografis yang beragam mulai dari laut hingga gunung. Secara Administratif wilayah kabupaten lumajang terdiri atas beberapa kecamatan termasuk Kecamatan Pasrujambe (LUMAJANGKAB). Kecamatan tersebut berbatasan langsung dengan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.Kecamatan Pasrujambe memiliki topografi pegunungan dengan sungai-sungai. Pemukiman berdekatan dengan sungai-sungai kecil yang berhulu di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Hulu sungai yang berada di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru mengakibatkan sungai-sungai di Kecamatan Pasrujambe memiliki kualitas air yang baik. Permasalahan timbul karena keberadaan pemukiman memiliki dampak serius terhadap sungai-sungai di Kecamatan Pasrujambe. Kondisi sungai di Kecamatan Pasrujambe memiliki peran yang beragam dalam menunjang aktivitas manusia. Beberapa badan sungai digunakan untuk mencuci pakaian, mandi, memandikan ternak, irigasi pertanian dan juga membuang limbah rumah tangga. Berbagai aktivitas manusia tersebut dapat menurunkan kualitas air karena menimbulkan pencemaran air. Pencemaran air dapat diukur menggunakan berbagai metode baik secara fisika, kimia dan biologi. Metode pengukuran kualitas air secara biologi umumnya menggunakan biota sensitif sebagai parameter dalam mengukur jumlah pencemaran. Semakin banyak spesies sensitif yang ditemukan pada suatu wilayah menunjukkan bahwa semakin sedikit pencemaran yang terjadi. Biota yang dapat digunakan dalam mengukur kualitas air sangat beragam termasuk odonata. Odonata merupakan fauna tingkat ordo di bawah Kelas Insekta yang melalui fase larva (Naiad) di air (Baskoro, et al., 2018; Setiyono, et al., 2017). Odonata dewasa (Imago) kawin kemudian meletakkan telurnya di air yang kemudian menetas menjadi naiad (Irawan & Rahadi, 2016). Odonata dapat dijumpai pada ketinggian 0 3000 mdpl tetapi sangat mudah dijumpai pada ketinggian dibawah 1000 mdpl (Whitten, et al., 1999). Imago sangat selektiv dalam meletakkan telurnya dibantu dengan organ olfaktori yang ada pada antenanya. Organ olfaktori tersebut dapat mendeteksi keberadaan senyawa kimia disekitarnya. Keberadaan bakteri air juga mampu dideteksi oleh organ tersebut sehingga beberapa spesies yang sensitiv hanya akan meletakkan telurnya pada air yang memiliki kualitas baik (Nugrahani, et al., 2014). Berdasarkan pernyataan yang disebutkan sebelumnya, kajian kualitas air pada sungai-sungai di Kecamatan Pasrujambe akan dilaksanakan menggunakan indikator Odonata. Pemilihan kajian secara biologi dipilih karena memerlukan biaya yang rendah jika dibandingkan kajian secara kimia dan fisika. Odonata dipilih sebagai indikator karena tingkat imago memiliki ukuran yang besar dan terbang. jika dibandingkan beberapa makroinvertebrata bentos lain yang identifikasinya memerlukan bantuan mikroskop odonata lebih mudah. Lokasi Penelitian Metode Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Pasujambe Kabupaten Lumajang pada beberapa sungai. Pemilihan lokasi sungai didasari oleh aktivitas manusia, kondisi vegetasi di sekitar sungai dan debit air. Secara jelas lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar 1. Pengambilan data Penelitian dilakukan pada hari Minggu tanggal 8 Juli 2018. Pengambilan data dilakukan pada jam aktif odonata (Visual Day Flying) antara pukul 08:00 11:00 WIB. Data jenis dan jumlah spesies odonata dicatat kemudian dianalisis. Jenis odonata diketahui menggunakan panduan identifikasi dari Setiyono, et al., 2017. http://journal.unhas.ac.id/index.php/bioma 41

ST6 ST1 ST2 ST5 ST3 ST4 Gambar 1. Peta Lokasi Kajian Analisis Data Data yang didapatkan kemudian dianalisis keragamannya menggunakan indeks heterogenitas Shannon-Wiener (Hill, et al., 2005). Analisis indeks keragaman dapat dilakukan menggunakan rumus berikut, H = Keterangan: H = Indeks Shannon-Wiener ni = Jumlah individu spesies (i) N = Jumlah total populasi ni N ni ln N Analisis kualitas air menggunakan dilakukan menggunakan Biotic Index(Mandaville, 2002). Perhitungan Indeks Biotik dilakukan menggunakan rumus sebagai berikut, Indeks Biotik = skor biotik individu a jumlah individu a jumlah total populasi Hasil dan Pembahasan Hasil pengamatan menunjukkan bahwa di sungai-sungai Kecamatan Pasrujambe ditemukan 9 spesies dari 5 famili. Spesies yang ditemukan beragam dari yang toleran terhadap polutan dan yang sensitif terhadap polutan. Hasil pengamatan dapat dilihat secara jelas pada Tabel 1. http://journal.unhas.ac.id/index.php/bioma 42

Tabel 1. Hasil Pengamatan Jumlah dan Jenis Odonata pada Sungai-sungai di Kecamatan Pasrujambe Kabupaten Lumajang Famili Spesies St1 St2 St3 St4 St5 St6 Euphaeaidae Euphaea variegate 5 17 3 5 4 Calopterygidae Vestalis luctuosa 14 7 1 30 Clorocyphidae Heliocypha fenestrata 4 5 1 Libellago lineate 9 1 1 Coenagrionidae Copera marginipes 5 Ishnura senegalensis 1 Pseudagrion pruinosum 11 1 Libellulidae Orthetrum Sabina 1 Pantala flavecens 30 3 TOTAL 79 29 5 36 4 6 Hasil pengamatan dianalisis menggunakan Indeks Shannon-Wiener untuk mengetahui tingkat keragamannya (Hill, et al., 2005). Tingkat keragaman suatu spesies odonata sangat dipengaruhi oleh keberadaan sumber daya makanan (mangsa) (Herlambang, et al., 2016). Daerah dengan pencemaran organik pada tingkat sedang umumnya memiliki tingkat keragaman yang sangat tinggi. Nilai pencemaran organik yang sedang akan menyediakan makanan yang baik bagi serangga air yang memangsa plankton. Keberadaan serangga air pemangsa plankton akan menunjang banyak spesies odonata karena salah satu mangsa naiad adalah serangga air lain dengan ukuran lebih kecil seperti jentik nyamuk dsb (Setiyono, et al., 2017; Qayyimah, et al., 2014). Lokasi dengan tingkat pencemaran sangat sedikit akan memiliki indeks keragaman yang sangat rendah. Sama halnya dengan lokasi dengan tingkat pencemaran ekstrem biasanya tidak ditemukan individu odonata. 1,50 1,38 Indeks Shannon-Wiener 1,00 0,50 0,96 0,95 0,94 0,56 0,87 0,00 ST1 ST2 ST3 ST4 ST5 ST6 Gambar 2. Diagram Hasil Analisis Indeks Shannon-Wiener http://journal.unhas.ac.id/index.php/bioma 43

Tabel 2. Skoring Indeks Biotik Famili Spesies Skor Biotik Euphaeaidae Euphaea variegata 6 Calopterygidae Vestalis luctuosa 5 Clorocyphidae Heliocypha fenestrata 6 Libellago lineata 7 Coenagrionidae Copera marginipes 7 Ishnura senegalensis 9 Pseudagrion pruinosum 7 Libellulidae Orthetrum sabina 9 Pantala flavecens 9 (Sumber: Abdillah, et al., 2018; Mandaville, 2002; Nugrahani, et al., 2014) Indeks Biotik 10,00 8,00 6,00 4,00 2,00 0,00 9,00 7,32 5,76 6,00 5,78 6,17 ST1 ST2 ST3 ST4 ST5 ST6 Gambar 3. Diagram Hasil Analisis Indeks Biotik Berdasarkan Mandaville 2002, skoring Indeks Biotik pada suatu daerah memiliki nilai yang berbeda dengan daerah lainnya. Pulau Jawa memiliki spesies capung sangat sensitif hingga sangat toleran dengan persebaran yang luas (Nugrahani, et al., 2014). Tabel 2. Menunjukkan skor spesies odonata sensitif yang relevan digunakan di lokasi kajian. 10,00 Grafik Indeks Shannon - Wiener dan Indeks Biotik 5,00 0,00 ST1 ST2 ST3 ST4 ST5 ST6 Indeks Shannon-Wiener Indeks Biotik Gambar 4. Grafik Hasil Analisis Indeks Shannon Wiener dan Indeks Biotik http://journal.unhas.ac.id/index.php/bioma 44

Tabel 3. Evaluasi Hasil Indeks Biotik Skor Indeks Biotik Kategori Keterangan 0,00 3,50 Sempurna Tidak ditemukan pencemaran organic 3,51 4,50 Sangat Baik Kemungkinan terdapat sedikit pencemaran organik 4,51 5,50 Baik Kemungkinan ada beberapa pencemaran organik 5,51 6,50 Cukup Ada polusi yang cukup banyak 6,51 7,50 Cukup Buruk Terdapat pencemaran organik yang cukup besar 7,51 8,50 Buruk Terdapat pencemaran yang sangat besar 8,51 10.0 Sangat Buruk Terdapat pencemaran yang sangat besar Sumber: Mandaville, 2002 Indeks Shannon Wiener terendah dan Indeks Biotik tertinggi terjadi pada ST5. Nilai keragaman yang rendah terjadi karena ST5 merupakan parit irigasi persawahan dengan sedikit sumber pakan imago. Sumber pakan imago berupa serangga lain dengan ukuran kecil sangat rendah karena adanya pengguaan insektisida pada pertanian. Rendahnya keragaman juga terjadi juga disebebkan karena habitat yang kurang mendukung berupa parit dengan Poaceae disekitarnya. Kondisi tersebut hanya memungkinkan spesies dengan kebutuhan cahaya dengan intensitas tinggi. Spesies dengan warna gelap sering ditemukan di habitat berkanopi dan spesies dengan warna terang ditemukan di habitat terbuka. Ischnura senegalensis dan Pantala flavescens yang ditemukan di lokasi ini merupakan odonata dengan kategori sangat toleran (Nugrahani, et al., 2014). Keberadaan dua spesies tersebut menggambarkan bahwa ST5 memiliki kualitas air yang rendah. Indeks biotik terendah ada pada ST2 dengan skor 5.76 dengan kategori cukup yang berarti ada polusi organik yang cukup banyak. Keadaan sungai tersebut adalah beraliran deras dengan kanopi yang rapat disekitarnya. Aktivitas manusia yang ada antara lain mandi, buang air dan mencuci. Keberadaan aktivitas manusia sedikit menimbulkan polusi sehingga populasi spesies sensitif sepertivestalis luctuosa sangat sedikit (Nugrahani, et al., 2014). Kesimpulan Keragaman odonata ditemukan 9 spesies dari 5 famili pada sungai-sungai di Kecamatan Pasrujambe. Indeks Diversitas Shannon Wiener dengan nilai tertinggi ada pada ST1 dengan kategori pencemaran air cukup buruk. Indeks Biotik dengan nilai tertinggi ada pada ST5 dengan kategori pencemaran sangat buruk. Daftar Pustaka Abdillah, M. Alifuddin, F. & Maulida A. F. N. (2018). Diversitas Odonata dan Peranannya Sebagai Indikator Air di Kawasan Wisata Air Terjun Kakek Bodo Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan. Prosiding Seminar Nasional Biologi Ke-6 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang. Baskoro, K. Irawan, F. & Kamaludin, N. 2018. Odonata Semarang Raya. Haliaster Pecinta Alam Biologi Universitas Diponegoro, Semarang. Herlambang, A. E. N., Hadi, M., & Tarwotjo, U. (2016). Struktur Komunitas Capung di Kawasan Wisata Curug Lawe Benowo Ungaran Barat. Bioma: Berkala Ilmiah Biologi. 18(2), 70-78. Hill, D. Fasham, M. Tucker, G., Shewry M. & Shaw, P. (2005). Handbook of Biodiversity Method : Survey, Evaluation Ana Monitoring. Cambridge University Press, New York. http://journal.unhas.ac.id/index.php/bioma 45

LUMAJANGKAB. KEADAAN WILAYAH KABUPATEN LUMAJANG. Diakses dari https://lumajangkab.go.id/profil/gbr_umum.php pada 29 November 2019. Mandaville, S. M. 2002. Benthic Macroinvertebrates in Freshwaters: Taxa Tolerance Values, Metrics, and Protocols (Vol. 128, p. 315). Soil & Water Conservation Society of Metro Halifax, Nova Scotia. Nugrahani, M. P., Nazar, L., Makitan, T. & Setiyono, J. 2014. Peluit Tanda Bahaya : Capung Indikator Lingkungan Panduan Penilaian Kualitas Lingkungan Melalui Capung. Indonesian Dragonflies Society, Yogyakarta. Qayyimah, F. D. Nisrina, L. Aulunia, R. Rosnaeni & Baskoro, Y. (2014) Odonata Diversity Relationship with Plant Vegetation Diversity in Paliaman Quarry Cirebon, West Java. Setiyono, J., S. Diniarsih, E. Nur Respatika & N. Setio Budi. 2017. Dragonflies of Yogyakarta. Indonesian Dragonflies Society, Yogyakarta. Whitten, T., Soeriaatmadja, R. E., Afiff, S. A., Widyantoro, A., Kartikasari, S. N., & Utami, T. B. (1999). Ekologi Jawa dan Bali. Prenhallindo, Jakarta. http://journal.unhas.ac.id/index.php/bioma 46